• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI ERA OTONOMI DAE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI ERA OTONOMI DAE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ORASI ILMIAH

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI ERA OTONOMI DAERAH DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Oleh

Dr. Akhmad, S.E, M.Si

Disampaikan pada Upacara Wisuda Sarjana danm Pasasarjana STIE-YPUP Tanggal 17 Nopember 2015

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati :

Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Walikota Kota Makassar

Ketua Yayasan Pendidikan Ujung Pandang

Senat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE-YPUP Makassar Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

Saudara-saudara para wisudawan dan wisudawati yang saya banggakan, serta Para hadirin undangan yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan kurunianya jualah sehingga kita dapat berkumpul dipagi hari yang cerah ini.

Pada kesempatan yang berbahagia ini pula saya ucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati yang telah berhasil meyelesaikan studinya

dengan baik. Acara wisuda sarjana ke 32 (tiga puluh dua) dan Wisuda Pascasarjana yang ke 15 (lima belas), ini merupakan salah satu rangkaian penyelenggaraan Dies Natalis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP.

(2)

pemerintah dan masyarakat dalam memberikan layanan pendidikan nasional di tingkat sarjana dan pascasarnya sehingga setidaknya telah memenuhi tujuan dari pembangunan nasional khususnya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Keberhasilan dalam mencetak manusia unggul akan mengangkat derajat dan nama baik STIE-YPUP Makassar. Setiap peristiwa wisuda tercatat sebagai bukti kemampuan dalam mewujudkan visi, misi, STIE-YPUP Makassar.

Saya menaruh harapan yang besar sekali kepada para peserta wisuda dan segenap civitas academica, untuk tidak sekedar mengalir melalui proses dalam menekuni profesi dan membangun kualitas diri, namun lebih dari itu, kita harus mampu menangkap nuansa baru dari perubahan sosial yang sekaligus disertai dengan arus globalisasi yang sangat cepat tersebut. Kita harus secara dinamis menguasai, bahkan menciptakan masa depan dan tidak mengambil sikap menunggu untuk sekedar menjawab tantangan yang dikeluarkannya. Kita harus menciptakan masa depan kita sendiri. Kita harus mampu mengembangkan ide-ide baru yang segar, yang bisa menangkap mimpi dan cita-cita masyarakat dengan visi yang jauh ke depan.

Para Civitas Academica dan hadirin yang berbahagia,

Pada kesempatan yang baik ini saya mendapat kehormatan untuk menyampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul: Kebijakan Pembangunan di Era Otonomi Daerah

dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

(3)

negara-negara lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan

Sejak tahun 2001 bangsa Indonesia memulai babak baru penyelenggaraan pemerintahan, ketika diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, yaitu Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah kemudian direvisi dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang selajutnya direvsisi dengan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004.

Dengan otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki wewenang yang hampir penuh atas penggunaan sumber-sumber fiskal mereka. Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melakukan kontrol terhadap pengeluaran dari seluruh sumber penerimaan. Pemerintah provinsi dan kabupaten kota saat ini mengelola sekitar 36 persen dari total pengeluaran publik dibandingkan dengan kondisi pada pertengahan 1990-an yang hanya berjumlah sekitar 24 persen (World Bank. 2007).

Sejalan dengan hal tersebut Simanjuntak (2002) mengatakan pada dasarnya desenstralisasi fiskal di Indonesia mempunyai beberapa sasaran umum yaitu (1) untuk memenuhi aspirasi daerah menyangkut penguasaan atas sumber keuangan negara, (2) mendorong akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah, (3) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan daerah, (4) mengurangi ketimpangan antar daerah, (5) menjamin terselenggaranya pelayanan publik, dan (6) meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.

(4)

serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Hadirin serta para undangan yang saya muliakan

Hasil penelitian tentang otonomi daerah atau desentralisasi fiskal di Indonesia anatara lain telah dilakukan oleh Wibowo (2008) yang meneliti tentang dampak desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah, penelitian dilakukan seluruh provinsi kecuali DKI Jakarta, menyimpulkan bahwa desentralisasi fiskal yang dilakukan sejak tahun 2001 sampai 2004 memberi dampak yang relatif baik terhadap pembangunan daerah dibanding dengan kondisi sebelum desentralisasi.

Panjaitan (2006) melakukan studi dampak desentralisasi fiskal terhadap perekonomian daerah kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Utara. Dengan menggunakan model ekonometrika dengan sistem persamaan simultan. Model terdiri atas tiga blok yaitu, blok fiskal daerah, blok investasi dan infrastuktur, serta blok kinerja perekonomian. Peneliti menemukan bahwa kebijakan desentralisasi fiskal berhasil meningkatkan kemampuan fiskal daerah untuk membiayai

pengeluaran pemerintah daerah kabupaten maupun kota, namun karena kebutuhan fiskal daerah untuk membiayai pengeluaran pemerintah juga meningkat lebih besar, maka daerah memiliki ketergantungan yang cukup besar kepada pemerintah pusat untuk menjalankan roda pemerintahan dengan baik.

Akhmad at.al (2013) meneliti tentang dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika dengan sistem persamaan simultan. Data yang digunakan yaitu data panel 23 Kabupaten dan Kota tahun (2004-2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah daerah terutama belanja modal, baik belanja modal pada sektor pertanian maupun belanja modal sektor lainnya dapat mendorong investasi swasta. Selanjutnya investasi swasta dapat mendorong peningkatan produk domestik regional bruto, menurunkan angka pengangguran dan inflasi.

(5)

Sejalan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan; Data Badan Pusat Satatistik menunjukkan:

1. Ekonomi tumbuh rata-rata di atas 5,2 persen per tahun, bahkan Provinsi Sulawesi Selatan tumbuh di atas 7 persen pertahun. Sehinga McKinsey Global Institute menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penrtumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sejak tahun 2000 sampai tahun 2012. yaitu menempati urutan ke-3, sehingga menempati posisi di atas rata-rata negara-negara OECD.

2. Jumlah pengangguran terbuka berhasil diturunkan dari 8,01 juta orang atau 8,10 persen menjadi 5,81 persen atau 7,4 juta jiwa pada bulan perbruari 2015. Masalah pengangguran adalah masalah kita bersama dan menjadi tanggungjawab pemerintah untuk menciptakan iklim usaha bagi penganggur terdidik. Kesempatan membuka usaha memang terpulang bagi tenaga terdidik yang belum bekerja. Kesempatan selalu terbuka untuk berwirausaha, baik perorangan maupun kelompok. Bila ada kemauan, kesempatan terbuka. 3. Angka kemiskinan berhasil diturunkan dari 38,39 juta jiwa atau 18,2% pada

tahun 2001 menjadi 27.73 juta jiwa atau sebesar 10,96 persen pada tahun 2014. Hal tersebut juga berlaku untuk Provinsi Sulawesi Selatan 913.400 atau 11,60% pada tahun 2010 turun menjadi 864.300 atau 10,28 pada tahun 2014 (BPS; 2015).

Hadirin serta para undangan yang saya muliakan

Perlu pula diketahui bahwa walaupun pertumbuhan ekonomi meningkat, kemiskinan dan pengangguran berhasil diturunkan, akan tetapi ketimpangan semakin melebar. Hal tersebut ditujukkan oleh koefisien Gini yang meningkat dari 0,329 pada tahun 2001 menjadi 0,413 pada tahun 2014. Hal tersebut juga berlaku bagi Sulawesi Selatan bahkan lebih parah dimana koesfisien Gini yang meningkat dari 0,301 2001 menjadi 0,429 pada tahun 2011. Hal menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan antara si kaya dan si miskin dalam era otonomi daerah dewa ini semakin meningkat.

(6)

pendapatan (income gap) dibenarkan sepanjang kelompok paling miskin (the least disadvantaged) memperoleh jaminan sosial. Karena itu, program kesejahteraan sosial menjadi alat utama menjembatani kesenjangan sosial. Konsep Rawls ini mirip dengan konsep Amatya Sen dalam indeks kesejahteraan. Oleh karena itu alokasi sumber daya harus untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemampuan orang miskin untuk maju harus ditopang dengan demokrasi ekonomi yang mendorong pemberdayaan kaum sengsara.

Hadirin serta para undangan yang berbahagia

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah adalah dengan berusaha menciptakan iklim usaha yang sehat di daerahnya untuk menumbuh kebangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Oleh karena itu pemerintah daerah setidaknya harus dapat menumbukan iklim usaha, mencari solusi pendanaan, membangun sarana dan prasarana, menyediakan informasi informasi usaha, membangun kemitraan usaha, perizinan, kesempatan, promosi, dan dukungan kelembagaan. Kewajiban lain adalah pengembangan produksi dan pengolahan, pemasaran, pelatihan dan

pengembangan sumberdaya manusia, teknologi, pembiayaan dan penjaminan. Implementasi kebijakan ini dikelompokkan pada lima aspek: pertama, kualitas sumber daya manusia. Kedua, peningkatan aksesibilitas modal untuk kapitalisasi kerja. Ketiga, mekanisasi dan inovasi teknologi untuk kualitas produksi. Keempat, hak cipta/paten dan merk. Kelima, legalitas kelembagaan melalui kerja sama Ikatan Notaris Indonesia agar memudahkan linkage program ke lembaga keuangan formal (Kementerian Koperasi dan UKM, 2009).

Hal ini juga merupakan sebuah tantangan bagi perguruan tingggi di daerah. pergurun tinggi harus dapat menjadi parner pemerintah daerah dalam menciptakan wirausaha-wirausaha muda yang kreatif dan penuh semangat. Dukungan dari perguruan tinggi harus dalam bentuk nyata, misalnya dengan memasukkan mata kuliah kewirausahaan bagi mahasiswa, dan dukukungan terhadap usaha kewirausahaan yang dilakukan oleh para masiswa dan alumni.

(7)

rakyat miskin akan lebih mudah mengakses sumberdaya dan mengembangkan potensinya untuk dapat meningkatkan kemajuan daerah masing-masing, sehingga kesenjangan antardaerah dan pusat dapat diperkecil. Karena, pemberontakan dan aksi-aksi separatis di dearah-daerah, pada dasarnya menurut sebagian ahli bersumber dari penilaian daerah yang tidak menerima secara adil sebagian besar kekayaan negara yang bersumber dari daerah. Jadi akar dari tuntutan politik itu adalah tuntutan keadilan ekonomi, pembagian kue yang kurang adil antara pusat dan daerah.

Hadirin serta para undangan yang saya muliakan Memasuiki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Dewasa ini Indonesia tengah bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Asean beranggotakan 10 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

Tujuan utama dari Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yaitu untuk

mendorong efisiensi dan daya saing ekonomi kawasan Asean yang tercermin

dalam empat hal:

1. Asean sebagai aliran bebas barang, bebas jasa, bebas investasi, bebas tenaga

kerja terdidik, dan bebas modal (single market and production base).

2. Asean sebagai kawasan dengan daya saing tinggi (a highly competitive economic region)

3. Asean sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil menengah (a region of equitable economic

development)

4. Asean sebagai kawasan terintegrasi (a region fully integrated in to the global economy)

(8)

pencapaiannya melalui kompetisi yang tinggi. Keunggulan atau daya saing yang akan menjadi ukuran dari kompetisi dapat diwujudkan apabila negara mengelola setiap sumberdayanya dengan kapabilitas yang optimal. Indonesia sebagai salah satu negara anggota Masyarakat Ekonomi Asean dengan sumberdaya yang melimpah seharusnya memanfaatkan kesempatan untuk menjadi the First and the Winner. Optimisme pemerintah dari setiap pernyataan dan data yang disampaikan seakan-akan memposisikan Indonesia sebagai salah satu negara yang tumbuh dan berkembang cepat.

Sebagai pasar tunggal dan basis produksi, terdapat lima elemen inti yang

mendasari Masyarakat Ekonomi ASEAN, yaitu (1) pergerakan bebas barang; (2)

pergerakan bebas jasa; (3) pergerakan bebas investasi; (4) pergerakan bebas

modal; dan (5) pergerakan bebas pekerja terampil. Kelima elemen inti dalam

Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagai pasar tunggal dan Basis produksi ini

dilengkapi lagi dengan dua komponen penting lainnya, yaitu sector integrasi

prioritas yang terdiri dari dua belas sector (produk berbasis pertanian; transportasi

udara; otomotif; e-ASEAN; elektronik; perikanan; pelayanan kesehatan; logistik;

produk berbasis logam; tekstil; pariwisata; dan produk berbasis kayu) (ASEAN

Economic Community Blueprint; 2009).

Hadirin serta para undangan yang saya muliakan Menakar Daya Saing Indonesia

Oleh karena itu dalam memasuki Masyarakat Ekonomi Asean, Indonesia dituntut untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, UNDP (2014) merilis

Peringkat Indek Pembangunan Manusia, dimana Indonesia berada diperingkat 5 untuk negara-negara anggota Asean setelah Singapura, Brunai Darussalam, Malaysia dan Thailan, serta diperingkat 108 dari 187 negara.

(9)

134.

Sementara Indeks Revealed Comparative Advantages (RCA) memperkirakan bahwa daya saing produk Industri Indonesia pada 2015 dan 2020, berada di posisi kelima, di bawah negara ASEAN lainnya, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Kemudian Achsani dan Siregar (2010) mengelompokkan negara-negara Asean Plus 3, Hasilnya mereka menempatkan Indonesia pada kelompok ke 3. Dimana kelompok pertama diisi oleh Singapore, Jepang, Korea, dan China, kelompok kedua diisi oleh Malaysia,Vietnam dan Thailand, kelompok ketiga terdiri atas Indonesia dan Filipina, kelompok keempat oleh Myanmar, Camboja, dan Laos, dan kelompok kelima adalah Brunai Darussalam. Dijelaskan bahwa Brunai Darussalam ditempatkkan pada kelompok kelima disebabkan karena negara ini dianggap sangat kecil dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya juga sangat kecil.

International Labour Organization (ILO) menatakan Di Negara-negara Asean, upah rata-rata sudah berkembang, namun masih ada perbedaan besar antar

tingkat upah, pada tahun 2013 Republik Demokratik Laos memiliki upah rata-rata terendah di kawasan ini, yaitu hanya USD 119, sementara rata-rata pekerja di Singapura memperoleh upah sebesar USD 3,547 per bulan. Di antara kedua negara dengan tingkat perbedaan yang sangat besar ini, ada Kamboja (USD 121), Indonesia (USD 174), Vietnam (USD 181), Filipina (USD 206), Thailand (USD 357) dan Malaysia (USD 609). Kondisi upah pekerja yang relatif rendah untuk Indonesia, menjadi keuntungan tersendiri apabila produktivitas para pekerja dapat ditingkatkan. Karena dengan upah yang relatif murah membuat produk yang dihasilkan memiliki daya saing yang cukup tinggi dari sisi biaya produksi.

Hadirin serta para undangan yang saya muliakan

(10)

menghadapi implementasi MEA 2015. Antara kawasan domestik dengan kawasan regional harus dilakukan upaya-upaya yang memiliki korelasi yang sama dan upaya yang dilakukan harus tersinkronisasi dengan baik. Upaya yang dilakukan dalam kawasan domestik mengacu terhadap syarat mutlak yang diajukan dalam internalisasi regional. Sehingga dikatakan terpadu antar domestik dan regional dalam rangka menghadapi integrasi ekonomi kawasan.

Secara garis besar, langkah strategis yang harus dilakukan daerah antara lain adalah dengan melakukan pembenahan terhadap sektor-sektor potensial yang startegis dan terkait dengan mekanisme yang telah ditentukan ASEAN dalam rangka menciptakan pasar bebas dan basis produksi internasional. Langkah strategis tersebut diantaranya :

Hadirin serta para undangan yang saya muliakan

Apa yang dapat dipersiapkan daerah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean?

1. Pembangunan infrastruktur baik fisik (seperti jalan raya, listrik dan fasilitas komunikasi, dan pelabuhan) maupun non fisik (seperti bank/lembaga

pendanaan, pusat informasi, lembaga pelatihan, penelitian dan pengembangan, laboratorium), mulai di tingkat desa, kecamatan, kabupaten hingga di tingkat provinsi. Pembangunan infrastruktur di daerah harus menjadi prioritas utama dalam APBD untuk melancarkan dan mengefisienkan keterkaitan bisnis antara UMKM di suatu daerah dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar dan Medan. Pembangunan infrastruktur pendukung, termasuk logistik pelabuhan-pelabuhan laut Makassar sangat diperlukan agar ekspor dari UMKM daerah bisa menjadi efisien.

2. Memperkuat basis-basis potensi sumberdaya ekonomi daerah, mengelolanya secara profesional dengan meningkatkan nilai tambah berorientasi ekspor. 3. Memperkuat inovasi dan kreativitas ekonomi daerah. Dalam kontek ini

(11)

4. Menyukseskan proses dinamika demokrasi lokal, menciptakan situasi kondusif bagi stabilitas politik dan investasi daerah.

5. Membangun jaringan antar-daerah, di tingkat nasional, regional dan internasional.

Semua itu dapat dilakukan manakala elite politik dan pemimpin di daerah memiliki visi yang baik dalam memajukan daerahnya, paham tantangan dan bagaimana cara mengatasi kendala globalisasi. Sumbang saran kalangan akademis di kampus-kampus juga akan memberikan makna penting bagi pera elite lokal atau pemimpin-pemimpin di daerah untuk merumuskan dan membangun langkah menjawab tantangan Masyarakat Ekonomi Asean.

Mengakhiri orasi ilmiah ini, saya ucapkan Selamat Dan Sukses kepada wisudawan wisudawati. Semoga Allah Swt. meridhoi kita semua dalam membangun daerah dan bangsa di tengan masyarakat Asean. Amin.

DAFTAR REFERENSI

Achsani. N. A., H.Siregar; 2010. Classification of the ASEAN+3 Economies Using Fuzzy Clustering Approach. European Journal of Scientific Research Vol.39 No.4, pp.489-497.

Akhmad, N.A. Achsani, M. Tambunan, and S. A. Mulyo. 2013. The Impact of Fiscal Policy on the Regional Economy: Evidence from South Sulawesi, Indonesia. Journal of Applied Sciences Research, 9(4): 2463-2474.

Asean Economic Community Blueprint, http://www.aseansec.org/21083.pdf,

diakses pada 15 Maret 2009, pukul 20:47 wib.

International Labour Organization. 2015. Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2014 - 2015 Memperkuat daya saing dan produktivitas melalui pekerjaan layak. Kantor ILO untuk Indonesia. Jakarta.

John Rawls. 2009 A Theory of Justice. Harvard University Press,. Newyork.

Kadin Indonesia. 2013. Masyarakat Ekonomi Asean 2015: Peluang dan Tantangan. Policy Paper No. 15 Maret 2013.

(12)

Todaro, M.P. and S.C. Smith. 2009. Economic Development. Tenth Edition. Pearson Addison Wesley, New York.

Panjaitan, M. 2006. Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara: Suatu Pendekatan Ekonometrika. Disertasi Doktor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

World Bank. 2007. Desentralisasi Fiskal dan Kesenjangan Daerah: Kajian Pengeluaran Publik Indonesia 2007. http://siteresources.worldbank.org/ Intindonesia/Resources/226271-1168333550999.

Wibowo, Puji. 2008. Mencermati Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Jurnal Keuangan Publik. Vo.5. No. 1 Hal. 55-83.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis, dapat disim- pulkan bahwa kawasan Rawa Pening yang di- wakili oleh 12 desa yang mengelilingi Danau Rawa Pening memiliki potensi yang

Cara demikian tentunya tidak akan menyelesaikan masalah bahkan dapat menimbulkan kemarahan yang berkepanjangan dan dapat menimbulkan tingkah laku destruktif, seperti

Batik Teyeng yaitu nama batik yang diproduksi dengan melalui tahap peneyengan (tahap pemberian noda bekas besi berkarat pada kain. Teyeng yang artinya karat atau

Tidak terdapat perbedaan yang besar antara nilai ini dengan fekunditas ikan oskar yang dilaporkan Purnamaningtyas & Tjahjo (2010), yaitu 1.595–3.567 butir maupun fekunditas

Berdasarkan hasil deskripsi data penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka pembahasan data penelitian akan diuraikan dalam dua aspek, yaitu (1) pembahasan

Oleh sebab itu penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh rapat umum pemegang saham perseroan dari suatu lembaga keuangan syariah bukan bank setelah nama-nama

Pada akhirnya penulis sampaikan permintan maaf yang setulus-tulusnya dan kepada Allah SWT penulis memohon ampun, bila terdapat kata-kata yang kurang berkenan baik

Setiap penyuluh membina 14 kelompoktani sampai dengan 24 kelompoktani; (3) Metode penyuluhan yang sering dilakukan yaitu: pertemuan diskusi, demonstrasi plot, dan