• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Routing Dengan Strategi Algoritma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teknik Routing Dengan Strategi Algoritma"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Teknik Routing Dengan Strategi Algoritma Backtracking Dalam

Sistem Jaringan Komputer

Fajar Sudrajat / 1234015008, Firman Firdaus / 1234015015 Program Studi Teknik Informatika UPN Veteran Jatim

Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Jawa Timur 60294, Indonesia

e-mail : 80fsudrajat@gmail.com / dudung.mamang@yahoo.com

ABSTRAK

Salah satu teknologi sistem jaringan komputer yang sedang berkembang pesat saat ini adalah Internet. Untuk membangun sebuah jaringan Internet dibutuhkan suatu mekanisme routing yang digunaka untuk mengintegrasikan seluruh komputer dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi. Routing merupakan bagian utama dalam memberikan suatu performansi dalam jaringan. Oleh sebab itu, perancanaan teknik routing dengan routing algorithm menjadi penting untuk pengelolaann pada sebuah jaringaan computer. Dalam jaringan komputer, routing adalah proses untuk menentukan jalur komunikasi antara sumber dan tujuan dari sebuah paket. Routing adalah fungsi utama dari network layer dalam OSI Reference Model. Pada kebanyakan jaringan komputer, sebuah paket data memerlukan banyak loncatan antarhost untuk mencapai tujuan. Selama terdapat jalur fisik antara kedua mesin, sebuah algoritma routing harus dapat memastikan bahwa data yang dikirim dari mesin sumber diterima oleh mesin tujuan. Backtracking adalah algoritma yang berbasis pada algoritma DFS (Depth-First Search) yang dapat mencari solusi sebuah persoalan dengan lebih mangkus. Algoritma ini dapat menemukan solusi sebuah persoalan tanpa perlu memeriksa semua kemungkinan solusi dan hanya mempertimbangkan pencarian yang mengarah ke solusi. Makalah ini memaparkan penerapan algoritma backtracking sebagai algoritma routing pada jaringan komputer.

Kata kunci: Routing algorithm, backtracking, DFS, jaringan komputer.

I. PENDAHULUAN

Pada saat ini, persoalan routing pada jaringan komputer termasuk jenis persoalan dengan instansiasi yang besar. Dimana kini seluruh dunia sudah terhubung dengan jaringan internet yang memiliki milyaran titik yang sudah tentu membutuhkan strategi routing yang menggunakan algoritma-algoritma khusus untuk menjamin interkoneksi dan efisiensi.

Sebelum kita mengenal Strategi Algoritma, maka kita perlu mnegenal pengertian dari masing-maasing kata tersebut.

 Strategi: adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (KBBI).

 Algoritma: adalah urutan langkah-langkah yang benar untuk memecahkan suatu masalah secara komputasi.

Jadi Strategi Algoritma adalah Kumpulan metode atau tekhnik untuk memcahkan masalah, guna mencapai yang ditentukan, yang dalam hal ini deskripsi metode atau teknik tersebut dinyatakan dalam suatu urutan langkah-langkah komputasi yang benar dalam penyelesaian masalah / persoalan.

(2)

juga static routing. Kebalikannya, algoritma adaptive menentukan jalur komunikasi berdasar kondisi jaringan saat ini, seperti topologi yang digunakan dan juga kondisi lalu lintas data. Algoritma adaptive (dynamic routing) memperoleh informasi untuk proses routing secara lokal, dari router terdekat atau dari semua router yang ada di jaringan. meningkatkan efisiensi beserta route alternatif jika route utama tidak dapat dilalui. Untuk persoalan dengan instansiasi yang besar, solusi dari persoalan tersebut menjadi lebih sulit ditentukan sehingga perlu sebuah algoritma backtracking atau dari kelas algoritma adaptive. Algoritma routing harus dapat mendeteksi adanya cacat pada sebuah host yang akan dilalui paket data dan menentukan jalur lain yang dapat dilalui untuk mencapai mesin tujuan. Cacat tersebut dapat berupa mesin yang mati atau ketidakmampuan mesin tersebut untuk meneruskan paket data ke mesin lain.

Selain untuk memastikan tersampaikannya paket dari sumber ke tujuan, pemilihan algoritma routing juga harus mempertimbangkan besarnya biaya (memori dan bandwidth) yang diperlukan. Dipilihnya backtracking sebagai algoritma routing juga berdasar pertimbangan di atas: efektivitas untuk memperoleh solusi (dalam hal ini route dari sumber ke algoritma Backtracking dalam system jaringan komputer, tahapan penelitian makalah ini adalah dengan studi literatur Studi literatur merupakan pencarian referensi teori yang relefan

dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan.

A. Studi Literatur

Studi Literatur yang kami laukan guna untuk mendapatkan perbandingan informasi data yang telah didapat dengan membaca buku – buku referensi ataupun jurnal untuk mempermudah penyelesaian masalah yang dihadapi sehingga dapat terpecahkan dengan solusi yang telah teruji dan sesuai standar.

B. Hasil Studi Literatur

Berikut merupakan beberapa analisis dari berbagai studi literatur yang telah kami lakukan :

2.2.1 Prinsip Kerja AlgoritmaBacktracking

Algoritma Backtracking Kemudian dilakukan perjalanan kembali dengan melalui node-node calon solusi yang telah dikunjungi untuk menemukan jalur solusi lain yang lebih sesuai. Dengan kata lain, algoritma ini akan melakukan pencarian solusi secara berurutan dari jalur solusi satu ke jalur solusi lain. Namun akan berhenti bila solusi yang sesuai telah ditemukan atau tidak ada lagi simpul hidup untuk runut-balik. Algoritma backtracking secara signifikan memperbaiki kompleksitas algoritma yang dijumpai pada algoritma brute force

2.2.2. Langkah – langkah algoritma

Secara umum, langkah-langkah Algoritma backtracking adalah sebagai berikut :

(3)

pembentukan lintasan berakhir dengan simpul mati, proses pencarian akan membangkitkan simpul anak yang lain. Bila tidak ada lagi simpul anak yang dapat dibangkitkan, pencarian solusi dilanjutkan dengan melakukan runut-balik (backtrack) ke simpul hidup terdekat, yaitu orang tua. Simpul ini akan menjadi expand-node yang baru..

2.2.3 Rancangan Penelitian

Berikut ini rancangan penelitian yang akan kami lakukan untuk menganalisis Penerapan Algoritma Backtracking sebagai Routing Algorithm pada Jaringan Komputer

1. Menguji dengan menggunakan metode exhaustive traversal,karena memberikan fleksibilitas yang paling baik untuk teknik pencarian graf 2. Membandingankan algoritma

backtracking dengan algoritma lain dengan memperhitungkan waktu komputasi dan evektivitas pencarian masalah yang dicari.

III. HASIL PEMBAHASAN

3.1 PENGUJIAN DENGAN METODE EXHAUSTIVE TRANVERSAL

Semakin besar skala jaringan, semakin rumit juga cara mengatur dan tingkat kompleksitasnya. Sehingga munculah teknik-teknik tertentu untuk mengatur jaringan tersebut. Kebanyakan teknik-teknik tersebut mengatur interkoneksi antar titik dan mengatur komunikasi dan paket dari titik-titik. Salah satu yang akan dibahas dalam paper ini adalah Teknik Routing Dengan Strategi Algoritma Backtracking Dalam Sistem Jaringan Komputer. Algoritma routing yang berdasar pada teknik pencarian graf telah terbukti memberikan fleksibilitas yang paling baik. Jika digunakan metode exhaustive traversal, paket data dikirim melalui semua node yang dapat dikunjungi sampai node tujuan ditemukan. Dengan metode ini, sebuah node pada jaringan dapat dikunjungi lebih dari satu kali,

(4)

Gambar 1: Graf yang menunjukkan jalur komunikasi pada sebuah jaringan komputer.

Awalnya, paket data akan melalui dimensi 0 untuk mencapai node 0011, kemudian melalui dimensi 1 untuk mencapai node 0001. Kerusakan pada jalur komunikasi yang seharusnya dipilih, yaitu jalur dari 0001 ke 0101 dan dari 0001 ke 1001 menyebabkan paket data terkirim ke node 0000. Di node 0000, kerusakan terdeteksi pada dua jalur komunikasi. Daftar dimensi yang telah dilalui oleh paket data tersimpan pada header paket. Daftar ini dapat digunakan untuk menyusun ulang semua node yang telah dilalui paket data. Dari informasi ini, node 0000 dapat menentukan bahwa node 0010 pernah dilalui oleh paket data. Hal ini menyebabkan node 0000 untuk melalukan backtrack dengan mengirim ulang paket data ke node 0001. Di node 0001, semua kemungkinan jalur telah diperiksa sehingga menyebabkan paket data backtrack ke node 0011 dengan isi pesan (1110, [0, 1, 0, 0, 1], message). Algoritma routing pada node 0011 akan memilih dimensi terkecil untuk melakukan pergerakan menuju node tujuan, yaitu node 2, sehingga paket yang dikirim ke node 0111 berisi (1010, [0, 1, 0, 0, 1, 2], message). Node 0111 akan memilih dimensi 1 dan mengirim pesan (1000, [0, 1, 0, 0, 1, 2 ,1], message) ke node 0101. Node 0101 kemudian mengirim paket data ke node 1101 yang merupakan node tujuan. Proses backtracking pada pengiriman paket data di atas diilustrasikan pada Gambar 2.

Gambar 2: Pohon dinamis yang menggambarkan proses backtracking dalam pengiriman paket data dari 0010 ke 1101

Pseudocode untuk routing dengan algoritma backtracking dapat dilihat pada Gambar 3. Algoritma tersebut adalah algoritma yang akan diterapkan oleh tiap node saat memperoleh kiriman paket data dari node lain.

function min(input X: vektor biner) : integer

{fungsi untuk memperoleh nilai minimum dari komponen

vektor biner X

}

function notVisited(anyNode: node) : boolean

{fungsi untuk untuk mengecek apakah node anyNode sudah pernah dikunjungi atau belum. Fungsi mengembalikan nilai true bila anyNode belum dikunjungi, false bila sebaliknya

}

function noFault(anyDimension: integer) : boolean

{ fungsi untuk mengecek apakah path dari node saat ini dengan dimensi anyDimension cacat atau tidak. Fungsi

mengembalikan nilai true bila tidak cacat, false bila cacat.

}

function getNode() : node

{fungsi untuk memperoleh node berdasar dimensi pergerakan dan node saat ini }

(5)

{ prosedur untuk menghentikan proses / eksekusi algoritma, dilakukan misalnya karena data sudah dikirim ke node lain oleh node ini.

}

procedure BacktrackRouting (input msg: PaketData)

{ PaketData adalah data dengan struktur (R, TD, message), dimana R adalah (1, rn-2, ..., r1, r0). Notasi ⊕ adalah operasi XOR (exclusive OR) pada vektor biner.

ei merepresentasikan sebuah vektor bit berukuran n dengan bit i bernilai 1 dan bit-bit yang lain bernilai 0. Notasi & adalah operasi penggabungan list.

}

Deklarasi

j, n, h : integer

Algoritma:

if R = 0 then node tujuan sudah tercapai

for j := 0 to n – 1 and not b do begin

if notVisited(getNode(rj)) then

kirim (R ⊕ ei, TD&j, message ) melalui dimensi j.

stop()

endif

endfor

if notFault(min(R)) and notVisited(getNode(min(R)))

then

begin

kirim (R ⊕ eh, TD&h, message ) melalui dimensi h

stop()

endif

if node saat ini memperoleh paket dari node dengan

dimensi g then begin

kirim ulang (R ⊕ eg, TD&g, message ) ke node

sebelumnya

{backtrack ke node sebelumnya}

Endif

Gambar 3: Pseudocode routing algorithm dengan menerapkan algoritma backtracking

(6)

dapat memanfaatkan algoritma BFS. Dimana algoritma ini biasanya digunakan ketika teknik routing yang digunakan adalah static routing. Algoritma breadth-first adalah algoritma pencarian yang melakukan pencarian secara melebar, simpul-simpul yang bertetangga dengan tetangga dari simpul tersebut. Dengan kata lain, jika sebuah graf tersebut adalah pohon berakar, maka algoritma akan mengunjungi semua simpul pada level 1, selanjutnya level 2, dan seterusnya hingga semua simpul selesai dikunjungi atau ketika apa yang dicari sudah ditemukan. Algoritma ini menggunakan struktur data queue, dimana queue itu digunakan untuk menyimpan simpul-simpul yang telah dikunjungi, untuk digunakan sebagai acuan untuk mengunjungi simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul-simpul yang telah dikunjungi tersebut. Secara umum, langkah-langkah algoritma Breadth-first adalah sebagai berikut :

1. Menentukan simpul yang menjadi akar (misal dinamakan simpul x.

2. Melakukan kunjungan terhadap simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul-simpul x (level 1).

3. Melakukan kunjungan terhadap simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul-simpul level 1, tetapi bukan akar.

4. Melakukan kunjungan terhadap simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul-simpul level 2, tetapi bukan merupakan simpul level 1

5. Untuk setiap simpul yang dikunjungi, diperiksa apakah merupakan simpul tujuan atau bukan. Jika merupakan simpul tujuan, maka searching berakhir, jika bukan maka searching akan terus berlanjut hingga semua

simpul dikunjungi atau hingga simpul tujuan ditemukan

(7)

algoritma routing juga berdasar pertimbangan di atas: efektivitas untuk memperoleh solusi (dalam hal ini route dari sumber ke tujuan) dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya komputasi

IV. KESIMPULAN & SARAN

Penggunaan algoritma backtracking untuk algoritma routing pada jaringan komputer secara teoritis dapat selalu menyampaikan paket yang dikirim ke mesin tujuan, meskipun terdapat komponen yang cacat (fault) pada jaringan komputer, selama masih terdapat jalur fisik antara mesin sumber dan mesin tujuan. Penerapan algoritma backtracking seperti diilustrasikan pada makalah ini juga cukup hemat dari sisi penggunaan sumber daya komputasi. Algoritma ini juga mencegah dilaluinya sebuah node lebih dari satu kali tanpa perlu, sehingga beban jaringan dapat dikurangi.

Secara garis besar algoritma BFS dan Backtracking dapat memecahkan masalah-masalah klasik dalam teori graf dengan mangkus. Pemilihan algoritma yang digunakan untuk memecahkan masalah disesusaikan dengan kebutuhan, karena algoritma BFS dan Backtracking yang menggunakan perinsip Depth First Search (DFS) memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

V. DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, Breadth-First Search,

http://en.wikipedia.org/wiki/Breadth_first_searc h.

Tanggal akses: 03 Desember 2014, pukul 22.30

Makalah, Penerapan Algoritma Backtracking sebagai Routing Algorithm pada Jaringan Komputer

http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/St mik/2006-2007/Makalah2007.htm

tanggal akses: 28 November 2014, pukul 23.00

google, jaringan komputer algoritma routing

http://biraman- dianto.blogspot.com/2009/01/jaringan-komputer-algoritma-routing.html

Referensi

Dokumen terkait

telaah pustaka yang erat kaitannya dengan bidang kesehatan, khususnya bidzng

(3) Jika nilai perolehan objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah dari pada NJOP yang digunakan

2,378 (pada signifikasi 0,000 < 0,05) yang berarti bahwa produk, harga, tempat dan promosi secara simultan tidak berpengaruh terhadap daya saing industri

sebagaimana diingatkan Syekh penazham melalui nazhamnya berikut ini:‖Diwaktu luang senggama jangan dikurangi, wahai pemuda,jika istri merasa tidak enak karenanya,

Bagi perusahaan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk dapat merumuskan program keselamatan dan kesehatan kerja dalam

Prevalence of underweight and severe underweight among Indonesian children aged <5 years, 2007- 2018 (RISKESDAS). Underweight

Selain sebagai kajian filosofis, filsafat pendidikan juga merupakan suatu usaha pencarian atau pemeriksaan secara komprehensif akan sesuatu yang utama di dalam

Dari sisi wisata, daerah gunung muria ini memiliki beberapa wisata alam yang berdekatan dengan lokasi museum, sehingga wisatawan juga dapat mengunjungi wisata