PENDIDIKAN PANCASILA
PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI NASIONAL
BAB 5
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
!
"
#$%%&'
(
)
!
"
(
*
+
+
!
!
(
,
-(
)
(
5
. ,
.
-
/$;%EF$%&G0
! 9
! 9
Bandingkan dengan Marx yang menyatakan bahwa kaum proletar merupakan satu-satunya kelas yang tidak membutuhkan ilusi dalam ideologi karena tujuan kelas ini adalah masyarakat tanpa kelas sehingga ideologi tidak akan dibutuhkan lagi; Marx juga tidak pernah menyebut sosialismenya sebagai ideologi.
2
/
0
Lihat deskripsi Heywood tentang ciri-ciri ideologi
4 Banyak definisi yang dapat diajukan untuk memahami paradigma, Guba (1990:18) mendefinisikan paradigma sebagai sistem-sistem keyakinan yang menjadi titik tolak untuk menentukan apa penelitian itu serta bagaimana pelaksanaannya. Masterman (dalam Lakatos dan Musgrave, 1989: 66) mengatakan bahwa paradigma adalah seperangkat kebiasaan-kebiasaan ilmiah. Suatu pemecahan masalah akan dihasilkan bila kebiasaan tersebut ditaati. Thomas Kuhn, filsuf yang memperkenalkan term paradigma, mendefinisikannya lebih ke aspek sosiologis, dan bercorak prateori. Ia mendeskripsikan paradigma sebagai suatu capaian ilmiah, suatu “wilayah” yang menuntut komitmen profesional. Namun yang menarik dari pendapat Kuhn adalah bahwa kedudukan paradigma telah ada sebelum pembentukan teori, sudut pandang ataupun hukum. Ia menggunakan term paradigma ketimbang teori untuk mendenotasikan apa yang ditolak dan digantikan dalam revolusi ilmu pengetahuan (Lakatos dan Musgrave, 1989:2). Ilmuwan lain menggunakan term teori.
5
*
)
,
,
88( $%&= /
0
!
"
/
I
0
B
> 2
!
"
3
,
D
I
D
5
(
#
>
,
&0 8
/B
$%%;>=6F=E0> 4
,
(
4
?
(
)
/B
$%%;>=6F=E
4
6777>6EF6<0
./
/4
67770
/
! 9
= $
,
,
*
! 9
6 Di sini terdapat ide nasionalisme dalam bentuk yang radikal yaitu chauvinisme.
(
,
(
,
/E0
/&0
/=0
Hardiman, dalam Pengantar untuk Ideologi-Ideologi Politik Kontemporer oleh Roger Eatwell dan Anthony Wright (ed) (Jakarta: Mediator, 2001), x/
0
?
(
!
3
3
!
3
3
?
(
(
/
0
F
)
6
(
/
$%%E0
/
*
D
@
*
*" / 4!"
)
$%G;
(
C
-4 H
4 :
$%G;
(
4
! "
#$ % &' () *$ ' + ,