• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI LAPANGAN TENTANG UNSUR INTRINSIK D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI LAPANGAN TENTANG UNSUR INTRINSIK D"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI LAPANGAN TENTANG UNSUR INTRINSIK DAN

EKSTRINSIK SENDRATARI RAMAYANA

MELALUI PROSES OBSERVASI.

Oleh :

Ilham Bagus Pratama (22)

Jihandini Iffaditya Mega Nanda (23)

Nadia Khairunisa Agustin (28)

Sabila Nur Abdul Basith (32)

Utomo Joko Pratomo (35)

X MIA 1

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil penelitian yang berjudul “Studi Lapangan Tentang Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Sendratari Ramayana Melalui Proses Observasi. ” telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Disetujui oleh :

(3)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas kekeliruan diri sendiri.

 Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.

Persembahan

Karya ilmiah ini kami persembahkan kepada:

 Allah SWT.

 Ayah dan Ibu tercinta.

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas hasil laporan penelitian mengenai Sendratari Ramayana ini.

Dalam penyusunannya, kami mengucapkan terimakasih kepada Guru Bahasa Indonesia kami yaitu Ibu Laily yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap isi dari laporan penelitian kami ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah laporan hasil penelitian ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan penelitian kami ini bermanfaat.

Pati, 10 Maret2015

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………. ………. 1

LEMBAR PENGESAHAN………... 2

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………. 3

KATA PENGANTAR ………... 4

DAFTAR ISI……….. 5

PENDAHULUAN……….. 6

PEMBAHASAN……… 9

PENUTUP………. 20

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori

Kehidupan bangsa Indonesia tak terlepas dari seni dan budaya yang lahir dari 300 lebih suku bangsa maupun dari pengaruh asing yang telah berakar selama ribuan tahun di bumi Indonesia. Berbagai bentuk kesenian, upacara keagamaan, ritual, dan festival yang diselenggarakan terus melestarikan adat dan tradisi yang telah di wariskan secara turun menurun dari nenek moyang sehingga membentuk jati diri bangsa. Yogyakarta pada masa kini merupakan tempat tradisi dan dinamika modern berjalan berdampingan. Di Yogyakarta ada pasar tradisional dan barang kerajinan sementara di sebelahnya berdiri mall yang tak kalah ramainya.

Yogyakarta memiliki Candi Prambanan yang menjulang setinggi 47 meter dan dibuat 1100 tahun sebelumnya, kombinasi yang unik antara candi-candi kuno, sejarah, tradisi, budaya, dan kekuatan alam menjadikan Yogyakarta sangat layak untuk dikunjungi. Menyinggung tentang Candi Prambanan di sebelah Candi tersebut terdapat Wisata Budaya atau Seni yaitu Ramayana Ballet Prambanan Yogyakarta. Sendratari Ramayana Ballet Prambanan adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan sulit tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa drama, tari dan musik dalam satu panggung dan momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana. Orang menyebut dan mengenal Yogyakarta sebagai kota budaya. Dari sebutan ini setidaknya bisa ditunjuk simbol-simbol kebudayaan yang ada di Yogyakarta. Salah satu simbol budaya Yogyakarta, dari beragam simbol yang ada, adalah kesenian tradisional.

(7)

gamelan. Anda diajak untuk benar-benar larut dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan cerita. Tidak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.

Sendratari Ramayana merupakan salah satu warisan budaya yang harus kita lestarikan. Padahal. Pada saat ini semakin banyak remaja yang tidak memiliki kebanggan atas hasil karya bangsanya, termasuk hasil karya dalam bidang seni dan budaya. Kita menemukan bahwa rasa bangga terhadap budaya peninggalan nenek moyang dari hari ke hari semakin ditinggalkan. Melihat situasi yang memprihatinkan itu, kami siswa-siswi SMA Negeri 1 Pati berusaha untuk lebih mengenal budaya peninggalan nenek moyang kita melalui kegiatan Widyawisata, yaitu ke candi Prambanan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dari Sendratari Ramayana?

1.2.2 Apa amanat yang bisa diteladani dan diimplementasikan dari Sendratari Ramayana?

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Mengetahui unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dari Sendratari Ramayana. 1.3.2 Meneladani amanat yang diperoleh dari Sendratari Ramayana di kehidupan nyata.

1.4 Manfaat Laporan

1.4.1 Menambah wawasan serta pengetahuan siswa tentang warisan seni budaya dari Yogyakarta yaitu Sendratari Ramayana dengan cara memberi apresiasi dan

Dalam bab ini akan dikemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, metode penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan

(8)

Pada bab ini akan dikemukakan sinopsis, tokoh dan penokohan, tata panggung, tata musik, tata lampu, kostum dan tata rias, dan unsur yang menonjol dalam pertunjukan Sendratari Ramayana di Kompleks Candi Prambanan Jl. Raya Yogya-Solo km 16 Prambanan.

1.5.3 Bab 3 (Penutup)

Pada bab ini dikemukakan simpulan penelitian dan saran yang berkaitan dengan penelitian

BAB II

(9)

2.1 Perbedaan Tari, Seni Tari Dan Sendratari

2.1.1 Tari

Menurut Suryodiningrat seorang ahli tari Jawa dalam buku Babad Lan Mekaring Djoged Djawi menjelaskan bahwa, tari merupakan gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Beliau lebih menekankan tari kepada gerak tubuh yang berirama (Soeryodiningrat: 1986, 21).

2.1.2 Seni Tari

Menurut Herbert Read seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran keindahan kita dan rasa indah ini terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau harmoni dari hubungan bentuk-bentuk yang kita amati itu. Keindahan adalah sesuatu yng dapat menimbulkan rasa senang dan seni adalah keindahan. Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak- gerak dalam tari bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.

Kesimpulannya, seni tari adalah bentuk-bentuk penyampaian jiwa manusia melalui gerak-gerak ritme yang indah. Dengan batasan ini maka terdapat tiga hal yang menonjol dan penting, yaitu gerak, ritmis dan indah disamping ekspresi manusia.

2.1.3 Sendratari

Ada tiga sumber yang kami dapat tentang pengertian sendratari :

2.1.3.1 Sendratari merupakan gabungan drama atau cerita yang disajikan dalam bentuk tarian tanpa adanya dialog, biasanya diiringi oleh musik (gamelan).

2.1.3.2 Sendratari merupakan sebuah ilmu yang merupakan salah satu cabang dari bagian ilmu seni yang terdiri dari sebuah dialog, karakter tokoh-tokoh, penjiwaan sehingga menimbulkan sebuah cerita.

(10)

narasi singkat agar penonton mengetahui peristiwa yang sedang dipentaskan.

2.2 Sejarah Sendratari Ramayana di Candi Prambanan

Sejarah diadakannya Sendratari Ramayana di candi Prambanan adalah KGPH Jati Kusuma salah satu kerabat kraton Surakarta yang pada waktu itu menjabat sebagai Mentri Pariwisata, Pos dan Perhubungan darat yang berkeinginan menampilkan kesenian tradisional terutama seni tari secara kolosal dengan latar belakang sebuah bangunan seperti Thailand, Kamboja, dan Mesir. Akhirnya dipilihlah Yogyakarta sebagai tempat pertunjukan, tempatnya di Candi Prambanan karena disana terdapat relief cerita Ramayana. Sendratari Ramayana dipentaskan dan diresmikan oleh Ir. Soekarno presiden RI yang pertama. Pata tahun 1961 disebelah selatan candi, di bagian timur sungai ddan pindah ke tempat yang sekarang di bagian barat candi kira-kira tahun 1966-an dengan tambahan sebuah theather tertutup Trimurti untuk pementasan dimusim hujan. Teather terbuka Ramayana sendiri dikelola oleh PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Beko. Sepanjang 6 bulan dari bulan Mei sampai Oktober pertunjukan ini digelar setiap malam dengan cerita penuh dan pada tanggal tertentu dicuplikan dari setiap episode. Ramayana sendiri menggambarkan kesetiaan, perjuangan, kebaikan lawan kejahatan. Hitam putih dimana kalau diterjemahkan dalam kehidupan nyata bisa menjadi cermin bagi diri kita sendiri.

Fungsi dari Sendratari Ramayana adalah untuk mengingat atau menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa, terutama pada generasi muda yang memulai lupa akan kebudayaan bangsanya sendiri. Fungsi lain dari Sendratari Ramayana adalah menambah wawasan tentang nilai-nilai budaya yang kita miliki. Indonesia memiliki banyak kebudayaan salah satunya adalah Sendratari Ramayana, yang juga mengandung pesan bahwa ujian atau cobaan adalah jalan yang harus kita lalui untuk mencapai kesuksesan.

2.3 Unsur-Unsur Pembangun Sendratari

Unsur dalam sendratari sebenarnya sama dengan drama sehingga dapat diklasifikasikan menjadi dua unsur yaitu unsur intrinsik (unsur dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar). Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak.

(11)

2.3.1.1 Tokoh

Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Pelaku cerita atau pemain disebut aktor (pria) dan aktris (wanita). Tokoh dalam cerita fiksi atau sendratari berkaitan individu tersebut.

2.3.1.1.1 Pembedaan Tokoh

2.3.1.1.1.1 Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh

(12)

 Rahwana

Perwatakan atau karakter tokoh adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama. Karakter ini diciptakan oleh penulis lakon untuk diwujudkan oleh para pemain drama. Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai kepribadian tokoh tersebut. Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan yang digunakan.

 Raden Rama Wijaya : seorang putra mahkota yang gagah berani serta sangat mencintai istrinya, Dewi Sinta

(13)

 Leksmana : Tampan, gagah, baik hati, berjiwa satria, arif dan bijaksana.

 Wibisana : Arif, bijaksana, berani menentang kakaknya (Rahwana), bersifat satria dll

 Rahwana : Angkuh, sombong, congkak, ganas, rakus, bengis, angkara murka, dan serakah

 Sarpakenaka : Jahat, nakal, penuh tipu daya, provokator, dan penghasut.

 Kumbakarna : Berani karena benar, jujur, dan bersifat satria meskipun saat perang Alengka pecah Ia maju sebagai senopati. Namun Ia tidak membela Rahwana, melainkan membela negara Alengka, tanah leluhurnya yang telah memberinya hidup.

 Patih Prahasta : Jujur, setia, dan penuh pengapdian terhadap Rahwana. Saat perang Alengka pecah, Prahasta bertindak sebagai Senopati Perang.

 Kalamarica : Lincah, jahat,

 Burung Garuda Jatayu : Baik hati dan penurut.

 Sugriwa : Balas budi, baik hati.

 Subali : Sakti, tidak bisa mengendalikan diri.

 Anggada : Memiliki sifat tang patuh serta taat.

 Anila : Setia, berani.

 Jembawana : Tidak pernah ingkar serta baik hati. 2.3.2.1 Jalan Cerita

(14)

dibicarakan. Alur cerita ini dapat dibagi menjadi beberapa, pengenalan, pertikaian/konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan, penyelesaian.

Berikut alur cerita Sendratari Ramayana :

Negeri Mantili yang dipimpin oleh raja bernama Prabu Janaka mempunyai putri cantik jelita bernama Dewi Sinta. Untuk menentukan calon suami diadakan sayembara. Akhirnya dimenangkan oleh putra mahkota kerajaan Ayodya yang bernama raden Wijaya. Beliau berhasil memperistri Dewi Sinta. Prabu Rahwana Raja Alengkadirja ingin memperistri Dewi Widowati. Setelah melihat Dewi Sinta Rahwana menganggap Sinta titisan Dewi Widowati.

Dikerajaan, Rahwana mengatakan pasewakan agung yang dihadiri kumbakarno, Indrajit dan Patih Prahasto serta rakyatnya, tiba-tiba datang adik Rahwana sambil menangis minta tolong karena dipercaya oleh Satria di hutan Dandaka dan ada wanita cantik mendengar laporan itu, Rahwana marah dan memanggil Kalamurica untuk ikut membunuh dan mencari wanita tersebut.

Rama Wijaya bersama Sinta dan Laksamana adik Ramawijaya mengembara kehutan Dandaka. Rahwana melihat Sinta dan berniat memilikinya untuk mendapatkan Sinta, Rahwana mengubah Marica pengikutnya menjadi kijang kencana yang elok dan membuat Sinta ingin memiliki. Rama berusaha mengejarnya Sinta cemas Rama belum kembali. Sinta menyuruh Laksamana mencari Rama, Laksamana pun meninggalkan Sinta didalam lingkaran magis. Rahwana berusaha menculik Sinta tapi tidak berhasil akhirnya Rahwana berubah menjadi Brahma tua dan berhasil menculik Sinta.

Dalam pengejaran akhirnya Kijang dipanah Rama ternyata kijang berubah menjadi raksasa Kalamarica sehingga terjadilah perang dengan Rama. Marica akhirnya terpanah oleh Rama. zzLaksamana menyusul Rama mengajak untuk menemui Sinta.

(15)

akhinya dicari dan diperjalanan bertemu dengan Jatayu. Rama mengira Jatayu yang menculik Sinta dan akan dibunuh. Tetapi dicegah oleh Laksamana. Akhirnya Jatayu menceritakan semua apa yang sebenarnya terjadi. Saat itu juga Jatayu mati. Dalam kesedihan datanglah seekor Kera Putih bernama Hanoman yang diutus Sugriwa untuk mencari dua orang yang dapat mengalahkan Subali. Sugriwa tidak dapat mengalahkan Subali yang telah merebut kekasihnya Dewi Tara. Akhirnya Rama membantu Hanoman untuk menyelidiki negeri Alengka.

Dikerajaan Alengka, Trijatha sedang menghibur Sinta Rahwana datang dan membujuk Sinta untuk jadi istrinya, namun bujukan itu ditolak dan Rahwana ignin membunuhnya tapi dapat dicegah oleh Trijatha. Sinta yang sedang sedih tiba-tiba dikejutkan tembang yang dibawakan Hanoman. Hanoman segera menghadap untuk menyampaikan kehadirannya diutus oleh Rama.

Setelah itu Hanoman ingin mengetahui kekuatan Alengka, maka dirusaklah keindahan taman dan ditangkap Indrajit dibawa ke Rahwana. Hanoman akan dibunuh tetapi decegah Kumbakarno. Akhirnya Kumbakarno diusir di Alengka. Hanoman dibakar hidu-hidup, tetapi Hanoman tidak mati malahan Hanoman dapat membakar Alengka, setelah itu ia kembali menghadap Rama. Rama beserta kera-kera berangkat membendung Samudra untuk jalan menuju Alengka. Mendapat laporan Hanoman tentang kekuatan Alengka Rama merasa gembira da diutuslah Hanoman, Anggodo, Anila, dan Jembawana untuk memimpin prajurit menyerang Alengka.

(16)

Kumbakarno menghadapi Rama. Rahwana gugur kena panah Rama dan di himpit gunung Sumawan yang dibawa Hanoman.

Setelah Rahwana mati, Sinta diantar Hanoman menghadap Rama, tapi Rama menolak karena dianggapnya Sinta ternodai selama di Alengka. Maka Rama minta bukti kepada Sinta untuk membuktikan kesuciannya dengan dibakar api, karena kesuciannya Sinta dengan pertolongan Dewa Api, Sinta selamat dari api. Setelah terbukti kesuciannya Rama menerima kembali Shinta dengan perasaan haru dan bahagia. (klimaks).

2.3.2.2 Latar

Menurut Akhmad Saliman (1996 : 66), latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama. Latar tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat, benda-benda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya.

2.3.2.2.1 Latar Tempat : Negeri Alengka

2.3.2.2.2 Latar Waktu : pada jaman dahulu kala. 2.3.2.2.3 Latar Suasana : tegang, sedih, dan bahagia. 2.3.2.3 Amanat

Dari pertujukkan ini amanat yang dapat diambil adalah bahwa untuk mendapatkan apa yang menjadi milik kita, kita harus berusaha keras, saling percaya, dan meminta pertolongan Tuhan. Selain itu, keserakahan serta kejahatan pasti akan kalah karena hal-hal yang buruk tentu akan mendapatkan balasannya sikemudian hari. Berperilaku dan berpikirlah positif agar kita mendapatkan balasan yang baik pula oleh Tuhan Yang Maha Esa.

2.3.3 Unsur Ekstrinsik 2.3.3.1 Tata Panggung

(17)

2.3.3.2 Tata Musik

Pertunjukan Sendratari Ramayana menggunakan musik Gamelan Orkestra ala Jawa dan tentu saja sinden yang menggiringi tiap babak dalam sendratari ini serta menggambarkan jalan ceritanya dalam tembang bahasa jawa dengan suara khasnya mengalun merdu dan mampu mencipta imaji menuju Dunia Ramayana . Pun seperangkat gamelan yang terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya saron, bonang, slentem, gender, kenong, sinter, ketug, satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan lain-lain disuguhkan dalam pertunjukan Sendratari Ramayana ini. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran Sendratari Ramayana. Misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending. Selain itu juga ada alat musik gesek Keprak and Kepyak di pertunjukan Sendratari Ramayana.

2.3.3.3 Tata Lampu (Lighting)

Tidak hanya tarian dan tata musik, dalam Sendratari Ramayana ini terdapat pencahayaan atau tata lampu yang luar biasa menawan sehingga tidak hanya menjadi sinar yang bisu, tetapi mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita, misalnya Saat Leksmana melingkari Dewi Shinta dengan lingkaran magis, seketika lighting biru mengikuti langkah Leksmana membentuk lingkaran, kemudian saat Rahwana menarik Dewi Shinta dari lingkaran magis Leksmana, cahaya merah padam seketika menyeruak seakan membahasakan kejahatan Rahwana.

2.3.3.4 Kostum dan Tata Rias

(18)

menggambarkan pencitraan diri tokoh yang bersangkutan. Misalnya kostum rahwana, dengan rambut yang panjang, gimbal dan gigi yang runcing dan tajam menggambarkan keganasannya, kostum Rama mengambarkan kegagahan, kewibawaan, kebijaksanaan, dan lainya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa, tata rias dan kostum tiap tokoh menggambarkan citra diri sendiri-sendiri

2.3.2 Unsur yang menonjol dalam Sendratari Ramayana

Menurut kelompok kami, semua unsur yang ada dalam sendratari Ramayana ini sangat menonjol. Tata panggung, tata musik, tata rias dan kostum terkemas apik dalam satu wadah pertunjukan “Sendratari Ramayana”. Tak hanya tarian dan musik saja yang dipersiapkan. Pencahayaan disiapkan sedemikian rupa sehingga tak hanya menjadi sinar yang bisu, tetapi mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan, kostum dan properti tiap penari, tak hanya mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh yang diperankan sehingga penonton dapat dengan mudah mengenali meski tak ada dialog. Selain itu, adegan menarik seperti kelincahan penari berakrobat pun makin memperindah pertunjukan. Permainan yang menawan bisa dijumpai ketika Hanuman yang semula akan dibakar hidup-hidup justru berhasil membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa dijumpai ketika Hanuman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api tiruan ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan. Oleh karena itu, kelompok kami menyimpulkan bahwa semua unsur dalam Sendratari Ramayana ini, dari tokoh, tata panggung, tata musik, tata rias, kostum dan properti semuanya menonjol dan saling bersinergi satu sama lain.

(19)

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan kami mengenai Sendratari Ramayanadi candi Prambanan yang telah kami uraikan pada bab I dan bab II kami dapat menyimpulkan sebagai berikut: 3.1.1 Sendratari Ramayana merupakan salah satu drama yang ditunjukan dalam bentuk

tarian untuk melestaikan nilai-nilai budaya, tempat rekreasi, dan tempat meminta ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan matapelajaran Bahasa Indonesia dan Seni Budaya.

3.1.2 Sendratari Ramayana merupakan budaya peninggalan nenek moyang kita yang mempunyai nilai estetika yang tinggi.

3.1.3 Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah drama berwujud.

3.1.4 Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Secara lebih spesifik dapat dikatakan bahwa unsur ekstrinsik berperan sebagai unsur yang mempengaruhi bagun sebuah cerita.

3.2 Saran

Setelah kami menyusun karyatulis ini sebagai laporan Widyawisata, kami memberi sedikit saran-saran:

3.2.1 Sendratari Ramayana harus dilestarikan dengan sebaik-baiknya, karena Sendratari Ramayana sudah dikenal didunia internasional.

3.2.2 Alangkah baiknya jika bangunan-bangunan yang ada disekitar lapangan

pertunjukan Sendratari Ramayana ditambah dengan hiasan lain agar lebih kelihatan menarik bagi para pengunjung baru atau oengunjung yang sering melihat

pertunjukan Sendratari Ramayana tersebut

3.3 Kata Penutup

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Haxims. 2010. “Sendratari Ramayana, Kebudayaan Indonesia yang Sangat Terkenal di Dunia”. Dalam http://www.haxims.blogspot.com

Kuntarto, Niknik M. 2010. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berfikir. Jakarta: Mitra Wacana Media

Martin, Fenton. 2011 “Ramayana Ballet (Sendratari Ramayana)”. Dalam

http://www.fen222.blogspot.com

Mona. 2011. “Sendratari Ramayana; Saat Pahlawan Tak Selalu Muncul ke Permukaan”. Dalam

http://www.kompasiana.com

(21)

Utomo, Yunanto Wiji. 2006. “RAMAYANA BALLET – Drama dalam Tarian Khas Jawa”. Dalam http://www.yogyes.com

Wayang. 2006. “Wayang Lakon Ramayana”. Dalam http://wayang.wordpress.com

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suhaimi selaku Kepala Desa Kuala Baru Sungai pada kamis, 31 Januari 2019 pukul 08.00 mengatakan bahwa pelaksanaan Musrenbang di

UPAYA BARACK OBAMA DALAM MENGATASI CITRA BURUK AMERIKA SERIKAT DI DUNIA ISLAM AKIBAT ISLAMOPHOBIA DI..

Untuk itu, perlu sebuah aplikasi yang memungkinkan manusia sebagai pengguna smartphone untuk menunjukkan lokasinya serta mencari lokasi orang lain, namun memiliki privasi

Peran dan fungsi pers pasca reformasi atau setelah lahirnya Undang-Undang Pers Tahun 1999 memperlihatkan perubahan yang signifikan, mengingat beralihnya kekuasaan dari

Pembuatan perangkat lunak dengan cara kerja sistem dimulai ketika sensor loop mendeteksi mobil yang tepat berada diatas kawat lilitan, data dari sensor itu dikirim ke

Peneliti dan guru dapat melakukan perubahan rencana tindakan pada siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil evaluasi sebelumnya, apabila saat tindakan pertama hasil dari

Penelitian ini memiliki empat tujuan yaitu untuk mendeskripsikan (1) Mendeskripsikan latar sosio historis pengarang novel Cerita Calon Arang, (2) Mendeskripsikan

Malaria merupakan penyakit parasit tropis yang penting di dunia dan masih menjadi masalah kesehatan utama, Desa Mata Air merupakan wilayah dengan kejadian malaria