• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SMAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBELAJARAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SMAN DI KABUPATEN ACEH BARAT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

79 Sufiani

Dosen Universitas Serambi Mekkah Korespondensi: sufibiologi@gmail.com

PEMBELAJARAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SMAN

DI KABUPATEN ACEH BARAT

ABSTRAK:Penelitian ini bertujuan mengetahui pengetahuan siswa SMAN melalui penggunaan me-tode karyawisata pada konsep ekosistem mangrove di Kabupaten Aceh Barat. Sampel sekolah adalah 3 SMAN yang terletak di kawasan pesisir. Sampel kelas ditetapkan 2 kelas untuk masing-masing se-kolah, sehingga jumlahnya 6 kelas. 3 kelas diajarkan dengan metode karyawisata dan 3 kelas diajar-kan dengan metode konvensional. Sampel siswa ditetapdiajar-kan dengan teknik purposive sample. Setiap kelas dipilih 10 siswa yang nilainya homogen, sehingga total sampel 60 siswa. 30 siswa diajarkan de-ngan metode karyawisata dan 30 siswa diajarkan dede-ngan metode konvensional. Data pengetahuan di-peroleh dengan tes Analisis data dilakukan dengan uji-t. Hasil uji-t didi-peroleh harga t-hitung > t-tabel pada taraf 5% (6,333>1,67). Kesimpulan penelitian adalah pengetahuan siswa melalui penerapan me-tode karyawisata tentang ekosistem mangrove lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konven-sional.

Kata Kunci:metode karyawisata, pengetahuan, ekosistem mangrove

MANGROVE ECOSYSTEM LEARNING METHOD FIELD TRIP TO INCREASE STUDENT JUNIOR HIGH SCHOOL KNOWLEDGE IN WEST ACEH DISTRICT

ABSTRACT: This research aims to determine the knowledge of State Senior High School students through the use of the field trip methodon the concept of the mangrove ecosystem in West Aceh dis-trict. Sample 3 State Senior High School are located in the coastal region. Sample class is set 2 classes for each school, making the total 6 classes. 3 classes are taught with field trip method and 3 classes are taught by conventional method. Samples of students assigned to the purposive sample technique. Each class wasselected by 10 students whose value is homogeneous, so that the total sample of 60 students. 30 students are taught with field trip method and 30 students taught by conventional method. Knowledge of data obtained with the test data analysis was performed with t-test. T-test result of the price obtained t count> t-table at 5% level (6.333>2.002). Conclusion of research is the knowledge of students through the application of a field of mangrove ecosystems method is better than conventional learning.

Keywords:field trip method knowledge, mangrove ecosystem

PENDAHULUAN

Hasil pengamatan di berbagai kawasan di Ka-bupaten Aceh Barat, menunjukkan fisiognomi ve-getasi hutan mangrove telah mengalami perubahan mendasar. Hasil penanaman mangrove setelah tsu-nami tahun 2004 pada kawasan ini, belum menun-jukkan tingkat keberhasilan menggembirakan ditin-jau dari laju pertumbuhannya maupun luas tutupan wilayahnya (covered). Dampak ekologis akibat ber-kurang dan rusaknya ekosistem mangrove adalah hilangnya berbagai spesies flora dan fauna yang be-rasosiasi dengan ekosistem. Dalam jangka panjang

akan mengganggu keseim-bangan ekosistem mang-rove khususnya dan eko-sistem pesisir pada umum-nya (Suryadiputra, 2006).

(2)

80 Sufiani

Guru adalah agen peubah perilaku, terutama perilaku siswa. Mereka berhadapan dengan siswa 6 hari perminggu dan memberikan pelajaran 5-8 jam per hari. Guru adalah seorang yang sangat efektif dalam menyebarkan pengetahuan kepada siswa dari berbagai lapisan melalui jalur pendidi-kan (Wahyono, 2009). Oleh karena itu, pelestarian hutan mangrove dapat diajarkan di sekolah-seko-lah di Kabupaten Aceh Barat.

Strategi dan metode mengajar yang diguna-kan guru juga mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah. Pembekalan siswa yang menekankan pada pengalaman langsung akan bertahan dalam jangka lama. Jadi, belajar dengan memberikan pe-ngalaman langsung sangat berperan dalam pem-bentukan kemampuan siswa terhadap permasa-lahan yang dihadapi untuk jangka panjang. Untuk itu, guru harus mampu mengembangkan pembela-jaran yang visinya jauh ke depan dalam membe-kali siswa untuk menghadapi berbagai tantangan. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mem-berikan pengalaman langsung adalah metode kar-yawisata. Menurut Majid (2007), metode karyawi-sata merupakan salah satu metode yang dianjurkan dalam Islam. Metode ini mempunyai pengaruh be-sar dalam menggiatkan fisik dan mental siswa. Siswa dapat belajar langsung di lapangan sehingga pengetahuan yang diperoleh nyata, hidup, bermak-na, dan komperhensif.

Kabupaten Aceh Barat memiliki 9 SMA Ne-geri. Pada SMA tersebut diajarkan pelajaran biolo-gi yang di dalamnya terdapat konsep ekosistem yang mengakaji tentang lingkungan hidup, dianta-ranya lingkungan hutan mangrove. Para materi tersebut, siswa diajak mengkaji lingkungan hutan mangrove dan pelestariannya. Dengan harapan siswa memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap ekosistem hutan mangrove. Rumusan masalah penelitian adalah apakah melalui penggu-naan metode karyawisata pada materi ekosistem mangrove pengetahuan siswa SMA di Kabupaten Aceh Barat lebih baik . Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: mengetahui pengeta-huan siswa SMA melalui penggunaan metode karyawisata pada materi ekosistem mangrove di Kabupaten Aceh Barat.

METODE

Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA Negeri di Kabupaten Aceh Barat. Waktu penelitian dilaksakan pada bulan Oktober 2012 sampai bulan Mei 2013. Sampel sekolah adalah: SMAN 1 Suak Timah, SMAN 1 Lambalek, dan SMAN 1 Meu-reubo. Penetapan SMA tersebut didasarkan pada

topografi dan memiliki hutan mangrove. Kelas yang ditetapkan sebagai kelas populasi adalah kelas X. Hal ini disebabkan, karena materi ajar tentang hutan mangrove diajarkan pada kelas X yaitu pada Kompetensi Dasar: keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah ekosistem, keru-sakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. Sampel kelas dari setiap SMA yang dijadikan sampel adalah kelas X1dan X2. Kelas X1 ditetapkan sebagai kelas eksperimen (diajarkan menggunakan metode karyawisata) dan kelas X2 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan meto-de konvensional (metometo-de ceramah dan tanya ja-wab). Alasan penetapan kelas X1 dan X2, karena kedua kelas tersebut di setiap sekolah sampel bu-kan kelas unggul. Sampel dari setiap SMA adalah 2 kelas, sehingga jumlah kelas sampel 6 kelas (3 SMAN).

Sampel siswa ditentukan dengan teknik pur-posive sampling, yaitu, pengambilan sampel dida-sarkan atas adanya tujuan tertentu. Besar sampel yang dambil untuk setiap kelas adalah 30%. Ala-san karena kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga, dan dana. Setiap kelas dipilih 10 siswa yang didasarkan pada nilai pelajaran biologi pada rapornya. Setiap sekolah ada 20 sampel siswa, sehingga jumlah total 60 siswa. Dalam proses pembelajaran, semua siswa dalam kelas tetap di-perlakukan sama, namun nilai hasil pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini hanya siswa yang telah ditetapkan sebagai sampel. Kelas eksperimen diajarkan dengan metode karyawisata, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ce-ramah dan tanya jawab (konvensional).

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengajarkan materi ekosistem, khususnya hutan mangrove sebanyak 3 kali pertemuan. Kelas per-tama (X1/kelas eksperimen) diajarkan dengan menggunakan metode karyawisata. Metode ini dilakukan dengan cara mengajak siswa ke lokasi hutan mangrove. Mereka diminta untuk menga-mati dan menganalis berbagai hal terkait dengan mangrove. Hasil karayawisata harus dilaporkan oleh setiap kelompok siswa dalam bentuk laporan ilmiah dengan sistematikanya telah diberikan sebe-lumnya. Jumlah kelompok setiap kelas adalah 10. Ketua kelompok adalah siswa yang ditetapkan sebagai sampel. Kelas kedua (X2 atau kelas kon-trol), diajarkan dengan metode konvensional (cera-mah dan tanya jawab). Pada kelas ini, setiap ke-lompok juga diminta untuk menyusun makalah tentang ekosistem mangrove.

(3)

masing

ing-masing kelas dihitung utnya, untuk menguji hipote

aitu Independent Sample t-t ggunakan Kolmogorov-Sm ogenitas menggunakan Lev n uji tersebut menggunak

for Windows.

SIL DAN PEMBAHASAN Normalitas

Uji normalitas dilakukan alitas data skor pengetahu itas menggunakan uji One S rnov Test. Berdasarkan ha

roleh Sig. (p-level) pada sem h besar dari 0,05 (p > 0,05)

isajikan pada Tabel .1. el 1. Hasil Uji Normalitas

lliefors Significance Correction

Berdasarkan data Tabel 1. a tidak ada penyimpanga data setiap veriabel bebas, el terikat dinyatakan berdistr Homogenitas

Uji homogenitas data dila kor pengetahuan siswa. Ha ogenitas antar varian yang ik statistik Levene’s Test o iancesterhadap variabel teri Hasil uji homogenitas me nilai probabilitas (sig.) da diuji lebih besar dari nila n (0,131 > 0,05). Ini berar varian antar kelompok d etahuan siswa adalah bers .).

Berdasarkan hasil penguj ogenitas data tersebut, dipe terikat pengetahuan siswa

yang normal dan varian an ah homogen. Dengan demi tian telah memenuhi syara

an statistik.

ng nilai rata-rata. Se-otesis dilakukan “uji t-test. Uji nor-malitas Smirnov Test dan uji Levene’s Test. Keselu-akan software SPSS

AN

an untuk mengetahui ahuan siswa. Uji nor-e Samplnor-e hasil uji normalitas semua kelompok data 5). Hasil uji

normali-tas Data One-Sample v Test

l 1. dapat disimpulkan gan terhadap norma-as, sehingga data va-istribusi normal.

ilakukan terhadap da-Hasil perhitungan uji ng dilakukan dengan t of Equality of Error terikat.

memperlihatkan dari variabel terikat ilai alpha yang digu-rarti tidak ada perbe-k data sehingga data ersifat homogen (Ta-gujian normalitas dan iperoleh bahwa varia-a memiliki distribusi antar kelompok data mikian, data hasil pe-arat untuk dianalisis

Uj

Nilai rata-rata kela 12,30, sedangkan nilai rata lah 9,37. Perbandingan nil eksperimen dengan kontro bar 1.

Gambar 1. Perbandingan N huan Siswa SM laan Hutan M Aceh Barat Hasil uji-t terhadap n antara kelas eksperimen menunjukkan ada perbedaa kelas tersebut dengan harga Angka tersebut lebih besar 58) sebesar 1,67 (6,333 > 1

hipotesis yang diajukan “pe

melalui penggunaan meto materi ekosistem mangro Barat lebih baik, diterima. H untuk pengetahuan disajikan

Pengetahuan yang di kan hasil proses pembelaja pun di luar kelas. Pengetah ngan memberi pengalaman dibandingkan dengan penge di kelas. Pengetahuan dapat bagai media pendidikan, kabat, televisi, radio mau sehari-hari. Tetapi pengetah nya kosong (empty) atau t Pengetahuan yang dimilik diri dan sesama kita kalau kasikan dengan kearifan (w maupun spiritual (Slameto Baharuddin dan Wahyuni belajar melalui pengalama dilakukan guru untuk me berpikir siswa. Dalam bena berapa alternatif solusi dari pinya. Kemudian siswa ak

elas eksperimen adalah ata-rata kelas kontrol ada-nilai rata-rata antara kelas trol disajikan pada

Gam-n Nilai Rata-rata PeGam-ngeta- SMAN tentang Pengelo-Mangrove di Kabupaten

p nilai pengetahuan siswa n dengan kelas kontrol aan nyata pengetahuan di rga t-hitung sebesar 6.333. sar dari harga t-tabel (db= > 1,67). Dengan demikian

“pengetahuan siswa SMA

etode karyawisata pada grove di Kabupaten Aceh a. Hasil perhitungan t-tes kan pada Tabel 2.

diperoleh siswa merupa-ajaran baik di kelas mau-tahuan yang diperoleh de-an lde-angsung lebih tinggi ngetahuan yang di peroleh pat diperoleh melalui ber-, baik di sekolahber-, surat aupun dalam pergaulan tahuan itu sendiri sebenar-u tak bergsebenar-una (priceless). liki akan bermakna bagi au pengetahuan itu (wisdom) baik yang riil eto, 2003). Selanjutnya, uni (2010) menyebutkan man praktik sangat perlu merangsang kemampuan naknya, akan terlintas be-ari persoalan yang dihada-akan mempertimbangkan

(4)

82 Sufiani

apakah suatu solusi tepat untuk dipilih atau tidak. Pada saat berpikir, siswa belajar membuat solusi atas segala persoalan.

Pemberian pengalaman langsung dilakukan dengan metode karyawisata. Metode karyawisata (karya=kerja, wisata=pergi) ialah suatu cara penya-jian bahan pelajaran dengan membawa siswa lang-sung kepada obyek yang dipelajari di luar kelas. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar me-ngajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan da-lam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari. Tujuan penggu-naan metode karyawisata antara lain: 1) untuk me-lengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas; 2) untuk melihat, mengamati, mengha-yati secara langsung dan nyata mengenai obyek tersebut; 3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa.

Kelebihan metode karyawisata adalah: 1) Karyawisata mempunyai prinsip pengajaran mo-dern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar. 2) Membuat apa yang di-pelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat. 3) Pengajaran deng-an metode karyawisata dapat lebih merdeng-angsdeng-ang kreatifitas siswa. 4) Informasi sebagai bahan pela-jaran lebih luas, mendalam dan aktual.

Melalui penggunaan metode karyawisata, siswa memperoleh pengalaman yang nyata menge-nai obyek studi. Selain itu, metode ini dapat dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran yang diberikan. Penggunaan metode kar-yawisata berkaitan erat dengan teori belajar ber-makna Ausubel. Menurut teori Ausubel, belajar

seharusnya merupakan apa yang disebut asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. Diperlukan dua persyaratan untuk itu, yaitu: 1) materi yang secara potensial bermakna, dan dipilih serta diatur oleh guru, dan 2) situasi belajar yang secara potensial bermakna. Faktor motivasional memegang peranan penting, sebab mahasiswa tidak akan mengasimilasi materi baru tersebut apabila mereka tidak mempunyai keinginan dan pengeyahuan bagaimana melaku-kannya. Hal ini perlu diatur oleh guru, sehingga materi tidak dipelajari secara hafalan. Belajar me-mahami lebih baik daripada dengan hanya meng-hafal tanpa pengertian penyajian (Soekamto dan Winataputra, 1997). Selain itu, metode karyawisata juga berkaitan erat dengan model pembelajaran

Experiental learning. Model ini menekankan pada

sebuah model pembelajaran yang holistic dalam proses belajar. Belajar didefinisikan sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transfor-masi pengalaman (experience). Pengetahuan meru-pakan hasil perpaduan antara memahami dan men-transformasi pengalaman. Menurut Kolp dalam Baharuddin dan Wahyuni (2010), Experiental

learning didefinisikan sebagai tindakan untuk

mencapai sesuatu berdasarkan pengalaman yang secara terus-menerus mengalami perubahan guna meningkatkan keefektifan dari hasil belajar itu sendiri.

Tujuan akhir dari proses belajar dan menga-jar adalah siswa memiliki keterampilan transfer of

learning, sehingga diharapkan siswa dapat

men-transfer pengetahuan yang didapatkan kesituasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Baharuddin dan Wahyuni (2010) menyatakan, keterampilan,

Tabel 2. Hasil uji-t Data Pengetahuan Siswa Terhadap Ekosistem Mangrove di SMA Kabupaten Aceh Barat

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig.

(2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

Lower Upper

Pengeta-huan

Equal variances assumed

2.351 .131 6.333 58 .000 3.10000 .48947 2.12022 4.07978

Equal variances not

assumed

6.333 54.288 .000 3.10000 .48947 2.11880 4.08120

(5)

transfer of learning adalah keterampilan individu mengontrol pengetahuan yang diperoleh untuk diaplikasikan dalam masalah baru atau situasi nyata. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami keberhasilan dengan mem-berikan kebebasan siswa untuk belajr secar man-diri.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpul-kanan bahwa, pengetahuan siswa melalui penggu-naan metode karyawisata terhadap pelestarian eko-sistem mangrove di Kabupaten Aceh Barat lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional (t-hitung > t-tabel atau 6,33 > 1,67). DAFTAR RUJUKAN

Baharuddin dan Wahyuni, E.N., 2010. Teori Bela-jar dan PembelaBela-jaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Schunk, D.H., 2012. Learning Theories and Edu-cational Perspective. (Terj. Hamdiah dan Fa-jar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Majid, A., 2007. Perencanaan Pembelajaran (Me-ngembangkan Kompetensi Guru).Bandung: Rosdakarya.

Slameto., 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta. Soekamto, T., dan Winataputra, U.s. 1997. Teori

Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

Suryadiputra, I.N.N. (editor) 2006.Kajian Kondisi Lingkungan Pasca Tsunami di Beberapa Lokasi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias. Wetlands International Indonesia Pro-gramme/CPSG. Universitas Syiah Kula, Banda Aceh.

Wahyono, E.H. 2009. Modul Pendidikan Pelesta-rian Alam dan Lingkungan Hidup. Untuk Guru SMA dan Sederajat di Provinsi Aceh. Fauna & Flora International-IP, Banda Aceh.

Gambar

Tabel 1el 1. Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov Ttas Data One-Samplev Test
Tabel 2. Hasil uji-t Data Pengetahuan Siswa Terhadap Ekosistem Mangrove di SMA KabupatenAceh Barat

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada

Tulisan ini menjelaskan tentang proses perhitungan konversi tahun Masehi ke Hijriyah dan sebaliknya dimana rumus yang digunakan tidak jauh berbeda dengan rumus

Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia 262 tidak mempengaruhi variabel kelelahan kerja, dengan demikian dinyatakan bahwa tidak ada pengaruh status

Manakah yang mempunyai kontribusi paling dominan antara manajerial kepala sekolah, media pembelajaran, dan pendidikan guru terhadap prestasi sekolah SD Negeri

D.Tabung (menghitung luas permukaan bisa melihat bagian dalam dari kubus dan balok. tabung) Setelah saya lengkapi kegiatan belajar siswa dengan Pada pembelajaran menghitung

Berdasarkan hasil waktu retensi kromatogram standar, pada ekstrak daun sokai segar dengan tingkat ketuaan yang berbeda teridentifikasi asam amino glutamat bebas

Investments in the capital of banking, financial and insurance entities that are outside the scope of regulatory consolidation, net of eligible short positions, where the bank

Keunggulan medium ADP yang mengguna- kan darah manusia (5 hari sebelum dan sudah kadaluwarsa) dengan proses pencucian satu kali, dua kali dan sentrifugasi dilihat dari