• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEKOLORISASI PEWARNA INDIGOSOL OLEH BAKTERI TANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DEKOLORISASI PEWARNA INDIGOSOL OLEH BAKTERI TANAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DEKOLORISASI PEWARNA INDIGOSOL OLEH

BAKTERI TANAH

Muhamad Agil1, Endang Sutariningsih2

Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

Jl. Teknika Selatan, Sekip Utara, Yogyakarta 55281, Indonesia Email: pams_agil@yahoo.co.id

Abstrak

Limbah cair yang dihasilkan pada industri tekstil mengandung residu pewarna. Indigosol merupakan salah satu jenis pewarna yang digunakan pada industri tekstil khususnya batik. Pewarna ini bersifat rekalsitran dan hanya beberapa jenis bakteri yang mampu mendekolorisasi senyawa tersebut. Tujuan penelitian adalah menguji kemampuan dekolorisasi isolat bakteri tanah terhadap pewarna indigosol. Bakteri strain SP 20, SP 28 dan SP 38 digunakan sebagai model bakteri pendekolorisasi indigosol. Percobaan dekolorisasi dilakukan dengan kultivasi pada media cair yang mengandung indigosol dan diukur menggunakan spektrofotometer (λ600 nm). Strain bakteri yang mempunyai aktivitas tertinggi diidentifikasi menggunakan metode standard. Hasil penelitian menunjukkan ketiga isolat bakteri mampu mendekolorisasi pewarna indigosol pada konsentrasi 100mg/L. Isolat SP 38 menunjukkan aktivitas dekolorisasi tertinggi sampai 88,39%. Isolat SP38 diidentifikasi menunjukkan karakter yang mirip dengan Aeromonas sp.

Kata kunci: indigosol, bakteri, dekolorisasi

Pendahuluan

Sebagian besar limbah cair tekstil khususnya batik mengandung residu pewarna

yang berpotensi sebagai pencemar lingkungan. Watini (2009) menjelaskan bahwa

limbah cair industri batik pada umumnya dibuang langsung ke badan air atau sungai

tanpa diperlakukan terlebih dahulu [1]. Hampir 20% komponen utama limbah cair

tekstil terutama dari proses pembuatan batik mengandung pewarna [2] dan lilin (batique

wax) [3]. Salah satu jenis pewarna yang digunakan yaitu indigosol, yang bersifat

recalcitrant sehingga mempunyai potensi sebagai pencemar lingkungan [4]. Hanya

beberapa jenis bakteri mampu merombak pewarna tersebut. Oleh karena itu bakteri

perombak pewarna telah dimanfaatkan sebagai agensia penting di dalam bioremediasi

lingkungan tercemar limbah industri tekstil.Bacillus sp. dan Aspergillus sp. mampu

mendekolorisasi limbah pewarna tekstil sebesar 31% dan 41% [5]. Olukanni et al

meneliti bahwa Micrococcus sp. yang diisolasi dari limbah tekstil mampu

(2)

Pseudomonas flourescens mampu mendekolorisasi dan mendegradasi pewarna Reactive

Dyesdi area sekitar industri pewarna Tamil Nadu, India [7]. Berdasarkan hasil isolasi

bakteri tanah yang mampu tumbuh pada medium basal yang dilengkapi dengan pewarna

tekstil [8, 9], maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan strain bakteri yang

mampu mendekolorisasi pewarna tekstil. Tujuan penelitian adalah untuk menguji

kemampuan bakteri pendekolorisasi pewarna terhadap pewarna indogosol. Isolat bakteri

diperoleh dari tanah yang terpapar limbah batik Desa Wijirejo, Pandak, Bantul,

Yogyakarta.

Metode

Purifikasi dan Seleksi Bakteri

Tiga isolat bakteri (strain SP 20, SP 28 dan SP 38) [8, 9] yang berasal dari

limbah batik Desa Wijirejo, Pandak, Bantul Yogyakarta dipurifikasi melalui teknik

koloni sel tunggal menggunakan metode goresan. Isolat yang berasal dari koloni tunggal

ditumbuhkan pada medium miring, diinkubasikan selama 48 jam.

Ketiga kultur murni isolat diseleksi berdasarkan kemampuan tumbuh pada

medium basal minimal (MSM) yang terdiri dari (g/L): 2,75 - K2HPO4; 0,2 - MgCl2; 0,2

- FeCl2; 2,25 - KH2PO4; 1 - (NH4)2SO4 ; 0,1 – NaCl ; 0,002 - CaCl2; 1 – Glukosa

;ditambah 0,1- Indigosol. Isolat yang mampu tumbuh dan menghasilkan zone jernih

disekitar koloni dipilih untuk diuji kecepatan kemampuan tumbuhnya.

Uji Pertumbuhan

Isolat bakteri terpilih ditumbuhkan pada medium MSM cair, diinkubasi pada meja penggojog (rotary shaker; kecepatan 125 rpm) dan suhu 37˚C sampai terjadi pertumbuhan. Setiap interval waktu tertentu (1 jam), pertumbuhan isolat bakteri diamati

secara spektrofotometri (Absorbansi media 600nm). Kecepatan pertumbuhan ditentukan

berdasarkan rumus pertumbuhan.

Percobaan Kultivasi Isolat Terpilih (Uji Dekolorisasi)

Dekolorisasi pewarna indigosol dilakukan melalui percobaan kultivasi isolat

terpilih dengan menggunakan medium MSM cair yang mengandung pewarna indigosol

100mg/L. Aktivitas dekolorisasi diamati berdasarkan perubahan warna (dekolorisasi)

dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer (absorbansi = 600nm). Analisis

(3)

Dekolorisasi (%) x 100

Keterangan : OD1 : Nilai absorbansi awal;

ODt: Nilai absorbansi setelah inkubasi

Identifikasi Isolat Bakteri Terpilih

Isolat bakteri terpilih diidentifikasi menggunakan metoda standard Bergey’s

Manual [10], meliputi morfologi koloni, morfologi sel dan uji biokimia

danmetodestandar.

Hasil dan Pembahasan

Hasil purifikasi (Gambar 1) dan seleksi isolat bakteri (Gambar 2 dan 3)

menunjukkan bahwa ketiga isolat bakteri (SP 20, SP 28 dan SP 38) mampu tumbuh dan

mempunyai kemampuan mendegradasi pewarna indigosol. Hal tersebut terlihat dengan

terbentuknya zona bening disekitar koloni (Gambar 3).

Gambar 1. Purifikasi isolat bakteri hasil isolasi

Gambar 2. Kultur isolat bakteri pada MSM-agar yang mengandung 1000 mg/L indigosol.

(4)

Gambar 3. Seleksi aktivitas degradatif isolat bakteri (pembentukan zona bening)

Terbentuknya zona bening pada uji kemampuan degradatif terhadap indigosol

(Gambar 3) menunjukkan bahwa bakteri tersebut mampu mendegradasi pewarna

indigosol. Semakin besar zona bening maka semakin besar kemampuan degradasinya.

Daya degradasi isolat SP 20, SP 28 dan SP 38 terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Aktivitas degradasi isolat bakteri terhadap pewarna indigosol dengan konsentrasi 1000 mg/L

No. Isolat Bakteri Diameter koloni (mm)

Diameter zona bening (mm)

Daya degradasi indigosol

1 SP 20 2 3 0,5

2 SP 28 4 7 0,75

3 SP 38 4 10 1,5

Berdasarkan tabel 1, aktivitas degradasi tertinggi yaitu isolat bakteri SP 38

dengan daya degradasi sebesar 1,5. Sedangkan isolat bakteri SP 28 sebesar 0,75 dan SP

20 sebesar 0,5.

Langkah selanjutnya untuk uji pertumbuhan pada medium cair, ketiga isolat

bakteri mampu tumbuh pada medium MSM cair yang mengandung pewarna indigosol

(1000mg/L). Hasil tersebut dapat terlihat pada Gambar 4.

(5)

Isolat Bakteri SP 38 mempunyai laju pertumbuhan spesifik (µ) tertinggi

(0,246jam-1) dengan waktu generasi (g) terendah (2,808jam). Isolat bakteri SP 28

mempunyai laju pertumbuhan spesifik 0,222 jam-1dan waktu generasi 3,104 jam.

Sedangkanisolat bakteri SP 20 mempunyailaju pertumbuhan spesifik 0,188 jam-1dan

waktu generasi 3,684 jam.

Gambar 5. Uji Degradasi isolat bakteri pada media MSM yang mengandung 100mg/L indigosol.

(Keterangan: a. Isolat SP38; b. Isolat SP 28; c. Isolat SP 20; d. Kontrol)

Gambar 6. Kurva dekolorisasi pewarna indigosol.

Gambar 6 menunjukkan bahwa kemampuan dekolorisasi isolat bakteri SP 38

lebih besar dibandingkan SP 28 dan SP 20. Setelah inkubasi selama 96 jam, Isolat

Bakteri SP 38 mampu mendekolorisasi indigosol sebesar 88,39%. Isolat Bakteri SP 28

mampu mendekolorisasi indigosol sebesar 78,48%, sedangkan Isolat Bakteri SP 20

(6)

(a) (b)

(c)

Gambar 7. Morfologi sel Isolat Bakteri (a) SP 20, (b) SP 28, (c) SP 38.

Tabel 1. Karakterisasi Isolat Bakteri SP 20, SP 28 dan SP 38.

(7)

Berdasarkan data morfologi sel, ketiga isolat bakteri terpilih merupakan bakteri

Gram negatif, berbentuk batang (Tabel 1). Bakteri tersebut teridentifikasi yaitu isolat SP

20 mirip dengan Serratia sp, isolat SP 28 mirip dengan Klebsiella sp dan isolat SP 38

mirip dengan Aeromonas sp.

Kesimpulan

Isolat bakteri yang diisolasi mempunyai kemampuan mendekolorisasi pewarna

indigosol. Isolat bakteri SP 38 mempunyai kemampuan dekolorisasi paling tinggi

dibandingkan isolat bakteri SP 20 dan SP 28 yaitu 88,39%. Isolat bakteri SP 20

mempunyai kemampuan dekolorisasi terendah yaitu 42,24%. Berdasarkan hasil

identifikasi, isolat bakteri SP 20 mirip dengan Serratia sp., SP 28 mirip dengan

Klebsiella sp., dan SP 38 mirip dengan Aeromonas sp. Ketiga isolat bakteri tersebut

mempunyai kemampuan mendekolorisasi indigosol sehingga dapat digunakan sebagai

(8)

Daftar Pustaka

Watini. 2009. Pengaruh Waktu Kontak Enceng Gondok (Eichornia craaipes) terhadap

Pengaruh Kadar Cd dan Cr pada Air Limbah Industri Batik (Home Industry Batik di Desa Sokaraja Lor) Kota Purwokerto. Skripsi. Purwokerto. Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.

Selvam, K., Swaminathan, K., & Chae, K.S. 2003. Decolourization of Azo Dye and a

Dye Industry Effluent by White Rot Fungus Thelephora sp. Bioresource

Technology .88: 115-119.

Citrapancayudha, D.R. 2015. Biodegradation of Wax Residue on Semi-Solid Waste of

Batik Industry by Bacteria. Thesis. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM.

Sen, S., & Demirer, G.N. 2003. Anaerobic Treatment of Real Textile Wastewater with a

Fluidized Bed Reactor. Water Res. 37: 1868-1878.

Maruthupandy, M., Avila, A.J., & Muthusamy, A. 2012. Decolorization of Textile Dye

Effluent Using Bacillus sp. and Aspergillus sp. Indo-Global Reseacrh Journal of

Pharmaceutical Sciences. 2: 217-221.

Okulanni, O.D., Osuntoki, A.A., & Gbenle, G.O. 2009. Decolorization of Azo Dye by

a Strain Micrococcus Isolated from a Refuse Dump Soil. Biotechnology. 8 (4):

442-448.

Sriram, N., Reetha, D., & Saranraj, P. 2013. Biological Degradation of Reactive Dyes

by Using Bacteria Isolated from Dye Effluent Contaminated Soil. Middle-East

Journal of Scientific Research. 17: 1695-1700.

Putranto, R.Y. 2016. Bakteri Peluntur dan Perombak Pewarna pada Limbah Tekstil

Batik. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM.

Munir, M., Irnaning, N., Endang, .S.S., Qoriah, I., & Anindyojati, W. 2015. Imobilisasi

Konsorsium Bakteri Anaerobik untuk meningkatkan Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Tekstil (Isolasi Bakteri Heterotrof dan Lithotrof dari Limbah Cair Industri Tekstil). Laporan Penelitian. Semarang: BPPTI Semarang.

Holt, J.G., Noel, R.K., Peter, H.A.S., James, T.S., & Stanley, T.W. 1994. Bergey’s

Gambar

Gambar 1. Purifikasi isolat bakteri hasil isolasi
Gambar 4.  Pertumbuhan tiga isolat bakteri pada medium MSM yang mengandung 100 mg/L indigosol
Gambar 5.  Uji Degradasi isolat bakteri pada media MSM
Gambar 7. Morfologi sel Isolat Bakteri (a) SP 20, (b) SP 28, (c) SP 38.

Referensi

Dokumen terkait

didik untuk bertauhid; 2) kurikulum harus disesuaikan dengan fitrah manusia, sebagai makhluk yang memiliki keyakinan kepada Tuhan; 3) kurikulum disajikan merupakan hasil

Perumusan masalah pada tugas akhir ini adalah merupakan hasil identifikasi permasalahan yang terjadi pada objek penelitian. Dalam tugas akhir ini, objek

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger atau Akuisisi pada Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015.. Merger atau akuisisi merupakan

A laboratory assessment has been made of the performance and applicability of several different conductimetric wetness detectors for use in monitoring water distribution on

Dalam memberikan pelayanan medis pada pasien, maka DPJP bertugas membuat rencana pelayanan, memberi penjelasan kepada pasien / keluarga pasien tentang prosedur pelayanan dan

Rasa rindu kepada Pae, Bue, Dek Mila, serta Simbah Kakunglah yang mendorongku untuk pulang, meskipun hanya diberi izin selama 3 hari, tapi buatku itu sudah

Oleh karena itu, perlu dibangun sebuah sistem informasi berbasis web dengan fitur mobile pada 21 Laundry Padang yang nantinya diharapkan dapat menunjang aktivitas dan