• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korporasi Media Massa dalam (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Korporasi Media Massa dalam (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Korporasi Media Massa dan Media dalam Pendekatan Pasar dan

Publik

Dosen : Pupung Arifin., M.Si.

Mata kuliah: Komunikasi Massa

Kelas : F

Kelompok ( 9 )

Raka Siwi (130905107)

Claudius Renaldi (130905135)

(2)

Korporasi Media Massa

Perkembangan media massa di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir bisa dibilang cukup pesat. Ini dapat dilihat dengan banyaknya media baru yang tumbuh dan berusaha untuk menunjukkan eksistensinya di dunia komunikasi massa Indonesia. Namun, perkembangan yang pesat di media massa Indonesia juga menimbulkan sebuah fenomena baru, yaitu adanya kecenderungan kepemilikian media massa lebih banyak dimiliki oleh orang-orang yang berorientasi pada kepentingan bisnis dan politik semata. Karena ada kepentingan-kepentingan tertentu dari pemilik sebuah institusi media, media melupakan fungsi utamanya untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi dan edukasi bagi masyarakat. Dikarenakan kepentingan tersebut, sering kita temui banyaknya konten yang dipublikasikan dan menjadi konsumsi masyarakat umum terkesan dipaksakan dan dibuat-buat demi kepentingan pemilik institusi media bersangkutan

Fenomena yang terjadi inilah yang dinamakan korporasi media. Fenomena ini terjadi karena penggunaan institusi media atau pers oleh jaringan kapitalis, dengan menguasai institusi media sebanyak-banyaknya, baik itu media cetak maupun elektronik. Konten yang terkandung dalam media massa yang sudah dipengaruhi dan dikendarai oleh kepentingan pemilik media cenderung berpotensi merugikan publik karena lama-kelamaan masyarakat akan menjadi jenuh, antipati dan tidak peduli. Konten yang terdapat dalam media dapat memberikan pengaruh baik kecil maupun besar terhadap masyarakat. Lebih dari itu, media dapat mempengaruhi masyarakat dalam cara berpikir, bertindak maupun budaya suatu masyarakat sesuai dengan kepentingan dan keinginan penguasa atau pemilik korporasi. Jika hal ini terjadi berlarut-larut, maka fungsi media sebagai jembatan informasi dan edukasi untuk masyarakat tidak akan terwujud. Bahkan, korporasi media yang cenderung memiliki kepentingan di bidang politik, akan mengaburkan fungsi media sebagai pengontrol dan pengkritisi jalannya pemerintahan yang dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan demokratis di masyarakat dan menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Monopoli Kepemilikan dan Literasi Media

Menurut Ade Armando, anggota Dewan Pakar Panitia Kerja RUU, mengungkapkan bahwa dunia penyiaran Indonesia hanya dikuasai oleh grup besar, disamping itu banyak radio komunitas yang mati dan kebanyakan beroperasi dalam ketidakpastian hukum, dan benar hal tersebut telah berlarut-larut dibiarkan sehingga menjadi sesuatu yang lumrah (dalam wibowo, 2013, hal 12).

(3)

Korporasi Media Massa di Indonesia 1. MNC Group milik Harry Tanoesodibjo

RCTI, MNC TV, MNC Shop, MNC Music, MNC Food & Travel, MNC News, MNC Lifestyle, MNC Entertainment, MNC Sport, Global TV, Majalah High End, Tabloid Genie, Tabloid Mom & Kiddie, Majalah High End Teen, Global Radio, Radio Dangdut Indonesia, V Radio, Koran Sindo

2. Mahaka Group milik Erick Tohir

Majalah Golf Digest Indonesia, Majalah Parents Indonesia, Harian Republika, Harian Indonesia, Jak FM, Delta FM, Gen FM, FeMale Radio, Prambors FM, Jak TV, Alif TV

3. Kompas Gramedia milik Jakob Oetama (Pendiri), Agung Adiprasetyo

Kompas, Bangka Pos, Warta Jateng, Warta Kota, Kontan, Tribun Timur, Tribun Jogja, Tribun Pontianak, Tribun Pekanbaru, Tribun Manado, Tribun Kaltim, Tribun Jabar, Tribun Batam, Surya, Tabloid Bola, Kontan, Nakita, Nova, Otomotif, OTOplus, Pcplus, Rumah, Saji, Sinyal, Soccer, Motor Plus, Majalah Intisari, Hai, XYKids, Bobo, Bobo Junior, Sedap, Chip, Info Komputer, Kawanku, Ide bisnis, Hot Game, Donald Bebek, Bola Vaganza, Angkasa, National Geographic, Auto Bild

Kompas.com, KompasGramedia TV, Radio Sonora, Eltira FM 4. Jawa Pos Group milik Dahlan Iskan

Koran Radar, Koran Indopos, Tabloid Komputek, Nyata, Posmo, Cantiq, Bunda, Koki, Tunas, Modis, Hikmah, Ototrend, Nurani, Suksesi, Majalah Mentari, Majalah Liberty

5. Bakrie & Brothers milik Aburizal Bakrie Tv One, ANTV

6. Trans Corporation milik Chairul Tanjung Trans TV, Trans 7

7. Media Group milik Surya Paloh

Media Indonesia, Lampung Post, Borneo news, Tabloid Prioritas, Metro TV 8. Media Bali Post Group milik Satria Naradha

Bali post, Bisnis Bali, Denpasar Post, Suara NTB, Bali radio, Suara Denpasar, Bali TV

9. Elang Mahkota Teknologi milik Eddy Kusnadi SCTV, Indosiar, Liputan6.com

Kasus yang Terjadi

Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia akan melakukan pemilihan umum untuk Presiden pada tanggal 9 Juli 2014. Momen ini dimanfaatkan banyak pihak terutama politisi untuk menyedot animo masyarakat dan menarik perhatian publik. Berkaitan dengan agenda untuk menarik perhatian publik dan animo masyarakat, banyak politisi menggunakan media sebagai alat untuk menyuarakan aspirasinya. Namun yang terjadi adalah, momen ini dimanfaatkan para pemimpin korporasi untuk menggunakan media massa yang mereka miliki untuk mengutamakan dan menyuarakan kepentingannya.

(4)

untuk menggunakan media yang mereka miliki untuk kampanye. Dari MNC Group, Harry Tanoesoedibjo menjadi Calon Wakil Presiden dari Wiranto, Calon Presiden Partai Hanura. Surya Paloh, pemilik Media Group, menjadi Calon Presiden dari Partai Nasdem. Aburizal Bakrie pemilik korporasi Bakrie and Brothers menjadi Calon Presiden dari Partai Golkar. Kepentingan politik dan korporasi menyebabkan banyaknya program atau tayangan yang terkesan dipaksakan dan dibuat-buat. Maka hampir dipastikan HT memanfaatkan MNC Group, ARB dengan Viva Groupnya serta Surya Paloh dengan Media Group menggunakan media massa milik mereka untuk menaikan profil dan propaganda politik mereka dalamrangka Pemilu 2014 nanti. Demikian juga bagaimana media massa saling ‘menghajar’ dengan membongkar berbagai borok (korupsi, skandal ataupun kebohongan) lawan politik mereka sementara menyembunyikan kebobrokannya sendiri. Namun pada satu sisi terkesan memiliki musuh bersama terhadap lawan politik/idiologi yang tidak memiliki media atau tidak melakukan ‘pembelian citra’ melalui media.

Contoh media yang dijadikan kendaraan politik dan kampanye adalah acara kuis kebangsaan. Kuis Kebangsaan merupakan salah satu program acara televisi yang bergenre kuis interaktif. Kuis ini ditayangkan di RCTI secara langsung (live) setiap hari pada pukul 09.30 WIB dan pukul 17.00 WIB. Hadiah yang disediakan mulai dari mesin cuci, handphone hingga sepeda motor. Setiap episode ada dua penelepon yang berkesempatan memperoleh hadiah yang disediakan. Kuis ini sempat mendapat pro dan kontra karena nuansa kampanye politik salah satu pasangan capres-cawapres yang cukup kental. Peserta kuis diminta memilih salah satu dari lima pertanyaan yang telah disediakan (W,I,N,H dan T) kemudian menjawab pertanyaan yang dipilih. Pertanyaan biasanya berhubungan dengan Negara Indonesia. Password saat akan mengikuti kuis pun disesali bumbu kampanye, yaitu slogan politik capres-cawapres ini : Bersih, Peduli, Tegas.

Adapun juga di stasiun tv lain, kita juga menemui hal yang sama namun berbeda bentuk. Ada sebuah acara debat politik di Metro TV yang menampilkan debat politik. Namun yang menjadi moderator adalah seseorang yang berasal dari partai Nasdem. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk opini publik bahwa partai Nasdem adalah partai yang mau mendengarkan dan mampu memecahkan permasalahan serta menjadi pihak yang netral. Citra dan opini publik yang berusaha diciptakan tentu saja berkaitan dengan pencapresan Surya Paloh yang berasal dari Partai Nasdem, yang memiliki Media Group, induk perusahaan Metro TV. Senada dengan Metro TV, TV One juga menampilkan iklan politik yang memberitakan hal postitif mengenai Aburizal Bakrie. Dari iklan tersebut dikatakan bahwa Aburizal Bakrie adalah seorang yang berpengaruh, dan menungkapkan keberhasilan-keberhasilan Aburizal Bakrie. Tentu saja iklan ini diciptakan dan ditayangkan sedemikian rupa untuk menciptakan citra diri dan opini publik yang positif terhadap Aburizal Bakrie, Calon Presiden dari Partai Golkar yang memiliki TV One.

(5)

pemilik modal disebarkan melalui media massa yang mereka miliki agar tetap bertahan dan terus menjadi hegemoni ideologi yang dominan.

Selain contoh kasus dalam bidang politik, ada kasus dimana suatu tayangan di televisi yang tetap dipertahankan, demi mengejar kepentingan ekonomi. Saat suatu tayangan di televisi mendapatkan rating yang tinggi dan memberikan keuntungan yang besar, maka tayangan tersebut akan dipertahankan dan bahkan diberikan frekuensi penyiaran lebih banyak. Seperti yang kita ketahui bersama, acara YKS (Yuk Keep Smile) adalah acara yang mampu menarik perhatian dan memberikan rating yang tinggi. Yuk Keep Smile (disingkat dengan YKS) adalah acara televisi sketsa komedi, kuis interaktif, musik, dan game show

yang ditayangkan oleh stasiun televisi Trans TV. Acara yang dulu dikenal dengan nama Yuk Kita Sahur ini dipopulerkan oleh Caisar Putra Aditya. Acara ini mengudara setiap hari Senin-Minggu pukul 18.00-23.00 WIB di Trans TV dengan nama YKS. Acara ini adalah pertunjukan musik langsung, komedi situasi, kuis interaktif, talkshow, dan game show, yang dipandu dan diisi oleh beragam artis, dengan menghadirkan bintang tamu berbeda setiap harinya. Acara ini memiliki ciri khas yaitu Joged Caisar yang diiringi lagu Asik Asik Joss dan Kereta Malam. Selain itu, juga ada tarian lain seperti Goyang Bang Jali, Goyang Oplosan, Goyang Simalakama, Pokoke Joged, dan Joged Ngamen 5.

Acara ini pada awalnya sukses memberikan hiburan pada masyarakat. Seiring waktu berjalan, acara ini bertambah jam tayangnya. Jam tayang yang dimiliki YKS bisa dibilang over, karena mencapai 5 jam saat penayangan, yaitu pukul 18.00 hingga pukul 23.00. Ciri khas goyang caisar beserta jogged-joged lainnya dipertahankan dan intensitas penayangannya diperpanjang. Dapat dikatakan, intensitas acara YKS yang lebih panjang dari acara-acara hiburan serupa di tanah air. Diperpanjangnya intensitas dan penyiaran acara ini menyebabkan banyak konten yang tidak penting dan tidak diperlukan dalam acara ini namun tetap ditayangkan. Acara ini sempat dicekal, karena memberikan pengaruh yang buruk bagi anak-anak, yaitu menayangkan goyangan yang dianggap tidak pantas untuk ditiru anak-anak. Acara YKS yang ditayangkan saat prime time, menyebabkan banyaknya anak-anak yang menonton acara tersebut dan terpengaruh oleh acara tersebut. Selain kecaman akibat goyangan yang dianggap tidak pantas, kita juga dapat menemui tindakan dan lelucon yang tidak pantas ditiru dan kata-kata kasar. Karena YKS bersifat Live, maka kata-kata kasar serta lelucon kasar tidak dapat diantisipasi dan tidak dapat disensor maupun dipotong. Berdasarkan hal itulah acara ini sempat ditentang banyak pihak karena acara ini diyakini dapat mempengaruhi masyarakat baik kecil maupun besar dalam cara berpikir ataupun bertindak. Namun acara ini terus berjalan, meskipun mendapat kecaman banyak pihak.

(6)
(7)

DAFTAR PUSTAKA

Bakrie&Brothers. 2009. Investor Relations. Diakses dari: http://www.bakrie-brothers.com/investor_relation/news_event/

Jawa Pos. 2014. Ekonomi. Diakses dari: http://www.jawapos.com/baca/kanal/ekonomi Kompas Gramedia. 2013. Kompas Gramedia Business. Diakses dari:

http://www.kompasgramedia.com/business

Mahaka Media. 2013. Unit Bisnis Mahaka Media. Diakses dari: http://www.mahakamedia.com/business_units

MNC. 2013. MNC Our Business. Diakses dari: http://www.mnc.co.id/businesses/en Tasriyal. 2013. Hegemoni Kapital(Is) Media Massa. Diakses dari :

http://www.puailiggoubat.com/artikel/498/hegemoni-kapital-is-media-massa.html Transmedia Corporation. 2013. Trans Media Products. Diakses dari: http://www.transmedia-iml.com/.

Triharyanto, Basil. 2013. Dapur Media. Bogor: Mardi Yuana

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor 51/MENKLH/2004 Tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut, baku mutu untuk kelarutan

Dengan ditolaknya H0 pada hipotesis H1, H2 serta H3, maka hasil penelitian ini secara empiris memiliki cukup bukti yang signifikan dan dapat memprediksi bahwa

Untuk itu, sekolah perlu memanfaatkannya sebaik-baiknya, paling tidak bahwa pendidikan harus dapat mempergunakan sumber-sumber pengetahuan yang ada di masyarakat

Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh semester III (tiga), dalam mata kuliah ini yang dibahas adalah Manajemen Keuangan, Analisa Laporan

“Analisis Laporan Keuangan”, Terjemahan Dewi yanti, Edisi Kesepuluh, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta. Young, S.David dan

Tabel 11 Besar Pengaruh Kondisi Kerja terhadap Stres Kerja 38 Tabel 12 Persamaan Regresi Kondisi Kerja terhadap Stres Kerja 38 Tabel 13 Mean Stres Kerja Subjek

Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang

Skala stres kerja disusun berdasarkan simptom-simptom stres kerja oleh Beehr dan Newman (dalam Rice, 1987) dan skala kondisi kerja disusun berdasarkan aspek-aspek kondisi