• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN do

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN do"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

DASAR DASAR MANAJEMEN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN

Oleh:

Andrew Budiherlando

13/347912/PN/13188

Budidaya Pertanian

Pemuliaan Tanaman

Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada

(2)

Daftar Isi

Daftar Isi

………1

Bab I. Pendahuluan

1. Latar Belakang………2

2. Rumusan Masalah………...3

Bab II. Pembahasan

1. Pengertian Pengambilan Keputusan……….4

2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan………4

3. Fase Pengambilan Keputusan………...5

4. Teknik Pengambilan Keputusan………...7

5. Macam – Macam Keputusan Manajemen………....7

6. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan………...8

7. Gaya Pengambilan Keputusan………....12

8. Model Pengambilan Keputusan………..……13

9. Pengambilan Keputusan Individu………...…15

10. Pengambilan Keputusan Kelompok……….16

Bab III. Kesimpulan

1. Kesimpulan………..18

2. Kritik dan Saran………...18

(3)

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar

Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.

Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.

(4)

Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.

2. Rumusan Masalah

Pada tahap perumusan masalah ini yang menjadi pertanyaan yaitu terkait dengan 1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan

2. Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan 3. Macam-macam pengambilan keputusan

4. Model dan gaya seorang manajer dalam mengambil keputusan

(5)

BAB II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :

1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

3. Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

1. Fungsi pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah mempunyai fungsi antara lain:

(6)

b. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

2. Tujuan Pengambilan Keputusan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut

3. Fase Pengambilan Keputusan

Menurut Simon, fase – fase dalam proses pengambilan keputusan pada mulanya hanya ada tiga : 1. Fase Inteligensi

2. Fase Desain 3. Fase Pilihan

Namun kemudian Simon kembali menambahkan sebuah fase dalam proses pengambilan keputusan yaitu : 4. Fase Implementasi

Penambahan tersebut ternyata belum berakhir karena kemudian Simon kembali menambahkan satu fase dalam pengambilan keputusan sehingga secara keseluruhan ada lima fase :

1. Fase Inteligensi

Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning) lingkungan. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah. Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang berkaitan dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi.

(7)

Fase Desain

Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin dilakukan.

Sebuah model masalah pengambilan keputusan dibangun, dites, dan divalidasi.

Pemodelan meliputi konseptualisasi masalah dan mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuantitatif dan atau kualitatatif.

Fase Pilihan

Fase pilihan adalah fase dimana dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu.

Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.

Fase Implementasi

Fase implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja.

(8)

Kesimpulan

Pengambilan keputusan melibatkan empat fase utama yaitu ; fase inteligensi, fase desain, fase pilihan, dan fase implementasi.

Pada fase inteligensi, masalah (peluang) diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan diuraikan (jika diperlukan).

Pada fase desain, suatu model sistem dibuat, kriteria pemilihan ditetapkan, alternatif dihasilkan, hasil diprediksi, dan metodologi keputusan dibuat.

Pada fase pilihan, berbagai alternatif dibandingkan dan pencarian solusi yang terbaik (atau yang cukup baik) dimulai. Berbagai teknik pencarian disediakan.

Komputer dapat mendukung semua fase pengambilan keputusan dengan mengotomatisasi tugas/proses yang diperlukan.

4. Teknik Pengambilan Keputusan

Teknik yang biasa dilakukan dalam kegiatan manajerial meliputi:

1. Operational Research/Riset Operasi: Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.

2. Linier Programming: Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan Keputusan 3. Gaming War Game: Teori penentuan strategi.

4. Probability: Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.

5. Macam – Macam Keputusan Manajemen

Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu: Keputusan yang terprogram (programmed decision)

Keputusan setengah terprogram (half-programmed decision) Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed decision).

1. Keputusan terprogram/ keputusan terstruktur :

Keputusan terprogram/ terstruktur merupakan keputusan yang dilaksanakan berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama padad manjemen tingkat bawah

(9)

2. Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur :

Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur merupakan keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yg terperinci.

Contoh : Pak Darwin adalah seorang Menajer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan perusahaan secara cermat.

3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur :

Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur merupakan keputusan yangg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.

Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.

6. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan

Sebagai dalam proses pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga tahap pokok, yaitu sebagai berikut :

Ø Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.

Ø Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin.

(10)

6.1. Menurut Para Ahli

5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan

Menurut Peter Drucer :

1. Menetapkan masalah 2. Manganalisa masalah 3. Mengembangkan alternatif 4. Mengambil keputusan yang tepat

5. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

Menurut Stonner

• Mencari alternative yang kreatif dan tidak buru-buru mengevaluasi Evaluasi Alternatif dan Pemilihan alternative yang Baik

• Evaluasi alternative • Pilih alternative terbaik

(11)

Apabila ditetapkan kebijakan untuk menangani masalah yang identik, maka manajer tidak dituntut untuk mengembangkan dan mengevaluasi setiap munculnya masalah.

Tahap 1.

Identifikasi dan definisi masalah

Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan pertimbangan yang mendalam. Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara tingkat hasil yang diharapkan pada perumusan tujuan dan sasaran dengan hasil yang dicapai sesungguhnya. Beberapa indikator lain yang dapat membantu dalam melihat permasalahan organisasi adalah sebagai berikut ;

a. Penyimpangan kinerja

Indikator ini muncul apabila terjadi sebuah perubahan secara tiba – tiba pada beberapa pola kinerja yang telah ditetapkan. Contohnya, meningkatnya perputaran karyawan, tingkat absensi yang meningkat, penurunan tingkat penjualan, pengeluaran yang semakin meningkat, dan banyaknya produk yan rusak.

b. Kritikan orang lain

Berbagai tindakan orang diluar organisasi bisa menjadi pentujuk adanya masalah. Pelanggan mungkin tidak puas dengan sebuah produk yang dikomsumsi, pemerintah memberikan tindakaan hukum, dan serikat buruh yang mungkin memberikan keluhannya.

c. Lingkungan

Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai cara. Contoh jika pesaing sukses dalam meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing produk organisasi, maka timbul suatu masalah.

Tipe – Tipe Masalah

a. Masalah terstruktur dan tidak terstruktur

(12)

Masalah tidak terstruktur (unstructured problems) merupakan masalah yang membingungkan dan memiliki informasi yang terbatas dalam situasi yang baru atau tidak terduga. Contohnya, perusahaan dihadapi pada problem dimana unit bisnisnya terpaksa dijual karena hilangnya pelanggan.

b. Masalah menghadapi krisis

Suatu masalah krisis merupakan masalah yang tidak terduga dan dapat menghancurkan jika tidak tertangani dengan cepat dan tepat. Para manajer menghadapi persoalan krisis multi dimensi dan mereka mengantisipasi krisis–krisis itu dengan berbagai cara, misalnya dengan membentuk sistem informasi krisis.

Tahap-tahap 2.

Mengembangkan alternatif pemecahan.

Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan menjadi alternatif yang mungkin. Namun demikian, manajer harus ingat akan beberapa keterbatasan dalam setiap alternatif, misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika, peraturan yang ada.

Tahap 3.

Evaluasi alternatif pemecahan

Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan kepastian yang tinggi. Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuesin dari keputusan. Situasi resiko dengan tidak pasti berada diantara dari ekstern tersebut. Oleh karena itu hubungan antara alternatif keluaran didasarkan pada tiga kondisi tersebut adalah :

Kodisi kepastian. Kondisi berisiko Kondisi ketidakpastian

Tahap 4

.

(13)

Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik diantara alternatif – alternatif yang telah dinilai dan di evaluasi. Tujuan pemilihan alternaif adalah memecahka masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan memilih alternatif dengan harapan mencapai sasaran, tetapi memilih tersebut seharus tidak dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.

Tahap

5.

Implementasi keputusan

Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orang–orang yang terkait dan mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut. Oleh karena itu pekerjaan manajer tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih pemecahan yang baik, akan tetapi meliputi juga pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut menjadi perilaku dalam organisasi.

Tahap 6.

Evaluasi dan pengendalian

Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Jika ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat.

7. Gaya Pengambilan Keputusan

Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti latar belakang pengetahuan, perilak pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara manajer dala mendekati masalah tersebut antara lain :

Ø Pertama, penghindar masalah. Seorang penghindari masalah mengabaikan informasi yang menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini tidak aktif dan tidak ingin menghadapi masalah.

(14)

Ø Ketiga, Pencarian masalah. Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.

8. Model Pengambilan Keputusan

Teori manajemen mengenal perbedaan antara dua model utama dalam pembuatan keputusan. Kedua model tersebut adalah model klasik dan model administrasi.

1. Model Keputusan Klasik

Model keputusan klasik (classical decision) berpandangan bahwa manager bertindak dalam kepastian. Pendekatan klasik ini merupakan model yang sangat rasional utuk pembuatan keputusan manajerial.

2. Model keputusan Administratif

Menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan keputusan menghadapi 3 kondisi: a. Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.

b. Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality). c. Cepat puas (satisfice).

Dan ada 3 konsep untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan dalam perspektif, yaitu: a. Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)

Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang mungkin, kekurangan waktu dan uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat sejumlah dasar informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri. Yang perlu dipelajari oleh pembuatan keputusan efektif adalah menerima yang memadai dengan gambaran sasaran organisasi jelas terbayang dalam benak.

b. Heuristic

Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk menyederhanakan pembuatan keputuasan

(15)

Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus membuat keputusan, “siapa yang akan memutuskan?” merupakan keputusan pertama yang harus dibuat manajer. Keputusan ini bias sangat rumit.

Menurut pendapat B.A. Fisher , model dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Model Preskiptif

Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Model ini disebut juga sebagai model normatif.

Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :

o Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi. o Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.

o Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut. o Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang telah dievaluasi. o Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.

b. Model Deskriptif

Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian masalah.

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Model Keputusan

Pengambilan keputusan merupakam proses interaksi antara input-input sebagai bahan dasar pembentukan suatu model keputusan, yang terdiri atas tujuan organisasi, kendala-kendala intern, kriteria pelaksanaan dan berbagai alternatif pemecahan masalah. Interaksi tersebut diharapkan akan menghaslkan output yang baik yang berupa pelaksanaan keputusan, pengendalian, dan umpan baliknya.

Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi maupun keputusan kelompok dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

(16)

3. emosionalisme 4. tingkat pendidikan 5. model keputusam faktual.

Lima faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model keputusan

9. Pengambilan Keputusan Individu

Dalam keputusan individual, manager membuat pilihan tindakan yang disukai. Beberapa faktor perilaku hanya mempengaruhi aspek–aspek tertentu dari proses pengambilan keputusan. Faktor tersebut adalah :

Ø Kepribadian nilai,

Ø Kencendrungan akan resiko, dan Ø Kemungkinan ketidakcocokkan.

Kepribadian

Satu penelitian telah berusaha pengaruh dari beberapa variable terpilih teradap proses pengambilan kepriadian, tetapi memasukan juga rangkaian variable lain yaitu :

Ø Variabel kepribadian : Hal ini mencakup sikap, kepercayaan individu.

Ø Variabel situasional : Menyinggung situasi ekstern, yang dapat diamati, yang dihadapi oleh orang – orang itu sendiri.

Ø Variabel interaksional : Hal ini menyinggung keadaan pada saat itu dari orang-orang sebagai akibat dari interaksi situasi tertentu dengan ciri-ciri khas kepribadian orang.

Nilai

Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbankan nilai berbagai macam kemungkinan.

Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil kputusan memperngaruhi alternatif manakah yang akan dipilih.

(17)

Dalam fase evaluasi dan pengendalian, pertimbangan nilai tidak dapat dihindari apabila mengambil tindakan.

Kecenderungan Akan Resiko

Seseorang pengambil keputusan yang agak segan mengambil resiko akan menetapkan sasaran yang bebeda, mengevaluasi alternatif secara berbeda juga. Orang tersebut akan berusaha menetapkan pilihan dimana resiko atau ketidakpastian sangat rendah, atau dimana kepastian akan hasilnya sangat tinggi.

Kemungkinan Ketidakcocokan

Apabila terjadi ketidak cocokan, maka tentu saja ketidak cocokan ini dapat dikurangi dengan mengakui bahwa telah terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih memungkinkan menggunakan satu atau beberapa metode berikut ini untuk mengurangi ketidak cocokan mereka :

Mencari informasi yang mendukung kebijaksanaan dari keputusa mereka.

Secara selektif memahami (mengubah) informasi dengan suatu cara yang dapat mendukung keputusan mereka.

Merubah siap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik terhadap alternatif yang telah ditetapkan sebelumnya.

Mengelakan pentingnya segi – segi postif dan mempertinggi unsur – unsur positif dari keputusanya.

10. Pengambilan Keputusan Kelompok

Pengambilan keputusan oleh kelompok berarti mengikutsertakan dan memberi kesempatan pada yang terpengaruh oleh keputusan untuk ikut serta, sehingga membantu mengembangkan kemampuan anggota kelompok. Orang yang ikut dalam pengambilan keputusan akan lebih antusias dalam pelaksanaan nanti. Dalam mengunakan kelompok, manajer harus memperhatikan keuntungan dan kerugian dari kelompok tersebut.

Keuntungan :

Informasi dan pengetahuan lebih banyak. Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan. Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar. Komunikasi yang lebih baik akan muncul.

(18)

Menimbulkan kompromi

(19)

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana pihak terkait melakukan pertimbangan dan menjatuhkan pilihan yang meliputi merumuskan masalah, menganalisa masalah, menentukan dan mengembangkan alternatif, mengambil tindakan berdasarkan hasil pertimbangan, dan melakukan evaluasi.

Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu pemecahan masalah dalam kegiatan manajemen. hal ini diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya. dengan kata lain, pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah dalam kegiatan organisasi.

Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan keadaan yang tidak memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih dahulu; dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada kegiatan rutin sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.

B. Kritik dan saran

Pengambilan keputusan baik dalam organisasi, perusahaan, maupun dalam lembaga pemerintahan yang berhubungan dengan proses manajemen merupakan bagian dari kegiatan manajemen yang sangat vital berkaitan dengan hari depan/masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Karena itu setiap aspek dari pengambilan keputusan aruslah diperhatikan dengan saksama tanpa meninggalkan sedikitpun celah.

C. Daftar Pustaka

Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta. Lutfan F, 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi,

Gambar

Gambar 1: Bagan Proses Pengambilan Keputusan :

Referensi

Dokumen terkait

hasil penelitian Legowo dkk., (2002) pada dendeng daging sapi memperlihatkan nilai TBA yang terendah adalah pada pemberian konsentrasi 10% jus daun sirih dengan lama penyimpanan

persetujuan dari orang tua, diambil bayi dengan kriteria inklusi sehat usia 6 sampai 13 minggu secara acak dan diberi 2 dosis vaksin HRN atau plasebo pada kunjungan pertama

Praktikan melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh guru pamong, agar praktikan dapat mengetahui bagaimana mengajar dengan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan sebuah kegiatan kurikuler yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan sebagai usaha pelatihan guna menerapkan teori

The infrastructure layer of the testbed comprises of three types of wireless networks (IEEE 802.11 WLAN, Bluetooth, IEEE 802.15.4 WSN), large public displays and various server

Jikalau pengenalan kita hanya sebatas Allah yang Maha Kasih, maka kita akan lebih mudah menjadi seperti seorang anak manja yang hanya menuntut/meminta kasih dari Allah

Harmonisasi peraturan perundang-undangan dalam penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui PERMA. Sejak Pengadilan Agama memiliki kewenangan terhadap

Namun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo (2013) dan Kusumastuti (2008) dimana pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap perilaku etis