• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPENTINGAN MINYAK AMERIKA DALAM INVASI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEPENTINGAN MINYAK AMERIKA DALAM INVASI (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEPENTINGAN MINYAK AMERIKA DALAM INVASI KE IRAK PADA TAHUN 2003

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH Sejarah Asia Barat Daya

Yang dibina oleh Ibu Lutfiah Ayundasari, S.Pd., M.Pd

Oleh Rica Filasari 160731614846

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN SEJARAH

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kepentingan Minyak Pada Kebijakan Amerika Dalam Invasi Ke Irak Tahun 2003” ini tepat pada waktunya. Makalah ini penulis buat guna memenuhi tugas matakuliah Sejarah Asia Barat Daya yang diampu oleh Ibu Lutfiah Ayundasari, S.Pd., M.Pd.

Segala upaya telah penulis lakukan untuk menyempurnakan tulisan ini, namun bukan tidak mungkin dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan tulisan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua, serta menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

(3)

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR... ... i

DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 C. Tujuan Penulisan...2 BAB II BAHASAN

A. Kebijakan Politik Amerika di Timur Tengah...4 B. Kebijakan Luar Negeri Amerika Terhadap Irak...5 C. Pengaruh Kepentingan Minyak Amerika dalam Invasi ke Irak...7 BAB III PENUTUP

A. Simpulan

... 10

B. Saran

... 11

(4)
(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Potensi minyak di Irak merupakan salah satu yang terbesar nomor dua terbesar di dunia. Menurut Center for Global Energy Studies (CGES) London, Irak diperkirankan memiliki lebih dari 112 miliar barel cadangan minyak. Dengan kepemilikan cadangan minyak sebesar itu Irak memiliki 11% cadangan minyak di dunia. Minyak merupakan faktor yang sangat diperhitungkan oleh Amerika di berbagai kawasan dunia khususnya kawasan Timur Tengah di Irak (Dipoyudo, 1982).

Timur Tengah memiliki arti yang lebih besar terlebih dengan cadangan minyaknya. Minyak merupakan bahan baku utama dan mentah dalam industry kontemporer, dan sampai sekarang pun minyak masih sangat dibutuhkan dan belum ada yang menggantikannya untuk kebutuhan industri. Maka Amerika pun menganggap penguasaan minyak sangat strategis untuk negara maju seperti Amerika. Cadanagn minyak Irak yang sangat banyak ini yang menempati kedua di dunia setelah Arab Saudi menjadi faktor Amerika ingin menguasai Irak.

Amerika sangat memperhitungkan kawasan Timur Tengah yang kaya akan minyak, terlebih lagi semenjak Dollar Amerika digunakan dalam transaksi perdagangan minyak Internasional. Sejak digunakannya Dollar Amerika dalam transaksi perdagangan minyak Internasional amerika pun menjadi hegemoni perekonomian dunia. Namun terkadang timbul kekhawatiran Amerika jika negara produsen minyak mulai beralih menggunakan dalam mata uang lain dalam penjualan minyak mereka seperti dari Dollar Amerika beralih menggunakan Euro (Lutfi, 2003).

(6)

sekaligus menjaga stabilisasi Dollar Amerika terhadap Euro. Selain itu dengan menginvasi Irak Amerika dapat menggretak negara-negara Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk tetap menggunaka Dollar Amerika sebagai alat pembayaran dalam transaksi penjualan minyak mereka (Lutfi, 2003).

Keuntungan-keuntungan yang dalam masalah ekonomi diperoleh Pemerintah Amerika serta korporasi-korporasi yang berasal dari Amerika pasca invasi militer ke Irak. Perang Irak, perang yang di dorong oleh imperialisme Amerika untuk menguasai sumber minyak yang ada di timur tengah, yang diharapkan mampu menyediakan pasokan minyak yang cukup bagi Amerika, memaksanya mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Namun dana tersebut jika dilihat merupakan investasi jangka panjang bagi kepentingan ekonomi Amerika di dunia. Pemerintah Amerika menganggap dana tersebut akan kembali secara bertahap pasca perang. Uang yang dihasilkan dari bisnis rekonstruksi Irak ini juga akan disalurkan ke kas Amerika sebagai bentuk kompensasi dan relasi yang kuat antara pihak korporasi dengan pemerintah (Sukarwo, 2009). Infrastruktur Irak yang hancur setelah invasi Amerika membutuhkan pembangunan yang cepat di segala bidang. Beberapa merupakan asset yang berharga bagi Amerika, seperti kilang minyak dan jalur pipanya yang merupakan motif dominan serangan Amerika ke Irak. Penulis mengganggap hal ini sangat menarik dan akan membahasnya lebih lanjut mengenai kepentingan minyak Amerika dalam invasi ke Irak pada tahun 2003.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka dirumuskan beberapa masalah yang diantaranya sebagai berkut:

1. Bagaimana kebijakan politik Amerika di Timur Tengah? 2. Bagaimana kebijakan luar negeri Amerika terhadap Irak?

(7)

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penulisan tentang makalah ini diantaranya sebagai berikut:

1. Mengetahui kebijakan politik Amerika di Timur Tengah. 2. Mengetahui kebijakan luar negeri Amerika terhadap Irak.

3. Mengaetahui pengaruh kepentingan minyak Amerika dalam invasi ke Irak.

(8)

BAHASAN

A. Kebijakan Politik Amerika di Timur Tengah

Kebijakan politik Amerika di Timur Tengah dapat dilihat pada The Truman Doctrine serta The Eisenhower Doctrin. Doktrin Truman yang berawal dari pernyataan Presiden Harry S. Truman pada tanggal 12 Maret 1947 dihadapan kongres, membahas tentang perlunya Amerika menyelamatkan krisis ekonomi dan politik di Yunani dan Turki. Upaya penyelamatan dilakukan dengan cara memberikan bantuan ekonomi dan perlindungan militer kepada negara tersebut yang disebut Marshall Plan dengan tujuan agar Yunani dan Turki tetap berada dalam Pax Americana (Amerika Raya) (Setiawati, 2004).

Doktrin Truman yang semula di terapkan pada Yunani dan Turki, akhirnya meluas ke berbagai wilayah di dunia, termasuk wilayah Timur Tengah. Perluasan ke wilayah Timur Tengah di dukung oleh Doktrin Eisenhower. Pada 5 januari 1957, Presiden Eisenhower menekankan Amerika perlu memberi perhatian terhadap daerah Timur Tengah dengan membuat program dengan pendekatan bilateral dan multilateral untuk memperkuat penguasa yang Pro-Amerika yang ada di Timur Tengah, memperluas dominasi Amerika di kawasan Timur Tengah, memperkuat integrasi territorial dan kemerdekaan negara-negara Timur Tengah dari agresi musuh. Untuk melakukan hal tersebut Amerika perlu bantuan dan dukungan yang kuat. Sejak 1940 Amerika telah menetapkan kebijakan untuk menjaga kepentingannya di Timur Tengah, yang pastinya jelas adalah kepentingan minyak.

(9)

Di Amerika terdapat dua aliran pemikiran besar mengenai politik Washington kepada Timur Tengah pemikiran ini dimiliki oleh kalangan intelektual dan politisi Amerika. Pemikiran yang pertama adalah Israel First, yang di tokohi oleh Hendry Kissinger mantan Mentri Luar Negeri Amerika. Pemikiran ini menggangap Israel tidak hanya sebuah aset strategis, tetapi juga di dukung penuh dalam bidang demokratis dan norma-norma Baratnya, Israel juga menjadi tempat berlindung orang-orang Yahudi yang menderita akibat penderitaan historis.

Kemudian pemikiran yang kedua disebut Evenhanded yang tidak setuju dengan Doktin Israel First. Menurut mereka doktrin itu malah menyulitkan rezim-rezim Arab yang selama ini bergantung pada Amerika. Menurut mereka juga Israel First menimbulkan gerakan fundamentalis Islam radikal yang mengancam keberadaan warga Amerika di kawasan Timur Tengah. Namun pendukung Israel First masih lebih unggul dikarenakan didukung oleh aliansi politik yang sangat kuat. Kebijakan Amerika di Timur Tengah yang kebanyakan penduduknya beragama Islam mengalami bnayak ketegangan dan permusuhan. Amerika pun menganggap Islam menjadi musuh dan begitu juga sebaliknya. Ketegangan semakin meruncing akibat kebijakan Presiden George W. Bush yang selalu mengidentikan Islam dengan terorisme, karena itulah Amerika melancarkan invasi ke negara-negar Islam yang lemah seperti Afganistan dan Irak. Sementara pihak Amerika mendungkung Israel yang menindas Palestina.

B. Kebijakan Luar Negeri Amerika Terhadap Irak

(10)

pasukan Irak, alasan Amerika adalah bahwa Kuwait berhak bernegara dan Irak melanggar hukum Internasional.

Pada akhir Perang Teluk II Amerika sangat kuat di wilayah tersebut. Militer Irak hancur dan rezim Saddam Hussein terpuruk. Beberapa tujuan Amerika dalam mencegah agresi militer Irak dengan mempertahankan Irak dalam kondisi lemah, berupaya membalikan program NBC (Nuclear Biological Chemical) Irak, Amerika berupaya menggulingkan rezim Irak, mencegah instabilitas diantara para sekutunya yang dapat di akibatkan oleh tindakan Amerika. Empat tujuan ini yang mendasari Amerika untuk melakukan tindakan koersi atas Irak sejak Perang Teluk II.

Namun pada Perang Teluk I hal yang berbeda pun terjadi, Amerika malah cenderung membela Irak. Perang Teluk I adalah perang antara Iran dan Irak yang bermula dari Saddam Hussein yang membatalkan perjanjian damai Iran-Irak (Perjanjian Aljier 1975) (Mashad, 2003). Keberpihakan Amerika ini sangat berbeda dengan kondisi pada Perang Teluk II, pasang surut hubungan antara Irak dan Amerika memang lazim terjadi. Hubungan terendah Amerika dan Irak adalah pasca tragedi 9/11, Amerika menginvasi Irak pada 20 Maret 2003 tanpa dikutuk apalagi di cegah oleh PBB. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka Amerika mempunyai kesempatan untuk menyerang Irak setelah Amerika mengeluarkan tuduhan bahwa Pemerintahan Saddam Hussein terkait dengan jaringan teroris Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden yang di tuduh sebagai aktor utama dalam tragedi 9/11. Peristiwa tersebut mengangkat kata terorisme menjadi kata yang paling sering di gunakan Amerika dan melahirkan sebuah doktrin Bush “either you are with us or with our enemy” yaitu tindakan untuk mencari dan mendapatkan dukungan ke negara-negara lain dalam hal mendukung pemberantasan terorisme di dunia. Doktrin ini dapat mempengaruhi hubungan Amerika dengan negara-negara lain.

(11)

dukung oleh Inggris, Spanyol, dan Australia tetap bersikeras menyerang Irak untuk menggulingkan Saddam Hussein dengan alasan Irak mempunyai senjata pemusnah massal (WMD). Tragedi 9/11 juga mempermudah Bush untuk melakukan ambisinya menggulingkan Saddam Hussein dan membuat Irak menjadi negara yang lebih demokratis agar lebih mudah untuk dikuasi.

Terdapat enam faktor yang menjadi latar belakang Bush dalam ambisi perangnya, Pertama Bush menggunakan isu perang untuk menutupi ketidak berhasilannya dalam mengatasi permasalahan sosial-ekonomi di Amerika, Kedua Dendam Bush terhadap Saddam Hussein, Ketiga, Bush ingin menutupi kegagalannya mencari Osama bin Laden di Afganistan, Keempat terisnpirasi keberhasilannya menaklukan Rezim Taliban dan menciptakan Rezim Boneka di Afganistan, Kelima mengedepankan pendekatan pragmatis dan militeris, Keenam melucuti senjata Irak agar Israel aman dari ancaman militer Arab.

C. Pengaruh Kepentingan Minyak Amerika dalam Invasi ke Irak

Kepentingan minyak merupakan alasan utama yang melatarbelakangi invasi Amerika ke Irak. Irak adalah negara yang memiliki cadangan minyak terbanyak nomor dua di dunia setelah Arab Saudi (Dipoyudo, 1982). Minyak selalu menjadi penyebab terjadinya beberapa konfilk yang ada di Timur Tengah seperti konflik antara Amerika dengan Irak. Timur Tengah memang bukan hanya padang pasir yang luas tetapi yang lebih penting adalah di bawahnya yang menyimpan setidaknya 70% cadangan minyak di dunia. OPEC mencatat ada sekitar 800 miliar barel dan tersebar dibeberapa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Qatar (Damhuri, 2003).

(12)

terhadap Timur Tengah yang mempunyai cadangan minyak terbesar di dunia termasuk Irak adalah demi kepentingan nasional Amerika mengenai akses minyak di daerah Timur Tengah untuk kepentingan industri Amerika atau demi sekuritisasi kepentingan nasional Amerika di kawasan Timur Tengah.

Selain cadangan minyak yang dimiliki oleh Irak, ada juga kepentingan ekonomi lainnya yang mendasari invasi Amerika terhadap Irak seperti minyak dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi dunia jika harganya tidak stabil apalagi jika harga minyak naik dengan tajam, dan mengakibatkan nilai impor minyak naik, biaya produksi meningkat dan menurunkan produktivitas. Produktivitas ekonomi menurun membuat terhambatnya pertumbuhan ekonomi yang sangat penting bagi Amerika. Obsesi Amerika untuk menguasai minyak di Irak masih terbentur oleh hambatan beberapa negara besar yang tidak menyukai dominasi Amerika terhadap minyak di Irak seperti Perancis, Rusia dan Jerman yang telah menjalin kerja sama dengan Irak sejak program oil for food di berlakukan. Kemudia Irak juga bekerja sama dengan beberapa negara Dewan Keamanan PBB (Perancis, Rusia, dan Cina) agar Irak mendapat dukungan untuk pencabutan sanksi embargo, dan beberapa negara lain yang khawatir jika Saddam Hussein tersingkir maka perusahaan Amerika yang akan mendominasi dan negara-negara lain yang bekerjasama dengan Irak akan tersingkir. Kekhawatiran negara-negara non-Amerika mulai muncul pasca invasi Amerika terhadap Irak yang mana Presiden Bush menunjuk lima perusahaan Amerika untuk merekonstruksi Irak pasca perang yaitu Kellog Brown and Root, Betchel Group, Fluor, Louis Berger Group, Parsons Corp.

(13)
(14)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Kebijakan politik Amerika di Timur Tengah dapat dilihat pada The Truman Doctrine serta The Eisenhower Doctrin. Doktrin Truman yang berawal dari pernyataan Presiden Harry S. Truman pada pada tanggal 12 Maret 1947 dihadapan kongres, membahas tentang perlunya Amerika menyelamatkan krisis ekonomi dan politik di Yunani dan Turki. Upaya penyelamatan dilakukan dengan cara memberikan bantuan ekonomi dan perlindungan militer kepada negara tersebut yang disebut Marshall Plan dengan tujuan agar Yunani dan Turki tetap berada dalam Pax Americana (Amerika Raya) (Setiawati, 2004).

Konflik yang timbul antara Amerika dan Irak bermula dari kebijakan Saddam Hussein untuk melakukan invasi militer ke wilayah negara Kuwait. Perang itu lebih dikenal sebagai Perang Irak, disebut juga sebagai Perang Teluk II antara Irak dengan Pasukan Multinasional (Pasukan anti-Irak) di bawah pimpinan Amerika (Mashad, 2003). Terdapat enam faktor yang menjadi latar belakang Bush dalam ambisi perangnya, Pertama Bush menggunakan isu perang untuk menutupi ketidak berhasilannya dalam mengatasi permasalahan sosial-ekonomi di Amerika, Kedua Dendam Bush terhadap Saddam Hussein, Ketiga, Bush ingin menutupi kegagalannya mencari Osama bin Laden di Afganistan, Keempat terisnpirasi keberhasilannya menaklukan Rezim Taliban dan menciptakan Rezim Boneka di Afganistan, Kelima mengedepankan pendekatan pragmatis dan militeris, Keenam melucuti senjata Irak agar Israel aman dari ancaman militer Arab.

(15)

dengan mudah untuk menggunakan minyak di Irak dan membuat Amerika menjadi hegemoni perekonomian dunia.

B. Saran

(16)

DAFTAR RUJUKAN

Damhuri, E. 2003. Di balik Invasi AS ke Irak. Jakarta: Senayan Abadi Publishing. Dipoyudo, K. 1982. Timur Tengah dalam Pergolakan. Jakarta: CSIS

Lutfi. M.H. 2003. Dolar VS Euro, Awal Kebangkrutan AS. Jakarta: Senayan Abadi Publishing.

Mashad, D. 2003. Saddam Melawan Amerika. Jakarta: Pensil-324.

Setiawati, S.M. 2004. Irak di Bawah kekuasaan Amerika, Dampaknya Bagi Stabilitas Politik Timur Tengah dan Reaksi (Rakyat) Indonesia. Yogyakarta: PPMTT HI FISIPOL UGM.

Referensi

Dokumen terkait

Guru merupakan faktor dominan yang mempengaruhi proses belajar mengajar Sejarah Kebudayaan Islam, maka peningkatan kompetensi serta profesionalisme guru harus digalakkan yaitu

Menindaklanjuti Berita Acara Evaluasi Harga (Penawaran Biaya) Nomor : 009/PPBJ-PRC/RAPAK LAMBUR /APBD/BM-SDA/V/2012, Tanggal 22 Mei 2012 kegiatan Perencanaan Teknis Perkerasan Jalan

2.1.5 Serat sebagai Penguat Komposit (Fiber Reinforced Composites) .... Tinjauan

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sekaligus tugas

Merupakan lembaga pemerintah yang melaksanakan fungsi dan tugas pokok pemetaan skala besar, sehingga dukungan pemerintah sangat memadai.. Harapan masyarakat yang besar terhadap

Dari hasil evaluasi penilaian yang dilakukan terhadap website Bina Darma mendapatkan skor 85 yang berarti website Bina Darma dinyatakan acceptable termasuk dalam grade

perlakuan terbaik untuk analisis proksimat untuk viskositas dan kadar gula sukrosa dengan penambahan konsentrasi 300 ml untuk kadar protein konsentrasi 100 ml,