• Tidak ada hasil yang ditemukan

IX. RANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL - DTD 5 DECODER ENCCDR MUX DEMUX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IX. RANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL - DTD 5 DECODER ENCCDR MUX DEMUX"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

IX. RANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL

A. PENDAHULUAN

- Suatu rangkaian diklasifkasikan sebagai kombinasional jika memiliki

sifat yaitu keluarannya ditentukan hanya oleh masukkan eksternal saja.

- Suatu rangkaian diklasifkasikan sequential jika ia memiliki sifat

(2)

Lanjutan…….

Rangkaian Logika

Kombinasional Sequential

Sinkron/Clock mode Asinkron

(3)

Rangkaian Logika

KOMBINASIONAL

Rangkaian Logika

Sequential Kombinasional

ENCODER DECODER

ADDER

MULTIPLEXER DE-MULTIPLEXER

SUBSTRACT COMPARATOR

HALF ADDER FULL ADDER

(4)

MODEL RANGKAIAN KOMBINASIONAL

Dengan :

F1 = F1 (I1, I2,…In ; t1 = F1 setelah t1 F2 = F2 (I1, I2,…In ; t2 = F2 setelah t2

- - -

Rangkaian Logika

Kombinasional (Komponen

tak ada Delay)

t1 t2

t n I1 I2 In F1 F2 Fn t1 t2

(5)

Lanjutan ……..

F ( kapital ) = Sinyal steady state dengan asumsi tidak ada delay.

t ( kecil ) = Sifat dinamis dari sinyal

yang dapat berubah selama

(6)

B. PROSEDUR PERANCANGAN

a. Pokok permasalahan sudah ditentukan yaitu jumlah input yang dibutuhkan serta jumlah output yang tertentu.

b. Susun kedalam tabel kebenaran (Truth Table).

(7)

C. DECODER

Decoder adalah rangkaian kombinasi yang akan memilih salah satu keluaran sesuai dengan

konfgurasi input. Decoder memiliki n input dan 2n output.

Blok Diagram Decoder.

Decoder

n to 2

n

IO I1

In

YO Y1

(8)

Contoh

Untuk Decoder 2 to 4

Decoder

n to 2

n

IO Y

O

(9)

Lanjutan …….

Tabel Kebenaran

I

O

I

1

Y

O

Y

1

Y

2

Y

3

O O

O 1

1 O

1 1

(10)

RANGKAIAN LOGIKA

I1

I0 Y

0

Y1

(11)

Untuk merancang rangkaian kombinasional dapat digunakan Decoder dan eksternal OR gate (rangkaian kombinasi n - input dan m– output dapat diimplementasikan dengan n to 2n line decoder dan m – OR gate).

Contoh.

Implementasikan suatu Full Adder dengan memakai Decoder dan 2 gerbang OR

Jawab :

Sum = A B Cin = Σ 1,2,4,7

(12)

Lanjutan…..

Gambar Rangkaian Logika

Decoder 3 to 8 Cin

A

B

Y1 Y0 Y2 Y3

Y4 Y5

(13)

CONTOH PERANCANGAN DECODER

Rancang BCD to Desimal Decoder untuk mengubah BCD ke seven segment ?

Catatan : Seven Segment. a

d

g b

c f

(14)

Another Code Converter Example:

BCD-to-Seven-Segment Converter

Seven-segment display:

7 LEDs (light emitting diodes), each one

controlled by an input

1 means “on”, 0 means “off”

Display digit “3”?

Set a, b, c, d, g to 1

Set e, f to 0

10/3 Chapter 3-ii: Combinational Logic Design (3.4 - 3.6)

d

14

a

b

c

e

f

(15)

BCD-to-Seven-Segment

Converter

Input is a 4-bit BCD code

4 inputs (w, x,

y, z).

Output is a 7-bit code (a,b,c,d,e,f,g) that

allows for the decimal equivalent to be

displayed.

Example:

Input: 0000

BCD

Output: 1111110

(a=b=c=d=e=f=1, g=0)

10/3 1/18

15 Chapter 3-ii: Combinational Logic Design (3.4 - 3.6)

d

a

b

c

e

(16)

BCD-to-Seven-Segment (cont.)

Truth Table

Chapter 3-ii: Combinational 16

10/3

Digit wxyz abcdefg

0 0000 1111110

1 0001 0110000

2 0010 1101101

3 0011 1111001

4 0100 0110011

5 0101 1011011

6 0110 X011111

7 0111 11100X0

Digit wxyz abcdefg 8 1000 1111111

9 1001 111X011

(17)

D. ENCODER

Encoder adalah rangkaian kombinasi yang merupakan kebalikan dari Decoder yaitu manghasilkan output kode biner yang

berkorespondensi dengan nilai input. Encoder memiliki 2n input dan n output.

Tabel kebenaran Encoder 4 to 2

INPUT OUTPUT

I0 I1 I2 I3 X Y

1 0 0 0

0 1 0 0

0 0 1 0

0 0 0 1

0 0

0 1

1 0

1 1

X = I2 + I3

(18)

Encoders (cont.)

Chapter 3-ii: Combinational 18

(19)

Encoder Example

Example: 8-to-3 binary encoder (octal-to-binary)

Chapter 3-ii: Combinational

Logic Design (3.4 - 3.6) 19

10/3 1/18

A0 = D1 + D3 + D5 + D7

A1 = D2 + D3 + D6 + D7

(20)

Chapter 3-ii: Combinational 20

10/3

(21)

Simple Encoder Design Issues

There are two ambiguities associated with the

design of a simple encoder:

1. Only one input can be active at any given time. If two inputs are active simultaneously, the output

produces an undefined combination (for example, if

D3 and D6 are 1 simultaneously, the output of the

encoder will be 111.

2. An output with all 0's can be generated when all the

inputs are 0's,or when D0 is equal to 1.

Chapter 3-ii: Combinational

Logic Design (3.4 - 3.6) 21

(22)

Priority Encoders

Solves the ambiguities mentioned above.

Multiple asserted inputs are allowed; one

has priority over all others.

Separate indication of no asserted inputs.

Chapter 3-ii: Combinational 22

(23)

Chapter 3-ii: Combinational

Logic Design (3.4 - 3.6) 23

10/3 1/18

(24)

4-to-2 Priority Encoder (cont.)

The operation of the priority encoder is

such that:

If two or more inputs are equal to 1 at the

same time, the input in the

highest-numbered position will take precedence.

A

valid output indicator

, designated by

V, is set to 1 only when one or more inputs

are equal to 1. V = D

3

+ D

2

+ D

1

+ D

0

by

inspection.

Chapter 3-ii: Combinational 24

(25)

Chapter 3-ii: Combinational

Logic Design (3.4 - 3.6) 25

10/3 1/18

(26)

Chapter 3-ii: Combinational 26

10/3

(27)

A Matrix of switches = Keypad

Chapter 3-ii: Combinational

Logic Design (3.4 - 3.6) 27

10/3 1/18

C0 C1 C2 C3

R0

R1

R2

R3

(28)

Keypad Decoder IC - Encoder

Chapter 3-ii: Combinational 28

10/3

1 2 3 F

4 5 6 E

7 8 9 D

0 A B C

COL. 4-bit

ROW 4-bit

(29)

E. MULTIPLEXER ( MUX )

Blok Diagram Logika Mux.

Mux N x 1 0

1

n

A B

Input Data Output

(30)

PROSEDUR PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL DENGAN MUX

1. Buat tabel kebenaran sesuai dengan kondisi input dan output serta nomor Mintermnya.

2. Salah satu variabel input digunakan sebagai Data dan sisanya dari variabel input sebagai address/selector.

3. Buat tabel Implementasi dan lingkari nomor Mintermnya yang sesuai dengan outputnya.

4. Jika 2 Mintermnya dalam satu kolom dilingkari, maka input Mux adalah 1 dan sebaliknya input Mux adalah berlogika 0

(31)

Contoh !

Implementasikan F(ABC) = Σ1,3,5,6 dengan Mux (4x 1).

Jawab:

Tabel Kebenaran.

Minterm I N P U T O U T P U T A B C F

0 1 2 3 4 5 6 7

0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1

(32)

Lanjutan………

Catatan.

Input Variabel A diambil sebagai data

sedangkan B dan C sebagai address.

Tabel Implementasi.

I

0

I

1

I

2

I

3

A

0

1

0

1

(33)

GAMBAR RANGKAIAN LOGIKA

Mux 4 X 1 I0

I1 I2 I3

B C

I

(34)

MUX implementation of

F(A,B,C) =

m(1,3,5,6)

Chapter 3-iii: Combinational 34

(35)

F.DEMULTIPLEXER (DEMUX)

Blok Diagram Logika DEMUX

DEMUX 1 x (n + 1) I

Input

Select/addressA B

Y0 Y1

Gambar

Gambar Rangkaian Logika
Tabel Kebenaran
Gambar Rangkaian Logika
Tabel Kebenaran.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pakar yang dapat mendeteksi gangguan-gangguan yang terjadi pada masa kehamilan, membantru calon ibu dalam mengetahui gangguan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca teknis dengan

Saluran ini digunakan untuk memasukkan slurrysebagai bahan utama ke dalam reactor (digester). 2) Sistem Pengaduk : Sistem pengadukan yang paling mungkin dilakukan

Pada saat proses titrasi asam salisilat menggunakan larutan NaOH, maka. ditambahkan dua tetes indikator

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu Menjelaskan dasar perawatan mekanisme mesin rasa peduli dan Menjelaskan cara kerja kepala silinder dengan rasa

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis serta shalawat dan salam penulis

Saran yang dapat diberkan oleh peneliti antara lain KTT Andini Lestari dapat menjadikan alternatif- alternatif strategi dari hasil penelitian ini sebagai bahan acuan

Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan