• Tidak ada hasil yang ditemukan

323233174 Makalah Pengantar Ilmu Geografi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "323233174 Makalah Pengantar Ilmu Geografi"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah pengantar ilmu geograf

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ilmu geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan kehidupannya. Ilmu

geografi terbagi menjadi 2, yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik memusatkan geografi sebagai ilmu bumi dan matematika dan fisika untuk memahami

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan geografi ? apa saja ruang lingkupnya ?

2. Pendekatan, metode, dan teknik apa saja yang dilakukan untuk penelitian geografi? 3. Apa saja manfaat ilmu geografi ?

4. Konsep-konsep apa yang di kembangkan di ilmu geografi ?

5. Generalisasi apa yang di kembangkan di ilmu geografi ? 6. Teori-teori apa saja yang di kembangkan di ilmu geografi ?

C. Tujuan penulisan makalah

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu

sosial yang diberikan oleh Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.pd. serta Mahasiswa dapat memahami secara terperinci ilmu geografi ilmu geografi dalam pengantar ilmu sosial.

D.Penulisan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian dan Ruang lingkup Geografi

Geografi berasal dari bahasa yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphein yang

berarti lukisan atau tulisan. Menurut pengertian yang dikemukaan Eratoshenes berarti tulisan

tentang bumi ( Sumaatmaja, 1988;31) oleh Supardan dalm bukunya Ilmu Pengantar Sosial (2008;227). Secara harfiah bisa diartikan juga sebagai ilmu bumi. Adapun menurut para ahli

dalam sebuah web site, adalah sebagai berikut :

a. Prof. Bintarto : Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan

peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut

(3)

b. Claudius Ptolomeus : mempelajari hal, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia dan mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

c. Ellsworth Hunthington: memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya

dipengaruhi oleh alam sekitarnya.

d. Menurut Erastothenes, geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau

penggambaran mengenai bumi.

e. Menurut Claudius Ptolomaeus, geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian

dan seluruh permukaan bumi.

f. John Mackinder (1861-1947) seorang pakar geografi memberi definisi geografi sebagai satu

kajian mengenai kaitan antara manusia dengan alam sekitarnya.

g. Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang

kita nikmati.

h. Preston E. James mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang

menempati permukaan bumi. Geografi selalu berkaitan dengan hubungan timbal balik antara

manusia dan habitatnya.

i. Menurut Ullman (1954), Geografi adalah interaksi antar ruang.

j. Maurice Le Lannou (1959)mengemukakan bahwa Objek study geografi adalah kelompok

manusia dan organisasinya di muka bumi.

k. Paul Claval (1976) berpendapat bahwa Geografi selalu ingin menjelaskan gejala gejala dari

segi hubungan keruangan.

l. Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun

1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer

dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.

m. UNESCO (1956) mendifinasikan geografi sebagai: 1. satu agen sintesis; 2. satu kajian

perhubungan ruang; 3. sains dalam penggunaan tanah.

n. Menurut richoffen dalam (Suparman 2008; 227, Hartshorne, 19960;173) bahwa Geography

is the study of the earth surface according to its difference, or thr study of different areas of

the earth surface…, in term of total characteristic. Menurut Richoffen bidang kajian geografi

(4)

perlu dilakukannya hubungan antara bahan-bahan tersebut untuk dikaji sebab akibat dari fenomena-fenomena di permukaan bumi yang memberikan sifat individualias suatu wilayah.

Kemudian menurut Ritter(Supardan, 2008;227) menyatakan bahwa geography to

study the earth as the dwelling-place of man. Pengertian the dwelling-place of man tersebut bahwa tidak ahnya terbatas pada bagian permukaan bumi yang dihuni manusia saja,

melainkan juga wilayah-wilayah yang tidak dihuni manusia, sejauh wilayah iru penting

arinya bagi kehidupan manusia. Study geografi mengkaji sumua fenomena yang terdapat dipermukaaan bumi, baik itu alam yang bersifat organic maupun alam yang bersifat

anorganik dalam interalisasi dan interaksinya dalam ruangan yang mengkaji semua kejadian tersebut. Maka dari itu menurut Richard Hartshorne dalam ilmu pengantar social (Supardan,

2008;228), geography is that discipline that seeks to describe and interpret the variable

character from place to place of earth as the world of man. Karena ilmu geografi sangat luas maka dapr dianalogikan sebagai perpaduan dari berbagai disiplin ilmu, yaitu iilmu murni,

terapan, eksak, noneksak, alam dan social maka geografi sering disebut sebagai ‘ibu’ atau

‘induk’ ilmu pengetahuan. Seperti dikemukakan oleh Preston E. James (1959;47) dalam Supardan (2008;228), geography has sometimes been called the mother of sciences, since

many fields of learning that stared with observations of the actual face earth turned to the study of specific processes wherever they might be located.

Peryataan itu menurut Supardan (2008;228) didasarkan atas alasan yang kuat,

bikan didasarkan pada alasan yang dibuat-buat. Sebab bidang geografi yang luas tersebut mencangkup mencangkup beberapa aspek-aspek ilmiah yang sifatnya eksak, kemudian

bidang-bidang social yang nomeksak. Selain itu alasan James memberikan sebutan sebagai

‘induk ilmu pengetahuan’ kepada geografi, bukan hanya didasarkan pada realita bahwa observasi dan pengkajian ilmu pengetahuan lain diambil dari bagian-bagian di permukaan

bumi, melainkan didasarkan pada perkembangan geografi ini telah begitu tua, sejalan dengan pemikiran filosofis tentang terjadinya alam semesta dengan kehidupannya, mulai dari jaman

Herodotus pada tahun 480 – 430 sebelum masehi.

Interelasi dan integrasi keruangan pada gejala di permukaan bumi dari suatu wilayah ke wilayah lain selalu menunjukan perbedaan. Hal itu dapat dikaji sendiri bahwa

suatu wilayah dapat membedakan diri dari wilayah lainnya. Cirri umum yang merupakan

(5)

Sedangkan ruang lingkup geografi sangat luas seperti menurut Murphey (1966;33) dalm Supardan (2008; 229). Mencangkup aspek alamiah dan aspek insaniyah, kemudian

aspek-aspek tersebut dituangkan dalam suatu ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebaran dan

kronologinya. Selanjutnya prinsip realisasi ini diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat manusia dengan alam lingkungannya yang dapat mengungkapkan

perbedaan areal serta perbedaan dalam ruang. Akhirnya prinsip relasi, penyebaran, dan

kronologi pada kajian geografi ini dapat menungkapkan karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya. Denngan demikian terungkaplah adanya region-region yang

berbeda antara region satu dengan lainnya (Supardan, 2008; 229)

Ruang lingkup geografi sangat luas, yaitu menyangkut segala fenomena atau gejala

pada geosfer. Geosfer merupakan lingkup kajian geografi yang terdiri atas empat komponen

utama, yaitu atmosfer,litosfer, biosfer, dan hidrosfer.Tiap komponen tersebut mempunyai batasan kajian, meskipun begitu semuanya tercakup dalam kajian geosfer. Seperti litosfer,

mempunyai tiga aspek kajian, yaitu batuan (litologi), bentuk lahan, dan tanah. Dalam

geografi, analisis fenomena atau gejala yang terjadi di geosfer dilakukan dengan melihat persebaran, interaksi, dan interelasi unsur-unsur di dalamnya. Ilmu geografi dapat diterapkan

dalam kehidupan guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Ilmu geografi banyak membantu manusia dalam pemanfaatan sumber daya yang tersedia di Bumi. Dalam buku

The Scope of Geography”, Rhoads Murphy (Anjayani, Harianto, 2009;27)menulis tentang

ruang lingkup kajian geografi. Ruang lingkup kajian geografi terdiri atas tiga hal, yaitu:

a. Persebaran dan keterkaitan (relasi) manusia di Bumi serta aspek keruangan dan

pemanfaatannya bagi tempat hidup manusia.

b. Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan fisik alam yang merupakan bagian

dari kajian keanekaragaman wilayah.

c. Kerangka regional dan analisis wilayah yang berciri khusus.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka ruang lingkup geografi berkaitan dengan aspek

lingkungan fisik alam dan aspek lingkungan manusia.

Sedangkan secara sederhana, dapat dikemukakan bahwa cangkupan da peranan geoarafi itu setidaknya memiliki empat hal, seperti yang dikemukakan dari hasil penelitian UNESCO

(1965; 12-35) maupun Lounsbury (1975; 1-6) dalam Supardan (2008; 229), sebagai berikut:

(6)

Artinya pembahasan geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab suntansi pertanyaan-pertanyaan tentang what, where, when, why, dan how. Pada hakikatnnya proses

stadi semacam itu adalah suatu sintesis karena menjadi pokok penelaahan mencangkup apa

yang akan ditelaah, dimana adanya, mengapa demikian, kapan terjadinya, serta bagaimana melakukannya?

2. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan reaksi kerungan

Dalam hal ini geografi berperan sebagai ‘pisau’ analisis terhadap fenomena-fenomena, baik alamiah maupun insaniah. Selain itu geografipun masih berperan sebagai suatu kajian

yang menelaah tentang relasi, interaksi, bahkan interdepedensi satu aspek tertentusengan lainnya.

3. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan

Di sini titik beratnya pada aspek pemanfaatan atau pendayagunaan ruangan geografi yang harus semakin di tingkatkan. Sebab pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dewasa

ini, menuntut peningkatan sarana yang menunjang, baik menyangkut kualitas maupun

kuantitasnya. Perluasan sarana tersebut, seperti tempat pemukuman, jalan raya, bangunan punlik, tempat rekreasi, dann sebagianya, semuanya membutuhkan perencanaan yang lebih

cermat dan matang.

4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian

Hal ini dimksudkan agar dua hal dapat terperinci, yaitu sebagai berikut:

a. Meningkatkan pelaksanaan penelitian ilmiah demi disiplin geografi itu sendiri yang dinamis

sesuai dengan kebutuhan pengembanganilmu yang makin pesat. Oleh karena itu dalam

tataran itu perlu dikembangkan lebih jauh tentang struktur ilmu yang menyangkut fakta,

konsep, generalisasi, dan teori dari ilmu yang bersangkutan.

b. Meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehudupan dalam meningkatkan

kesejahteraan umat manusia (Sumaatmaja, 1988;41. Supardan, 2008;230)

Dari tinjauan ilmuan geografi kontemporer bahwa secara sederhana geografi

merupakan disiplin akademik yang terutama berkaitan dengan penguraian dan pemahaman

atas perbedaan kewilayahan dalam distribusi lokasi di permukaan bumi. Fokusnya adalah sifat saling keterkaitan antara tiga konsep, yaitu lingkungan, tataruang dan tempat

(Johnston,2000;403, Supardan, 2008; 230). Dalam perkembangannya muncul beberapa

(7)

sifat derkriptif menuju alalisis dangan pendekatan positivism yang menekankan pengujian hipotesis untuk merumuskan hukum-hukum dan derivasi teori yang semakin menonjol.

(Supardan, 2008;230)

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa geografi terdiri dari tiga kajisn yang saling berkitan yang mencangkup lingkungan, tat ruang, dan tempat.

1. Lingkungan

Lingkunagan alamiah pada suatu wilayah terdiri atas permukaan lahan itu sendiri , hidrologi permukaan air di wilayah itu, flora dan fauna yang tinggal di dalamnya, lapisan

tanah yang menutupi permukaan itu, dan atmosfer yang terdapat diatasnya. Semua unsur ini terjalin dalam suatu system lingkungan yang kompleks, misalnua flora suatu wilayah

memengaruhi iklim disekitarnya dan pembentukan serta pengikisan lapisan tanah

dibawahnya (Johnson,1991. Supardan, 2008:231). Walaupun demikian, kebanyakan ahli geografi fisik memfokuskan pada salah satu aspek saja dari lingkungan yang kompleks

tersrbut. Hal ini dimaksudkan agar pemahaman mereka terkadap asal usul dan

kesinambungan perubahannya dapat dilakukan secara detail (Gregory;1995. Supardan, 2008;231).

Pemfokusan ini tercermin dari berbagai subdisplin ilmu pada geografi fisik. Sebagian para ahli geografi lebih suka menempatkan dirinya pada suatu subdisiplin dari pada

geografi fisik secara umum. Dalam hal ini hampir semua dubdivisi berkaitan dengan

ilmu-ilmu lian, sementara ahli ilmu-ilmu geografi fisik mengklaim bahwa lebih memiliki keterkaitan dengan disiplin luar dari pada didiplin mereka sendiri (Johnston,1991. Supardan, 2008;232).

Beberapa subdisiplin itu yang terbesar adalah geomorfologi, yakni studi

tentang bentuk permukaan tanah dalam berbagai skala ruang dan proses pembentukannya. Tidak sedikit para ahli geomorfologi menaruh perhatian khusus pada fungsi air sebagai salah

satu pembentuk permukaan tanah sehingga terjalin hubungan era dengan hidrologi. Sementara itu para ahli yang lain berminat pada pertanahan yang yang berhubungan erat

dengan pedologi. Disamping itu, pengelompokan yang lebih kecil lagi adalah klimatologi

yang berhubungan dengan meteorology. Dan biogeografi yang lebih memfokuskan pada tumbuhan-tumbuhan dari pada binatang, dengan demikian lebih banyak kerja sama dengan

para ahli ekologi dan botani daripada ahki zoology (Johnston, 2004;404. Supardan,

(8)

Kini, umumnya hampir semua ahli aeografi bekerja dalam salah satu subdisiplin geografi, namun semakin diakui pula bahwa sangat perlu untuk mempelajari

saling keterkaitan antara berbagai sumber kompleksitas lingkungan tersebut. Paling tidak

mereka beranggapan bahwa unsure-unsur lingkungan tersebut saling berpengaruh satu sama lain, seperti yang kita pahami sekarang ini tentang cepatnya perubahan-perubahan lingkungan

yang sedemikian rupa. Bagaimana tidak, kehadiran manusia selalu mempengaruhi keadaan

bumi, tanah, bahkan atmosfir, apalagi ketika manusia melakukan proses geomorfologi, hidrologi, biologi, maupun atmosfer maka dampak-dampak terhadap kemampuan

lingkunganjangka pendek dan jangka panjang sangat dirasakan, dan hal ini membutuhkan suatu riset yang multidisipliner serta terkoordinasi (Turner, 1990. Supardan, 2008,232).

Walaupun kajian mengenai lingkungan fisik hampir seluruhnya didominasi

oleh lahan bagi ahli geografi fisik, namun belakangan ini ahli geografi manusia pun mulai menunjukan perhatian pada lansekap fisik, terutama yang berminat menganalisis fungsi

lansekap atau tata ruang sebagai bagian dari kehidupan manusia. Bagi sebagian para ahli

geografi manusia, penafsiran terhadap kedudukan lansekap fisik adalah pusat dari tuntutan kehidupan manusia dan konsepsi-konsepsi popular mengenai bagaimana bumi bekerja,

misalnya siklus hidrologis merupakan sember penting bagi pemahaman geografis. Begitu pun bagi ahli lainnya, konsep alam itu pun merupakan konstuksi social. Oleh karna itu,

interpretasi-interpretasi terhadap dunia fisik merupakan bagian dari superstruktur ideologis

manusia yang terintegrasi (Supardan,2008,232).

2. Tata Ruang

Sejak tahun 1950-an, studi geografi sebagai pengaruh gerakan di skandinavia yang dilakukan oleh ahli ekonomi dan sosiologi, telah mendorong lahirnya perspektif lain dalam

geografi manusia yang berfokus pada cara pengorganisasian ruang dalam aktifitas manusia dipermukaan bumi ini. Tujuannya untuk meneta ulang sisi ilmiah pada disiplin ini sehingga

dapat mempelajari hokum-hukum yang mengatur perilaku keruangan secara individual

maupun pola-pola keruangan dalam penyebaran artefak-artefaknya (Jhonston,2000: 405, Supardan ,2008:233). Pada mulanya seperti yang kita ketahui, jarak adalah sebuah rintangan

bagi manusia karna perlu pengorbanan uang, waktu, dan energy, khususnya untuk

(9)

demikian geografi manusia tampil sebagai ilmu mengenai jarak, dimana jarak adalah konsep kunci yang membedakannya dengan ilmu-ilmu social lain. Konsep-konsep ruang ditampilkan

sebagai landasan teoritis dari disiplin ilmu (Jhonston,1991. Supardan,2008:233).

Menurut Supardan dalam pengantar ilmu social pembahasan tentang berbagai upaya yang dilakukan untuk menyusun pendekatan ini kedalam geografi manusia sejak tahun

1960-an d1960-an 1970-1960-an sebagai bagi1960-an integral y1960-ang tidak terpisahk1960-an. Tercatat sebagai upaya y1960-ang

paling sukses dan banyak dikutip tersebut yakni karya Haggett, baik menurut tulisanya dalam Locational Analysis in Human Geography (1965) maupun dalam judul yang sama, namun

telah direvisi dan menjadi karya bersama dengan geografi lain Frey dalam Locational Analysis in Human Geography (1978), yang membagi pokok-pokok bahasan disiplin

geografi manusia menjadi lima, yaitu:

a. Pola-pola titik, seperti bangunan-bangunan peternakan di daerah pertanian.

b. Pola-pola garis, kususnya jaringan trasportasi.

c. Pola-pola pergerakan, seperti aliran di antara berbagai jariangan, orang, barang, dan

infiomasi.

d. Variasi bentuk permukaan dalam suatu phenomena yang berkesinambungan, misalnya peta

kepadatan penduduk dan peta harga tanah disuatu daerah perkotaan.

e. Penyebarab dalm tata ruang, seperti penyebaran penyakit dalam suatu jaringan dan pelintasan

permukaan wilayah.

Perlu diketahui bahwa sebelum tahun 1960-an, geografi manusia memiliki beberapa subbidang penting, seperti geografi sejarah. Namun, sampai titik tertentu pembagiannya

dilakukan berdasarkan wilayah bukan pokok bahasan. Artinya, ilmu itu dibagi berdasarkan

minat praktisi dan belahan dunia tertentu. Hal itu berubah cepat, dan pembagian sektoral menjadi praktik yang lazim dalam disiplin ini. Sub-sub disiplin menjadi saling bersinggungan

dan berpotongan (Supardan, 2008:234). Menurut Jhonston (2000:406) dalam Supardan (2008:234), terdapat empat subdisiplin yang saling bersinggungan dan berpotongan yang

mencerminkan hubungannya dengan ilmu social lain, yakni:

a. Geografi ekonomi yang bersinggungan dan berpotongan dengan ilmu ekonomi.

b. Geografi social yang bersinggungan dan berpotongan dengan sosiologi.

c. Geografi polotik yang bersinggungan dan berpotongan dengan ilmu polotik.

(10)

3. Tempat

Keinginan para ahli untuk membuat kerangka intelektual yang memungkinkan mereka

untuk meningkatkan pengetahuan disamping menyusun informasi. Pada tahun 1960-an,

determinisme lingkungan diganti oleh geofrafi regional dimana landasanya adalah sifat-sifat khusus masing-masing regional atau kawasan yang dibatasi oleh criteria-kriteria tertentu,

biasanya dalam slakala benua atau subbenua yang memiliki persamaan-persamaan khusus

(Jhonston, 2000:407. Supardan, 2008:235).

Ternyata geografi regional lemah secara metedologisnya. Pendekatan geografi

regional dituduh sebagai sekedar metode pengumpul dan penyusun fakta dengan framework-nya yang kurang jelas, tidak ilmiah, serta kurang memenuhi criteria sebagai sebuah disiplin

ilmu. Akibatnya, pendekatan tersebut menjadi goyah dan banyak ahli geografi pindah ke

ppendekatan lain dengan meninggalkan geografi regional (Jhonston,2000:407. Supardan,2008:236).

Dampak yang paling dirasakan terhadap studi tempat atau lokasi telah banyak

berkurang dari geografi, waloupun pda tahun 1970 telah bangkit kembali, kendati dalam bentu lain. Terutama ahli geografi sejarah dan cultural yang mencoba mempelajari

hukun-hukum Pola perilaku manusia. Menurut mereka hokum-hukun-hukum tersebut mengatasi kehendak individu. Dengan demikian, dapat mengalahkan individualitas, kebudayaan, dan

pengembalian keputusan (Gregory, 1978: Ley dan Samuel, 1978. Supardan,2008:236).

Beberapa kecaman serupa dialamatkan terhadap beberapa karya geographer Marxis tentang pembangunan yang tidak seimbang, mengisyaratkan bahwa proses kapitalisme merupakan

determinan stuktural yang membatasi kebebasan individu untuk beraktivitas. Tidak ada

pendekatan regional, baik itu ilmu keruangan maupun struktularisme Marxis yang berkaitan dengan persepsi ahli geografi tentang dunia empiris yang mengandung banyak sekali variasi

budaya, soaial, dan politik. Sudah barang tentu tidak dapat dipulik rata begitu saja menjadi diterminasi ekonomi (Jhonston, 2000:408. Supardan,2008:236).

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa geografi secara makro dapat

dikelompokan dalam dua subdisiplin, yakni geografi fisik dan geografi manusia yang disebut oleh sebagian para ahli sebagai geografi social. Dalam kajian tulisan ini lebih memfokuskan

kepada kajian geografi manusia atau soaial (Supardan, 2008: 237).

(11)

(Smith, 2000:981. Supardan, 2008:237). Menurut Supardan(2008:237) Ahli gegrafi lain mendefinisikan bidang ini secara lebih sempit mengikuti pandangan Fitzgerald (1946) bahwa

sebuah kepentingan social pada hakikatnya dapat dikejar dengan pengertiannya sendiri

sebagai sebuah wilayah yang berdeda dari kajian-kajian aspek kehidupan politik dan ekonomi. Namun, kebanyakan para analis geografi melihat bahwa wilayah geografi social

berada diantara dua buku yang ekstrem itu (Smith, 2000:981. Supardan, 2008:237).

Terdapat dua pendekatan dalam kajian geografi manusia/social. Pertama, pendekatan yang menekankan struktur dari hubungan social sehingga bidang ini layak sebagai ilmu

social. Kedua, dari rekonstuksi ini tertuju pada pencarian relevansi di akhir periode progresrvisme. Andapun cabang-cabang dari geografi manusia (human geography):

1. Geografi Ekonomi

Menguraikan tentang produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi atas berbagai barang dan jasa yang dilakukan pada tempat-tempat yang saling berjauhan. Geografi

ekonomi mulai diakui sebagai bidang studi tersendiri pada akhir abad ke-19 dan

kebangkitannya bertolak dari kolonoalisme Eropa (Barnes, 2000: 267. Supardan,2008:238). Para perintisnnya memulai dengan menyusun daftar kekayaan sumber daya global yang dapat

diperdagangkan dari kondisi-kondisi produksinya (Chisholm, 1889. Supardan, 2008:238). Selanjutnya, mereka mencari jastifikasi-jastifikasi intelektual atas ketimpangan ekonomi

antara penjajah dan yang dijajah. Dengan demikian, mereka mendasarkan diri pula pada

environmental determinism (Huntington, 1915. Supardan,2008: 238). Kemudian pada tahun 1950-an, geografi ekonomi mulai menerapkan metode kuantitatif dan berbagai pendekatan

revolusioner lainnya, termasul aneka perangkat statistika sehingga mentraspormasikan bidang

ini menjadi sebuah ilmu spasial. Selanjutnya bidang ini banyak mengadopsi berbagai teori dan model, terutama dari empat sumber utama(Barnes, 1962. Suprdan, 2008:139).

a. Sumber utama ekonomi adalah neoklasik yang menyumbangkan model-model umum

kompetisi dan perilaku rasional.

b. Fisika yang memasok dasar-dasar analisis gravitasi dan model entropi yang mengilhami

analisis tentang pola interaksi spasial.

c. Model-model lokasional Jerman yang sebenarnya hampir terabaikan oleh teori lokasi

pertanian von thunen, teori industry weber, serta teori tempat sentral loesch dan christaller.

d. Geometri yang menyajikan berbagai aksiom, hitungan baku, dan teorema yang melandasi

(12)

Namun kajian ini bukan berarti tanpa kelemahan. Pada tahun 1970-an geografi ekonomi mulai dihujani banyak kritik karna memiliki kelemahan pada asumsi bahwa unsur

spasail terpisah dari unsur social. Menurut Harvey yang menulis buku Limits to Capital

(1982).(Supardan, 2008:239). Walaupun pemikiran Harvey telah mengubah paradigma geografi ekonomi secara dominan, namun tetap saja geografi ekonomi yang baru pun

mendapat kritik yang meliputi:

a. Kritik terhadap perlunya unsur spasial yang harus disosialisasikan dan dikritik oleh Doreen

dalam Spatial Divisions of Labour: Social Stuctures and the Geography of Production (1984).

b. Adanya gugatan hasil perumusan Harvey serta perlunya memahami kemunculan industry

berteknologi tinggi, hal ini dikritik oleh Michel Stoper dan Allen dalam bukunya Pathway to

Industrialization and Regional Development (1992).

c. Kritik pun dari kelompok feminis dimana Harvey mengabaikan unsur feminis maupun etnik,

dikemikakan oleh MacDowell dalam tulisannya Life without father Ford: The New Gender

Order of Post-Fordism (1991).

2. Geografi Polotik

Menekankan bahwa territorial ditafsirkan sebagai hubungan mendasar antara kedaulatan Negara dengan tanah air nasional yang terletak dijantung legetimasi dan praktik

Negara modern. Di mana hasilnya adalah analisis-analisis atas wilayah dan kekuasaan dengan

ruang yang terfokus dan berpusat pada Negara (Tylor, 2000:783. Supardan,2008:240).

Dalam sejarahnya, sejak awal terjadinya geografi polotik sebagai suatu bangunan

pengetahuan yang koheren pada akhir abad ke-19, subdisiplin ini telah mengalami empat fase

perkembangan utama, yakni lingkungan, fungsional, analisis wilayah, dan pluralistic (Tylor,2000:784. Supardan,2008:240).

a. Geografi polotik lingkungan

Menurut Supardan (2008:240) geografi politik lingkungan diawali dengan karya Friederich

Ratzel dalam bukunya Pitsche Geogrphie (1897), gagasan tentang diterminisme lingkungan

diterapkan terhadap kajian Negara. Kemudian pada tahun 1904 Halford Mackinder menyuguhkan teori daerah poros (pivot erea), yang belakangan ini dinamakan kembeli teori

heartland. Titik kulminasi dari geografi lingkungan ini muncul dalam kajian politik dan

(13)

geografi polotik ini mundur ketika para ahli geografi pada umumnya mencoba menggabungkan kajian-kajiannya dengan perkembangan dalam ilmu social. Ternyata

kekurangan geografi politik lingkungan ada pada terorinya yang kurang memadai, ide-idenya

hanya bertahan diluar geografi ketika para ahli ilmu politik mengacu kepada pengaruh-pengaruh geografi lingkungan sebagai factor geografis atau ketika gagasan-gagasan geografi

simplistic digunakan untuk menjastifikasi kebijakan-kebijakan yang meyokong perang dingin

yang agresif (Konx,2000:783. Supardan, 2008:240).

b. Geografi polotik fungsional

Ini terjadi pada pasca perang dunia II. Dalam masa itu, Richard Harstone (1950) menempatkan Negara dalam posisi keseimbangan antara sentrifugal dan sentripetal

(Supardan, 2008:240).

c. Analisis ruang dalam geografi politik

Dalam fase ini dimulai dengan adanya kajian-kajian kuantitatif, naming dalam geografi

memiliki pengaruh sedikit, khususnya dalam geografi politik. Justru pengaruh kuantifikasi ini

terletak pada kajian-kajian politik pinggiran karna geografi sebagian besar tidak cocok untuk dianalisis secara kuantitatif. Pengruh sekundernya adalah untuk mengorientasikan ulang

geografi pilitik menuju wilayah-eilayah dimana banyak sekali data-data untuk dianalisis.

d. Geografi politik pluralistic

Pada masa ini geografi politik dituntut untuk dapat juga digunakan dalam melakukan

kajian-kajian tentang kekuasaan yang sering diabaikan masa sebelumnya. Perbaikan dalam penyimpangan ini telah membawa hasil yang yang banyak. Di antaranya tentang keragaman

kontenporer geografi politik, contohnya sumbangan Marxis yang telah menafsirkan politik

Negara dalam aliansi-aliansi kelas berbasis pada ruang. Dari perspektif kulural bangsa-bangsa dan nasionalisme, telah dikaji dalam hal keterkaitan khusus kepada tempat (Tylor,

2000:784. Supardan,2008:241).

3. Geografi Urban

Berkaitan dengan sifat-sifat tata ruang kota kecil dan besar, dan berbagai cara yang memengaruhi atau dipengaruhi proses fisik, demografi, ekonomi, social, budaya, dan politik

(Knox,2000:1112-1114. Supardan,2008:241). Sebagaimana aspek-aspek lain dalam geografi

(14)

terhadap berbagai keistimewaan kota dan segala keteraturan yang ada dalam kota dan antarkota dalam kerangka hubungan spasial antar penghuni dan lingkungan mereka

(supardan, 2008:241). Menurut Paul L Knox (2000:1113) dalam Supardan (2008:242) bahwa

pendekatan yang digunakan dalm geografi urban iniadalah sebagai berikut :

a. Pendekatan deskriptip langsung

Dalam hal ini para pakar ahli geografi memerhatikan deferefsiasi wilayah dan keistimewaan

tempat secara seksama. Dengan begitu, kota-kota besar dan kecil itu dianggap sebagai mozaik lingkungan yang istimewa dan satuan-satuan morfologik, atau sebagai bagian dari

system kota-kota besar, yang diklasifikasikan dan regionalisasi bardasarkan fungsi-fungsi ekonomi atau kualitas kehidupan yang terkait dengan kota-kota lainya. (Supardan, 2008:242)

b. Pendekatan analisis kuantitatif

Ahli geografi perkotaan mengarahkan dalam penetapan model pemetaan ruang masyarakat.

c. Pendekatan behavioral

Pendekatan ini mengkaji tentang kegiatan masyarakat dan proses pengambilan keputusan.

d. Pendekatan structural

Pendekatan ini menekankan kajian tentang berbagai kendala yang dipaksakan oleh periaku

individu, baik oleh organisasi masyarakat secara keseluruhan maupun oleh aktivitas sejumlah kelompok dan lenbaga-lembaga kuat yang ada didalamnya.

e. Pendekatan post-srukturalis

Pendekatan ini berusaha memadukan interaksi berbagai merastruktur (ekonomi,polotik dan budaya) denga agen kemanusiaan dan untuk menjelaskan system local dari makna bersama

berdasarkan kerangka social budaya yang lebih luas (Supardan, 2008:242).

4. Geografi Sejarah

Sebagai landasan sejarah pemikiran geografi, perkembanga sejarah berlangsung sejak lama. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, istilah ini biasa dipakai berkenaan dengan

sejarah eksplorasi dan penemuan, pembuatab peta dunia, dan perubahan batas-batas politik

dan administrasi. Namun kelahiran serta perkembangan geografi sejarah modern sebagai studi mengenai keadaan geografi dimasa lalu dapat dicetak dari tahun 1920-an dan 1930-an,

kemudian pada tahun 1960-an geografi telah cukup matang untuk berdiri sendiri sebagai

(15)

2010:243). Hal ini sesuai dengan dengan pernyataan Darby dalam bukunya Historical geography (1962) dalam Supardan (2008:243) yang berusaha menggabungkan pendapat lama

dan baru, ia menegaskan ada empat pendekatan dalam geografi sejarah:

a. Mengenai keadaan geografi masa lalu

b. Perubahan lansekap

c. Masa lalu yang dijelaskan dari keadaangeografinya dimasa sekarang.

d. Sejarah yang bersifat geografis

5. Geografi Populasi

Bagian geografi dapat dibedakan tentang karya para ahli geografi yang terfokus pada

penyebaran populasi, dengan karya yang berusaha memahami faktor-faktor yang

memengaruhi pariasi dalam penyrbaran tersebut. Dalam pendekatan ini cendrung terfokus pada variasi dalam hal fertilitas dan mortalitas sehingga istilah demografi ruang pun tercipta,

bersabdar pada korelasi ekologis, dan diasosiasikan dengan usaha-usaha untuk meniru atau

memperkirakan perubahan-perubahan dalam distribusi ruang populasi dengan menggunakan ketiga konponennya, yakni migrasi, mortalitas, fertilitas (Supardan,2008:244).

Menurut Supardan (2008:244) berdasarkan data riset yang dilaksanakan tahun 1990-an, masalah ridet pokok yang dihadapi para ahli goegrafi populasi dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Pemetaan kecenderungan kontemporer dalam distribusi populasi serta ciri-cirinya, seperti

usia, pola hidup, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.

b. Populasi, pembangunan, dan sumber daya yang meliputi saling mempengaruhi antara

pertumbuhan populasi, prospek pertumbuhan ekonomi dan penggunaan, akses dan konsumsi atas sumber daya keruangan, dan sebagainya.

c. Pembentukan dan akibat dari perubahan populasi jangka panjang.

d. Geografi sosial dari populasi yang tersingkir atau terpinggirkan, seperti kepedulian terhadap

para pengungsi, tuna wisma, dan lain-lain (Woods,2000:803 – 804. Supardan, 2008:244).

6. Geografi Sosial

Geografi sosial untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Elise Reclus pada tahun

(16)

geografi Eropa dan Inggris, dari pada dengan dunia akademis Amerika Utara. Di Amerika Serikat sendiri, geografi sosial baru berkembang setelaj David Ley menulis A Social

Geography of the City (1983) (Supardan, 2008:245).

7. System Informasi Geografi

Sistem informasi geografi adalah sistem komputer yang terintegrasi, digunakan untuk

mengumpulkan, menyimpan, menambah, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi mengenai masalah geografis (Unwin, 2000:402. Supardan,

2008:245).

B.Pendekatan, Metode, Teknik Penelitian Geografi 1.Pendekatan Geografi

Pendekatan geografi dapat diartikan sebagai suatu metode atau cara (analisis) untuk memahami berbagai gejala dan fenomena geosfer, khususnya interaksi antara manusia dan

lingkungannya. Pendekatan geografi menjadi ciri bagi kajian geografi dan membedakannya

dengan kajian ilmu-ilmu yang lain. Perkembangan terakhir dalam ilmu geografi sejak geografi fisik dan geografi manusia bergerak dari sifatnya yang deskritif menuju analitis pada

tahun 1950-an dan 1960-an, berkembanglah paham positivisme yang menekankan pengujian

hipotesis untuk merumuskan hukum-hukum dan derivasi teori yang menonjol. Pendekatan ini berkaitan erat dengan kuantifikasi dan keyakinan pada keteraturan statistik merupakan bukti

adanya hubungan sebab akibat empiris, seperti yang diisyaratkan oleh teorinya. Walaupun pendekatan positivistik pun banyak memiliki kelemahan karena tidak mampu

mengakomodasi kekhususan-kekhususan yang bersifat kontestual (Harvey,1989,di dalam

Supardan, 2008: ).

Namun, pada umumnya banyak para ahli geografi terus mengembangkan pola

pendekatan tersebut. Pendekatan yang didasarkan pada pengukuran dalam disiplin ini

membutuhkan banyak eksperimen dan inovasi lingkungan fisik maupun mengenai cara-cara individu membentuk tingkah laku ruang mereka. Hal ini di bantu oleh penemuan teknologi

(17)

Kemajuan yang pertama adalah dalam bidang remote sensing (pengindraan jarak jauh) yang sering di asosiasikan dengan kegiatan menceritakan bumi dari angkasa kuantitas data

yang berkembang cepat diperoleh dari satelit dan alat pengindaraan jarak jauh lainnya,

memungkinkan para ahli geografi berada pada lini depan dalam pengembaraan cara-cara penafsiran data yang tersedia. Terutama dengan menggunakan komputer “bermemori

raksasa” untuk menggambarkan variasi rinci dari permukaan bumi dari waktu ke waktu.

Pengindraan jarak jauh begitu penting, bukan hanya menyediakan materi baru untuk menganalisis bumi, melainkan juga meninggalkan banyak teka-teki mencapai tujuan riset.

Pada dasarnya, hampir semua data geografis mengacu kepada dua konteks dimensional. Secra tradisional, hal ini telah ditampilkan dalam bentuk peta namun perkembangan sejak

tahun 1970-an dalam sistem-sistem informasi geografis (Geographical Information System

atau GIS) telah meningkatkan kemampuan melapis kumpulan-kumpuln data satu sama lain sebagai contoh hasil pengamatan hujan digabungkan dengan peta-peta tofografi secara

substansial telah memperkokoh kemampuan untuk menyusun hipotesis yang dapat diuji

secara empiris serta kemampuan menjalankan uji coba itu sendiri (Maguire,1991 didalam ). Disamping pendekatan-pendekatan yang telah dijelaskan diatas, dalam kajian geografi

terdapat beberapa pendekatan yang sering digunakan R.Bintaro dan Surastopo Hadisumarno

dalam Metode Analisis Geografi mengemukakan tiga pendekatan (approach), yaitu

pendekatan analisis keruangan (spatial analysis), analisis ekologi(ecological analysis), dan

analisis kompleks wilayah (regional complex analysis).

a.Pendekatan Keruangan

Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian dan perbedaan

fenomena geosfer dalm ruan. Di dalam pendekatan keruangan ini yang perlu diperhatikan adlah persebaran penggunaan ruang dan penyediaan tersebut pun dapat dikumpulkan data

lokasi yang terdiri dari data dan data bidang.

Adapun yang termasuk dalam data titik adalah data ketinggian tempat, data sampel

batuan, data sampel tanah, kemiringan lereng, jenis tanah, keadaan air tanah, hal itu karena

keadaan fisiklokasi tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat adaptasi manusia yang akan menempatinya.

Sedangkan yang termasuk dalam data bidang adalah data luas hutan, data luas daerah

(18)

tanah dapat dipetakan dan ditentukan bats-batasnya hingga diperoleh data bidang, yaitu data tentang penyebaran jenis tanah tertentu (Bintaro dan Hadisumaro,1979)..

b. Pendekatan Ekologi

Pendekatan ekologi adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer khususnya terhadap interaksi antara organisme hidup dan lingkungan, termasuk dengan organisme hidup

yang lain seperti manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan, seperti : litosfer, hidrosfer, dan

atmosfer. Di dalam organisme hidup itu manusia merupakan satu komponen yang penting

dalam proses interaksi. Oleh karena itu, muncul istilah ekologi manusia (human

ecology) yang mempelajari interaksi antar manusia serta antara manusia dan lingkungan. Kemampuan manusia dalam memanfaatkan lingkungannya untuk berbagi aktivitas kehidupan

merupakan contoh pendekatan ekologi. Misalnya, manusia yang tinggal di daerah

pegunungan.

Dalam hal ini, dikaji tentang masyarakat kelompok organisme beserta lingkungan

hidupnya sebagai suatu kesatuan ekosistem. Studi ini menitik beratkan kepada kehidupan dan

nonkehidupan (nonliving area), yaitu tempat berlangsungnya kehidupan atau bagian biotik

dan abiotik. Bagian abiotik ini dapat digolongkan menjadi tiga bagia, yakni litosfer yang

terdiri dari bagian padat dari bumi ; hidrosfer merupakan bagian cair dari bumi ; atmosfer merupakan bagian udara dari bumi. Sedangkan dalam bagian biotik merupakan organisme

hidup. Semua komponen tersebut (air, litosfer, atmosfer, dan organisme hidup) berinteraksi,

dimana organisme hidup akan ada proses penyesuaian mekanisme fisikal dan biokimia terhadap lingkungannya dalam rangka memperoleh sumber daya yang diperlukan untuk

kelangsungan hidupnya.

c. Pendekatan Kompleks Wilayah

Pendekatan kompleks wilayah adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer

dengan menggnakan pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi. Di dalam analisis ini yang menjadi perhatian adalah tentang persebaran fenomena tertentu melalui pendekatan

keruangan dan interaksi manusia dengan lingkungannya melalui pendekatan ekologi.

Dalam kajian pedekatan wilayah ini terdapat dua aktivitas yang perlu dilakukan, yakni

analisis kompleks wilayah, perwilayahan (regonalization), dan klasifikasi (classification).

Pada analisis kompleks wilayah, wilayah-wilayah tertentu dihampiri dengan pengertian areal

(19)

penawaran dan permintaan antarwilayah tersebut. Pada analisis yang demikian, harus diperhatikan tentang penyabaran fenomena tertentu (analisia keruangan) dan interaksi

antarvariabel manusia dan lingkungannya untuk kemudian dianalisis kaitannya (analisis

ekologi).

2. Metode Penelitian Geografi

a. Metode Deskriptif

metode ini banyak digunakan sejak ilmu geografi lahir sebagai disiplin ilmu yang bersifat akademis. Sebagai karakteristik metode ini adalah memberi penjelasan, baik yang

bersifat alamiah maupun insaniah dengan mengungkap karakteristik, eksploratif, hubungan fungsional, dan dampak dari suatu fenomena ataupun peristiwa. Tujun metode ini adalah

untuk medeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang.

Dalam metode ini terbagi-bagi lagi menjadi studi kasu, survei, dan studi pengembangan. Salah satu hal penting tentang metode deskriptif ini bahwa pada masa

berkembangnya metode deskriptif kartografi sangat dominan.

1). Metode studi kasus

Merupakan metode penelitian yangg digunakan untuk karakteristik tertentu, idividu

maupun kelompok dengan mengungkap kasus-kasus spesifik yang mencakup pengkajian relasi dan interelasi terhadap individu lain secara mendalam, biasanya dilakukan secara

longitudinal.

2). Metode survei

Merupakan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data, seperti wawancara

maupun kuesioner (angket) dengan jumlah sampel besar dan merupakan penelitian yang

menggambarkan keadaan terkini untuk memahami opini, pendapat, maupun tanggapan publik pada umumnya.

3). Metode studi pengembangan

Merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan suatu

penelitian secara mendalam untuk memperoleh model, baik dalam tataran teoritis yang

sebelumnya sudah ada maupun belum ada (baru). Penelitian studi pengembangan ini lazimnya banyak dikembangkan dalam dunia akademis pada jenjang pascasarjana untuk

memperoleh gelar doktor.

(20)

C.Sejarah Geografi

D.Manfaat Terapan Geografi

Beberapa manfaat ilmu geografi dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut: Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang litosfer

a. Pemanfaatan tata guna lahan untuk kegiatan pertanian.

b. Pengidentifikasian atau pengenalan daerah-daerah pusat gempa sehingga dapat

mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.

c. Pemanfaatan sumber daya tambang yang dihasilkan dari suatu daerah.

d. Pemanfaatan energi geotermal, yaitu panas bumi melalui peledakan rongga-rongga besar di

dalam kerak bumi.

Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang atmosfer

a. Adanya prakiraan cuaca yang membantu dalam kegiatan perhubungan dan pertanian.

b. Pemanfaatan kilatan petir untuk menambah sumber daya energi listrik. c. Pemanfaatan angin untuk membantu kegiatan pelayaran.

d. Pemanfaatan lapisan udara untuk frekuensi gelombang radio.

e. Penggunaan angin sebagai sumber energi melalui kincir angin ataupun alat aerodinamika. f. Melalui pembelajaran konsep iklim, dapat diciptakan suatu iklim buatan dengan rumah

kaca untuk tanaman.

Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang hidrosfer

a. Pemanfaatan sungai, danau, dan laut untuk kegiatan transportasi dan sumber energi. b. Pemanfaatan sungai untuk pembangkit tenaga listrik.

c. Pemanfaatan gelombang atau ombak ontuk olahraga selancar.

d. Pemanfaatan air tanah untuk industri air mineral.

e. Pemanfaatan tenaga pasang surut untuk sumber energi sehingga dapat menyalurkan air

melalui turbin-turbin.

f. Pemanfaatan geiser yang terjadi secara alamiah sebagai sumber tenaga di beberapa negara. Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang biosfer

a. Di daerah padang rumput dimanfaatkan untuk kegiatan peternakan. b. Pemanfaatan keindahan pantai untuk membuka daerah tujuan wisata.

(21)

Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang antroposfer

a. Pemanfaatan data sensus penduduk untuk perencanaan pembangunan.

b. Pemanfaatan sungai, danau, dan rawa untuk sumber mata pencaharian. c. Membantu manusia menentukan lokasi pendirian industri.

Ilmu geografi dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan hubungan antar gejala

permukaan bumi, misalnya :

1.

Bidang Pertanian

Pertanian merupakan sistem keruangan yang terdiri dari aspek fisik dan

manusia. Aspek fisik antara lain : lahan, iklim, air dan udara. Aspek manusia

meliputi tenaga kerja, tradisi, teknologi dan ekonomi masyarakat. Analisis

hubungan antara aspek fisik dengan manusia pada bidang pertanian

bermanfaat untuk menyusun sistem

diversifikasi

tanaman pada lahan

pertanian, yang penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan lahan agar

produktivitas tetap tinggi

2. Bidang Industri

Merupakan tinjauan terhadap aspek industri pada hubungan antara aspek fisik

dan manusia. Aspek fisik yang bepengaruh terhadap kegiatan industri

misalnya lahan, bahan baku dan sumber daya energi. Sedangkan aspek

manusia yang penting untuk kegiatan industri adalah tenaga kerja, tradisi,

teknologi, konsumen dan pasar. Hasil analisis hubungan digunakan untuk

menyusun rencana pembangunan dan pengembangan industri. Sebagai

contoh untuk memeratakan persebaran penduduk maka sebaiknya pemerintah

pengarahkan penemapatan lokasi industri di daerah yang masih jarang

penduduknya.

E.Konsep-Konsep Geografi

1. Lokasi, adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer.

Kosep lokasi dibagi menjadi;

a. Lokasi absolute: lokasi menurut letak lintang dan dan bauajura abersifat tetap.

b. Lokasi relative; lokasi yang bergantung terhadap daerah sekitarnya dan sifatnya berubah.

(22)

a. Jarak mutlak, satuan yang diukur dengan kilometer

b. Jarak relative, yaitu satuan yang di ukur dengan satuan waktu

3. Keterjangkauan, menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa yang

digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya.

4. Pola, berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai, pola pemukiman,

lipatan patahan, dan lain-lain.

5. Morfologi, menunjukan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang

membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.

6. Aglomerasi, pengelompokan fenomena disuatu kawasan dengan latar belakang adanya

unsur-unsur yang lebih member dampak positif.

7. Nilai kegunaan, manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah dimuka bumi pada makhluk

hidup, tidak akan sama pada semua orang.

8. Interaksi interdependensi, keterkaitan ruang antara satu dengan yang lain, maisalnya

interaksi antara desa dan kota.

9. Deferensiasi area, daerah- daerah yang terdapat dimuka bumi berbeda satu dengan yang lain.

Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang lain.

10. Keterkaitan keruangan, hubungan antara penyebaran suatu unsur dngan unsur yanag alaian

pada suatu tempat.

Beberapa Tokoh-tokoh konsep geografi

1. Berhard Varen ( 1622-1650)

Berhard Varen atau yang lebih dikenal sebagai varenius adalah geograf asal jeman. Anehnya

dia lulusan ilmu kedokteran di Lieden, Belanda. Dalam bukunya yang berjudul “Geographia

Generalis” ia membagi geografi menjadi dua, yaitu:

a. Geografi umum: membahas karakteristik bumi secara umum, tidak bergantung pada suatu

keadaan daerah dan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu;

1) Terrestrial yaitu pengetahuan bumi secara keseluruhan, bentuk dan ukurannya.

2) Astronomis yaitu membicarakan hubungan bumi dengan bintang-bintang yang merupakan

awal dari ilmu kosmografi.

3) Komparatif yaitu menyajikan desripsi lengkap mengenai bumi, letak dan tempat-tempat di

permukaan bumi.

b. Geografi khusus: membahas entang wilayah tertentu mnyangkut wilayah luas maupun

(23)

1) Atmosferis yang secara khusus membicarakan iklim

2) Litosferis yang secara khusus menelaah permukaan bumi, meliputi relief, vegetasi, dan

fauna dari berbagai Negara.

3) Manusia yang secara khusus membicarakan kepadatan penduduk, perniagaan dan

pemerintahan diberbagai Negara.

2. Immanuel Kant ( 1724-1821)

Selain sebagai geograf, ia juga seorang filsufur. Menurutnya ia tertarik dengan geografi karena dekat dengan filsafat. Menurutnya geografi adalah ilmu yan mempelajari benda-benda

hal-hal atau gejala-gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan bumi.

3. Alexander Van Humbolt ( 1769-1859)

Awalnya humbolt adalah seorang ahli botani. Ia tertarik dengan geografi saat mempelajari

batuan. Dia diakui sebagai peletak dasar geografi fisis modern. Ia menjelaskan kaitan bumi dengan matahari dan perilaku bumi dalam ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim dunia,

tipe-tipe permukaan bumi dan proses terjadinya serta hal-hal yang berkaitan dengan hidosfer dan

biosfer.

A. Generalisasi-Generalisasi Geografi

1.. Tempat

Nilai penting karakteristik suatu tempat dalam masa lalu, sekarang, maupun masa

depan terhadap suatu tempat-tempat yang strategis secara ekonomi, selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi pengembangan politik-ekonomi. Hal itu disebabkan makin meningkatnya

mobilitas dua faktorbutama produksi, yaitu modal dan tenaga kerja. Suatu tempat harus

memiliki daya tarik bagi investasi dan pekerja, mereka yang terlibat dalam manajemennya ketertarikan untunk menciptakan dan menjual tempat kepada berbagai kelompok

bisnis. (Dadang .S, 2008:277) 2. Sensus Penduduk

Sensus penduduk memiliki dua makna multidimensi, karena dari hasil sensus tersebut

dapat memberikan informasi tentang penduduk, angkatan kerja produktif, perumahan,sektor manufaktur, pertanian,perindustrian,pertambangan, dunia bisnis,dan lain-lain. Dalam

praktiknya, sensus penduduk dapat dilakukan secara de facto maupun de jure (dimana ia

(24)

3. Iklim

Masalah-masalah yang sering muncul dalam pembangunan pertanian didaerah tropis

dari segi iklim adalah tanah didaerah tropis beriklim lembab. Sepanjang tahun mungkin dapat

digunakan untuk pertanian, tetapi sebagian tanah itu tidak cocok untuk didayagunakan menurut opla pertanian modern yang mengandalkan penggunaan teknologi mutakhir karena

tidak dapat dipupuk secara efektif dengan pupuk mineral(Weischet, 1986:1dalam Dadang.S,

2008:277) 4. Laut

Sebagi negara bahari, bangsa indonesia belum optiamla dalam melakukan

pemberdayaan kelautan atau apa yang dinamakan revolusi biru masih jalan di tempat.

Padahal luas perairan laut kita seluas . sampai sekarang ini, belumada prestasi kelautan kiat

yang dapat dibanggakan.(Dadang.S, 2008:277) 5. Lingkungan

Dalam setiap proyek pembangunan, sebelumnya perlu dilakukan analisis menyeluruh

tentang dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Hal itu bukan hanya kepada perusahaan-perusahaan pemerintah, tetapi juga perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan swasta, terutama sangat berperan

dalam memperoleh izin resmi usaha tersebut, khususnya bagi kegiatan-kegiatan yang dianggap peka lingkungan(O’Riodan, 2000:299 dalam Dadang.S, 2008:277)

6. Benua

Benua adalah bagian dari permukaan bumi yang berupa daratan yang luas. Menurut Dadang. S (2008:278)Sebagai penduduk dari benua yang paling banyak dan padat

penduduknya, bangsa asia jauh lebih kompleks menghadapi tantangan kehidupan mendatang

dibanding dengan bansa australia yang lebih sedikit dan rendah tingkat kepadatan penduduknya.

7. Urbanisasi

Urbanisasi merupakan salah satu peroses perubahan sosial yang tercept, khususnya di

negara-negara berkembang bahkan dunia. Transformasi-transformasi sosial dan demografis

yang tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya penduduk kota di negara-negara berkembeng tersebut, telah menunjukkan pelipatgandaan pertumbuhan demografis nyang memprihatinkan

(Evers, 1995:49 dalam Dadang.S, 2008:278).

(25)

Peta memberikan banyak informasi tentang berbagai kenampakan atau bentuk muka bumi. Fenomena di muka bumi yang digambarkan pada peta dapat dibedakan menjadi

bentang alam dengan bentang budaya. Pola dan objek di permukaaan bumi terbentuk oleh

tenaga endogen dan eksogen. Menurut Monmonier.(2000:96) dalam buku pengatar ilmu sosial “Para birokrat pemerintah, kaum profesional, maupun intelektual, pada hakikatnya

memerlukan peta.dari keperluan untuk pembangunan ekonomi,pertahanan nesional,

perlindungan lingkungan, ekonomi,bisnis,wisata,industri, maupun untuk memberikan eksplanasi visual dalam ranah-ranah abstrak yang perlu dipahami secara mendalam. Apalagi

jika peta itu bentuk teknologi yang kain canggih dan menarik, jelas sangan diperluka.” 9. Kota

Banyak hal tanetang kontak-kontak sosial di perkotaan sebagi sesuatu yang bersifat

impersonal, supervisial, sementara, dan segmental. Hal itu pula yang dikhawatirkan oleh beberapa sosiolog yang cenderung pesimis mengenai kemungkinan terciptanya kehidupan

manusiawi di perkotaan yang dipenuhi industri (Hannerz.2000:111 dalam Dadang.S,

2008:278). 10. Mortalitas

Terjadinya transisi demografis (demographic transition) yang di kenal senagai

lingkaran siklus demogarfis, menggambarkan proses perubahan tingkat mortalitas dan

natalitas pada suatu masyarakat dari suatu situasi di mana keduanya menunjukkan angka

yang tinggi (Caldwel,2000:218 dalam Dadang.S, 2008:278). 11. Khatulistiwa/Ekuator

Bagi negara-negara yang dilalui dengan garis khatulistiwa, tidak ada alasan untuk

merasa takut kekurangan sinar matahari. Hal ini jelas berbeda dengan daerah-daerah subtropis yang jauh dari garis khatulistiwa, hanya pada bulan-bulan tertentu mereka dapat

menikmati hangatnya sinar matahari. (Dadang.S, 2008:279) 12.Demografi

Ledakkan demografi dunia, khususnya di negara-negara berkembang,

memperlihatkan kecenderungan yang mencemaskan, di tahun 1825, saat Malthus membuat

perubahan akhir atas karya aslinya Essay on Population,kira-kira satu miliar umat manusia

mendiami planet bumi. Akan tetapi, menjelang itu, industrialisasi dan kedokteran modern

(26)

berikutnya (dari tahun 1925 ke tahun 1976) berlipat ganda lagi menjadi 4 miliar, dan menjelang tahun 1990 angka itu melaju sampai 5,3 miliar (Kennedy 1995:28-29 dalam

Dadang.S, 2008:279).

13. Tanah

Banyak pekerjaan dilaksanakan di atas tanah yang diolah melalui sistem-sistem

hidrologi. Sistem-sistem ini kerap kali menghubungkan tanah dengan perairan terbuka.

Perairan terbuka seperti sungai,danau,laut, dan samudera memiliki ekosistem sendiri-sendiri yang juga dapat diteliti dan di petakan serta sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia di

daratan (Vink, 1986:199 dalam Dadang.S, 2008:279). 14. Transmigrasi

Bagi bangsa indonesia, program transmigrasi bukan sesuatu yang baru. Sejak

pertengahan abad ke 19, Etische Politik telah memengaruhi parlemen belanda untuk

mengetuk dan membuat penelitian tentang kemakmuran rakyat daerah-daerah pedesaan di

jawa (demindere wel vaart onderzoek) yang akhirnya mencanangkan dan melaksanakan

program transmigrasi (Purboadiwidjojo,1986:9), walaupun pelaksanaannya bukan semata-mata atas dasar kemanusiaan. Begitu pun ketika indonesia memasuki pascakemerdekaan,

pemerintah segera mencanangkan program transmigrasi, terutama untuk mengatasi ketidakseimbangan demografis antara pulau jawa (termasukmedura dan bali) yang padat

penduduknya dengan pulau-pulau luar jawa yang jarang penduduknya

(swasono,1986:xi;Scholz, 1986:287 dalam Dadang.S, 2008:279). 15. WILAYAH

Kompleksitas persoalan-persoalan demografis wilayah asia jauh melebihi kompleksitas

persoalan-persoalan demografis wilayah australia, baik mengenai natalitas, mortalitas, proyeksi kependudukan, serta kesejahteraannya.(Dadang.S, 2008:280).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Imelda in dapat disimpulkan bahwa peranan musik dalam senam arobik adalah sebagai pengiring namun mempunyai beberapa fungsi yang

Bahwa dengan mengambil alih pertimbangan hukum unsur tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Terdakwa telah memukul korban Jumaidi Als Jumai dengan menggunakan

dari informan saya di Ayutthaya melaporkan bahwa mereka melakukan meditasi; dan, bahkan, para Bhikkhu ini pun bermeditasi hanya ‘dari waktu ke waktu’

medium maturasi oosit ln vitro, guna mengetahui pengaruh interaksi penambahan hormon FSH dan PMSG dengan kultur sei granulosa serta kadar.. hormon yang dthasilkan pada

Kedua pengalaman yang dibentuk melalui wacana-wacana yang didapatkan lewat buku- buku dengan tema perempuan yang sering ia baca dan pengalaman teman- temannya yang ikut membentuk

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori

Mineralisasi Cu-Au±Ag di bagian tengah daerah penelitian atau di daerah Tayap–Kinomaligan sebagian besar berasosiasi dengan diorit kuarsa muda yang teralterasi

Hasil analisis terhadap keefektifan pembelajaran tersebut telah mencapai indikator efektif, yaitu kemampuan pemahaman siswa kelas eksperimen mencapai ketuntasan dengan melampaui