BAB 5
POPULASI DAN SEMPEL A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul respentetatif (mewakili).
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Probility Sampling adalah Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Probility Sampling terdiri atas:
a. Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
b. Propotionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.
c. Dispropotionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposional.
d. Area (Cluter) Sampling (Sampling menurut daerah)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
Teknik sampling daerah biasanya menggunakan dua tahap, yaitu yang pertama menentukan sampling daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling.
a. Sampling sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan untaian dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota
Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.
c. Sampling incindetal
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Purposive Sampling
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. e. Sampling Jenuh
Teknik penetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. f. Snowball Sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Pada penelitian kualitatif biasanya banyak yang menggunakan sampel purposive dan snowball.
D. Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
Cara menentukan ukuran sampel didasarkan atas asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal misalnya populasi homogeny maka cara-cara tersebut tidak perlu digunakan.
E. Contoh Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah pecahan bisa dibulatkan keatas, sehingga jumlah sampel menjadi 13 + 78 + 129 + 26 + 13 = 259
F. Cara Mengambil Anggota Sampel
BAB 11
POPULASI DAN SAMPEL A. Pengertian
Ada perbedaan yang mendasar dalam Pengertian “Populasi dan sampel” dalam
penelitian Kuantitatif dan kualitatif, dalam penelitian kuantitatif Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu.
Dalam penelitian kualitatif pengertian populasi dan sampel tidak menggunakan
istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang
terdiri dari tiga elemen, yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dirumah berikut keluarga, tempat kerja, atau wilayah suatu negara. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai
obyek penelitian yang ingin difahami secara lebih mendalam “apa yang terjadi di
dalamnya.
Place/tempat
Actor/orang Activity/aktivitas Gambar 11.1 situasi sosial
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif disebut sampel statistic karena tujuannya untuk menghasilkan teori. Pada penelitian kualitatif , peneliti memasuki situasi sosial tertentu, yang dapat berupa lembaga pendidikan, melakukan observasi atau wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut.
Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
B. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah
purposive sampling, dan Snowball sampling. purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga memudahkan peneliti menjelajahi suatu obyek. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama lama menjadi besar. Lincoln dan guba (1985) mengemukakan bahwa ”Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif (naturalistik) sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam penelitian konvensional (kuantitatif). Oleh karena itu, menurut Lincoln dan guba (1985), dalam penelitian naturalistik, spesifik sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Ciri-ciri khusus sampel purposive, yaitu: 1) Sementara, 2) menggelinding seperti bola salju, 3) disesuaikan dengan kebutuhan, 4) dipilih sampai jenuh.
Jadi penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu, peneliti memilih orang tertentu lalu berdasarkan data atau informasi yang diperoleh sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Praktek seperti ini disebut dengan snowball sampling. Dalam proses penentuan sampel purposive, besar sampel yang ditentukan oleh petimbangan informasi. Dalam hubungan ini S.Nasution (1988) menjelaskan bahwa penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada taraf jenuh.
Sanafiah Faisal (1990) dan mengutip pendapat spradley mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Sumber data atau sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
Seperti telah dikemukakan bahwa, penambahan sampel itu dihentikan, manakala datanya sudah jenuh. Dari berbagai informan, baik yang lama maupun yang baru, tidak memberikan data baru lagi. Jadi yang menjadi kepedulian bagi peneliti