• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Belajar Kognitif Jerome S. Bruner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teori Belajar Kognitif Jerome S. Bruner"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Teori Belajar Kognitif Jerome S. Bruner - Sebelum menjelaskan situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Menurut teori kognitif belajar merupakan proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek kejiwaan lainnya.

Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif ini lebih menekankan arti penting proses internal, mental mansia. Dalam pandangan para ahli kognitif tingkah laku manusia yang tampak tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental, seperti: motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya. Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya adalah peristiwa mmental, bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah) meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar siswa.

Jadi Pada dasarnya, teori belajar kognitif lebih menekankan pada bagaimana prosesnya daripada hasilnya, ketika diimplikasikan pada belajar, maka yang terjadi adalah, bagaimana proses belajar itu sendiri, dari pada hasil dari belajar. Artinya proes belajar itu bukanlah suatu hal yang sederhana akan tetapi kompleks, bisa meliputi proses, bagaimana seseorang itu memperoleh suatu pengetahuan, bagaimana rasa, kejiwannya dan respon yang ditimbulkan dari kegiatan belajar.

(2)

Belajar Penemuan (Discovery Learning)

Salah satu model intruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner yang dikenal dengan nama belajar penemuan. Dasar dari teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif saat belajar di kelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan discovery learning. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang benar-benar bermakna. Bruner menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep dan prisnsip-prinsip agar memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang mengiinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.

Dalam implikasinya pada proses pembelajaran, siswa mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir anak. Siswa didorong untuk belajar dengan diri mereka sendiri. Siswa belajar melalui aktif dengan kosep-konsep dan prinsip-prinsip.

(3)

Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan. Pertama, pengetahuan itu bertahan lama atau lama diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain. Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya. Dengan kata lain, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dijadikan milik kognitif seorang lebih mudah diterapkan pada situasi yang baru. Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningktkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih ketrampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah masalah tanpa pertolongan orang lain. Belajar penemuan juga dapat membangkitkan keingin tahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban lagi, mengajarkan ketrampilan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain dan meminta para siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi, tidak hanya menerima saja. Pada dasarnya belajar penemuan sarat akan makna, dengan belajar penemuan mendorong siswa untuk aktif dan memberikan moivasi dalam belajar sehingga melatih kemampuan kognitifnya untuk memecahkan suatu permasalahan.

Tahap Perkembangan Intelektual dalam Proses Belajar

Menurut Bruner seiring dengan pertumbuhan kognitif, para pembelajar harus melalui tiga tahap intelektual, meliputi Tahap Enaktif, Ikonik dan Simbolik:

Enaktif, seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi-aksi terhadap suatu objek. Dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan ketrampilan dan pengetahuan motorik seperti meraba, memegang, mencengkram, menyentuh, mengggit dan sebagainya. Anak-anak harus diberi kesempatan bermain dengan berbagai

(4)

Scaffolding

Bruner menegaskan bahwa guru yang efektif harus membantu pembelajar dan memimbingnya untuk melewati ketiga fase tersebut, dengan suatu proses yang disebut Scaffolding. Inilah cara siswa membangun pemahaman. Pada akhirnya melalui Scaffolding, siswa dibimbing menjadi pembelajar yang mandiri.

Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah bahwa guru harus memandu para siswanya sehingga mereka dapat membangun basis penegtahuannya sendiri dan bukan karena diajari melalui memori hafalan (rote memorization). Informasi-informasi baru dipahami siswa dengan cara mengklasifikasinya berlandaskan pengetahuan yang terdahulu yang dimilikinya. Menurut Bruner, interkoneksi antara pengetahuan baru dengan pengetahuan terdahulu menghasilkan reorganisasi dari struktur kognitif, yang kemudian menciptakan makna dan mengizinkan individu memahami secara mendalam informasi baru yang diberikan.

Fase-Fase dalam Proses Belajar

Belajar merupakan proses aktif dengan cara siswa mengkonstruk gagasan baru atau konsep baru berlandaskan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Pembelajar memilih dan mengolah informasi,membangun hipotesis, dan membuat keputusan yang berlangsung dalam struktur

 Informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan beridiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah, memperluas dan memperdalam pengetauan yang sebelumnya.

 Transformasi, dalam fase ini informasi yang telah diperoleh, dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Keadaan awal tabung yaitu putih keruh, warna ini berasal dari warna amilum ditambah dengan ekstrak.. Namun setelah didiamkan 15 menit dan ditambahkan fehling a dan b,

Hasil wawancara, pada tanggal 27 April 2016, jam 10.00- 12.05 wib, kepada Ibu US menyatakan bahwa pengendalian sosial preventif yang dilakukan terkait tata tertib

Pada proses pembelajaran di SMK terdapat pembelajaran mengenai makna kata yang tertera pada silabus SMK kelas XI semester 1 dengan SK (Standar Kompetensi) berkomunikasi dengan

Bentuk reaktor alat pengolahan air limbah rumah tangga yang terbuat dari bahan fiberglas Medium biofilter yang digunakan untuk melekatkan mikroorganisme dapat menggunakan batu

6) Jika pelamar dinyatakan lulus dari interview yang pertama, maka pelamar dapat melanjutkan interview kedua yang dilakukan oleh kepala departemen yang

Berdasarkan Undang-undang 13 Tahun 1962 tentang ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) sesuai dengan Peraturan

Lakukan lagi langkah pertama hingga langkah kelima dengan menggunakan preparat jaringan otot polos, otot jatung, usus halus, saraf, serat melintang, sel darah

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KERJA SAMA D AN HASIL BELAJAR SISWA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |