• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERSEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KETERSEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KETERSEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DALAM

MENDUKUNG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN AKAN AIR BESIH DI TANGERANG SELATAN

Nadia Putri Adityo

Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

JL. Raya Jakarta, Km. 04, Pakupatan, Kota Serang, Banten

nadiaadityo@gmail.com

Abstrak

Air merupakan salah satu elemen penting bagi kehidupan kita. Tanpa air kita tidak dapat melakukan berbagai hal yan memerlukan air. Air merupakan hal kedua terpenting setelah oksigen. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Namun ketersediaan air bersih sangatlah mengkhawatirkan bahkan mengancam kehidupan karena volume air kotor dan limbah manusia sudah menyebar ke dalam tanah sehingga air tanah semakin tercemar. Air yang merupakan komponen penting sangatlah harus diperhatikan pengelolaan dan ketersediaanya di setiap daerah agar dapat mencukupi kebutuhan akan air bersih. Apalah artinya pembangunan suatu daerah yang tumbuh dengan pesat tanpa didukung pengelolaan air bersih yang baik. Untuk itu ketersediaan dan pengelolaan air bersih menjadi salah satu faktor yang penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan .

Kata kunci: air bersih, pembangunan berkelanjutan.

PENDAHULUAN

Polusi sering kali dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi bahkan ada yang menyatakan bahwa untuk menghentikan polusi kita pula harus menghentikan pembangunan. Tapi ini bukanlah argumen yang tepat jika kita siap untuk menerima beberapa tingkat toleransi polusi, tidak ada konflik yang serius antara polusi dan pertumbuhan. Lingkungan yang baik seperti barang mewah; jika dikategorikan orang miskin dan orang kaya kita dapat melihat orang miskin tidak begitu peduli mengenai isu lingkungan dan pembangunan ekonomi, menurut mereka masih banyak hal penting daripada harus memikirkan mengenai hal tersebut. Namun orang kaya melakukan hal sebaliknya. Polusi mencemari lingkungan kita, udara, tanah, dan air.

(2)

Upaya pengendalian pencemaran air yaitu mengendalikan kualitas air masukan ke badan air penampung yaitu sungai kecil dan persawahan. Dalam rangka melaksanakan pengendalian pencemaran air, Pemerintah telah mengundangkan beberapa peraturan antara lain UU. No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup; UU. No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; dan PP. No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air serta lainnya.

Air bersih yang merupakan komponen penting dalam kehidupan kini faktanya menjadi hal yang dikhawatirkan akibat dari terbatasnya ketersediaan air bersih ataupun pengelolaan air bersih yang belum baik. Dalam setiapn daerah perlu diperhatikan agar kebutuhan akan air bersih dapat dipenuhi karena akan menunjang segala aktifitas rumah tangga, kegiatan ekonomi, dan kegiatan lainnya. Khususnya didaerah Tangerang Selatan dimana pembangunan infrastruktur, permukiman dan industri begitu pesat terjadi akan tetapi tidak didukung dengan pengelolaan air bersih yang baik.

Permasalahan mengenai ketersediaan air bersih di Tangerang Selatan seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah dan pengembang besar swasta yang ikut dalam pembangunan kawasan di Tangerang Selatan.Tangerang Selatan sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang baru beberapa tahun ini dinyatakan terpisah otonomi daerahnya seharusnya mulai merencanakan mengenai pengelolaan air bersih, Selama ini kebutuhan air minum bagi rumah tangga, industri dan kegiatan ekonomi lainnya bersumber dari dua sumber utama, yaitu: Pertama, dari pihak PDAM Kabupaten Tangerang dan instalasi air bersih yang dikelola oleh pihak pengembang. Kedua, berasal dari air bawah tanah. Tentu Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus memiliki instalasi pengolahan air bersih secara mandiri yang langsung dikelola dan dibawah pengawasan pemerintah daerah (PDAM).

(3)

Apabila pemerintah Tangerang Selatan ingin mengupayakan kemandirian dari sisi pengelolaan air bersih banyak sekali sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi manusia khususnya masyarakat Tangerang Selatan. pada uraian di atas maka penilitian berupaya memecahkan masalah tersebut dengan tujuan dapat mengetahui potensi sumber daya alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalam mendukung pembangunan di Tangerang Selatan.

METODE PENELITIAN

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di daerah Tangerang Selatan, dan sekitarnya mengenai kondisi air bersih serta potensi sumber air bersih dan dilakukan pada hari Senin 9 Juni 2014 sampai dengan 16 Juni 2014.

Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berita, data dan kasus mengenai isu pengelolaan dan ketersediaan air bersih di Tangerang Selatan.

Prosedur

Penelitian ini merupakan jenis metode deskriptif, dimana penelitian ini akan menggambarkan fenomena seperti apa adanya fenomena tersebut. Bukan bermaksud untuk memanipulasi atau mengontrol.

(4)

HASIL PENELITIAN

1.1 Kondisi Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Bersih / Air Minum di Tangerang Selatan

Sampai saat ini Tangerang Selatan masih belum mandiri dalam pengelolaan isntalasi pengolahan air besrih / air minum ini terlihat dari sumber utama kebutuhan air bersih / air minum yang masih dipasok dari pihak PDAM Kabupaten Tangerang dan instalasi air bersih yang dikelola oleh pihak pengembang. Kedua, berasal dari air bawah tanah.

Pesatnya pembangunan dan penyedotan air tanah di kawasan Kec. Serpong dan Serpong Utara dikhawatirkan membawa dampak bagi warga sekitar akan kebutuhan air bersih. Kondisi di Kec. Serpong dan Serpong Utara sudah terlalu padat serta semakin menyusut lahan resapan air sehingga warga sekitar khawatir terhadap kebutuhan air tanah maupun bersih. Keberadaan perumahan baru dan pusat perkantoran yang pesat di kawasan Serpong dan Serpong Utara khususnya kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) jelas membawa dampak yang besar bagi kebutuhan air tanah. Puluhan tahun warga di dua kecamatan ini memanfaatkan air tanah untuk kebutuhan hidup sehari-hari tapi karena semakin banyak pembangunan air tanah mulai berkurang. Krisis air bersih atau air tanah di dua kecamatan itu, memang sangat mengkhawatirkan jika melihat dari lokasi atau lahan resapan air yang semakin lama menyusut akibat pembangunan maupun kawasan bisnis. Untuk Kec. Pamulang, Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Timur dan Setu kondisi air tanah masih dalam kategori aman tapi untuk Kec. Serpong dan Serpong Utara memang mengkhawatirkan melihat dari pembangunan yang pesat di kawasan tersebut terlebih banyak yang memanfaatkan air tanah untuk kepentingan sehari-hari maupun komersil.

Standar Kebutuhan Air Minum

Lokasi Wilayah / per Kapita / per Hari

Pedesaan 60 Liter

Kota Kecil 90 Liter

Kota Sedang 110 Liter

(5)

Kota Metropolitan 150 Liter

Dari hasil pendataan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan menunjukan Akses masyarakat terhadap air bersih sudah diatas rata-rata adapun hasilnya dapat dapat dilihat dari tebel berikut.

Tabel

Cakupan Penduduk Terhadap Akses Air Bersih

N

O KEC PUSKESMAS JUMLAH KK AKSES AIR BERSIH % AKSES AIRBERSIH

(6)

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan & Makanan-minuman Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Tahun 2010

Dari hasil studi EHRA menyebutkan, sebagian besar responden telah mengkonsumsi air yang memenuhi standar kesehatan untuk diminum yang berasal dari air botol kemasan, air ledeng PAM, air isi ulang, air hidran umum PAM, air kran umum PAMSIMAS/PAM, air sumur gali terlindungi, mata air terlindungi, air sumur pompa tangan yaitu total persentasenya sebesar 94.66%, sementara yang menggunakan air dari sumber yang beresiko kesehatan adalah sebanyak 5.36% yaitu air yang bersumber dari sumur tidak terlindungi, mata air tidak terlindungi dan sumber lainnya.

Gambar

Sumber Air Yang Biasa Digunakan Untuk Minum

Untuk memasak, hasil studi menunjukkan bahwa responden menggunakan air dari sumber yang relative aman adalah sebanyak 93.2% dan sisanya 6.8% menggunakan air dari sumur tidak terlindungi, mata air tidak terlindungi dan sumber lainnya

1.2 Kuantitas dan Kualitas Air

(7)

Di Kecamatan Serpong, sebagian besar kebutuhan air bersih penduduk di peroleh dari PDAM (44.81 %). Sumber air bersih lainnya diperoleh dari sumur yang terdiri dari sumur gali sebesar 12.12 %, sumur gali yang dipasang listrik sebesar 6.07 %, sumur pompa sebesar 10.05 % dan sumur pompa yang dipasang listrik 4.52 %.

Di Kecamatan Serpong Utara, pelayanan air bersih dari PDAM menempati urutan kedua setelah Kecamatan Serpong Masyarakat yang menggunakan air PDAM berkisar 21.15 %. Bagi daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan PDAM, masyarakat menggunakan sumber air dari sumur gali (8.39 %), sumur gali dipasang listrik (5.97 %), sumur pompa (11.27 %) dan sumur pompa di pasang listrik (7.10 %).

Di Kecamatan Pamulang belum ada rumah tangga yang menggunakan sumber air bersih dari PDAM. Pemenuhan akan kebutuhan air bersih bersumber dari air sumur yang terdiri dari sumur gali sebesar 4.90 %, sumur gali yang dipasang listrik sebesar 28.88 %, sumur pompa sebesar 5.88 % dan sumur pompa yang dipasang listrik 24.86 %.

Pemenuhan air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Ciputat sebagian besar berasal dari air sumur, untuk pelayanan dari PDAM belum masuk. Pemakaian sumur gali sebesar 31.24 %, sumur gali yang dipasang listrik sebesar 11.66 %, sumur pompa sebesar 36.52 % dan sumur pompa yang dipasang listrik 22.17 % Pemenuhan air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Ciputat Timur sebagian besar berasal dari air sumur yaitu sumur gali (10.72 %), sumur gali dipasang listrik (16.10 %), sumur pompa (5.88 %) dan sumur pompa di pasang listrik (12.01 %).

Di Kecamatan Pondok Aren jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber air bersih dari PDAM sebanyak 17.62 %, kemudian diikuti dengan penggunaan air bersih yang bersumber dari sumur gali sebesar 15.85 %, sumur gali yang dipasang listrik sebesar 25.76 %, sumur pompa sebesar 19.61 % dan sumur pompa yang dipasang listrik 26.28 %

(8)

Tabel

Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum

Kota Tangerang Selatan

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Tahun 2009

KETERANGA N

- SGL + : Termasuk Sumur gali dipasang Pompa listrik.

- SPT + : Termasuk SPT dipasang Pompa listrik

1.3 Pe

ny edi aan Air Bersih

Cakupan Layanan

Saat ini sistim penyediaan air minum untuk pelayanan Kota Tangerang selatan dilayani oleh Instalasi pengolahan Air Minum (IPA) sebanyak 5 unit, sistim persebut berlokasi, di Serpong 3 unit, Serpong Utara 1 unit dan Pondok Aren 1 unit, untuk kecamatan yang lainya saat ini belum dapat terlayani oleh sistim penyediaan air minum yang ada, sehingga masyarakat yang berada diwilayah tersebut untuk memenuhi kebutuhan air minumnya masih mengandalkan dari air tanah dalam dan saluran/sungai terdekat. Selengkapnya data mengenai Instalasi pengolahan Air Minum yang ada di wilayan Kota tangerang Selatan dapat dilihat pada tabel

Tabel

Sebaran Water Treatment Plant (WTP)

No Kecamatan Sebaran WTP

1 Serpong 3

2 Serpong Utara 1

3 Ciputat 0

Kecamatan Jumlah KK

JML SARANA AIR BERSIH

SGL SGL + SPT SPT + PDAM

Serpong 21.587 52 4.515 41 5.604 8.899

Serpong Utara 20.415 36 4.436 46 8.807 4,200

Pamulang 53.817 21 22.152 24 30.811 0

Ciputat 42.286 134 8.671 149 27.484 0

Ciputat Timur 30.339 46 11.972 24 14.890 0 Pondok Aren 59.338 68 19.150 80 32.578 3.500

(9)

4 Ciputat Timur 0

5 Pamulang 0

6 Pondok Aren 1

7 Setu 0

Kota Tangerang Selatan 5

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, Tahun 2008

Sistem Non Perpipaan

Sistem non perpipaan di Kota tangerang Selatan terkonsentrasi pada wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau oleh sistim penyediaan air minum yantg dilayani oleh PDAM.

Untuk mendukung kebutuhan air minum dalam lingkungan perumahan tersebut, selain menggunakan air minum PDAM khususnya di daerah perkotaan, juga banyak menggunakan sumber-sumber air lainnya seperti sumur pompa, sumur, mata air dan lain sebagainya.

Sumber pendanaan dalam upaya peningkatan pelayanan air minum Kota selama ini sebagian besar berasal dari DAU/APBD dan APBN , ke depan akan ditekankan dari dana Pemerintah Pusat disamping dana-dana (APBN/APBD/PDAM/swasta/pinjaman luar negeri/DAK).

1.4 Analisis Kondisi Pelayanan

Memperhatikan kebutuhan masyarakat untuk memperoleh aksessibilitas terhadap nilai nilai kebersihan, kesehatan dan potensi pasar untuk memperoleh air minum, serta kriteria kriteria tingkat pelayanan maka disusun rencana tingkat pelayanan untuk kebutuhan domestik maupun non domestik sebagai berikut :

Tingkat Pelayanan yang direncanakan :

a. Alokasi air untuk pengembangan sistem eksisting diusulkan sebesar 120 L/ orang / hari dan cakupan pelayanan 55 % populasi penduduk kecamatan.

(10)

d. Kebutuhan non domestik sebesar 20 % dari jumlah kebutuhan domestik.

e. Pelayanan air direncanakan 24 jam sehari, dicapai dengan pemasangan reservoir pada masing masing sistem.

f. Kapasitas terpasang diusahakan sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak terjadi idle capacity.

g. Kualitas air merupakan kualitas air minum. Kualitas air yang diproduksi dan didistribusikan oleh PDAM harus memenuhi persyaratan kesehatan yaitu mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Kualitas air dikaji dari hasil laporan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan secara berkala oleh PDAM.

h. Kehilangan air di IPA sebesar 5 % dan pada perpipaan sebesar 20 %.

1.5 Analisis Kebutuhan Air

Kebutuhan air minum akan disesuaikan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang ada di Kota tangerang Selatan.

1.6 Analisis Sistem Prasarana Dan Sarana Air Minum

Sistem prasarana dan sarana air minum yang dibutuhkan untuk pengembangan di Kota Tangerang Selatan adalah dengan sisten perpipaan dan non system perpipaan baik untuk perdesaan maupun untuk perkotaan, untuk system perdesaan system yang digunakan cenderung pengembangannya menggunakan system IKK.

Sistem Prasarana Yang Diusulkan

1. Sistem Non Perpipaan

(11)

2. Sistem Perpipaan

Sistem yang diusulkan untuk sistim perpipaan akan disesuaikan dengan pola pengembangan wilayah kota dan untuk wilayah-wilayah yang potensial..

3. Usulan Dan Prioritas Program

Di Kota Tangerang Selatan sistim penyediaan air minum yang diprogramkan 5 (lima) tahun kedepan adalah dengan membangun komponen-komponen sebagai berikut :

a. Optimalisasi Sistim

b. Komponen air baku

c. Komponen pipa transmisi

d. Komponen sistim produksi

e. Komponen Pipa distribusi

f. Komponen pelayanan.

g. Master Plan, DED, Pelatihan Manajemen dan Supervisi.

4. Usulan Dan Prioritas Proyek Penyediaan Pengelolaan Air Minum

Usulan dan prioritas proyek penyediaan dan pengelolaan air minum untuk Kota Tangerang Selatan dapat dlihat Pada table indikasi Program 2010 - 2014.

a. Pengembangan air minum perdesaan, IKK dan Perkotaan

b. Peningkatan pelayanan bagi system non perpipaan

KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

1. Pengelolaan Sistim Penyediaan Air Minum Kota tangerang Selatan saat ini masih dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kota tangerang. Kedepan dengan dimekarkannya Kota tangerang selatan, sistim penyediaan air minum secara perlahan-lahan harus terpisah.

2. Pesatnya pembangunan dalam pemanfaatan lahan untuk permukiman dan perkantoran dijadikan sebagai salah satu faktor berkurangnya daerah resapan air sehingga beberapa kawasan di Tangerang Selatan mulai terjadi krisis air bersih yaitu Serpong Utara dan Kecamatan Serpong.

3. Ketersedian dan pengelolaan air besih sangatlah penting untuk mendukung pembangunan disuatu daerah. Sehingga pembangunan yang terjadi akan selalu memerhatikan aspek lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

4. Masih banyaknya masyarakat perkotaan dan perdesaan yang belum terlayani jaringan air minum.

5. Masih tingginya tingkat kebocoran yang terjadi di jaringan air minum PDAM Kota Tangerang Selatan.

6. Kesaradan masyarakat dalam menggunakan air yang masih belum efisien. 7. Belum semua wilayah perkotaan terlayani oleh jaringan perpipaan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan:

1. Mendesak Walikota Tangerang Selatan memperketat perizinan perumahan baru, proses perolehan ijin AMDAL, UKL, UPL dapat dilaksanakan sesuai aturan yang benar.

2. Pengembang baru atau mereka yang ingin membangun perumahan baru, tak mudah mendapatkan izin sebelum melihat lokasi yang akan dibangun serta tak memiliki lahan terbuka hijau sebagai salah satu penampungan air atau resapan air.

(13)

4. Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan SPAM (PDAM, Dinas PU Kab/Kota, UPT, Kelompok masyarakat ) di Kota Tangerang Selatan dilakukan dengan cara Meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui pelatihan; Peningkatan kualitas air minum; Memperkuat fungsi dinas-dinas terkait; Memperkuat PDAM; dan Memberdayakan kelompok masyarakat.

5. Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan (PDAM) di Kota Tangerang Selatan dilakukan melalui penyehatan PDAM, regionalisasi PDAM, penyesuaian tarif, peningkatan SDM, dsb.

6. Upaya penyusunan peraturan perundang-undangan (Perda, dll) yang berkaitan dengan penyelenggaraan SPAM di Kota Tangerang Selatan dilakukan dengan cara penyusunan PERDA/mengimplementasikan permen yang ada menjadi PERDA dan mengimplementasikan NSPM.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia Indonesia. “Pembangunan Berkelanjutan”. 24 April 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan

R O’Connor. “Economics And The Environment”. 31 May 1977. http://www.jstor.org/discover/10.2307/25506337?

uid=3738224&uid=2134&uid=2482445033&uid=2482445023&uid=2&uid=70&uid=3&uid =60&sid=21104293463133

Robbert G Patterson. “Materiality And Economic Environment”. 9 Oktober 1967. http://www.jstor.org/discover/10.2307/244173?searchUri=%2Faction%2FdoBasicResults %3FQuery%3Deconomics%2Benvironment%26amp%3Bprq%3Deconomics%26amp%3Bhp %3D25%26amp%3Bacc%3Doff%26amp%3Bwc%3Don%26amp%3Bfc%3Doff%26amp %3Bso%3Drel%26amp%3Bracc%3Doff%26amp%3Bvf

%3Djo&resultItemClick=true&Search=yes&searchText=economics&searchText=environme nt&uid=3738224&uid=2134&uid=2&uid=70&uid=4&sid=21104293463133

Kelompok Kerja Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan. “Air Tanah Berkurang Di Wilayah Serpong”. 5 Mei 2014. http://www.ampl.or.id/digilib/read/98-air-tanah-berkurang-di-wilayah-serpong/49905

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah permasalahan pada perpajakan dana desa baik yang berasal dari eksternal maupun internal desa sudah diselesaikan

Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank

Begitu juga Maridi, selesai kuliah hidup dengan orang tuanya di Tretes, dapat pekerjaan ditolong oleh Pak Suhud, yang membangun dan mengelola hotel, Maridi

Pada penelitian ini didapatkan bahwa proporsi terbesar infeksi oleh bakteri penghasil ESBL adalah di ruang rawat intensif dan BBRT, maka dari itu perlu dilakukan

Software pendukung pemeriksaan lembar jawaban ini akan melakukan sebuah proses pengenalan atau disebut recognition pada text lembar jawaban ujian (LJU) yang sudah berupa

Dalam penelitian ini, dilakukan pengukuran kualitas parameter fisika, kimia dan biologi air minum hasil olahan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Unit 2 Tirta Kencana PDAM

Dilihat dari hasil data ketersediaan air yang ada di 7 pulau-pulau besar yang ada di Indonesia Pulau Jawa mengalami permasalahan paling tinggi dimana terlihat dari

Teknik pengambilan sampel menggunakan salah satu metode Non Probabilty Sampling yaitu Purposive Sampling di mana anggota populasi dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan