75
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Melalui
Penerapan Media Gambar di Kelas III SDN 7 Sojol Utara
Mono, Irwan Said, dan Ratman
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA melalui penerapan media gambar di kelas III SDN 7 Sojol Utara. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam dua siklus. Tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III berjumlah 30 orang siswa, terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016. Data dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang diambil melalui lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian diperoleh siklus I, ketuntasan belajar klasikal 76,67%, aktivitas siswa kategori cukup baik 63,64% dan aktivitas guru kategori baik 79%. Tindakan siklus II mengalami peningkatan, diperoleh daya ketuntasan belajar klasikal 93,33%, aktivitas siswa kategori sangat baik 90,91% dan aktivitas guru kategori sangat baik 96%. Hasil belajar tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar klasikal minimal 85%, aktivitas guru dan siswa baik atau sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN 7 Sojol Utara.
Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, Media gambar.
I. Pendahuluan
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut agar selalu mencari inovasi, cara
baru untuk membuat para siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman
terhadap pelajaran dengan sebaik-baiknya. Demikian halnya proses pembelajaran di
sekolah dapat berjalan lancar jika berbagai komponen terlibat. Komponen-komponen
yang mesti ada dalam setiap proses pembelajaran di sekolah antara lain, guru, siswa,
sarana, media pembelajaran di sekolah, pengelola (tata usaha), kurikulum dan
sebagainya. Semua komponen ini secara bersama-sama terlibat dalam setiap proses
pembelajaran di sekolah dengan satu sasaran yaitu meningkatkan hasil belajar siswa.
Beberapa hal penting yang menentukan suatu pembelajaran dapat berhasil
76 sarana prasarana dimiliki oleh sekolah. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran
perlu menggunakan metode atau media yang efektif disesuaikan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan. Romiszowski dalam Ischak (1996) media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan. Media pembelajaran berfungsi
sebagai sumber belajar yang membantu guru menyalurkan pesan atau informasi materi
pada siswa dalam proses belajar mengajar (Anita, 2009). Penggunaan media
pembelajaran tidak harus berbasis teknologi, tetapi dapat berupa media sederhana
yang mudah didapat dan mudah dalam proses pembuatannya.
Arsyad (2002) menyatakan gambar adalah salah satu media visual sederhana
yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media. Media gambar adalah
media yang sering digunakan guru dalam penyampaian materi pelajaran. Media
gambar menimbulkan daya tarik siswa, dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam
bentuk nyata, menyingkat suatu uraian, memperjelas bagian-bagian yang penting,
serta mudah disesuaikan dengan materi pelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas III SDN 7 Sojol Utara menggunakan
metode konvensional. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah, tanpa
diselingi dengan penggunaan media pembelajaran. Peran siswa dalam mengikuti
pembelajaran lebih banyak mendengar dan mencatat materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Guru sebagai sumber utama dalam pembelajaran. Siswa tidak
mendapat kesempatan untuk mengaktualisasikan hasil pemikirannya. Akibatnya dalam
proses pembelajaran siswa lebih banyak menjadi pasif. Apabila kondisi seperti ini
dibiarkan terus berlanjut maka akan berdampak rendahnya pemahaman siswa
terhjadap materi pembelajaran dan pada rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan data hasil belajar siswa kelas III SDN 7 Sojol Utara selama dua
tahun terakhir tahun pelajaran 2013/2014 mencapai 59,75% dan tahun ajaran
2014/2015 hanya mencapai 60%. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa hasil
belajar siswa rendah dan tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal khususnya mata
pelajaran IPA yaitu ≥ 65% dan indikator ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85%.
Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan cara dalam penyelesaian masalah
77
“meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan media gambar di kelas III SDN 7 Sojol Utara”.
II. METODE PENELITIAN
2.1 Rancangan Penelitian
2.1.1 Desain Penelitian
Desain atau model penelitian ini mengacu pada modifikasi spiral yang
dicantumkan Kemmis dan Mc Taggart (Dahlia,2012). Tiap siklus dilakukan beberapa
tahap, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4)
Refleksi. Tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 1. Alur dalam penelitian tindakan kelas (PTK)
2.1.2 Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 7 Sojol Utara. Subyek penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas III berjumlah 30 orang siswa, terdiri dari 9 orang siswa
laki-laki dan 21 orang siswa perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016.
2.1.3 Rencana Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini direncanakan minimal dua siklus
dimana setiap siklus memiliki tahapan sebagai berikut; 1) perencanaan, 2)
Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi.
78 1) Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ini terdiri dalam dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan
tahap pelaksanaan tindakan.
1. Perencanaan
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi pelajaran
IPA yang akan diajarkan.
b. Menyiapkan materi ajar.
c. Membuat lembar observasi terhadap guru dan siswa selama proses belajar
mengajar di kelas.
d. Membuat lembar kegiatan dan menyiapkan media gambar dan peralatan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran.
e. Menyiapkan tes akhir tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang diiaksanakan pada tahap ini didasarkan pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan, yaitu dengan menggunakan media
gambar.
3. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman sejawat menggunakan lembar
observasi yang telah disediakan. Observasi dilakukan dengan cara memberikan cek
list (√ ) pada kolom lembar observasi yang dianggap sesuai dengan kegfiatan siswa
dan guru pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Pada tahap ini seluruh hasil dan data yang diperoleh dari beberapa sumber
dianalisis dan direfleksikan, apakah kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Selanjutnya mencatat
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Kemudian
mendiskusikan alternatif penyelesaian masalah.
2.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
2.2.1 Jenis data
79 a. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari aktivitas siswa dan aktivitas guru
berupa data hasil observasi.
b. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada
siswa.
2.2.2 Cara pengumpulan data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Pemberian akhir tindakan.
Tes pada akhir tindakan dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan
hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan keberhasilan media gambar yang
digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
b. Observasi
Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi. Tujuannya untuk mengamati aktivitas guru
(peneliti )dan siswa, yang melakukan observasi atau observer adalah teman
sejawat.
2.3 Teknik Analisis Data
2.3.1 Data Kualitatif
Adapun penjabaran tahap-tahap analisis data menurut Miles dan Huberman
dalam Muchlis (2011 ) adalah mereduksi data, penyajian data dan verifikasi/penyimpulan. Pengelolaan data kualitatif diambil dari data hasil aktivitas
guru dengan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi dianalisis dan dinyatakan
dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus:
Persentase nilai rata-rata = x 100%
85% ≤ NR≤ 100% sangat baik 75% ≤ NR≤ 85% baik
50% ≤ NR≤ 75% cukup baik 0% ≤ NR≤ 50% kurang
2.3.2 Data kuantitatif
Data kuntitatif diperoleh dari tes akhir tindakan. Data tersebut kemudian diolah
dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus
80 Persentase daya serap individu = x 100%
Ketuntasan Belajar secara Klasikal = x 100%
2.4 Indikator Keberhasilan Tindakan
Pada penelitian ini yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan
adalah apabila hasil belajar IPA siswa kelas III SDN 7 Sojol Utara selama proses
pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini akan ditandai dengan daya serap
individu minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 85% dari jumlah siswa
yang ada. Keaktifan siswa mengikuti pembelajaran dan guru dalam menerapkan
media gambar berada pada kategori baik (B) atau sangat baik (SB).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus I, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran,
instrumen pembelajaran, gambar-gambar yang akan digunakan dan kesiapan
pengamat. Pada siklus II menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan yaitu sifat
benda. Perencanaan pembelajaran mempertimbangkan hasil pengamatan sebelumnya
yaitu memperbaiki kekurangan yang terjadi pada aktivitas siswa dan guru. Setelah
perangkat pembelajaran disediakan dinyatakan siap, selanjutnya peneliti pelaksanaan
pembelajaran
2. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah disipkan dan direvisi
sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti
menfokuskan perhatian pada beberapa aspek pengamatan yang terjadi pada siklus I,
seperti memperhatikan gambar yang ditampilkan guru, mengidentifikasi gambar yang
belum jelas, dan menanyakan kembali penjelasan guru tentang gambar. Setelah
pelaksanaan pembelajara, peda pertemuan selanjutnya peneliti melaksanakan evaluasi.
81
Ketuntasan Belajar Klasikal 76,67% 93,33%
Hasil belajar siswa siklus I tergolong rendah dengan ketuntasan belajar klasikal
76,67% dari 30 siswa yang mengikuti pembelajaran. Pada siklus II ketuntasan belajar
klasikal mengalami peningkatan menjadi 93,33%, sebanyak 28 siswa tuntas.
3. Observasi pelaksanaan pembelajaran
Observasi ditujukan kepada aktivitas siswa mengikuti pembelajaran dan guru
dalam menerapkan media gambar. Hasil observasi aktivitas siswa dan guru ketika
pembelajaran berlangsung disajikan Pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa
Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II
Kegiatan Awal:
2. Memperhatikan gambar yang ditampilkan guru. 3. Memperhatikan penjelasan tentang gambar 4. Mengidentifikasi gambar.
5. Mengisi LKS.
6. Menanyakan kembali materi yang belum dipahami.
3
1. Membimbing siswa menyimpulkan materi. 2. Melakukan tanya jawab.
82 baik baik
Aktivitas siswa dalam mengikuti siklus I cukup baik 63,64%, dan siklus II
sangat baik 90,91% (Tabel 2). Aktivitas siswa mengikuti pembelajaran dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan 27,27%.
Tabel.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru
Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II
Kegiatan Awal: 1. Apersepsi
2. Memeotivasi siswa agar berperan aktif dalam pembelajaran. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
1. Menjelaskan kepada siswa tentang benda dan sifatnya 2. Menjelaskan penggolongan benda padat, cair dan gas. 3. Menampilkan gambar-gambar benda padat, cair dan gas. 4. Menjelaskan masing-masing gambar.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi gambar yang belum jelas.
6. Membagikan LKS.
7. Memeriksa hasil kerja siswa.
8. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
1. Membimbing siswa menyimpulkan materi
2. Mengadakan tanya jawab tentang benda berdasarkan wujudnya.
Kategori Baik Sangat
Baik
Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media
gambar siklus I 79% baik dan siklus II sangat baik 96% (Tabel 3). Terjadi peningkatan
83 4). Refleksi Siklus I
Refleksi siklus I ditujukan kepada hasil belajar dan aktivitas pembelajaran
aktivitas yang dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Berdasarkan hasil analisis
evaluasi pembelajaran (Tabel 1) dengan jumlah siswa tuntas 23 (76,67%) belum
mencapai KBK yang disarankan yaitu minimal 85%. Hasil pengamatan terhadap
aktivitas siswa dengan nilai rata-rata 63,64% kriteria cukup (Tabel 2). hasil tersebut
memberikan gambaran bahwa aktivitas siswa masih kurang. Aktivitas guru secara
umum berada pada kriteria baik dengan 79% (Tabel 3), namun masih terdapat aspek
pengamatan dengan kriteria kurang yaitu memberi kesempatan kepada siswa dalam
mengidentifikasi kembali gambar yang belum dipahami. Hasil ini memberikan
gambaran bahwa pelaksanaan pembelajaran siklus I belum berhasil dan perlu
dilanjutkan ke siklus II.
Hasil analisis evaluasi pembelajaran siklus II ketuntasan belajar klasikal
mencapai 93,33% dengan jumlah siswa tuntas 28 dari 30 siswa mengikuti
pembelajaran. Aktivitas siswa dan guru berada pada kriteria sangat baik dengan
rata-rata 90,91% dan 96%, maka penelitian tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.
4.1 Pembahasan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas di SDN 7 Sojol Utara mengacu pada
model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dengan empat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan
penelitian menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan media gambar.
Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan semua perangkat
pembelajaran, instrumen pembelajaran dan gambar sebagai media yang akan
digunakan dalam proses proses pembelajaran. Gambar yang digunakan tentang benda
dan sifatnya. Gambar digunakan sebagai alat bantu pelajaran yang sengaja dirancang
atau disediakan guru untuk dapat merangsang dan menarik perhatian siswa agar
terlibat langsung dalam pembelajaran. Wibawa (1993) gambar yang baik adalah
gambar yang dapat membantu proses belajar dengan baik. Selanjutnya Rahadi (2003),
84 menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika siswa melihat langsung Sederhana,
komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut.
Tahap pelaksanaan pembelajaran guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan skenario pembelajaran yang telah disusun. Peneliti memaksimalkan semua
aspek amatan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai pada kegiatan akhir. Pada
kegiatan awal guru menjelaskan dengan baik tujuan pembelajaran dan malakukan
apersepsi untuk mengungkap pengetahuan awal siswa. Selanjutnya memotivasi siswa
agar dalam kegiatan pembelajaran semua siswa berperan aktif, baik secara individu
atau dalam kegiatan kelompok.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan penggolongan benda dan sifat benda pada,
cair dan gas dengan memanfaatkan gambar sebagai media pembelajar. Peranan media
dalam pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan
tersebut ketidakjelasan tema yang dijelaskan oleh guru dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang
mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Penggunaan gambar dalam mengajarkan benda dan sifatnya mendapat respos
yang sangat baik dari siswa. Siswa sangat termotivasi belajar tentang benda padat,
cair, gas dan sifatnya dengan memperhatikan penjelasan-penjelasan guru melalui
gambar-gambar yang ditampilkan (tabel 2) dengan kriteria sangat baik. Demikian pula
kemampuan guru dalam menjelaskan pelajaran melalui gambar semakin
meningkat(tabel 3) dengan kriteria sangat baik.
Setelah pelaksanaan pembelajaran, peneliti melaksanakan evaluasi. Evaluasi
dimaksudkan untuk melihat keberhasilan penerapan media gambar dalam
pembelajaran benda dan sifatnya. Evaluasi diberikan dalam bentuk tes isian. Hasil
evaluasi diperoleh ketuntasan belajar klasikal 93,33%. Hasil yang diperoleh telah
mencapai indikator ketuntasan belajar klasikal yang disarankan yaitu minimal 85%.
Perolehan ketuntasan belajar klasikal tersebut menunjukkan bahwa media gambar
yang diterapkan oleh guru sesuai dengan materi materi benda dan sifatnya di kelas III.
Berdasarkan indikator pembelajaran yang ditetapkan yaitu baik secara kualitati
indikator yaitu aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran berada pada
85 mencapai KBK yang disarankan dan indikator kualitatif, sehingga penelitian tidak
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapatlah dibuat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan media gambar
di kelas III SDN 7 Sojol Utara berada pada kriteria sangat baik nilai rata-rata
90,91% dan 96%, ketuntasan belajar klasikal 93,33%.
2. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran benda dan sifatnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 7 Sojol Utara.
DAFTAR RUJUKAN
Anita. (2009). Teknologi Pembelajaran Surakarta: Yuma Pustaka.
Arsyad.( 2006). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dahlia. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Palu : Edukasi Mitra Grafika.
Ischak. (1996). Penggunaan Media dalam Pembelajaran. Bandung: Tarsito.
Muchlis. (2011). Melaksanakan PTK Itu Mudah ( Action Research Classroom ). Jakarta : PT Raja Grafindo.
Rahadi. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Dikjen Dikti Depdikbud.