• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjelasan Umum tentang sama Syirkah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penjelasan Umum tentang sama Syirkah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam bertansaksi kepada sesama manusia Islam memberikan kebebasan yang seluas- luasnya asalkan tidak mengandung sifat maysir, ghoror, dan riba. Untuk transaksinya sendiri Islam telah memiliki beberapa akad yang diperbolehkan untuk mengaplikasikannya, salah satu transaksinya adalah akad Syirkah. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah sendiri telah membahas tentang akad Syirkah pada buku ke dua tentang bab akad. Banyaknya umat muslim yang belum mengetahui bagaimana seharusnya menjalankan syirkah atau perkongsian dalam memenuhi kebutuhan hidup di dunia ini yang sesuai dengan tuntunan syari’at. Sehingga dalam makalah ini penulis ingin membahas tentang akad syirkah

guna untuk memberikan sebuah pemahaman kepada para pembaca makalah ini. Karena pada zaman sekarang ini banyak orang-orang muslim yang menjalankan sistem syirkah atau perkongsian dengan mengikuti tata cara orang eropa atau barat yang belum tentu sesuai dengan apa yang diajarkan oleh syari’at.

Pada makalah kali ini penulis akad membahas syirkah yang terdapat pada KHES, prinsip syirkah atau bagi hasil dalam KHES mencakup syirkah amwal, syirkah abdan, dan syirkah wujuh.

B. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang yang telah disampaikan diatas maka penulis mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1) Apa Pengertian syirkah?

2) Bagaimana hukum tentang syirkah? 3) Sebutkan syarat dan rukun Syirkah!

4) Sebutkan dan jelaskan macam- macam syirkah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah!

5) Bagaimana cara mengakhiri Syirkah?

(2)

Pada makalah kali ini penulis bertujuan agar pembaca dapat mengetahui dan mengenal lebih :

1) Pengertian dari syirkah

2) Landasan hukum tentang syirkah

3) Syarat dan Rukun Syirkah

4) Macam- macam syirkah yang dibahas di Kompilasi hukum Ekonomi Syariah

5) Cara mengakhiri Syirkah?

6) Implementasi Syirkah dalam Konteks Modern

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Syirkah

(3)

pencampuran disini ialah seseprang mencampurkan hartanya dengan harta orang lain sehingga tidak mungkin untuk dibedakan.

Menurut istilah, yang dimaksud dengan syirkah, para fuqaha

berbeda pendapat sebagai berikut: a) Sayyid Sabiq,

Akad antara dua orang berserikat pada pokok harta (modal) dan keuntungan.

b) Muhammad al-Syarbini al-Khatib

Ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih dengan cara yang masyhur (diketahui).

c) Syihab al-Din al-Qalyubi wa Umaira

Penetapan hak pada sesuatu bagi dua orang atau lebih. d) Idris Ahmad

Syirkah sama dengan syarikat dagang, yakni dua orang atau lebih sama-sama berjanji dan akan bekerja sama dalam dagang, dengan menyerahkan modal masing-masing, dimana keuntungan dan kerugiannya diperhitungkan menurut besar kecilnya modal masing-masing.

Setelah diketahui definisi syirkah menurut para ulama, kiranya dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan syirkah adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam berusaha, yang keuntungan dan kerugiannya di tanggung bersama.1 Pengertian syirkah diatas hampir sama

dengan pengertian syirkah di dalam KHES pada bab 2 tentang akad pasal 20 yaitu Syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati oleh pihak-pihak yang berserikat.2

B. Hukum Syirkah

1 Hendi Suhendi H, Fiqh Muamalah, Jakarta:Rajawali Pers, 2010, hlm. 125

(4)

Syirkah merupakan salah satu produk transaksi yang diperbolehkan dalam Islam. Landasan hukum syirkah sendiri telah tertera di dalam Al-Quran, Al- Hadist, dan juga ijma’.

1) Dalil Al- Quran

Dalam Q.S. Shad ayat 24

ى

ى للللع

ل ْ م

م ههللض

ه عمبلْ ِيللغغبميلللْ ءغَاللط

ل للخهلماْ نلمغْ ارريثغكلْ ننإغول

ت

غ َاح

ل لغَاللص

ن لاْ اُولللهمغع

ل ولْ اُوللنهملآْ ن

ل ِيذغلللناْ لنإغْ ض

ض

للعمبل

رلفلغمتلس

م َافلْ ههَاننتلفلْ َاملننأ

ل ْ دهووهادلْ ننظلول ممههْ َاملْ لليلغقلول

َانلألولْ َاعركغارلْ رنخلولْ ههبنرل

ب

Artinya:

“Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh dan amat sedikitlah mereka ini”.3

2) Dalil Al- Hadist

نللعْ ِيللص

غ يمص

غ مللاْ نَاميلهللس

ه ْ نللبْ دهللمنح

ل مهْ ن

ل للثلْ دنللحل

ِ،هغيمباْ نعْ ِ،م

غ يمتلاْ ن

ل َاينحلْ ِيبْ اْ نعْ ن

ل َاقرغبمزللادمنحلمه

ن

غ يمْكِيمرش

ل لا اِثل

غ ثلْ َانلاْ :ْ لَاقْ ههعلفلرل َةرلِيمرلههْ ِيباْ نع

ت

ه لجمرلخلْ ههنلَاللخلْ ذَإللفلْ ُ,ههبلحغَاص

ل ْ َاملههدهحلالْ ن

م خ

ه ِيلْ مملْ َامل

َاملهغنغيمبلْ نممغ

4

Artinya : “Dari Abu Hurairah yang dirafa’kan kepada Nabi SAW. Bahwa Nabi SAW. Bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT. Berfirman,”Aku adalah yang ketiga pada dua orang yang bersekutu, selama salah seorang dari keduanya tidak menghianati

3 Al-Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Semarang: Toha Putera, 1989;

4 صْ ِ،ةِيرصعلاْ ةبتْكملاْ ِ،دوادْ ِيبأْ ننسْ ِ،ِينَاتسجسلاْ تعأشلاْ نبْ نَاميلسْ ِ،يدأزلاْ

(5)

temannya, aku akan keluar dari persekutuan tersebut apabila seseorang menghianatinya.” (HR. Abu Daud dan Hakim dan menyahihkan sanadnya)

3) Ijma’

Umat Islam sepakat bahwa syirkah dibolehkan. Hanya saja, mereka berbeda pendapat tentang jenisnya.5

C. Syarat dan Rukun Syirkah

Rukun syirkah diperselisihkan oleh para ulama. Menurut ulama Hanafiyah bahwa rukun syirkah ada dua, yaitu ijab dan qabul atau bahasa lainya adalah akad. Akad yang menentukan adanya syirkah. Syarat-syarat yang berhubungan dengan syirkah menurut Hanafiyah dibagi menjadi empat bagian berikut ini :

1. Sesuatu yang bertalian dengan semua bentuk syirkah baik dengan harta maupun dengan yang lainnya. Dalam hal ini terdapat dua syarat yaitu a) yang berkenaan dengan benda yang diakadkan adalah harus dapat diterima sebagai perwakilan, b) yang berkenaan dengan keuntungan yaitu pembagian keuntungan harus jelas dan dapat diketahui dua pihak, misalnya setengah, sepertiga dan yang lainnya.

2. Sesuatu yang bertalian dengan syirkah mal (harta). Dalam hal ini terdapat dua perkara yang harus dipenuhi a) bahwa modal yang dijadikan objek akad syirkah adalah dari alat pembayaran (nuqud) seperti Riyal, dan Rupiah b) yang dijadikan modal (harta pokok) ada ketika akad syirkah dilakukan baik jumlahnya sama maupun berbeda.

3. Sesuatu yang bertalian dengan syirkah mufawadhah bahwa dalam mufawadhah disyaratkan a) modal (pokok harta) dalam syirkah mufawadhah harus sama b) bagi yang bersyirkah ahli untuk kafalah c) bagi yang dijadikan objek akad disyaratkan syirkah umum, yakni pada semua macam jual beli atas perdagangan.

(6)

4. Adapun syarat-syarat yang bertalian dengan syirkah inan sama dengan syarat-syarat syirkah mufawadhah.

Menurut ulama mazhab Malikiyah syarat-syarat bertalian yang bertalian dengan orang yang melakukan akad ialah merdeka, baligh dan pintar. Syafi’iyah berpendapat bahwa syirkah yang sah hukumnya hanyalah syirkah inan sedangkan syirkah yang lainnya batal.

Dijelaskan pula oleh Abd al-Rahman al-Jaziri bahwa rukun syirkah adalah dua orang yang berserikat, subyek dan objek akad syirkah baik harta maupun kerja. Syarat-syarat syirkah dijelaskan oleh Idris Achmad berikut ini :

1. Mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan izin masing-masing anggota serikat kepada pihak yang akan mengendalikan harta itu.

2. Anggota serikat itu saling mempercayai sebab masing-masing mereka adalah wakil yang lainnya.

3. Mencampurkan harta sehingga tidak dapat dibedakan hak masing-masing baik berupa mata uang maupun bentuk yang lainnya.6

D. Macam- Macam Syirkah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Syirkah secara garis besar terbagi atas dua jenis yaitu syirkah hak milik (syirkah al-amlak) dan syirkah transaksi (syirkah al-uqud). Syirkah

hak milik adalah syirkah terhadap zat barang, seperti syirkah dalam suatu zat barang yang diwarisi oleh dua orang atau yang menjadi pembelian mereka atau hibah bagi mereka. Adapun syirkah transaksi adalah syirkah

yang objeknya adalah pengembangan hak milik. Syirkah transaksi bisa diklasifikasikan menjadi lima macam yaitu ‘inan, ‘abdan, mudharabah, wujuh dan mufawadhah.7

Dalam KHES pasal 134 dan 135 menyebutkan bahwa syirkah dapat dilakukan dalam bentuk syirkah amwal, syirkah abdan, dan syirkah wujuh. 6 Deni Setiawan, kerja sama (syirkah) dalam ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi, Volume 21, No 3 September 2013, Hlm. 4

(7)

Sedangkan Syirkah amwal dan syirkah abdan dapat dilakukan dalam bentuk

syirkah ‘inan, syirkah mufawwadhah, dan syirkah mudharabah.

Berikut ini merupakan penjelasan tentang syirkah- syirkah tersebut diatas :

1. Syirkah ‘Inan

Syirkah ’inân adalah persekutuan modal antara dua pihak untuk menjalankan usaha. Apabila usahanya memperoleh keuntungan, maka akan dibagi diantara keduanya. Dalam hal ini tidak menyaratkan adanya kesamaan modal, tasyarruf dan pembagian keuntungan. Modal salah satu pihak boleh lebih besar dari pihak lainnya, begitupula dalam hal tanggung jawabnya. Kebolehan kesamaan pembagian keuntungan seperti halnya kebolehan perbedaannya berdasarkan atas kesepakatan diantara mereka. Menurut Zuhaily, Syirkah ’inân berupa tenaga atau keahlian tanpa investasi modal. Umumnya syirkah

seperti ini terdapat pada pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus seperti dokter dan konsultan. Menurut Imam mazhab Hanafi, Maliki dan Hanbali keahlian yang disertakan tidak harus sama dalam membentuk suatu syirkah.

3. Syirkah Mudhorobah

Syirkah mudharabah disebut juga dengan qiradh. Syirkah ini terbentuk antara dua belah pihak dimana pihak pertama menyerahkan keseluruhan modal (shahib almal) dan pihak kedua adalah orang yang mengelola modal tersebut (mudharib). Dalam syirkah ini keuntuntungan akan dibagi sesuai proporsi yang telah

8 Burhanuddin Susamto, Pendapat Al- Mazahib Al- Arba’ah tentang Bentuk Syirkah dan

(8)

disepakati oleh dua belah pihak. Sedangankan kerugian dalam syirkah ini akan di tanggung oleh pemodal selama itu bukan kelalaian dari pengelola. 9

4. Syirkah Wujuh

Syirkah wujûh yaitu pembelian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih tanpa menggunakan modal melainkan menggantungkan pada kepercayaan dan keahliannya dalam berdagang. Syirkah antara mereka ialah untuk mencari keuntungan yaitu syirkah melalui kesepakatan tanpa profesi maupun harta. Menurut Hanafiyah dan Hanabilah syirkah wujûh hukumnya boleh karena mengerjakan suatu pekerjaan boleh hukumnya. Masing-masing yang terikat perjanjian boleh berbeda kepemilikan terhadap sesuatu yang ditransaksikan. Adapun apabila memperoleh kuntungan, maka akan dibagi diantara keduanya sesuai porsi (konstribusi) masing-masing dalam kepemilikan. Namun Syafi iyah‟

danMalikiyah membatalkannya, karena suatu syirkah sesungguhnya terkait dengan harta dan pekerjaan. Ibnu Rusy dalam kitab Bidâyah Al-Mustahid: Nihâyah al-Muqtashid menyatakan bahwa syirkah wujûh merupakan bentuk jaminan kepada pelaku usaha yang tidak memiliki modal. Kemudian ia mengutip Imam Malik dan Syafi I‟

yang menyatakan bahwa syirkah harus terkait dengan harta dan pekerjaan. Tanpa adanya kedua unsur tersebut dalam masalah syirkah dapat menimbulkan gharâr. Dikatakan demikian karena masingmasing pihak saling bertukar pekerjaan tanpa adanya pembatasan profesi dan kekhususan pekerjaan.10

5. Syirkah Mufawadhoh

Syirkah mufawadhah adalah antara dua syirkah atau pengabungan antara beberapa syirkah sekaligus. Misalnya seseorang memberikan modal untuk dua orang insiyur dengan tujuan membangun rumah

9 Opcit, Deni Setiawan, kerja sama (syirkah) dalam....Hlm 5

(9)

untuk di jual. Kedua orang insyur akan bekerja sekaligus akan

mendapatkan rumah sebagai keuntungan seperti yang telah disepakati di awal. Dalam hal ini terdapat pengabungan antara syirkah ‘inan, ‘abdan, mudharabah dan wujuh.11

E. Cara Mengakhiri Syirkah

Menurut Ahmad Azhar Basyir terdapat enam penyebab utama berakhirnya syirkah yang telah diakadkan oleh pihak-pihak yang melakukan syirkah, yaitu :

1) Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal-hal dimana jika salah satu pihak membatalkannya meskipun tanpa persetujuan pihak yang lainnya. Hal ini disebabkan syirkah adalah akad yang terjadi atas dasar rela sama rela dari kedua belah pihak yang tidak ada kemestian untuk dilaksanakan apabila salah satu pihak tidak menginginkannya lagi.

2) Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk bertasharruf (keahlian mengelola harta) baik karena gila ataupun karena alasan lainnya.

3) Salah satu pihak meninggal dunia. Tetapi apabila anggota syirkah lebih dari dua orang yang batal hanyalah yang meninggal saja. Syirkah berjalan terus pada anggota-anggota yang masih hidup. Apabila ahli waris anggota yang meninggal menghendaki turut serta dalam syirkah tersebut maka dilakukan perjanjian baru bagi ahli waris yang bersangkutan.

4) Salah satu pihak ditaruh dibawah pengampuan. Pengampuan yang dimaksud di sini baik karena boros yang terjadi pada waktu perjanjian syirkah tengah berjalan maupun sebab yang lainnya. 5) Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak berkuasa lagi

atas harta yang menjadi saham syirkah. Pendapat ini dikemukakan oleh Mazhab Maliki, Syafi’i dan Hambali. Hanafi berpendapat bahwa keadaan bangkrut itu tidak membatalkan perjanjian yang dilakukan oleh yang bersangkutan.

(10)

6) Modal para anggota syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama Syirkah. Bila modal tersebut lenyap sebelum terjadi percampuran harta hingga tidak dapat dipisah-pisahkan lagi yang menanggung resiko adalah para pemilikya sendiri. Apabila harta lenyap setelah terjadi percampuran yang tidak bisa dipisah-pisahkan lagi menjadi resiko bersama. Kerusakan yang terjadi setelah dibelanjakan menjadi resiko bersama. Apabila masih ada sisa harta Syirkahmasih dapat berlangsung dengan kekayaan yang masih ada.12

F. Implementasi Syirkah dalam Konteks Modern

Syirkah merupakan praktik muamalah masa jahiliyah yang diadopsi ke dalam Islam. Dalam fiqh Islam, hukum asal dari syirkah adalah boleh. Landasan syariat kebolehan syirkah terdapat dalam kitab al-Qur an, as‟

Sunnah dan ijma’. Kebolehan syirkah dapat dikembangkan ke dalam berbagai bentuk berdasarkan ijtihad sebagaimana dicontohkan oleh para fuqaha. Setelah merujuk para nashnash syara’, pendapat para fuqaha dapat dijadikan referensi untuk pengembangan konsep syirkah dan implementasinya dalam konteks modern.

Untuk mengimplentasikan bentuk-bentuk syirkah diperlukan langkah-langkah tertentu, yaitu pertama, pastikan apakah masing-masing peserta persekutuan turut menjalankan perusahaan atau tidak. Apabila mereka keseluruhan turut menjalankan perusahaan secara langsung, maka akad yang digunakan adalah musyârakah. Jika akad musyârakah (syirkah) yang digunakan untuk mendirikan perusahaan, maka kemungkinan modal yang disertakan masing-masing pihak dapat berwujud: (a) Apabila modal yang disertakan masing-masing pihak berupa uang yang jumlahnya sama (Rp. X dan Rp. X) maka akad yang digunakan syirkah mufawadhah; (b) Apabila modal yang disertakan masing-masing pihak berupa uang dengan jumlah yang berbeda (Rp. X dan Rp. Y), maka akad yang digunakan syirkah ’inan; (c)

(11)

Apabila modal yang disertakan masing-masing pihak berupa pekerjaan (al-a’mal), maka akad yang digunakan syirkah ’abdan; (d) Apabila masing-masing pihak menjalankan usaha tanpa modal melainkan sebatas reputasi/ kepercayaan, maka akad yang digunakan adakah syirkah wujuh.

Kedua, apabila yang menjalankan perusahaan hanya pihak yang menyertakan tenaga (mudhârib), sedangkan pihak yang menyertakan modal harta (shâhib al-mâl) tidak ikut serta dalam menjalankan perusahaan, maka akad yang digunakan adalah mudhârabah. Dalam hal ini perlu dipahami, bahwa meskipun mudhârib hanya menyertakan tenaga, namun kedudukan mereka tetap sebagai pemilik perusahaan. Dikatakan demikian, karena mudhârib mendapatkan keuntungan bukan dari upah mengupah (‘ujrah), melainkan dari bagi hasil persekutuan. Sedangkan pemberian upah (gaji), hanya berlaku bagi pekerja (karyawan) yang mengikatkan diri dengan perusahaan melalui akad ijârah.

(12)

perusahaan yang lainnuya, secara hukum tetap dibolehkan melakukan persekutuan (syirkah).13

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

1. Syirkah menurut bahasa berarti al-ikhtilah yang artinya campur atau pencampuran. Sedangkan menurut KHES adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati oleh pihak-pihak yang berserikat. 2. Syirkah merupakan salah satu produk transaksi yang diperbolehkan

dalam Islam. dalil tentang syirkah terdapat dalam Dalam Q.S. Shad ayat 24 yang artinya “Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh dan amat sedikitlah mereka ini”. Dan terdapat pula dalil dari hadist yang artinya : “Dari Abu Hurairah yang dirafa’kan kepada Nabi SAW. Bahwa Nabi SAW. Bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT. Berfirman,”Aku adalah yang ketiga pada dua orang yang bersekutu, selama salah seorang dari keduanya tidak menghianati temannya, aku akan keluar dari persekutuan tersebut apabila seseorang menghianatinya.” (HR. Abu Daud dan Hakim dan menyahihkan sanadnya)

(13)

3. Rukun syirkah ada dua, yaitu ijab dan qabul. Sedangkan syarat-syarat syirkah dijelaskan oleh Idris Achmad berikut ini :

a) Mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan izin masing-masing anggota serikat kepada pihak yang akan mengendalikan harta itu. b) Anggota serikat itu saling mempercayai sebab masing-masing

mereka adalah wakil yang lainnya.

c) Mencampurkan harta sehingga tidak dapat dibedakan hak masing-masing baik berupa mata uang maupun bentuk yang lainnya.

4. Syirkah secara garis besar terbagi atas dua jenis yaitu syirkah hak milik (syirkah al-amlak) dan syirkah transaksi (syirkah al-uqud).

Syirkah transaksi bisa diklasifikasikan menjadi lima macam yaitu

‘inan, ‘abdan, mudharabah, wujuh dan mufawadhah.

5. Terdapat enam penyebab utama berakhirnya syirkah yang telah diakadkan oleh pihak-pihak yang melakukan syirkah, yaitu :

a) Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal-hal dimana jika salah satu pihak membatalkannya meskipun tanpa persetujuan pihak yang lainnya.

b) Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk bertasharruf (keahlian mengelola harta)

c) Salah satu pihak meninggal dunia

d) Salah satu pihak ditaruh dibawah pengampuan

e) Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak berkuasa lagi atas harta yang menjadi saham syirkah.

f) Modal para anggota syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama Syirkah.

(14)

Diharapkan kepada pembaca setelah membaca dan memahami makalah ini agar dapat mengamalkan ilmu yang didapat di makalah ini dan dapat mengamalkan produk syirkah yang berkonsep Islam ini di kalangan masyarakat dibandingkan memakai produk kerjasama Non Islami yang mengandung unsur riba, ghoror, dan maysir.

(15)

Daftar Pustaka

ِيللبأْ ننللسْ ِ،ِينَاتللسجسلاْ تعللأشلاْ نللبْ نَاميلسْ ِ،يدأزلا

.ةِيرصعلاْ ةبتْكملاْ ِ،دواد

Al-Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Semarang: Toha Putera, 1989;

Mahkamah Agung RI, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Cetakan pertama. Jakarta, 2003.

Susamto, Burhanuddin, Pendapat Al- Mazahib Al- Arba’ah tentang Bentuk Syirkah dan Aplikasinya dalam Perseroan Modern, De Jure, Jurnal Syariah Dan Hukum, Volume 6 No 1, Juni 2014.

Setiawan, Deni, kerja sama (syirkah) dalam ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi, Volume 21, No 3 September 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Jika dilihat dari pemaknaan zuhud, bahwa yang dimaksud dengan zuhud adalah meninggalkan kehidupan dunia serta kesenangan material dan memperbanyak ibadah kepada Allah

Apakah hubungan antara stress yang dialami dengan tingkat keparahan acne vulgaris pada

Tantangan besar dalam pembelajaran adalah "reconsruction" yaitu membangun budaya intelektual yang demokratis yang di dalarnnya warga negara diberdayakan (empowered)

33 Analis Sistem Informasi dan S-1 Teknik Informatika / Sistem III/a 1 1 Dinas Komunikasi dan. Jaringan

Pada penelitian ini, sintesis material katoda NCM telah dilakukan dengan menggunakan metode solid state yang mana pada metode ini ialah metode yang paling simpel dibanding

Na slici 26 je prikazan graf puzanja za slučaj učitavanja podataka iz tekstualne datoteke prikazane na slici 15.. Slika 26

Misalkan sebuah benda empat persegi panjang yang mempunyai luas penampang seragam dengan ketebalan satu satuan mendapat tegangan tarik langsung pada dua arah yang saling tegak

sehingga kondisi iklim di lokasi penelitian menunjukkan kurang optimum untuk pertumbuhan jamuju, sehingga memberikan pengaruh yang kurang baik untuk pertumbuhan