Pasar Modal Syari’ah:
Tinjauan Maqashid & Hukum Ekonomi Syari’ah
Dr. Aan Jaelani, M.Ag
Sosialisasi & Edukasi Pasar Modal Terpadu 2016
Sosialisasi & Edukasi Pasar Modal Terpadu 2016
Kerjasama
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Materi
1. Maqashid Syari’ah: Menuju Fiqih Pasar Modal
- Makna Maqashid Syari’ah
- Ushul al-khamsah
- Piramida Syari’ah
- Piramida Syari’ah
2. Pasar Modal Syari’ah
:
- Instrumen Investasi
Maqashid Syari’ah
:
Maqashid Syari’ah
•
Pendapat Ibn Rusyd
”Semua rumusan sistem hukum Islam
termasuk aturan transaksi perdagangan
dilatarbelakangi oleh pemikiran filosofis atau
dilatarbelakangi oleh pemikiran filosofis atau
prinsip-prinsip “mashlahah” dan “keadilan”.
Maqashid Syari’ah
(Tujuan-tujuan Syari’ah)
Maqashid Syari’ah
(Tujuan-tujuan Syari’ah)
ﻲﻠاﺰﻐﻠا ﺪﻤﺎﺣ ﻮﺑٔا مﺎﻤﻻا لﺎﻘ
•
ﻲﻠاﺰﻐﻠا ﺪﻤﺎﺣ ﻮﺑٔا مﺎﻤﻻا لﺎﻘ
:
"
ﺔﺳﻣﺧ ﻖﻟﺨﻠا ﻦﻤ عﺮﺷﻠا دﻮﺼﻗﻤ نا
:
ﻢﻬﻴﻟﻋ ﻆﻔﺤﻳ نٔا ﻮﻫو
ﻢﻬﻨﻳد
ﻢﻬﻟﻗﻋو ﻢﻬﺳﻔﻧو
ﻢﻬﻠﺎﻤو ﻢﻬﻟﺳﻧو
.
(Tujuan syari’ah bagi manusia ada 5: memelihara agama, jiwa, akal,
(Tujuan syari’ah bagi manusia ada 5: memelihara agama, jiwa, akal,
keturunan dan harta)
ﻞﻛﻓ
ﻦﻤ
ﻦﻣﻀﺘﻳ
ﻆﻔﺣ
ﻩﺬﻫ
لﻮﺻٔﻻا
ﺔﺳﻣﺨﻠا
ﻮﻬﻓ
ﺔﺤﻟﺼﻤ
.
ﻞﻜو
تﻮﻔﻳﺎﻤ
ﻩﺬﻫ
لﻮﺻٔﻻا
ﻮﻬﻓ
ةﺪﺳﻔﻤ
ﺎﻬﻌﻓدو
ﺔﺤﻟﺼﻤ
.
ﻢﻳﺮﺤﺗو
ﺖﻳﻮﻔﺗ
ﻩﺬﻫ
لﻮﺻٔﻻا
ﺔﺳﻣﺨﻠا
ﺮﺠﺰﻠاو
ﺎﻬﻨﻋ
ﻞﻴﺤﺘﺳﻳ
ﻻٔا
ﻞﻣﺘﺷﺗ
ﺎﻬﻴﻟﻋ
ﺔﻟﻤ
ﻦﻤ
ﻞﻟﻣﻠا
ﺔﻌﻳﺮﺸو
ﻦﻤ
ﻊﺋاﺮﺷﻠا
ﻲﺘﻠا
ﺪﻳرٔا
ﺎﻬﺑ
حﻼﺻا
ﻖﻟﺨﻠا
Ushul al-Khamsah
1
نﯾدﻟا ظﻔﺣ
2
5
سﻔﻧﻟا ظﻔﺣ
3
لﻘﻌﻟا ظﻔﺣ
4
Penjelasan
ﻪﻧﺎﺤﺒﺴ ﷲ ﺎﻬﻋﺮﺸ ﻲﺘﻠا مﺎﻛﺣٔﻻاو تادﺎﺒﻌﻠاو ﺪﺋﺎﻗﻌﻠا عﻮﻣﺟﻤ ﻮﻫ
:
ﻦﻳﺪﻠا
•
ﻪﻧﺎﺤﺒﺴ ﷲ ﺎﻬﻋﺮﺸ ﻲﺘﻠا مﺎﻛﺣٔﻻاو تادﺎﺒﻌﻠاو ﺪﺋﺎﻗﻌﻠا عﻮﻣﺟﻤ ﻮﻫ
ﺾﻌﺒﺑ ﻢﻬﻀﻌﺑ تﺎﻘﻼﻋو ﻢﻬﺑﺮﺑ سﺎﻨﻠا ﺔﻘﻼﻋ ﻢﻴﻈﻨﺘﻠ ﻰﻠﺎﻌﺗو
•
ﺲﻔﻨﻠا
:
ﻞﻣﻜ ٔﻻا ﻪﺠﻮﻠا ﻰﻟﻋ عﻮﻨﻠا ءﺎﻗﺑو ﺎﻫدﺎﺟﻳﻻ مﻼﺴﻻا عﺮﺸ ﺪﻘو
•
ﻞﻗﻌﻠا
:
ﺮﻛﺳﻤ ﻞﻜ مﺮﺤﻓ ﻞﻗﻌﻠا ﻰﻟﻋ ظﺎﻔﺤﻠا ﺐﺠؤاو
:
ﻞﻗﻌﻠا
•
ﺮﻛﺳﻤ ﻞﻜ مﺮﺤﻓ ﻞﻗﻌﻠا ﻰﻟﻋ ظﺎﻔﺤﻠا ﺐﺠؤاو
•
ﻞﺳﻨﻠا
:
ﻪﻴﻟﻋ ﺔﺒﻘﺎﻌﻣﻠاو ﺎﻧﺰﻟﻠ ﻪﻣﻳﺮﺤﺘﺑ ضﺮﻌﻠا ﻆﻔﺣ ﺐﺠواو
•
لﺎﻣﻠا
:
تﻼﻤﺎﻌﻣﻠا حﺎﺑٔاو قزﺮﻠا ﺐﻟﻃ ﻲﻓ ﻲﻌﺳﻠا لﺎﻣﻠا ﻰﻟﻋ ظﺎﻔﺤﻟﻠ ﺐﺠواو
ةرﺎﺟﺘﻠاو تﻻدﺎﺒﻣﻠاو
)
ﻞﺜﻤ
:
لﺎﻣﻠا سٔار قﻮﺴ
,
pasar modal
Piramida Syari’ah
Al
-Qu
r’an
Pasar Modal
/DSN-MUI/X/2003)
Piramida
Kai
dah
Fiqi
h
Hadi
ts
Fiqi
h
Fiqih Pasar
Al-Qur’an
Q.S. Al-Baqarah, 2:275
•
Q.S. Al-Baqarah, 2:275
َﻦﻳ ِﺬﻠا
َنﻮُﻟُﻜۡٔﺎَﻳ
ْا ٰﻮَﺑ ِّﺮﻠا
َﻻ
َنﻮ ُﻤﻮ ُﻗَﻳ
ﻻِإ
ﺎ َﻣَﻜ
ُمﻮ ُﻗَﻳ
ي ِﺬﻠا
ُﻪُﻄﺒَﺨَﺘَﻳ
ُﻦ
َٰﻄۡﻴﺷﻠا
َﻦ ِﻤ
ِّۚﺲَﻣ
ۡﻠا
َﻚِﻠ
َٰذ
ۡﻢُﻬﻧﺎِﺑ
ْا ٓﻮُﻠﺎَﻘ
ﺎ َﻣﻧِإ
ُﻊۡﻴَﺒۡﻠا
ُﻞۡﺜِﻤ
ْۗا ٰﻮَﺑ ِّﺮﻠا
ﻞَﺣا َو
ُﻪﻟﻠا
َﻊۡﻴَﺒۡﻠا
َمﺮَﺣ َو
ْۚا ٰﻮَﺑ ِّﺮﻠا
ﻦ َﻣَﻓ
ۥ ُﻩ َءٓﺎَﺠ
ٞﺔَﻈ ِﻋ ۡﻮ َﻤ
ﻦ ِّﻤ
ۦ ِﻪِّﺑر
ٰﻰَﻬَﺘﻧﺎَﻓ
ۥُﻪَﻟَﻓ
ﺎَﻤ
َﻒَﻟَﺴ
ٓۥُﻩُﺮ ۡﻤا َو
ﻰَﻠِإ
ِۖﻪﻟﻠا
ۡﻦ َﻤ َو
َدﺎ َﻋ
َﻚِﺌ
ﻠ ْوﺎَﻓ
َٰٓ
ُﺐَٰﺤۡﺻا
ِۖرﺎﻨﻠا
ۡﻢُﻫ
ﺎَﻬﻴِﻓ
َنو ُﺪِﻟَٰﺧ
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya
Q.S. al-Nisa’, 4:29
Q.S. al-Nisa’, 4:29
ﺎَﻬﻳاﺎﻳ
ۚۡﻢُﻛﻨ ِّﻤ ٖضاَﺮَﺗ ﻦ َﻋ ًةَﺮَٰﺟِﺗ َنﻮُﻛَﺗ نا ٓﻻِإ ِﻞ ِﻄَٰﺒ
ۡﻠﺎِﺑ ﻢُﻛَﻨۡﻴَﺑ ﻢُﻛَﻠَٰﻮۡﻤا ْآﻮُﻟُﻜۡٔﺎَﺗ َﻻ ْاﻮُﻨَﻤاَء َﻦﻳِﺬﻠا
َو
َﻻ
ﺎ ٗﻣﻴ ِﺣَر ۡﻢُﻛِﺑ َنﺎَﻜ َﻪﻟﻠا نِإ
ۚۡﻢُﻛَﺳُﻔﻧا ْآﻮُﻟُﺘۡﻗَﺗ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu
Q.S. al-Maidah, 5:1
ُﻛۡﻴَﻟ َﻋ ٰﻰَﻟۡﺘُﻳ ﺎ َﻤ ﻻِإ ِﻢ َٰﻌۡﻧ
ۡﻻا ُﺔَﻣﻴِﻬَﺑ ﻢُﻛَﻠ ۡﺖﻟ ِﺣا ِۚدﻮُﻗُﻌۡﻠﺎِﺑ ْاﻮُﻓۡوا ْآﻮُﻨَﻤاَء َﻦﻳِﺬﻠا ﺎَﻬﻳﺎَٰٓﻳ
Q.S. al-Maidah, 5:1
ُﻛۡﻴَﻟ َﻋ ٰﻰَﻟۡﺘُﻳ ﺎ َﻤ ﻻِإ ِﻢ َٰﻌۡﻧ
ۡﻻا ُﺔَﻣﻴِﻬَﺑ ﻢُﻛَﻠ ۡﺖﻟ ِﺣا ِۚدﻮُﻗُﻌۡﻠﺎِﺑ ْاﻮُﻓۡوا ْآﻮُﻨَﻤاَء َﻦﻳِﺬﻠا ﺎَﻬﻳﺎَٰٓﻳ
ۡﻢ
ﻲِّﻟ ِﺤ ُﻤ َﺮۡﻴَﻏ
ُﺪﻳ ِﺮُﻳ ﺎَﻤ ُﻢُﻛۡﺤَﻳ َﻪﻟﻠا نِإ ٌۗمُﺮُﺣ ۡﻢُﺘﻧا َو ِﺪۡﻴﺼﻠا
Hadits
“Tidak halal (memberikan) pinjaman dan penjualan, tidak halal (menetapkan) dua syarat dalam suatu jual beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang tidak ditanggung resikonya, dan tidak halal (melakukan) penjualan sesuatu yang tidak ada padamu.”
Hadits lain
@ ”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain” (HR. Ibn Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn ‘Abbas, dan Malik dari Yahya).
@“Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu” (HR. Al Khomsah dari Hukaim bin Hizam).
@“Rasulullah s.a.w. melarang jual beli (yang mengandung) gharar”(HR. Al Baihaqi dari Ibnu Umar). @“Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu”(Muttafaq ‘alaih).
@ “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi pembelian”(HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i).
@“Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya” (HR. Baihaqi dari Hukaim bin Hizam)
@ “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Al-Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf).
@ “Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta’ala berfirman: ”Aku adalah Pihak ketiga dari dua Pihak yang berserikat selama salah satu Pihak tidak mengkhianati yang lainnya. Maka, apabila salah satu Pihak mengkhianati yang lain, Aku pun meninggalkan keduanya” (HR Abu Dawud, Daraquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi).
@ “Dari Ma’mar bin Abdullah, dari Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah melakukan ihtikar
Kaidah Fiqih
ﺎﻬﻣﻳﺮﺤﺗ ﻰﻟﻋ ﻞﻴﻠد لﺪﻳ ﻢﻠﺎﻤ ﺔﺣﺎﺑﻻا تﻼﻤﺎﻌﻣﻠا ﻲﻓ ﻞﺻٔﻻا
ﺎﻬﻣﻳﺮﺤﺗ ﻰﻟﻋ ﻞﻴﻠد لﺪﻳ ﻢﻠﺎﻤ ﺔﺣﺎﺑﻻا تﻼﻤﺎﻌﻣﻠا ﻲﻓ ﻞﺻٔﻻا
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh
dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang
mengharamkannya.”
mengharamkannya.”
•
ﮫﻧذا ﻼﺑ رﯾﻐﻟا كﻠﻣ ﻲﻓ فرﺻﺗﯾ نأ دﺣﻷ زوﺟﯾﻻ
“Tidak boleh melakukan perbuatan hukum atas
Pendapat Ulama
1. Ibnu Qudamah dalam
Al-Mughni
juz 5/173, [Beirut: Dar al-Fikr, t.t.)
1. Ibnu Qudamah dalam
Al-Mughni
juz 5/173, [Beirut: Dar al-Fikr, t.t.)
زﺎﺠ ﻪﻨﻤ ﻪﻛﻳﺮﺸ ﺔﺼﺣ ﻦﻴﻛﻳﺮﺷﻠا ﺪﺣٔا ىﺮﺘﺸا ناو
,
ﻩﺮﻴﻏ ﻚﻟﻤ ىﺮﺘﺷﻳ ﻪﻧٔﻻ
“Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra
serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.”
2. Wahbah al-Zuhaili dalam
Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu,
juz 3/1841
2. Wahbah al-Zuhaili dalam
Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu,
juz 3/1841
ﺎﻤ ﺔﺒﺳﻨﺑ ﺔﻜﺮﺷﻠا ﻰﻓ ءﺎﻜﺮﺸ ﻢﻬﺴٔﻻا بﺎﺤﺻٔا نٔﻻ ﺎﻋﺮﺸ ﺰﺋﺎﺠ ﻢﻬﺴٔﻻﺎﺑ ﻞﻤﺎﻌﺘﻠا
ﻢﻬﺴٔا ﻦﻤ نﻮﻛﻟﻣﻳ
Pendapat lain
Kebolehan jual beli saham pada perusahaan-perusahaan yang memiliki bisnis yang
• Kebolehan jual beli saham pada perusahaan-perusahaan yang memiliki bisnis yang
mubah, antara lain dikemukakan oleh Muhammad ‘Abdul Ghaffar al-Syarif (al-Syarif,
Buhuts Fiqhiyyah Mu’ashirah, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 1999], h.78-79); Muhammad Yusuf Musa (Musa, Islam wa Musykilatuna Hadhirah, [t.t.:Silsilah Tsaqafah al-Islamiyah, 1958], h. 58); Muhammad Rawas Qal’ahji, (Qal’ahji, Mu’amalat al-Maliyah alMu’ashirah fi Dhaw’i al-Fiqh wa al-Syari’ah, [Beirut: Dar alNafa’is, 1999], h.56).
• Syaikh ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz al-Matrak (Al-Matrak, Riba wa Mu’amalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-‘Ashimah, 1417 H], h. 369-375) menyatakan:
“(Jenis kedua), adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur yang dibolehkan. Ber-“(Jenis kedua), adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur yang dibolehkan.
Definisi Pasar Modal
•
Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
(Emiten) dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek
(Shariah Compliance Officer/SCO).
(Shariah Compliance Officer/SCO).
•
Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal
(UU No. 8/1995) adalah surat berharga yang akad,
pengelolaan perusahaannya, maupun cara
Fungsi Pasar Modal Syari’ah
1) Memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan
1) Memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan
bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan
risikonya.
2) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya
guna mendapatkan likuiditas.
3) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar
untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya
untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya
4) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dan fluktuasi jangka
pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pada
pasar modal konvensional.
PRINSIP-PRINSIP SYARIAH
PASAR MODAL
•
Prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang
•
Prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang
penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik ditetapkan
dalam fatwa ini maupun dalam fatwa terkait lainnya;
1) Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya
terutama
mengenai
emiten,
jenis
Efek
yang
diperdagangkan
dan
mekanisme
perdagangannya
diperdagangkan
dan
mekanisme
perdagangannya
dipandang telah sesuai dengan Syariah apabila telah
memenuhi Prinsip-prinsip Syariah
2) Suatu Efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip
syariah apabila telah memperoleh Pernyataan Kesesuaian
Syariah
Kriteria Emiten/Perusahaan Publik
1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah.
2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 1 di atas, antara lain:
a. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
b. lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional; c. produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram; dan
d. produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
e. melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang bersifat mudarat.
e. melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya;
3. Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud menerbitkan Efek Syariah wajib untuk
menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atas Efek Syariah yang dikeluarkan.
4. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah dan memiliki Shariah Compliance Officer.
5. Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah sewaktu-waktu tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka Efek yang diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai Efek Syariah
Prinsip Dasar Transaksi Syari’ah
•
Percaya kepada aturan Tuhan (divine guidance) (Q.S.
Al-•
Percaya kepada aturan Tuhan (divine guidance) (Q.S.
Al-Baqarah:279, al-Nisa:29)
•
Hasil usaha muncul bersama dengan biaya (
نﺎﻣﺿﻟﺎﺑ خارﺧﻟا
) &
untung muncul bersama risiko (
مرﻐﻟﺎﺑ مﻧﻐﻟا
)
•
Uang bukan komoditas, melainkan alat tukar
•
Selalu terdapat
underlying transaction
(
asset-back
financing
): harta yang halal secara Islam (mal
al-•
Selalu terdapat
underlying transaction
(
asset-back
financing
): harta yang halal secara Islam (mal
al-mutaqawwam)
•
Kebebasan membuat kontrak berdasarkan kesepakatan
bersama (
tijaratan`an taradhin minkum
) dan kewajiban
memenuhi akad (‘
aqd
)
•
Adanya pelarangan dan penghindaran terhadap riba
(bunga),
maysir
(judi) dan
gharar
(ketidakjelasan)
Akad/Transaksi Efek
1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta
1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta
tidak diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di
dalamnya mengandung unsur
dharar, gharar,
riba,
maisir, risywah,
maksiat
dan kezhaliman
.
2. Transaksi yang mengandung unsur
dharar, gharar,
riba,
maisir, risywah,
maksiat dan kezhaliman meliputi:
a.
Najsy,
yaitu melakukan penawaran palsu;
b.
Bai’ al-ma’dum,
yaitu melakukan penjualan atas barang (Efek Syariah)
b.
Bai’ al-ma’dum,
yaitu melakukan penjualan atas barang (Efek Syariah)
yang belum dimiliki (
short selling
);
c.
Insider trading
, yaitu memakai informasi orang dalam untuk
memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang;
d. Menimbulkan informasi yang menyesatkan;
e.
Margin trading
, yaitu melakukan transaksi atas Efek Syariah dengan
fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian
Efek Syariah tersebut; dan
g. Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan
pengumpulan suatu Efek Syariah untuk menyebabkan perubahan harga
Efek Syariah, dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain;
Kriteria & Jenis Efek Syari’ah
(Instrumen Pasar Modal Syari,ah)
•
Saham Syariah
•
Obligasi Syariah
•
Reksa Dana Syariah
•
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
•
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
(KIK EBA) Syariah, dan
•
Surat berharga lainnya yang sesuai dengan
Bibliography
•
Al-Barwari, Syu’ban Muhammad Islam. (2001).
Burshat Auraq
al-•
Al-Barwari, Syu’ban Muhammad Islam. (2001).
Burshat Auraq
al-Maliyah min Mandzur Islami: Dirasah Tahliliyah Naqdiyah.
Beirut:
Dar al-Fikr al-Mu’ashir.
•
Thaha Samur, Nabil Khalil. (2007).
Suq Auraq Maliyat
al-Islamiyah baina al-Nadzriyah wa al-Tathbiq.
Ghuzzah: Jami’at
al-Islamiyah.
•
Al-Fawaz, Mubarak bin Sulaiman. (2010).
Al-Aswaq al-Maliyah min
•
Al-Fawaz, Mubarak bin Sulaiman. (2010).
Al-Aswaq al-Maliyah min
Mandzur Islami.
Jeddah: Jami’ah Malik Abdul Aziz.
•
Al-Raysuni, Ahmad. (1995).
Nadzriyat Maqashid ‘Inda Imam
al-Syathibi.
Herndon, Virginia: Al-Ma’had al-Alami li al-Fikr al-Islami.
Fatwa DSN-MUI tentang Pasar Modal
Fatwa Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
• Fatwa Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari’ah di Bidang Pasar Modal.
• Fatwa Nomor: 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek.
• Fatwa Nomor: 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Asset To Be Leased.
• Fatwa Nomor: 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Sale and Lease Back.
• Fatwa Nomor: 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan Surat Berharga
• Fatwa Nomor: 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara.
• Fatwa Nomor: 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back.
• Fatwa Nomor: 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara.
• Fatwa Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 Waran Syariah.
• Fatwa Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Syariah (HMETD Syariah).
• Fatwa Nomor: 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi.