• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE HYSTERESIS SPACE VECTOR PULSE WIDTH MODULATION PADA INVERTER TIGA FASA UNTUK PENGATURAN KECEPATAN DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN METODE HYSTERESIS SPACE VECTOR PULSE WIDTH MODULATION PADA INVERTER TIGA FASA UNTUK PENGATURAN KECEPATAN DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE

HYSTERESIS SPACE VECTOR PULSE

WIDTH MODULATION

PADA INVERTER TIGA FASA UNTUK

PENGATURAN KECEPATAN DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI

Hendi Purnata1, Anindya Dwi Risdhayanti2, Shabrina Adani Putri3, Achmad Komarudin4 1,2,3,4

Program Studi Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Malang, Malang 65142 E-mail1:hendipurnata@gmail.com

Abstrak

Pengaturan kecepatan motor induksi relatif sulit, karena torsi danfluksyang dihasilkan saling berkaitan. Selain itu untuk mengatur kecepatan diperlukan inverter sebagai aktuator. Keluaran inverter bukan sinyal sinusoidal murni tetapi hasil dari pensaklaran. Oleh karena itu diperlukan metode pensaklaran untuk dapat memperbaiki sinyal keluaran inverter agar dapat meningkatkan efisiensi dan mengatur kecepatan motor induksi. Pada penelitian ini metode indirect vector control diterapkan untuk pengaturan kecepatan dan menggabungkan metode SVPWM (Space vector pulse width modulation) dengan Hystesesis sehingga menjadi metode hysteresis space vector pulse width modulation (HSVPWM). Hasil simulasi pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa menggunakan metode indirect vector control berhasil diterapkan yaitu dapat mengikuti set point sebesar 600 rpm dengan rise time 0.527 detik, steady state 0.723 detik dengan overshoot sebesaar 0.8%. Ripple arus keluaran pada inverter menggunakan metode HSVPWM dapat berkurang 65%. Effisiensi motor induksi menggunakan metode HSVPWM yang semula 91% dapat ditingkatkan menjadi 94% atau kenaikan 3%.

Kata Kunci-Indirect Vector Control, Space vector pulse width modulation, Hysteresis Band, Inverter, Motor Induksi

Abstract

Induction motor speed control is relatively difficult, because the generated torque and flux are related or not free. In addition to adjusting the speed, it requires inverter control. The inverter output is not a pure sinusoidal signal but it is the result of the switching. Therefore, it is necessary to be able to fix the method of switching the inverter output signal that can adjust induction motor speed with load changes. This study applies the indirect method of vector control for setting the speed. The combination of SVPWM (Space Vector Pulse Width Modulation) methods and hysteresis known as HSVPWM (Hysteresis Space Vector Pulse Width Modulation) methods. A change of pace on HSVPWM method successfully achieves the set point of 600 rpm with a rise time of 0.5267 seconds, 0.723 seconds steady state and has over shoot of 0.8%. The results show the ripple current at the inverter output using methods HSVPWM can be reduced 65%. The setting speed three phase induction motor vector control using indirect methods are successfully applied. The efficiency of the induction motor using HSVPWM method which was originally 91% could be increased to 94% or 3%.

Keyword-Vector Control, Space Vector Pulse Width Modulation, Hysteresis Band, Induction motor.

1. PENDAHULUAN

Motor induksi merupakan salah satu mesin listrik yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Pengaturan kecepatan

motor induksi squirrel cage secara umum

menggunakan perubahan tegangan pada

terminal dan pengaturan frekuensi [1]. Pengaturan kecepatan motor induksi lebih sulit dibandingkan dengan motor DC, Karena fluks dan torsi yang dihasilkan saling berkaitan atau tidak bebas. Jika arus yang melewati

terminal motor berubah maka fluks medan

magnet stator dan torsi elektromagnetik yang dibangkitkan juga akan berubah. Faktor ini yang menyebabkan pengaturan motor induksi menjadi lebih kompleks [2].

Kontrol konvensional seperti proportional

integral (PI) dan proportional integral

derivative (PID) digunakan bersama dengan

menggunakan metode pengaturan vektor untuk menghasillkan kecepatan motor yang lebih baik. Kelemahan kontrol konvensional (PID) yaitu parameter dari sistemnya bervariasi dan

mengakibatkan perfomanya rendah, dan

faktanya ketika menggunakan gain yang tetap maka kontroler tidak dapat memberikan kecepatan dan perfoma yang diperlukan dalam

parameter motor [3]. Space vector width

modulation (SVPWM) merupakan

penggabungan antara pengaturan vektor

dengan pulse width modulation. Pengaturan

kecepatan motor induksi menggunakan

inverter SVPWM dengan kontroler PI-Fuzzy

Hybriddapat menjaga kecepatan motor secara

(2)

mengurangi kecepatan ripple dibanding kontroler Hysteresis pulse width modulation

(HPWM) tetapi respon transientpada HPWM

lebih cepat dibandingkan SVPWM dengan

ILC-PI [5]. Metode kontrol Hysteresis

switchingpada frekuensinya tidak fixdan akan

berubah-ubah berdasarkan perubahan arus [6].

Metode Indirect Vector Control banyak

diguanakan ketika untuk mengatur kecepatan

dengan beban yang berubah-ubah [7]

.Penelitian selanjutnya mengatur kecepatan motor dengan beban yang berubah-ubah

kemudian di implementasikan untuk

mengetahui kontroler yang dicapai. Penelitian ini menggunakan pengaturan vektor tidak langsung dengan metode HPWM. Kontroler pada penelitian ini dapat mengatasi beban yang berubah-ubah. Hasil eksperiment pada penelitian ini respon kecepatan dan perubahan torsi belum dapat diatasi karena respon belum bisa mengikut referensi secara sempurna. [8].

Permasalahan yang ingin diatasi pada

penelitian ini adalah kontrol kecepatan motor dan efisiensi Motor induksi tiga fasa dengan menggabungkan metode Hysteresisi Space Vector Pulse Width Modulation.

2. METODE

2.1 Model Matematika Motor Induksi Tiga Fasa [9]

Performansi dinamik dari mesin AC agak kompleks karena kumparan rotor 3 fasa bergerak pada lilitan stator 3 fasa. Model dari motor induksi dapat digambarkan dengan persamaan diferensial serta mutual induktansi yang berubah terhadap waktu, akan tetapi

model yang lainnya cenderung sangat

kompleks.

Gambar 1.Rangkaian Ekuivalen Motor Induksi Tiga Fasa

Berdasarkan rangkaian di atas maka dapat dituliskan persamaan tegangan pada stator dan rotor [10]

Dengan Melakukan subsitusi persamaan (2) kedalam persamaan (1) maka dapat di tunjukan dalam bentuk matrik:

(3)

λqs,λds = Stator flux of dq frame

(Webber)

λqr,λdr = Rotor flux of dq frame

(Webber)

Rs = Stator Resistance(Ohm)

Rr = Rotor Resistance(Ohm)

Ls = Stator Inductance(Henry)

Lr = Rotor Inductance(Henry)

LM = Mutual Inductance(Henry).

Torsi elektromagnetik dibangkitkan dengan

menggunakan persamaan (5) [5], dan

kecepatan rotor (ωr) digunakan dengan

persamaan (6) [4].

)

Tem = Electromagnetic Torque(N.m)

J = Inertia Momen(kg.m2)

P = Pole

ωr = Speed in rotor(rad/second)

ωm = Speed in rotor mechanic

(rad/second)

2.2 Kontrol Vektor [11]

Kontrol vektor terdiri dari beberapa komponen arus stator yang ditunjukan sebagai sebuah vektor, didalam putaran singkron bentuk refrensi d-q, dimana diekspresikan pada torsi elektromagnetic seperti halnya

motor DC. Teknik ini berdasarkan

transformasi tiga fasa kedalam dua koordinasi waktu yang bervariasi, untuk pengendalian kecepatan juga tergantung kepada dua sistem koordinasi tersebut. Arus terminal fasa Ia, Ib,

dan Ic diubah dengan menggunakan

transformasi clarke yaitu dari sinyal tiga fasa sinusoidal ke dua fasa kedalam bentuk komponen (). Dua komponen selanjutnya

diubah kedalam bentukd-q dimana komponen

tersebut dengan sumbuhdirectdan quadrature

yaitu memisahkan antara torsi dan flux tersendiri.

Gambar 2.Prinsip Kontrol Vektor

2.3 Inverter

Model rangkaian inverter tiga fasa secara umum ditunjukkan pada Gambar 2.6. Dimana S1 sampai S6 adalah 6 (enam) buah saklar power yang membentuk uukeluaran, yang

dikendalikan oleh perubahan pensaklaran a, a’, b, b’ dan c, c’. Saklar dapat menggunakan

komponen daya seperti MOSFET atau IGBT. Ketika saklar atas (a, b dan c) aktif, maka saklar bawah (a’, b’ dan c’) yang berhubungan

tidak aktif. Oleh karena itu, perubahan pola switching a, b, c dan a’, b’, c’ akan

menghasilkan 8 (delapan) kemungkinan pola

switching seperti terlihat pada Gambar 3.

Kemudian muncullah delapan buah vektor tegangan yang terdiri dari V0 sampai dengan

Gambar 3.Skema Dasar Inverter Tiga Fasa

2.4 Space Vector Pulse Width Modulation

[12]

SVPWM awalnya dikembangkan sebagai

metode pendekatan vektor pada Pulse Width

Modulation (PWM) untuk inverter tiga fasa.

(4)

yang menghasilkan bentuk tegangan sumber untuk motor induksi dengan total distorsi harmonik yang rendah. Tujuan utama dari teknik modulasi ini adalah untuk mendapatkan variasi keluaran yang mempunyai komponen

fundamental maksimum dengan nilai

harmonisa yang minimum. SVPWM adalah metode tingkat lanjut dari metode PWM dengan komputasi khusus untuk aplikasi penggerak elektrik dengan frekuensi yang

berubah-ubah. Persamaan tegangan pada

kerangka acuan abc harus diubah menjadi

kerangka acuan αβ yang terdiri dari sumbu

horisontal α dan sumbu vertikal β. Kemudian diperoleh vektor V0hingga V7. Vektor tersebut kemudian dibagi menjadi dua yaitu 2 (dua) buah vektor nol dan 6 (enam) buah vektor aktif. Vektor aktif tersebut dapat dipetakan dalam bentuk heksagonal dengan beda sudut 600seperti terlihat pada Gambar 4.

α

Gambar 4.Dasar Pensaklaran Vektor dan Sektor

2.5 Hysteresis Pulse Width Modulation [13]

Kontroler Hysteresis merupakan teknik

kontrol arus yang mengaktifkan switching

pada tegangan fasa yang terhubung sebagai hasil pada bentuk feedback sensor arus. Arus fasa ditentukan apakah nilai dalam toleransi Hysteresis bisa memanipulasi disekitar nilai arus yang diinginkan. Kontrol Hysteresis ini

untuk menyederhanakan dan robustnes pada

beban parameter yang berubah-ubah

sebagaimana untuk mengetahui lebar frekuensi switchingyang tidak dapat di prediksi dan juga terdapat kesulitan pada keamanan rangkaian untuk sisteminverter.

.

Gambar 5.Bentuk Gelombang Aliran Kontrol Hysteresis

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perangan Sistem

Sistem dibawah ini terdapat fungsi-fungsi tertertu agar dapat mencapai penelitian yang diinginkan.Plant dari sistem ini adalah motor induksi tiga fasa. Sistem ini terdapat rectifier

(DC Link) yang merupakan penyearah

terkendali sehingga menjadi tegangan DC. Invertermerupakan suatu alat yang fungsinya untuk merubah dari tegangan DC ke tegangan

AC, Inverter dikendalikan dengan metode

pensaklaran Hysteresis space vector pulse

width modulation. Plant motor induksi

menggunakan model d-q yang telah dirubah dari sistem koordinat tiga fasa menjadi dua fasa.

Gambar 6.Blok Diagram

3.2 Simulasi Dan Analisa

Tahapan ini menampilkan hasil simulasi

perancangan metode hysteresis pensaklaran

pada inverter. Data yang ditampilkan meliputi grafik sinyal arus dan tegangan pada metode

Hysteresis, SVPWM, perbandingan kedua

(5)

3.3 Hysteresis Pulse Width Modulation

Dibawah ini merupakan simulasi arus menggunakan metodeHysteresisdiInverter:

Gambar 7.Respon Arus pada Hysteresis

Gambar 7 diatas merupakan grafik sinyal arus

pada metode hysteresis. Hasil menunjukan

bahwa pada awal mula motor diberi sumber kemudian arus yang mengalir sebesar 462A, setelah waktu di 0.635 detik sinyal berubah dengan amplitude sebesar 26A atau saatsteady state. Metode ini menghasilkan ripple sebesar 29.7A saat sinusoidal, saat puncak ripple sebesar 5.82A dan saat lembah sebesar 5.3A.

3.4 Space Vector Pulse Width Modulation

SVPWM merupakan gabungan antara kontrol vektor dengan teknik PWM. Sub bab ini menampilkan arus dan tegangan pada

keluaran inverter dengan menggunakan

metode SVPWM.

Figure 8.Respon Arus SVPWM

Tahapan ini membahas metode SVPWM dimana grafik sinyal yang ditampilkan berupa arus dan tegangan pada keluaran inverter.

Gambar 8 menampilkan arus tiga fasa iabc

yang mana saat awal mula motor diberi sumber tenaga kemudian puncak arusnya mencapai 454A tetapi saat waktu 0.65 detik arus mengalir sebesar 24A. Metode ini masih menghasilkan ripple sebesar 9.68 A saat sinusoidal, saat puncak ripple sebesar 4A dan saat lembah sebesar 4A.

3.5 Hysteresis Space Vector Pulse Width Modulation

Tahap ini akan menampilkan data grafik usulan yaitu HSVPWM. Data yang akan ditampilkan berupa grafik sinyal arus dan tegangan pada keluaran inverter.

Gambar 9.Respon Arus

(6)

Gambar 10.Perbandingan Respon Arus

Gambar 10 diatas merupakan perbandingan arus keluaran inverter pada tiap metode. Perbandingan ripple pada ketiga metode dapat dilihat pada Tabel 1 data diambil saat ripple sinusoidal, puncak dan lembah pada luaran inverter. Data diatas juga beruparipple efektik dan sinyal efektif.

Table 1.Perbandingan Tiap Metode

Effektif Ripple Effektif Signal Hysteresis 33.1017 33.8467

SVPWM 19.32 27.57

HSVPWM 1.6071 27.6113

3.6 Respon Kecepatan

Sub bab ini menampilkan grafik respon kecepatan dengan perbandingan antara ketiga metode.

Gambar 10.Perbandingan Respon Kecepatan

Hasil respon pada perbandingan kecepatan menunjukan bahwa untuk mencapai keadaan

steady statemetode SVPWM lebih cepat yaitu

membutuhkan waktu 0.628 detik. Metode HSVPWM lebih lamban dibandingkan metode SVPWM yaitu membutuhkan waktu sebesar 0.723 detik untuk mencapaisteady state. Nilai

konstanta waktu (τ) pada ketiga metode

perbedaanya tidak terlihat secara signifikan antara 0.33 detik. Karakteristik respon terlihat pada tabel 4.3 dimana delay time disekitar 0.227 detik, Settling time sekitar 0.6 detik kemudianrise timedisekitar 0.5 detik.

3.7 Perhitungan Efisiensi

Setelah mengetahui daya masuk yang berupa tegangan dan arus pada tiap metode dan kemudian diketahui juga daya keluaran yang berupa torsi dan kecepatan. Sub bab ini menghutung seberapa besar efisiensi motor induksi tiga fasa dengan menggunakan tiap metode.

Table 2.Perhitungan Efisiensi

Pout Pin Effisiensi (%) Hysteresis 10800 11960 90

SVPWM 10062 11040 91

HSVPWM 7414 7820 94

Tabel diatas merupakan perhitungan parameter untuk menghitung efisiensi motor. Metode

Hysteresis menghasilkan 90% efisiensi motor

(7)

460 Volt, arus 26 Ampere dan daya keluaran motor yaitu torsi sebesar 18 Nm dan kecepatan 600 rpm. Metode SVPWM menghasilkan 91% efisiensi motor dimana daya masuk dengan tegangan sebesar 460 Volt, arus 24 Ampere dan daya keluaran motor yaitu torsi sebesar 16.77 Nm dan kecepatan 600 rpm. Metode HSVPWM menghasilkan 94% efisiensi motor dimana daya masuk dengan tegangan sebesar 460 Volt, arus 17 Ampere dan daya keluaran motor yaitu torsi sebesar 12.36 Nm dan kecepatan 600 rpm. Pada data diatas menunjukan bahwa metode HSVPWM lebih effisien yaitu meningkat sebesar 3% dengan persentase sebesar 94%.

4. KESIMPULAN

Hasil menunjukan pengaturan Kecepatan

sukses dilakukan dengan menggunakan

metode indirect vector control. Ripple arus pada inverter dapat berkurang sebersar 65%, Perubahan kecepatan pada metode HSVPWM berhasil mencapai set point 600 rpm dengan rise time 0.5267 detik,steady state0.628 detik

dan mempunyai over shoot sebesar 0.8%.

Metode HSVPWM menghasilkan 94%

efisiensi motor dimana daya masuk dengan tegangan sebesar 460 Volt, arus 17 Ampere dan daya keluaran motor yaitu torsi sebesar 12.36 Nm dan kecepatan 600 rpm. Pada data diatas menunjukan bahwa metode HSVPWM lebih effisien yaitu meningkat sebesar 3% dengan persentase sebesar 94%.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih saya berikan kepada Program Studi Teknik Elektronika, Politeknik

Negeri Malang yang telah memberikan

dukungan, sehingga terselesainya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Parekh, R., 2003. AC Induction Motor

Fundamentals. Microchip

Technology Inc.

[2] Mohan, N., 2014. Advanced electric

drives: analysis, control, and

modeling using

MATLAB/Simulink. John

wiley & sons.

[3] Chengaiah, C. and Prasad, S., 2013.

Performance of Inductoin

Motor Drive by Indirect

vector controlled method

using PI and Duzzy

Controllers. International

Journal of Science,

Environment, 2(3), pp.475-469.

[4] Arulmozhiyal, R. and Baskaran, K.,

2009.

Space Vector Pulse Width

Modulation BasedSpeed

Control of Induction Motor using FuzzyPI Controller.

International Journal of

Computer and Electrical

Engineering, 1(1), p.98.

[5] Lakshmi, N.S., Adhavan, B.,

Jagannathan,

V. and Ravichandran, C.S., 2013, March. Reduction of transient and steady state speed pulsation in permanent magnet synchronous motor using Space Vector Pulse Width Modulation control.

In Circuits, Power and

Computing Technologies

(ICCPCT), 2013

International Conference on (pp. 252-257). IEEE.

[6] Yi, H., Zhuo, F., Zhang, Y., Li, Y., Zhan,

W., Chen, W. and Liu, J.,

(8)

source-current-detected shunt active power filter control scheme based on vector resonant controller.

IEEE Transactions on

Industry Applications, 50(3), pp.1953-1965.

[7] Arulmozhiyal, R., Baskaran, K. and

Manikandan, R., 2010,

December. An intelligent speed controller for indirect vector controlled induction

motor drive. In

Computational Intelligence and Computing Research

(ICCIC), 2010 IEEE

International Conference on (pp. 1-5). IEEE.

[8] Singh, M. and Hussain, M.S.S.,

Implementation of an

Intelligent Controller for

Three Phase Vector

Controlled Induction Motor Drive.

[9] Bimal, K., 2002. Bose. Modern power

electronics and AC drives. [10] Behera, P.K., Behera, M.K. and Sahoo,

A.K., 2014. Comparative Analysis of scalar & vector control of Induction motor

through Modeling &

Simulation. international

journal of innovative

research in electrical,

electronics, instrumentation

and control engineering,

2(4), pp.1340-1344. [11] Jung, J.W. and DStudent, P.H., 2005.

PROJECT# 2 Space vector PWM inverter. Mechatronic Systems Laboratory, Dept. of

Electrical and Computer

Engg., The Ohio State

University.

[12] Dos Santos, E. and da Silva, E.R., 2014. Advanced Power Electronics

Converters: PWM

Converters Processing AC

Voltages (Vol. 46). John Wiley & Sons.

[13] Arulmozhiyal, R., Baskaran, K. and

Manikandan, R., 2010,

December. An intelligent speed controller for indirect vector controlled induction

motor drive. In

Computational Intelligence and Computing Research

(ICCIC), 2010 IEEE

Gambar

Gambar 1. Rangkaian Ekuivalen Motor Induksi Tiga
Gambar 2. Prinsip Kontrol Vektor
Gambar 4. Dasar Pensaklaran Vektor dan Sektor
Gambar 8 menampilkan arus tiga fasa iabc
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu struktur kalimat dan tipe-tipe sentence fragments atau kalimat tidak lengkap yang ada di abstrak skipsi kualitatif yang dibuat

Namun karyawan yang memiliki kreativitas rendah kurang mampu memberikan ide yang beragam hanya menggunakan ide-ide yang sudah ada tetapi pun tidak dapat juga

Puji Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sripsi yang Berjudul “Faktor-Faktor

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot lengan merupakan kemampuan otot lengan untuk menampilkan kekuatan maksimum dan kecepatan

Grafik Pasang Surut Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek Berdasarkan hasil analisis pasang surut, maka didapatkan tipe pasang surut campuran cenderung tunggal, artinya dalam

permohonan Pemohon adalah sah dan legal. Pembuktian tentang terpenuhinya syarat-syarat kepailitan oleh pemohon pailit ini terlepas dari pembuktian akan adanya

Dalam penerapan sistem silvikultur TPTJ selanjutnya diharapkan dapat mengatur pemanfaatan kayu yang optimal pada hutan alam produksi, meningkatkan potensi hutan