• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata surya (1) Planet di tata surya Planet di tata surya Planet di tata surya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tata surya (1) Planet di tata surya Planet di tata surya Planet di tata surya"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1. Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang berputar mengelilingi matahari sebagai pusatnya.

2. Benda langit yang menjadi anggota tata surya.  Bintang di Tata Surya

Bintang merupakan salah satu anggota tata surya yang memiliki sifat istimewa karena bisa memancarkan cahaya sendiri. Salah satu bintang yang paling kita rasakan

pengaruhnya adalah matahari. Matahari merupakan bintang yang sangat bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan di bumi. Matahari berguna sebagai sumber cahaya dan sumber panas yang berguna bagi seluruh makhluk hidup. Cahaya matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Sedangkan panas dari matahari berguna untuk menghangatkan permukaan bumi.

 Planet-planet

Planet adalah benda langit yang mempunyai orbit mengelilingi matahari. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturunus, Uranus, dan Neptunus adalah nama-nama planet yang ada di tata surya. Nama-nama planet itu juga telah diurutkan berdasarkan jaraknya dari matahari mulai dari yang paling dekat hingga yang paling jauh.

Pengelompokan Planet-planet

Berikut 3 susunan atau urutan planet yang dibuat oleh para ahli astronomi.

a) Pertama, pengelompokan berdasarkan posisi planet yang dilihat dari orbit bumi dapat dibagi menjadi planet inferior dan planet luar superior. Planet inferior adalah planet yang terletak di dalam orbit bumi, yaitu Merkurius dan Venus. Sedangkan, planet superior adalah planet yang berada di luar orbit bumi, yaitu planet Mars, Yupiter, Saturnus,

Uranus, dan Neptunus.

b) Kedua, pengelompokan berdasarkan material penyusunnya yang dapat dibagi menjadi 2, yaitu planet terrestial dan planet jovian. Planet terrestial adalah planet dengan ukuran yang relatif kecil, berbatu, dan memiliki atmosfer yang tipis. Planet yang

tergabung adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan, sisanya termasuk planet jovian. Yaitu planet dengan permukaan yang tersusun dari gas, cairan, es tebal, dan ukurannya relatif besar.

c) Ketiga, pengelompokan berdasarkan letaknya yang dilihat dari orbit asteroid. Planet dapat dibagi menjadi palnet luar dan planet dalam. Planet dalam adalah planet yang berada didalam orbit asteroid, yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Sedangkan sisanya termasuk planet luar.

 Satelit di Tata Surya

Satelit merupakan anggota tata surya yang selalu mengitari planet. Semua satelit akan bergerak mengelilingi matahari bersama dengan planet yang diputarinya. Selain

melakukan itu, satelit juga berputar pada porosnya dan memutari planet yang diiringinya. Satelit di tata surya dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan keberadaannya yaitu satelit alami dan satelit buatan. Satelit alami merupakan satelit yang diciptakan oleh Tuhan dan bisa bergerak dengan sendirinya tanpa bantuan tangan manusia.

(2)

Asteroid adalah benda astronomi yang berbentuk pecahan kecil dan beredar pada lintasan yang terletak di antara orbit planet Mars dan Yupiter. Proses terbentuknya asteroid terjadi secara bersamaan dengan proses terbentuknya planet yang sesuai dengan susunannya.  Komet (Bintang Berekor)

Komet adalah benda langit yang berukuran kecil. Material penyusun komet terdiri dari sejumlah partikel-partikel bebatuan, kristal, es, dan gas. Komet biasanya sering terlihat seperti sebuah benda langit yang bercahaya dan berbentuk memanjang menyerupai ekor. Olah karena itu orang-orang sering menyebutnya sebagai bintang berekor.

 Meteor atau Meteorid

Meteor adalah benda langit yang bergerak cepat dan memiliki lintasan yang tidak teratur. Jika Anda pernah mendengar istilah bintang jatuh, itu merupakan sebuah meteor yang bisa dilihat oleh manusia. Peristiwa sebenarnya yang terjadi saat seseorang melihat bintang jatuh adalah meteor yang bergerak bebas di tata surya tertarik oleh gaya gravitasi Bumi.

3. Konsep gaya gravitasi adalah

Sejak zaman Yunani Kuno, orang sudah berusaha menjelaskan tentang kinematika sistem tata surya. Oleh karena itu, sebelum membahas hukum gravitasi Newton, ada baiknya apabila Anda juga memahami pemikiran sebelum Newton menemukan hukum

gravitasi.Plato (427 – 347 SM) ilmuwan yunani mengemukakan bahwa bintang dan bulan bergerak mengelilingi bumi membentuk lintasan lingkaran sempurna. Claudius

Ptolemaus pada abad ke-2 M juga memberikan pendapat yang serupa yang disebut teori geosentris. Teori ini menyatakan bumi sebagai pusat tata surya, sedangkan planet lain, bulan dan matahari berputar mengelilingi bumi. Namun, pendapat dari kedua tokoh tersebut tidak dapat menjelaskan gerakan yang rumit dari planet-planet.Nicolaus

Copernicus, ilmuwan asal Polandia, mencoba mencari jawaban yang lebih sederhana dari kelemahan pendapat Plato dan Ptolemaus. Ia mengemukakan bahwa matahari sebagai pusat sistem planet dan planet- planet lain termasuk bumi mengitari matahari. Anggapan Copernicus memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan pandangan mengenai tata surya. Namun, pertentangan pendapat di kalangan ilmuwan masih tetap ada. Hal ini mendorong para ilmuwan untuk mendapatkan data pengamatan yang lebih teliti dan konkret.Tyco Brahe (1546–1601) berhasil menyusun data mengenai gerak planet secara teliti. Data yang Tyco susun kemudian dipelajari oleh Johannes Keppler (1571–1630). Keppler menemukan keteraturan-keteraturan gerak planet. Ia mengungkapkan tiga kaidah mengenai gerak planet, yang sekarang dikenal sebagai hukum I, II, dan III Kepler. Hukum-hukum Kepler tersebut menyatakan:

"Semua planet bergerak di dalam lintasan elips yang berpusat di satu titik pusat

(matahari) ,garis yang menghubungkan sebuah planet ke matahari akan memberikan luas sapuan yang sama dalam waktu yang sama, dan Kuadrat dari periode tiap planet yang mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet ke matahari. 4. Penerapan Hukum I dan II Kepler

 Hukum I Kepler

(3)

“Semua planet bergerak pada lintasan elips mengitari matahari dengan matahari berada di salah satu fokus elips”

Hukum I Kepler menyatakan bentuk orbit planet, tetapi tidak bisa memperkirakan kedudukan planet pada suatu saat. Oleh sebab itu, Kepler berusaha memecahkan persoalan tersebut, yang selanjutnya berhasil menemukan hukum II Kepler.  Hukum II Kepler

Hukum II Kepler membahas tentang gerak edar planet yang berbunyi sebagai berikut. “Suatu gads khayal yang menghubungkan matahari dengan planet menyapu luas juring yang sama dalam selang waktu yang sama”

5. Pengaruh radiasi matahari sangat banyak meliputi pengunaan untuk

pemanasan/mengeringkan, penguapan dan pencahayaan alami dalam bangunan di siang hari, pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, pengairan, lingkungan hidup,

kesehatan, bangunan, kesehatan dan berbagai kegunaan yang sangat praktis (Kamaluddin,2010)

6. Proses terjadinya gerhana bulan, gerhana matari, dan peristiwa pasang surut  Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Proses terjadinya gerhana bulan ini dimulai saat bumi berada di antara matahari dan juga bulan pada satu garis yang sama. Hal ini mengakibatkan sinar matahari tidak sampai ke bulan karena terhalang oleh bumi. Gerhana bulan ini bisa terjadi karena pada saat bumi berada di antara matahari dan juga bulan dalam posisi sejajar seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya. Pada hal demikian bumi akan menghalangi sinar matahari yang menuju ke bulan, sehingga permukaan bulan akan tertutupi oleh bayangan bumi.

Proses terjadinya gerhana bulan ini lebih lama jika dibandingkan dengan matahari, meskipun perbedaan waktunya hanya beberapa menit saja. Seperti halnya gerhana matahari, proses terjadinya gerhana bulan ini sebagai berikut:

1) Dimulai ketika bulan yang bersinar terang tiba-tiba tertutup sedikit demi sedikit oleh bayangan hitam. Bayangan hitam tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah bayangan dari bumi sendiri.

2) Setelah itu lama-kelamaan bulan yang bulat tadi akan tertutup semakin lama semakin banyak hingga bulan hanya terlihat sebagian dan semakin lama bumi akan terlihat meyabit.

3) Setelah mulai menjadi menyabit, lama- kelamaan bulan akan tampak menghilang karena tertutup penuh oleh bayangan bumi. Ketika saat inilah kita tidak dapat melihat bulan dan bulan seperti menghilang.

4) Setelah bulan tertutup semua dan tampak seperti menghilang, kemudian kita akan menyaksikan bulan kembali muncul dari arah yang pertama kali bulan itu

menghilang. Munculnya bulan ini dimulai dari bentuk bulan tersebut sabit, setelah itu bulan tersebut semakin lama akan semakin kelihatan dan menjadi setengah, dan semakin lama akan semakin utuh sehingga tampak lagi seperti semula.

 Proses terjadinya gerhana matahari

(4)

yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000. Dalam Proses gerhana, akan selalu

melibatkan dua bayangan yaitu umbra dan panumbra. Bayang-bayang yang sangat gelap, disebut umbra atau bayang-bayang inti. Bayang-bayang kabur, disebut penumbra atau bayang-bayang semua.

 Proses terjadinya peristiwa pasang surut air laut

Proses pasang surut disebabkan oleh adanya gaya gravitasi bulan dan matahari. Gaya gravitasi bulan sangat lah berpengaruh dalam peristiwa pasang surut daripada gaya gravitasi matahari, hal tersebut disebabkan oleh karena jarak bulan yang lebih dekat dengan bumi.

Pada saat bulan purnama dan bulan baru maka akan terjadi peristiwa pasang dan surut terbesar karena pada saat itu bulan, bumi serta matahari berada dalam bidang segaris dan pada bulan perbani saat kedudukan matahari dan bulan yang sehadap maka akan membentuk sudut 90 derajat. oleh karena itu gaya gravitasi matahari dan bulan sating memperlemah. Maka akan terjadi pasang terendah yang disebut juga pasang perbani yaitu pasang yang terjadi serendah rendahnya.

Perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut . Diselat atau muara sungai tinggi air dapat mencapai ketinggian 16m. Sedangkan pasang dan surut di laut terbuka

mencapai ketinggian 3m. Air laut yang ada dibumi akan sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan akibatnya, daerah yang berada tegak lurus dengan kedudukan bulan akan mengalami surut sedangkan suatu daerah yang berada berhadapan dengan bulan akan mengalami surut.

7. Fungsi satelit buatan

Jenis-jenis satelit menurut fungsinya antara lain sebagai berikut:  Satelit Navigasi

Adalah jenis satelit yang fungsinya untuk pelayaran dan penerbangan. Satelit jenis ini akan menyajikan informasi dimana posisi kapal dan pesawat yang sedang dalam perjalanan.

 Satelit Geodesi

Adalah jenis satelit yang fungsinya sebagai alat pemetaan bumi dan untuk memperoleh informasi tentang gravitasi.

 Satelit Komunikasi

Adalah jenis satelit buatan yang fungsinya sebagai alat komunikasi misalnya televisi, radio, telepon

 Satelit Meteorologi

Adalah jenis satelit buatan yang fungsinya sebagai alat meneliti atmosfer pada bumi sehingga bisa memperkirakan cuaca yang akan terjadi

 Satelit Penelitian

(5)

 Satelit Militer

Adalah jenis satelit buatan yang fungsinya untuk alat pertahanan negara, satelit ini dipakai yang diantaranya untuk mengetahui kekuatan senjata yang dipakai lawan  Satelit Survey Sumber Daya Alam

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat penurunan tingkat demensia kelompok intervensi sesudah penerapan brain exercise training yang lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan tingkat demensia

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dibagi menjadi dua tahap yaitu PPL I dan PPL II. Pada tahap awal PPL I praktikan melakukan observasi guna memperoleh gambaran

Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri, di wilayah jawa tengah, yang sebagian besar masyarakat mengharapkan di UNNES dapat

Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka dari itu peneliti berkeinginan untuk melihat pengaruh ekstrak daun panamar gantung ( Tinospora crispa L.) terhadap pertumbuhan

Teman-teman yuk kita nyanyi “ aku sayang ibu”, satu-satu aku sayang ibu, dua-dua juga sayang ayah,tiga-tiga sayang adik kakak, satu dua tiga

Beliau sangat berpengalaman dan berkompeten dalam bidang PLS, mampu membimbing mahasiswa praktikan dengan sabar, memiliki kemampuan berkomunikasi dan yang sangat

Zat yang terkandung dalam Tumbuhan Panamar Gantung ( Tinospora.. crispa

Pengujian kekerasan dan keausan pada sampel memberikan hasil bahwa sampel 5 dengan komposisi 60% arang kulit buah mahoni, 15% arang tempurung kelapa, dan 25% resin