PROFESIONALISME GURU
DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN PADA ERA
GLOBAL
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah profesi kependidikan
Dosen : Jajat Sudrajat, S.pd.,M.pd.
Disusun oleh :
Anisa
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN MAEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
2017/2018 Abstrak
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.
Sebagaimana telah dimaklumi bahwa dalam lingkup pendidikan yang terkecil yaitu sekolah, guru memegang peranan yang amat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh kegiatan pendidikan terutama sekolah, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab para guru. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen merupakan tuntutan dari pentingnya keberadaan guru dan dosen sebagai pendidik yang harus dihargai kerja dan pengabdiannya untuk mencerdaskan bangsa. Di samping itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sitem Pendidikan Nasional yang mensyaratkan bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru secara terencana, terarah dan berkesinambungan
umum profesionalisme menunjukkan kerja keras secara terlatih tanpa adalanya
persyaratan tertentu. Profesionalisme guru menghadapi problematika pendidikan yang masih banyak terjadi di negeri ini seperti, sistem yang berubah-ubah dan SDM yang masih kalah dengan negara-negara tetangga. Tantanggan profesinalisme guru kedepan adalah perkembangan teknologi informasi, desentralisasi dan sentralisasi pendidikan, dan pasar bebas ASEAN.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PROFESIONALISME
GURU DAN PROFESSIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN
” dengan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata kuliah pengantar pendidikan pada perkuliahan semester I ini.
Dalam menyusun makalah ini kami mengalami banyak rintangan dan kesulitan seperti kurangnya wawancara langsung sebagai sumber referensi, waktu penulisan yang terbatas dalam melakukan pencarian sumber dan kesulitan lainnya yang menghambat dalam menyusun makalah ini. Namun kami dapat menyelesaikan kesulitan tersebut berkat dukungan dan bantuan semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Jajat Sudrajat, S.pd.,M.pd. Selaku dosen pengantar pendidikan yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Orang Tua penulis yang ikut berperan penting dalam moril dan materil.
3. Teman-teman yang ikut membantu dan memberi pendapat kepada kami pada saat penulis menemukan masalah atau kendala dalam menyelesaikan makalah ini.
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga penulisan makalah karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Sumedang, 12 Desember 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Tujuan ... 1
BAB 2 PEMBAHASAN ... 2
2.1 Promatika pendidikan ... 2
2.2 Perkembangan teknologi ……... 5
2.3 Peran guu professional dalampembelajaran ………... 6
2.4 Faktor yang mempengaruhi guru profession………...8
2.5 Upaya-Upaya untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru...10
2.6 Dunia pendidikan Indonesia menghadapi MEA……… 15
2.7 Solusi kedepan ………...20
BAB 3 PENUTUP... 28
3.1 Kesimpulan ... 28
3.2 Saran ... 28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.
Guru adalah seseorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, serta merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Sudah selayaknya seorang guru itu diberikan kesejahteraan berupa sertifikasi. Dapat dipahami bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa guru yang professional merupakan salah satu indikator penting dari sekolah berkualitas. Guru yang professional akan sangat membantu proses pencapaian visi misi sekolah. Mengingat strategisnya peran yang dimiliki oleh seorang guru, usaha-usaha untuk mengenali dan mengembangkan profesionalisme guru menjadi sangat penting untuk dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan probematika pendidikan ? 1.2.2 Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru
1.2.3 Bagaimana peran guru professional dalam proses pembelajaran ? 1.2.4 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru ? 1.2.5 Apa saja syarat- syarat menjadi guru profesionalisme ?
1.2.6 Apa saja upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru 1.2.7 Bagaimana solusi kedepan
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui pengertian tentang probematika pendidikan 1.3.2 Mengatahui pengertian tentang dengan profesionalisme guru 1.3.3 Mengetahui peran guru professional dalam proses pembelajaran 1.3.4 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru 1.3.5 Mengetahui syarat- syarat menjadi guru profesionalisme
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Problematika Mutu Pendidikan
Sebelum melangkah lebih jauh dalam mengkaji peran guru dalam peningkatan mutu
182 pemahaman diman dan seperti apa sebenanrnya kompetensi dan profesionalitas guru secara ideal, seperti halnya juga yang dicantumkan dalam pengaturan Udang-undang guru dan dosen saat ini. Pendidikan merupakan salah satu subsistem yang sentral, sehingga senantiasa perlumendapatkan perhatian dan perbaikan dalam menjaga kontinuitas proses kehidupandalam berbagai aspek di tengah-tengah masyarakat , negara-negara tersebut (input-proses-output). Karena itu, mutu pendidikan perlu menjadi perhatian berbagai pihak untuk kemudian mampu bersama memajukannya. Perlu diingat kita bahha mutu pendidikan Indonesia belum beranjak dari prestasinya yang cukup rendah bahkan ditingkatan ASIA. Memang ada paradigma yang terbangun di dalam sistem pendidikan kita bahwa ganti menteri ganti kurikulum dan kebijakan pendidikan. Hal ini tentu dapat berpengaruh pada upaya singkronisasi peningkatan mutu pendidikan. Dalam upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional ternyata memerlukan adanya perbaikan pula dalam aspek sistemik (regulasi-regulasi) serta meningkatnya kontrol sosial dari masyarakat, selain itu pendidikan sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial politik, termasuk persoalan stabilitas dan keamanan, sebab pelaksanaan pendidikan membutuhkan rasa aman (Malik Fadjar, 2001). Hasil survey Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang menyebutkan bahwa sistem
33, Malaysia pada urutan 58, sementara Indonesia berda pada urutan 111. Kondisi ini menunjukan adanya hubungan yang berarti antara penyelenggaraan pendidikan dengan kualitas pembangunan sumber daya manusia indonesia yang dihasilkan selama ini, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhinya. Landasan
183 Pendidikan marupakan salah satu kajian yangdikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan. Untuk diyakini bahwa dalam bidang pendidikan, yang dimaksud dengan mutu memiliki pengertian sesuai dengan makna yang terkandung dalam siklus pembelajaran. Secara ringkas dapat diartikan beberapa kata kunci mengeni pengertian mutu, yaitu sesuai perkembangan kebutuhan, sesuai penggunaan pelanggan, sesuai perkembangan kebutuhan, dan sesuai kebutuhan lingkungan global Ibrahim (2000:6). Sehingga untuk melihat hasil dari mutu pendidikan yang tak biasa lepas dari hal tersebut adalah ketersediaan professional guru dan aturan yang mengatur kerja guru, yang saling bersinergi dalam mewujudkan mutu pendidikan yang baik
2.2 Pengertian Profesionalisme Guru
Leod,1989). Dalam kamus bahasa Indonesia edisi kedua (1991), guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencariannya) mengajar. Dalam bahasa arab disebut “Mu’alim” dalam bahasa inggris “teacher” memiliki arti sederhana yakni “A person whose occupation is teaching others” (Mc. Leod,1989) artinya seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.
Di dalam UU sistem pendidikan nasional tahun 2003 pada pasal 39 ayat 2 menjelaskan: “Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang professional itu sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompeten dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik.
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara kusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang lainnya. Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan kebijakan terhadap ide-ide pembaharuan itulah yang akan mampu melestarikan eksitensi sekolah.
2.3 Perkembangan Teknologi Informasi
guru-murid, teknologi instruksional dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Kemampuan guru dituntut untuk menyesuaikan hal demikian itu. Adanya revolusi informasi harus dapat
dimanfaatkan oleh bidang pendidikan sebagai alat mencapai tujuannya dan bukan sebaliknya justru menjadi penghambat. Untuk itu, perlu didukung oleh suatu kehendak dan etika yang dilandasi oleh ilmu pendidikan dengan dukungan berbagai pengalaman para praktisi pendidikan di lapangan. Perkembangan teknologi (terutama teknologi informasi)
menyebabkan peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan akan mulai bergeser. Sekolah tidak lagi akan menjadi satu-satunya pusat pembelajaran karena aktivitas belajar tidak lagi terbatasi oleh ruang dan waktu. Peran guru juga tidak akan menjadi satu-satunya sumber belajar karena banyak sumber belajar dan sumber informasi yang mampu memfasilitasi seseorang untuk belajar. Teknologi mempunyai gagasan mereformasi sistem pendidikan masa depan. Apabila anak diajarkan untuk mampu belajar sendiri, mencipta, dan menjalani
kehidupannya dengan berani dan percaya diri atas fasilitasi lingkungannya (keluarga dan masyarakat) serta peran sekolah tidak hanya menekankan untuk mendapatkan nilai-nilai ujian yang baik saja, maka akan jauh lebih baik dapat menghasilkan generasi masa depan.
Orientasi pendidikan yang terlupakan adalah bagaimana agar lulusan suatu sekolah dapat cukup pengetahuannya dan kompeten dalam bidangnya, tapi juga matang dan sehat
kepribadiannya. Bahkan konsep tentang sekolah di masa yang akan datang, menurutnya akan berubah secara drastis. Ada sisi-sisi tertentu dari fungsi dan peranan sekolah yang tidak dapat tergantikan, misalnya hubungan guru-murid dalam fungsi mengembangkan kepribadian atau membina hubungan sosial, rasa kebersamaan, kohesi sosial, dan lain-lain. Teknologi
Apakah perannya akan
186 digantikan oleh teknologi informasi, atau guru yang memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang peran profesinya. Melalui penerapan dan pemilihan teknologi informasi yang tepat (sebagai bagian dari teknologi pendidikan), maka perbaikan mutu yang
berkelanjutan dapat diharapkan. Perbaikan yang berlangsung terus menerus secara
konsisten/konstan akan mendorong orientasi pada perubahan untuk memperbaiki secara terus menerus dunia pendidikan. Adanya revolusi informasi dapat menjadi tantangan bagi lembaga pendidikan karena mungkin kita belum siap menyesuaikan. Sebaliknya, hal ini akan menjadi peluang yang baik bila lembaga pendidikan mampu menyikapi dengan penuh keterbukaan dan berusaha memilih jenis teknologi informasi yang tepat, sebagai penunjang pencapaian mutu pendidikan. Pemilihan jenis media sebagai bentuk aplikasi teknologi dalam pendidikan harus dipilih secara tepat, cermat dan sesuai kebutuhan, serta bermakna bagi peningkatan mutu pendidikan kita.
2.4 Peran Guru Professional Dalam Proses Pembelajaran
Guru yang professional dituntut harus mampu berperan selaku manajer yang baik yang didalamnya harus mampu melangsungkan seluruh tahap-tahap aktivitas dan proses pembelajaran dengan manajerial yang baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat diraih dengan hasil yang memuaskan.
Peran guru professional atau tenaga kependidikan adalah :
a) Tenaga kependidikan sebagai pendidik dan pengajar yakni tenaga
kependidikan yang harus memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersifat realitis, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap
b) Tenaga kependidikan sebagai anggota masyarakat, untuk itu harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia dan sebagai anggota masyarakat harus memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerja sama.
c) Tenaga kependidikan perlu memiliki kepribadian menguasai ilmu
kepemimpinan menguasai prinsip hubungan manusia, teknik berkomunikasi serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi yang ada disekolah. d) Tenaga kependidikan sebagai pengelola proses belajar mengajar yakni tenaga
kependidikan yang harus mampu dan menguasai berbagai metode mengajar dan harus mampu menguasai situasi belajar mengajar didalam kelas maupun diluar kelas
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Guru Profesional
Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi guru professional antara lain sebagai berikut:
a) Status Akademik
Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang bersifat profesi. Secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesi adalah pekerjaan yang hanya dilakukan oleh mereka yang secara khusus dsisiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan lainnya.
Untuk menciptakan tenaga-tenaga professional tersebut pada dasarnya disekolah dibina dan dikembangkan dari berbagai segi diantaranya:
1. Segi toritis yaitu dilembaga atau sekolah-sekolah keguruan yang membina dan menciptakan tenaga-tenaga professional ini diberikan ilmu-ilmu pengetahuan selain ilmu pengetahuan yang harus
2. Segi praktis yaitu secara praktis dapat diartikan dengan berdasarkan praktek adalah cara melakukan apa yang tersebut dalam teori (W.J.S. Porwadarminta 1999:99)
b) Pengalaman Belajar
Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk mengorganisir mereka, dan hal tersebut banyak menjadi keluhan, serta banyak pula dijumpai guru yang mengeluh karena sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Hal tersebut dikarenakan guru kurang mampu untuk menguasai dan menyesuaikan diri terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung.
c) Mencintai profesi sebagai guru
Rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa cinta akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan
pengorbanan. Seseorang yang melakukan sesuatu dengan tanpa adanya rasa cinta biasanya orang yang keadaanya dalam paksaan orang lain, maka dalam melaksanankan haknya itu dengan merasa terpaksa. Dalam melakukan sesuatu akan lebih berhasil apabila disertai dengan adanya rasa cinta terhadap apa yang dilakukannya itu.
d) Berkepribadian
Secara bahasa kepribadian adalah keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak-watak seseorang. Dalam proses belajar mengajar kepribadian seorang guru ikut serta menentukan watak kepada siswanya. Dalam proses belajar kepribadian seorang guru sangat menentukan terhadap pembentukan kepribadian siswa untuk menanamkan akhlak yang baik sebagai umat manusia.
mengajar sangat tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien, maka guru perlu memiliki kompetensi yang dapat menunjang tugasnya, yang disebut
kompetensi guru profesional. Kompetensi tersebut antara lain sebagaid berikut :
1. Kompetensi Pribadi
Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian melliputi :
a) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. c) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan
pada kemanfatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak. d) Kepribadian yang berwibawa meliputi memilii perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik memiliki perilaku yang disegani.
e) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai norma religious (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
2. Kompetensi Profesional
tehadap struktur dan metodologi keilmuannya. Sub kompetensi dalam kompetensi professional adalah:
a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan bai filosofi dan psikologis
b) Mengerti dan dapat menerapkan teodi belhar sesuaii dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik
c) Mampu menangani mata pelajaran atau bidan studi yang ditugaskan kepadanya
d) Mengerti dan dapat menerapkann metode mengajar yang sesuai e) Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas
yang lain
f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran g) Mampu melaksanakan evaluasi belajar
h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
3. Kompetensi Sosial
Kemampuan sosial tenaga kependidikan adalah salah satu daya atau kemampuan tenaga kependidikan untuk mempersiapkan perserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapu kehidupan yang akan dating. Tenaga kepribadian harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat, mampu bergaul dan melayani masyarakat dengan baik, mampu mendorong dan menunjang kreatifitas masyarakat, dan menjaga emosi dan perilaku yang tidak baik.
4. Kompetensi Pedagogik
a) Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik pesera didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. d) Mengembangkan peseta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya meliputi memgasilitasi peserta didik yntuk
pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didk untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik
Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat penting bagi peningkatan dunia pendidikan. Banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalsme guru. Jalan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru antara lain:
1. Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan mampu
“membangun” manusia dengan penuh percaya diri, guru memiliki kesejahteraan yang cukup (gaji yang memadai). Perlu ditata ulang sistem penggajian guru agar gaji yang diterimanya setiap bulan dapat mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan putra-putrinya. Dengan penghasilan yang mencukupi, tidak perlu guru bersusah payah untuk mencari nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru akan lebih konsentrasi ada profesinya, tanpa harus
menghawatirkan kehidupan rumah tangganya serta khawatir akan pendidikan putra-purtinya. Guru mempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri tampil prima di depan kelas. Jika mungkin, seorang guri dapat meningkatkan profesinya dengan menulis buku materi pelajaran yang dapat digunakan diri sendiri untuk mengajar dan membantu guru-guru lain yang belum mencapai tingkatnya. Hal ini dapar lebih menyejahterakan kehidupan guru dan akan lebih meningkatkan status sosial guru. Guru akan lebih dihormati dan dikagumi oleh anak didiknya. Jika anak didik mengagumi gurunya maka motivasi belajar siswa akan meningkat dan pendidikan pasti akan lebih berhasil.
dapat dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu guru-guru pemula untuk mengajar tanpa membebani tugas-tugas rutin guru. 3. Penyelenggaraan pelatihan dan sarana. Salah satu usaha untuk meningkatkan
profesionalitas guru adalah pendalaman materi pelajaran melalui pelatihan-pelatihan tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar guru dapat banyak membaca buku-buku materi pelajaran yang dibutuhkan guru untuk memoerdalam pengetahuannya.
4. Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak zaman Max Weber di awal abad ke-20 dan penelitian manajemen dua puluh tahun belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa keberhasilan pada berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja.
5. Penciptaan waktu luang. Waktu luang sudah lama menjadi sebuah bagian proses pembudayaan. Salah satu tujuan pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah menjadikan manusia makin menjadi “penganggur terhormat”, dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam intelektualitas dan kepribadian. 6. Memahami tuntutan standar profesi yang ada. Upaya memahami tuntutan standar
profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru ktita ingin meningkatkan profesionalitasmenya. Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan sebagai berikut: Pertama, persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas Negara. Kedua, sebagai professional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global, dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan membuka diri yakni mau mendengar dan melihat perkembangan baru di
bidangnya.
memadai maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan.
8. Membangun hubungan kerjawatan yang baik dan luas temasuk lewat organisasi profesi. Upaya membangun hubungan kerjawatan yang baik dan luas dapat dilakukan dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha untuk mengetahui aoa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses.
9. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi. Selanjutnya upaya menmbangun etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan
pelayanan prima kepada konstituennya yaitu siswa, orangtua dan sekolah. Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik yang didanai, diandakan, dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik.
10. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media dan ide-ide baru bidan teknologi pendidikan seperti media presentasi, computer dan juga pendekatan-pendekatan baru bidang teknologi pendidikan.
Upaya-upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut pada akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua puhak yang terkait agar benar-benar terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan dukungannya tersebut adalah organisasi profesi seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.
Kesepakatan ini tak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tapi juga sektor-sektor lainnya. Tak terkecuali “pendidikan” sebagai modal membangun sumber daya
manusia yang kompetitif. Era perdagangan bebas ASEAN, harus disambut oleh dunia pendidikan dengan cepat, agar sumber daya manusia Indonesia siap menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan negara-negara lain.. Mengacu pada faktor penentu kemajuan suatu negara yaitu, penguasaan inovasi (45%), penguasaan jaringan/networking (25%), penguasaan teknologi (20%), serta
188 kekayaan sumberdaya alam hanya (10%), maka pendidikan di Indonesia harus lebih menekankan pada tiga kemampuan tersebut untuk meningkatkan kemajuan di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah harus mampu menyiapkan sekolah-sekolah khusus yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan kerja, misalnya sekolah pertanian, sekolah peternakan, sekolah perikanan, sekolah teknik mesin, sekolah teknik bangunan, dan sebagainya. Sekolah-sekolah tersebut harus benar-benar mampu membekali kompetensi untuk berinovasi dan untuk membangun
jaringan/networking. Kompetensi berinovasi dapat dilakukan dengan peningkatan berbagai ketrampilan yang ada. Ketrampilan ini bisa diupayakan dengan cepat karena siswa akan diajarkan bagaimana cara bekerja yang kreatif dan inovatif. Sedangkan kompetensi membangun jaringan dilakukan dengan pengembanga sikap dan
mengelola sumber daya manusia seperti, kepemimpinan, kerja sama serta komunikasi. Disamping itu peningkatan peran pemerintah dalam menyelesaikan masalah
softskill ). Pemerintah juga harus lebih memperhatikan kualitas, distribusi serta kesejahteraan guru di Indonesia, karena guru merupakan salah satu tonggak untuk mendukung jalannya pendidikan, dan sangat berperan penting dalam menciptakan siswa yang cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas. Sehingga sepantasnya pemerintah dapat membuat peraturan untuk menuju penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dengan demikian, apabila pendidikan di Indonesia mampu membekali siswa dengan
pengetahuan serta keterampilan yang memadai, maka lulusan pendidikan Indonesia akan memiliki rasa percaya diri serta motivasi yang tinggi untuk mengembangkan diri secara optimal, sehingga dapat diyakini bahwa Indonesia mampu bersaing secara global dan mampu menghadapi MEA 2015
2.8 Solusi Ke Depan Penerapan profesionalisme tentunya bukan hanya tanggung jawab semata dari guru tersebut, akan tetapi semua elemen yang mendukung dalam tugas guru. Berbagai masalah
189 dalam mencapi profesionalisme guru kedepan sangatlah kompleks, dengan kondusi tersebut apabila tidak ada kesiapan secara baik akan berdampak terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Sementara saat ini, negara-negara di sekitar Indonesia memendang peningkatan mutu pendidikan melalui perbaikan kinerja guru sudah berkembang dengan pesat. Perbaikan sumber daya dalam hal ini adalah guru merupakan prioritas,perbaikan dalam hal jangka panjang untuk menyiapkan
apabila komponen-komponen di dalam pendidikan mampu beradaptasi pula. Guru sebagai salah satu komponen pendidikan harus mampu beradaptasi juga, langkah awal yang harus dilakukan adalah menumbuhkan minat guru terhadap teknologi informasi melalui stimulus-stimulus yang mengharuskan guru berhubungn langsung dengan teknologi informasi. Sebagai contoh sekolah memberikan instruksi kepada guru agar setiap kegiatan pembelajaran menggunakan media teknologi. Dengan begitu secara terbiasa guru akan mudah menguasai teknologi informasi, tentunya juga harus
didukung sarana yang memadai dari sekolah. Pengembangan kemampuan guru dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang perlu disaiapkan
adalahkepemimpinan, public speaking, penguasaan bahasa asing, dan jaringan. Apabila hal tersebut mampu dikuasai oleh guru, maka akan mudah guru untuk menghadapai MEA dan siap bersaing dengan SDM dari negara anggota MEA serta mempunyai profesionalisme yang baik dalam bekerja.
BAB III
3.1 Simpulan
Problematika pendidikan Indonesia saat ini terletak pada sistem dan sumber daya manusia nya yang masih belum bisa bersinergi, sehingga aturan yang dibuat kadang kala tidak menyesuaikan kemampuan SDM yang di lapanagan, begitupun sebaliknya SDM terkadang enggan untuk menuruti aturan yang berlaku. Masalah tersebut mempunyai
190 dampak yang sangat besar terhadap pendidikan, karena hubungan nya langsung dengan bagaimana guru menjalankan kegiatannya dan mampu dikatakan profesional.
Profesionalisme merupakan performance quality dan sekaligus sebagai tuntutan perilaku profesional dalam melaksanakan tugasnya. Konsekuensinya guru sebagai profesional dituntut untuk bisa bekerja dalam koridor profesionalisme.Guru adalah pekerja profesi oleh karena itu harus menjunjung profesionalisme. Pengertian umum profesionalisme menunjukkan kerja keras secara terlatih tanpa adalanya persyaratan tertentu. Tantangan yang menghadang di depan dalam mewujudkan profesionalisme guru adalah bagaimana guru mampu menguasai teknologi dan informasi, desentralisasi dan sentralisasi dalam pendidikan sehingga terkadnag membatasi gerak guru untuk menggeluarkan kemempuannya. Dan tantangan yang paling besar adalah adanya MEA yang mengharuskan SDM di Indonesia mampu bersaing dengn SDM dari luar yang kan masuk ke Indonesia
Matematika sebagai pelajaran esensial yang diajarkan kepada anak pada tiap tingkat pendidikan. Bahkan pada pendidikan anak usia dini matematika sudah mulai diperkenalkan. Ini menunjukkan bahwa matematika itu sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
IPTEK dirumuskan sebagai panduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya IPTEK yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan, misalnya banyak persoalan kehidupan yang memerlukan kemampuan menghitung dan mengukur. Dengan demiian, ilmu matematika memiliki peran yang begitu banyak dalam pengembangan IPTEK di Indonesia.
3.2 Saran
Mewujudkan profesionalisme guru merupakan tugas setiap stakeholder pendidikan, baik dari jajaran pembuat keputusan sampai pelaksana keputusan. Sinergi semua lini harus dilakukan agar perbaikan mutu guru dalam berbagai kemampuan dapat terwujud. Melihat tantangan yang ada di depan yang snagat terjal, solusinya memang harus saling bahumembahu dalam perbaikan profesionalisme guru
Seluruh pihak perlu bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika serta kuantitas-kualitas penelitian matematika di Indonesia. Selain itu, juga harus melakukan evaluasi agar ditemukan berbagai solusi dalam menghadapi ancaman dan tantangan globalisasi, khususnya dibidang IPTEK dengan pelajaran matematika. Bila hal tersebut dilakukan dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang intensif, niscaya IPTEK di Indonesia tidak akan tertinggal karena aspek pembelajaran matematika telah berkembang kearah yang lebih baik lagi.
DAFTAR RUJUKAN
- Drs. H. Sugito,M.Si, Pendidikan Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI (Jakarta : YPLP/PPLP PGRI Pusat, 2011).
- Prof . Dr. Sudarwan Danim, Dr. H. Khairil proresi kependidikan, Bandung : Jl Gegerkalong hilir
- Jurnal Aziz Shofi Nurdiansyah, PROFESIONALISME GURU DAN TANTANGAN KEDEPAN
DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
- Mantja, W. 2007. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan: manajemen pendidikan dan supervisi pengajaran.
- Supriyadi, D. 1999. Menggangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.