• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Farmasi Dunia dan indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Farmasi Dunia dan indonesia "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sejak manusia diciptakan manusia tidak terlepas dari penyakit, sehinga manusia kala itu mencari cara untuk menyembuhkan penyakit yang ada. Cara untuk menyembuhkan suatu penyakit inilah yang disebut ilmu pengobatan.

Pada awalnya semua ilmu pengobatan berawal dari coba-coba. Apabila suatu ramuan berhasil menyembuhkan suatu penyakit, maka ramuan tersebut akan digunakan seterusnya secara turun-temurun untuk menyembuhkan penyakit yang sama. Hal inilah yang mendasari lahirnya ilmu tentang pengobatan.

Pada masa lalu dalam pengobatan suatu penyakit dilakukan oleh seorang tabib yang bertugas mendiagnosa serta membuatkan obat bagi sang pasien bisa dikatakan hal ini seperti seorang dokter yang berfungsi juga sebagai apoteker. Barulah pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”.

Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa banyak perubahan disegala aspek kehidupan. Tidak terkecuali ilmu pengobatan. Selama berabad-abad lamanya, setelah ditemukannya teknologi-teknologi yang dapat membantu manusia dalam melakukan berbagai penelitian, pengobatan pun turut mengalami kemajuan. Obat yang pada awalnya hanya diproduksi terbatas dan terkadang hanya terdapat di daerah tertentu kini dapat dimanfaatkan dan dikonsumsi secara universal. Hal ini salah satunya merupakan dampak karena adanya kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(2)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 AWAL MULA FARMASI

Farmasi berasal dari kata “PHARMACON” yang berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.

Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya. Di negara Cina, para tabib mendapatkan ilmunya dari keluarga secara turun-temurun. Itu gambaran “ilmu farmasi” kuno di Cina.

Sedangkan di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai tabib adalah pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh mmasyarakat Yunani, Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir, praktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.

Buku tentang bahan obat-obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM.Para pengguna awal Cina dikenal pada materia medica adalah Shennong Bencao Jing (Herb-Akar Klasik Petani Divine), datang kembali ke abad 1. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan selama dinasti Han dan dikaitkan dengan mitos Shennong . Literatur sebelumnya termasuk daftar resep untuk penyakit tertentu, dicontohkan oleh "Resep untuk 52 Penyakit" manuskrip, ditemukan di makam Mawangdui, disegel di 168 SM.

Dioscorides, De Materia Medica , Byzantium, abad ke-15

(3)

Dokter dan apoteker, ilustrasi dari Medicinarius (1505) oleh Hieronymus Brunschwig.

Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai dibedakan peran antara seorang herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun 1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan tersebut. Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing-masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka lambang Ilmu Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai lambang cawan dililit ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.

Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas-fakultas di universitas.

Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama “The Pharmaceutical Society of Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian dengan nama “American Pharmaceutical Association”. Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama “Federation International Pharmaceutical”.

(4)

Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.

Sejak saat itulah, dunia farmasi terus berkembang dengan didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah industri obat pertama berdiri).

Perkembangan farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di Bandung pada tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di mana pemerintah mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa. Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan, tercatat ada Kimia Farma, Indofarma, Biofarma, dan lainnya. Di dunia pendidikan sendiri, sekolah tinggi atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.

2.2 PERKEMBANGAN FARMASI

Berikut ini perkembangan dunia farmasi mulai dari zaman pra sejarah. 1. Zaman Prasejarah

Farmasi telah ada sejak pemikiran manusia mulai berkembang meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Manusia purba belajar dengan menggunakan insting dan observasi terhadap burung-burung dan hewan-hewan buas. Mereka juga memanfaatkan air dingin, daun, kotoran, dan lumpur. Dengan berbagai usaha yang bersifat coba-coba, manusia purba mempelajari berbagai hal untuk menolong sesamanya. Dalam waktu singkat, mereka dapat menggunakan pengetahuannya dan bermanfaat bagi orang lain. Meskipun menggunakan metode yang masih kasar, beberapa obat masa kini berasal dari sumber-sumber yang telah digunakan oleh nenek moyang kita tersebut.

2. Farmasi pada Masa Babylonia Kuno

Babylon, permata bagi Mesopotamia kuno, sering disebut juga sebagai tempat munculnya peradaban manusia, adalah yang pertama menemukan dan melaksanakan praktek peracikan obat. Para ahli penyembuh ketika itu (sekitar 2600 SM) melaksanakan tiga peran berbeda secara bersamaan sebagai agamawan, dokter, dan apoteker. Naskah-naskah medik ditulis di atas tablet tablet tanah liat yang berisikan gejala-gejala penyakit, resep dan cara peracikan obat, dan juga doa-doa. Orang-orang babylon telah berhasil menemukan hal-hal penting dalam upaya penyembuhan penyakit yang pada masa sekarang dikenal dengan farmasetik modern, ilmu kedokteran, serta kegiatan-kegiatan spiritual.

3. Farmasi pada Masa Cina Kuno

(5)

sendiri, serta menulis Pen T-Sao pertama, tulisan tentang herbal-herbal asli yang berisikan 365 jenis obat-obatan. Sesuatu yang masih dipuja oleh orang cina asli penghasil obat sebagai wujud perlindungan Tuhan untuk mereka. Shen Nung secara menakjubkan menguji beberapa herbal, kulit kayu, dan akar yang diperoleh dari ladang, rawa-rawa, dan hutan yang masih dikenal dalam bidang kefarmasian hingga kini. Menggunakan background “Pa Kua”, suatu simbol matematis dari penciptaan dan kehidupan. Tanaman-tanaman obat yang ditemukan oleh Shen Nung antara lain podophyllum, rhubarb, ginseng, stramonium, kulit kayu cinnamon, dan jugaseperti yang berada di tangan bocah pada gambar, ma huang, atau disebut juga ephedra.

4. Papyrus Ebers

Praktek pengobatan di Mesir telah berlangsung sejak tahun 2900 SM dan mereka juga diketahui memiliki catatan formula obat fenomenal, Papyrus Ebers, yang dibuat sejak 1500 SM. Papyrus Ebers tersebut memuat sekitar 800 formula dan 700 macam obat-obatan. Pusat farmasi di Negara Mesir kuno diselenggarakan oleh dua orang pejabat negara yang bertindak sebagai Ahli Farmasi di suatu ruangan yang disebut sebagai “Rumah Kehidupan”. Dengan seting kira-kira seperti gambar ini, Papyrus Ebers didiktekan oleh seorang ahli farmasi mengenai prosedur formulasi yang sedang dikerjakan.

5. Bapak Botani: Theophrastus

(6)

6. Sang Toksikolog: Mithridates VI

Mithridates VI adalah seorang raja negeri Pontus (sekitar 100 SM) yang senantiasa bertempur melawan kekaisaran Romawi. Beliau adalah ilmuan toksikologi yang menemukan tidak hanya tentang berbagai jenis racun, namun juga bagaimana mencegah dan mengobati efek racun. Mithridates VI tanpa banyak pertimbangan menggunakan tubuhnya sendiri dan juga tubuh para tahanan sebagai "kelinci percobaan" dalam mengujicoba berbagai racun dan antiracun. tampak dalam gambar, di belakang Mithridates terletak rhizotomists, offering fresh, flowering aconite, ginger,dan gentian. Dan di kanan bawah gambar terletak dua buah wadah biang sampanye. Formula yang diramu Mithridates yang paling terkenal adalah suatu panantidotal yang populer digunakan selama kurang lebih seribu tahun yang dikenal dengan Mithridatum.

7. Terra Silgillata: Merek Obat Pertama

Orang-orang masa lampau telah mempelajari manfaat dari merek dagang yang merupakan identitas suatu barang yang digunakan untuk meraih konsumen. salah satu therapeutic agent yang memakai merek dagang adalah Terra Sigillata (cap Bumi), suatu tablet tanah liat yang berasal dari pulau Mediteranean di Lemnos sebelum tahun 500 SM. setiap tahunnya tanah liat digali di terowongan Lemnian dihadiri oleh pemerintah dan pendeta-pendeta. tanah liat dicuci, disuling, dan digulung dengan ketebalan tertentu, tanah liat itu dibentuk seperti pastilles dan diberi cap oleh para pendeta wanita, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari. Lalu tablet-tablet itu didistribusikan secara komersial.

8. Dioscorides

(7)

9. Galen

Galen adalah sosok dari masa lalu yang sampai sekarang masih sangat dihormati oleh profesi farmasi dan kedokteran. Galen (tahun 130-200 M)merupakan pakar praktisi dan pendidikan farmasi dan kedokteran di Roma. metode yang diterapkannya dalam menyiapkan dan meracik obat telah digunakan di dunia barat selama 1500 tahun, dan namanya sendiri telah diasosiasikan dengan metode peracikannya yang dikenal dengan galenika. Beliau adalah penemu dari formula krim dingin, yang secara esensial adalah sama dengan krim yang kita kenal sekarang. banyak prosedur-prosedur yang ditemukan Galen masih digunakan di laboratorium peracikan modern masa kini.

10. Hipocrates

Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat. Semakin lama masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.

(8)

Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih ke arah teknologi pembuatan obat untuk menunjang keberhasilan para anak didiknya dalam melaksanakan tugas profesinya.

Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni (basic science) sehingga lulusan S1-nya pun bukandisebut Sarjana Farmasi melainkan Sarjana Sains.

Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi jabatan untuk standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia Farmasi, (yang tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat dengan obat-obatan, dengan persyaratan : pendidikan Sarjana Teknik Farmasi.

Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian, distribusi dan penggunaan.

Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan bahwa : 1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter menuliskan resep

rasional. Membanu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai “bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep dokter.

2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal produk/produksi obat yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat melayani baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.

3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional. Sedangkan Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992) menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic Judgement” dari pada hanya sebagai sumber informasi obat.

Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).

Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat Apoteker yang berkualits dinilai amat jarang/langka, bahkan dikatakan bahwa dibandingkan dengan apotekeer, medical representatif dari industri farmasi justru lebih merupakan sumber informasi obat bagi para dokter.

Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien.

(9)

mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau dimanapun apoteker berada.

11. Abad Kegemilangan Farmasi di Peradaban Arab-Islam

Setelah abad pertama masehi terlewati, perlahan-lahan kemajuan dibidang mengetahuan termasuk farmasi di barat mengalami kemunduran, dikenal dengan abad kegelapan (Dark Age).

Kebangkitan di dunia farmasi selanjutnya diilhami dengan turunnya Al-Qur'an seiiring dengan kemajuan bangsa arab yang merupakan pusat peradaban dunia termaju saat itu, dimana ilmuan ilmuan islam berpatokan pada Al-Qur'an dan Metode pengobatan nabawi (Nabi), disamping penelitian dan pengembangan lainnya.

Mulai Abad ke-9 terus berkembang hingga abad ke-13 melalui berbagai karya asli dan terjemahan, dunia arab telah menjembatani ilmu yang menghubungkan yunani dengan dunia farmasi modern saat sekarang ini. Puncak sumbangan dunia Arab-islam dalam perkembangan farmasi dapat dikatakan ketika adanya suatu panduan praktek kefarmasian pada tahun 1260 yang disusun oleh seorang ahli kefarmasian berpengalaman dari mesir (Abu'l-Muna Al-Kohen al-Attar), dalam panduan praktek kefarmasian tersebut attar menuliskan pengalaman hidupnya serta ilmu dalam seni apotek atau seni dalam meracik obat, yang sebagiab besar juga menguraikan etika farmasis sebagai profesi kesehatan. Ilmuan Farmasi yang terkenal pada zaman ini antara lain :Yuhanna bin Masawayah (777-875), Abu Hasan Ali Bin Sahl Rabban Al-tabari (808), Sabur bin Sahl, Zayd Hunayn bin Ishaq al ibadi (809-873), dan lain lainnya.

12. Menjelang abad ke-20 Penelitian farmasi awal mulai banyak dilakukan :

Karl Wilhelm (1742-1786) seorang ahli farmasi swiss berhasil menemukan zat kimia seperti asam laktat, asam sitrat, asam oksalat, asam tartrat dan asam arsenat.

Scheele juga berhasil mengidentifikasi gliserin, menemukan cara baru membuat calomel, dan asam benzoat serta menemukan oksigen.

Friedrick seturner merupakan ahli farmasi jerman (1783-1841) berhasil mengisolasi morpin dari opium, pada tahun 1805, seturner juga menganjurkan suatu seri isolasi dari tumbuhan lainnya juga.

Joseph Caventou (1795-1877) dan joseph pelletier (1788-1842) menggabungkan keahlian mereka dalam mengisolasi kina dan sinkonin dari sinkona.

Joseph pelletier (1788-1842) dan pirre robiquet (1780-1840) mengisolasi kafein dan robiquet sendiri memisahkan kodeina dari opium. secara metode satu persatu zat kimia diisolasi dari tanaman, serta diidentifikasi sebagai zat yang bertanggung jawab terhadap aktifitas medis tanamannnya. dieropa abad ke18 dan 19 M mereka berdua sangat dihargai karna

kemampuannya. mereka juga menerapkan kemampuan ilmu farmasi pada pembuatan produk-produk obat yang mempunyai standar kemurnian, keseragaman, dan khasiat yang tinggi daripada yang sebelumnya dikenal. ekstraksi dan isolasi ini merupakan keberhasilan yang sangat besar dibidang sediaan yang dipekatkan, sehingga saat itu banyak ahli farmasi yang membuat sediaan obat dari tanaman meski dalam skala yang kecil.

(10)

asli amerika yang berasal dari suku indian yang diambil oleh pendatang.

(11)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

3.2.1. Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait