• Tidak ada hasil yang ditemukan

LARI JARAK - PENDEK liza

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LARI JARAK - PENDEK liza"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)

undefined

undefined

Lari jarak pendek adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan

kecepatan penuh/maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh atau sampai jarak yang

telah ditentukan. Pelarinya bisa juga disebut dengan Sprinter. Lari cepat meliputi jarak: 100

m, 200 m, 400m. Kelangsungan gerak pada sprint secara teknik sama, kalau ada perbedaan

hanyalah terletak pada penghematan penggunaan tenaga karena perbedaan jarak yang harus

ditempuh. Makin jauh jarak yang harus ditempuh makin membutuhkan daya tahan yang

besar, sehingga ada yang dinamakan “edurance”.

Nomor Lari

-. Lari jarak pendek 100, 200, 400 meter

-. Lari jaraj menengah 800, 1500 meter

-. Lari jarak jauh 5000, 10000 meter dan marathon 42,195 km

Dalam perlombaan lari, ada tiga cara start, ialah:

- Start berdiri (standing start)

- Start jongkok (crouching start)

- Start melayang (flying start) dilakukan hanya untuk pelari ke II, III dan IV dalam lari estapet

4 x 100 m.

Secara teknis penggunaan start jongkok yang digunakan sama. Yang membedakan

hanyalah pada penghematan penggunaan tenaga, karena perbedaan jarak yang harus

ditempuh. Makin jauh jarak yang harus ditempuh makin banyak tenaga yang harus

dibutuhkan.

Teknik lari jarak pendek terbagi menjadi tiga, yaitu start jongkok, gerakan lari, dan

teknik memasuki garis finish.

1). Start jongkok

Cara melakukan start jongkok adalah sebagai berikut:

• Posisi berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada sandaran blok start, lutut kaki belakang

berada sejajr dengan ujung kaki depan.

• Kedua lengan lurus sejajr dengan bahu, dan jari-jari tangnan diletakkan dibelakang garis start.

• Berat badan bertumpu di kedua tangan, sehingga sikap seimbang dapat dipertahankan sampai

ada aba-aba.

Start jongkok yang digunakan oleh pelari jarak pendek, dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

• Start jongkok pendek (bunch start): jarak kaki saat jongkok 14-28 meter

• Start jongkok menengah (medium start): jarak kaki saat jongkok 35-42 meter

• Start jongkok panjang (long start): jarak kaki saat jongkok 50-70 meter

Aba – aba start pada perlombaan lari sprint adalah sebagai berikut:

• Bersedia

Pelari menuju tempat start didepan blok start dengan melangkahkan mundur seperti

merangkak, dengan meletakkan kaki pada blok start, yang disusul kaki belakang, kedua ujung

kaki tetap menyentuh tanah, jari-jari tangan tepat di belakang garis start. Kedua lengan tetap

dalam posisi lurus dengan sidikit melebar dari bahu. Bahu sedikit condong ke depan berat

badan berada di tengah-tengah sehinggabadan dalam posisi seimbang. Punggung diangkat

sedikit agak rata,otot leher dan rahang rileks, kepala bagian belakang segaris dengan

punggung, pandangan ke bawah atau ke depan sekitar 1-2 meter dengan garis start dan

konsentarsi dengan aba-aba selanjutnya.

(2)

Hal-hal yang penting dalam sikap start:

1. Letak tangan lebih lebar sedikit dari bahu, jari-jari dan ibu jari membentuk huruf V terbalik,

bahu condong ke depan/sedikit di depan tangan, lengan lurus.

2. Kepala sedemikian rupa sehingga leher tidak tegang, mata memandang ke lintasan kira-kira

2m atau pandangan di antara kedua lengan menghadap garis star.

3. Tubuh rileks/ tidak kaku

4. Pikiran dipusatkan pada aba-aba berikutnya.

5. Jarak letak kaki terhadap garis star tergantung dari bentuk sikap yang dipegunakan:

a. Bunch Start/Start Jongkok Jarak Pendek

Letak kaki belakang terpisah kira-kira 25 – 30 cm. ujung kaki belakang ditempatkan

segaris dengan tumit kaki muka bila dalam sikap berdiri. Jarak kaki dari garis star kira-kira:

kaki depan 45 cm, kaki belakang 70 cm, tergantung dari panjang tungkai.

b. Medium start/start jongkok jarak menengah

Pada waktu sikap berlutut, letak lutut kaki belakang di samping ujung kaki depan, jarak

kaki dari garis star kira-kira kaki depan 37 cm, kaki belakng 85 cm, tergantung dari panjang

tungkai.

c. Longated start/start jongkok jarak jauh

Pada waktu sikap lutut, letak lutut kaki belakang di samping bagian belakang dari tumit

kaki depan, jarak kaki dai agis star kira-kira: kaki depan 32 cm, kaki belakang 100 cm,

tergantung dari panjang tungkai masing-masing pelari.

• Siap

Angkat pinggul ke atas, dengan barat badan berada di kedua tangan dan pandangan ke

bawah dengan mengikuti gerakan badan, kedua lengan dalam sikap lurus membentuk sudut

120 derajat.

Secara rinci gerakan pada aba-aba siap

Angkat pinggul kearah atas hingga sidikit lebih tinggi dari bahu, jadi garis punggung

menurun kedepan. Berat badan lebih kedepan. Jaga keseimbngan sampai aba-aba berikutnya

bunyi pistol. Kepala rendah, leher tetap rileks (santai aja!), pandangan ke arah garis star di

antara bawah tangan. Lengan tetap lurus/ siku jangan bengkok. Pada waktu mengangkat

pinggul disertai dengan mengambil nafas dalam-dalam. yang paling penting konsentrasi

penuh pada bunyi pistol/ bunyi sempritan atau bunyi lainya yang disepakati bersama.

• Ya

Tolakkan kaki pada blok start, ayunkan kedua lengan ke depan secara bergantian dan

berlawanan dengan gerakan kaki (jika tangan kanan didepan maka kaki kanan dibelakang,

begitu juga sebaliknya).

Secara rinci

Ayunkan lengan kiri ke depan dan lengan kanan ke belakang kuat-kuat (gerakan

lengan harus harmonis dengan gerak kaki). Kaki kiri menolak kuat-kuat sampai terkadang

lurus. kaki kanan melangkah secepat mungkin, serendah mungkin mencapai tanah pada

langkah pertama. Berat badan harus meluncur lurus kedepan, dari sikap jongkok berubah

kesikap lari, berat badan harus naik sedikit demi sedikit tidak langsung tegak, hindarkan

gerakan ke samping. Langkah lari makin lama makin menjadi lebar, enam sampai sembilan

langkah pertama merupakan langkah peralihan. Bernafas seperti biasa, menahan nafas berarti

menegakkan badan.

Suatu hal yang perlu mendapat perhatian sebelum melakukan star ialah pemanasan

dengan sebaik-baiknya, merangsang persendian dan meregang otot-otot ditambah dengan

gerakan lari cepat. Hal itu dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya cidera otot.

2). Gerakan lari

(3)

• Posisi tubuh pada saat lari

Posisi tubuh/badan condong ke depan secara wajar, serta otot sekitar leher dan rahang tetap

rileks dengan kepala dan punggung dalam posisi segaris. Pada saat lari mulut tertutup dan

rapat serta pandangan ke depan lintasan.

• Ayunan kedua lengan

Ayunan lengan dilakukan dari belakang ke depan secara berganti-ganti dengan siku sedikit

dibengkokkan.

• Gerakan langkah kaki

Langkah kaki panjang dan dilakukan secepat mungkin. Pendaratan kaki/tumpuan selalu pada

ujung telapak kaki, sedangkan lutut sedikit dibengkokkan.

3). Memasuki finish

Memasuki garis finish merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai sukses.

Keterlambatan persekian detik memasuki garis finish sangatlah rugi.

Teknik memasuki garis finish:

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai finis.

- Lari terus tanpa perubahan apapun.

-

Dada dicondongkan ke depan/ membusungkan dada kedepan, tangan kedua-duanya

diayunkan ke bawah belakang, atau dalam bahasa jawa disebut ambyuk.

-

Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu sebelah maju ke depan,

yang lazim disebut The String.

Jarak 20 meter terakhir sebelum garis finis meupakan perjungan untuk mencapai

kemenangan dalam perlombaan lari, maka yang perlu diperhatikan adalah kecepatan langkah,

jangan menengok lawan, jangan melompat, dan jangan perlambat langkah sebelum melewati

garis finis.

Yang dilarang adalah:

• Meloncat pada saat memasuki garis finish

• Menarik/menggapai pita finish

• Berhenti mendadak atau mengurangi kecepatan digaris finish.

Dari ketiga teknik dalam lari sprint tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

• Konsentrasilah pada saat start dan lari

• Pertahankan lari dari mulai start sampai garis finish

• 30 meter menjelang finish lari harus dipercepat

• Sikap lari tetap pada jalur lurus

• Badan tidak oleng ke kiri maupun kanan.

Gerakan Lari Jarak Pendek

Setelah melakukan gerakan start dengan langkah-langkah peralihan yang meningkat

makin lebar dan condong badan yang berangsur-angsur berkurang, maka kemudian

dilanjutkan dengan melakukan gerakan lari cepat.

Cara melakukan gerakan lari cepat sebagai berikut:

a. Kaki bertolak kuat-kuat sampai terkejang lurus. Lutut diangkat tinggi-tinggi (setinggi

punggul). Tungkai bawah mengayun ke depan untuk mencapai langkah lebar (lebar langkah

sesuai dengan panjang tungkai).

b. Usahakan agar badan tetap rileks, badan condong ke depan dengan lutut antara 25 – 30

derajat. Hal ini hanya dapat terlaksana bilamana gerak lengan tidak terlalu berlebih-lebihan.

c. Lengan bergantung di samping tubuh secara wajar. Siku ditekuk kira-kira 90 derajat. Tangan

(4)

Nomor-nomor lari jarak pendek, antara lain: 100 meter, 200 meter, 400 meter.

Nomor-nomor lari jarak menengah atau sedang, antara lain: 800 meter, 1.500 meter, dan

3.000 meter.

Nomor-nomor lari jarak jauh, antara lain: 5.000 meter, 10.000 meter, dan 42.195 meter

(marathon).

Nomor-nomor lari khusus (special event):

– Lari sambung atau estafet: 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter.

– Lari gawang: 100 meter untuk putri, 110 meter dan 400 meter untuk putra.

– Lari lintas alam (cross country) menempuh jarak: 3.000 meter dan 5.000 meter.

– Panca Lomba biasa untuk putri dan Dasa Lomba untuk putra.

Alat dalam perlombaan lari:

a. sepatu yang sesuai dengan si atlet

b. start blok

c. tiang finish

d. tongkat untuk lari estafet atau lari sambung

e. stop watch

f. gawang (untuk lari gawang)

g. pita finish.

Macam-macam start:

a. start jongkok, digunakan untuk pelari jarak pendek

b. start melayang, digunakan pada lari estafet, dalam hal ini dilakukan oleh pelari ke II, III,

dan IV

c. start berdiri, digunakan pada saat pelari akan melakukan lari jarak menengah dan jarak

jauh.

Juri pada perlombaan lari:

a. starter, bertugas memberangkatkan pelari

b. juri kedatangan, bertugas menentukan urutan datangnya atlet

c. timers, bertugas mencatat waktu

d. pengawas lintasan, bertugas mengawasi atlet saat berlari.

Catatan:

a. Aba-aba dalam perlombaan lari jarak pendek adalah: bersedia, siap, ya!

b. Jumlah lintasan lari ada 8 ban.

c. Pelari cepat dinamakan sprinter.

d. Garis finish adalah garis akhir dalam perlombaan lari.

e. Garis start adalah garis permulaan pada perlombaan lari.

f. Lebar lintasan adalah 1,22 meter.

g. Panjang tongkat atau stik lari estafet yaitu 28-30 cm.

h. Tempat pergantian tongkat pada lari estafet disebut wisse.

i. Cara pergantian tongkat ada dua macam:

– secara visual (dengan cara melihat datangnya tongkat)

(5)

Lari jarak pendek adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus ditempuh, atau sampai jarak yang telah ditentukan. Pelarinya bisa juga disebut dengan sprinter

Nomor-Nomor Atletik 1. Nomor Lari

-. Lari jarak pendek 100, 200, 400 meter -. Lari jaraj menengah 800 , 1500 meter

-. Lari jarak jauh 5000, 10000 meter dan marathon 42,195 km

secara teknis penggunaan start jongkok yang digunakan sama. yang membedakan hanyalah pada penghematan penggunaan tenaga, karena perbedaan jarak yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus ditempuh makin banyak tenaga yang harus dibutuhkan.

Cara Melakukan Start Jongkok

Gerakan lari jarak pendek dibagi menjadi tiga tahap ialah:

star, gerakan lari cepat (sprint), gerakan fnis.

Start

Dalam perlombaan lari, ada tiga cara star, ialah :

- star berdiri (standing start)

- star jongkok (crouching start)

- start melayang (flying start) dilakukan hanya untuk pelari

ke II, III dan IV dalam lari estapet 4 x 100 m.

Teknik Start

Sikap start pada aba-aba bersedia

Perhatikan!!! Pada aba-aba bersedia pelari maju menuju garis start untuk menempatkan kaki tumpu pada balok start, kaki yang kuat diletakan di depan. letakkan tangan tepat di belakang garis start.

Hal-hal yang penting dalam sikap start:

1. Letak tangan lebih lebar sedikit dari bahu, jari-jari dan ibu jari membentuk huruf V terbalik, bahu condong ke depan/sedikit di depan tangan, lengan lurus. 2. Kepala sedemikian rupa sehingga leher tidak tegang, mata memandang ke lintasan kira-kira 2m atau pandangan di antara kedua lengan menghadap garis star.

3. Tubuh rileks/ tidak kaku

4. Pikiran dipusatkan pada aba-aba berikutnya.

5. Jarak letak kaki terhadap garis star tergantung dari bentuk sikap yang dipegunakan:

Bunch start/start jongkok jarak pendek

Letak kaki belakang terpisah kira-kira 25 – 30 cm. ujung kaki belakang

ditempatkan segaris dengan tumit kaki muka bila dalam sikap berdiri. Jarak kaki dari garis star kira-kira: kaki depan 45 cm, kaki belakang 70 cm, tergantung dari panjang tungkai.

Medium start/start jongkok jarak menengah

Pada waktu sikap berlutut, letak lutut kaki belakang di samping ujung kaki depan, jarak kaki dari garis star kira-kira kaki depan 37 cm, kaki belakng 85 cm, tergantung dari panjang tungkai.

(6)

Pada waktu sikap lutut, letak lutut kaki belakang di samping bagian belakang dari tumit kaki depan, jarak kaki dai agis star kira-kira: kaki depan 32 cm, kaki belakang 100 cm, tergantung dari panjang tungkai masing-masing pelari.

Gerakan pada aba-aba Siap

Angkat pinggul kearah atas hingga sidikit lebih tinggi dari bahu, jadi garis punggung menurun kedepan. Berat badan lebih kedepan. jaga keseimbngan sampai aba-aba berikutnya bunyi pistol. Kepala rendah, leher tetap rileks (santai aja!), pandangan ke arah garis star di antara bawah tangan. Lengan tetap lurus/ siku jangan bengkok. Pada waktu mengangkat pinggul disertai dengan

mengambil nafas dalam-dalam. yang paling penting konsentrasi penuh pada bunyi pistol/ bunyi sempritan atau bunyi lainya yang disepakati bersama.

Gerakan pada saat aba-aba Ya atau Bunyi Pistol

Ayunkan lengan kiri ke depan dan lengan kanan ke belakang kuat-kuat (gerakan lengan harus harmonis dengan gerak kaki). Kaki kiri menolak kuat-kuat sampai terkadang lurus. kaki kanan melangkah secepat mungkin, serendah mungkin mencapai tanah pada langkah pertama. Berat badan harus meluncur lurus kedepan, dari sikap jongkok berubah kesikap lari, berat badan harus naik sedikit demi sedikit tidak langsung tegak, hindarkan gerakan ke samping. Langkah lari makin lama makin menjadi lebar, enam sampai sembilan langkah pertama merupak langkah peralihan. Bernafas seperti biasa, menahan nafas berarti menegakkan badan.

Suatu hal yang perlu mendapat perhatian sebelum melakukan star ialah

pemanasan dengan sebaik-baiknya, merangsang persendian dan meregang otot-otot ditambah dengan gerakan lari cepat. Hal itu dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya cidera otot.

Gerakan fnis

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai fnis.

Lari terus tanpa perubahan apapun. Dada dicondongkan ke depan, tangan kedua-duanya diayunkan ke bawah belakang, atau dalam bahasa jawa disebut ambyuk. Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu

sebelah maju ke depan, yang lazim disebut The String.

(7)

Materi Atletik Lari

Minggu, 29 Januari 2012

Atletik Lari

SPRINT (LARI JARAK PENDEK)

Pengertian

Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan jarak 400 m. oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancer dan efsien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.

Seoarang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro disbanding dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10kali perdetik dalam vitro. Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek itu dilahirkan / bakat bukan dibuat.

Suatu analisa structural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetic.

Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu :

tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive) tahap percepatan (acceleration)

tahap tansisi/perobahan (transition)

tahap kecepatan maksimum (speed maximum) tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed) fnish

tujuan lari jarak pendek adlah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Kecepatan lari ditentukan oleh

panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu). Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.

Urutan Gerak Keseluhan

(8)

penghambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Bila dilihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki (ballfoot). Tahap melayang (faying phase), pada tahap ini bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke depan dank e atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang langkah)

Tahap – Tahap Pembelajaran

Pembelajaran lari jarak pendek (sprint) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : Tahap Bermain (games)

Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic) Tahap Bermain

Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement problem) lari jarak pendek langsung, dan cara lari jarak pendek yang benar ditinjau secara anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta

meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain lari jarak pendek adalah meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan

percepatan gerak siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain aa beberapa bentuk yang dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar.

Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)

Tahap ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak lari jarak pendek yang sistematis. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut :

b.1. Latihan Dasar ABC

Tahap ini bertujuan mengembangkan keterampilan dasar lari dan

mengembangkan koordinasi gerak lari jarak pendek. Adapun latihannya adalah : Tumit menendang pantat (A) ; Gerak ankling (B); lutut diangkat tinggi (C) ; Lutut diangkat tinggi dan kaki diluruskan (D).

b.2. Latihan Dasar Koordinasi ABC

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan keteramilan dan koordinasi lari cepat.

b.3. Lari Cepat Dengan Tahanan

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau support phase dan kekuatan khusus. Pada tahap ini dapat menggunakan tahanan dari teman atau suatu alat penangan misalnya ban mobil atau beberapa ban motor, lakukan dngan tidak melebihi berat tahanan, serta guru memperhatikan kaki topang betul-betul lurus dan kontak dengan tanah sesingkat mungkin.

b.4. Lari Mengejar

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari. Latihan ni dapat menggunakan tomgkat atau tali sepanjang 1,5 m; mulailah dengan berlari pelan-pelan setelah teman pasangan di depan melepaskan

(9)

ditentukan.

b.5. Lari Percepatan

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan keceatan maksimum. Buatlah tanda untuk menandai daerah 6 m, satu teman menunggu di ujung batas yang telah ditentukan, dan pelari yang dibelakang berlari

optimum dan percepatlah berlari bila pelari yang dating mencapai daerah 6 m dan pelari yang di depan mulai berlari secepat mungkin bila pelari belakang telah menginjak garis 6 m dibelakangnya.

b.6. Start Melayang Lari Sprint 20 m

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan maksimum. Untuk

melakukannya buatlah tanda 20 m dan gunakan awalan antara 20 sampai 30 m tetapi bias disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 sampai 20 m, selanjutnya siswa berusahamelewati batas yang telah ditentukan dengan kecepatan maksimum.

Lari jarak menengah

Lari jarak menengah

1. Pengertian Lari Jarak Menengah

Lari jarak menengah menempuh jarak 800 m dan 1500 m. start yang digunakan untuk lari jarak menengah nomor 800 m adalah start jongkok, sedangkan untuk jarak 1500 m menggunakan start berdiri. Pada lari 800 m masing –masing pelari berlari di laintasannya sendiri, setelah melewati satu tikungan pertama barulah pelari–pelari itu boleh masuk ke dalam lintasan pertama Hal yang perlu diperhatikan pada lari jarak menengah adalah penyesuaian antara kecepatan dan kekuatan / stamina dari masing –masing pelari

2. Teknik Start Berdiri untuk Lari Jarak Menengah ( 1.500 m )

Teknik start berdiri untuk lari jarak menengah adalah :

a. Aba –aba “ bersedia”

Dengan sikap tenang tetapi menyakinkan melangkah maju ke depan, berdiri tegak di belakang garis start.

b.Aba –aba “ siap “

(10)

c. Aba –aba “ ya “

Mulai berlari dengan kecepatan yang tidak maksimal melainkan cukup setengah atau tiga perempat dari kecepatan maksimal.

3. Teknik Gerakan lari Jarak Menengah

Teknik gerakan lari jarak menengah meliputi :

a. Posisi kepala dan badan tidak terlalu condong, sikap badan seperti sikap orang berlari b. Sudut lengan antara 100 –110 derajat

c. Pendaratan pada tumit dan menolak dengan ujung kaki

d. Ayunkan kedua lengan untuk mengimbangi gerak kaki

e. Mengayunkan lutut kedepan tidak setinggi pinggul

f. Pada waktu menggerakkan tungkai bawah dari belakang ke depan tidak terlalu tinggi

4. Teknik Lari Jarak Menengah Saat Melewati Tikungan

Teknik lari jarak menengah saat melewati tikungan adalah :

a. Usahakan berlari sedekat mungkin dengan garis lintasan sebelah kiri

b. Putarkan keduan bahu ke kiri, kepala juga miring ke kiri

c. Sudut lengan kanan usahakan lebih besar daripada lengan kiri

5. Teknik Gerakan Memasuki Garis Finish

Teknik gerakan memasuki garis fnish dalam lari jarak menengah yaitu :

a. Cara memasuki garis fnish yaitu:

1) Lari terus tanpa mengubah sikap lari

2) Dada maju, kedua tangan lurus ke belakang

3) Salah satu bahu maju ke depan ( dada diputar ke salah satu sisi )

4) Kepala ditundukkan, kedua tangan di ayun ke belakang

b. Hal –hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Frekuensi kaki dipercepat, langkah diperlebar

2) Jangan melakukan gerakan melompat pada saat memasuki garis fnish

3) Perhatian di pusatkan pada garis fnish

(11)

5) Jangan berhenti mendadak setelah melewati garis fnish

Peraturan Perlombaan

Peraturan perlombaan yang ditetapkan oleh induk organisasi atletik internasional IAAF

(International Amateur Atloetik Federation) atau tingkat nasional PASI(Persatuan Atletik Seluruh Indonesia ) tentang perlombaan lari jarak pendek yaitu :

1. Peraturan Perlombaan

Peraturan perlombaan dalam lari jarak pendek adalah

a. Garis start dan fnish dalam lintasan lari ditunjukan dengan sebuah garis selebar 5 cm siku–siku dengan batas tepi dalam lintasan. Jarak perlombaan harus diukur dari tepi garis start ke tepi garis fnish terdekat dengan garis start

b. Aba –aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek adalah : “ bersedia”, “siap”dan “ ya” atau bunyi pistol.

c. Semua peserta lomba lari mulai berlari pada saat aba–aba “ ya” atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara.

d. Peserta yang membuat kesalahan pada saat start harus diperingatkan ( maksimal 3 kali kesalahan )

e. Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar dilakukan 4 tahap, yaitu babak pertama, babak kedua, babak semi fnal, dan babak fnal. f. Babak pertama akan diadakan apabila jumlah peserta banyak, pemenang I dan II tiap heat berhak maju ke babak berikutnya

2. Diskualifkasi atau Hal –hal yang Dianggap Tidak Sah

Hal–hal yang dianggap tidak sah dalam lari jarak pendek yaitu :

a. Melakukan kesalahan start lebih dari 3 kali

b. Memasuki lintasan pelari lain

c. Mengganggu pelari lain

d. Keluar dari lintasan

e. Terbuktui memakai obat perangsang

3. Petugas atau Juri dalam Lomba Lari

Petugas atau juri dalam lomba lari jarak pendek terdiri atas :

a. Starter, yaitu petugas yang memberangkatkan perlari

(12)

c. Timer yaitu petugas pencatat waktu

d. Pengawas lintasan yaitu petugas yang berdiri pada tempat tertentu dan bertugas mengawasi pelari apabila melakukan kesalahan dan pelanggaran

e. Juri kedatangan yaitu petugas pencatat kedatangan pelari yang pertama sampai dengan terakhir dan menentukan ranking / urutan kejuaraan

f. Juri pencatat hasil yaitu petugas pencatat hasil setelah pelari memasuki garis fnish

Lari sambung atau lari estafet

Published by admin on May 16, 2011 | 0 Comment

Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan

atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari

sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet yang sering

diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.

2.TEKNIK

a. Latihan Teknik Lari Sambung No Latihan Teknik Penerimaan Tongkat 1 Dengan cara melihat (visual) Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. 2 Dengan cara tidak melihat (non visual) Pelari yang menerima tongkat berlari sambil mengulurkan tangan kebelakang. Selanjutnya pelari sebelumnya menaruh tongkat ke tangan si pelari setelahnya.

No Latihan Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat 1 Dari Bawah Jika

pemberi memberikan tongkat dengan tangan kanan maka penerima

menggun`kan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara tangan penerima telah siap di belakang dengan telapak tangan menghadap bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang. 2 Dari atas Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kiri

maka penerima juga menggunakan tangan kiri.

(13)

lintasan tikungan 4 Pelari ke 4 Di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan berakhir di garis fnish

c. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet 1. Pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima/memegang tongkat pada tangan kiri. 2. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing- masing pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam lingkungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik. 3. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat seperti pada waktu latihan. 4. Setelah memberikan tongkat estafet jangan

segera keluar dari lintasan masing-masing.

d. Peraturan Perlombaan 1. Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar 1,2 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambabh 10 meter pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi penggantian tongkat. 2

Lari Estafet(Lari Beranting)

Lari Estafet atau sering disebut dengan lari beranting merupakan salah satu dari cabang atletik.Lari Estafet hanya membutuhkan empat (4) orang

pemain untuk melakukan olahraga tersebut.

Jarak Tempuh Lari estafet : 4×400 M (Putra/Putri) Dan 4×100 M Start yang sering di gunakan dalam Lari Estafet:

Start Jongkok sering di gunakan pada pelari pertama / (1), Sedangkan Start Berlari sering di gunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan ke-Empat / (2,3,4)

Ada beberapa cara menerima tongkat Estafet:

1.Visual : Dengan menoleh atau melihat ke belakang dan ini hanya di gunakan untuk lari Estafet yang berjarak 4×400 meter.

Non Visual : Cara ini di gunakan dengan tidak menoleh ataupun melihat ke belakang,karena jarak yang di gunakan terlalu pendek yaitu 4×100 meter. Ada ketentuan atau peraturan yang da di olahraga Lari Estafet ini:

1.Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×400 meter dengan resiko team tersebut bisa kalah dalam lomba tersebut.

2.Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×100 meter dengan resiko team tersebut dapat langsung di diskualifkasi dalam pertandingan olahraga tersebut.

Ada juga cara yang baik dalam menerima togkat estafet agar tidak terjatuh yaitu :

1.Sebagai pemain yang ingin memberi tongkat tersebut harus menggunakan tangan kiri,sedangkan pemain yang menerima tongkat tersebut harus

menggunakan tangan kanan,Itulah beberapa cara yang di gunakan untuk memberi dan menerima tongkat estafet yang benar dan baik.

(14)

- Untuk Dewasa : 3,81 Cm

- Untuk Anak-anak : 2,54 cm

Gambaran Lapangan Atletik untuk Lari

Estafet:

Zona pergantian pada Lari Estafet hanya berada 10 meter di depan garis start atau berada 10 meter di belakang garis start.

Pengertian Lari Sambung (Estafet)

Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada

perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai. Dalam satu regu

lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari yang

lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari kesatu kepada pelari

berikutnya.

Nomor lari sambung yang sering diperlombakan adalah nomor 4×100 meter dan

nomor 4×400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saja yang perlu

diperhatikan, tetapi pemberian dan menerima tongkat di zona (daerah) pergantian seperti

penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.

Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk

meneruskan berita yang elah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor

diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api

keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api Olimpiade berasal dari tradisi Yunani

(15)

pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4×100

meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor Olimpiade dan 4×400 meter

dilombakan sejak tahun 1972

Teknik Lari Sambung (Estafet)

Suksesnya lari estafet sangat bergantung dari kelancaran penggantian tongkat.

Waktu yang dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet

berlangsung dengan baik pula. Suatu regu lari estafet yang terjadi dari pelari-pelari yang

baik hanya akan dapat memenangkan perlombaan, jika mampu melakukan pergantian

tongkat estafet dengan sukses.

Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah

Panjang tongkat : 28-30 cm

Diameter tongkat : 38 mm

Berat tongkat : 50 gr

Pada lari sambunga ada beberapa macam cara dalam pemberian tongkat estafet dari

pelari kepada pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat srtafet itu ada 2

macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat (nonvisual).

Teknik Penerimaan Tongkat

Perlombaan lari sambung mengenal dua cara penerimaan tongkat, yaitu:

Keterampilan teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat

Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan

kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan

tongkat dengan cara melihat biasanya dilakukan pada nomor 4×400 meter.

(16)

Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat

yang akan diterimanya. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan

dalam lari estafet 4×100 meter.

Dilihat dari cara menerima tongkat, keterampilan gerak penerima tongkat tanpa

melihat lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam pelaksanaannya, antara

penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang lebih lama melalui pendekatan yang tepat Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat Estafet

Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya yang

dilakukan dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari kepada pelari

lainnya, agar dapat melakukan teknik tersebut, pelari harus menguasai keterampilan

gerak lari dan keterampilan memberi serta menerima tongkat yang dibawanya.

Dalam beberapa perlombaan lari sambung, seringkali suatu regu dikalahkan oleh

regu lainnya hanya karena kurang menguasai keterampilan gerak menerima dan

memberikan tongkat dari satu pelari kepada pelari yang lainnya. Bahkan, seringkali

suatu regu didiskualifkasi hanya karena kurang tepatnya penerimaan dan pemberian

tongkat.

Lari sambung mengenal dua keterampilan teknik pemberian dan penerimaan

tongkat, yaitu:

Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari bawah

Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara pelari membawa tongkat dengan

tangan kiri. Sambil berlari atlet akan memberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri.

Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah.

Sementara itu, tangan penerima telah siap dibelakang dengan telapak tangan

(17)

dirapatkan. Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari atas

Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari

belakang ke depan, kemudian dengan segera meletakan tongkat dari atas pada talapak

tangan penerima. Pelari yang akan menerima tongkat mengayunkan tangan dari

depan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke atas. Ibu jari di buka lebar

dan raji-jari angan lainnya rapat. Pada keterampilan teknik pemberian tongkat dari atas, pemberian dan penerimaan tongkat dilakukan pada bagian tangan yang sama. Apabila pemberi melakukannya dengan angan kanan, penerima akan melakukannya dengan tangan kanan pula. Daerah Pergantian Tongkat Estafet Antarpelari

Suatu regu lari estafet yang terdiri dari pelari-pelari yang baik hanya akan dapat

memenangkan perlombaan jika mampu melakukan pergantian tongkat estafet dengan

cepat dan sempurna. Cara menempatkan pelari-pelari tersebut adalah sebagai berikut.

Pelari ke-1 ditempatkan didaerah start pertama dengan lintasan di tikungan.

Pelari ke-2 ditempatkan didaerah start kedua dengan lintasan lurus.

Pelari ke-3 ditempatkan didaerah start ketiga dengan lintasan ditikungan

Pelari ke-4 ditempatkan di daerah start keempat dengan linasan lurus dan berakhir di

garis fnish Latihan Memberi dan Menerima Tongkat Estafet dalam Bentuk Perlombaan Tujuan: melatih kerjasama dalam ketepatan dan kecepatan berlari sehingga hasil akhir dapat tercapai dengan baik. Cara Melakukannya: Buatlah beberapa regu estafet (masing-masing terdiri dari 4 pelari atau siswa) dan masing-masing pelari atau siswa ditempatkan dengan jarak 100 meter

Setalah ada aba-aba ”bersiap” pelari pertama segera menempatkan posisinya (sikap

startjo n g k o k )

Setelah ada aba-aba ”ya”, pelari tersebut berlari secepat-cepatnya menuju pelari atau

(18)

Setelah keempat pelari menyelesaikan tugasnya dan pelari terakhir (keempat) masuk

ke garisf i n i s h tanpa membuat kesalahan maka regu yang tiba di garisf i n i s h

pertama keluar sebagai pemenang

Hal-Hal yang Perlu Diperhaikan dan Peraturan Perlombaan Lari Estafet

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet

Pemberian tingkat sebaiknyasecara bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat

pada angan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima aau memegang tongkat

dengan tangan kiri

Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing

pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan.

Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik.

Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat

Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan

masing-masing.

Peraturan Perlombaan

Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, 1,20 meter dan bagi pelari

estafet 4×100 meter ditambah 10 meter prazona. Prazona adalah suatu daerah di

mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi di sini tidak

terjadi pergantian tongkat.

Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing meskipun sudah

memberikan tongkatnya kepada pelari berikutnya. Apabila tongkat terjatuh, pelari

yang menjatuhkannya harus mengambilnya.

(19)

berat tongkat 50 gr

Dalam lari estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-masing sampai

tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan dalam, pelari ketiga dan

pelari keempat menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai

kedatangan pelari seregunya.

Diposkan oleh info sahabat di2 0 . 5 2

LARI ESTAFET

Lari bersambung atau biasa disebut lari estafet adalah lari beregu yang terdiri dari 4 orang

pelari. Lari ini dilakukan bersambung dan bergantian membawa tongkat dari garis start

sampai ke garis fnish. Sebagian besar keberhasilan regu estafet ditentukan oleh

kelancaran pada saat melaksanakan pergantian tongkat estafetnya.

Start yang digunakan dalam lari bersambung adalah untuk pelari pertama (I)

menggunakan start jongkok. Sedangkan untuk pelari kedua (II), ketiga (III), dan pelari

yang keempat (IV) menggunakan start melayang. Jarak lari bersambung yang sering

diperlombakan dalam atletik baik untuk putra maupun putri adalah 4 X 100 meter atau 4

X 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi

pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian

jarak dan kecepatan dari setiap pelari.

1. Teknik Lari Bersambung (Lari Estafet).

Satu regu pelari estafet biasanya terdiri dari 4 orang pelari. Keberhasilan yang akan

(20)

pelari harus memiliki pelari-pelari yang tercepat dan mampu melakukan pergantian

tongkat dengan sempurna.

2. Teknik Pergantian tongkat Estafet.

Pergantian Tongkat estafet dalam lari bersambung atau lari estafet terbagi menjadi 2,

yaitu :

Pergantian Tongkat Estafet tanpa melihat (Non Visual) Yaitu cara pelari menerima

tongkat estafet tanpa melihat kepada yang memberi tongkat estafet.

Pergantian Tongkat estafet dengan melihat (Visual) yaitu cara pelari menerima tongkat

estafet dengan melihat ke belakang

(pemberi tongkat estafet).

Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat :

Dari Bawah Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kanan maka penerima

menggunakan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke

depan melalui bawah. Sementara tangan penerima telah siap di belakang dengan telapak

tangan menghadap bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya

dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang.

Dari atas Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kiri maka penerima juga

menggunakan tangan kiri.

Pergantian tongkat estafet harus berlangsung di dalam daerah pergantian yang

panjangnya 20 meter. Pergantian tongkat estafet yang terjadi diluar daerah pergantian

(21)

3. Cara Memegang tongkat Estafet.

Cara memegang tongkat estafet harus dilakukan dengan benar. Memegang tongkat dapat

dilakukan dengan dipegang oleh tangan kiri atau kanan. Setengah bagian dari tongkat

dipegang oleh pemberi tongkat. Dan ujungnya lagi akan dipegang oleh penerima tongkat

estafet berikutnya. Dan bagi pelari pertama, tongkat estafet harus dipegang dibelakang

garis start dan tidak menyentuh garis start.

4. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet :

1. Pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada

tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima/memegang tongkat pada tangan kiri.

2. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing

pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam lingkungan. Pelari 2

dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik.

3. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat seperti pada

waktu latihan.

4. Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.

5. Peraturan Perlombaan

lari sprint 100m

TEKNIK LARI SPRINT 100m

(22)

manusia, yaitu seperti berjalan, berlari, melempar, dan melompat. Atletik seperti yang

kita ketahui sekarang, dimulai sejak diadakan olympiade modern yang pertama kali

diselenggarakan di kota Athena pada tahun 1896 dan sampai terbentuknya badan dunia

federasi athletik amatir internasional tahun 1912. Atletik pertama kali diperkenalkan di

Indonesia dengan sebutan Netherlands Indische Athletick Unie (NIBU) tanggal 12 Juli

1917 dan dalam perkembangannya terbentuk suatu organisasi yang bergerak dibidang

atletik dengan nama Persatuan

Sprint atau lari cepat merupakan salah satu nomor lomba dalam cabang olahraga atletik.

Sprint atau lari cepat merupakan semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan

kecepatan maksimal sepanjang jarak yang ditempuh. Sampai dengan jarak 400 meter

masih digolongkan dalam lari cepat atau print. Menurut Arma abdoellah (1981;

50) pada

dasarnya gerakan lari itu untuk semua jenis sama. Namun dengan demikian dengan

adanya perbedaan jarak tempuh, maka sekalipun sangat kecil terdapat pula beberapa

perbedaan dalam pelaksanaannya. Sedangkan yang dimaksud dengan perbedaan atau

pembagian jarak dalam nomor lari adalah lari jarak pendek (100 – 400 meter), lari

menengah (800 – 1500 meter), lari jauh (5000 meter atau lebih). Lari jarak pendek atau

sprint adalah semua jenis lari yang sejak start ampai fnish dilakukan dengan kecepatan

(23)

hal yaitu start, gerakan sprint, dan fnish.

Penguasaan teknik merupakan kemampuan untuk memahami atau mengetahui suatu

rangkaian spesifk gerakan atau bagian pergerakan olahraga dalam memecahkan tugas

olahraga dan dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki tersebut. Penguasaan teknik

sprint diartikan sebagai kemampuan atlet dalam mengetahui atau memahami teknik lari

sprint dan dapat menggunakan teknik lari sprint dengan baik.

Penguasaan teknik dipengaruhi beberapa dua faktor, yaitu:

a. Pengetahuan

Menurut Jujun S. Suriasumantri (1993: 103) pengetahuan pada hakekatnya adalah

merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek termasuk kedalamnya

ilmu. Sedangkan menurut Sidi Gazalba dalam Amsal Bakhtiar (2006; 85) pengetahuan

adalah apa yang kita ketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah

hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik

atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan proses dari usaha manusia

untuk tahu.

b. Aplikasi atau penerapan

Aplikasi teknik merupakan penerapan penggunaan teknik lari sprint yang dilakukan oleh

atlet didalam perlombaan. Didalam suatu perlombaan atlet akan berusaha untuk

mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki untuk mencapai penampilan terbaik dan

(24)

pula dalam menerapkan atau mengaplikasikan teknik sprint dalam perlombaan. Seperti

yang dikatakan IAAF (1993; 115) kemampuan untuk melakukan suatu teknik yang

sempurna adalah tidak sama sebagai seorang pelaku yang penuh ketangkasan. Atlet yang

tangkas memiliki teknik yang baik dan konsisten dan juga tahu kapan dan bagaimana

menggunakan teknik guna menghasilkan prestasi yang baik.

2. Sprint

a. Pengertian sprint

Lari cepat atau sprint adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan

kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan jarak 400

meter masih dapat digolongkan dalam lari cepat. Menurut Muhajir (2004) sprint atau lari

cepat yaitu, perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh yang

menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m.

Nomor lomba atau event lari sprint menjangkau jarak dari 50 meter, yang bagi atlet

senior hanya dilombakan indoor saja, sampai dengan dan termasuk jarak 400 meter.

Kepentingan relatif dari tuntutan yang diletakkan pada seorang sprinter adalah beragam

sesuai dengan event-nya, namun kebutuhan dari semua lari-sprint yang paling nyata

adalah ‘kecepatan’. Kecepatan dalam lari sprint adalah hasil dari kontraksi yang kuat dan

cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan yang halus, lancar-efsien dibutuhkan

(25)

Kelangsungan gerak lari cepat atau sprint dapat dibagi menjadi tiga, yaitu; (A) Start, (B)

gerakan lari cepat, (C) Gerakan fnish.

b. Pengertian teknik

Teknik merupakan blok-blok bengunan dasar dari tingginya prestasi. Teknik adalah cara

yang paling efesien dan sederhana dalam memecahkan kewajiban fsik atau masalah yang

dihadapi dan dibenarkan dalam lingkup peraturan (lomba) olahraga (Thomson Peter J.L,

1993; 115). Menurut suharno (1983) yang dikutip Djoko Pekik Irianto (2002; 80) teknik

adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin

untuk menyelesaikan tugas yang perlu dalam cabang olahraga. Teknik merupakan cara

paling efesien dan sederhana untuk memecahkan kewajiban fsik atau masalah yang

dihadapi dalam pertandingan yang dibenarkan oleh peraturan.

c. Teknik lari sprint

Teknik adalah sangat kritis terhadap prestasi selama suatu lomba lari sprint. Melalui

tahapan lomba tuntutan teknik sprint beragam seperti halnya aktivitas otot-otot, pola

waktu mereka dan aktivitas metabolik para atlet dari tahap reaksi sampai tahap transisi

tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kecepatan dari suatu sikap diam di

tempat.

Tujuan utama lari sprint adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang

(26)

dan frekuensi-langkah. untuk bisa berlari cepat seorang atlet harus meningkatkan satu

atau kedua-duanya. Tujuan teknik-sprint selama perlombaan adalah untuk mengerahkan

jumlah optimum daya kepada tanah didalam waktu yang pendek. Teknik yang baik

ditandai oleh mengecilnya daya pengereman, lengan lengan efektif, gerakan kaki dan

badan dan suatu koordinasi tingkat tinggi dari gerakan tubuh keseluruhan (IAAF,

1993;22).

Teknik lari sprint lari 100m dapat dirinci menjadi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap reaksi dan dorongan

2. Tahap lari akelerasi

3. Tahap transisi/perubahan

4. Tahap kecepatan maksimum

5. Tahap pemeliharaan kecepatan

6. Finish

Lomba lari sprint yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang dan

pentingnya tahapan relatif bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan lari

ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah dalam per satuan

waktu). Untuk bisa berlari lebih cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau

kedua-duanya. Hubungan optimal antara panjang langkah dan frekuensi langkah bervariasi bagi

tahap-tahap lomba yang berbeda-beda. Dalam lari sprint terdapat beberapa tahapan yaitu:

1. Start

Menurut IAAF (2001;6) suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat berikut;

a. Konentrasi penuh dan menghapus semua gangguan dari luar saat dalam posisi aba-aba

(27)

b. Meng-adopsi sikap yang sesuai pada posisi saat aba-aba “siaaap”

c. Suatu dorongan explosif oleh kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut start yang

maksimal

Teknik yang digunakan untuk start harus menjamin bahwa kemungkinan power yang

terbesar dapat dibangkitkan oleh atlet sedekat mungkin dengan sudut-start optimum 450.

setelah kemungkinan reaksi yang tercepat harus disusul dengan suatu gerak (lari)

percepatan yang kencang dari titik-pusat gravitasi dan langkah-langkah pertama harus

menjurus kemungkinan maksimum.

Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang ditentukan oleh penempatan start-blok relatif

terhadap garis start: a. Start-pendek (bunch-start), b. Start-medium (medium-start), c.

Start-panjang (elongated-start). Start medium adalah umumnya yang disarankan, ejak ini

memberi peluang kepada para atlet untuk menerapkan daya dalam waktu yang lebih lama

daripada start-panjang (menghasilkan kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak menuntut

banyak kekuatan seperti pada start-pendek (bunch-start). Suatu pengkajian terhadap

teknik start-jongkok karenanya dapat dimulai dengan start medium. Ada tiga bagian

dalam gerakan start, yaitu:

a. Posisi “bersediaaa”

Pada posisi ini sprinter mengambil sikap awal atau posisi “bersediaaa”, kaki yang paling

(28)

diletakkan dibelakang garis start dan menopang badan (lihat gambar ). Kaki belakang

ditempatkan

pada permukaan blok belakang, mata memandang tanah kedepan, leher rileks, kepala

segaris dengan tubuh (lihat gambar).

Menurut IAAF (2001;8) posisi “siaaap” ini adalah kepentingan dasar bahwa seorang atlet

menerima suatu posstur dalam posisi start “siaaap” yang menjamin suatu sudut optimum

dari tiap kaki untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari pusat gravitasi ketika

kaki diluruskan dan pegangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi explosif dari

otot-otot kaki.

Tanda-tanda utama suatu posisi “siaaap” yang optimum daya adalah;

1. Berat badan dibagikan seimbang

2. Poros pinggul lebih tinggi daripada poros bahu

3. Titik pusat gravitasi kedepan

4. Sudut lutut 900 pada kaki depa,

5. Sudut lutut 1200 pada kaki belakang

6. kaki diluruskan menekan start blok

c. Posisi (aba-aba) “ya”

Daya dorong tungkai dan kaki dalam start dapat dianalisa dengan menggunakan

papan-pengalas daya dibangu pada start blok. Bila kaki-kaki menekan pada papan itu pada pada

saat start, impuls dapat disalurkan ke dan ditampilkan pada suatu dinamo-meter.

Kekuatan impuls arah dan lamanya, juga timing dari dorongan dari tiap kaki dapat

(29)

Ciri kunci yang untuk diperhatikan adalah:

1. kaki belakang bergerak lebih dahulu. Pola daya kekuatan menunjukkan bahwa daya

kekuatan yang puncaknya sangat tinggi dikenakan mengawali gerak akselerasi dari

titik-pusat gravitasi atlet dengan cepat menurun.

2. Penerapan daya kekuatan dari kaki depan dimulai sedikit lambat yang memungkinkan

gerak akselerasi titik-pusat gravitasi untuk berlanjut setelah dorongan kaki belakang

menghilang, dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Kenyataannya, daya

kekuatan daya kekuatan digunakan oleh kaki-depan kira-kira dua kali lipat dari daya

kaki-belakang.

Tahap pemulihan (recovery). Otot-otot fexor lutut mengangkat tumit kedepan pantat

dengan pembengkokan (fexio) kedepan serentak dari otot-otot paha. Tungkai bawah

tetap ditekuk ketat terhadap paha mengurai momen inertia. Lutut yang memimpin

dipersiapkan untuk suatu ayunan ke depan yang relax dari tungkai bawah dalam langkah

mencakar berikutnya. Lutut dorong yang aktif mennyangga pengungkit pendek dari kaki

ayun. Kecepatan sudut optimal pada paha berayun kedepan menolong menjamin

frekuensi langkah lari yang tinggi.

Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah agar kaki dorong putus kontak dengan tanah.

Kaki rilex, mengayun aktif menuju pembuatan langkah diatas lutut kaki sangga dan

sebagai tahap lanjutan dan persiapan angkatan lutut. Adapun ciri-ciri atu tangda-tanda

(30)

1. Ayunan rilex kaki belakang yang tidak disangga sampai tumit mendekati panta. Bandul

pendek ini sebagai hasil kecepatan sudut yang tinggi memungkinkan membuat langkah

yang cepat.

2. Angkatan tumit karena dorongan aktif lutut, dan harus menampilkan relaksasi total dari

semua otot yang terlibat.

3. Perjalanan horizontal pinggul dipertahankan sebagai hasil dari gerakan yang dijelaskan

b. Tahap ayunan depan.

Tahap angkat lutut. Tahap ini menyumbangkan panjang langkah dan dorongan pinggang.

Persiapan efektif dengan kontak tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira 150 dibawah

horizontal. Gerakan kebelakang dari tungkai bawah sampai sutau gerakan mencakar aktif

dari kaki diatas dari dasar persendian jari-jari kaki dalm posisi supinasi dari kaki.

Kecepatan kaki dicapai dengan bergerak kebawah/kebelakang sebagai suatu indikator

penanaman aktif dari hasil dalam suatu kenaikan yang cepat dari komponen daya

vertikal.

Tujuan dan fungsi tahap ini adalah agar lutut diangkat, bertanggung jawab terhadap

panjang langkah yang efektif , dalam kaitan dengan ayunan lengan yang intensif.

Teruskan dan jamin jalur perjalanan pinggang yang horizontal. Persiapan untuk mendarat

engan suatu gerakan mencakar dan sedikit mungkin hambatan dalam tahap angga depan.

Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda-tanda, yaitu:

(31)

sebagai prasyarat paling penting dari suatu langkah-panjang cepat dan optimal.

2. Gerakan angkat lutut dibantu oleh penggunaan lengan berlawanan diametris yang

intenssif.

3. Siku diangkat keatas dan kebelakang.

4. Dlam lanjutan dengan ayunan kedepan yang rilex dari tungkai bawah karena pelurusan

paha secara aktif, dengan niat memulai gerak mencakar dari kaki aktif.

c. Tahap sangga/topang depan

Tahap amortisasi. Pemulihan dari tekanan pendaratan adalah ditahan. Ada alat

peng-aktifan awal otot-otot yang tersedia didalam yang diawali dalam tahap sebelumnya.

Ide-nya guna menghindari adaIde-nya efek pengereman/hambatan yang terlalu besar dengan

membuat lama waktu tahap sangga/topang sependek mungkin.

Tahap ini mempunyai tujuan dan fungsi sebagai tahap amortisasi tahap kerja utama.

Mengontrol tekanan kaki pendarat oleh otot-otot paha depan yang diaktifkan sebelumnya

dan otot-otot kaki bertujuan untuk membuat ssuatu gerak explossif memperpanjang

langkah sebelumnya. Tahapan ini memiliki sifa atau tanda sebagai berikut:

1. Gerakan mencakar aktif dari sisi luar telapak kaki dengan jari-jari keatas.

2. Jangkauan kedepan aktif harus tidak menambah panjang-langkah secara tak wajar,

namun mengizinkan pinggang (pusat gravitassi tubuh) berjalan cepat diatas titik sanggah

kaki.

3. Hindari suatu daya penghambat yang berlebih-lebihan.

4. Waktu kontakl dalam angga depan harus esingkat mungkin.

(32)

Besarnya impuls dan dorongan horizontal diberi tanda. Lama penyanggaan itu adalah

singkat saja. Sudut dorongan sedekat mungkin dengan horizontal. Ada suatu perluasan

elastik dari dari sendi kaki, lutut dan pinggul. Menunjang gerakan ayunan linier lengan

oleh suatu angkatan efektif dari siku dalam ayunan kebelakang, dan ayunan kaki

meng-intensifkan dorongan dan menentukan betapa efektifnya titik pusat massa tubuh dikenai

oleh gerakan garis melintang dari perluasan dorongan. Togok badan menghadap kedepan.

Keriteria untuk tahap-tahap penyanggaan ini adalah:

1. waktu singkat dari periode sangga/topang keseluruhan

2. suatu impuls akselerasi yang signifkan pada tahap topang belakang

3. suatu waktu optimum dari impuls percepatan pada tahap topang/sangga belakang

4. hampir tidak ada daya pengereman/hambatan pada tahap sanggahan.

Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah sebagai tahap akselerasi ulang, penyangga untuk

waktu singkat, dan sebagai persiapan dan pengembangan suatu dorongan horizontal yang

cepat. Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda, yaitu:

1. Menempatkan kaki dengan aktif, disusl dengan pelurusan sendi-sendi: kaki, lutut,

pinggul.

2. Menggunakan otot-otot plantar-fexor dan emua otot-otot pelurus kaki korset.

3. Badan lurus segaris dan condong kedepan kurang lebih 850 dengan lintasan.

4. Penggunaan yang aktif lengan yang ditekuk kurang lebih 900 ke arah berlawanan dari

arah lomba.

5. Siku memimpin gerakan lengan

(33)

7. Tahap permulaan gerak kaki ayun lutut diangkat.

3. Penguasaan teknik sprint

Dalam penguasaan teknik sprint terdapat faktor-faktor yang sangat mendukung demi

tecapainya penguasaan teknik yang baik. Menurut Thomson Peter J.L (1993; 68) ada 5

(lima) kemampuan biomotor dasar yang merupakan unsur-unsur kesegaran atau

komponen-komponen ftnes yaitu kekuatan, dayatahan, kecepatan, kelentukan, dan

koordinasi.

a. Kekuatan.

Adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Kekuatan dapat dirinci menjadi

tiga tipe atau bentuk, yaitu:

1. kekuatan maksimum, yaitu daya atau tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot yang

berkontraksi. Kekuatan maksimum tidak memerlukan betapa cepat suatu gerakan

dilakukan atau berapa lama gerakan itu dapat diteruskan

2. Kekuatan elastis, yaitu kekuatan yang diperlukan sehingga sebuah otot dapat bergerak

cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan kecepatan gerak

kadang-kadang disebut sebagai “power = daya”. Kekuatan ini sangat penting bagi even

eksplosip dalam lari, lompat, dan lempar.

3. Daya tahan kekuatan, yaitu kemampuan otot-otot untuk terus-menerus menggunakan

daya dalam menghadapi meningkatnya kelelahan. Daya tahan kekuatan adalah kombinasi

antara kekuatan dan lamanya gerakan.

(34)

Dayatahan mengacu pada kemampuan melakukan kerja yang ditentukan intensitasnya

dalam waktu tertentu. Faktor utama yang membatasi dan pada waktu yang sama

mengakhiri prestasi adalah kelelahan. Seorang atlet dikatakan memiliki dayatahan apabila

tidak mudah lelah atau dapat terus bergerak dalam keadaan kelelahan. Daya tahan, dari

semua kemampuan biomotor harus dikembangkan lebih dahulu. Tanpa dayatahan adalah

sulit untuk mengadakan pengulangan terhadap tipe atau macam latihan yang lain yang

cukup untuk mengembangkan komponen biomotor lain. Ada dua tipe macam daya tahan,

yaitu; dayatahan aerobik dan dayatahan anaerobik. Dayatahan aerobik yaitu kerja otot

dan gerakan otot yang dilakukan menggunakan oksigen guna melepaskan energi dari

bahan-bahan otot. Dayatahan aerobik harus dikembangkan sebelum dayatahan anaerobik.

Sedangkan dayatahan anaerobik yaitu kerja otot dan gerakan otot dengan menggunakan

energi yang telah tersimpan didalam otot. Dayatahan anaerobik terbagi menjadi dua yaitu

anaerobik laktik dan anaerobik alaktik.

c. kecepatan. Adalah kemampuan untuk barjalan atau bergerak dengan sangat cepat.

Kecepatan berlari sprint yang asli berkenaan dengan kemamapuan alami untuk mencapai

percepatan lari yang sangat tinggi dan untuk menempuh jarak pendek dalam waktu yang

sangat pendek.

d. Kelentukan. Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui

(35)

terjadinya teknik yang kurang baik dan prestasi rendah. Kelentukan jelek juga

menghalangi kecepatan dan dayatahan karena otot-otot harus bekerja lebih keras untuk

mengatasi tahanan menuju kelangkah yang panjang.

e. Koordinasi. Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan dengan tingkat kesukaran

dengan tepat dan dengan efesien dan penuh ketepatan. Seorang atlet dengan koordinasi

yang baik tidak hanya mampu melakukan skill dengan baik, tetapi juga dengan tepat dan

dapat menyelesaikan suatu tugas latihan.

Selain faktor-faktor fsik yang telah dijelaskan diatas, dalam penguasaan teknik sprint

terdapat pula faktor lain yang tidak kalah penting pengaruhnya, yaitu faktor psikologis.

Seperti dikatakan Thomson Peter J.L. (1993; 134) psikologi ini adalah sama pentingnya

bagi seorang pelatih guna membantu individu-individu (atlet) mengembangkan

bagaimana mereka memikirkan kecakapan mental mereka, tetapi juga penting untuk

mengembangkan ketangkasan fsik mereka. Ini jelas adalah aspek psikologis dalam

melatih namun juga benar bahwa tak ada bagian dari pelatihan/coaching yang tanpa

aspek psikologis. Adapun faktor-faktor psikologis tersebut diantaranya yaitu;

a. Ketangkasan mental.

Ketangkasan mental ini sangat berguna/penting bagi para pelatih dan atlet. Ketangkasan

mental ini bukan hanya suatu sarana untuk menghindari bencana ataupun pemulihan

kembali dari cedera tetapi ketangkasan mental juga memainkan peranan penting dalam

(36)

berjalan dengan benar. Kebanyakan atlet dan pelatih mengakui bahwa perkembangan

fsik ssaja tidak menjamin dapat sukses dalam atletik. Seorang atlet harus memiliki

kerangka pemikiran yang benar. Persiapan psikologis sama pentingnya dengan latihan

kondisioning fssik. Menyiapkan keduanya bersama-sama akan menciptakan prestari

terbaik. Ketangkasan mental ini memerlukan latihan praktek dengan cara yang sama

seperti pada skill fsik/jasmaniah. Dengan skill/ketangkasan fsik, beberapa individu akan

mengambil/memperoleh ketangkasan mental lebih gampang dibanding dengan orang

lain. Dengan praktek, setiap orang dapat meningkatkan ketangkasan mental mereka.

b. Motivasi.

Motivasi merupakan suatu kecendrungan untuk berperilaku secara selektif kesuatu arah

tertentu, dan perilaku tersebut akan bertahan sampai sasaran perilaku tersebut dapat

dicapai. Pada dasarnya motivassi adalah betapa besarnya keinginan seorang individu

untuk meraih/mencapai suatu sasaran. Setiap individu memiliki tujuan/sasaran yang

berbeda-beda dalam keterlibatannya dalam dunia atletik. Tujuan/sasaran itu misalnya;

mencari kegembiraan, memahirkan skill baru, berlomba dan menang, menambah teman,

serta masih banyak lagi tujuan/sasaran lain yang selalu berbeda pada setiap individunya.

Dikatakan Thomson Peter J.L. (1993: 135) tekanan dari luar dari pelatih dan orang tua

(37)

kenyataannya berkurang. Motivasi sendiri dan pengisiannya adalah yang membuat suatu

sukses yang sebenarnya bagi atlet, dan bukan ambisi yang dipaksakan oleh orang lain.

Pelatih membantu atlet mengerti apa yang ingin atlet raih, tujuan, dan bagaimana cara

meraihnya.

c. Kontrol emosi.

Kontrol emosi adalah suatu kemamapuan seorang atlet dalam mengendalikan perasaan

dalam menghadapi uatu ituasi tertentu. Menurut Thomson Peter J.L. (1993;136)

kegelisaan berarti berapa banyak seorang individu tergetar atau siap dalam menghadapi

suatu situasi tertentu. Rasa gelisa selalu timbul dalam setiap situasi, meskipun bila

tingkatannya rendah kita tidak dapat memperhatikannya. Banyak rasa gelisa ini

ddigunakan secara tidak benar yang berarti hanya sifat-sifat individu yang menunjukkan

tingkat yang sangat tinggi akan kegelisaan. Gejala-gejala kegelisaan dapat terlihat dalam

dua bentuk yaitu: Khawatir dan getaran fsiologis. Rasa khawatir mengacu kepada pikiran

atau kesan tentang apa yang mungkin terjadi dalam suatu event yang akan datang,

sedangkan getaran fsiologis adalah bagian dari persiapan (alami dalam) badan untuk

suatu perlombaan. Contoh dari getaran fsiologis termasuk meningkatnya denyut jantung,

keluar peluh/keringat dan rasa ingin buang hajat (besar/kecil) pergi kekamar kecil.

Penguasaan teknik sprint adalah sangat penting untuk mencapai prestasi maksimal.

(38)

(1) Sebagai cara efesien dalam mencapai prestasi, (2) Dapat mencegah atu mengurangi

terjadinya cedera, (3) sebagai modal untuk melakukan taktik, (4) meningkatkan

kepercayaan diri. Sukadiyanto (2005) mengatakan, teknik yang benar dari awal selain

akan menghemat tenaga untuk gerak sehingga mampu bekerja lebih lama dan berhasil

baik juga juga merupakan landasan dasar menuju prestasi yang lebih tinggi. Dengan

teknik dasar yang tidak benar akan mempercepat proses stagnasi prestasi, sehingga pada

waktu tertentu prestasi akan stagnasi (mentok), padahal semestinya dapat meraih prestasi

yang lebih tinggi.

Menurut Djoko P. Irianto (2002; 80) penguasaan teknik dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain;

a. Kualitas fsik yang relevan

b. Kualitas psikologis atau kematangan bertanding

c. Metode latihan yang tepat

d. Kecerdasan atlet memilih teknik yang tepat dalam situasi tertentu.

Menurut Josef Nossek (1982), terdapat tiga tahapan dalam proses belajar teknik:

a. Pengembangan koordinasi kasar. Bentuk-bentuk gerakan kasar dapat dikarakteristikkan

sebagai penguasaan teknik-teknik kasar dan terbatas yang berkenaan dengan kualitas

gerakan-gerakan yang diperlukan, seperti:

1. Pengaruh kekuatan yang tidak memadai, pemborosan energi, kram otot (koordinasi

otot yang rendah) dengan konsekuensi kelelahan yang cepat.

2. Unsur-unsur gerakan tunggal yang tidak digabungkan dengan lancar, karena kurangnya

(39)

3. Gerakan-gerakan belum cukup tepat.

4. kekurangan keharmonisan dan ritme gerakan-gerakan yang diamati.

b. Pengembangan koordinasi halus. Bentuk gerakan-gerakan halus dicapai melalui

pengulangn-pengulangan lebih lanjut yang mengambangkan kualitas gerakan-gerakan.

Tempo tersebut meningkat sampai pada kecepatan yang kompetitif. Bagian-bagian

gerakan tungggal untuk teknik-teknik yang lebih kompleks dikembangkan secara terpisah

dan dikombinasikan bersama. Aspek-aspek dalam tahap ini bercirikan:

1. Teknik-teknik dilakukan hampir tanpa kesalahan.

2. gerakan-gerakan distabilkan.

3. Gerakan-gerakan lebih berguna dan hemat, tidak ada pemborosan energi.

4. Beberapa gerakan-gerakan tidak benar yang terjadi dalam tahap pertama tidak tampak

lagi.

5. Urutan gerakan-gerakan menjadi lancar dan harmonis.

6. Gerakan-gerakan tersebut tepat.

Namun demikian dalam tahap belajar ini, teknik-teknik tersebut tidak dilakukan secara

otomatis. Atlet tersebut masih harus mengkonsentrasikan pada bagian-bagian yang

berbeda dari gerakan-gerakan dan oleh karena itu penerapan taktis hanya dimungkinkan

sebagian.

c. Tahap stabilisasi dan otomatisasi.

Tahap stabilisasi; pertama-tama hendaknya membawa atlet kedalam posisi dimana ia

dapat menerapakan teknik-teknik dalam situasi kompetitif yang sulit. Atlet tersebut

(40)

suatu kompetisi. Penguasaan teknik yang sempurna dalam kondisi ini hanya dicapai

melalui praktek dalam banyak kompetisi. Karena tingkat otomatisasi yang tinggi, para

atlet dapat memberikan perhatian pada tugas-tugas taktis dalam kompetisi. Pengaruh dari

kapasitas kondisioning adalah jelas tanpa rintangan dalam penampilan.

Prestasi merupakan akumulasi dari kualitas fsik, teknik, taktik dan kematangan mental

atau psikis, sehingga aspek tersebut perlu dipersiapkan secara menyeluruh, sebab satu

aspek dengan aspek lain akan menentukan aspek lain. Fisik merupakan pondasi bagi

olahragawan, sebab teknik, taktik dan mental akan dapat dikembangkan dengan baik jika

olahragawan memiliki kualitas fsik yang baik. Jadi teknik dapat dikembangkan dan

Referensi

Dokumen terkait

 Melakukan variasi dan kombinasi teknik gerakan start, langkah kaki dan ayunan lengan lari jarak pendek secara perseorangan, berpasangan dan ber-kelompok

ABSTRAK, Bentuk penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan Beanbag relay terhadap kecepatan lari jarak pendek 100 meter pada atlet

Lari didefinisikan dalam istilah olahraga sebagai gerakan tubuh (gait) di mana pada suatu saat semua kaki tidak menginjak tanahLari jarak pendek dilakukan dengan

Lari jarak pendek (sprint) membutuhkan kemampuan bergerak secara cepat. Untuk dapat dapat melakukan gerak cepat tersebut dibutuhkan kekuatan dan kecepatan otot-otot

Lari didefinisikan dalam istilah olahraga sebagai gerakan tubuh (gait) di mana pada suatu saat semua kaki tidak menginjak tanahLari jarak pendek dilakukan dengan

Jika pelatihan lari sprint 60 meter sering dilakukan maka kontraksi pada otot tungkai juga akan sering terjadi hal ini juga menyebabkan kontraksi otot akan semakin cepat

Hasil pada penilaian pengaruh strengthening leg extension exercise terhadap kecepatan lari jarak pendek menunjukkan nilai signifikansi p=,011(p <0,05) dimana

Jurnal Pendidikan Tambusai 14065 Pengaruh Start Jongkok terhadap Kecepatan Lari Jarak Pendek 100 Meter SD Negri Kalipetung Wangon Banyumas Yogi Ferdy Irawan1, Galih Pamungkas2 1,2