IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN
PEMENANG LELANG PENGADAAN KOMPUTER MENGGUNAKAN
METODE TOPSIS
(STUDI KASUS: BAGIAN PERLENGKAPAN POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA)
Farindika Metandi1), Anton Topadang2), Ulfa Kurniawati3) 1,2,3) Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Samarinda Email: [email protected]), [email protected]2), [email protected]
Abstrak
Kegiatan lelang barang biasanya diikuti oleh banyak peserta lelang, dengan jumlah kriteria lelang yang tidak sedikit. Hal tersebut tentu saja sangat memakan banyak waktu serta membuat instansi atau perusahaan yang mengadakan kegiatan lelang merasa kesulitan. Melihat permasalahan tersebut, dibangunlah sistem dengan tujuan untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan banyaknya kriteria dan alternatif pilihan. Sistem yang berhubungan dengan permasalahan dalam pengambilan keputusan dengan pilihan alternatif yang banyak adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Untuk melakukan perhitungan dan perangkingan alternatif digunakan salah satu metode SPK yaitu metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS). Metode ini dipilih karena perhitungannya yang tidak rumit, serta memiliki kemampuan untuk menentukan alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil berupa nilai V masing-masing alternatif yaitu CV. Afisera dengan 0,00, CV. Gracia Sejahtera 0,25, CV. Mitra La Pandewa 1,00, CV. Prima Komputer 0,50, dan CV. Wahana Infotama 0,75. Aplikasi pendukung yang dibangun menghasilkan nilai preferensi (V) yang sama dengan perhitungan secara manual. Setelah dilakukan perankingan masing-masing alternatif, didapatkan hasil yaitu CV. Mitra La Pandewa memiliki nilai V tertinggi diantara alternatif lainnya.
Kata kunci : Lelang, SPK, TOPSIS
1. PENDAHULUAN
Lelang merupakan suatu proses pengajuan penawaran yang bertujuan untuk menyeleksi dan menentukan peserta lelang mana yang akan melakukan kerjasama dengan instansi atau perusahan tersebut[3]. Banyaknya kriteria yang diperlukan dan peserta lelang yang turut serta dalam sebuah kegiatan lelang sangat memakan banyak waktu dan menyulitkan instansi atau perusahaan untuk menentukan pemenang lelang. Dalam kasus ini, diperlukan suatu sistem dan metode yang sesuai sehingga dapat mendukung untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan banyaknya kriteria dan alternatif pilihan.
Salah satu sistem yang berhubungan dengan permasalahan dalam pengambilan keputusan dengan pilihan alternatif yang banyak adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK)[4]. SPK merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu[1].
Salah satu metode dari SPK adalah Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). TOPSIS adalah metode yang digunakan untuk menentukan alternatif terbaik yang didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari
solusi ideal negatif. TOPSIS akan meranking alternatif berdasarkan prioritas nilai kedekatan relatif suatu alternatif terhadap solusi ideal positif. Alternatif-alternatif yang telah diranking kemudian dijadikan sebagai referensi bagi pengambil keputusan untuk memilih solusi terbaik yang diinginkan. TOPSIS memiliki konsep sederhana dan mudah dipahmi, karena perhitungannya yang tidak rumit, serta memiliki kemampuan untuk menentukan alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana[2].
Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan yang berguna untuk memudahkan pihak perlengkapan dalam menenentuan pemenang lelang pengadaan komputer berdasarkan kriteria dan alternatif yang ada. Salah satu metode yang digunakan untuk sistem pendukung keputusan ini adalah TOPSIS. Metode ini dipilih menjadi metode yang digunakan dalam penelitian karena metode tersebut sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan memiliki konsep yang sederhana serta perhitungannya mudah dipahami.
2. METODOLOGI
17
2. Pembobotan matriks keputusan ternormalisasi.
ij j i j
v w r
3. Menentukan matriks solusi ideal positif dan negatif.
4. Menentukan jarak alternatif antar nilai tiap alternatif.
5. Menentukan preferensi tiap alternatif.
, 0 1
6. Perankingan alternatif. 3. PEMBAHASAN
3.1 Penentuan Kriteria
Kriteria merupakan atribut yang diperlukan untuk mengambil suatu keputusan. Pada penelitian ini kriteria yang digunakan berasal dari bagian perlengkapan. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Tabel Kriteria
Alias Kriteria
C1 Administrasi
C2 Kualifikasi
C3 Teknis
C4 Harga
C5 Identitas
C6 Katalog
3.2
Penentuan Bobot KepentinganUntuk menentukan nilai bobot kepentingan, digunakan skala kepentingan yang ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Tabel Skala Kepentingan
Skala Kepentingan Nilai
Tidak Penting 1
Tidak Terlalu Penting 2
Cukup Penting 3
Penting 4
Sangat Penting 5
Penentuan bobot kepentingan dilakukan oleh staf yang bertanggung jawab terhadap kegiatan lelang pengadaan barang. Nilai bobot kepentingan dari masing-masing kriteria dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Tabel Bobot Kepentingan
Kriteria Bobot Kepentingan
C1 5
3.3 Penentuan Bobot Preferensi
Bobot preferensi (W) tiap keriteria diperoleh dari bobot kepentingan tiap kriteria dibagi dengan total jumlah bobot kepentingan seluruh kriteria, sehingga didapatkan hasil seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Tabel Bobot Preferensi
Kriteria W
3.4 Penentuan Alternatif
Alternatif adalah pilihan keputusan yang dinilai berdasarkan pembobotan kriteria yang terkait. Data alternatif pada kasus ini berupa data CV yang mengikuti lelang pengadaan komputer tahun 2015 yang diperoleh dari bagian perlengkapan. Data alternatif tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Tabel Alternatif
Alias Alternatif
A1 CV. AFISERA
A2 CV. GRACIA SEJAHTERA
A3 CV. MITRA LA PANDEWA
A4 CV. PRIMA COMPUTER
A5 CV. WAHANA INFOTAMA
3.5 Implementasi Metode TOPSIS 1. Menentukan Matriks Keputusan
Langkah awal untuk melakukan perhitungan menggunakan metode TOPSIS adalah dengan menentukan matriks keputusan. Data yang didapatkan dari bagian perlengkapan dimodel kan terlebih dahulu sesuai dengan pemodelan nilai yang telah dibuat sebelumnya. Data matriks keputusan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Tabel Matriks Keputusan
C1 C2 C3 C4 C5 C6
2. Normalisasi Matriks Keputusan
Berikut perhitungan untuk melakukan normalisasi pada matriks A1C1 :
18
Hasil perhitungan keseluruhan normalisasi matriks keputusan dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Tabel Matriks Keputusan Ternormalisasi
C1 C2 C3 C4 C5 C6
3. Pembobotan Matriks Keputusan Ternormalisasi
Berikut merupakan perhitungan untuk mencari nilai pembobotan pada mariks ternormalisasi A1CI. Bobot yang digunakan sebagai pengali adalah bobot preferensi (w), dapat dilihat pada tabel 4.
1 1 1 1
Nilai-nilai matriks keputusan ternormalisasi terbobot yang lain, dapat dicari menggunakan perhitungan yang sama. Hasil dari pembobotan matriks ternormalisasi terbobot dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Tabel Matriks Keputusan Ternormalisasi Terbobot
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Solusi Ideal Negatif
Berikut perhitungan untuk mencari nilai solusi ideal positif pada kriteria C4:
max{0,0241;0,0482;0,1204;0,0722;0,0963}
A = 0,1204
Berikut perhitungan untuk mencari nilai solusi ideal negatif pada kriteria C4:
min{0,0241;0,0482;0,1204;0,0722;0,0963}
A = 0,0241
Nilai matriks keputusan untuk kriteria yang lain, dapat dicari dengan cara dan persamaan yang sama. Nilai keseluruhan matriks solusi ideal positif dapat dilihat pada tabel 9 dan nilai keseluruhan dari matriks solusi ideal negatif dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 9.Tabel Matriks Solusi Ideal Positif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
A+ 0,0799 0,0799 0,0799 0,1204 0,0799 0,0479
Tabel 10. Tabel Matriks Solusi Ideal Negatif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
A- 0,0799 0,0799 0,0799 0,0241 0,0799 0,0479
5. Menghitung Nilai Separasi
Berikut merupakan perhitungan untuk mencari nilai separasi atau jarak alternatif solusi ideal positif pada alternatif A1.
2
Nilai jarak alternatif solusi ideal positif yang lain dapat dicari dengan perhitungan yang sama. Berikut merupakan perhitungan untuk mencari jarak alternatif solusi ideal negatif pada alternatif A1.
2
Nilai jarak alternatif solusi ideal negatif yang lain dapat dicari dengan perhitungan yang sama. Seluruh hasil dari perhitungan jarak alternatif dari solusi ideal positif dan negatif dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Tabel Separasi
Alternatif Separasi
S+ S-
6. MenghitungKedekatan Relatif Terhadap Solusi Ideal Positif
Setelah didapatkan nilai jarak alternatif dari solusi ideal positif dan negatif, langkah terkahir adalah menghitung kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif (V).Berikut merupakan perhitungan untuk mencari nilai V pada alternatif A2.
2
Untuk hasil perhitungan nilai V keseluruhan, dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Tabel Kedekatan Relatif Terhadap Solusi Ideal Positif
Nilai V
Alternatif Nilai
A1 0,00
A2 0,25
A3 1,00
A4 0,50
19
7. Mengurutkan Alternatif
Setelah didapatkan nilai kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif, dilakukan perankingan untuk mengetahui nilai tertinggi dari seluruh alternatif. Hasil perankingan tersebut dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Tabel Perankingan Alternatif
Perankingan
Alternatif Nilai Ranking
CV. MITRA LA PANDEWA (A3) 1,00 1
CV. WAHANA INFOTAMA (A5) 0,75 2
CV. PRIMA COMPUTER (A4) 0,50 3
CV. GRACIA SEJAHTERA (A2) 0,25 4
CV. AFISERA (A1) 0,00 5
3.6 Perancangan Aplikasi 1. Konteks Diagram
Pada konteks diagramyang ditunjukkan pada gambar 1, tedapat sebuah proses yaitu sistem pendukung keputusan penentuan pemenang lelang pengadaan komputer dengan metode TOPSIS. Terdapat sebuah entitas yang bertindak sebagai pengguna dalam konteks diagram tersebut, yaitu staf penanggung jawab (pj) pengadaan barang. Entitas akan memasukkan data berupa data alternatif dan nilai dari matriks keputusan untuk mendapatkan laporan berupa perankingan nilai masing-masing alternatif. Laporan tersebut nantinya akan dijadikan pendukung guna menentukan pemenang lelang pengadaan komputer.
SPK Penentuan Pemenang Lelang Pengadaan Komputer Dengan Metode TOPSIS Staf PJ
Pengadaan Barang
Data Alternatif, Data Nilai Matriks Keputusan
Laporan Perangkingan Alternatif
Gambar 1. Konteks Diagram SPK Penentuan Pemenang Lelang
2. Data Flow Diagram (DFD) Level 0
Data Flow Diagram (DFD) level 0 yang
ditunjukkan pada gambar 2 merupakan penjabaran proses sistem pendukung keputusan penentuan pemenang lelang pengadaan komputer dengan metode TOPSIS dari konteks diagram yang terdapat pada gambar 1. Terdapat 9 proses dalam DFD level 0, yaitu proses penginputan, perhitungan nilai pembagi, normalisasi matriks, pembobotan matriks ternormalisasi, perhitungan nilai solusi ideal, perhitungan nilai separasi, perhitungan nilai preferensi, perangkingan, dan pembuatan laporan.
1. Nilai Solusi Ideal
Matriks
Nilai Solusi Ideal
7. Nilai Bobot Kriteria
Data Alternatif Nilai Matriks Keputusan
Gambar 2. DFD Level 0
3. Entity Relationship Diagram(ERD)
Pada sistem ini relasi yang ada menunjukan bahwa tabel satu dengan tabel lainya akan saling mempengaruhi dalam implementasi sistem berikutnya. Gambaran ERD sistem dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. ERD Sistem
4. Antarmuka
20
Antarmuka halaman utama merupakan halaman yang akan mucul pertama kali ketika aplikasi dibuka. Halaman ini tidak menampilkan informasi apapun. Halaman utama dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Antarmuka Halaman Utama
b. Antarmuka Halaman Kriteria
Antarmuka halaman kriteria menampilkan informasi mengenai data kriteria yang berasal dari tabel kriteria. Data kriteria yang ditampilkan memilki 3 kolom. Kolom pertama berisi id, kolom kedua berisi nama dari kriteria, dan kolom ketiga berisi nilai bobot preferensi tiap kriteria. Antarmuka halaman kriteria dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Antarmuka Halaman Kriteria
c. Antarmuka Halaman Alternatif
Antarmuka halaman alternatif menampilkan informasi mengenai data alternatif yang berasal dari tabel alternatif. Pada halaman alternatif, terdapat 4 kolom yang ditampilkan, kolom pertama menampilkan alias, kolomkedua menampilkan nama dari alternatif, kolomketiga dan keempat menampilkan aksi edit dan hapus. Antarmuka halaman alternatif dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Antarmuka Halaman Alternatif
d. Antarmuka Halaman Nilai
Antarmuka halaman nilai menampilkan informasi mengenai nilai matriks keputusan. Data matriks keputusan yang ditampilkan memiliki 9 kolom, kolom pertama berisi nama dari alternatif, sementara kolom kedua hingga ketujuh menampilkan nilai masing-masing kriteria dari tiap alternatif, kolom kedelapan dan sembilan menampilan aksi edit dan hapus. Antarmuka halaman nilai dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Antarmuka Halaman Nilai
e. Antarmuka Halaman Perhitungan
Antarmuka halaman perhitungan menampilkan informasi mengenai hasil dari seluruh perhitungan. Antarmuka halaman perhitungan dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Antarmuka Halaman Perhitungan
3.7 Perbandingan Hasil Penelitian
Perbandingan perangkingan ini dilakukan guna mengetahui kecocokan hasil penentuan pemenang lelang pengadaan komputer menggunakan metode TOPSIS dengan hasil milik bagian perlengkapan. Perbandingan hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14. Tabel Perbandingan Hasil Perankingan
PESERTA LELANG
RANKING Menggunakan
Perhitungan TOPSIS
Hasil Milik Bagian Perlengkapan
CV. AFISERA 5 3
CV. GRACIA
SEJAHTERA 4 -
CV. MITRA LA
PANDEWA 1 1
CV. PRIMA
COMPUTER 3 2
CV. WAHANA
21
Tabel 14 menunjukkan bahwa perhitungan yang dibuat menggunakan metode TOPSIS menghasilkan pemenang lelang yang sama dengan hasil milik bagian perlengkapan, yaitu alternatif A3.
Untuk hasil perankingan alternatif A1, A2, A4, dan A5 menggunakan metode TOPSIS terjadi perbedaan dengan hasil milik bagian perlengkapan, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan perhitungan pada metode TOPSIS dilakukan berdasarkan pada alternatifpilihanjarakterkecildarisolusi ideal positifdanjarakterbesardarisolusi ideal negatif serta kedekatanrelatifsuatualtenatifterhadapsolusi ideal positif, sedangkan penentuan pemenang yang dilakukan oleh bagian perlengkapan didasarkan pada besar harga yang ditawarkan, dan kelengkapan dokumen yang dimiliki, apabila alternatif tidak memenuhi dokumen wajib, maka alternatif tidak akan diikutsertakan dalam tahap seleksi selanjutnya. 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkanpenelitian yang telah dilakukan, dapatditarikbeberapakesimpulansebagaiberikut : 1. Dari enam kriteria yang digunakan, lima
diantaranya yaitu kriteria administrasi, kualifikasi, teknis, harga, dan identitas memiliki bobot preferensi yang lebih tinggi yaitu 0,1786 dibanding dengan kriteria katalog yaitu 0,1071. 2. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh hasil berupa nilai kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif (V) masing-masing alternatif yaitu CV. Afisera dengan 0,00, CV. Gracia Sejahtera 0,25, CV. Mitra La Pandewa 1,00, CV. Prima Komputer 0,50, CV. Wahana Infotama 0,75.
3. Setelah dilakukan perankingan masing-masing alternatif didapatkan hasil yaitu CV. Mitra La Pandewa memiliki nilai V tertinggi diantara alternatif lainnya.
4. Aplikasi SPK yang dibangun menghasilkan perhitungan yang sama dengan perhitungan manual menggunakan microsoft excel. Sedangkan untuk hasil perbandingan ranking milik aplikasi dengan milik bagian perlengkapan, terdapat 1 alternatif yang memiliki rangking yang sama, yaitu alternatif A3, dan 4 alternatif lainnya menghasilkan ranking yang berbeda, yaitu alternatif A1, A2, A4, dan A5.
4.2 Saran
Berikut inibeberapa saran yang dijadikan pertimbangan agar penelitian ini bisa menjadi lebih baik, antara lain :
1. MetodeTOPSIS dapatditerapkanpadastudi kasus
lainnyakhususnya yang
berhubungandenganpengambilankeputusan. 2. Dalam memecahkan masalah multikriteria
metode TOPSIS bukan satu-satunya metode pengambilan keputusan yang dapat digunakan,
akan lebih baik jika menggunakan penggabungan lebih dari satu metode untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3. User pada aplikasi dapat ditambahkan. Selain staf penanggung jawab (pj) pengadaan barang, pesera lelang dapat dijadikan sebagai user, sehingga data alternatif serta data dokumen dapat dimasukkan secara langsung oleh peserta lelang, tidak harus dilakukan oleh pihak perlengkapan.
4. Aplikasi yang dibangun masih memiliki kelemahan dalam segi keamanan, sehingga perlu ditambahkan proses login guna membatasi pengguna dalam mengakses aplikasi, hanya pengguna yang memiliki akses yang dapat menjalankan aplikasi tersebut.
5. Menu kriteria dalam aplikasi dapat diubah menjadi dinamis, sehingga apabila ada kritera baru dapat langsung ditambahkan dari aplikasi, tidak perlu mengubah struktur tabel.
REFERENSI
[1] Kusrini. 2007. Konsep Dan Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan.Yogyakarta : Andi.
[2] Kusumadewi, S., Hartati, S., Harjoko, A., Wardoyo, R. 2006. Fuzzy Multi-Attribute
Decision Making (FUZZY MADM).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
[3] Republik Indonesia. 2006. Undang-Undang No. 40 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang. Menteri Keuangan Republik
Indonesia.
Jakarta.http://www.tarif.depkeu.go.id. Mei 15, 2016.