• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KOMPETENSI GURU UKG DAN PENILAIAN KI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJI KOMPETENSI GURU UKG DAN PENILAIAN KI (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

UJI KOMPETENSI GURU (UKG) DAN

PENILAIAN KINERJA GURU (PKG)

Disusun oleh:

ZAENUDIN IDRIS

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang berkenan melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tugas “Uji Kompetensi Guru (UKG) dan Penilaian Kinerja Guru (PKG)” ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah “Manajemen Kurikulum dan Sistem Penilaian Pendidikan Dasar” yang dibimbing oleh Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd.

Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikann bantuan, dukungan dan doa sehingga terselesaikannya tulisan ini. Secara khusus, penulis haturkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd yang berkenan memberikan bimbingannya terhadap penulisan makalah ini, dan bimbingan lainnya, baik dalam kerangka akademis maupun non akademis.

Lebih khusus, penulis sampaikan terima kasih yang tulus kepada anggota kelompok yang sudah begitu kompak serta bersahabat dalam menyelesaikan tulisan ini.

Akhirnya, penulis sangat menyadari dan memohon maaf akan kekurangan dan keterbatasan tulisan ini, baik isi maupun metodologi dan penyajiannya. Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat berterima kasih atas sumbang saran yang membangun guna perbaikan tulisan ini di masa yang akan datang.

(3)

3

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 3

BAB II : UJI KOMPETENSI DAN PENILAIAN KINERJA GURU 4

A. Uji Kompetensi Guru (UKG) ... 5

1. Manfaat UKG ... 6

2. Makna dan Prinsip UKG ... 7

3. Kompetensi yang Diuji dalam UKG ... 8

B. Penilaian Kinerja Guru (PKG) ... 10

1. Tujuan PKG ... 10

2. Unsur Penilaian dalam PKG ... 12

3. Pelaksanaan PKG di Sekolah ... 12

4. Nilai hasil PKG ... 13

BAB III : PENUTUP ... 1

A. KESIMPULAN ... 14

B. REKOMENDASI ... 15

(4)

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru banyak membawa

konsekuensi bagi guru baik langsung maupun tidak langsung, baik

mengenai hak maupun kewajiban guru. Guru dituntut untuk menjadi guru

bermutu dan berkinerja tinggi. Guru harus memenuhi standar kompetensi

dan profesinalismenya.

Mengacu pada peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP), bahwa sistem penyelenggaraan

pendidikan harus memenuhi standar minimal tentang sistem pendidikan di

seluruh wilayah hukum Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang

mencakup standar isi, proses kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,

srana dan pasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

Oleh karena itu, guru yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran

dituntut memenuhi standar kompetensi dan profesionalismenya.

Berbagai cara ditempuh pemerintah guna memenuhi amanat

undang-undang tentang standar nasional pendidikan tersebut, terutama

peningkatan profesionalisme guru. Diantara upaya yang dilakukan

akhir-akhir ini antara lain adalah melalui Uji Kompetensi Guru (UKG), Penilaian

Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

Uji kompetensi guru yang dilaksanakan, diharapkan dapat dijadikan

sebagai sarana memetakan kompetensi guru yang hasilnya akan

ditindaklanjuti sebagai acuan dalam pembinaan guru sehingga guru

memiliki kompetensi dan profesionalisme yang diharapkan.

(5)

5

(Tribunnews.com: 2013), ternyata, hasil rata - rata Uji Kompetensi Guru (UKG) pada tahun 2013 di seluruh Indonesia hanya 4,25. Meskipun ada yang nilai 8 atau 9. Tapi rata - ratanya hanya 4,25. Hasil ini tentu sangat memprihatinkan sekaligus menjadi tanya tanya besar bagi pengambil kebijakan pendidikan di Indonesia.

Pemerintah mempunyai keyakinan, bahwa peningkatan kualitas guru bukan hanya ditindaklanjuti dari hasil hasil UKG saja, akan tetapi banyak faktor-faktor lain yang langsung atau tidak langsung mempengaruhi kompetensi guru harus terus diupayakan secara simultan. Reward and Punishment kepada guru juga harus dilaksanakan secara berkeadilan dan berkelanjutan. Diantara upaya yang dilakukan untuk meningkatan sekaligus mengevaluasi kualitas guru, diupayakan melalui Penilan Kinerja Guru (PKG) dan juga guru harus terus dimotivasi untuk meningkatkan kualitas dirinya sendiri melalui Pegembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

B. Pembatasan Masalah

Setelah mengetahui latar belakang masalah dalam persoalan

peningkatan kualitas guru yang begitu luas cakupan dan faktor-faktornya,

maka dalam tulisan ini hanya dibatasi tentang Uji Kompetensi Guru (UKG)

dan Penilaian Kinerja Guru (PKG) saja.

Uji kompetensi guru dalam tulisan ini adalah suatu kegiatan

pengujian atas kompetensi guru dalam profesinya sebagai pengajar dan

pendidik melalui serangkaian proses dan instrumen penilaian. UKG ini

dilaksanakan kepada seluruh guru, di setiap jenjang dan jenis pendidikan,

baik guru negeri maupun guru honor dan swasta.

Adapun yang dimaksud penilaian kinerja guru dalam tulisan ini

adalah suatu proses penilaian terhadap kinerja guru dengan berbagai

instrumen, guna mendapatkan fakta tentang kemampuan guru dalam

(6)

6

tuga serta tanggung jawabnya sebagai pendidik. Hasil PKG ini yang

kemudian bagi guru negeri dapat digunakan untuk menghitung angka

kredit bagi guru dalam kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.

C. Tujuan Penulisan

Melalui pembatasan masalah yang diungkap dalam tulisan ini,

penulis mempunyai harapan besar atas tulisan ini, yakni bertujuan:

1. Bagi Guru, diharapkan sebagai informasi untuk menjadi pemahaman

tentang UKG dan PKG. Lebih dari itu, akan menjadi acuan untuk

meningkatkan kualitas dan profesinalismenya sebagai guru.

2. Bagi penyelenggara pendidikan, seperti kepala sekolah atau yayasan

pendidikan, tulisan ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan acuan

untuk melakukan langkah praktis dan strategis dalam implementasi

UKG dan PKG.

3. Bagi Penentu kebijakan, diharapkan secara tepat, bijak dan simultan

dalam melakukan UKG dan PKG yang semestinya terus dievaluasi

secara rutin dan berkelanjutan.

4. Bagi peneliti, semoga menjadi informasi awal tentang UKG dan PKG

yang akan dikembangkan lebih mendalam pada penelitian-penelitian

(7)

7

BAB II

UJI KOMPETENSI DAN PENILAIAN KINERJA GURU

Tidak dapat dipungkiri, bahwa pendidikan merupakan inti dari

kemajuan suatu bangsa. Jika pendidikan suatu bangsa baik, maka hampir

dipastikan kualitas dan kemajuan bangsa pun menjadi baik, begitu sebaliknya,

kemerosotan kualitas bangsa dapat dilihat dari kemerosotannya dalam

pendidikan. Bahkan, bangsa-bangsa yang mengalami perubahan dan kemajuan

peradaban adalah disebabkan pendidikan.

Ujung tombak dalam proses pendidikan adalah guru. Semakin baik dan

berkualitas gurunya, maka dimungkinkan output dan outcome dari proses

pendidikan juga akan menjadi baik. Itulah mengapa, peningkatan kualitas

pendidikan, memang harus dimulai dari gurunya terlebih dahulu. Guru yang

bermutu dan profesional, akan dapat berperan sebagai fasilitator pendidikan

yang hebat dan handal.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, guru harus menyadari bahwa

dalam melaksanakan tugasnya selalu dituntut untuk bersungguh-sungguh

dalam meningkatkan kualitas dirinya, yakni meningkatkan kompetensi dan

profesionalismenya sebagai guru. Guru situntut untuk selalu meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan tugas

profesinya. Guru harus selalu meng-update dan meng-upgrade dirinya dengan

berbagai pengetahuan dan pemahaman agar dalam melaksanakan tugas

utamanya, melaksanakan proses pembelajaran, sesuai dengan perkembangan

masyarakat, karakteristik peserta didik dan sesuai pula dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan pesatnya.

Untuk kepentingan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru,

(8)

8

kesejahteraannya pun harus diperbaiki dan ditingkatkan. Jika pendidikan

nasional akan ditata dengan baik maka harus menggunakan filosofi yang tepat

dan jelas, manajemen paedagogiknya harus berbasis pendidikan yang didukung

oleh dana, sarana dan prasarana yang memadai. Dan, yang jauh lebih penting

adalah adanya komitmen semua pihak untuk mengentaskan masalah SDM

insan pendidikan.

Diantara upaya dalam rangka meningkatkan kompetensi guru,

memerlukan proses pengujian dan pengawasan yang jelas, sehingga treatment

yang dilakukan akan menjadi tepat guna dan tepat sasaran. Pengujian terhadap

kemampuan guru dilaksanakan pemerintah melalui kegiatan uji kompetensi

guru (UKG) dan proses pengawasan serta evaluasinya dimonitoring melalui

kegiatan penilaian kinerja guru (PKG).

Dari proses pengujian UKG yang dialksanakan didpatkan data hasil yang masih jauh dari yang diharapkan. DR Santi Ambarukmi, Kepala Bidang Profesi Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional dalam sebuah simposium yang diadakan KNPI Samarinda di Hotel Grand Sawit belum lama ini (Tribunnews.com: 2013). Ternyata, hasil rata - rata Uji Kompetensi Guru (UKG) 2013 di seluruh Indonesia hanya 4,25. Memang ada yang nilai 8 atau 9. Tapi nilai rata-ratanya hanya 4,25. Data ini menjadi bahan evaluasi dan masukan, bahwa UKG masih layak dan perlu dilaksanakan dan yang lebih penting adalah mekanisme peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru.

A. Uji Kompetensi Guru (UKG)

UKG merupakan tindak lanjut dari program sertifikasi guru, yang

pada mulanya sertifikasi guru menggunakan portofolio. UKG dilaksanakan

terutama untuk memantau jalannya fungsi profesi guru karena setiap

profesi menuntut kemampuan untuk membuat keputusan dan

(9)

9

yang dapat bekerja secara profesional berbasis kompetensi yang memadai

sesuai amanat undang-undang tentang sistem pendidikan nasional

(sisdiknas) dan standar nasional pendidikan (SNP).

Sebenarnya UKG dilaksanakan bukan sekadar menguji keterampilan

tertentu yang harus dimiliki guru, akan tetapi lebih dari itu, yakni untuk

dapat mengembangkan dan mendemonstrasikan kompetensi utuh dari

seorang guru. Kompetensi utuh yang mencakup penggabungan dan

penerapan suatu keterampilan, sikap dan pengetahuan yang saling

bertautan.

1. Manfaat UKG

Secara teoritis maupun praktis, pelaksanaan UKG memiliki

berbagai manfaat, diantaranya dapat dijadikan sebagai:

1) Sarana untuk memetakan kompetensi dan kinerja guru.

Data hasil UKG kemudian akan digunakan untuk mengelompokkan

guru dan akan dijadikan sebagai masukan untuk tindak lanjut

pembinaan dan pengembangan kompetensi guru;

2) Sarana untuk mengelompokkan guru;

Pengelompokkan guru akan dilkakukan sesuai dengan tingkat

pencapaian kompetensinya masing-masing;

3) Sarana pembinaan guru.

Pembinaan guru dimungkinkan lebih efektif karena didapat dari

data awal yang akurat;

4) Sarana pemberdayaan guru.

Seperti halnya pembinaan guru, pemberdayaan guru pun

dimungkinkan lebih efektif dari data yang akurat;

(10)

10

Pengembangan kurikulum akan lebih jelas dan terfokus karena

dilakukan berdasarkan data pencapaian;

6) Alat untuk mendorong kegiatan dan hasil belajar.

Fokus pembenahan kegiatan belajar mengajar oleh guru akan dapat

dilakukan berdasarkan data yang didapat;

7) Alat seleksi penerimaan guru baru.

Tidak hanya guru yang sudah lebih dahulu mengabdi, tetapi juga

calon guru atau guru baru harus memiliki standar yang sama.

2. Makna dan Prinsip UKG

Pengertian kompetensi yang dimaksud dalam hal ini,

diantaranya menurut Broke and Stone (2005), mendefinisikan

Kompetensi Guru sebagai “descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful”. Dengan demikian, kompetensi

dalam pengetiannya secara utuh, merupakan perpaduan dari

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak.

Dengan pengertian tersebut, maka konsep kompetensi

mengandung aspek atau ranah: (1) pengetahuan [knowledge], (2)

pemahaman [understanding], (3) kemampuan [skill], (4) nilai [value], (5)

sikap [attitude] dan (6) minat [interest].

Adapun prinsip-prinsip dalam pelaksanakan UKG (Kemdiknas,

2010) adalah:

1) Komprehensif;

2) Terbuka;

3) Kooperatif;

4) Bertahap;

(11)

11 3. Kompetensi yang Diuji dalam UKG

Seiring dengan penjabaran dari Asian Institute for Teacher Education

(2009:19), maka kompetensi yang diujikan pada UKG adalah:

a. Kompetensi pribadi.

Kompetensi ini meliputi: simpati, empati, wibawa, tanggung jawab,

terbuka dan dapat menilia diri sendiri.

Pemahaman guru dalam bertindak sesuai dengan norma agama,

hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia, menunjukkan pribadi

yang dewasa, bertanggung jawab, etos kerja yang tinggi dan dapat

dijadikan sebagai teladan;

b. Kompetensi profesional.

Kompetensi profesional diantaranya meliputi kemampuan

penguasaan landasan kependidikan, bahan ajar, pengelolaan

pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, pemahaman yang

baik terhadap peserta didik serta prinsip-prinsip layanan pendidikan

yang baik;

c. Kompetensi paedagogi.

Kompetensi Paedagogik atau kompetensi guru tentang ilmu

kependidikan. Diantara kompetensi yang diuji adalah tentang

kemampuan guru dalam mengenal karakteristik anak didik,

menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik, pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang

mendidik, memahami dan mengembangkan potensi Komunikasi

dengan peserta didik, Penilaian dan evaluasi.

d. Kompetensi sosisal

Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru dalam hal ini, secara

(12)

12

sosial atau interaksi dengan orang lain, baik dengan siswa, teman

sejawat, atasan, maupun masyarakat.

Termasuk dalam kompetensi sosial ini adalah status guru sebagai

pendidik di mata masyarakat dan tanggung jawab sosialnya di mata

masyarakat.

Materi yang diujikan pada uji kompetensi guru meliputi 30 persen

kompetensi pedagogik dan 70 persen kompetensi profesional. Kompetensi

pedagogik yang diujikan adalah integrasi konsep pedagogik ke dalam

proses pembelajaran bidang studi tersebut dalam kelas. Sedangkan aspek

profesional adalah kompetensi dasar bidang studi yang diujikan sesuai

dengan kualifikasi akademik guru dan kemampuan guru dalam

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.

Sebagai terobosan awal terhadap pentingnya pendayagunaan

internet dalam pendidikan, yang juga harus dikuasai oleh guru, tahun 2012

pemerintah menyelenggarakan UKG secara online. Program ini akan

menjadi program berkelanjutan, sehingga semua aspek manfaat bisa

didapatka, baik bagi guru, sekolah maupun kementrian pendidikan.

Bagi guru, tes UKG online, suka tidak suka ‘memaksa’ guru untuk

berusaha maksimal agar dapat memahami dan menggunakan piranti

komputer dan internet, disamping kemampuan menguasai bahan tes yang

diberikan. Bagi sekolah dengan adanya tes online tersebut menjadi alasan

mempersiapkan kelengkapan perangkat komputer dengan koneksi

internetnya, yang sebenarnya akan berdampak positif bagi kegiatan

pembelajaran di sekolah. Sedangkan bagi pemerintah, dalam hal ini

kementrian pendidikan, akan medapat data hasil nilai UKG yang cepat,

(13)

13 B. Penilaian Kinerja Guru (PKG)

Setelah dilakukan tes UKG untuk memastikan guru atau calon guru

terstandar kompetensinya, maka proses evaluasi dan pembinaan serta

reward menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam rangka meningkatkan

kompetensi guru untuk menjadi guru bermutu dan profesional, karena

guru ideal dengan karakteristik tersebut tidak dapat dihasilkan dalam satu

periode pembinaan saja, tetapi justru haruslah berkelanjutan (continuous

quality improvement).

Secara umum ukuran kinerja dapat dilihat dari lima hal, yaitu:

1) Quality of work - kualitas hasil kerja

2) Promptness - ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan

3) Initiative – prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan

4) Capability– kemampuan menyelesaikan pekerjaan

5) Communication– kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain (T.

R. Mitchell, 2008)

Upaya evaluasi, pembinaan dan apresiaisi atas kinerja guru ini

dilakukan pemerintah melalui penilaian kinerja guru atau PKG yang akan

dilanjutkan dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

1. Tujuan PKG

Pelaksanaan PKG dimaksudkan untuk mewujudkan guru yang

profesional, karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh

kualitas layanannya. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Mentri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan)

Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka

kreditnya, dikemukakan bahwa “penilaian kinerja gurumerupakan

penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka

(14)

14

Penilaian kinerja memberikan jaminan bahwa guru dapat bekerja

atau melaksanakan tugas pekerjaannya secara profesional dan mampu

memberikan layanan pendidikan berkualitas terhadap masyarakat,

khususnya peserta didik.

Pada pelaksanannya, ada beberapa perubahan mendasar dalam

penilaian kinerja guru yang dituangkan dalam Permenpan 16/2009,

yaitu:

 penilaian kinerja guru yang sebelumnya lebih bersifat administratif menjadi lebih berorientasi praktis, kuantitatif, dan kualitatif, sehingga

diharapkan para guru akan lebih bersemangat untuk meningkatkan

kinerja dan profesionalitasnya;

 Guru dinilai kinerjanya secara teratur (setiap tahun) melalui Penilaian Kinerja Guru (PKG);

 Guru wajib mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) setiap tahun;

 PKB harus dilaksanakan sejak kepangkatan golongan III/a dengan melakukan pengembangan diri, dan sejak golongan III/b guru wajib

melakukan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif;

 Untuk kenaikan pangkat dari IV/c ke IV/d guru wajib melakukan presentasi ilmiah;

 Perolehan angka kredit dari PKG dan PKB merupakan satu paketyang akan dikonversi menjadi angka kredit dan ditetapkan oleh tim penilai

setiap tahun;

 Penghargaan angka kredit dari PKG dan PKB adalah 125% (amat baik), 100% (baik), 75% (cukup), 50% (sedang), dan 25%(kurang).

Angka kredit tersebut diperoleh dari: unsur utama (Pendidikan, PKG,

(15)

15 2. Unsur Penilaian dalam PKG

Unsur yang dinilai dalam penilaian kinerja guru adalah:

 14 (empat belas) kompetensi untuk guru mata pelajaran/guru kelas. Penilaian ini meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran, menilai, menganalisis hasil penilaian dan melakukan

tindak lanjut

 17 (tujuh belas) untuk kompetensi guru BK/konselor. Kegiatan yang dinilai meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan

pembimbingan, mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan,

menganalisis hasil bimbingan, menganalisis hasil evaluasi

pembimbingan, memanfaatkan hasil evaluasi dan melaksanakan

tindak lanjut hasil pembimbingan.

 Pelaksanaan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, baik tugas tambahan yang dapat mengurangi jam

mengajar (seperti: menjadi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua

program keahlian, kepala perpustakaan atau kepala

laboratorium/bengkel) maupun yang tidak mengurangi jam mengajar

tatap muka.

3. Pelaksanaan PKG di Sekolah

Proses penilaian kinerja guru yang dilaksanakan di sekolah

mengikuti beberapa ketentuan, diantaranya:

 Penilaian dilakukan oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah atau guru senior yang kompeten, yang ditunjuk oleh kepala sekolah

(yang telah mengikuti pelatihan penilaian);

(16)

16

 Hasil penilaian formatif digunakan sebagai dasar penyusunan profil dan perencanaan program PKB/PKR tahunan bagi guru

 Hasil penilaian sumatif digunakan untuk memberikan nilai prestasi kerja guru (menghitung perolehan angka kredit guru pada tahun

tersebut)

4. Nilai Hasil PKG

Sesudah proses penilaian kinerja guru yang dilaksanakan di

sekolah, maka hasil akhirnya berupa nilai PKG. Nilai PKG berupa nilai

satuan 1 – 4, yang kemudian dikonversi kedalam bentuk persen.

Ketentuan umum hasil penilaian PKG yaitu:

 Hasil penilaian untuk setiap kompetensi dinyatakan dengan skala 1 sampai 4. Jumlah nilai minimum 14 dan nilai maksimum 56;

 Selanjutnya, nilai kinerja dikonversi ke skala penilaian (Permennegpan & RB No.16/2009, pasal 15);

 Konversi harus dilakukan secara hati-hati, karena skala nilai menggunakan spatial nilai yang tidak teratur (irregular spatial);

 Kemudian, nilai akhir yang diperoleh diubah ke dalam bentuk persen. Hasil persentase nilai inilah yang kemudian digunakan sesuai dengan

(17)

17

BAB III

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Uraian dan penjelasan tentang UKG dan PKG di bab sebelumnya,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Prosedur yang digunakan oleh pemerintah untuk memberikan jaminan tertulis bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompetensi guru

yang ditetapkan adalah dengan UKG.

 Indikator perangkat instrumen sertifikasi dan UKG dikembangkan berdasarkan keempat standar kompetensi guru (penguasaan isi,

pemahaman peserta didik, pembelajaran yang mendidik, dan

kepribadian)

 Melalui UKG diharapkan diperoleh gambaran dan pemetaan terhadap kompetensi dan kinerja guru sebagai dasar untuk melakukan pembinaan

agar guru dan ketenagaan pendidikan lainnya dapat memenuhi standar

pelayanan minimal (SPM).

 Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesional

pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) menjadi salah satu alternatif untuk menyiapkan guru-guru profesional yang dilakukan bagi

guru-guru yang sudah menempuh dan lulus UKG.

(18)

18

 PKG terkait langsung dengan kompetensi guru seperti tercantum dalam Permendiknas No 16/2007 tentang Pembelajaran, dan Permendiknas No

27/2008 tentang Bimbingan dan Konseling.

 PKG menjamin bahwa guru melaksanakan pekerjaannya secara professional dan memberikan layanan pendidikan yang berkualitas.  PKG juga merupakan bahan evaluasi diri bagi guru untuk

mengembangkan potensi dan karirnya.

 Bagi sekolah dan atasan guru, PKG dijadikan sebagai acuan bagi sekolah untuk merencanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

dan dasar untuk memberikan nilai prestasi kerja guru dalam rangka

pengembangan karir guru sesuai Permennegpan & RB No. 16/2009.

B. Rekomendasi

Berdasarkan uraian penjelasan dan kesimpulan di atas, penulis

merekeomendasikan beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan:

1. Kepada guru, diharapkan sebagai memahami benar tentang UKG dan

PKG dan segala hal yang berkaitan dengannya, terutama tentang sistem

penilaiannya. Sehingga akan menjadi acuan untuk meningkatkan

kualitas dan profesinalismenya sebagai guru, sert amendapatkan

hak-hak apresiasi oleh pihak-hak sekolah dan pemerintah.

2. Kepada penyelenggara pendidikan, seperti kepala sekolah atau yayasan

pendidikan, memahami acuan proses pelaksanaan dan penilaian UKG

dan PKG , sehingga dapat dengan benar dan tepat dalam melakukan

langkah praktis dan strategis untuk implementasinya.

3. Kepada penentu kebijakan, dapat dengan tepat, bijak dan simultan

dalam melaksanakan UKG dan PKG serta melakukan evaluasi secara

(19)

19

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim. (2012). UKG Uji Kompetensi Guru Online 2015. Diambil dari

http://www.katailmu.com/2012/07/ukg-uji-kompetensi-guru-online.html, pada 20 Desember 2014.

Anonim. (2013). Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) Hanya 4,25. Diambil dari

http://www.tribunnews.com/regional/2013/06/04/hasil-uji-kompetensi-guru-ukg-hanya-425, pada 20 Desember 2014.

Mulyasa, E. (2013.a). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

---. (2013.b). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

---. (2013.c), Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

---. (2013.d). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

---. (2014.a). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

---. (2014.b). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, pembelajaran melalui bermain dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kecerdasan jamak anak di TK "Kids 19" Jakarta.. Kata-kata kunci:

Studi analisis kelayakan dilakukan untuk mengetahui apakah implementasi pada biogas berbahan baku limbah mendong ini layak untuk dijalankan jika dilihat dari aspek pasar, aspek

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterampilan menulis puisi siswa sebelum diterapkannya teknik akrostik, proses penerapan teknik akrostik pada setiap siklus,

Ayo Membaca Bacalah percakapan di bawah ini dengan nyaring! Udin : Do, ayo kita bermain kelereng di lapangan. Edo : Ayo, Din. Kita ajak teman yang

Setelah bermain badan menjadi kotor, kita harus .... Menggosok gigi

Dari keterangan tersebut di atas, dapat dilihat manfaat dari shampo cairan batang pisang yang dapat dimaanfaatkan oleh masyarakat.. untuk menyuburkan rambut, shampo cairan

Penelitian yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar menyimak mahasiswa bahasa Jerman juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, namun salah satu

didik memang merupakan masalah serius yang dihadapi oleh dunia pendidikan. Dengan tiadanya sikap disiplin dan tanggung jawab tentu saja proses pendidikan tidak.. akan