Dampak Positif dan Negatif Peer Group (Teman Sebaya)
Dampak Positif
Peer group mengajarkan kebudayaan, dalam peer group seseorang diajarkan kebudayaan yang berada di tempat itu atau dianut oleh anggota kelompok. Misalnya, orang Medan yang pindah ke Jogja, maka teman sebayanya di Jogja akan mengajarkan kebudayaan orang Jogja. Dengan begitu akan terjadi pertukaran budaya yang dapat menambah wawasan nusantara.
Membantu peranan sosial baru, peer group memberi kesempatan bagi anggotannya untuk mengisi peranan sosial baru. Misalnya, seorang anak yang pendiam ketika mulai berkumpul dengan teman sebayanya akan lebih terbuka, karena jalinan kelompok timbul atas rasa kekeluargaan sehingga anak yang mulannya pendiam itu akan belajar bagaimana ia mengutarakan pendapatnya maupun sekedar melontarkan candaan yang dapat merangsang anak tersebut menjadi nyaman dan perlahan menghilangkan rasa malu bila berinteraksi dengan orang lain.
Peer group sebagai sumber informasi, seiring dengan adanya interaksi dalam kelompok teman sebaya maka akan muncul pertukaran informasi di dalamnya. Bila ada informasi yang disampaikan oleh anggota kelompok tersebut baik berupa informasi yang sifatnya penting mauapun yang tidak penting, maka peer group akan menjadi tempat dimana pertukaran
informasi itu terjadi.
Tempat bertukar perasaan dan masalah, terkadang individu akan lebih nyaman berbagi dengan temannya karena mungkin temannya lebih mengerti dirinya dan dapat memberikan solusi tentang masalah yang dihadapinya maupun hanya sekedar menjadi tempat curahan perasaan saja. Mereka saling menumpahkan perasaan dan permasalahan yang tidak bisa mereka ceritakan pada orang tua ataupun guru mereka.
Dampak Negatif:
lainnya, misalnya seseorang lupa beribadah atau lupa mengerjakan tugas hanya karena terlalu asik bermain dengan teman sebayanya.
Penggunaan bahasa kasar. Terkadang dalam kelompok saat bercanda atau mengungkapkan kemarahannya akan muncul bahasa kasar, hal ini bisa diperparah bila dalam kelompok tersebut tidak saling mengingatkan maka bahasa yang kasar tersebut akan menjadi hal yang lazim diucapkan.
Penyalahgunaan narktika. Seperti yang kita ketahui bahwa pengguna narkotika terbesar adalah kaum remaja hal ini menunjukan bahwa teman sebaya berperan dalam penyebaran narkotika itu sendiri. Dengan adanya teman sebaya maka akan lebih mudah seseorang menyalahgunakan narkoba karena bujukan dari temannya.
Perkelahian pelajar atau tawuran. Hal ini muncul karena rasa cinta yang berlebihan terhadap kelompoknya dan menganggap kelompok lain yang berbeda pandangan dengan kelompoknya adalah musuh, serta adanya
pandangan bahwa yang menjadi pemenang dalam tawuran atau perkelahian adalah kelompok yang terhebat, sehingga banyak kelompok yang berlomba-lomba menjadi pemenang agar diakui kehebatannya.
Kesimpulan
Walau bagaimanapun peer group atau teman sebaya tidak dapat dihindarkan, jika seorang anak dilarang bergaul dengan teman sebayannya atas dasar menjaga kebaikan anaknya maka yang terjadi hanya akan menyebabkan anak tersebut mengalami tekanan mental. Yang seharusnya dilakukan adalah menanamkan sejak dini nilai-nilai etika, moral, dan perilaku yang baik sehingga dapat menjadi bekal bagi anak untuk menghadapi dunia luar, serta adanya pengawasan dan kasih sayang dari orang tua sangat dibutuhkan oleh perkembangan anak agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik.
UPAYA yang DAPAT DILAKUKAN ORANG TUA
1. Memberi kebebasan bersyarat dimana anak dibiarkan untuk tetap bergaul dengan teman-temannya tetapi tetap diawasi.
4. Berusaha untuk menjadi teman curhat anak dan memberikan solusi/saran yang intinya mendukung anak, agar mereka tidak merasa kesepian dan
melampiaskannya pada pergaulan
NAMA :