• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERMASALAHAN EKONOMI KOTA STUDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERMASALAHAN EKONOMI KOTA STUDI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

4

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Analisis Permasalahan Ekonomi Kota (Studi Kasus: Permukiman Kumuh Bhaskara Sawah, Kelurahan Kalisari, Surabaya) untuk pemenuhan tugas mata kuliah Ekonomi Kota ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg. Dan Ibu Vely Kukinul Siswanto, ST. MT. MSc. beserta tim dosen atas bimbingannya selaku dosen mata kuliah Ekonomi Kota. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan masukan-masukan kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama kami sebagai mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota.

Surabaya, Mei 2016

(4)
(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya, kota merupakan suatu tempat yang akan berkembang terus menerus sesuai dengan perkembangan zaman dan potensi yang dimilikinya. Dalam perkembangannya, segala aspek akan ikut tumbuh dan berkembang serta memunculkan permasalahan yang kompleks pula. Perkembangan dan perubahan suatu kota terjadi pada kondisi fisik, ekonomi, sosial dan politik. Dalam perubahan dan perkembangan kota, para perencana kota diharapkan mempertahankan atau memelihara sesuatu yang baik tentang kota dan berupaya merencanakan pertumbuhan dan perubahannya (Catanese & Snider, 1988).

Saat ini kota menjadi tempat terkonsentrasinya populasi manusia tempat mereka mempertahankan hidup dan kehidupannya selayak mungkin sebagai manusia. Dalam prosesnya, pertumbuhan populasi tersebut akan semakin menekan Kota guna menanggapi dan mengakomodasi seluruh kebutuhan penduduknya tanpa terkecuali. Kebutuhan-kebutuhan itupun sangat dinamis seiring dengan berkembangnya zaman dan peradaban manusia. Namun permasalahannya adalah terletak pada luas lahan suatu kota tidak akan bertambah dalam arti terbatas pada batas dan daya dukung tertentu. Saat dimana kebutuhan dan upaya pengakomodasiannya sudah melebihi batas daya dukung tersebut, maka permasalahan pun akan muncul dalam berbagai aspek kehidupan di kota. Permasalahan-permasalahan ini dasarnya memang bersumber dari tekanan pertumbuhan penduduk yang kemudian mempengaruhi tingkat kebutuhan. Permasalahan yang muncul terkadang tidak hanya sekedar muncul dan memberi dampak yang sesaat, namun dampak yang ditimbulkan oleh permasalahan sering kali berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama, bahkan dapat terulang di masa-masa selanjutnya. Artinya, permasalahan kota yang muncul dapat merubah pola perilaku maupun aktivitas suatu kota, dan hal ini dapat berupa dampak negative, positif maupun netral. Namun biasanya dampak negative akan selalu mendominasi karena kompleksnya sistem kehidupan di Kota.

(6)

inilah yang menimbulkan fenomena urbanisasi. Urbanisasi saat ini telah banyak berkembang. Bukan hanya membuat perpindahan penduduk dari desa ke kota, namun juga menyebabkan sub-urban dekat kota menjadi tempat pilihan masyarakatnya. Adanya sebutan desa-kota, membuat urbanisasi sangat melekat dengan masyarakat. Di Indonesia sendiri, berdasarkan perhitungan dari Badan Pusat Statistik, secara kumulatif diketahui bahwa sampai tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia yang pernah melakukan migrasi adalah 11,4 juta jiwa, sedangkan pada tahun 1990 angka tersebut meningkat menjadi 17,8 juta jiwa. Hal ini membuktikan adanya faktor sosial pada masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dengan cara berpindah.

Namun, para pelaku urbanisasi di Indonesia cenderung memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga tidak mampu bersaing dan menjadi pengangguran. Kejadian tersebut selalu berulang dan menjadi salah satu faktor utama kemiskinan di kota besar. Pembangunan kota di Indonesia pun memiliki tantangan besar dalam mengatasi masalah ini sejak beberapa dekade lalu. Fenomena ini dipandang para ahli sebagai bom waktu, karena suatu saat bisa menjadi ledakan sosial dan mengancam peri-kehidupan manusia terutama di daerah perkotaan. Pertambahan penduduk yang pesat meningkatkan pemerintah. Makalah ini akan mengidentifikasi secara rinci mengenai masalah yang ada di perkotaan salah satunya urbanisasi dan memberikan konsep penanganan dari masalah tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan malakah ini adalah sebagai berikut :

(7)

2. Mengidentifikasi faktor penyebab timbulnya persoalan ekonomi kota dan mampu menilai dampak / implikasi persoalan ekonomi kota.

3. Menyusun konsep penanganan untuk mengatasi persoalan ekonomi kota.

4. Menyusun lesson learned terkait pembahasan makalah yang sudah dijelaskan dalam makalah

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang terkait permasalahan ekonomi kota khususnya Urbanisasi yang berada di kota Jakarta, tujuan serta sistematika penulisan makalah

 Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan teori Ekonomi Kota yang berkaitan dengan permasalahan kota, salah satunya urbanisasi, dan pemaparan penanganan mengenai permasalahan kota sehingga dapat menunjang dari fakta empiri yang ada

 Bab III PEMBAHASAN

Bab ini menekankan pada gambaran umum dan identifikasi masalah perkotaan

(8)

Bab ini berisi analisa permasalahan dan konsep penanganan permasalahan yang dibahas dalam makalah ini.

 BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan, lesson learned berdasarkan apa yang telah dibahas mulai BAB I hingga BAB IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Urbanisasi

(9)

Menurut Bintarto (1986:15) urbanisasi dapat dipandang sebagai suatu proses dalam artian:

 Meningkatnya jumlah dan kepadatan penduduk kota ; kota menjadi lebih padat sebagai akibat dari pertambahan penduduk, baik oleh hasil kenaikan fertilitas penghuni kota maupun karena adanya tambahan penduduk dari desa yang bermukim dan berkembang di kota.

 Bertambahnya jumlah kota dalam suatu Negara atau wilayah sebagai akibat dari perkembangan ekonomi, budaya dan teknologi.

 Berubahnya kehidupan desa atau suasana desa menjadi suasana kehidupan kota.

Urbanisasi biasanya dapat diukur dengan melihat proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Untuk mengukur tingkat urbanisasi di suatu daerah biasanya dengan menghitung perbandingan jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk seluruhnya dalam suatu wilayah.

Urbanisasi selayaknya menjadi peluang bagi perkotaan yang notabene membutuhkan tenaga kerja untuk mendukung jalannya kegiatan perekonomian di kota. Namun pada kenyataannya, urbanisasi di Indonesia malah menimbulkan permasalahan karena tidak adanya pengendalian didalam prosesnya. Disamping itu, fakta bahwa Indonesia memiliki konsentrasi penduduk yang tinggi yang tidak sebanding dengan perkembangan industrialisasi mendorong fenomena urbanisasi berlebih.

Faktor Urbanisasi

Pengaruh-pengaruh terjadinya urbanisasi bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong atau memaksa, biasa disebut faktor pendorong seseorang untuk melakukan perpindahan. Jika pengaruh dalam bentuk menarik perhatian seseorang agar melakukan urbanisasi biasa disebut faktor penarik. Jadi urbanisasi dibagi dalam beberapa faktor, yakni faktor penarik dan faktor pendorong.

(10)

Faktor yang menarik perhatian masyarakat yang akan maupun yang sudah melakukan dibagi dalam beberapa faktor :

 Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah masyarakat desa yang akan melakukan urbanisasi akan berfikir kalau kehidupan dikota itu indah karena mereka akan merasa bahwa mereka itu modern dan hidup dalam kemewahan

 Sarana dan prasarana yang lebih lengkap Faktor inilah yang membuat masyarakat semakin tertarik untuk melakukan urbanisasi, karena di kota lengkapnya sarana dan prasarana dapat menunjang kehidupan mereka

 Banyak lapangan kerja dikota Berbagai banyak macam pekerjaan di kota juga dapat menarik perhatian masyarakat desa untuk melakukan urbanisasi agar dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka

 Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas. Para urban tidak hanya mencari pekerjaan di kota-kota besar akan tetapi ada juga yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, karena lebih baik akan kualitasnya

b. Faktor Pendorong.

Pengaruh untuk melakukan urbanisasi tidak hanya dengan adanya faktor penarik saja, tetapi faktor pendorong pun juga berpengaruh terhadap masyarakat yang melakukan urbanisasi. Faktor pendorong diantaranya :

(11)

 Terbatasnya sarana dan prasarana di desa kurangnya sarana dan prasarana di desa adalah salah satu faktor warga desa melakukan perpindahan ke tempat yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai

 Memiliki impian kuat menjadi orang kaya adanya suatu keinginan yang kuat untuk menjadi orang kaya dapat membuat masyarakat desa terdorong untuk melakukan urbanisasi

Dampak Negatif Urbanisasi

Adapun dampak negatif yang ditimbulkan oleh urbanisasi bagi perkembangan kota di Indonesia menurut Fitri Ramdhani Harahap (2013) yaitu :

 Semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.

Pertambahan penduduk kota yang begitu pesat, sudah sulit diikuti oleh kemampuan daya dukung kotanya. Saat ini lahan kosong di daerah perkotaan telah banyak dimanfaatkan oleh para urban sebagai area permukiman, perdagangan dan perindustrian yang legal maupun illegal.

 Menambah polusi udara di daerah perkotaan.

Pertambahan penduduk yang tinggi mengakibatkan pertambahan kendaraan bermotor semakin bertambah sehingga menimbulkan polusi udara. Sebagian besar persoalan polusi di perkotaan timbul karena jumlah kendaraan maupun oleh industri-industri yang tumbuh. Selain polusi udara, adanya pertambahan volume kendaraan juga menimbulkan kemacetan.

 Penyebab bencana alam.

(12)

seharusnya bermanfaat untuk menyerap air hujan justru menjadi penyebab terjadinya banjir.

 Pencemaran yang bersifat sosial dan ekonomi.

Adanya penduduk urban yang tidak memiliki Skiil mengakibatkan penduduk tersebut sulit mendapatkan pekerjaan sehingga meningkatkan pengangguran dan menimbulkan kemiskinan yang berujung pada kriminalitas karena adanya tuntutan

Dampak negatif ini seperti efek domino yang saling berkaitan satu sama lain. Dengan kondisi pelaku urbanisasi yang tidak memiliki pekerjaan di kota, maka akan meningkatkan angka pengangguran. Jika mereka menjadi pengangguran maka mereka tidak akan mempunyai pendapatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka. Contohnya untuk memenuhi kebutuhan primer mereka yakni tempat tinggal. Harga lahan di perkotaan yang cenderung tinggi menyulitkan mereka untuk menyewa rumah yang layak. Kondisi demikian dapat berpotensi menimbulkan pemukiman informal yang terkesan kumuh. Selain itu, taraf ekonomi yang rendah dan ketidakmampuan untuk menghasilkan income dapat menyebabkan angka kriminalitas semakin meningkat di perkotaan.

Dampak Positif Urbanisasi

(13)

a. Sektor ekonomi, struktur ekonomi menjadi lebih bervariasi. Bermacam-macam usaha atau kegiatan di bidang transportasi, perdagangan dan jasa timbul dari mereka yang bermodal kecil sampai bermodal besar. Perkembangan di bidang wiraswasta juga tampak meluas misalnya saja peternakan, kerajinan tangan dan lain – lain.

b. Berkembangnya bidang pendidikan mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

c. Meluasnya kota kearah pinggiran kota sehingga transportasi menjadi lebih lancar.

d. Meningkatnya harga tanah, baik di kota maupun pinggiran kota.

e. Berkembangnya industrialisasi sebab tenaga kerja murah dan melimpah, pasaran meluas industri cenderung lebih berkembang.

Dampak positif ini dapat dirasakan apabila memenuhi kriteria dan sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, masyarakat desa yang memiliki kemampuan dalam berwirausaha dapat mencoba peruntungan dengan membuka usaha di kota. Dengan begitu, selain ia dapat meningkatkan perekonomian dirinya sendiri, ia juga memiliki andil dalam proses perkembangan ekonomi di perkotaan. Selain itu ia juga memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat lainnya. Namun, jika masyarakat desa datang ke kota tanpa memiliki keahlian, maka ia hanya akan memberi dampak negatif kepada kota tersebut.

2.2 Urbanisasi dalam pertumbuhan Ekonomi

(14)

Pertumbuhan ekonomi perkotaan menjadi magnet bagi penduduk yang ingin mencari lapangan pekerjaan di kota sehingga menimbulkan kegiatan urbanisasi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa jika urbanisasi terlaksana secara terkontrol dibawah pengendalian, maka akan dapat mendorong perekonomian suatu kota. Namun pada kenyataannya, para pelaku urbanisasi pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang notabene datang dari desa sebagian besar tidak memiliki keterampilan atau kemampuan serta tingkat pendidikan mereka yang masih rendah menyebabkan ketidaksesuaian dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Permasalahan ini termasuk kedalam masalah ketenagakerjaan yang tidak sejalan dengan kualifikasi lowongan yang tersedia di perkotaan. Hal ini menimbulkan dampak lain dari segi ekonomi pelaku urbanisasi yang tidak semakin membaik namun malah semakin memburuk di kota. Kemiskinan, kriminalitas, dan slum area atau penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukkannya merupakan contoh konkrit dari gagalnya kegiatan urbanisasi di perkotaan ditambah dengan meningkatnya jumlah pengangguran menjadikan permasalahan kota menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu, urbanisasi akan dlihat sebagai faktor penentu bagai sebuah kota dapat berkembang baik secara fisik, maupun secara sosial.

Meningkatnya proses urbanisasi tersebut tidak terlepas dari kebijaksanaan perkotaan, khususnya ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah. Hubungan positif antara konsentrasi penduduk dengan aktivitas kegiatan ekonomi ini akan menyebabkan makin membesarnya area konsentrasi penduduk, sehingga menimbulkan apa yang dikenal dengan nama daerah perkotaan (Firman 2005:3).

Sebagai akibat dari cepatnya pertambahan penduduk tanpa ditunjang dengan perkembangan ekonomi, transportasi dan pendidikan, frekuensi mobilitas yang semakin meningkat, dapat menimbulkan permasalahan terhadap kota. Salah satu permasalahan akibat urbanisasi dalam pembahasan makalah ini adalah meningkatnya permukiman kumuh di perkotaan.

2.3 Permukiman Kumuh

(15)

Menurut Diana, ciri permukiman kumuh merupakan permukiman dengan tingkat hunian dan kepadatan bangunan yang sangat tinggi, bangunan tidak teratur, kualitas rumah yang sangat rendah. Selain itu tidak memadainya prasarana dan sarana dasar seperti air minum, jalan, air limbah dan sampah. Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya.

Ciri-ciri pemukiman kumuh, seperti yang diungkapkan oleh Prof. DR. Parsudi Suparlan adalah :

1. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai.

2. Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaan ruangnya mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin.

3. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam penggunaan ruang-ruang yang ada di pemukiman kumuh sehingga mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan ekonomi penghuninya.

4. Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu terwujud sebagai :

a. Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena itu dapat digolongkan sebagai hunian liar.

b. Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah RT atau sebuah RW.

c. Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT atau RW atau bahkan terwujud sebagai sebuah Kelurahan, dan bukan hunian liar.

5. Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen, warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat kepadatan yang beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam masyarakat pemukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan atas kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda tersebut.

2.4 Analisis SWOT

(16)

Rangkuti, analisis SWOT diartikan sebagai : “analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats)”. Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan eksternal yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi eksternal dan faktor internal yaitu strength, opportunities, weaknesesses, threats.

Kekuatan (strength) adalah sumberdaya keterampilan atau keunggulan-keunggulan dalam suatu wilayah, perusahaan, atau organisasi. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparatif. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan, dan faktor-faktor lain.

Faktor-faktor kekuatan yang dimaksud adalah faktor-faktor yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau organisasi adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat daripada pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.

(17)

kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminati oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

Peluang (opportunity) adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada situasi persaingan atau peraturan, perubahan teknologi, serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan atau organisasi.Faktor peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Yang dimaksud dengan berbagai situasi tersebut antara lain:

Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan pengguna produk.

Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian.

Perubahan dalam kondisi persaingan.

Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.

Hubungan dengan para pembeli yang akrab.

Hubungan dengan pemasok yang harmonis.

(18)
(19)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah

Wilayah Bhaskara Sawah secara geografis termasuk ke dalam Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo. Namun daerah Bhaskara Sawah ini tidak tercatat secara adsministratif pada Kelurahan Kalisari. Tidak ada kepengurusan secara adsministratif pada perkampungan ini, hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya pembagian RW ataupun RT. Wilayah Bhaskara Sawah memiliki luas wilayah ± 4042,5 m2 atau sekitar 0,40425 Ha yang terdiri dari 210 rumah dengan ukuran ± 3m x 5m tiap rumah.

Adapun batas wilayah Perkampungan Bhaskara Sawah adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Jalan Bhaskara Selatan

Sebelah Timur : Persawahan dan Jalan Kalisari Damen

Sebelah Selatan : Persawahan dan Jalan Kalisari Damen

(20)

Gambar 3.1.1 Peta Kawasan Perkampungan Bhaskara Sawah

3.1.1.1 Jumlah Penduduk

(21)

Tabel 3.1.1.1.1Jumlah Penduduk Perkampungan Bhaskara Sawah Tahun 2012-2014

Tahun 2012 2013 2014

Jumlah (Jiwa) 801 924 1050

Sumber : Hasil Analisis 2016

Tabel 3.1.1.1.2 Jumlah Penduduk Bhaskara Sawah Tahun 2014 menurut Jenis Kelamin

Sumber : Hasil Analisis 2016

Tabel

.1.1.1. 3

Jumlah

(22)

3.1.2 Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan di Perkampungan Bhaskara Sawah dapat di kelompokkan menjadi lima jenis pekerjaan, yakni tidak bekerja atau pengangguran, Ibu rumah tangga, pelajar, pedagang, dan lain – lain. Jenis pekerjaan lain – lain ini bisa dikatakan serabutan, yakni meliputi kuli bangunan, bengkel, supir,pemulung, dan ladang musiman.

Tabel 3.1.2.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaan Penduduk Perkampungan Bhaskara Sawah Tahun 2014 keluarga sebagai pengelola utama. Melalui wawancara langsung yang dilakukan dengan pemimpin kawasan tersebut, diketahui bahwa sebagian besar penduduk yang menetap

(23)

di kawasan ini mayoritas sudah berdomisili lebih dari 10 tahun dan termasuk berkembang dan bertumbuh dikawasan tersebut, sehingga ketika ditanya mengenai kepemilikan dari tanah yang mereka tempati, kebanyakan dari mereka berkata tidak tahu karena dahulu yang mulai menempati kawasan tersebut adalah golongan orangtua mereka. Sebagian diantara mereka yang tergolong baru menempati lokasi tersebut juga tidak mengetahui mengenai kepemilikan legal dari tanah tersebut. Mereka hanya menyewa rumah semi-permanen yang sudah tersedia atau malah tidak tersedia dalam arti mereka harus membangun sendiri rumah mereka dari bahan-bahan seadanya. Harga sewa rumah atau tanah yang mereka tempati berkisar antara Rp 125.000-Rp 280.000 yang harus dibayarkan tiap bulannya kepada pengelola perkampungan tersebut.

3.1.4 Pasokan Listrik dan Air Bersih

Pada kawasan perkampungan Bhaskara Sawah ini, seperti yang diketahui sebelumnya bahwa kawasan ini dapat dikakan illegal karena tidak memiliki izin penggunaan lahan yang jelas, sehingga pada segi pemenuhan kebutuhan aliran listrik dan air bersih masih dapat dikategorikan sulit. Aliran listrik yang terdapat di kawasan perkampungan ini sebagian besar menggunakan token listrik. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk perkampungan Bhaskara Sawah membeli dirigen yang berisi air bersih dari penjual eceran. Kebutuhan air besih untuk 1 hari diperkirakan akan membutuhkan hingga 5 dirigen air bersih, menurut hasil wawancara langsung dengan salah satu penduduk perkampungan Bhaskara Sawah.

3.1.5 Urbanisasi

(24)

Bhaskara Sawah dikatakan sebagai daerah atau perkampungan para pendatang yang migrasi maupun urbanisasi.

3.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan utama yang langsung dapat diidentifikasi dari kawasan perkampungan Bhaskara Sawah adalah kesan perkampungan kumuh yang ditunjukkan dengan kondisi bangunannya yang semi permanen dan terbuat dari bahan seadanya, letaknya yang tidak tertata, dan lingkungannya yang kotor.

Gambar 3.2.1 Kondisi Kawasan Perkampungan Bhaskara Sawah

Penduduk yang mendiami kawasan perkampungan ini sebagian besar merupakan penduduk pendatang dari berbagai daerah di Indonesia, namun mayoritas datang dari daerah-daerah di Jawa Timur. Beberapa diantara pendatang tersebut diketahui sudah tinggal di kawasan perkampungan ini selama kurang lebih 20 tahun. Sehingga, mereka sudah memiliki rantai keluarga yang juga menetap di perkampungan ini. Ditambah, mereka sebagai penduduk pendatang tidak memiliki KTP Surabaya melainkan masih KTP asal daerah mereka.

(25)

mendapatkan pekerjaan dalam sektor formal seperti yang mereka harapkan. Sehingga akhirnya, setelah mereka pindah ke Surabaya, pekerjaan yang akan mereka dapatkan adalah dari sektor informal seperti kuli bangunan dan pemulung, bahkan ada diantara mereka yang akhirnya hanya menjadi pengangguran di kota Surabaya ini. Hal ini tentunya tidak akan merubah kondisi perekonomian mereka, malah akan semakin memberatkan karena pendapatan yang mereka terima tidak sebanding dengan biaya hidup di kota Surabaya. Pada akhirnya, kondisi ini akan menambah kompleksnya permasalahan di perkotaan.

(26)

Gambar 3.2.2 Kondisi Permukiman di Kawasan Perkampungan Bhaskara Sawah

Namun, sebagian permukiman terdapat papan kepemilikan tanah yang dipasang ditembok rumah tersebut. Berdasarkan wawancara kepada narasumber bahwa papan-papan tersebut sebagian besar adalah papan yang dibuat sendiri tanpa adanya berkas legal kepemilikan tanah yang sebenarnya. Permasalahan ini terkait dengan kerugian secara ekonomi yang akan ditanggung oleh Negara karena adanya penggunaan lahan yang tidak tercatat oleh Negara.

Ketidaklegalan ini tentunya dikatakan berbahaya bagi penduduk perkampungan Bhaskara Sawah karena sewaktu-waktu rumah mereka berpotensi digusur oleh pemerintah ataupun pemilik tanah disekitar kawasan perkampungan ini. Sebagai contohnya, dalam waktu dekat salah satu pengembang akan mendirikan apartemen di sekitar kawasan perkampungan tersebut. Pihak pengembang apartemen mengambil lahan dari perkampungan Bhaskara Sawah. Sehingga rencananya, pada akhir Idul Fitri yakni sekitar bulan Juli-Agustus, setengah dari kawasan perkampungan ini akan diratakan dengan tanah.

(27)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Analisa SWOT

Berdasarkan kajian literature mengenai urbanisasi dan analisis SWOT, maka analisis SWOT untuk permasalahan kota berupa urbanisasi adalah sebagai berikut :

a. Kekuatan (Strength)

Dari sisi perekonomian urbanisasi pada tingkatan tertentu dari sisi ekonomi justru akan menguntungkan kota tujuan urbanisasi. Dalam teori umum semakin meningkat persentase penduduk suatu kota semakin meningkatkan produk domestik bruto dan capaian pembangunan manusia dari penduduk di kota itu. Sehingga urbanisasi berpengaruh besar bagi dunia industri, dengan banyaknya kaum urban yang secara berbondong-bondong datang ke kota, tentu pihak-pihak industri tidak perlu lagi bersusah payah mencari sumber daya manusia untuk mengisi sebagai tenaga kerja pada industri mereka. Apalagi jika mereka sebelumnya telah memiliki keterampilan yang cukup, tentu hal tersebut menjadi suatu modal berharga bagi dunia industri.

Berbicara tentang keterampilan tenaga kerja, urbanisasi juga dapat terjadi karena kelulusan suatu jenjang pendidikan, dalam arti warga-warga desa atau para lulusan-lulusan smu, diploma, sarjana yang berpendidikan tinggi atau berskill tinggi akan membantu kemajuan perkotaan baik dalam bidang perindustrian dimajukan oleh lulusan-lulusan atau warga desa yang mempunyai skill khusus dibidang perindustrian sehingga memberi kontribusi yang cukup tinggi bagi sebuah perusahaan.

Dibidang pendidikan, bagi mahasiswa lulusan sarjana yang mempunyai skill dalam bidang suatu pendidikan, ini juga dapat membantu berkembangnya proses pendidikan perkotaan, sekaligus dapat membantu warga-warga kota yang kurang mampu, seperti para pengemis, orang-orang miskin dan sebagainya maka orang seperti lulusan sarjana itu sangat berguna bagi mereka yang membutuhkan yang tinggal diperkotaan.

(28)

Pada kawsan studi yaitu di Permukiman Bhaskara Sawah, para pelaku urbanisasi datang untuk bekerja dengan menjadi tukang bangunan atau satpam untuk proyek – proyek yang dilaksanakan disekitar kawasan mereka, yaitu Mulyosari. Tak sedikit anak – anak Permukiman Bhaskara Sawah yang mengenyam bangku pendidikan di Surabaya, jadi setidaknya anak – anak disini mendapatkan pendidikan 12 tahun dan ketermpilan dari sekolahnya tersebut.

b. Kelemahan (Weakness)

Sebagai suatu fenomena di setiap perkotaan, urbanisasi selau memiliki kelemahan, contohnya kebanyakan warga desa yang melakukan urbanisasi tidak memiliki skill yang memadai sehingga warga tersebut tidak memenuhi persyaratan untuk berkerja di perkantoran atau industri-industri lainnya. Hal ini hanya akan meningkatkan beban pemerintah karena angka pengangguran dan angka kemiskinan kota yang semakin tinggi.

Dari aspek infrastruktur, masalahnya timbul karena kemampuan pemerintah yang belum cukup memadai dalam penyediaan dan pemeliharaannya. Berbagai infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan dasar, seperti perumahan, air bersih, lampu penerangan, sarana pendidikan, kesehatan, dan transportasi, membutuhkan dana yang sangat besar. Di sisi lain, perluasan fasilitas infrastruktur memerlukan ruang (space), dan pemenuhannya sangat sulit dilakukan mengingat sempitnya lahan di perkotaan. Tak jarang dalam pemenuhan space itu terjadi konflik antara masyarakat dan pemerintah.

(29)

Kegagalan dalam mendapatkan pekerjaan akan sangat mudah memancing tindakan kriminal.hal – hal diatas adalah sebagian contoh akibat langsung maupun tidak langsung dari urbanisasi.

Kelemahan itu semua juga muncul akibat dari tidak adanya peraturan yang jelas dalam pengaturan urbanisasi dan belum adanya jalan keluar dalam menghadapi arus urbanisasi yang semakin tinggi dan tidak merata serta kurangnya kontrol pemerintah dan kurangnya pemerataan pemerintah dalam memberikan swasembada pada daerah-daerah yang kekurangan sumber-sumber kebutuhan untuk menunjang warganya menjadi lebih baik.

Kelemahan – kelemahan ini juga belaku bagi penduduk di Permukiman Bhaskara Sawah. karena infrastruktur yang disediakan tidak terjangkau oleh mereka, maka pelaku urbanisasi memutuskan untuk membangun rumah petak yang berada di Jalan Bhaskara Sawah. kurangnya kesiapan oleh pelaku urban mengakitbakan timbulnya permukiman kumuh yang kurang sedap untuk dipandang.

c. Peluang (Opportunity)

Banyak peluang yang bisa diperoleh di perkotaan bagi para pelaku urbanisasi, karena kota merupakan pusat pemerintahan, peluang berdagang, peluang berwiraswasta, terutama peluang bagi warga desa yang telah memenuhi kriteria dan memiliki skill yang lebih memudahkan dalam mendapatkan apa yang diinginkan di kota. Masyarakat yang melakukan urbanisasi umumnya mencari daerah perkotaan yang memiliki banyak lapangan pekerjaan, sehingga membuka peluang bagi mereka untuk dapat memperoleh pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa peluang mendapat pekerjaan di kota memang lebih besar karena umumnya daerah perkotaan menjadi pusat perindustrian. Karena setiap peluang dan kesempatan ada disana untuk memenuhi tingkat kebutuhan tersebut, maka proses migrasi tak terelakkan lagi.

(30)

kerja baru untuk daerah lain selain diperkotaan, dan membuat perputaran arus urbanisasi menjadi merata. Tentu saja dalam pelaksanaannya merupakan tugas wajib bagi pemerintah, dengan dukungan masyarakat.

Bagi pelaku urbanisasi yang dapat melihat peluang tersebut maka mereka mampu mendapatkan kesuksesan dikota besar. Semua itu berbalik pada diri pelaku urbanisasi tersebut dalam melihat dan memanfaatkan segala peluang-peluang yang berada di perkotaan.

d. Ancaman (Threats)

Dapat diketahui bahwa urbanisasi membawa dampak positif yang mampu meningkatkan perekonomian di kota – kota Indonesia karena gelombang ketenagakerjaan yang masuk sangat besar. Namun hal tersebut mmendapatkan ancaman dari luar sistem urbanisasi tersebut, yaitu Kota – kota tujuan urbanisasi sudah tidak mampu lagi menampung jumlah penduduknya (oversize people). Akibatnya pemerintah kota tidak dapat memenuhi kebutuhan para perantau, seperti perumahan, air minum, pekerjaan, pendidikan, dan kesehatan.

Adanya operasi yustisi yg diadakan oleh pemerintah setempat untuk menertibkan pendatang yang tidak memenuhi syarat yang dilakukan di sejumlah daerah pemukiman setempat. Persyaratan ketat yang diberlakukan pemerintah tersebut menjadi suatu hambatan utama terjadinya urbanisasi, namun tidaklah menjadi masalah bagi mereka yang memiliki berbagai cara untuk dapat tinggal di kota. Selain itu semakin sempitnya peluang usaha atau lahan tempat tinggal menjadi hambatan lain bagi pendatang baru untuk pindah ke kota.

(31)

4.2 Konsep Penanganan

Urbanisasi merupakan salah satu penyebab timbulnya pemukiman kumuh di kawasan perkotaan yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan tingkat kesejahteraan. Pada dasarnya, permasalahan permukiman kumuh akibat dampak urbanisasi dapat ditanggulangi dengan adanya:

- Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan terutama di daerah pedesaan - Peningkatan lapangan pekerjaan dan pendapatan kelompok miskin

- Peningkatan pelayanan dasar bagi penduduk desa dan pengembangan institusi penanggulangan kemiskinan. Peningkatan pelayanan dasar ini dapat diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan lingkungan pemukiman pada umumnya.

- Program uji coba peremajaan lingkungan kumuh, yang dilakukan dengan membongkar lingkungan kumuh dan perumahan kumuh yang ada serta menggantinya dengan rumah susun yang memenuhi standart permukiman yang layak. Sehingga, dengan penempatan rumah susun pajak yang dibayarkan oleh masyarakat dapat meningkatkan pemasukan ekonomi daerah dalam bentuk pendapatan asli daerah yang berfungsi sebagai perbaikan pembangunan dan kesejahteraan masyarkat.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa urbanisasi dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi pada suatu kota. Urbanisasi dapat terjadi akibat faktor-faktor pendorong dan penarik di daerah asal sehingga timbul keinginan untuk melakukan urbanisasi. Faktor-faktor pendorong dan penarik yang dimaksud diantaranya adalah kurang berkembangnya sarana dan prasarana di daerah asal sehingga demi meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat memilih untuk melakukan urbanisasi.

(32)

Dalam studi kasus ini wilayah Bhaskara Sawah, Kelurahan Kalisari terdapat permukiman kumuh yang menjadi salah satu permasalahan kota Surabaya. Permukiman ini dibangun diatas tanah yang kepemilikannya kurang jelas,dan penduduknya tidak tercatat secara administrasi sehingga keberadaannya tidak legal. Penduduk yang menempati kawasan tersebut bervariasi dari seluruh Indonesia. Alasan mereka melakukan urbanisasi adalah mencari pekerjaan demi memperbaiki taraf ekonomi kehidupan mereka. Namun, kurangnya kemampuan dan keahlian serta kualitas lulusan pendidikan yang masih rendah, pada akhirnya mereka hanya mendapatkan pekerjaan yang terdapat pada sektor informal. Pendapatan yang dihasilkan penduduk tersebut tentunya tidak sebanding dengan pengeluaran untuk kebutuhan di kota besar seperti Surabaya. Sehingga, tingkat ekonomi penduduk Bhaskara Sawah tidak menunjukkan perubahan dan sebaliknya tingkat ekonomi penduduk akan semakin menurun, hal ini berlaku juga bagi tingkat perekonomian di Kota Surabaya.

Jika dikaitkan dengan aspek ekonomi, keberadaan permukiman kumuh tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi perekenomian kota Surabaya. Status bangunan yang tidak jelas menyebabkan tidak adanya sumbangan pajak kepada Pemerintah Kota Surabaya. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya pendapatan asli daerah yang berfungsi untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Selain itu, harga lahan diperkotaan semakin mahal dikarenakan lahan yang semakin berkurang dan pendapatan daerah yang semakin menurun.

5.2 Lesson Learned

Berdasarkan pembahasan mengenai urbanisasi pada bab – bab sebelumnya. Maka didapatkan pembelajaran yang dapat diambil yaitu :

 Urbanisasi merupakan salah satu masalah yang dapat mempengaruhi laju dan perkembangan perkenomian suatu kota.

 Adanya faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota menyebabkan tingkat urbanisasi di kota-kota besar semakin bertambah. Tanpa ada pengendalian dan penanganan yang baik maka dapat berdampak negative bagi perkotaan. Baik dari segi lingkungan maupun perekonomian.

 Implikasi dari terjadinya arus urbanisasi yang tinggi dapat menyebabkan permasalahn pada kepadatan penduduk, berkurangnya ketersediaan lahan, peningkatan kebutuhan transportasi, permasalahan ketenagakerjaan, dan peningkatan tingkat kemiskinan.  Permukiman kumuh sebagai salah satu implikasi yang ditimbulkan dari urbanisasi

(33)
(34)

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 3.1.1.1.2 Jumlah Penduduk Bhaskara Sawah Tahun 2014 menurut Jenis Kelamin
Tabel 3.1.2.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaan Penduduk Perkampungan
Gambar 3.2.1 Kondisi Kawasan Perkampungan Bhaskara Sawah

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel di atas dijelaskan pengembangan yang dilakukan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai tahun 2013 terkait dengan penyediaan lahan atau luas fasilitasnya rata-rata

Seksi Pendidikan Madrasah | Kantor Kementerian Agama Kab.Bojonegoro 18 Isikan kolom ini dengan pilihan Ya (jika siswa yang bersangkutan termasuk dalam kategori

Kontrak Proyek : Berawal dari sebuah Impian/ keinginan untuk membangun sebuah bentuk konstruksi yang berkembang menjadi sebuah Rencana / perencanaan Konstruksi dan makin

degree. Kelemahan minor tersebut telah diupayakan perbaikannya oleh pihak manajemen proyek dalam tahun 2013, antara lain dengan merekrut seorang konsultan keuangan

Peran istri dalam membantu suami mencari nafkah menjadikan istri melakukan peran ganda dalam rumah tangganya.Kontribusi istri nelayan terhadap pendapatan rumah tangga

Sistem produksi briket dalam program ini melalui persiapan alat cetak lengkap manual dan bahan baku batubara serta bahan campuran lainnya hingga tenaga kerja yang

Penulis mencoba membangun sebuah analisa dan perancangan sistem informasi yang akan membantu untuk mempermudah dalam pengolahan data Mahasiswa baru yang meliputi data

Bangunan saat ini sudah tidak memiliki kesamaan bentuk, material yang seragam dan ada pula bangunan yang tidak bergaya panggung lagi, dapat dilihat pada bangunanan