• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA PANITIA PENGAWAS PEMILU KECAMATAN (PANWASLU KECAMATAN) DALAM PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH TAHUN 2013 DI KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Rengga Utomo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI KINERJA PANITIA PENGAWAS PEMILU KECAMATAN (PANWASLU KECAMATAN) DALAM PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH TAHUN 2013 DI KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Rengga Utomo"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

_____________________________________ 1

EVALUASI KINERJA PANITIA PENGAWAS PEMILU KECAMATAN

(PANWASLU KECAMATAN) DALAM PENGAWASAN PEMILIHAN

UMUM KEPALA DAERAH TAHUN 2013 DI KECAMATAN

SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Rengga Utomo

1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Evaluasi

Kinerja Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwaslu Kecamatan) dalam

Pengawasan Pemilihan Umum Kepala Daerah Kaltim Tahun 2013 di

Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara.

Analisis data yang di gunakan adalah analisis data kualitatif yang di awali

dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Dengan penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

dengan melakukan penelitian kepustakaan, penelitian kelapangan yaitu

dengan pengumpulan data melalui kegiatan observasi, penelitian, wawancara

dokumentasi untuk mendapatkan data yang lebih jelas sesuai dengan yang

dibutuhkan dalam penelitian.

Dari hasil penelitian diperoleh gambaran secara keseluruhan bahwa kinerja

Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Samboja dalam pengawasan Pemilu

Kepala Daerah Kaltim tahun 2013 sudah baik dalam hal pengawasan

terhadap pemutahiran data, pengawasan terhap pelaksanaan kampanye,

pengawasan terhadap logistik pemilu dan pendistribusiannya, pengawasan

terhadap pelaksanaan dan perhitungan suara pemilu, pengawasan terhadap

pergerakan surat suara dari TPS ke PPK, dan pengawasan terhadap

rekapitulasi suara oleh PPK namun kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat

dengan pengawasan yang dilakukan oleh Panwaslu Kecamatan meminimalisir

pelanggaran pemilu yang ada di Kecamatan Samboja dan pelaksanaan

Pemilu Kepala Daerah Kaltim tahun 2013 dapat berjalan dengan baik dan

lancar.

(2)

PENDAHULUAN

Negara Republik Indonesia merupakan negara kesatuan yang menganut

paham demokrasi. Demokrasi pada hakekatnya merupakan sistem pemerintahan

yang berasal dari, oleh dan untuk rakyat. Salah satu wujud dari penerapan

demokrasi di Indonesia saat ini adalah pemberian hak sekaligus wewenang

otonomi dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dalam hal

penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan yang ada di daerah dalam

rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Dalam

Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal

1 ayat 5 “hak,

wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan

perundang-

undangan”.

Semakin menegaskan bahwa pemerintahan daerah

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan pelayanan dan peran serta masyarakat sebagai pilar utama dalam

sebuah pembangunan khususnya di tingkat daerah. Tiap-tiap daerah karena

memiliki otonomi sendiri maka dipilih gubernur selaku kepala daerah yang

berwenang terhadap masing-masing daerah otonomnya.

Perbedaan substansial antara UU No. 32 tahun 2004 dengan

Undang-Undang Pemerintahan daerah sebelumnya adalah kedudukan kepala daerah yang

proses pemilihannya dilaksanakan secara demokratis. Dasar konstitusional,

pemilihan tersebut merujuk pada hasil perubahan kedua UUD 1945 pada pasal 18

ayat 4

menyatakan, “Gubernur, Bupati, dan Walikota masing

-masing sebagai

Kepala Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis”.

Kepala daerah adalah kepala pemerintah daerah yang dipilih secara

demokratis. Pemilihan secara demokratis terhadap kepala daerah tersebut, dengan

melihat bahwa tugas dan wewenang DPRD menurut Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah pasal 62, menyatakan

antara lain bahwa DPRD tidak memiliki tugas dan wewenang untuk memilih

kepala daerah dan wakil kepala daerah, maka pemilihan secara demokratis dalam

Undang-undang ini dilakukan oleh rakyat secara langsung. Kepala daerah dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang wakil kepala daerah dan perangkat

daerah.

(3)

institusi pengawas pemilu mengalami peningkatan. Kemudian setelah itu

disempurnakan lagi melalui undang-undang nomor 15 tahun 2011 tentang

penyelenggaraan pemilu yang bertujuan untuk meningkatkan pelaksanaan

pemilihan umum tetapi garis besar isi dari undang-undang tersebut kurang lebih

saja dari undang-undang sebelumnya yaitu undang-undang nomor 22 tahun 2007

tentang pemilu. Secara umum tugas panwaslu sebagaimana yang diamanatkan

undang-undang,

yaitu:

mengawasi

setiap

tahapan

pemilu,

menerima

pengaduan/laporan pelanggaran dan menindaklanjuti serta menangani

kasus-kasus pelanggaran terutama pelanggaran yang bersifat administratif dan

merekomendasikan pada instansi yang berwenang untuk pelanggaran yang

bersifat Pidana Pemilu

Kecamatan termasuk juga dalam lokasi dimana menjadi jangkauan kerja

dari panwaslu. Salah satunya adalah Kecamatan Samboja yang memiliki luas

wilayah mencapai 1.161,130 km

2

km

2

yang dibagi dalam 23 kelurahan/desa.

Jumlah daftar pemilih (DPT) di kecamatan Samboja adalah 44.492 jiwa yang

terdiri dari 23.796 orang laki-laki dan 20.696 orang perempuan. Jumlah TPS di

Kecamatan Samboja berjumlah 115 TPS dimana TPS terbanyak terdapat di

Kelurahan Samboja Kuala dan TPS paling sedikit di Kelurahan Argosari.

Permasalahan yang ada di Kecamatan Samboja terkait dengan

penyelenggaraan pemilu kepala daerah antara lain daftar pemilih tetap yang tidak

terdata dengan baik yaitu warga yang sudah meninggal lama masih menerima

kartu pemilih, kartu pemilih yang dicetak dua untuk satu orang yang sama,

adanya spanduk yang terpasang sebelum masa kampanye berlangsung dan adanya

laporan kampanye terselebung yang dilakukan tim sukses sebelum masa

kampanye berlangsung. Tindak lanjut dari masalah-masalah yang timbul ini

menjadi wewenang panwaslu kecamatan untuk meminimalisir hingga mencegah

terjadinya pelanggaran dalam pelaksanaan pemilu tersebut. Panwaslu dengan

wewenang yang ada mencatat dan melaporkan segala tindakan pelanggaran

didalam pelaksanaan kampanye dimana ada pengawas lapangan yang berada di

tiap kelurahan di Kecamatan Samboja yang melaporkan kepada panwaslu

kecamatan apabila terjadi pelanggaran ataupun dari masyarakat yang melihat

langsung. Wewenangnya sebatas melaporkan saja kemudian kepada PPK

kemudian diteruskan sampai ke KPU Provinsi.

Undang-Undang mengamanatkan

bahwa Panwaslu bukan sebagai lembaga eksekutor yang dapat melakukan

eksekusi terhadap pelanggaran Pemilu yang terjadi. Panwaslu hanyalah

satu-satunya pintu masuk penanganan terhadap pelanggaran pemilu. Dan sejauh ini

hanya melaporkan saja pelanggaran-pelanggaran tersebut dan untuk ditindak

sejauh ini belum ada tindakan dari pihak yang berwenang dalam menanggapi

laporan dari panwaslu tersebut.

(4)

dan pengawasan yang dilakukan. Kinerja dari panwaslu sendiri sepatutnya kita

nilai sehingga nilai pengawasan itu dapat dirasakan atau hanya sekedar

pengawasan yang bersifat formalitas saja. Tentunya tolak ukur penilaian itu

sendiri melalui tugas dan fungsi yang ditentukan di dalam undang-undang nomor

15 tahun 2011 pasal 79 tentang penyelenggara pemilihan umum dimana

didalamnya terdapat tupoksi dari panwaslu kecamatan. Kemudian tanggung jawab

yang dibebankan kepada panwaslu kecamatan sendiri apakah sudah mampu

meminimalisir pelanggaran pemilu di wilayah kecamatan dengan wewenang yang

diberikan oleh undang-undang. Jadi kita tahu sejauh mana lembaga yang bernama

panwaslu ini mengawasi jalannya pemilu dan apakah keberadaan panwaslu dapat

meminimalisir pelanggaran-pelanggaran pemilu terutama di Kecamatan Samboja

ini sendiri.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut akan hal itu

dan akhirnya memilih judul untuk penulisan skripsi yaitu “Evaluasi Kinerja

Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwaslu Kecamatan) dalam Pengawasan

Pemilihan Umum Kepala Daerah Kalimantan Timur Tahun 2013 di Kecamatan

Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara”.

Kerangka Dasar Teori

Pengertian Evaluasi

Arikunto (2007:1), memandang evaluasi sebagai sebuah proses

menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk

mendukung tercapainya tujuan. Definisi lain diungkapkan oleh Worthen dan

Sanders dalam buku dasar-dasar evaluasi pendidikan karangan Arikunto (2007;1)

menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga

tentang sesuatu, dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi

yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur

serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai suatu tujuan yang sudah

ditentukan.

Dalam buku membangun masyarakat memberdayakan rakyat karangan

Edi Suharto (2005:119), evaluasi adalah adalah pengidentifikasikan keberhasilan

dan/atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau program. Secara umum dikenal

dua tipe evaluasi, yaitu:

on-going evaluation

atau evaluasi terus menerus dan

x-post evaluation

atau evaluasi akhir. Tipe evaluasi yang pertama dilaksanakan

pada interval periode waktu tertentu. Tipe evaluasi yang kedua dilakukan setelah

implementasi suatu program atau rencana.

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan evaluasi

adalah suatu kegiatan atau proses perbandingan kinerja secara sistematis untuk

melihat sejauh mana hasil kegiatan yang sudah direncanakan itu mencapai atau

memenuhi tujuannya serta untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan

kinerja organisasi.

(5)

Secara definitif Bernardin & Russell dalam buku manajemen sumber daya

manusia karangan Ambar T. Sulistiyanti dan Rosidah (2003: 223) menjelaskan

kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu

atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Sedang kinerja suatu

jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari fungsi kinerja

pegawai atau kegiatan yang dilakukan. Pengertian kinerja disini tidak bermaksud

menilai karateristik individu tetapi mengacu pada serangkaian hasil yang

diperoleh.

Menurut pendapat Mangkunegara dalam buku kinerja perusahaan

terhadap kepuasaan pelanggan karangan Adam Idris (2007:17) istilah kinerja

berasal dari kata

job performance

atau

actual performance

(prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Menurut Gibson dalam buku kinerja perusahaan terhadap kepuasaan

pelanggan karangan Adam Idris (2007:18), kinerja adalah hasil yang diingkan

dari perilaku. Kemudian Seymour juga berpendapat dalam buku kinerja

perusahaan terhadap kepuasaan pelanggan karangan Adam Idris (2007:18),

kinerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang dapat diukur.

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan kinerja adalah

suatu hasil kerja yang dihasilkan dari fungsi karyawan atau pegawai dalam suatu

perode waktu tertentu.

Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwaslu Kecamatan)

Pengawas Pemilu adalah adalah lembaga

adhoc

yang dibentuk sebelum

tahapan pertama pemilu (pendaftaran pemilih) dimulai dan dibubarkan setelah

calon yang terpilih dalam pemilu dilantik. Lembaga pengawas pemilu adalah khas

Indonesia, dimana Pengawas Pemilu dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan

tahapan pemilu, menerima pengaduan, serta menangani kasus-kasus pelanggaran

administrasi dan pelanggaran pidana pemilu.

Dalam peraturan presiden nomor 80 tahun 2012 pasal 1 ayat 4, panitia

pengawas pemilu kecamatan, selanjutnya disingkat panwaslu kecamatan adalah

panitia yang dibentuk panwaslu kabupaten/kota yang bertugas mengawasi pemilu

di wilayah kecamatan atau nama lain

Pengertian Pengawasan

Muchsan dalam buku pengawasan peradilan administrasi terhadap

tindakan pemerintah karangan Irfan Fachrudin (2004: 89) sendiri berpendapat,

pengawasan adalah kegiatan untuk menilai suatu pelaksanaan tugas secara

de

facto

sedangkan tujuan pengawasan hanya terbatas pada pencocokan apakah

(6)

Robert J. Mockler dalam buku hukum pemerintahan daerah kajian tentang

hubungan keuangan antara pusat dan daerah karangan Muhammad Fauzan (2006:

90) memberikan pengertian, bahwa pengawasan adalah suatu usaha sistematik

untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan,

merancang sistem informasi maupun umpan balik, membandingkan kegiatan

nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan

mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang

diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya yang dipergunakan

dengan tujuan pengawasan dalam perspektif hukum terhadap penyelenggaraan

pemerintahan.

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan pengawasan

adalah adalah kegiatan untuk menilai suatu pelaksanaan tugas apakah segala

sesuatu dilakukan sesuai dengan rencana, perintah dan prinsip-prinsip yang telah

ditetapkan.

Pemilihan Umum Kepala Daerah

Pemilihan umum kepala daerah adalah proses untuk mencapai

terpilihnya seorang kepala daerah dan wakil kepala daerah yang bertugas

menjalankan fungsi penyelenggaraan pemerintahan di tingkat daerah. Pemilihan

gubernur dan wakil termasuk dalam pemilihan kepala daerah, kepala daerah

adalah kepala pemerintahan yang dipililh secara demokratis. Pemilihan secara

demokratis terhadap kepala daerah tersebut, dengan mengingati bahwa tugas dan

wewenang DPRD menurut Undang

Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang

Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

menyatakan antara lain bahwa DPRD tidak memiliki tugas dan wewenang untuk

memilih kepala daerah dan kepala daerah, maka pemilihan secara demokratis

dalam Undang-undang ini dilakukan oleh rakyat secara langsung. Kepala daerah

dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang wakil kepala daerah, dan

perangkat daerah.

Fokus Penelitian

Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

Penyelenggara Pemilihan Umum di dalamnya dijelaskan tugas, wewenang dan

kewajiban panitia pengawas pemilu, maka fokus penelitian adalah :

1.

Evaluasi kinerja panitia pengawas pemilu Kecamatan Samboja,yaitu :

a.

Pengawasan terhadap pemutahiran data.

b.

Pengawasan terhadap pelaksanaan kampanye.

c.

Pengawasan terhadaSp logistik pemilu dan pendistribusiannya.

(7)

f.

Pengawasan terhadap rekapitulasi suara oleh PPK.

2.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengawasan pilkada Kaltim 2013.

a.

Kendala internal

b.

Kendala eksternal

Jenis dan sumber data

Dalam penelitian ini pemilihan informan dilakukan yaitu sebagai berikut:

1.

Teknik Purposive sampling

Pemilihan dan pengambilan sumber data dilakukan secara

Purposive

Sampling

, menurut Sugiyono (2006:96), bahwa teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang

tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita inginkan, sebagai

penguasa atau ahli di bidangnya sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Suharsimi Arikunto (2006:16)

Purposive Sampling

yaitu menentukan

sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data

secara maksimal.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan tentang Evaluasi Kinerja Panitia

Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwaslu Kecamatan) Dalam Pengawasan

Pemilihan Umum Kepala Daerah Kaltim Tahun 2013 di Kecamatan Samboja.

Berbicara menyangkut evaluasi kinerja sebagaimana yang di kemukakan di atas

sangat menarik dan perlu mendapat perhatian yang lebih besar, karena dari

evaluasi kinerja yang kita lakukan kita dapat menilai dan mengontrol kinerja dari

panwas kecamatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sehingga pemilihan

umum dapat menjadi pesta bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang sesuai

dengan hati nurani masyarakat. Kemudian pengawasan yang dilakukan oleh

panwaslu kecamatan sendiri sudah berjalan dengan baik dan benar sehingga

kelancaran pemilihan umum kepala daerah dapat terlaksana dengan jujur.

Kesadaran politik masyarakat saat ini juga semakin meningkat sehingga

permasalahan yang berkaitan dengan politik masyarakat sudah tanggap.

Masyarakat mampu menilai bagaimana kinerja dari panwas kecamatan apakah

sudah optimal atau belum.

Pengawasan Dalam Pemutakhiran Data

(8)

masih perlu adanya perbaikan-perbaikan namun bukan menjadi masalah yang

berarti. Proses sosialisasi dalam tahapan ini sangat penting dilaksanakan,

mengingat apabila warga tidak terdaftar , maka dalam pelaksanaan pencoblosan

pada tanggal 10 September 2013 kemungkinan akan muncul masalah yang cukup

serius, selain memfungsikan diri sebagai lembaga pengawasan terhadap tahapan

ini, pihak Panwas Pemilu Kada Kecamatan Samboja juga turut dalam membantu

dan memberikan informasi/sosialisasi.

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang penulis lakukan dapat

disimpulkan bahwa Panwaslu Kecamatan dalam melakukan pengawasan terhadap

pemutakhiran data sudah melakukan dengan baik. Kinerja yang optimal

ditunjukkan dalam pengawasan pemutahiran data di Kecamatan Samboja

sehingga tidak ditemukan kendala yang berarti walau tetap ada data yang

invalid

tetapi sudah ditelurusuri dan tidak ada masalah lagi. Pengawasan pemutakhiran

data di tingkat kelurahan/desa juga melibatkan pengawas pemilu lapangan untuk

mengawasi pemutakhiran data di PPS dan menelesuri data yang

invalid

di PPS.

Pengawasan Terhadap Pelaksanan Kampanye

Pelaksanaan kampanye oleh masing-masing Pasangan calon maupun tim

kampanye, apabila dilihat dari sifat dan bentuknya sangatlah beragam. Mulai dari

kampanye yang bersifat monologis maupun dialogis. Distribusi waktu

pelaksanaan pun cukup bervariasi terutama untuk kampanye dialogis

dirumah-rumah penduduk (pendukung) pasangan calon. Namun distribusi waktu yang

diberikan masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh pasangan calon, masih

ada beberapa pasangan calon yang tidak memanfaatkan jadwalnya untuk

berkampanye.

Pelaksanaan Kampanye di Kecamatan Samboja berjalan dengan aman dan

terkendali, namun demikian bukan berarti tidak terjadi pelanggaran, namun

pelanggaran yang dilakukan oleh pasangan calon hanya merupakan pelanggaran

administrasi yaitu penggunaan fasiltas umum sebagai tempat pemasangan atribut

dan penanganannya telah diterusakan ke Panwaslu Kabupaten.

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang penulis lakukan dapat di

simpulkan bahwa kinerja Panwaslu Kecamatan Samboja sudah baik dan tanggap

terhadap pengawasan masa kampanye. Pelanggaran yang ada direspon dengan

cepat seperti penertiban algaka yang tidak sesuai dengan aturan maka akan

dicopot. Pada masa tenang Panwaslu Kecamatan Samboja juga menertibkan

algaka yang masih terpasang karena pada masa tenang tidak boleh ada algaka lagi

yang masih terpasang.

Pengawasan Terhadap Logistik Pemilu dan Pendistribusiannya

(9)

H-1 hari pemungutan, pengawasan yang dilakukan adalah melakukan pengawasan

sejak persiapan logistik masuk kedalam kotak suara hingga pengiriman ke setiap

PPS serta pengiriman ke TPS, dalam proses pengawasan tersebut Panwaslu

Kecamatan maupun Pengawas Pemilu Lapangan tidak menemukan kendala dan

indikasi pelanggaran yang berarti Pelaksanaan pendistribusian logitik Pemilu

Kada berjalan dengan lancar ini berkat kerjasama semua pihak yang telah

membantu pelaksanaan distribusi logistik terutama pihak Kepolisian yang telah

membantu dengan maksimal.

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang penulis lakukan dapat di

simpulkan bahwa kinerja Panwaslu Kecamatan Samboja dalam hal pengawasan

terhadap logistik pemilu dan pendistribusiannya sudah berjalan dengan baik dan

aman. Tidak ada kendala yang berarti dalam proses ini, jumlah logistik lengkap

dan tidak ada kekurangan. Pendistribusian mulai dari KPU Kabupaten hingga ke

TPS berjalan dengan tepat waktu dan dibawah pengawasan Panwaslu Kecamatan

Samboja. Dalam pendistribusian dibuat berita acara yang berisi data-data seperti

nama aparatur yang terlibat, waktu tempuh perjalanan, kendaraan yang digunakan

kemudian ditandatangani oleh semua aparatur yang terlibat untuk dijadikan bukti

pertanggungjawaban.

Pengawasan Terhadap Pelaksanaan dan Perhitungan Suara Pemilu

Pelaksanaan pemungutan suara pada tanggal 10 September 2013 di

seluruh wilayah kecamatan Samboja aman dan lancar. Didalam pengawasan

Panwaslu Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan yang memakai metode

pengawasan keliling dengan alokasi waktu 10 menit per TPS yang dilakukan oleh

Pengawas Pemilu Lapangan ternyata sangat efektif menekan adanya indikasi

pelanggaran baik yang akan dilakukan oleh tim kampanye maupun oknum-oknum

yang sengaja berbuat curang.

Proses Penghitungan suara dan rekapitulasi di tingkat KPPS berjalan

dengan aman dan lancar , hasil pengawasan Panwaslu Kecamatan maupun

Pengawas Pemilu Lapangan bahwa hampir semua saksi pasangan calon yang

hadir menerima hasil penghitungan suara .

Pelaksanaan Penghitungan Suara di semua TPS berjalan dengan baik dan

lancar hasil pantauan Pengawas Lapangan bahwa kegiatan pelaksanaan telah

berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan,dan di semua tingkat TPS

saksi telah mendatangani berita acara yang bisa menjadi indikator bahwa

pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan berjalan dengan baik.

(10)

wakil gubernur di TPS dan pengawas pemilu lapangan juga ikut mengawasi.

Hasil dari perhitungan suara juga diterima oleh saksi dan diterima dengan

menandatangani berita acara. Pengawasan yang dilakukan oleh Panwaslu

Kecamatan sudah menunjukkan kinerja yang baik dan dapat dilihat dengan tidak

adanya kendala terkait dengan hasil perhitungan suara.

Pengawasan Terhadap Pergerakan Surat Suara Dari TPS Ke PPK

Setelah dilakukan perhitungan surat suara di TPS kemudian dibawa oleh

anggota PPS, Linmas Kelurahan dan pengawas pemilu lapangan untuk dibawa ke

PPS di kelurahan untuk dilakukan rekapitulasi surat suara di kelurahan.

Perhitungan di PPS disaksikan oleh pengawas pemilu lapangan kemudian

pengawas pemilu lapangan melaporkan hasil perhitungan di PPS masing-masing

kepada Pengawas Pemilu Kecamatan Samboja.

Proses perhitungan di PPS juga berjalan dengan lancar dan tertib. Hasil

perhitungan tidak jauh beda dengan hasil perhitungan di TPS-TPS. Kemudian

setelah direkapitulasi di PPS kemudian PPS didampingin dengan pengawas

pemilu lapangan membawa hasil perhitungan suara ke PPK untuk dilakukan

rekapitulasi ulang lagi di PPK.

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang penulis lakukan dapat di

simpulkan bahwa pergerakan surat suara dari TPS ke PPK terlebih dahulu melalui

proses rekapitulasi di PPS oleh pihak PPS dengan disaksikan oleh pengawas

pemilu lapangan. Setelah direkapitulasi dan dicocokkan dengan hasil perhitungan

suara sebelumnya di TPS tidak ditemukan perbedaan dan data cocok. Setelah itu

hasil perhitungan suara pemilu diserahkan ke PPK dengan diantar oleh PPS dan

Panwaslu Kecamatan Samboja didampingi pula oleh pihak kepolisian.

Pengawasan Terhadap Rekapitulasi Suara Oleh PPK

Proses rekapitulasi di tingkat Kecamatan atau PPK yang dilaksanakan

pada tanggal 14 September 2013 di aula balai pertemuan kecamatan yang dihadiri

oleh unsur Muspika saksi pasangan calon , Panwaslu Kecamatan dan para

undangan, setelah melalui proses penghitungan, maka ditetapkan rekapitulasi

perhitungan suara untuk masing

masing pasangan calon. Rekapitulasi suara

pemilu di PPK dihadiri oleh PPK, Muspika Kecamatan Samboja, Panwaslu

Kecamatan Samboja, saksi dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dan

pihak kepolisian. Hasil perhitungan di PPK dicocokkan kembali dengan

perhitungan di TPS maupun PPS dan hasilnya tidak berbeda sehingga hasil

perhitungan ini baik dan lancar.

(11)

dengan perhitungan suara sebelumnya dan saksi juga menerima hasil dari

perhitungan sehingga tidak ada kendala berarti dan pelaksanaan berjalan dengan

lancar dan aman.

Kendala Panwaslu Kecamatan Samboja

Di Kecamatan Samboja terdapat 23 kelurahan/desa dan ditempatkan 1

pengawas pemilu lapangan di tiap kelurahan/desa. Dengan jumlah yang sangat

minim tersebut tidak ideal apabila ditempatkan hanya 1 pengawas pemilu

lapangan untuk mengcover seluruh TPS di satu kelurahan/desa.

Keterlambatan informasi terkait dengan lembaga di atas Panwaslu

Kecamatan yaitu Panwaslu Kabupaten dan KPU Kabupaten. Hal ini tekait dengan

permintaan untuk pengisian data yang mendadak dan waktunya cukup sempit

sekitar 1-2 hari untuk diselesaikan sehingga Panwaslu Kecamatan Samboja. Data

tersebut dalam bentuk blanko yang harus diisi dan laporan.

Kendala yang dialami oleh Panwaslu Kecamatan Samboja terkait dengan

letak dan kondisi geografis di beberapa kelurahan/desa. Dengan luas wilayah

kelurahan yang cukup luas dan jarak antar TPS kurang lebih 10 Km maka

tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai ke TPS selanjutnya

apa lagi dengan jalan yang masih belum di aspal atau hanya tanah saja.

Jadi yang menjadi kendala dalam kinerja Panwaslu Kecamatan Samboja

dalam melakukan pengawasan adalah terbatasnya jumlah SDM untuk pengawas

pemilu lapangan yang hanya menugaskan satu pengawas pemilu lapangan untuk

masing-masing kelurahan/desa sehingga dan keterlambatan informasi dari

panwaslu kabupaten atau KPU kabupaten terkait masalah permintaan suatu berkas

atau data dengan waktu hanya 2 hari sehingga terkadang data yang diminta belum

disiapkan secara rinci. Letak geografis beberapa kelurahan/desa yang wilayahnya

luas dan TPSnya berjauhan sedangkan jalan yang dilalui masih banyak yang tanah

sehingga pengawas pemilu lapangan memerlukan waktu tempuh yang lebih lama

untuk berkeliling kesemua TPS yang jaraknya kurang lebih 10 Km antar TPS.

Penutup

Kinerja Panwaslu Kecamatan Samboja berjalan kurang maksimal dalam

melakukan pengawasan Pemilu Kepala Daerah Kalimantan Timur tahun 2013.

Pengawasan terhadap pemutkhiran data berjalan dengan baik walau ada data

yang

invalid

seperti kartu pemilih yang ganda tetapi sudah ditelurusi oleh

Panwaslu Kecamatan dan dilaporkan sehingga tidak ada masalah lagi dalam

pelaksanaan pemilu kada.

(12)

penggunaan fasilitas umum sebagai tempat pemasangan algaka tetapi sudah

ditindaklanjuti dan dilaporkan ke Panwaslu Kabupaten.

Pengawasan terhadap logistik pemilu dan pendistribusiannya berjalan

dengan baik, jumlah logistik tidak ada yang kurang dan terdistribusi tepat waktu.

Pengawasan terhadap pelaksanaan dan perhitungan surat suara pemilu

berjalan dengan baik, pengawas pemilu lapangan melakukan pengawasan keliling

ke masing-masing TPS dengan alokasi waktu 10 menit per TPS dan tidak

ditemukan kendala yang berarti.

Pengawasan pergerakan surat suara dari TPS ke PPK juga berjalan dengan

baik, hasil perhitungan di TPS hingga ke PPK tidak ada kendala yang berarti dan

diawasi oleh pengawas pemilu lapangan dan didampingi oleh pihak kepolisian

dan linmas.

Pengawasan terhadap rekapitulasi suara oleh PPK berjalan dengan baik,

dalam rekapitulasi oleh PPK dihadiri oleh muspika kecamatan, polisi, panwaslu

kecamatan dan saksi dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tidak ada

indikasi pelanggaran dan hasil perhitungan diterima oleh semua saksi.

Kendala-kendala Panwaslu Kecamatan dalam Pengawasan Pemilihan

Umum Kepala Daerah Kalimantan Timur tahun 2013 di Kecamatan Samboja

Kabupaten Kutai Kartanegara. Sumberdaya manusia, kurangnya panitia pengawas

pemilu lapangan di kelurahan/desa yang jumlah TPSnya banyak yang hanya

ditugaskan 1 pengawas pemilu lapangan sehingga pengawasan di TPS kurang

maksimal. Pengawasan yang kurang maksimal ini terutama dalam pengawasan

terhadap pelaksanaan dan perhitungan suara pemilu di TPS-TPS.

Keterlambatan informasi, terkait informasi dari Panwaslu Kabupaten atau

KPUD Kabupaten yang terlambat memberikan informasi mendadak terkait

permintaan data kepada Panwaslu Kecamatan.

Luas wilayah, wilayah yang luas di kelurahan/desa membuat kinerja

pengawas pemilu lapangan kurang optimal dalam melakukan pengawasan ke

TPS-TPS karena jarak antara TPS yang jauh dan jalan yang belum teraspal.

Pengawas pemilu lapangan yang hanya 1 orang saja tidak dapat mengawasi

seluruh TPS di kelurahan/desa secara maksimal terutama dalam pengawasan

terhadap pelaksanaan dan perhitungan suara pemilu.

Panwaslu Kecamatan melaksanakan pengawasan di kelurahan/desa

pengawas pemilu lapangan harus ditambah lagi untuk meningkatkan kinerja dari

pengawasan yang dilakukan. 1 orang pengawas pemilu lapangan kurang optimal

untuk mengawasi seluruh TPS karena luasnya wilayah dan banyaknya TPS di

beberapa kelurahan/desa.

Panwaslu Kecamatan harus selalu berkoordinasi dengan Panwaslu

Kabupaten dan KPUD Kabupaten agar informasi yang diterima tidak selalu

terlambat dan diterima mendadak.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi

(13)

_______ . 2007.

Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.

Yogyakarta :Bumi Aksara.

Fachruddin, Irfan. 2004.

Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Tindakan

Pemerintah.

Bandung: Alumni.

Fauzan, Muhammad. 2006.

Hukum Pemerintahan Daerah Kajian tentang

Hubungan Keuangan antara Pusat dan Daerah.

Yogyakarta: UII Press.

Idris, Adam. 2007.

Kinerja Perusahaan Terhadap Kepuasaan Pelanggan.

Malang: CV. Sofa Mandiri

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007.

Evaluasi Kinerja SDM.

Bandung: Refika

Aditama

Moleong, Lexy J. 2009.

Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi

, Bandung:

PT.Remaja Rosda karya.

Suharto, Edi. 2005.

Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.

Bandung:

Refika Aditama

Sulistiyanti, Ambar. T & Rosidah. 2003.

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Dokumen:

_______ . Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 Tentang Susunan Dan

Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

_______ . Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Sistem Pemerintahan

Daerah.

_______ . Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum.

_______ . Peraturan Presiden No. 80 Tahun 2012 Tentang Organisasi, Tugas,

Fungsi, Wewenang, Dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas

Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum

Referensi

Dokumen terkait

Kolam retensi merupakan kolam/waduk penampungan air hujan dalam jangka waktu tertentu, berfungsi untuk memotong puncak banjir yang terjadi dalam badan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat akulturasi pada fasad rumah si Pitung di Marunda, dengan pengaruh kebudayaan yang sangat beragam dari berbagai etnis

o Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya. o Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam

Dari hasil pengolahan data FGD dari pembahsan kasus-kasus moral yang diberikan selama proses diskusi kelompok berlangsungdan juga dari hasil wawancara dengan

Dari pembahasan di atas, terdapat hubungan antara kedua media tersebut yaitu media Audio-Visual di kelas X.7 dan media Berbasis Lingkungan Sekolah di kelas X.8 bahwa kedua

53 JABATAN : PENYUSUN HASIL MONITORING DAN EVALUASI

Yang dimaksud sasaran di sini adalah sumber keterangan seperti yang telah dijabarkan pada langkah analisa tugas. Bagaimana caranya mendapatkan informasi perumusan cara bertindak

Persyaratan penerbitan KTP karena pindah datang bagi penduduk WNI maupun Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap, dengan melampirkan:.. 