Mas Agus Mardyanto Tardan
1,Ali Masduqi
2, Mohammad Muchlisin Mahzum
3, Putu Gede
Ariastita
4,Yudha Andrian Saputra
5, dan Stefanus Eko Wiratno
61, 2, dan 3: Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
4: Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
5 dan 6: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknnologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia
E-mail : mardyanto@enviro.its.ac.id
ABSTRAK
Penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Batu selama ini dilayani oleh pemerintah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun pelayanan mandiri oleh masyarakat (HIPPAM dan swasta). Hingga saat ini PDAM Kota Batu dan HIPPAM belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh masyarakat, baik ditinjau dari aspek kuantitas, kualitas, maupun kontinyuitasnya. Sementara itu kebijakan Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya bahwa target pelayanan air bersih di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah 100% penduduk terlayani tahun 2019. Paper ini menyajikan kondisi pelayanan air bersih eksisting serta potensi pelayanan penyediaan air bersih ke depan dari aspek sumberdaya air, organisasi, dan pembiayaan. Hasil studi menunjukkan bahwa sumber air yang ada saat ini masih mencukupi hingga tahun 2030 dengan upaya konservasi daerah aliran, perlu penataan organisasi sesuai tahap pengembangan pelayanan, serta perimbangan pembiayaan antara pusat dan daerah.
Kata kunci:air bersih, konservasi, organisasi
ABSTRACT
Water supply for the people of Batu City has been conducted by the local government, i.e. Water Enterprice (PDAM) and independent services by communities (HIPPAM), as well. However, both parties until now cannot supply clean water for all people in the town based on the quantity, quality, and continuity aspects.
On the other hand, the government’s policy through the Directorate General of Cipta Karya has declared that in 2019 clean water supply for the communities targeted to be 100%. Thi paper presents the existing condition of water supply in the Batu City and the potency for the clean water services in the future based on water resource, organization, and budget aspects. The study suggests that the source of water will be sufficient for providing clean water for communities in which some conservation efforts needed, organization needs to be adjust based on the development of services, and balancing budget between the central and local governments.
Key words: clean water, conservation, organization
1.
PENDAHULUAN
Kota Batu merupakan kota sedang yang berkembang pesat pada akhir-akhir ini. Kota ini merupakan kota tujuan wisata khususnya bagi warga Jawa Timur. Kota ini terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan batu, Kecamatan Bumiaji, dan Kecamatan Junrejo. Kota Batu terletak pada ketinggian rata-rata 871 m di atas permukaan laut yang dikelilingi oleh Gunung Anjasmoro (2277 m), Gunung Arjuno (3339 m), Gunung Banyak, Gunung Kawi (2651 m), Gunung Panderman (2040 m), dan
Gunung Welirang ( 2156 m). Peta administrasi Kota Batu disajikan pada Gambar 1
Gambar 1. Peta Administrasi Kota Batu
Pada saat ini, pelayanan air bersih oleh PDAM Kota Batu melalui jaringan perpipaan dengan kapasitas produksi 115,5 L/detik. Cakupan pelayanan PDAM untuk keperluan domestik dan non-domestik sebesar 29,10% dari total jumlah penduduk atau 62.367 jiwa. Sementara itu, HIPPAM mampu melayani 55,40% dari total jumlah penduduk atau 118.734 jiwa. Pelayanan HIPPAM pada umumnya adalah sambungan rumah. Dengan demikian total pelayanan air bersih di Kota Batu saat ini adalah 84,50% dari total jumlah penduduk. Penduduk sisanya menyediakan air secara mandiri menggunakan sumur ataupun langsung mengambil air dari mata air. Hal ini menunjukkan bahwa secara kuantitas, air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Batu sangat cukup dan cakupan pelayanan ini sudah melampai capaian target MDG’s tahun 2015 untuk kota sedang (80%). Namun demikian, untuk menjamin pelayanan air bersih bagi penduduk Kota Batu di masa mendatang, perlu dilakukan studi penyediaan air bersih dari aspek sumberdaya air, organisasi, maupun pembiayaan.
2.
METODE STUDI
Secara garis besar, metode studi disajikan pada Gambar 2.
•Survei dan Pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan
•Survei dan Pengkajian Sumber Daya Air Baku
•Survei dan Pengkajian Geoklimatografi dan Topografi
•Survei dan Pengkajian Demografi dan Ketatakotaan
Alternatif Pengembangan
Gambar 2. Metode Studi
Data sekunder dikumpulkan dari berbagai instansi terkait seperti Bappeko Batu, Dinas Pengairan, Dinas Cipta Karya, dan PDAM. Sementara data primer berupa data observasi lapangan serta kuesioner kepada penduduk Kota Batu. Data tersebut dianalisis untuk menentukan proyeksi jumlah penduduk, fasilitas non-domestik, kehilangan air, fluktuasi kebutuhan air, pengembangan sumber air baku, analisis kelembagaan.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada saat ini pelayanan air bersih masyarakat Kota Batu yang dilaksanakan oleh PDAM dan HIPPAMKota Batu memanfaatkan air dari mata air yang tersebar di Kota Batu. Mata air yang dikelola oleh PDAM dan daerah pelayanannya disajikan pada Tabel 1.
Pengaliran air dari mata air dengan sistem gravitasi. Diameter pipa transmisi dan distribusi bervariasi mulai diameter 3” sampai 10”.
Tabel 1. Mata Air Yang Dikelola PDAM Kota Batu No. Sumber Mata
Air Lokasi Desa
Produksi
1 Sumber
Sumber: Business Plan PDAM Kota Batu 2013-201
PDAM membangun reservoir yang fungsinya disamping sebagai bak penampung juga berfungsi sebagai bak pelepas tekan. Mata air tersebut juga dimanfaatkan oleh kelompok swadaya masyarakat (HIPPAM).
Sementara itu ada lebih dari 95 mata air yang debitnya antara 2 L/dt sampai 5 L/dt yang sebagian besar dikelola oleh HIPPAM di daerah masing-masing. HIPPAM ini melayani masyarakat di perdesaan dan sebagian perkotaan. Sistem pelayanan yang digunakan oleh HIPPAM adalah sistem perpipaan yang mengalirkan air dari mata air langsung ke rumah penduduk. Air dari mata air ditangkap dengan broncaptering dan ditampung di tandon. Selanjutnya, air dari tandon mengalir melalui pipa secara gravitasi menuju rumah penduduk. Unit pelayanan di sebagian rumah penduduk sudah menggunakan meter air, namun masih banyak yang belum dilengkapi dengan meter air. Sumber dana pembangunan sarana air minum pemerintah, antara lain melalui PNPM Mandiri.
Kualitas air pada mata air sangat bagus. Hasil pemeriksaan laboratorium pada air dari Mata Air Sumber Brantas dan Sumber Banyuning menunjukkan bahwa kualitas air dari dua sumber tersebut memenuhi baku mutu air minum yang
ditetapkan dalam PerMenKes No.
492/Menkes/Per/IV/2010. Air ini bisa langsung didistribusikan tanpa perlu pengolahan.
Jumlah penduduk Kota Batu berkembang dari tahun ke tahun. Data jumlah penduduk tahun 2005-2012 disjikan pada Tabel 2.
Data pada Tabel 2 digunakan untuk memproyeksi jumlah penduduk tahun 2015-2030. Hasil proyeksi yang dihitung menggunakan metoda geometrik, dengan koefisien korelasi sebesar 0,9, digunakan untuk memprediksi kebutuhan air. Ketentuan dan asumsi yang digunakan dalam memprediksi kebutuhan air adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kota Batu (2005-2012)
Tahun Jumlah Penduduk
Junrejo Batu Bumiaji Kota Batu
2005 * * * 170.697
2006 * * * 172.328
2008 44739 84829 54542 184.110
2009 50447 97881 58652 206.980
2010 50732 98497 59137 208.366
2011 60789 101263 52269 214.321
2012 51743 97780 60586 210.109
Sumber: Kota Batu dalam Angka (2008-2013) *data tidak terdapat pada sumber data
1) sesuai ketentuan PU Cipta Karya, Kota Batu termasuk kota sedang (jumlah penduduk 100.000 s.d 500.000 jiwa), (2), tingkat pelayanan didasarkan pada ketentuan PU Cipta Karya, untuk kota sedangsebesar 100%, (3) Kebutuhan air domestik didasarkan pada hasil survei yang nilainya lebih besar dari ketentuan PU Cipta Karya sebagai berikut: penduduk Kecamatan Junrejo sebesar 283 L/orang.hari, Kecamatan Batu sebesar 165 L/orang.hari, dan Kecamatan Bumiaji sebesar 156 L/orang.hari dengan rata-rata kebutuhan air Kota Batu adalah 202 L/orang.hari, (4) Perbandingan SR:HU ditetapkan 80:20 sesuai dengan ketentuan Ditjen PU Cipta Karya, (5) kehilangan air ditentukan berdasarkan ketentuan PU Cipta Karya sebesar 20%,
(6) kebutuhan air non-domestik ditentukan sebesar 30% dari kebutuhan domestik. Hal ini disebabkan banyaknya sarana dan prasarana non-domestik di Kota Batu, terutama hotel dan fasilitas pariwisata. Hasil rekapitulasi proyeksi kebutuhan air total untuk kebutuhan domestik maupun non-domestik bagi Kota Batu disajikan pada Tabel 3.
Sementara itu, potensi sumber air digunakan untuk menentukan kecukupan air dalam memenuhi kebutuhan domestik dan non-domestik. Hasil perhitungan kesetimbangan air dengan metode Mock (Mock, F.J, 1973dalam Sidharno, 2013) pada tahun 2030 untuk Kecamatan Junrejo, Batu, dan Bumiaji disajikan pada Tabel 4, 5, dan 6.
Tabel 3. Proyeksi Kebutuhan Air Kota Batu Tahun 2015-2030
Tahun Kebutuhan Air per Kecamatan (L/detik) Junrejo Batu Bumiaji Kota Batu
2015 119 140 83 341
2016 128 151 89 369
2017 142 167 99 408
2018 156 184 109 449
2019 167 197 116 480
2020 178 210 124 513
2021 194 229 135 558
2022 210 248 146 605
2023 225 265 157 647
2024 241 283 167 691
2025 261 307 182 750
2026 283 333 197 812
2027 301 354 209 864
2028 320 376 222 918
2029 336 394 233 962
2030 357 418 247 1.022
Sumber: hasil perhitungan
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi
”
|
Tabel 4. Neraca Air Kecamatan Junrejo Tahun 2030
Bulan hari Inflow
Kebutuhan Air
Outflow Keseimbangan Air Domestik Non Domestik Irigasi
m³ m³ m³ m³ m³ m³ Kondisi
Jan 31 5.738.337 613.380 184.006 1.999.597 2.796.984 2.941.352 Surplus Peb 28 5.837.699 559.956 167.979 1.699.052 2.426.989 3.410.709 Surplus Mar 31 4.830.897 613.380 184.006 2.050.979 2.848.365 1.982.531 Surplus April 30 3.859.842 593.593 178.070 1.939.238 2.710.902 1.148.939 Surplus Mei 31 2.388.212 613.380 184.006 2.033.852 2.831.238 -443.026 Defisit
Juni 30 759.668 593.593 178.070 1.766.585 2.538.249 -1.778.581 Defisit
Juli 31 571.400 613.380 184.006 1.668.472 2.465.859 -1.894.458 Defisit
Agus 31 550.493 613.380 184.006 1.712.717 2.510.104 -1.959.611 Defisit
Sept 30 712.863 593.593 178.070 1.812.165 2.583.830 -1.870.967 Defisit
Okt 31 1.392.852 613.380 184.006 2.195.133,26 2.992.519 -1.599.667 Defisit
Nop 30 3.821.119 593.593 178.070 2.091.173,14 2.862.837 958.281 Surplus Des 31 5.686.967 613.380 184.006 2.050.979,52 2.848.365 2.838.601 Surplus
36.150.352 32.416.248 3.734.105 Surplus
Sumber: Hasil Analisis
Tabel 5. Neraca Air Kecamatan Batu Tahun 2030
Bulan hari Inflow
Kebutuhan Air
Outflow Keseimbangan Air Domestik Non Domestik Irigasi
m³ m³ m³ m³ m³ m³ Kondisi
Jan. 31 10.170.167 717.543 215.263 1.216.832 2.149.638 8.020.528 Surplus Peb. 28 10.346.269 655.047 196.514 1.033.939 1.885.501 8.460.768 Surplus Maret 31 8.561.894 717.543 215.263 1.248.100 2.180.906 6.380.988 Surplus April 30 6.840.874 694.396 208.319 1.180.101 2.082.817 4.758.057 Surplus Mei 31 4.232.675 717.543 215.263 1.237.677 2.170.483 2.062.192 Surplus Juni 30 1.346.374 694.396 208.319 1.075.035 1.977.751 -631.376 Defisit
Juli 31 1.012.704 717.543 215.263 1.015.329 1.948.136 -935.431 Defisit
Agus 31 975.649 717.543 215.263 1.042.254 1.975.061 -999.411 Defisit
Sept 30 1.263.421 694.396 208.319 1.102.772 2.005.488 -742.067 Defisit
Okt 31 2.468.579 717.543 215.263 1.335.823 2.268.629 199.950 Surplus Nop 30 6.772.245 694.396 208.319 1.272.559 2.175.275 4.596.969 Surplus Des 31 10.079.124 717.543 215.263 1.248.100 2.180.906 7.898.218 Surplus
64.069.982 25.000.595 39.069.387 Surplus
Sumber: Hasil Analisis
Tabel 6. Neraca Air Kecamatan Bumiaji Tahun 2030
Bulan hari Inflow Kebutuhan Air Outflow Keseimbangan Air
Domestik Non- Irigasi
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi
”
|
Domestikm³ m³ m³ m³ m³ m³ Kondisi
Jan 31 28.631.281 424.071 127.224 1.300.393 1.851.688 26.779.593 Surplus Peb 28 27.764.203 387.135 116.143 1.104.940 1.608.219 26.155.983 Surplus Mar 31 21.325.067 424.071 127.224 1.333.808 1.885.103 19.439.964 Surplus April 30 16.714.818 410.391 123.120 1.261.140 1.794.651 14.920.166 Surplus Mei 31 9.685.908 424.071 127.224 1.322.670 1.873.965 7.811.943 Surplus Nop 30 15.717.458 410.391 123.120 1.359.947 1.893.458 13.823.999 Surplus Des 31 26.260.166 424.071 127.224 1.333.808 1.885.103 24.375.063 Surplus
164.506.434 21.466.896 143.039.538 Surplus
Sumber: Hasil Analisis
Dari aspek kelembagaan, penyediaan air bersih KotaBatu dilayani oleh PDAM dan HIPPAM. PDAM memberikan kepastian pelayanan dalam segi kuantitas, kualitas, maupun kuantitas. Sesuai arahan Direktorat Cipta Karya bahwa jika kondisi masyarakat rata-rata mampu membiayai operasional sistem air bersih, maka lembaga yang disarankan adalah PDAM (Buletin Cipta Karya-04/tahun VII/ 2010). HIPPAM, swadaya masyarakat, dan sumber-sumber lain keberadaannya akan dipertahankan dan diperkuat dengan pembinaan teknis dan pembinaan kelembagaan yang lebih baik. Jumlah pengguna layanan air bersih non PDAM diperkiran tetap akan tumbuh membesar namun mengecil secara nilai prosentase cakupan layanan. Cakupan Layanan akan menurun dari 37,96% (2012) menjadi 33,81% (2020) dan 29,19% (2030). Pengembangan Lembaga Penyedia air bersih non PDAM akan difokuskan pada daerah yang sulit dijangkau oleh PDAM Kota Batu dan daerah eksisting dengan memanfaatkan sumber dana dari Hibah, APBN, APBD, dan swadaya masyarakat.
Dari aspek pembiayaan, penyediaan air bersih dibiayai bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun PDAM. Pola investasi
disesuaikan dan dilakukan dengan rencana pentahapannya termasuk sumber pendanaan dapat bersumber dari dana APBD Kabupaten, PDAM, Swasta, Perbankan, APBD Provinsi dan APBN. Sumber pendanaan pengembangan SPAM dapat dikelompokkan ke dalam:
- Pengembangan sistem penyediaan air bersih di unit air baku sumber pendanaannya dari APBN SDA
- Pengembangan sistem penyediaan air bersih di unit produksi sumber pendanaannya dari APBD I, APBD II dan atau Swadaya
- Pengembangan infrastruktur sistem penyediaan air bersih dapat bersumber dari swasta dengan pola kerjasama pemerintah swasta (KPS) sesuai ketentuan dalam Perpres 67/2005.
Pendanaan pengembangan SPAM diarahkan pada kemampuan penyelenggara SPAM eksisiting di Kota Batu, yaitu PDAM Kota Batu dan HIPPAM di beberapa wilayah desa/kelurahan. Untuk pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang, pendanaannya menggunakan pedoman pendanaan pengembangan sistem penyediaan air bersih, yaitu seperti disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Skema Pendanaan Sistem Penyediaan Air Bersih
Unit Unit Bangunan Sumber Dana
Air Baku Intake Air Permukaan, Bangunan Penangkap Mata Air, Pipa Transmisi.
APBN melalui PU Sumberdaya Air
Pro-duksi Bangunan Pengolahan Air, Sumur Bor, Pompa, Reservoir
APBN melalui PU Cipta Karya
Distri-busi Reservoir Distribusi, Jaringan Pipa Distribusi APBD Provinsi
APBD Kabupaten/PDAM
Pela-yanan Sambungan Rumah
Hidran Umum
PDAM
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi
”
|
4.
KESIMPULAN
Dari hasil studi dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Sumber air untuk pelayanan air bersih Kota Batu masih mencukupi, namun perlu upaya konservasi
- Pengelola sistem penyediaan air bersih pada tahun 2030 lebih diutamakan dilakukan oleh PDAM
- Pengelolaan sistem air bersih dibiayai dari dana APBN, APBD, maupun PDAM, sementara untuk non-PDAM dibiayai dari hibah dan swadaya masyarakat
5.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya dan Pemerintah Kota Batu.
DAFTAR PUSTAKA
Haryoso, B (2010), Teknik Pemanen Air Hujan (Rain
Water Harvesting) Sebagai Alternatif Upaya
Penyelamatan Sumber Daya Air Di Wilayah DKI Jakarta, Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2, 2010, hal 29-39.
Kodoatie, J.R, dan Sjarief, Roestam (2010), Tata Ruang Air, edisi pertama, Andi Offset, Yogyakarta
Mahzum, M.M. dan Mardyanto, M.A
(2014),Analisis Ketersediaan Sumber Daya Air dan Upaya Konservasi Sub Das Upper BrantasWilayah Kota Batu, Prosiding Seminar Nasional Seminar Nasional: Pemanfaatan Mata Air Umbulan Untuk Kemakmuran Rakyat, Jurusan Teknik Lingkungan ITS, 7 Agustus 2014
PDAM Kota Batu (2013), Business Plan PDAM Kota Batu 2013-2017
Sidharno, W (2013), Kajian Ketersediaan Air Baku Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang Dengan Skenario Dampak Perubahan Iklim, Tesis Master., Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya.