• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERAKSI SIMBOLIK DAN PERTUKARAN SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTERAKSI SIMBOLIK DAN PERTUKARAN SOSIAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bismillahirrahmanirrahim

Allahu a shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad

INTERAKSI SIMBOLIK DAN PERTUKARAN SOSIAL1

by Ahmad Sahidin2

Cukup sulit untuk memahami teori ilmu-ilmu sosial. Bukan sekadar memahami, bahkan dimungkinkan untuk diterapkan dalam upaya menjelaskan konteks sosial kemasyarakatan. Untuk ini memerlukan pengetahuan mendalam sehingga mengetahui: di mana dan pada konteks apa ilmu-ilmu sosial diterapkan. Karena itu, teori sosial penting dipelajari. Nah, sebagai upaya mengenal teori ilmu sosial, yang barangkali nanti bermanfaat, maka saya akan mencoba menyampaikan teori interaksi simbolik dan pertukaran sosial.

Interaksi Simbolik

Teori interaksi simbolik berasal dari pengembangan teori behaviorisme sosial yang dimunculkan George Herbert Mead.3 Interaksi simbolik berkembang di Amerika4 di bawah pengaruh filsafat pragmatis karena bercirikan pada sikap dan arti (attitude and meaning). Karena itu, teori interaksi simbolik berorientasi pada diri atau pribadi (personality).5 Tokoh yang memiliki pengaruh dalam munculnya teori interaksi simbolik adalah William James, Charles Horton Cooley, William I. Thomas, George Herbert Mead, Herbert Blumer, dan Ernst Cassirer .6 Namun, yang memberi banyak penjelasan tentang interaksi simbolik adalah Mead dan Blumer.

Mead (1863-1932) pernah belajar di Harvard dan Jerman. Dari Jerman pindah untuk mengajar di Chicago. Karya terpenting dari Mead adalah Mind, Self, and Society. Buku ini beredar setelah

penulisnya meninggal dunia, yang terbit pada 1934.

Mead menyatakan bahwa keteraturan (tertib) masyarakat didasarkan atas komunikasi dan terjadi dengan menggunakan simbol. Jika hewan dengan sesamanya bisa terjadi interaksi karena rangsangan gerak yang diikuti reaksi (conversationof gestures) maka manusia interaksi dengan manusia karena menginterpretasikan kata-kata dan gerakan-gerakan dari sesama manusia yang memiliki kesesuaian makna.7 Karena itu, orang bertindak atas dasar interpretasi atas simbol-simbol berupa kata dan gerakan dari manusia lain. Dengan demikian, antara rangsangan (stimulus) dan respons terjadi pada saat interpretasi.8

Memang peluang salah interpretasi akan ada, apalagi bila interaksinya dengan yang berasal dari luar, yang tak sepaham, atau yang tak sama identitasnya. Dalam masyarakat terdapat simbol yang disepakati sehingga saling mengerti dan berhubungan. Contohnya, seseorang berkata kemudian dijawab orang lain. Ada stimulus (orang yang berkata) dan respons (orang yang menjawab); anggukan kepala dimaknai sebagai ya; sedangkan geleng-geleng berarti tidak. Karena itu, hubungan sosial terjadi karena ada pemaknaan yang sama atas simbol-simbol.

1 Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori-teori Sosial Humaniora. 2 Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 3 Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik: Dari Comte hingga Parsons (Bandung: Rosda, 2010), 171.

4 Tidak heran jika interaksi simbolik di sebut Chicago School. Tentang ini silakan baca buku karya L. Laeyendecker, Tata,

Perubahan, dan Ketimpangan: Suatu Pengantar Sejarah Sosiologi (Jakarta: Gramedia, 1983), 350-364.

5 Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik: Dari Comte hingga Parson, 239. 6 Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik: Dari Comte hingga Parsons, 239-253.

(2)

Mead menjelaskan bahwa manusia dalam mengartikan dunia (kehidupan) dihubungkan dengan diri sendiri yang terhubung pula dengan masyarakat (sehingga tidak bisa berdiri sendiri). Hubungan dengan sesama manusia membuat seseorang mengenal dunia dan dirinya sendiri.9 Interaksi yang terjadi antarmanusia didasarkan pada mind, pikiran. Dari mind lahir simbol-simbol interaksi berupa kata-kata dan gerakan/tindakan yang dalam masyarakat menjadi kesepakatan umum.

Dengan kata lain, Mead ingin menegaskan mind dan self berasal dari society; atau proses-proses interaksi yang berlaku. Interpretasi atas simbol-simbol tersampaikan melalui proses-proses sosial dengan melihat kelakuan orang lain atau penafsiran dari setiap yang dilihatnya; penyesuaian dengan harapan orang lain maka terjadilah interaksi yang bersifat tidak langsung.10

Untuk memperjelas teori interaksi simbolik, pada 1937 muncul Blumer yang merupakan murid Mead. Blumer menerangkan bahwa interaksi simbolik bertumpu pada tiga premis: pertama, manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan pada makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka;

kedua,makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain; dan ketiga, makna tersebut disempurnakan saat proses interaksi sosial berlangsung.11 Singkatnya, dalam interaksi simbolik ada pemaknaan (meaning), bahasa (language), dan pikiran (thought).

Teori interaksi simbolik menggambarkan proses berpikir yang bersifat reflektif yang berkaitan dengan bahasa. Interaksi simbolik melihat bahasa sebagai seperangkat ide yang dipertukarkan kepada pihak lain secara simbolik. Perbedaan penggunaan bahasa akan menentukan perbedaan cara berpikir setiap manusia.12

Setiap manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya sebenarnya sedang menafsirkan simbol dari orang lain. Seseorang tidak semata-mata bereaksi terhadap tindakan yang lain, tetapi dia

menafsirkan dan mendefinisikan setiap tindakan orang lain. Respons seseorang, baik secara langsung maupun tidak, selalu didasarkan atas penilaian makna. Karena itu, interaksi manusia dijembatani oleh penggunaan simbol-simbol penafsiran atau dengan menemukan makna atas tindakan orang lain.13

Pokok-pokok pikiran teori interaksi simbolik yang dikembangkan oleh Blumer adalah:

…. asyarakat terdiri dari i dividu-individu yang memiliki kedirian mereka sendiri (yakni membuat indikasi untuk diri mereka sendiri), tindakan individu itu merupakan suatu konstruksi dan bukan sesuatu yang lepas begitu saja, yakni keberadaannya dibangun oleh individu melalui catatan dan penafsiran situasi dimana dia bertindak, sehingga kelompok atau tindakan kolektif itu terdiri dari beberapa susunan tindakan individu yang disebabkan oleh penafsiran individu/ pertimbangan individu terhadap setiap ti daka ya g lai ya. 14

Teori interaksi simbolik dari Blumer bisa diringkas bahwa masyarakat terdiri dari manusia yang saling berinteraksi. Tindakan tersebut saling berkesesuaian melalui tindakan bersama yang membentuk struktur sosial atau organisasi. Dalam interaksi ada simbol-simbol yang dipahami satu sama lain; yang bisa pula disebut objek. Objek itulah yang dimengerti sehingga terjadi interaksi sosial dan tindakan manusia bisa disebut tindakan interpretasi yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Tindakan tersebut saling dikaitkan dan disesuaikan oleh anggota kelompok dalam masyarakat. Inilah yang disebut

9 Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik: Dari Comte hingga Parsons, 247. 10 Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik: Dari Comte hingga Parsons, 268. 11 Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik: Dari Comte hingga Parsons, 249.

12 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori

Sosial Posmodern (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009), 392.

13 Irving M. Zeitlin, Memahami Kembali Sosiologi: Kritik Terhadap Teori Sosiologi Kontemporer (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1998), 331-332.

(3)

tindakan bersama yang juga bentuk perilaku tindakan-tindakan berbagai manusia atau organisasi sosial.15

Teori Pertukaran Sosial

Tokoh yang terkenal dengan teori pertukaran sosial adalah Homans dan Blau. Meski memiliki bidang kajian yang sama, tetapi keduanya memiliki perbedaan sehingga mempunyai kekhasan masing-masing.

George Caspar Homans lahir 11 Agustus 1910 di Boston, Massachussets, USA. Homans lulusan St. Paulus di Concord, New Hampshire. Pernah belajar sastra Amerika dan Inggris serta meraih gelar doktor sosiologi di Harvard pada 1939. Di Universitas Harvard pula Homans mendapat gelar professor untuk bidang sosiologi dan sejarah.

Dikarenakan penyakit hati yang diderita, Homans meninggal dunia pada 29 Mei 1989 di Cambridge Hospital. Karya Homans yang terkenal adalah Villagers of Thirteenth Century (1941), Human Group

(1950), dan Social Behaviours: its Elementary From (1974). Buku yang disebutkan ini menjelaskan perilaku sosial kelompok kecil sebagai sistem imbalan, ganjaran, atau hadiah. Kecenderungannya dalam mengkaji perilaku kelompok dan individu kecil membuat Homans memiliki keahlian dalam sosiologi mikro dan analisa psikologi.16

Teori pertukaran sosial yang dikembangkan Homans sama dengan prinsip ekonomi, yaitu untung dan rugi.17 Homans melihat akar dari teori pertukaran sosial adalah dari perilaku manusia individu dan kelompok sosial sehingga membagi teorinya dalam proporsisi-proporsisi psikologis18berkenaan dengan perilaku manusia. Meski bersifat individu, penjelasan satu individu bisa mewakili penjelasan seluruh kelompok manusia.

Menurut Homans, perilaku sosial adalah pertukaran aktivitas nyata maupun tidak,

reward atau costly, antara dua orang atau lebih. Penjelasan Homans ini didasarkan pengamatannya pada revolusi industri di Inggris bahwa ketika perusahaan membutuhkan produksi yang banyak maka perusahaan meningkatkan hadiah (reward) kepada para pekerja agar melakukan pekerjaannya dengan lebih cepat dan baik.19

Proporsisi perilaku manusia menurut Homans dibagi dalam lima.20Pertama adalah proporsisi sukses (the success proporsition) yang menjelaskan bahwa bila setiap perilaku manusia mendapatkan imbalan maka ia akan mengulangi kembali perilakunya tersebut. Dapat dipahami bahwa tindakan yang

dilakuka seseora g aka berhasil jika diberi duku ga dala be tuk hadiah.

Semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah maka besar kemungkinan orang yang melakukan tindakan itu berhasil. Semakin sering sebuah tindakan memperoleh reward maka tindakan tersebut akan semakin sering dilakukan. Ketika seorang pencuri itu mencuri dan ia melakukannya dengan sukses (reward) maka ia cenderung akan mengulangi perbuatannya. Namun dalam proporsisi ini ada batasnya, yaitu aspek jenuh. Semakin sering hadiah diterimanya maka perilaku itu pun akan

15 Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik: Dari Comte hingga Parsons, 249-250.

16 Biografi Homan secara lengkap bisa dibaca pada situs http://noor-irsyad.blogspot.com/2012/05/george-c-homans.html,

http://www.answers.com/topic/george-caspar-homans, dan http://biography.yourdictionary.com/george-caspar-homans.

17 Homans dianggap dipengaruhi Talcot Parsons dengan teori fungsionalisme structural sehingga dalam penjelasan teori

pertukaran sosial terdapat sisi untung rugi.

18 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori

Sosial Posmodern, 358.

19 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori

Sosial Posmodern, 358.

20 Berkaitan dengan proporsisi Homans dapat dibaca pada situs

(4)

semakin membosankan. Namun, ketika reward yang diterimanya tidak teratur maka ia cenderung akan mengulanginya lagi. Contohnya: judi. Kalau seseorang judi dan menang, ia akan melakukannya lagi. Kemudian jika kalah, ia akan mencoba lagi.21

Kedua, proporsisi pendorong (the stimulus proporsition) bahwa setiap perilaku yang mendapatkan

imbalan maka individu akan melakukan perilaku lain yang serupa dengan perilaku yang mendapatkan imbalan. Jika ada tindakan seseorang atau kelompok yang atas tindakannya mendapatkan reward, besar kemungkinan orang akan melakukan tindakan serupa. Ketika ada seorang yang berhasil dalam satu bidang, ada kecenderungan diikuti yang lain karena faktor reward yang dilihatnya.

Ketiga, proporsisi nilai (the value proporsition) menjelaskan bahwa semakin bernilai imbalan yang

diberikan pada manusia tertentu maka semakin sering ia melakukan perbuatan tersebut. Proporsisi ini didasarkan pada nilai hasil tindakan seseorang. Semakin besar kemungkinan akan mendapatkan

reward, ia melakukan tindakan yang menuju padanya. Ketika seorang pria menginginkan seorang wanita untuk dijadikan pasangannya dan menganggapnya berharga maka akan ia melakukan perilaku yang bisa mendapatkan wanita itu.

Keempat, proporsisi deprivasi kejemuan (the deprivation satiation proporsition) menjelaskan

bahwa semakin sering imbalan yang diberikan pada perilaku tertentu maka akan semakin berkurang pula nilai dari imbalan tersebut untuk individu tertentu. Proporsisi ini berkaitan dengan kejemuan seseorang. Semakin sering seseorang menerima hadiah pada masa lalu dan kemudian dapat hadiah saat sekarang. Jika terjadi terus menerus maka akan kurang bernilai baginya setiap hadiah berikutnya yang didapatkan. Contohnya22jika seorang kekasih memberikan hadiah kepada pasangannya beberapa minggu yang lalu. Kemudian ia memberikan hadiah lagi sekarang dan minggu-minggu selanjutnya (apalagi yang sama hadiahnya) maka nilai atas pemberian atau perasaan sang penerimanya akan berkurang (tidak sama dengan penghargaan saat pemberian yang pertama).

Kelima, proporsisi persetujuan agresi (the aggression-approval proporsition). Proporsisi ini terbagi

dalam dua bagian. Pertama, bila satu individu tidak menerima imbalan yang diharapkan atau

menerima hukuman yang tidak diinginkan, maka individu tersebut akan marah dan memperlihatkan perilaku agresif. Kedua, bila individu menerima imbalan lebih besar dari yang diharapkan atau tidak mendapatkan hukuman yang diperkirakannya, maka individu tersebut akan merasa senang, dan akan berusaha untuk melakukan perilaku tertentu dengan lebih baik lagi dan hasilnya akan lebih berharga baginya.

Contohnya seorang gadis bernama A curhat kepada temannya bernama B. Kemudian B memberi nasihat kepada A. Namun nasihat B tidak sesuai dengan yang A harapkan. B melihat A tidak menyukai atau menghargai nasihatnya itu, maka keduanya akan marah karena ada kekecewaan. Namun, jika kedua gadis yang curhat dan penasehat itu mendapatkan apa yang mereka harapkan maka keduanya akan puas dan tidak terjadi marah. Bahkan, nasehat dan pujian akan semakin bernilai.23

Selain proporsisi di atas, ada juga proporsisi rasionalitas (the rationality proporsition). Ini berkaitan dengan memilih alternatif tindakan. Seseorang dalam memilih tindakan akan cenderung memilih yang bernilai atau yang memiliki kemungkinan memperoleh hasil yang besar atau menguntungkan.24

Selain Homans, ada Peter M. Blau yang mengembangkan teori pertukaran sosial. Blau lahir di Wina, Austria, 7 Februari 1918. Blau pindah ke Amerika Serikat pada 1939 dan diakui menjadi warga

21 Lihat http://indraachmadi.blogspot.com/2013/04/teori-pertukaran-george-caspar-homans.html 22 Lihat http://indraachmadi.blogspot.com/2013/04/teori-pertukaran-george-caspar-homans.html 23 Lihat http://indraachmadi.blogspot.com/2013/04/teori-pertukaran-george-caspar-homans.html 24 Proporsisi rasional ini dianggap yang terakhir dari pendapat Homans. Bisa dikaji kembali pada situs:

(5)

Amerika Serikat pada 1943. Tahun 1942 ia menerima gelar BA dari Elmhrst College di Elmhurst,Illionis. Pendidikannya terganggu karena perang dunia ke II dan ia bergabung dengan AD dan menerima penghargaan the Browzer Star.

Setelah perang ia kembali ke sekolah dan menyelesaikan pendidikannya, menerima Ph.D. dari Universitas Columbia pada 1952. Blau mendapatkan penghargaan luas pertama dalam sosiologi karena sumbangannya dalam studi tentang organisasi formal. Blau menulis bersama Otis Dudley Ducan, The American Occupational Structure. Buku ini memenangkan hadiah bergengsi Sorokin Award dari The American Sociological Assosiations pada 1968.

Bukunya yang menarik adalah Exchange and Power Inisicial Live (1964) merupakan komponen utama teori pertukaran masa kini. Banyak karya tulis yang dihasilkannya. Blau tidak berumur lama, meninggal 12 Maret 2002.

Pemikiran Blau tentang pertukaran sosial mendapatkan respon positif dari para ilmuwan karena berhasil memberikan kritik kepada Homans tentang pertukaran sosial yang menitik beratkan pada perilaku individu. Blau menganggap hal utama untuk memahami fakta sosial adalah memahami struktur sosial. Blau sendiri mengakui kajian perilaku individu merupakan hal penting untuk menuju pemahaman yang lebih kompleks tentang struktur sosial.

Gagasaan utama Blau tentang pertukaran sosial ada tiga. Pertama, membedakan kelompok besar (organisasi) dengan kelompok kecil (individu yang merupakan bagian dari organisasi). Kedua,

pertukaran sosial berlangsung antarindividu dengan kelompok. Ketiga, nilai norma sebagai perantara dalam aktivitas individu dan kelompok.25 Teori pertukaran sosial Blau ini dibangun untuk memahami struktur sosial berdasarkan analisis proses-proses sosial yang mengatur hubungan antar individu dengan kelompok. 26

Karena itu, analisis Blau berbeda dengan teori pertukaran sosial versi Homans. Jika individu dan perilakunya merupakan dua hal terpenting dalam pandangan Homans, berbeda dengan Blau yang menyebutkan posisi individu merupakan fakta sosial seperti kelompok, organisasi, kolektivitas, masyarakat, norma, dan lainnya.

Menurut Blau, pertukaran sosial terjadi saat adanya tarik-menarik secara mendasar di antara orang dengan orang. Dari hubungan tarik menarik yang didasarkan atas ragam kepentingan orang dengan orang akan terjadi pertukaran sosial. Blau melihat dari teori pertukaran Homans memiliki persoalan ketimpangan kekuasaan antara orang dengan orang.27Misalnya, A membutuhkan

pertolongan B. Kemudian A dibantu oleh B. Dengan teori Homans bahwa si A memiliki kewajiban untuk membalasnya sehingga akan terjadi kepuasan bersama; yang disebut Homans sebagai pertukaran sosial.

Bagi Blau, tindakan timbal balik atau balas kepuasan tidak mesti dilakukan A terhadap B karena kalau pun tak diberi bantuan maka A akan mempunyai tiga alternatif pilihan: (1) A akan menekan pihak B untuk memberikan bantuannya; (2) A akan mendapatkan bantuan dari sumber lain; dan (3) A

mungkin akan berusaha dengan ragam cara untuk menyelesaikan persoalan tanpa minta bantuan.28 Jika yang diambil yang pertama maka seseorang berada dalam kekuasaan orang lain dan akan terlihat posisi struktur sosial seseorang. Hubungan ini bukan lagi pertukaran sosial, tetapi hubungan

25 Dikutip dari George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan

Mutakhir Teori Sosial Posmodern (Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana, 2009).

26 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori

Sosial Posmodern (Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana, 2009), 458.

(6)

yang memunculkan perasaan dieksploitasi dan berbagai tuntutan lainnya.29 Jika demikian maka akan terdapat bentuk paksaan kepada yang lain untuk lebih terikat pada hubungan dominasi. Tentu ini bukan lagi pertukaran sosial, tetapi hubungan yang memiliki kuasa dengan yang dikuasai. Karena itu, Blau mengatakan bahwa analisa hubungan sosial yang memadai harus memberikan perhatian terhadap pola-pola kekuasaan, pelapisan, pola-pola yang dipengaruhi mobilitas dan oposisi.30

Tidak salah jika Blau melihat ada perbedaan mendasar di masyarakat antara struktur makro dengan struktur mikro. Struktur mikro berkembang melalui interaksi antarpribadi secara langsung dalam masyarakat. Kemudian individu sebagai anggota masyarakat akan membentuk komponen elemen struktur mikro. Sedangkan struktur makro, bukan yang bersifat individual tetapi keseluruhan struktur sosial. Jika setiap individu tidak bisa berinteraksi secara langsung di masyarakat maka membutuhkan mekanisme yang menjembatani struktur hubungan sosial antarindividu, berupa nilai konsensus.31

Demikian sedikit ulasan teori interaksi simbolik dan pertukaran sosial. Saya menyadari sajian ini jauh dari kedalaman ilmu sehingga memerlukan informasi tambahan agar tercerahkan. Semoga ada yang berkenan memberikan pencerahan yang mudah dicerna. Maklum saya masih belajar untuk memahaminya.

Bandung, 27-9-2014

Referensi

Dokumen terkait

 Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus diberikan atau disediakan oleh pemerintah daerah

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan tingkat dukungan social ekonomi untuk rehabilitasi lahan dan konservasi tanah sekitar hulu DAS

dan Sumatera Barat) yang berperan penting dalam meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia. Hasil dari wawancara kami menunjukkan bahwa hanya

Dimana pencairan kearah bawah lebih cepat oleh produksi tofografi daerah rendah “diamict” supraglacial pada prosese sedimentasi ulang secara umum diakibatkan oleh aliran

Termasuk yang juga bisa menolong untuk khusyu’ dalam shalat, yaitu tidak mengganggu orang lain dengan bacaan al Qur`an, tidak shalat dengan pakaian atau baju yang ada

Corrosion surveillance is done by creating a corrosion coupons made of carbon steel of RSG GAS secondary cooling pipe in the shape of disc and assembled in a

Pembuatan daftar isi dalam \LaTeX\ ternyata lebih mudah dibandingkan pembuatan dalam Microsoft Word karena daftar isi dalam \LaTeX\ akan tercetak secara otomatis dengan

Menjelaskan konsep strategi pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter pada pendidikan anak usia dini yang dikembangkan secara terinci dan