• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOGRAFI TENGKU HAJI MUHAMMAD ALI IRSYAD (ABU TEUPIN RAYA, 1915-2003) Rejal Afriansyah1 , Mawardi2 , Nurasiah3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BIOGRAFI TENGKU HAJI MUHAMMAD ALI IRSYAD (ABU TEUPIN RAYA, 1915-2003) Rejal Afriansyah1 , Mawardi2 , Nurasiah3"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BIOGRAFI TENGKU HAJI MUHAMMAD ALI IRSYAD (ABU TEUPIN RAYA, 1915-2003)

Rejal Afriansyah1, Mawardi2, Nurasiah3

Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Email:rejalafriyansyah82@gmail.com mawardiumar@gmail.com

nurasiah.sjh@gmail.com

ABSTRACT

The study, titled "Biography of Tengku Haji Muhammad Ali Ershad (Abu Teupin Raya, 1915-2003)", aims to: (1) reconstruct biography of Tengku Muhammad Ali Irsyad, 1915-2003), (2) explain Tengku Muhammad Ali Irsyad Islam and its influence on people's lives, 1915-2003, and (3) explains the factors that influenced Tengku Muhammad Ali Irsyad's thinking about education, 1915-2003. This study uses a qualitative approach and historical method that consists of five steps: theme selection, heuristics, verification, interpretation and historiography. Data collection is done by interviewing technique, documentation and literature study. Based on the research results can be seen that (1) Tengku Muhammad Ali Irsyad was born in 1915 in Tupin Raya, District Glumpang Tiga Pidie District and died in 2003 at the age of 88 years. His father was named Muhammad Ershad and his mother was Aisha. Teungku Muhammad Ali Ershad has three wives, namely Hj. Aminah, Hj. Fatimah and Hj. fatimah. Education obtained by Tengku Muhammad Ali Irsyad especially is the science of Islam both the science of fiqh, tauhid, hadith, tasawuf and others. During his death Tengku Muhammad Ali Irsyad has contributed a lot in Islamic education such as establishing Dayah Darussa'adah, spreading Islamic preaching and writing various works of Islamic nuance, (2) Thought of Teungku Muhammad Ali Irsyad in Islamic teachings of dakwah thinking, Islamic fiqh based on the teachings of ahlussunnah waljama'ah by following the Syafi'i school of thought, and the idea of tasawuf based on the Syari'ah and Syariah (3) Tengku Muhammad Ali Irsyad thought influenced by the place of pengajiannya pengahiannya ahlussunnah waljama'ah and Egyptian land where the acquisition of science falaq and tasawuf tariqat stream Syattariyah.

Keyword; Biography, of Tengku Haji Muhammad Ali Ershad

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Biografi Tengku Haji Muhammad Ali Irsyad (Abu Teupin Raya, 2003)”, ini bertujuan untuk: (1) merekontruksi biografi Tengku Muhammad Ali Irsyad, 1915-2003), (2) menjelaskan pemikiran Tengku Muhammad Ali Irsyad tentang Islam dan pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat, 1915-2003, dan (3) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemikiran Tengku Muhammad Ali Irsyad tentang pendidikan, 1915-2003. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode sejarah yang terdiri dari lima

1Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah.

2Dosen Pembimbing I.

(2)

langkah yaitu pemilihan tema, heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) Tengku Muhammad Ali Irsyad lahir tahun 1915 di Tupin Raya, Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie dan meninggal tahun 2003 dalam usia 88 tahun. Ayahnya bernama Muhammad Irsyad dan ibunya bernama Aisyah. Teungku Muhammad Ali Irsyad memiliki tiga orang isteri, yaitu Hj. Aminah, Hj. Fatimah dan Hj. Fatimah. Pendidikan yang diperoleh oleh Tengku Muhammad Ali Irsyad terutama ialah ilmu agama Islam baik ilmu fiqh, tauhid, hadist, tasawuf dan lain-lain. Selama hayatnya Tengku Muhammad Ali Irsyad telah banyak memberikan sumbangsih dalam pendidikan Islam seperti mendirikan Dayah Darussa’adah, menyebarkan dakwah Islamiyah dan menulis berbagai karya yang bernuansa Islam, (2) Pemikiran Teungku Muhammad Ali Irsyad dalam ajaran Islam yaitu pemikiran dakwah, pemikiran ajaran fiqh Islam berlandaskan ajaran ahlussunnah waljama’ah dengan mengikuti mazhab Syafi’i, dan pemikiran tentang tasawuf berdasarkan thariqat Syattariyah dan (3) pemikiran Tengku Muhammad Ali Irsyad dipengaruhi oleh faktor tempat pengajiannya yaitu dayah yang berfaham ahlussunnah waljama’ah dan negeri Mesir tempat memperoleh ilmu falaq dan tasawuf aliran thariqatSyattariyah.

Kata Kunci: Biografi, Tengku Haji Muhammad Ali Irsyad

PENDAHULUAN

Salah satu tokoh ulama Aceh yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan Islam ialah Tengku Muhammad Ali Irsyad yang dilahirkan pada tahun 1915 M di Desa Kayee Jatoe Kemukiman Teupin Raya, Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie. Sejak kecil Teungku Muhammad Ali Irsyad mendapat pengetahuan agama pertama kalinya dari orang tuanya Muhammad Irsyad. Ayah Tengku Muhammad Ali Irsyad merupakan salah satuUlee BalangGlumpang Payong dimasa penjajahan Belanda. Hal ini memberikan kesempatan bagi Teungku Muhammad Ali Irsyad untuk memperoleh pendidikan umum. Karena itu dalam diri Teungku Muhammad Ali Irsyad mengalir dua pendidikan yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum yang mendapat fasilitas dari jabatan orang tuanya sebagai Ulee Balang (http://cinta-zayyan .blogspot.co.id/latar belakang pemikiran teungku. html, diakses: 6 September 2016).

Selain memperoleh pendidikan agama dari orang tuanya, tempat yang pertama sekali Tengku Muhammad Ali Irsyad menuntut ilmu agama adalah di Uteuen Bayu

Ulee Glee, kepada salah seorang ulama yang bernama Tengku Abdurrahman. Pada tahun 1947 Tengku Muhammad Ali Irsyad mendapat izin dari gurunya untuk melanjutkan pendidikannya ke Pulo Kiton dan tahun 1961 Tengku Muhammad Ali Irsyad menuju Gandapura untuk mempelajari ilmu falak. Pada tahun 1966 Tengku Muhammad Ali Irsyad berangkat ke Mesir dan di tahun 1974 Tengku Muhammad Ali Irsyad berhasil menyelesaikan pendidikannya di Al-Azhar dalam bidang ilmu falak syar’i. Kemudian ia mendapatkan ijazah dalam bidang ilmu hisab, ilmu hisab falak, ilmu tentang tarikh-tarikh (pertanggalan). Selain itu Tengku Muhammad Ali Irsyad juga mahir dalam bidang mengetahui penjajaran bintang dan dapat mengetahui jauh bintang, terjadinya gerhana matahari dan bulan, penentuan arah kiblat dimanapun dan penjajaran ilmu syari’ah yang bersangkutan dengan ilmu falak ( http://cinta-zayyan.blogspot.co.id/latar belakang pemikiran teungku. html, diakses: 6 September 2016).

(3)

kehidupannya Tengku Muhammad Ali Irsyad telah banyak memberikan kontribusi/ sumbangan terhadap perkembangan pendidikan Islam di Kabupaten Pidie khususnya dan Aceh pada umumnya. Kontribusi itu dapat dilihat dari berbagai aspek seperti karya-karya yang hingga saat ini masih dipakai di kalangan para santri dan ulama kontemporer lainnya. Peran dalam pendidikan agama Islam ini juga terlihat dengan didirikannya Dayah Darussaa’dah oleh Tengku Muhammad Ali Irsyad yang telah banyak melahirkan kader-kader Islam di bumi Aceh. Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh pihak Dayah Darussa’adah bahwa sejak berdirinya dayah Darussaa’dah telah banyak melahirkan cabang-cabang lembaga pendidikan seperti (Al-Furu’ul Muqaddim) dan ranting (Asjady) yang telah menyebar di seluruh Aceh yang jumlahnya mencapai 102 unit. Selaian memiliki cabang di dalam negeri, dayah Darussaa’dah yang didirikan oleh Tengku Muhammad Ali Irsyad juga telah memiliki cabang di luar negeri seperti Kedah Malaysia dan di Mundusari Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat (www.http//: Dayah Darussaa’dah.co.id, diakses: 5 September 2016).

Besarnya peran dan pemikiran sosok tokoh ulama karismatik Aceh ini, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian terkait biografinya. Selain itu hal yang menarik dari tokoh ini ialah keahlian ilmu yang dimiliki yang tidak hanya mahir dalam ilmu fiqh, tauhid dan tasawuf, melainkan juga ilmu Falaq yang hampir tidak dimiliki oleh ulama Aceh lainya. Hal ini perlu agar kita dapat mengetahui asal-usul Abu Tupin Raya, riwayat pendidikannya, hasil pemikirannya, perjuangan kiprahnya dalam mengembangkan pendidikan Islam di Kabupaten Pidie, kontribusi apa saja yang telah disumbangkan serta akhir riwayatnya. Tidak hanya dalam bidang pendidikan melainkan juga menyentuh amalan-amalan ibadah bagi masyarakat Kabupaten Pidie. Justru karena itu penulis mengajukan judul “Biografi Tengku Haji Muhammad Ali Irsyad

(Abu Teupin Raya, 1915-2003)”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana biografi Tengku Muhammad Ali Irsyad (Abu Teupin Raya, 1915-2003), dari asal usul keluarga, pendidikan hingga meninggalnya?; (2) bagaimana pemikiran Tengku Muhammad Ali Irsyad tentang ajaran Islam serta pengaruhnya terhadap masyarakat di Kabupaten Pidie, 1915-2003? ; dan (3) faktor apa yang mempengaruhi pemikiran Tengku Muhammad Ali Irsyad tentang pendidikan, 1915-2003 ?

KAJIAN PUSTAKA

Karya yang ditulis oleh Shabri dan Sudirman yang berjudul “Biografi Ulama-Ulama Aceh Abad XX Jilid III”. Kajian dalam bentuk buku dan dibimbing oleh Hasbi Amiruddin ini menjelaskan 16 orang biografi ulama Aceh kontemporer. Menarik dari karya Shabri dan Sudirman dijelaskan bahwa ulama memiliki peranan penting di tengah masyarakat Aceh. Ulama memiliki kepribadian tersendiri di tengan umat, karena keseluruhan ahklak, pengetahuan agamanya, yang anggap sebagai benteng moralitas dan juga perekat ukhuwah umat. Perana ulama sebagai tokoh masyarakat juga sangat penting dalam usaha membangun keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. Kejujuran, keteladanan moral, kebijaksanaan dan kearifan yang ditunjukkan ulama menjadi modal penting dalam pembangunan bangsa (Shabri dan Sudirman, 2005:98).

(4)

di Aceh dapat dirujuk pada dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan dan merupakan dayah tertua yang mengembangkan ajaran tarekat sampai sekarang. Dayah ini didirikan oleh Syeikh Waly Al-Khalidy yang sepeninggalnya diwariskan kepada putra-putranya secara turun-temurun dan berusaha keras untuk mengembangkan dayah dan tarekat Naqsyabandiyahsecara bersamaan.

Tarekat Naqsyabandiyah dengan bentuk yang unik, memiliki beberapa cabang dayah yang menopang eksistensi tarekat dan dayah itu sendiri sebagai hubungan timbal balik yang menguntungkan. Muhibuddin Waly, Jamaluddin Waly dan Amran Wary, selaku penerus tarekat Naqsyabandiyah terus mengembangkan tarekat mulai dari dayah warisan orang tuanya yaitu Syeikh Muda Waly al-Khalidy, juga mengembangkannya di berbagai daerah di Aceh. Pengembangan tersebut dapat dilihat dari seringnya dia berpergian untuk memberikan pengajian pada majelis-majelis taklim yang mengajarkan tauhid tasawuf, sebagai bagian dari pengajaran tarekat Naqsyabandiyah denga menggunakan kitab Tanwir al-Qulub dan catatan-catatan kuliah yang diberikan oleh Syeikh Muda Waly al-Khalidy. Syeikh Adnan Mahmud Bakongan, sebagai pimpinan Dayah Asbahul Yamin di Bakongan Aceh Selatan adalah mursyid tarekat Naqsyabandiyah (Nurhayati Razali.2013:48-51).

Karya yang menyinggung sosok ulama yang bernama Tengku Muhammad Ali Irsyad atau Abu Tupin Raya ialah karya yang ditulis oleh Tim Penulis UIN Ar-Raniry Banda Aceh Yusri Daud, dkk dengan mengangkat judul “Ensiklopedi Pemikiran Ulama Aceh”. Dalam karya ini salah satu ulama yang mendapat perhatian penulis ialah Tgk. Muhammad Ali Irsyad yang dikatakan bahwa salah seorang ulama moderat yang cenderung mengedepankan pemikiran logis dan rasional dalam menerima dan menolak suatu aliran pemikiran tertentu. Ia memposisikan diri sebagai ilmuan murni yang tidak mau

terjebak kedalam kelompok-kelompok tertentu secara ekslusif (Yusri Daud, dkk, 2008, 312).

Dalam mengembangkan dahwah Islamiyah di Aceh Tgk. H. Muhammad Ali Irsyad cenderung mengedepankan dua pendekatan yaitu pendidikan penulisan. Melalui pendidikan ia membangun dayah tahun 1967 yang telah memiliki banyak cabang di seluruh pelosok tanah air. Dakwah melalui penulisan dilakukan oleh Tgk. H. Muhammad Ali Irsyad dengan menulis berbagai karya berupa kitab-kitab hingga saat ini dipelajari oleh para santri di kalangan dayah (Yusri Daud, dkk, 2008, 312).

Selain tim penulis UIN Ar-Raniry, karya yang mengkaji tempat sosok Abu Tupin Raya pernah ditulis dalam benntuk artikel yang dikeluarkan oleh pengurus Dayah Darussa’adah dengan tema “Latar Belakang Pemikiran Teungku Muhammad Ali Irsyad”. Karya ini menjelsakan bahwa Teungku Muhammad Ali Irsyad dilahirkan pada tahun 1921 M di Desa Kayee Jatoe Pemukiman Teupin Raya, Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie. beliau dilahirkan dari orang tua laki-laki yang bernama Muhammad Irsyad, sedangkan ibunya bernama Aisyah, keluarga dari turunan bapaknya adalah keturunan dari Panglima Doyen dari Aceh Besar. Sedangkan dari keluarga ibunya berasal dari keluarga Lapang Lhouk Sukon yang hijrah ke Teupin Raya, maka dari darah pasangan kedua orang tuanya, mengalir darah bangsawan dan darah ulama.

(5)

bahasa Aceh, bahasa Gayo, maupun bahasa Arab. Karya-karya yang dikarang oleh Teungku Muhammad Ali Irsyad di antaranya Awaluddin Ma’rifatullah (tauhid), Al-Qaidah (nahwu),Taqwiu Al-Hijri(ilmu falak) dan Ad-Da’watulwahabiyah (gerakan dakwah wahabi).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain (Moleong, 2007:06).

Metode yang digunakan adalah metode sejarah. Suhartono W. Pranoto (2006:11), mengemukakan metode adalah cara atau prosedur untuk mendapatkan objek atau dengan kata lain metode merupakan cara untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. Karena penelitian ini bertujuan merekonstruksi masa lalu, maka metode yang digunakan metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 2006:39). Hugiono dan P.K. Poerwantana (1992: 25), juga mengatakan bahwa metode sejarah yaitu proses untuk mengkaji dan menguji kebenaran rekaman dan peninggalan-peninggalan masa lampau dan menganalisa secara kritis.

Adapun prosedur atau langkah kerja yang digunakan mengacu pada prosedur yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo (2001:91) terdiri dari pemilihan tema dengan menggunakan pendekatan emosional dan intelektua, heuristik mengumpulkan data primer dan sekunter, verifikasi mengkitik sumber baik secara internal dan eksternal, interpretasi dan historiografi.

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara, dalam kegiatan ini penulis akan mengadakan wawancara terbuka dan mendalam dengan memberikan pertanyaan menyangkut biografi Tengku Muhammad Ali Irsyad (Abu Teupin Raya, 1915-2003) kepada beberapa informan dengan terlebih dahulu mempersiapkan instrumen wawancara berupa daftar instrumen dan alat wawancara berupa alat perekam tape recorder agar hasil wawancara dapat diperoleh secara menyeluruh dan utuh. Adapun yang dijadikan informan dalam penelitian ini terdiri dari keluarga Tengku Muhammad Ali Irsyad (saudara kandung, anak) teman seperjuangan Tengku Muhammad Ali Irsyad, murid-murid Tengku Muhammad Ali Irsyad pada kader pertama, tokoh-tokoh masyarakat, para santri kader pertama yang memiliki pengetahuan terkait objek kajian.

Dokumentasi, kegiatan dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pengumpulan berbagai data tentang Biografi Tengku Muhammad Ali Irsyad (Abu Teupin Raya, 1915-2003) yang tersimpan di Dayah Darussa’adah. Dokumen yang dipakai berupa catatan pribadi, biografi, kitab-kitab yang ditulis langsung oleh Tengku Muhammad Ali Irsyad (Abu Teupin Raya), maupun catatan-catatan tertulis lainnya yang memiliki keterkaitan langsung dengan objek kajian.

Studi Kepustakaan, pada kegiatan studi pustaka, penulis akan terlebih dahulu mengumpulkan berbagai literatur bacaan baik berupa buku, jurnal, majalah, artikel, skripsi, tesis dan hasil penelitian lainnya yang memiliki relevansi dengan tema yang diangkat. Hal ini semua dilakukan untuk mendapatkan informasi awal terkait biografi Tengku Muhammad Ali Irsyad (Abu Teupin Raya, 1915-2003) itu sendiri.

Teknik Analisa Data

(6)

data yang asli dan dapat dipercaya diperoleh, penulis akan mengadakan penafsiran terhadap data tersebut, hal ini dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta terkait biografi Tengku Muhammad Ali Irsyad (Abu Teupin Raya, 1915-2003), (3) setelah fakta diperoleh langkah selanjutkan penulis menuangkan fakta-fakta tersebut ke dalam cerita sejarah dengan analsis kualitatif dan kronologis sesuai dengan urutan waktu. Penulisan kembali cerita sejarah ini berpedoman pada teknik pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh FKIP Unsyiah 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Biografi Singkat Abu Teupin Raya

Teungku Muhammad Ali Irsyad atau lebih dikenal Abu Teupin Raya lahir di Gampong Kayee Jatoe, pemukiman Teupin Raya, Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie pada tahun 1921 M. Ayahnya bernama Tgk. Muhammad Irsyad sedangkan ibunya bernama Aisyah. Ayah Abu Teupin Raya merupakan seorang ulama dan Qadhi pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Aceh. Keluarga dari keturunan ayah Abu Teupin Raya ialah Panglima Doyen yang merupakan seorang bangsawan dari Aceh Besar, sedangkan ibunya berasal dari keluarga ulama asal Lapang Lhoksukon yang pernah melakukan hijrah ke Teupin Raya. Jika dilihat dari silsilah keturunan ayahnya, maka Abu Tupin Raya dapat disebut berasal dari keturan ulama dan dari silsilah ibunya Abu Teupin Raya juga berdarah bangsawan (Wawancara: Fatimah, 5 Mei 2017).

Selama hidupnya Abu Teupin Raya memiliki tiga orang isteri. Isteri pertamanya bernama Hj. Aminah yang berasal dari Teupin Raya, istri kedua-nya bernama Hj. Fatimah dari Trienggadeng dan istri ketiga Abu Teupin Raya bernama Hj. Fatimah berasal dari Reuduep-Panteraja. Dari ketiga istrinya ini Abu Teupin Raya dikaruniai sembilan (9) orang anak. Pendidikan

pertama yang diperoleh oleh Tengku Haji Muhammad Ali Irsyad yaitu pendidikan agama islam yang diwariskan oleh ayahnya, kemudian melanjutkan pendidikan ke dayah di Uteun Bayu (Uleegle), kemudian melanjutkan kedayah Geuregok,(Aceh Utara), ke dayah gandrapura, dan terakhir pendidikan nya yaitu di Al-Azhar (Mesir). (Wawancara: Zakariya, 7 Mei 2017).

Pemikiran Tengku Muhammad Ali Irsyad Tentang Ajaran Islam dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat di Kabupaten Pidie Tengku Muhammad Ali Iryad termasuk salah seorang ulama yang aktif dan kreatif dalam mengembangkan dakwah Islamiyah di tengah-tengah masyarakat, khusunya di Aceh. Meskipun tidak ditemukan secara tegas bagaimana konsepnya tentang dakwah, namun dilihat dari aksi dakwahnya dapat dipahami bahwa dakwah menurutnya adalah amaryang bersifat individual, namun dalam pelaksanaannya harus dipikul secara bersama-sama (organisasi) demi menegakkan ajaran agama. Visi dakwah Tengku Muhammad Ali Irsyad adalah ingin mencerdaskan kehidupan masyarakat dalam kehidupan masyarakat dan menegakkan amar ma’ruf nahyi mungkar. Visi ini kemudian dikembangkan dalam misinya dalam bentuk karya tulis dan membangunan sarana pendidikan berupa dayah salafiyah (tradisional) dan sekaligus menjadi pusat pengkaderan generasi muda Islam yang akan berdakwah membebaskan masyarakat dari kebodohan.

(7)

untuk berdakwah. Kitab-kitab tersebut dijadikan pegangan, terutama di kalangan murid-muridnya dalam rangka memahami hakikat ajaran Islam secara kaffah. Kitab-kitab yang ditulis oleh Tengku Muhammad Ali Irsyad pada umumnya berbentuk buku daras (diktat) dan tulisan dalam beberapa naskah kecil sehingga mudah untuk dibawa kemana saja. Kitab-kitab yang ditulis oleh Tengku Muhammad Ali Irsyad bertujuan untuk mempermudah murid-muridnya dalam memahami kitab-kitab lain (Yusri Daud, dkk, 2008:299-300).

Selaian memberikan dakwah pendidikan agama Islam melalui Dayah Darussa’adah, Abu Tupin Raya juga berlatar belakang tasawuf dengan menganut aliran tharekat yang berkembang pesat di Aceh saat itu yaitu tharekat Syattariyah. Di Dayah Darussa’adah para santri dituntut agar mengamalkan segala aspek ketaswufan seperti wirid setelah shalat magrib secara berjamaah, membacasamadiyahdantahlildi malam jum’at (Wawancara: Musri M. Ali, 24 Mei 2017).

Pemikiran terhadap aliran tasawuf yang dimiliki oleh Abu Tupin Raya kemudian mempengaruhi kehidupan beribadah masyarakat di kawasan tersebut. Para pengikut Abu Tupin Raya baik dari kalangan masyarakat dewasa maupun para santrinya yang masih remaja

Faktor yang Mempengaruhi Pemikiran Tengku Muhammad Ali Irsyad Tentang Ajaran Islam, 1915-2003.

pemikiran yang ada pada diri Tengku Muhammad Ali Irsyad. Seperti pemikiran tentang hukum fiqh, Tengku Muhammad Ali Irsyad cenderung mengajarkan pendidikan Islam berdasarkan aliran ahlussunnah waljama’ah yang berpegang pada paham Imam Syafi’i. Pemikiran ini dia peroleh dari belajar kepada beberapa gurunya yang jugamenyebarkan pemahaman berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW.

Bedanya dengan pemikirannya tentang ilmu falaq, Tengku Muhammad Ali

Irsyad mendapatkan pemikiran ini setelah belajar di Kairo (Mesir). Ilmu perbintangan yang dia kembangkan ini bertujuan untuk dapat mengetahui waktu masuknya sholat, waktu berbuka dan waktu penting dalam agama Islam. Penyebaran pendidikan Islam yang dipikirkan oleh Tengku Muhammad Ali Irsyad dilakukan dengan mendirikan dayah serta menulis karya-karya berupa kitab yang memuat ajaran Islam. Selain pemikirannya tentang ilmu fiqh dan dakwah, Tengku Muhammad Ali Irsyad juga memberikan pengajaran tentang tasawuf. Pemikirannya tentang aliran tasawuf ini berdasarkan aliran thariqat Syattariyah yang beliau peroleh dari belajar kepada beberapa orang guru baik dari Aceh ataupun di kawasan Mesir.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tengku Muhammad Ali Irsyad dilahirkan pada tahun 1915 di Tupin Raya, Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie dan meninggal tahun 2003 dalam usia 88 tahun. Ayahnya bernama Muhammad Irsyad dan ibunya bernama Aisyah. Teungku Muhammad Ali Irsyad memiliki tiga orang isteri, yaitu Hj. Aminah yang dikaruniakan lima orang anak, Hj. Fatimah dikaruniakan tiga orang anak dan Hj. Fatimah dikaruniai seorang anak yaitu Hj. Muazzinah. Pendidikan yang diperoleh oleh Tengku Muhammad Ali Irsyad terutama ialah ilmu agama Islam baik ilmu fiqh, tauhid, hadist, tasawuf dan lain-lain. Selama hayatnya Tengku Muhammad Ali Irsyad telah banyak memberikan sumbangsih dalam pendidikan Islam seperti mendirikan Dayah Darussa’adah, menyebarkan dakwah Islamiyah. .dan menulis berbagai karya yang bernuansa Islam.

(8)

Corak pemikiran yang ada pada diri tengku haji Muhammad Ali Irsyad seperti pemikiran tentang hukum fiqh, itu semua berlandaskan aliran alsunnah waljamaaah.

DAFTAR PUSTAKA

Daud, Yusri, dkk (2008). Ensiklopedi Pemikiran Ulama Aceh. Banda Aceh: UIN AR-Raniry.

Gottschalk, Louis (2006). Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-PRESS).

Hugiono dan P.K.Poerwantana (1992). Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Husen, Usman (2008). Sejarah Pendidikan Islam. Yogyakarta: AK. Group.

Kuntowijoyo (2001).Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Benteng Budaya.

Moleong, Laxy (2006).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Razali, Nurhayati (2013) Peranan Syaikhul Islam Syeikh Muhammad Waly Al-Khalidy dalam Pengembangan

Pendidikan Tharekat

Naqsyabandiyah di Aceh. Jurnal Ilmiah. Banda Aceh: UIN ar-Raniry.

Shabri dan Sudirman (2005).Biografi Ulama-Ulama Aceh Abad XX (Jilid III).Banda Aceh: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh.

Soemanto, Wasty (2004). Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Taher, Alamsyah (2009). Metode Penelitian Sosial. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

W. Pranoto, Suhartono. (2006). Teori Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

http://Aceh.Tribunnews.com. dayah Darussaa’dah miliki cabang di laur negeri (diakses tanggal: 6 September 216).

http://cinta-zayyan .blogspot.co.id/latar belakang pemikiran teungku. html, (diakses: 6 September 2016).

www.http://Blogspot.co.id. latar belakang pemikiran tengku.hlm (diakses tanggal, 6 September 2016).

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk menentukan nilai kapasitansi spesifik sel superkapasitor digunakan metode impedan spektroskopi elektrokimia (EIS). Pada penelitian kali ini, dilakukan

semua anggota organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan kearah

(meningkatkan nilai C B R ) , juga berfungsi sebagai pemisah (separator) antara tanah dasar (asli) dengan tanah timbunan. Kelemahannya adalah struktur geotekstil merupakan material

Estonia and Lithuania are the leading countries when central bank in- dependence is concerned. Bulgaria, the EU member since 2007 has placed itself very high comparing to

Dengan penerapan metode Profile Matching kedalam Sistem Pendukung Keputusan untuk Kenaikan Jabatan merupakan hal yang sangat tepat, dimana metode Profile Matching

Dalam penelitian pengaruh variasi suhu pemanasan awal ( preheating ) substrat pada metode thermal spray coating terhadap nilai kekerasan material baja karbon rendah

Kestabilan koloid nanopartikel perak juga dapat diketahui dari pergeseran puncak serapan menuju panjang gelombang yang lebih besar setelah jangka waktu tertentu karena

Akan tetapi, sebagian siswa lain memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik pada indikator membangun keterampilan dasar dengan persentase 47% dari 100