• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOSETAS INDONESIA SEHAT DAN BERKUALITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DOSETAS INDONESIA SEHAT DAN BERKUALITAS"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

DOSETAS (INDONESIA SEHAT DAN BERKUALITAS)

SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

MANUSIA KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN

DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI ERA MEA

Oleh:

Putu Putri Natih Devayanti (8121)

Ni Wayan Puspa Sawitri Ksamawati (8120)

Rizka Khairunnisa (8059)

Disampaikan kepada:

Scientific Competition of Poltekkes Denpasar 2016 yang

diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik

Kesehatan Denpasar

(2)

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA NEGERI 4 DENPASAR

Jalan Gunung Rinjani Monang – Maning Denpasar Telp.(0361) 485363

LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis dengan judul:

“DOSETAS (INDONESIA SEHAT DAN BERKUALITAS) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI

ERA MEA” Oleh:

Putu Putri Natih Devayanti ( 8121) Ni Wayan Puspa Sawitri Ksamawati (8120)

Rizka Khairunnisa (8059)

Disampaikan kepada:

Scientific Competition Of Poltekkes Denpasar 2016 Yang Diselenggarakan Oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Kesehatan Denpasar

Denpasar, 18 Desember 2015 Mengetahui

KATA PENGANTAR

Ketua Kelompok

(3)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, karya tulis yang kami buat dengan judul “DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas) sebagai Upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat di Era MEA” dalam mengikuti lomba karya tulis ilmiah Scientific Competition of Poltekkes Denpasar 2016 ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Wayan Rika, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 4 Denpasar

2. Ibu I Gusti Ayu Putu Intan Udayani, S.Pd. selaku Pembimbing serta Pembina KIRS-4 Denpasar

3. Serta beberapa pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang juga turut berperan dalam pembuatan karya tulis ini.

Selain itu, penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam karya tulis ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan karya tulis yang telah penulis buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Sekali lagi, penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Seberapapun sederhananya karya tulis kami, penulis berharap apa yang kami tulis memiliki manfaat bagi semua pihak yang membaca karya tulis ini.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i Denpasar, Februari 2016

(4)

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR ...vi

ABSTRAKSI ...vii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan Penelitian ...2

1.4 Manfaat Penelitian ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...4

2.1 Masayarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ...4

2.2 Sumber Daya Manusia ...6

2.3 Tenaga Kerja ...9...

BAB III KERANGKA KONSEP ...13

3.1 Bagan Kerangka Konsep ...13

3.2 Deskripsi Kerangka Konsep ...14

BAB IV METODE PENELITIAN ...15

4.1 Jenis Penelitian ...15

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...15

4.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...15

4.4 Pengolahan dan Analisis Data ...15

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...17

5.1 Hasil Penelitian ...17

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...18

(5)

6.1 Kesimpulan ...29 6.2 Saran ...29 DAFTAR PUSTAKA ...ix CURRICULUM VITAE

DAFTAR TABEL

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)

ABSTRAKSI

DOSETAS (INDONESIA SEHAT DAN BERKUALITAS) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI ERA MEA

(Oleh: Putu Putri Natih Devayanti, Ni Wayan Puspa Sawitri Ksamawati, Rizka Khairunnisa. 2016. 30)

(8)

Letak kelemahan Indonesia dalam menghadapi MEA adalah tenaga kerja yang ada masih di bawah kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan pada era MEA. Hal inilah yang akan berdampak buruk kedepannya. Oleh karena itu, penulis memberikan sebuah solusi berupa program yang bernama “DOSETAS”, yaitu Indonesia Sehat dan Berkualitas.

Program “DOSETAS” penulis canangkan guna mengatasi dampak negatif di bidang kesehatan dalam era MEA.

Dalam penelitian ini penulis memiliki metode penelitian yaitu jenis penelitian deskriptif, jenis data berupa data sekunder, serta teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka.

“DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas)” adalah suatu program yang menangani sistem ketenagakerjaan dalam bidang kesehatan yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas ketenagakerjaan kesehatan di Indonesia dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Program “DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas)” memiliki mekanisme berupa 5P ,yaitu pengadaan SDM kesehatan lokal, Penyaringan tenaga kesehatan asing, pendayagunaan SDM kesehatan lokal dan asing, pembinaan SDM kesehatan lokal dan asing, serta pengawasan SDM kesehatan lokal dan asing.

Dapat disimpulkan bahwa program “DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas)” dapat menjadi solusi dari permasalahan kali ini yaitu upaya strategis untuk mencegah dampak negatif MEA di bidang kesehatan.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Dengan tantangan mengenai laju pertumbuhan ekonomi yang semakin mendesak, Indonesia beserta negara-negara yang tergabung dalam ASEAN merencanakan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

MEA merupakan sebuah integrasi ekonomi ASEAN (Association of Southeast Asia Nations) dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara yang tergabung di dalamnya. MEA dibentuk untuk meningkatkan daya saing ASEAN dan mampu menarik lebih banyak investasi asing yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya MEA, distribusi barang dan jasa antar seluruh Asia Tenggara dapat dilakukan dengan lebih mudah. Tidak hanya itu, MEA juga membuka arus tenaga asing, seperti pengajar, teknisi, maupun dokter. Sehingga di masa mendatang, tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan menjumpai banyak tenaga kerja asing yang bekerja di berbagai sektor di Indonesia.

Berdasarkan ASEAN Economic Blueprint, MEA menjadi sangat dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan ketergantungan anggota-anggota didalamnya. Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam.

(10)

peluang bagi tenaga-tenaga kesehatan untuk dapat bekerja di seputar Asia Tenggara. Dengan begitu dokter maupun tenaga kesehatan asing lainnya juga dapat dengan mudah bekerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan adanya persaingan yang lebih ketat antar SDM (Sumber Daya Manusia) khususnya dalam bidang kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan adanya kontrol terhadap distribusi tenaga kesehatan asing di Indonesia. Dalam hal ini Indonesia juga harus mempersiapkan sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas dan memiliki daya saing dalam menghadapi MEA agar tidak tenggelam dalam persaingan global.

Dari permasalahan di atas mengenai dampak MEA di bidang kesehatan, penulis memberikan solusi berupa sebuah program yang bernama “DOSETAS”, yaitu Indonesia Sehat dan Berkualitas. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas SDM kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Program ini sangat penting untuk dilaksanakan karena mampu menciptakan suatu sumber daya manusia kesehatan yang kompetitif dalam menghadapi era MEA serta meningkatkan kualitas SDM kesehatan tersebut untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran umum dari program “DOSETAS”?

2. Bagaimana mekanisme pelaksanaan dari program “DOSETAS”?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui gambaran umum dari program “DOSETAS”.

(11)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat guna membantu menekan dan menangani dampak negatif MEA dalam bidang kesehatan, berupa tenggelamnya tenaga kesehatan lokal akibat masuknya tenaga kesehatan asing di Indonesia.

2. Bagi Pemerintah

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan satu pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara, bertujuan untuk meningkatkan investasi asing di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang juga akan membuka arus perdagangan barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara. Dalam kesepakatan tersebut terdapat lima hal yang tidak boleh dibatasi peredarannya di seluruh negara ASEAN termasuk Indonesia, yaitu arus barang, arus jasa, arus modal, arus investasi dan arus tenaga kerja terlatih (Buku MEA 2015:77). MEA berinisiatif agar negara-negara anggota ASEAN dapat mempromosikan pergerakan bebas barang, jasa-jasa, investasi, dan pekerja-pekerja terdidik lintas kawasan ASEAN.

(13)

Bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut.

1. Pengembangan sumber daya manusia dan meningkatkan kapasitas. 2. Pengakuan kualifikasi profesional.

3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan.

4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan. 5. Meningkatkan infrastruktur.

6. Pengembangan transaksi elektronik di kawasan ASEAN.

7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah.

8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun MEA.

Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) :

1. Pasar dan basis produksi tunggal

2. Kawasan ekonomi yang kompetitif

3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata

4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global (Nurlaililfadhilah, 2015:3)

(14)

batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Begitu pula kita dapat menarik investasi dari para pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha akan semakin kreatif karena persaingan yang ketat dan para profesional akan semakin meningkatakan tingkat skill, kompetensi, dan profesionalitas yang dimilikinya.

Namun, selain peluang, ada pula hambatan menghadapi MEA yang harus diperhatikan. Hambatan tersebut di antaranya adalah mutu pendidikan tenaga kerja yang masih rendah, di mana hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia. Kedua, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 pada awal tahun 2016 ini merisaukan atau mengkhawatirkan untuk sektor kesehatan khususnya dokter lokal. Indonesia dikhawatirkan menjadi ladang basah bagi dokter asing maupun pemodal asing di bidang kesehatan. Dengan masuknya dokter asing, dokter Indonesia akan bersaing langsung memberikan pelayanan kesehatan ke masyarakat. Maka dari itu, dokter Indonesia perlu mempersiapkan kompetensinya dengan lebih baik agar nantinya tak kalah bersaing. Apabila hambatan-hambatan tadi tidak diatasi maka dikhawatirkan MEA justru akan menjadi ancaman bagi Indonesia (G.T. Suroso, 2015). Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN sangat berdampak, entah itu memberikan peluang maupun tantangan dalam berbagai bidang, seperti bidang industri, pendidikan, sosial, dan khususnya dalam bidang kesehatan.

2.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

(15)

semua unsur yang dimilikinya.Unsur yang dimilikinya itu seperti, energi, bakat, keterampilan, kondisi fisik dan mental manusia yang dapat digunakan untuk berproduksi. Unsur yang dimiliki diharapkan dapat menunjang kebutuhan dalam mencapai tujuan. Sumber daya manusia dipandang memiliki peranan yang semakin besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Organisasi pemerintah maupun swasta menyadari bahwa unsur “manusia” yang memiliki keunggulan dalam bersaing akan membawa organisasi kearah yang lebih maju. Unsur-unsur sumber daya manusia menurut Faustino Cardoso Gomes dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi:

1. Kemampuan-kemampuan (Capabilities) 2. Sikap (Attitudes)

3. Nilai-nilai (Values)

4. Kebutuhan-kebutuhan (Needs)

5. Karakteristik demografisnya (Penduduk)

Unsur-unsur sumber daya manusia seperti kemampuan sikap, nilai kerja, kebutuhan serta kependudukan merupakan daya yang terdapat pada manusia. Memperoleh sumber daya tersebut tergantung dari manajemen sumber daya manusianya mulai dari penarikan sumber daya manusia, seleksi, pengembangan, pemeliharan sumber daya manusia harus dilakukan secara selektif untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi adalah sumber daya yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif, tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti intelligence, creativity, dan imagination; tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar seperti bahan mentah, lahan, air, tenaga, otot dan sebagainya (Ndaraha, 1999:12).

2.2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan)

(16)

pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan (Siti Puji, 2008)

Ada 2 bentuk dan cara penyelenggaraan SDM kesehatan, yaitu:

1. Tenaga kesehatan, yaitu semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.

2. SDM Kesehatan yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pembinaan serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya (Nilna R. Isna, 2010).

Tujuan SDM Kesehatan, secara khusus bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia kesehatan yang memiliki kompetensi sebagai berikut:

1. Mampu mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang promosi kesehatan dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode dan kaidah ilmiahnya disertai dengan ketrampilan penerapannya didalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia kesehatan

2. Mampu mengidentifikasi dan merumuskan pemecahan masalah pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia kesehatan melalui kegiatan penelitian

(17)

2.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pada pembangunan masyarakat Pancasila. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib dilaksanakan oleh setiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada perusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar, 7 dengan berasaskan usaha bersama dan kekeluargaan sebagai mana yang tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (IC Salasa, 2014).

Adapun masalah ketenagakerjaan di Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Rendahnya kualitas tenaga kerja

Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.

2. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata

(18)

Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal. 3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata

Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal. 4. Pengangguran

Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.

(19)

menghadapi MEA 2016 agar mempunyai daya saing yang kuat dengan negara ASEAN yang lain dan lebih mendominasi pekerjaan/posisi di perusahaan di negaranya sendiri (Risnajayanti, 2015).

2.3.1 Tenaga Kerja Kesehatan

Dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang dimaksud tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan.

1. Tenaga medis yang terdiri dari dokter dan dokter gigi 2. Tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat dan bidan

3. Tenaga kefarmasian yang terdiri dari apoteker, analis farmasi, dan asisten farmasi

4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian

5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien

6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis dan okupasiterapis 7. Terapi wicara

8. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis

Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri dari :

1. Tenaga medis yang terdiri dari dokter dan dokter gigi 2. Tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat dan bidan

(20)

4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian

5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien

6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis dan okupasiterapis 7. Terapi wicara

8. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis

Dalam UU Praktek Kedokteran yang dimaksud dengan”petugas” adalah dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Menurut PP No. 32 Tahun 1996, maka yang dimaksud petugas dalam kaitannya dengan tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan keteknisian medis.

BAB III

(21)

3.1 Bagan Kerangka Konsep

3.2 Deskripsi Kerangka Konsep

Dari tema karya tulis yang mengangkat masalah kesehatan di Indonesia pada era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), penulis memiliki program untuk

Pengaruh MEA di bidang distribusi tenaga kesehatan asing dan meningkatkan kualitas SDM kesehatan lokal di Indonesia agar memiliki daya saing

di era MEA ini dan juga sekaligus meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat Indonesia

Judul :

DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas) sebagai Upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan

(22)

mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul dari era MEA di bidang kesehatan. MEA merupakan sebuah integrasi ekonomi ASEAN (Association of Southeast Asia Nations) dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara yang tergabung di dalamnya. MEA dibentuk untuk meningkatkan daya saing ASEAN dan mampu menarik lebih banyak investasi asing yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya MEA, distribusi barang dan jasa antar seluruh Asia Tenggara dapat dilakukan dengan lebih mudah. Tidak hanya itu, MEA juga membuka arus tenaga asing, seperti pengajar, teknisi, maupun dokter. Sehingga di masa mendatang, kita akan menjumpai banyak tenaga kerja asing yang bekerja di berbagai sektor di Indonesia.

Tak terkecuali di bidang kesehatan, MEA membawa berbagai pengaruh baik itu positif maupun negatif. Pada era MEA, tenaga kerja kesehatan asing baik itu dokter maupun tenaga kesehatan lainnya dapat bekerja di Indonesia. Hal ini tentunya mengakibatkan adanya persaingan yang lebih ketat antar dokter di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan adanya kontrol terhadap distribusi tenaga kesehatan asing yang bekerja di Indonesia, dan yang tak kalah pentingnya adalah mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas agar tidak tenggelam dalam persaingan global.

(23)

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian karya tulis ini dilakukan selama kurang lebih 16 hari yang dimulai dari tanggal 13 Februari 2016. Penelitian karya tulis ini dilakukan bertempat di SMA Negeri 4 Denpasar yang beralamat di Jalan Gunung Rinjani, Denpasar Barat.

4.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pembuatan karya tulis ini, data yang penulis peroleh berupa data sekunder. Data sekunder meliputi data-data teoritis yang penulis tidak peroleh sendiri, melainkan dari sumber-sumber yang telah ada melalui studi kepustakaan baik berupa buku, jurnal, maupun internet.

Sedangkan untuk teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam pembuatan karya tulis ini adalah metode studi pustaka. Metode studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dari beberapa referensi mengenai masalah terkait, yaitu mengenai MEA dan tenaga kesehatan di Indonesia.

4.4 Pengolahan dan Analisis Data

Dalam menganalisa data yang terdapat dalam karya tulis ini, penulis menerapkan teknik analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan

(24)

BAB V

(25)

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Program “DOSETAS” secara garis besar

Sehingga tercapai

Gambar 1. Gambaran program “DOSETAS” secara garis besar

5.1.2 Analisis SWOT S

(strengths)

(26)

dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Program ini juga telah disusun secara sistematis sehingga dapat mempermudah dalam pelaksanaannya.

W (weaknesses)

Pemerintah harus mengoptimalisasikan perannya dan mengalokasikan dana yang besar dari berbagai segi dalam program ini agar program ini berjalan secara optimal.

O (opportunities)

Dengan adanya pelaksanaan program “DOSETAS” ini secara maksimal dan juga serentak, maka dapat meningkatkan kualitas SDM/tenaga kesehatan di Indonesia sehingga dapat mewujudkan tenaga

(27)

besar. Pengalokasian dana tersebut digunakan untuk berbagai tahapan penyelenggaraan program, baik itu dari penyaringan tenaga kerja asing, pendayagunaan SDM kesehatan asing maupun lokal, pembinaan, dan hal lainnya yang berkaitan dengan mekanisme program “DOSETAS” ini.

Satu hal yang harus diperhatikan pada era MEA ini adalah keseriusan dalam penanganan kesehatan di Indonesia memang perlu ditingkatkan. Dengan era MEA yang disepakati oleh anggota ASEAN ini, peluang pelaksanaan program ini tentunya semakin besar. Dengan adanya pelaksanaan program “DOSETAS” ini secara maksimal dan juga serentak, maka dapat meningkatkan kualitas SDM/tenaga kesehatan di Indonesia sehingga dapat mewujudkan tenaga kesehatan berdaya saing dengan tenaga kesehatan asing di era MEA. Di balik itu, ancaman yang dikhawatirkan mengenai pelaksanaan program “DOSETAS” adalah kemungkinan bahwa ada pihak-pihak yang tidak mau bekerja sama dalam program ini. Seperti halmya dalam melaksanakan suatu program lainnya, program “DOSETAS” ini memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak demi terlaksananya program ini. Dalam pelaksanaan program ini, dikhawatirkan bahwa ada pihak-pihak yang tidak ingin menjalin kerja sama dengan program ini.

Namun, jika program “DOSETAS” dapat direalisasikan dengan memperhatikan analisa yang telah didapat, maka dampak MEA pada bidang kesehatan di Indonesia dapat ditangani. Dengan pelaksanaan program secara konsisten dan maksimal, maka hal-hal yang menghambat dapat diatasi

(28)

dalam era MEA ini, bangsa Indonesia sangat memerlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan dan juga kinerja tenaga kesehatan yang baik demi mengantisipasi dampak negatif dari masuknya tenaga kesehatan asing sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang berkualitas dengan kualitas SDM yang tinggi yang tentunya akan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia. Kemudian dari adanya dampak negatif MEA ini, seperti masuknya tenaga kesehatan asing ke Indonesia tentunya haruslah terkontrol. Maka dari itu, program “DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas)” adalah program yang diajukan dan disarankan kepada pemerintah agar dapat diimplementasikan dalam meningkatkan daya saing antara tenaga kesehatan Indonesia dengan tenaga kesehatan asing sekaligus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

“DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas)” adalah suatu program yang menangani sistem ketenagakerjaan dalam bidang kesehatan yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas ketenagakerjaan kesehatan di Indonesia dan juga sekaligus mengontrol masuknya tenaga kesehatan asing ke Indonesia dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di era MEA. Program ketenagakerjaan ini ditujukan untuk tenaga kesehatan dan dokter asing di Indonesia dan juga untuk masyarakat di setiap daerah di Indonesia, terkhusus rakyat di daerah terpencil yang minim akan fasilitas kesehatan. Maka dalam pelaksanaan program inipun perlu dukungan penuh dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar program ini dapat berjalan secara optimal dan merata.

Tujuan dari dibentuknya program ini, diantaranya:

1. Meningkatkan kualitas tenaga kerja kesehatan di Indonesia dengan memperhatikan kemakmuran, kesejahteraan, dan peningkatan derajat kesehatan rakyat Indonesia.

(29)

dan juga pekerjaan tenaga kesehatan asing ini agar dapat memberi dampak baik bagi Indonesia.

3. Menekan angka pengangguran di Indonesia. 5.2.2 Mekanisme “DOSETAS”

A. Pengadaan SDM Kesehatan Lokal

Dalam pengadaan SDM Kesehatan Lokal, untuk menambah jumlah SDM kesehatan lokal dapat dilakukan dengan menambah jumlah lulusan dokter yang lulus tiap tahunnya, dengan cara penambahan kuota mahasiswa atau pendirian fakultas kedokteran baru. Kemudian akan diadakan upaya penetapan jenis, jumlah, kualifikasi dan distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan agar proses pengadaan berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya. Pengadaan SDM kesehatan lokal atau tenaga kesehatan lokal adalah upaya yang meliputi pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan kesehatan. Standar pendidikan dan pembinaan tenaga kesehatan mengacu kepada standar kompetensi dan standar pelayanan serta perlu didukung oleh etika profesi. Pengadaan tenaga kesehatan ini dilakukan dengan sistem sebagai berikut.

(30)

2. Akan diadakan suatu uji kompetensi tenaga kesehatan. Kompetensi tenaga kesehatan ini harus setara dengan kompetensi tenaga kesehatan di dunia internasional, sehingga registrasi tenaga kesehatan lulusan dalam negeri dapat diakui di dunia internasional. Kemudian para lulusan tenaga kesehatan tersebut akan dibedakan menurut jumlah nilai yang diterimanya atau tingkat kemampuan yang dimilikinya. Para tenaga kesehatan yang memiliki nilai yang cukup akan dikategorikan menjadi SDM kesehatan yang berkualitas dan tentunya kompetitif dimana mereka akan bisa langsung bekerja ataupun ditempatkan di tempat yang telah ditentukan.

(31)

Indonesia dan pengkhususan ini juga menekan jumlah pengangguran di Indonesia akibat membludaknya dokter asing yang masuk ke Indonesia.

2. Diwajibkan memiliki izin, seperti STR (Surat Tanda Registrasi) yang dikeluarkan khusus oleh pemerintah, dimana STR ini merupakan dokumen hukum/tanda bukti tertulis bagi dokter dan dokter spesialis bahwa yang bersangkutan telah mendaftarkan diri dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan serta telah diregistrasi pada Konsil Kedokteran Indonesia yang mempunyai masa berlaku 5 tahun. Tenaga asing juga wajib memiliki SIP (Surat Izin Praktek) Sementara, dimana menurut Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia, SIP adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktek kedokteran setelah memenuhi persyaratan.

3. Dokter asing yang dipekerjakan hanya boleh melakukan praktek pada rumah sakit pendidikan dan rumah sakit umum (khusus untuk spesialisasi dokter yang belum ada dan terkhusus), tidak diperkenankan untuk membuka klinik pribadi. Tujuan diadakannya ini agar populasi dokter asing di Indonesia tidak membludak dan tenaga kesehatan Indonesia tidak tenggelam. Dokter asing ini akan dipekerjakan dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah bersama organisasi profesi terkait akan menentukan penempatan dari dokter asing tersebut agar merata dan juga seimbang.

4. Untuk menyaring dokter spesialis, akan diadakan suatu uji kompetensi.

C. Pendayagunaan SDM Kesehatan Lokal dan Asing

(32)

1. Akan dilakukan pertukaran dokter lokal dengan dokter asing bila memenuhi standar tertentu, yaitu sebagai berikut.

a. Memiliki izin dari pemerintah

b. Lulus uji kompetensi mengenai spesialisasi dokter tersebut dan juga memenuhi persyaratan sebagai berikut.

- Dokter lokal harus menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, maupun bahasa setempat yang disinggahi dokter tersebut (sesuai daerah/negara pertukaran) - Dokter asing harus menguasai bahasa Inggris sebagai

bahasa internasional dan juga bahasa Indonesia

Pertukaran atau pendayagunaan dokter ke luar negeri ini diatur oleh lembaga pemerintah dalam rangka menjamin keseimbangan antara kemampuan pengadaan dokter di Indonesia dan kebutuhan dokter Indonesia di luar negeri. Selama pertukaran dokter ini pula akan senantiasa dijamin hak-hak dan hak asasi manusia dokter Indonesia di luar negeri tersebut di Indonesia.

Tujuan adanya pertukaran dokter ini adalah mengembangkan IPTEK masing-masing dokter sehingga ketika kembali ke negara asalnya, dokter tersebut dapat melakukan transfer IPTEK mengenai bagaimana kinerja atau pengetahuan kedokteran di negara lain. 2. Beberapa dokter lokal bekerja sama dengan dokter asing

didistribusikan ke daerah terpencil, terkhusus daerah-daerah yang masih minim akan pelayanan kesehatan. Dengan sistem, yaitu dokter-dokter tersebut melakukan praktik secara bergantian selama rentang waktu 5 tahun sekali.

(33)

pengobatan masyarakat tersebut dan agar tersebarnya tenaga kesehatan.

Hal ini juga berlaku bagi tenaga kesehatan lokal yang lain, seperti halnya tenaga kerja kesehatan dibidang farmasi dan yang lainnya tanpa dampingan tenaga kesehatan asing ditugaskan ke daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, pulau-pulau terluar dan terdepan.

Untuk pemerataan tenaga kesehatan ini, diperlukan peran pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah, dimana pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah melakukan upaya penempatan tenaga kesehatan yang ditujukan untuk mencapai pemerataan yang berkeadilan dalam pembangunan kesehatan. Dalam rangka penempatan tenaga kesehatan untuk kepentingan pelayanan publik dan pemerataan, pemerintah melakukan berbagai pengaturan untuk memberikan imbalan material atau non material kepada tenaga kesehatan untuk bekerja dibidang tugas atau daerah yang tidak diminati tersebut, seperti daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, pulau-pulau terluar dan terdepan, serta daerah bencana dan rawan konflik.

3. Tenaga kerja asing tersebut diwajibkan memberi kontribusi pada 4 sektor, yaitu:

a. Pelayanan kesehatan

Dokter asing tersebut harus benar-benar melayani masyarakat Indonesia, tidak hanya mementingkan keperluan bisnis saja.

b. Pendidikan Kesehatan

(34)

Dokter asing yang didampingi oleh tenaga kesehatan lokal ini diwajibkan untuk melakukan penelitian di bidang kesehatan untuk mengembangkan kualitas SDM Kesehatan dan juga infrastruktur kesehatan.

d. Panti Sosial di Bidang Kesehatan

Dokter asing didampingi tenaga kesehatan lokal melakukan kegiatan di panti sosial agar meningkatkan pemerataan kesehatan di kalangan masyarakat.

D. Pembinaan SDM Kesehatan Lokal dan Asing

Akan diadakan pembinaan lebih mendalam kepada pihak dokter asing dan tenaga kesehatan Indonesia dengan sistem sebagai berikut. 1. Dokter Asing

a. Pembinaan mengenai penguasaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Ini bertujuan agar komunikasi diantara pasien ataupun dokter lebih dimudahkan.

b. Pembinaan mengenai praktik lapangan di Indonesia (penyesuaian sosial-kultur). Dalam hal ini, dokter asing akan diberikan pengarahan mengenai bagaimana praktik dokter di Indonesia dan terjun langsung dengan tenaga kerja lokal dalam mempraktikkan kemampuan yang dimiliki.

2. Tenaga Kesehatan Indonesia

a. Pembinaan mengenai penguasaan bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris.

(35)

bentuk ijazah dan sertifikat kompetensi diberikan oleh Departemen Kesehatan setelah melalui uji kompetensi yang dilaksanakan organisasi profesi terkait.

E. Pengawasan SDM Kesehatan Lokal dan Asing

Dokter asing, dokter lokal, dan tenaga kesehatan lainnya akan senantiasa diawasi setiap melakukan pekerjaannya secara berkala. Pengawasan tenaga kesehatan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran etik/disiplin/hukum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bekerja dalam bidang kesehatan. Pelanggaran etik dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yang bersangkutan. Pelanggaran disiplin dapat dikenakan sanksi disiplin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila pelanggaran tersebut menyebabkan kerugian kepada pihak lain, maka dalam rangka melindungi masyarakat, yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi pidana dan sanksi administrasi sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. Sanksi dapat berupa pencabutan izin praktek.

(36)

BAB VI PENUTUP

(37)

Adapun kesimpulan yang dapat penulis tarik dari karya tulis ini adalah sebagai berikut.

1. “DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas)” adalah suatu program yang menangani sistem ketenagakerjaan dalam bidang kesehatan yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas ketenagakerjaan kesehatan di Indonesia dan juga sekaligus mengontrol masuknya tenaga kesehatan asing ke Indonesia dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di era MEA.

2. Program “DOSETAS” dilaksanakan sengan menjalankan 5P, yaitu sebagai berikut.

A. Pengadaan SDM Kesehatan Lokal B. Penyaringan SDM Kesehatan Asing

C. Pendayagunaan SDM Kesehatan Lokal dan Asing D. Pembinaan SDM Kesehatan Lokal dan Asing E. Pengawasan SDM Kesehatan Lokal dan Asing 6.2 Saran

Adapun saran yang diberikan terhadap hasil penelitian sebagai berikut :

6.2.1 Saran bagi Pemerintah

Kunci utama dalam meningkatkan kualitas SDM kesehatan ialah melalui pendidikan. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Dengan mengadakan sosialisasi mengenai keunggulan mengikuti program kedokteran atau bidang kesehatan lainnya agar semakin banyak minat para generasi muda memilih bidang tersebut sebagai tujuannya. 2. Dengan mengadakan program beasiswa dalam bidang kedokteran

(38)

Adapun saran bagi pemerintah untuk perkembangan program ini adalah sebagai berikut.

1. Demi tercapainya pemerataan dalam pelaksanaan program ini, pemerintah sebaiknya mengalokasikan dana lebih dan meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait masalah pendidikan dan kesehatan.

2. Jika program ini hendak dilaksanakan, pemerintah diperkenankan mengadakan sosialisasi secara intensif dengan masyarakat agar program ini dapat berjalan secara optimal.

6.2.2 Saran bagi Generasi Muda

Dalam menghadapi MEA, tentunya peran masyarakat dan generasi muda sangat diperlukan dalam mencapai tujuan dari adanya MEA itu sendiri. Saran bagi masyarakat khususnya pada generasi muda adalah sebagai berikut.

1. Tingkatkan minat dalam belajar, terutama dalam menghadapi persaingan global di era MEA ini.

2. Ikuti kegiatan-kegiatan bermanfaat yang dapat menambah wawasan tentang kedokteran/kesehatan.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Latar Belakang Terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN : Buku MEA 2015. 77 Halaman. Halaman ke-1.

Jayanti, Risna. 2014. Strategi Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Tenaga

Kerja dalam Menghadapi ASEAN Economic Community.

http://www.kompasiana.com/risnajayanti/strategi-meningkatkan-kualitas- dan-profesionalitas-tenaga-kerja-dalam-menghadapi-asean-economic-community_54f9641ea3331100448b5248. Diakses pada tanggal 15 Februari 2016. Pukul 20.00 WITA

Khotib, Margaret. 2015. Tantangan SDM Kesehatan di era MEA 2015. http://www.kompasiana.com/margaretkhotib/tantangan-sdm-kesehatan-di-era-mea-2015_54f91949a3331176038b46b6. Diakses pada tanggal 13 Februari 2016. Pukul 14.00 WITA

Kurnia, W. Dwi. 2013. BAB II Kajian Teori. 33 Halaman. Halaman ke-10.

Medica,Sugeng.2012.DefinisiTenagaKesehatan.https://sugengmedica.wordpress.c om/2012/08/09/definisi-tenaga-kesehatan/. Diakses pada tanggal 18 Februari 2016. Pukul 19.00 WITA

Moerdiono. 2008.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan : Undang-Undang tentang Kesehatan. 21 Halaman. Halaman ke-2.

Nurlaililfadhilah. 2015. Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 3 Halaman. Halaman ke-2.

Slamet dkk. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015. 248 Halaman. Halaman ke-5.

(40)
(41)

Nama : Putu Putri Natih Devayanti T.T.L : Denpasar, 12 Januari 2000 Sekolah : SMA Negeri 4 Denpasar Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jalan Pulau Singkep no. 111A, Denpasar Telp/HP : 087862755352

Kelas : X MIPA 3

Agama : Hindu

Hobi : Menulis dan menyanyi Bidang Ilmu Yang Digemari : Matematika dan Biologi Riwayat Pendidikan : TK Dharmapatni Denpasar

SD Saraswati 4 Denpasar SMP Negeri 3 Denpasar SMA Negeri 4 Denpasar Cita-Cita : Dokter

Motto Pribadi : “Do the Best, and Let God Do the Rest”

Motto Kelompok : “Mayi Satvani Dharma”

Motto Sekolah : “Klaibyam Ma Sma Gamah Tyaktvo”

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :

-Penghargaan yang Pernah Diraih : Laporan Utama Terbaik LIMAS VII, Juara 2 Film Dokumenter, Juara 1 Mading Faksas Unud, Juara 1 Mading Werdhapura.

Denpasar, 25 Februari 2016

(42)

Nama : Ni Wayan Puspa Sawitri Ksamawati T.T.L : Bogor. 28 September 2000

Sekolah : SMA Negeri 4 Denpasar Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Subak Dalem Gg Xvii No 1 Telp/HP : 082236086770

Kelas : X MIPA 3

Agama : Hindu

Hobi : Menulis

Bidang Ilmu yang Digemari : Matematika

Riwayat Pendidikan : TK Widya Dharma

SD Negeri 5 Kawan Bangli SMP Negeri 3 Denpasar SMA Negeri 4 Denpasar Cita-cita : Dokter Anastesi

Motto Pribadi : Pantang Menyerah Motto Kelompok : “Mayi Satvani Dharma”

Motto Sekolah : “Klaibyam Ma Sma Gamah Tyaktvo”

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : -Penghargaan yang Pernah Diraih :

Denpasar, 25 Februari 2016

(43)

Nama : Rizka Khairunnisa T.T.L : Denpasar, 09 April 2000 Sekolah : SMA Negeri 4 Denpasar Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Perum Padang Lestari blok D/8 Telp/HP : 085737069054

Kelas : X MIPA 1

Agama : Islam

Hobi : Membaca

Bidang Ilmu yang Digemari : Bahasa Inggris

Riwayat Pendidikan : TK Bakti II Denpasar (2005-2006)

SD Negeri 11 Padang Sambian(2006-2012) SMP Negeri 7 Denpasar (2012-2015) SMA Negeri 4 Denpasar (2015-sekarang) Cita-cita : Psikolog

Motto Pribadi :”Bukan jalan yang lurus, melainkan jalan berlikulah yang harus dilalui untuk mencapai kesuksesan”

Motto Kelompok : “Mayi Satvani Dharma”

Motto Sekolah : “Klaibyam Ma Sma Gamah Tyaktvo”

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : -Penghargaan yang Pernah Diraih :

Denpasar, 25 Februari 2016

Gambar

Gambar 1. Gambaran program “DOSETAS” secara garis besar

Referensi

Dokumen terkait

ADLIN SABRINA BINTI MUHAMMAD ROSELEY TEMPAT R09 K10-12 R10-12 K08-10 PENYELARAS JEGATHESWARAN A/L RATNASINGAM ( Y. ) UMMI HANI ABDULLAH PARIDAH BINTI MD TAHIR. ADLIN SABRINA

Pendekatan Amerika Serikat Dalam Menghadapi Kelompok Jamaah Islamiyah di Asia Tenggara Era Pemerintahan George Walker Bush; Kiki Winanda Putri, 070910101129; 2014:

(1) Setiap orang, pelaku usaha, atau orang asing yang karena tugas dan pekerjaannya dan/atau alasan darurat melakukan kegiatan berpergian masuk Daerah dari luar

Berlakunya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) semuanya didasarkan pada kedaruratan kesehatan yang ditetapkan

Rerata skor intrumen penilaian unjuk kerja yang dibuat oleh guru IPA SMP di Kota Pekanbaru berada pada kriteria kurang sekali, dengan persentasi 77%, dimana

Yang dimasukkan dalam analisis tulisan ini adalah ibu nifas dengan data yang lengkap dalam karakteristik rumah tangga (sosial ekonomi, umur, pendidikan, dan pekerjaan kepala

Tugas Akhir yang berjudul “Brown’s Weighted Exponential Moving Average (B-WEMA) dengan Optimasi Levenberg-Marquardt dalam Prediksi Rate of Return Saham ” ini sebagai

Penggunaan frekuensi pada rentang GHz maka sampel yang bisa diukur berkisar ukuran ml sehingga penelitian kali ini menggunakan volume sampelnya 5 ml yang berisi