• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN BUKU PENGANTAR FILSAFAT PENDID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANGKUMAN BUKU PENGANTAR FILSAFAT PENDID"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN BUKU

PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN SAINS

DAN PEMIKIR SAINS

Karya

Prof.Dr.Sudarmin, M.Si

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

(2)

A.

Deskripsi Materi

Mengenal apa itu filsafat, filsafat ilmu, filsafat sains, perkembangan filsafat dari masa ke masa, dan tokoh-tokoh filsafat dan saintik.

B. Pengertian Manusia

Menurut pendapat para ahli :

1. Socrates

Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki, tidak berbulu dan memiliki kuku datar berukuran lebar.

2. Paula J. C. & Janet W. K.

Manusia merupakan makhluk yang terbuka,bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengembang tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.

3. Omar Mohammad Al-Toumi Al-Syaibany

Manusia adalah makhluk yang mulia. Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir dan manusia merupakan makhluk 3 dimensi yaitu terdiri atas badan, ruh dan kemampuan berpikir/akal. Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.

4. Kees Bertens

Manusia adalah setiap makhluk yang terdiri atas dua unsur yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.

5. Nicolaus D. Dan A. Sudiarja

Manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal. Manusia disebut bhineka karena manusia mempunyai jasmani dan rohani, sedangkan disebut tunggal karena hanya berupa satu benda atau barang saja.

(3)

C. Hakekat Manusia

Manusia dapat digolongkan sebagai bernilai filsafat, seperti :

1. Aristoteles

- Manusia adalah animal rationale, karena menurutnya ada tahap perkembangan :

Benda mati-tumbuhan-binatang-manusia

Tumbuhan=benda mati+hidup-tumbuhan memiliki jiwa hidup Binatang=benda mati+hidup+perasaan-binatang memiliki jiwa perasaan

Manusia-benda mati+hidup+akal-manusia memiliki jiwa rasional - Manusia adalah Zoon Poolitikon atau makhluk social dan

“makhluk hylemorfik” terdiri atas materi dan bentuk-bentuk.

2. Ernets Cassirer

Manusia adalah animal simbolikum yaitu binatang yang mengenal simbol seperti adat-istiadat, kepercayaan dan bahasa.

3. Islam

Manusia sebagai khalifatullah yakni khalifah Allah.

D. Manusia dan Perkembangan Tubuh, serta Alam Pikirannya

Manusia adalah makhluk ciptaan allah yang paling sempurna karena memiliki nafsu, sifat dasar malaikat dan akal. Manusial adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Manusia juga merupakan sifat unik manusia ditinjau dari jasmani dan naluri kehidupannya. Menurut biosistematikanya, manusia tergolong dalam dunia hewan karena jantung, hati, paru-paru, usus dan lainnya yang tidak banyak berbeda dengan hewan. Manusia sangat berbeda dengan hewan mulai dari tingkah laku dan prestasi serta kebudayaan. Perbedaan yang lain antara manusia dengan hewan anatara lain :

1. Manusia memiliki akal, hewan memiliki insting 2. Tingkah laku manusia dapat berubah-ubah

3. Manusia mampu mmpengaruhi dan mengubah lingkungan 4. Manusia membentuk kebudayaan, hewan tidak mengenal

kebudayaan

5. Manusia digolongkan ke dalam vertebrata kelas mamalia (bertulang belakang, berambut, menyusui, mempunyai empat anggota gerak.

(4)

Adapun sifat-sifat manusia adalah :

1. Berfikir

Berfikir egosentris, artinya pikirannya senantiasa berfikir kepada kepentingan manusia.

2. Berbudaya

Akibat proses berfikir dan bernalar, manusia mempunyai kebudayaan yang berpengaruh terhadap manusianya sendiri

3. Senang belajar

Mengakibatkan adanya pendidikan yang berpengaruh besar terhadap manusianya ssendiri

4. Bermasyarakat

Berlandaskan tingkah laku yang kebanyakan telah dipelajarinya.

5. Kebutuhan makan

Makan berpengaruh pada pertumbuhan, perkembangan dan pembiakan.

6. Ingin panjang umur

Selalu ingin sehat mengatasi penyakit, membatasi kerja terlalu keras dan mencegah kelaparan

7. Suka berteduh

Manusia memakai pakaian yang jenisny dipengaruhi oleh iklim, selera dan bahan yang tersedia yang berpengaruh pada kesehatan

8. Suka mencari kebahagiaan

Rekreasi, kesenian dan kosm estetika

9. Ingin punya keturunan

Memerlukan hubungan pernikahan antara pria dan wanita untuk mempunyai keturunan

10.Rasa ingin tahu

Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang alam dan benda sekitarnya serta tentang dirinya sendiri, memenuhi kebutuhan fisik, mempertahankan kelestarian hidupnya, kebutuhan nonfisik dan kebutuhan alam fisiknya.

E. Mitos dan Alam Pikiran

Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terjawab atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk memuaskan alam pikirannya, manusia membuat atau mereka-reka atau dugaan sendiri jawabannya.

F. Keterbatasan Penalaran Manusia

(5)

“pseudo science” artinya mirip sains tapi bukan sains. Suatu pola pikir yang satu langkah lebih maju daripada mitos atau diartikan sebagai penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat rasional.

G. Mengenal Tokoh Yunani 1. Thales (624-548 SM)

Seorang ahli astronomi yang juga ahli bidang matematika dan tehnik. segitiga 180 derajat dan sudut a+b+c=180 derajat.

Tentang unsur dasar alam semesta : tanah, api, udara dan air. “bumi ini bulat dan dan berputar, karena berputar maka nampaknya seolah-olah alam berputar mengelilingi bumi.

3. Demokritus (460-370 SM)

“apabila suatu benda dipecah dan dibagi terus menerus pada suatu saat sampailah pada bagian yang terkecil dari benda itu. Bagian terkecil dari benda itu disebut astomos atau atom. Karena kecilnya maka tidak tampak oleh mata”.

4. Aristoteles (348-322 SM)

“dalam unsur dasar terdapat zat tunggal yang dapat berubah-ubah bentuk tergantung kondisinya yaitu menjadi tanah, air, udara atau api (transmutasi) yang disebabkan oleh keadaan dingin, lembab, panas dan kering. Apabila suatu tempat tidak ada apa-apanya disitu ada sesuatu yang imaterial yaitu ether”.

5. Ptolomeus (127-151)

“bumi adalah pusat dari jagad raya, berbentuk bulat, diam setimbang tanpa tiang penyangga. Bintang-bintang menempel tetap pada langit dan berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam. Planet beredar melalui orbitnya sendiri terletak antara bumi dan bintang.

6. Nicolas Copernicus (1473-1543)

Astronom dan juga ahli matematika dan pengobatan. Berpendapat bahwa “matahari adalah pusat dari solar sistem. Di dalam sistem itu bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet lainnya. Bumi yang beredar mengelilingi matahari, bulan beredar mengelilingi matahari. Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur dan mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang”.

7. Bruno (1548-1600)

(6)

8. Johannes Kepler (1571-1630)

“planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis edar yang berbentuk elips dengan suatu fokus”.

9. Galileo (1564-1642)

Membenarkan teori Copernicus “heliosentrisme”.

“ada 4 buah bulan yang mengelilingi jupiter dan gunung-gunung di bulan. Suatu bintik hitam di matahari yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi matahari. Kelompok taburan bintang (milky way) atau bima sakti terdiri atas bermilyar bintang dan yang sangat menakjubkan adalah ditemukannya cincin saturnus”.

Pada saat Copernicus sampai Galileo dianggap sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern yang menempatkan suatu kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimentasi.

Masukan Untuk Penulis

(7)

A.

Deskripsi materi

Membahas mengenai sejarah perkembangan filsafat dari periode purba sampai periode renaisanse dan modern.

B. Periodisasi Perkembangan Filsafat a. Peroide Purba

Zaman batu atau zaman pengetahuan ilmiah. Ciri kehidupan manusianya :

a. Membuat alat-alat dan senjata (400 tahun yang lalu)

b. Mempelajarai cara mengembangkan kehidupan (30000 tahun yang lalu)

c. Menemukan pertanian (15000 tahun yang lalu) d. 2000 tahun-300 tahun SM :

1. Matematika (ilmu hitung, geometri dan logika) 2. Astronomi (kosmologi dan astronomi posisional) 3. Geologi (eksplorasi)

4. Biologi (obat-obatan)

5. Sosial (pemerintah, sejarah dan filsafat)

e. Menciptakan tulisan oleh bangsa sumeria (3.500 tahun SM) f. Dimulai aman perunggu di Timur Tengah (3000 tahun SM) g. Memperkenalkan kode hammurabi (2000 tahun SM)

h. Mengembangkan industri sederhana dari besi (1.500 tahun SM)

b. Periode Yunani

Zaman yunani kuno (600 SM-200 SM). Ada 3 masa : 1. Masa awal

Kemunculan tiga nama filsuf yang berasal dari daerah Miletos, yaitu Thales, Anaximenes, dan Anaximandros. Dari daerah lain, yaitu herakleitos dari Ephesos, phytagoras dari Italia Selatan, Parmenides dari Elea dan Demokritos dari Abdera.

2. Masa keemasan

(8)

penganutnya disebut kaum sofis, yaitu kaum yang pandai berpidato yang tidak lagi menaruh perhatian utama pada islam, tetapi menjadikan manusia sebagai pusat perhatian studinya, tokohnya adalah Protagoras. Pemahamannya memperlihatkan sifat-sifat relativisme, atau kebenaran bersifat relatif. Tidak ada kebenaran yang tetap dan definitif. Benar, baik dan bagus selalu berhubungan dengan manusia, tidak mandiri sebagai kebenaran yang mutlak.

3. Masa Helenitas dan Romawi

Dunia mengenal teori-teori, seperti unsur-unsur kimia, teori bilangan, pandangan Demokritus tentang atom, pandangan Hippocrates tentang pengobatan pandangan Phytagoras tentang matematika, pandangan Plato tentang geometri dan pandanganAristoteles tentang anatomi, botani, zoologi dan metalurgi.

c. Periode Iskandariyah

Ilmu dan par ilmuwan memperoleh perlindungan dan pendukung-pendukung Ptolemeus. Pada abad 3 SM sebuah universitas, perpustakaan dan museum didirikan oleh Ptolemeus. Iskandariyah menjadi pusat radiasi semua kegiatan keilmuan. Perkembangan ilmu pengetahuan mengalami akselerasi lebih kurang pada tahun 105 M. Pada abad 4 Masehi, cina secara politis terpecah-pecah, tetapi cina telah menunjukkan pada dunia bahwa pada masa itu telah ditemukan kompas, bahan peledak dan percetakan.

Socrates (470-399 SM) menentang sofisik dengan menyatakan bahwa benar dan baik adalah nilai objek yang harus dijunjung tingi semua orang.

Plato (387 SM) mendirikan sekolah filsafat yang disebut akademia. Plato menentang realisme karena apa yang dinyatakan benar menurut realisme adalah yang dapat diindera, sebenarnya adalah bayangan. Realitas seluruhnya dibagi dua dunia, yaitu dunia gagasan yang hanya terbuka bagi rasio, tidak dapat berubah dan telah sempurna, serta dunia jasmani yang hanya terbuka bagi indera manusia yang senantiasa berubah, secara tidak sempurna hanya mengutip dunia gagasan, seperti gambar suatu gagasan di papan tulis yang sewaktu-waktu dapat dihapus. Manusia termasuk kedua dunia tersebut karena mengenal keduanya, yaitu tubuh dan jiwa. Sebelum dilahirkan dala tubuh jasmani, jiwa sudah ada dan memandang gagasan.

(9)

hanya sekadar gagasan atau idea. Ia mengakui adanya dunia idea, tetapi hal yang itu terdapat pada materi itu sendiri dan bermanfaat untuk menjamin adanya pengetahuan alam. “Teori Bentuk Materi” menyatakan bahwa setiap benda jasmani terdiri atas bentuk dan materi. Materi adalah prinsip yang tidak ditentukan,yang sama sekali terbuka. Materi adalah kemungkinan untuk menerima bentuk sehingga disebut sebagai materi pertama (hyleoprote). Disebut pertama karena tidak ditentukan bentuk (morphe) adalah prinsip yang menentukan. Materi pertama suatu benda merupakan benda konkret. Pandangann ini selanjutnya dikenal dengan nama hilemorfisme. Karyanya tentang logika, ang kelak diberi nama To Oganon oleh muridnya yang bernama Andronikos dari Rhodos, mencakup :

1. Kategorial (logika, istilah dan predikasi)

2. Peri Hermeneias (logika proporsisi)

3. Analytica Protera (silogisme dan pemikiran)

4. Analytica Histera (pembuktian)

5. Topica (metode berdebat)

6. Peri Shopistikoon Elegchoon (kesalahan berpikir)

Dalam karya tersebut, Ia menggarap permasalahan kategori, struktur bahasa, hukum formal konsistensi proposisi, silogisme kategoris, pembuktian ilmiah, pembedaan atribut hakiki dan atribut bukan hakiki, kesatuan pemikiran, bahkan telah juga menyentuh bentuk-bentuk dasar simbolisme. Hingga kini penulis jika bicara tentang logika, asih mengikuti pola tentang idea, keputusan dan proses pemikiran.

C. Zaman Patristik

Prates yang berarti bapak dalam lingkungan gereja. Para filsuf zaman ini adalah Yustinus martyr, Clemens (150-215 SM) dan Origenes (185-254 SM). Martyr ialah pemikir yang semula telah mempelajari berbagai sistem filsafat. Menulis dua buku tentang memebela hak agama kristen. Clemens dan Origenes berasal dari Alexandria, kota yang merupakan pusat intelektual pada akhir zaman kuno yang merancang teologi yang tersusun secara ilmiah berdasarkan filsafat yunani, khususnya Platonisme dan Stoisisme. Pada abad ke 4, zaman keemasan Patristik Latin terjadi. Nama besar jajaran bapak gereja barat adalah Augustinus (354-430) yang dinilai menjadi pemikir terbesar untuk seluruh Zaman Patristik. Ada beberapa hal penting yang perlu dipahami pada pemikiran Augustinus :

1. Iluminasi atau penerangan. Rasio insani hanya dapat abadi jika mendapat penerangan dari rasio ilahi. Allah adalah guru yang tinggi, dalam batin dan menerangi roh manusia.

(10)

mempunyai bentuk tertentu, tetapi mengandung benih (rationes seminales) berupa prinsip bagi perkembangan jasmani.

3. Manusia yang dipengaruhi Platonisme, tetapi tidak mengakui dualisme ekstrem Plato, jiwanya senantiasa terkurung tubuh. Tubuh bukan merupakan sumber kejahatan. Sumber kejahatan adalah yang berasal dari kehendak bebas.

Gregorius dari Nazianza (330-390), Basilius (330-379) dan adiknya Greogrius dari Nyssa (335-394) membangun sintesis dari agama kristen dan kebudayaan halenitas. Yang paling pandai adalah Gregorius dari Nyssa. Menggunakan Neoplatonisme, tetapi menolak disebut Neoplatonisme yang merendahkan materi. Abad ke 8, zaman ini berakhir dengan Johannes Damascenus sebagai raja yang menulis suatu karya yang berjudul “sumber pengetahuan” menggambarkan seluruh sejarah filsafat pada zaman ini sebanyak tiga jilid.

D. Zaman Awal Soklastik

Terjadinya perpindahan penduduk bangsa Han dari Asia masuk ke Eropa sehingga bangsa Jerman pindah melewati perbatsan kekaisaran Romawi, yang secara politik telah mengalami kemrosotan. Karena situasi yang ricuh, tidak banyak pemikiran filsafati yang patut ditampilkan pada masa ini, ada beberapa tokoh antara lain :

1. Ahli pikir Boethius (480-524 M) menerjemahkan logika Aristoteles dalam bahasa latin dan menulis beberapa traktat logika Aristoteles. Seorang guru logika pada abad pertengahan dan mengarang beberapa traktat teologi yang dipelajari sepanjang abad pertengahan.

2. Kaisar Karel Agung ( abad 9) mancapai stabilitas politik yang besar, menyebabkan perkembangan pemikiran kulturasi berjalan pesat. Pendidikan yang dibangunnya terdiri atas pendidikan yang digabungkan dengan biara, pendidikan yang ditanggung keuskupan dan pendidikan yang dibangun raja atau kerabat kekerajaan. Thomas Aquinas (abad 13) mengatakan ilmu pengetahuan adalah pembantu teologi. Pemikirannya merupakan kelanjutan dari pemikiran Augustinus.

3. Eriugena (810-877) menerjemahkan karya Pseudo Dionysios ke dalam bahasa latin sehingga menjadi referensi bagi dunia pemikiran abad selanjutnya. Berdasarkan filsafat Neo-Platonisme, ia membangun sintesis teologi. Anselmus (1033-1109) meluruskan perkataan Agustinus dengan mengatakan “Saya percaya supaya Saya mengerti” (credo ut intelligam). Ia terkenal karena argumentasinya bahwa Allah itu benar-benar ada. Ada tiga langkah pembuktian filosofinya bahwa Allah itu ada, yaitu :

(11)

b. Hal yang terbesar tentulah berada dalam kenyataan karena apa yang berada dalam pikiran saja tidak mungkin lebih besar.

c. Allah tidak hanya berada dalam pemikiran, tetapi ada dalam kenyataan juga, jadi Allah benar-benar ada dan realistis. Abelardus (1079-1142) memberikan sumbangan terhadap penyelesaian permasalahan yang ramai dibicarakan dalam kalangan skolastik yaitu “Universalia” yang bersangkutan dengan konsep umum yang menentukan kodrat dan kedudukan konsep tersebut. Ada dua pendirian yaitu realisme atau sering disebut ultrarealisme dengan tokohnya Gulielmus yang membicarakan permasalahan “kemanusiaan” dan nominalisme dengan tokohnya Roscelinus, bahwa selain individu-individu tidak ada sesuatu yang nyata. Yang termasuk konsep-konsep umum hanyalah bunyi.

E. Zaman Keemasan Skolastik

Terjadi pada abad ke 13. Dibangun sintesis fisofis yang penting. Sintesisnya berkaitan dengan didirikannya universitas-universitas pada 1200, beberapa ordo baru dibentuk, ditemukan dan digunakannya sejumlah karya filsafat yang sebelumnya tidak dikenal.

Beberapa nama yang patut ditampilkan sebagai pengembangan intelektual adalah Bonaventura yang memberikan komentar atas sententiae sebanyak empat jilid hasil pemberian kuliahnya antara tahun 1250 dan 1253, Siger dari fakultas Sastra, Albertus Agung, Thomas Aquinas dan J. D. Scotus. Adapun cara mengajarnya saat itu terdiri atas dua jenis, yaitu cara kuliah (lectio) yang diberikan seorang maha guru dan diskusi yang dipimpin seorang maha guru.

F. Zaman Akhir Abad Pertengahan

Pada akhir abad ke 14 terjadi sikap kritis terhadap berbagai usaha pemikiran yang menyintesiskan pemikiran filsafat dan teologi yang semakin menyimpang dari pendapat Aristoteles. Tokoh yng berjasa dalam mempersiapkan ilmu pengetahuan alam modern yaitu Johannes Buridanin (1298-1359) di Parisian dan Thomas Bradwardine (1300-1349) di Oxford. Dalam filsafat, perkembangan tampil dalam bentuk “jalan modern” (via modema) yang dipertentangkan dengan “jalan kuno” (via antiqua).

(12)

Dalam metafisika, Ia menggunakan dua prinsip yang berpengaruh pada pemikiran filsafat, yaitu pertama “ockham’s razor” bahwa keberadaan tidak dapat dilipatgandakan, apabila tidak perlu(entiaon sunt multiplicand praeter necessitatem) artinya suatu realitas metafisika tidak dapat diterima jika dasarnya tidak kuat. Kedua, apa yang dapat dibedakan maka dapat dipisahkan, paling tidak Allah lah yang dapat memisahkanya.

Filsafat abad pertengahan diawali oleh Boethius dan diakhiri oleh Nicolaus Cusanus (1401-1464). Nicolaus membedakan tiga macam pengenalan yaitu pancaindera, rasio dan intuisi.

G. Zaman Modern (1600-1800 M)

Manusia maju dengan langkah raksasa. Dari zaman uap hingga zaman listrik, lalu ke zaman atom, elektron, radio, televisi, robot dan zaman ruang angkasa. Bertrand Russell (1979:479) menyatakan bahwa dalam sejarah sebuah masa secara umum dapat dinyatakan sebagai masa “modern”, dapat dilihat dari berbagai sisi adanya perubahan mental yang menunjukkan perbedaan jika dibandingkan dengan masa pertengahan.

Founding father filsafat modern adalah Michelde Motaigne (1533-1592) mengajukan pertanyaan yang mendasar “apakah manusia akan mendapat kebenaran jika sudah menemukannya, atau mampukah manusia berbuat adil jika sudah menemukannya?” ia mewarisi skeptisisme pendahulunya dan meragukan indera ataupun akal budi. Ia menekankan idea alam yang melekat dalam diri manusia sebagai karakter juga merupakan pikiran pemikir-pemikir kuno.

Pemahaman terhadat filsafat modern berlangsung sampai kontemporer atau pascamodern karena sulit untuk membuat penggolongan. Untuk mengenal dan mempelajarinya, filsafat modern dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :

a. Rasionalisme, imperialisme dan kritisisme b. Dialektika idealisme dan materialisme c. Fenomenologi dan eksistensialisme

d. Filsafat kontemporer dan pascamodemisme

H. Zaman Baru (1800-1950 M)

(13)

Cara manusia berada atau lebih tepat mengada di dunia ini. Pada prinsipnya materialisme hanyalah materi sehingga manusia hanya merupakan resultane atau akibat dari proses unsur kimiawi. Idealisme hanya memandang manusia sebagai idea, subjek yang selanjutnya hanya menempatkan diri sebagai kesadaran. Berdasarkan idealisme, manusia hanya dapat berdiri sebagai subjek karena menghadapi objek. Manusia hanya berdiri sebagai manusia karena bersatu dengan realitas disekitarnya. Sebaliknya materialisme haya memandang manusia sebagai objek, sedangkan barang-barang di dunia ini hanya menjadi objek karena adanya subjek.

Kvale pun menyatakan bahwa tidak ada filsafat pasca modern yang koheren, tetapi pemikira sekitar kondisi pos modem. Hal yang paling penting dalam memahami pasca modern adalah pemakaian atas adanya tiga pengertian yang berbeda, yaitu pascamodernitas, pascamodernisme dan pemikiran pasca modern.

Pemikiran pascamodrni adalah pemikiran yang mengganti konepsi ketidakbergantungan realitas dari peneliti dengan ide-ide tentang bahasa sebagai hal yang sebenarnya mengandung struktur realitas sosial yang perspektial. Pada dasarnya pascamodern merupakan sangkalan atas beberapa keyakinan abad modern, khususnya yang berkaitan dengan filsafat (epistemologi), ilmu pengetahuan dan nasionalitas. Dalam setiap kasus, suatu debat yang kadang-kadang panas antara modernisme dan pasca modernisme, tampak dalam psikologi kontemporer. Argumen yang paling disukai dalam pascamodernisme adalah argumentasi Gergen.

H. Masukan Untuk Penulis

(14)

A.

Deskripsi Materi

Membahas hakekat filsafat, tokoh-tokoh filsafat, aliran filsafat dan cabang-cabang filsafat.

B. Filsafat dan Pemikir Filsuf

Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh tentang kebenaran sejati. Setap ahli filsafat disebut filsuf mempunyai konsep yang berbeda. Pada kehidupan sehari-hari manusia mengalami hal atau peristiwa yang kurang dipahami sehingga menimbulkan pertanyaan dalam dirinya dan belum dijawabnya. Ciri khas filsafat ialah selalu mempertanyakan tentang segala sesuatu dengan cara berpikir yang amat mendasar atau radikal dan juga bersifat universal. Filsuf yunani pada masa sekitar abad 6-2 SM disebut filsuf alam. Yaitu :

1. Thales

Dari Miletus yang diperkirakan hidup antara 624-548 SM berpendapat bahwa asal segala yang ada di alam semesta ini ialah air. Air yang senantiasa bergerak dan tidak pernah diam dipandangnya sebagai azas kehidupan segala yang ada.

2. Anaximenes

Hidup antara 585-528 SM berpendapat bahwa yang menjadi dasar bagi semua benda dan kehidupan di alam ini ialah udara. Dengan landasan pemikiran bahwa manusia dan semua makhluk hidup itu bernapas, yaitu mengambil udara yang melingkupi alam semesta. Udara merupakan sumber kehidupan, karena tanpa udara semua makhluk akan mati. Jadi udaralah asal mula kehidupan dari segala yang ada di alam semesta ini. Gerakan udara menyebabkan terjadinya isi alam semesta yang bermacam-macam jenis dan bentuknya.

3. Herakleitos

(15)

dasar asal segala sesuatu, serta hukum yang mendasari perubahan padanya.

4. Phytagoras

Hidup antara 580-500 SM berpendapat bahwa asal segala sesuatu itu ialah bilangan atau angka. Pandangannya tentang alam semesta bertitik tolak dari bilangan. Alam ini tersusun sebagai bilangan-bilangan, karenanya manusia akan memperoleh pengetahuan tentang alam semesta ini melalui pengetahuannya mengenai bilangan.

5. Leukippos

Hidup antara 450-420 SM berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada itu terdiri atas atom-atom dan ruang kosong yang jumlahnya tak terhingga. Sebuah benda berbeda dengan benda lain karena bentuk, susunan, posisi dan tumbukan dan antar atomnya berbeda. Atom itu tidak dapat dibagi lagi.

6. Demokritus

Hidup antara 460-370 SM berpendapat bahwa asal alam dan segala yang ada, tidak berbeda dengan pandangan Leukippos. Alam semesta terdiri atas atom-atom dan ruang hampa. Atom-atom itu bebas bergerak dan dapat mengubah posisinya. Atom bersifat kekal, tak dapat dilihat dan tak dapat dibagi. Atom berbeda satu dengan yang lain dari ukuran posisi, susunan, berat dan kecepatannya. Benda yang tampak sesungguhnya merupakan kumpulan atom dan benda yang stabil terdiri atas atom yang berkaitan. Perubahan wujud benda disebabkan oleh gerakan, tumbukkan dan pengikatan kembali atom-atom tersebut. Indera dan pikiran ialah dampak dari gerakan atom. Suatu benda tampak oleh mata karena atomnya yang selalu bergerak menyentuh atom indera munusia.

7. Empedokles

Hidup antara 490-430 SM berpendapat bahwa alam semesta terdiri atas empat unsur utama yakni udara, api, air dan tanah. Setiap unsur tersebut memiliki sifat yang berbeda. Suatu benda dapat terjadi karena adanya percampuran dari unsur tersebut. Disamping empat unsur tadi terdapat dua kekuatan yang berpengaruh yakni cinta dan benci. Sesuatu dapat terbentuk dari empat unsur utama dibawah pengaruh kekuatan cinta da dapat binasa oleh adanya perpisahan antara unsur-unsur tersebut dibawah kekuatan kebencian.

C. Sejarah Trio Filsuf Besar

1. Socrates

(16)

cendekiawan. Ia menggunakan metode dialektik yaitu dengan cara melakukan dialog dengan orang lain, sehingga orang lain dapat mengemukakan atau menjelaskan pandangan atau idenya. Proses dialek itu merupakan pengembangan pemikiran melalui proses pertemuan, penyelarasan dan pengabungan antar ide.

2. Plato

Dilahirkan pada tahun 427 SM di Athena sebagai seorang penulis yang sangat berpengaruh.

3. Aristoteles

384-322 SM pernah menjadi murid Plato selama 20 tahun sampai Plato meninggal. Menurutnya ilmu terdiri atas teori, praktek dan produksi. Teori ialah pengetahuan yang bersifat tidak memihak, praktek mengandung pedoman tingkah laku, sedangkan produksi merupakan pedoman dalam bidang kesenian. Ada dua jenis pengetahuan yakni inderawi dan akali.

D. Perkembangan Filsafat di Dunia Arab (Islam)

Pada uraian berikut ini disajikan “filsafat islam, yaitu : 1. Al-Kindi

2. Al-Razi

3. Al-Farabi dan Ibnu Sina

E. Aliran Filsafat

1. Aliran Idealisme 2. Aliran Realisme 3. Aliran Pragmatisme 4. Aliran Humanisme 5. Aliran Behaviorisme 6. Aliran Rasionalisme 7. Aliran Empirisisme 8. Aliran Kritisisme 9. Aliran Konstruktivisme

Masukan Untuk Penulis

(17)

A.

Deskripsi Materi

Membahas kajian filsafat ilmu dan ilmu pengetahuan, cabang ilmu pengetahuan dan perkembangannya, klasifikasi dan karakteristik dari cabang ilmu pengetahuan.

B. Filsafat Ilmu dan Ilmu Pengetahuan

Cabang filsafat yang membahas tentang hakekat ilmu, penerapan berbagai metode filsafat dalam upaya mencari akar persoalan dan menemukan azas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut untuk mendapatkan kejelasan pasti.

Pengetahuan yang berasal dari usaha sendiri dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

1. Pengetahuan ilmiah

Pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah atau kerja ilmiah sebagaimana ilmuwan bekerja dalam memperoleh suatu pengetahuan.

2. Pengetahuan filsafat

Pengetahuan yang diperoleh melalui pikiran/gagasan, tak terbatas pada pengatan panca indera.

3. Pengetahuan yang termasuk golongan satu dan dua.

filsafat menurut bidang sasarannya :

1. Kosmologia

Filsafat alam yang bidang sasarannya adalah alam semesta dengan segala isinya.

2. Antropologia

Filsafat manusia yang bidang sasarannya adalah manusia dengan perilakunya, cara berpikirnya maupun seni dan budayanya.

a. Etika

Hal ihwal tentang tingkah laku manusia

b. Logika

Hal ihwal tentang cara berpikir manusia

c. Estetika

Hal ihwal tentang budaya manusia

3. Teologia

(18)

Semua filsafat dapat menelaah segala sesuatu atau objeknya melalui tiga sudut pandang yaitu:

1. Ontologi

Mencari jawaban atas pertanyaan “apa” objek yang diselidiki itu.

2. Epistemologi

Mencari jawaban atas pertanyaan “darimana” asal –usul objek yang diselidiki itu.

3. Aksiologis

Mencari jawaban atas pertanyaan “kemanakah akhir dari segala sesuatu” atau “apakah tujuan/manfaatnya”.

C. Bidang Kajian Filsafat Ilmu dan Cabangnya

Pada kahekatnya kajian filsafat ilmu meliputi berikut ini :

1. Ontologi

Membahas hakekat ilmu, pandangan-pandangan terhadap hakekat ilmu, termasuk pandangan terhadap sifat atau ciri ilmu tersebut yang dapat berkembang sesuai perkembangan pemikiran manusia.

2. Epistemologi

Membahas apa sarana dan bagaimana memperoleh pengetahuan atau ilmu tertent. Kajian terkait epistemologi antara lain adalah logika, filsafat bahasa, analisis wacana dan matematika.

3. Aksiologi

Membahas ilmu tertentu, misalnya ilmu pendidikan yang berkaitan dengan nilai kegunaannya bagi pembelajar dari segala kelompok usia yang diselenggarakan baik dalam pendidikan formal maupun nonformal.

Pada uraian berikut ini disajikan juga secara singkat dari setiap cabang filsafat tersebut, yaitu :

1. Metafisika

Membahas tentang dasar-dasar realitas diperkenalkan Andronikos dari Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis oleh Aristoteles tentang hakekat benda-benda yang dilihat pada dunia nyata ini.

2. Logika

Cabang atau bagian filsafat yang menyusun, mengembangakan dan membahas azas-azas, aturan-aturan formal dan prosedur normatif serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.

3. Etika

(19)

4. Estetika

Seni dan keindahan merupakan persoalan yang ditelaah oleh cabang filsafat estetika. Adapun yang ditelaah atau dibahas mengenai keindahan ialah, kaidah maupun sifat hakiki dari keindahan, cara menguji keindahan dengan perasaan dan pikiran manusia, penilaian dan apresiasi terhadap keindahan.

Masukan Untuk Penulis

(20)

A.

Deskripsi Materi

Membahas mengenai filsafat ilmu pengetahuan alam, karakter sains dan kerja ilmiah serta sikap ilmiah. Sebagai landasan bagi kerja ilmiah dan paradigma dalam mencari kebenaran.

B. Hakekat Sains

Perkembangan pengertian sains menurut beberapa tokoh diantaranya :

1. Sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati suatu fenomena yang terjadi di Alam, dimana cara memandang sains bersifat analitis (pola pikir terhadap sasaran dengan seksama. Cermat dan lengkap).

2. Einstein berpenadapat bahwa sains merupakan suatu pola pikir logis dan uniform.

3. Bernal (science is history) sains adalah pengetahuan atau pengetahuan umum yang berisi apa saja yang diketahui manusia, dimana pengetahuan tersebut benar secara rasional dan bebas dari takhayul atau kepercayaan yang tidak masuk akal.

Rumpun pengetahuan utama dari bidang sains terdiri atas : 1. Ilmu fisika

Ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda alam.

2. Ilmu kimia

Ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan suatu percobaan induktif, pada perkembangan-perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori deduktif. Ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat.

3. Ilmu biologi

Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup beserta lingkungannya.

(21)

1. Suatu institusi

Suatu kelembagaan dari sains itu imaginer (tidak nyata). 2. Suatu metode

Berkaitan dengan metode ilmiah yaitu suatu metode kerja imliah untuk memperoleh pengetahuan yang terdiri atas sejumlah kegiatan yang man di dalamnya melibatkan aktivitas kerja ilmiah.

3. Kumpulan pengetahuan

Sains dipandang sebagai suatu body of knowledge yang terus tumbuh dan tidak statis.

4. Sains sebagai alat

Sains mengandung makna bahwa untuk menguasai dan memelihara alam semesta serta untuk mengembangkan produksi yang berguna kesejahteraan manusia, maka perlu menguasai sains sebagai alatnya.

5. Sains sebagai sikap

Sains merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan, pola berfikir dan sikap manusia terhadap alam semesta.

Hakekat sains adalah suatu pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuiri yang dilanjutkan dengan proses pengamatan secara terus menerus.

Nilai –nilai sains dari aspek kehidupan dapat bernilai :

1. Praktis : hasil penemuan sains dapat digunakan secara praktik dan dimanfaatkan manusia dalam mengatasi persoalan sehari-hari.

2. Intelektual : sains dengan metode ilmiahnya banyak sekali digunakan untuk memecahka permasalahan.

3. Sosial, politik, ekonomi : jika suatu negara memiliki kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya, maka akan mendapatkan tempat khusus dalam kedudukan sosial, politik dan ekonominya. 4. Keagamaan : menyadarkan pada orang yang belajar sains bahwa ada yang mnciptakan dan mengatur segala keteraturan yang ada di alam semesta ini.

5. Pendidikan : diharapkan mampu menciptakan seorang warga negara yang sadar akan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Nilai-nilai sosial dari sains yaitu : 1. Etik dan estetika

(22)

2. Moral humaniora

Terdapat dua sisi nilai yang berlawanan yaitu konten dan pengetahuan sains sendiri adalah suci, terkadang yang tidak suci adalah manusia.

3. Ekonomi

Apabila seorang ilmuwan menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu, maka pertanyaan adalah apakah temuan dari sains itu mempunyai nilai ekonomi secara langsung atau tidak?. Cara berfikir sains meliputi :

1. Percaya

2. Rasa ingin tahu 3. Imajinasi

4. Penalaran 5. Koreksi diri

Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa sains pada hakekatnya meliputi produk, proses dan sikap ilmiah yang tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

Jika menggunakan sudut pandang yang menyeluruh, sains seharusnya dipandang sebagai :

a. Cara berpikir untuk memperoleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya.

b. Cara untuk menyelidiki bagaimana fenomena alam dapat dijelaskan.

c. Batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari proses inquiri. Adapun jenis-jenis pengetahuan sains dapat berupa :

1. Fakta 2. Konsep

3. Prinsip dan hukum 4. Teori

5. Model

C. Makna Kebenaran dan Kerja Ilmiah

Adapun klasifikasi dari filsafat ilmu diantaranya adalah : 1. Filsafat sains (ilmu kealaman)

2. Ilmu sosial 3. Ilmu pendidikan

D. Paradigma Kebenaran

Beberapa paradigma kebenaran yaitu : Logika, Positivistik atau sains, Naturalistik dan Modus operandi.

(23)

A.

Deskripsi Materi

Membahas mengenai kerja ilmiah dalam pembelajaran sains di sekolah, keterampilan proses sains, sikap ilmiah dan peranan matematika terhadap sains.

B. Kerja Ilmiah dalam Pembelajaran Sains

Pada kegiatan ketrampilan proses sains meliputi aktivitas berikut : 1. Pengamatan

Menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati ciri-ciri obyek merupakan kegiatan yang sangat dituntut dalam belajar sains. Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk ketrampilan proses pengamatan. 2. Interpretasi

Mencatat setiap hasil pengamatan tentang fermentasi secara terpisah antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan.

3. Klasifikasi

Penggolongan makhluk hidup dilakukan setelah peserta didik mengenali ciri-cirinya. Dengan demikian dalam proses mengelompokkan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan, mengontraksi ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan mencari dasar penggolongan.

4. Prediksi

Keterampilan meramalkan mencakup ketrampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.

5. Berkomunikasi

Membaca grafik, tabel atau diagram dari hasil percobaan, menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel atau diagram dan menjelaskan hasil suatu percobaan sains.

6. Berhipotesis

(24)

melakukan pemecahan permasalahan karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya.

7. Penyelidikan

Menentukan alat dan bahan untuk merencanakan percobaan. Menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan.

8. Menerapkan konsep atau prinsip

Seorang peserta didik mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki.

9. Mengajukan pertanyaan

Keterampilan bertanya mampu untuk mengembangkan karakter atau sikap peserta didik untuk berani bertanya dan menjawab, berkomunikasi, berpikir logis, kritis, kreatif dan keterampilan memecahkan masalah. Pertanyaan dalam pembelajaran dapat meliputi suatu pertanyaan pada level :

1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Kreatif

C. Sikap Ilmuan

1. Berpikir kritis 2. Inkuari

3. Tekun dan teliti 4. Skeptik

5. Jujur dan bertanggung jawab terhadap masyarakat 6. Dapat menerima saran orang lain

D. Pembelajaran Sains di Sekolah

Perlu memahami prinsip pembelajaran di SMP : a. Motivasi

Daya dorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, ada yang berasal dari dalam atau intrinsik dan ada yang timbul akibat rangsangan dari luar atau ekstrinsik.

b. Prinsip latar

c. Prinsip menemukan

d. Prinsip belajar sambil melakukan e. Prinsip belajar sambil bermain f. Prinsip hubungan sosial

Untuk menunjang penerapan prinsip-prinsip tersebut, perlu : a. Menyajikan kegiatan yang beragam

b. Menggunakan sumber belajar yang bervariasi c. Sesekali dapat bekerjasama dengan orang luar

(25)

f. Menciptakan suasana kelas yang menarik

Beberapa pendekatan dalam pembelajaran sains di sekolah : a. Proses

Menekankan atau melatih bagaimana cara memperoleh produk pengetahuan sains, sehingga secara operasional pembelajarannya selalu ada aktivitas bernuansa proses sains. b. Konsep

Menekankan pengenalan konsep sains, dibutuhkan dalam mengkomunikasikan pengetahuan.

c. Penemuan terbimbing

Diarahkan untuk menemukan suatu kesimpulan dari serangkaian aktivitas yang dilakukan.

d. Inkuiri

Penemuan yang menuntut kemampuan lebih kompleks dibanding pendekatan discovery.

e. Histori

Pembelajaran yang berorientasi pada sejarah ditemukannya suatu pengetahuan.

f. Nilai

Pembelajaran yang mengandung pesan norma atau etika hidup diantara makhluk yang lain.

g. Lingkungan

Pembelajaran dimana siswa diajak secara langsung berhadapan dengan lingkungan dimana fakta dan gejala alam tersebut berada.

h. Sains teknologi masyarakat

Membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan manusia sehari-hari.

E. Peranan Matematika Terhadap Sains

Matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi setiap permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Sains menggantungkan diri dari metode induksi. Berkat matematikalah besar bumi dapat dihitung dengan metode gabungan antara induksi dan deduksi matematika.

Masukan Untuk Penulis

(26)

A.

Deskirpsi Materi

Membahas mengenai perbedaan sains dan pengetahuan, memahami ilmu pendidikan, hakekat filsafat sains, non sains serta pseudosains.

B. Perbedaan Sains dan Pengetahuan

Hanya ilmu yang sifatnya fisik atau empiris saja yang bisa dikategorikan ilmu, sementara sisanya seperti ilmu agama, tidak bisa dikategorikan ilmu.

C. Memahami Filsafat Sains

Filsafat sain adalah bidang sains yang mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari sains, yang termasuk didalamnya antara lain sains alam dan sains sosial.

Pengertian filsafat sains dari beberapa ahli, antara lain :

1. Robert Ackerman

Filsafat sains dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadapt kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat sains jelas bukan suatu kemandirian cabang sains dari praktek ilmiah secara aktual.

2. Lewis White Beck

Filsafat sains membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.

3. Cornelius Benjamin

Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistemtis mengenai sains, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan peranggapan, serta letaknya dalam rangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.

4. Michael V. Berry

Penelaahan tentang logika intern dai teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.

5. May Brodbeck

(27)

6. Peter Caws

Filsafat sains merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi sains apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan, di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan kesalahan.

7. Stephen R. Toulmin

Filsafat sains adalah sebagai cabang sains, yang mana filsafat sains mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah, prosedur pengamatan, pola perancangan, metode analisis dan perhitungan, pra-anggapan atau hipotesis atau metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis dan metafisika.

D. Pengertian Sains, Non Sains dan Pseudosains

Sains adalah suatu alat, suatu cara khusus untuk menginvestigasi suatu pertanyaan.

Non sains adalah kumpulan pandangan yang berada di luar lingkup ilmiah.

Pseudosains adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu bidang yang menyerap ilmu pengetahuan namun sebenarnya bukan merupakan ilmu pengetahuan.

Secara umum sains dan pseudosains berbeda, berikut poin yang membedakan :

1. Dalam sains, literatur ilmiah yang ada ditulis bagi para ilmuwan dan harus ada review.

Dalam pseudosains : literatur yang ada ditujukan untuk masyarakat umum dan tidak ada review.

2. Dalam sains, produk ilmiah dapat direproduksi.

Dalam pseudosains : produk tidak dapat direproduksi atau diverifikasi.

3. Dalam sains : kegagalan dalam satu studi memang selalu dicari, karena teori yang salah seringkali dapat membuat pediksi yang tepat meskipun itu karena faktor kebetulan.

Dalam pseudosains : kegagalan akan selalu diabaikan, dimaafkan, disembunyikan, tidak dihitung dan dihindari.

(28)

Dalam pseudosains : kelebihan, kekurangan, kesalahan dan blunder peneliti memberi pengaruh nol pada keilmiahan studi karena memang studi yang dilakukan tidak ilmiah sama sekali. 5. Dalam sains : seiring berjalannya waktu semakin banyak orang

yang belajar tentang proses fisik dalam berbagai penelitian. Dalam pseudosains : tidak ada fenomena atau proses fisik yang ditemukan, dicacat atau dipelajari. Tidak ada kemajuan yang dibuat, tidak ada hal konkret yang dipelajari.

6. Dalam sains : masyarakat diyakini dengan bukti ilmiah, argumen berdasarkan penalaran logis dan matematika, dengan membuat kasus berdasarkan pengalaman empirik. Ketika bukti baru bertentangan dengan teori lama, teori lama tersebut ditinggalkan.

Dalam pseudosains : keyakinan masyarakat dibuat oleh iman dan keyakinan. Memiliki unsur religius yang sangat kuat. Mencoba untuk mengubah, bukan untuk meyakini. Masyarakat diminta untuk percaya lepas dari fakta, bukan karena mereka. Ide lama tidak pernah ditinggalkan meskipun bukti baru ditawarkan.

7. Dalam sains : tidak ada konflik kepentingan, ilmuwan tidak memiliki orientasi materi tertentu dari studi yang dikerjakan. Dalam pseudosains : terdapat konflik kepentingan ekstrim. Ilmuwan umumnya mendapatkan nafkah dengan menjual layanan pseudosains misalnya horoskop, prediksi, instruksi dalam mengembangkan kekuatan paranormal.

E. Pseudosains dan Contohnya

Astrologi adalah sebuah sistem kepercayaan kuno yang beranggapan masa depan seseorang ditentukan oleh posisi dan pergerakkan planet dan benda langit lainnya.

Masukan Untuk Penulis

Ada beberapa tulisan yang salah pengetikan, itu harus lebih diperhatikan agar setiap kalimat dapat dimengerti dengan lebih

(29)

A.

Deskripsi Materi

Membahas peranan logika, argumentasi ilmiah, karakteristiknya dan penerapannya dalam pendidikan sains.

B. Peranan Logika dan Argumentasi ilmiah

Ilmu yang mempelajari atau meneliti azas-azas dan hukum yang mengatur pemikiran manusia agar dapat dilakukan secara tertib dan dapat mencapai kebenaran disebut logika. Logika tidak menelaah urutan berpikir sebagai suatu gejala psikologi dan tidak pula mempersoalkan isi pemikiran, tetapi mempermasalahkan tata tertib yang harus menjadi panutan jalan pemikiran agar memperoleh hasil yang benar. Logika adalah ilmu yang merumuskan aturan untuk pemikiran yang tepat, yang dapat diterapkan dalam pembuktian sesuatu atau menganalisis suatu persoalan.

C. Bidang Kajian Sains

1.Epistomologi sains

Secara etimologi aksiologi berasal dari bahasa yunani axios yang berarti nilai, dan logos yang berarti teori. Menurut suriasumantri (2005) aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari ilmu pengetahuan yang diperoleh. Menurut KBBI (195:19) aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, khususnya etika.

(30)

Dengan mensyaratkan observasi, science harsu bersifat empiris. Inilah karakter science yang paling mendasar dalam pandangan epistomologi konfensional. Ekperimen dapat dilakukan terhadap benda mati atau hidup.

2.Epistomologi sains

Secara etimologi,epistomologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata dalam bahasa yunani yaitu episteme dan logos. Episteme artinya pengetahuan sedangkan logos dipakai untuk menunjukkan adannya pengetahun sistematik. Epistomologi atau teori pengetahun ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakekat dan lingkugan pengetahuan, pengandaian dan dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernytaan mengenai pengetahun yang dimiliki

a. Empirisme

Empirime adalah suatu cara ata meted adalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman. John locke, bapak empiris britania mengatakan bhawa pada waktu manusia dilahirkan akalnya mengatakan catatan yang kosong. Empirisme memandang akal sebagai sejenis tempat penampungan yang secara pasif menerima hasil pengindraan

b. Rasionalisme

Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak didalam ide kita. Jik kebenran mengandung makna ide yang sesuai atau menunjuk kepada kenyataan maka kebenaran hanya dapat didalam pikiran kita.

c. Fenomenalisme

Bapak fenomenalisme adalah immanuelkhan. Khan membuat tentang pengalaman. Bagi khan para penganut empirisme benar bila berpendapat bahwa semua pengetahuan didasarkan pada pengalaman. Tetapi para penganut rasionalismee juga benar karena akal memaksakan bentuk-bentuk sendiri terhadap barang sesuatu serta pengalaman.

d. Intosionisme

Menurut Bergson,intuisi adalah suatu srana untuk mengetahui seacar langsung dan seketika. Analisa, atau pengetahua yang diperoleh dengan jalan pelukisan, tidak akan dapat mengantikan hasil pengenalan secara langsung dari intuitif.

(31)

Yaitu tahap logika yang mengajarkan kaidah dan metode serta analisi sistemtik. Dalam kehidupan sehari-hari dialek berarti kecakapan untuk melakukan perdebatan dalam teori pengetahuan dialek merupakan bentuk pemikiran yang tidak tersusun dari satu pikiran.

D.metode ilmiah

Metode ilmiah mengatakan untuk memperoleh pengethaun yang benar dilakukan langskah sebagai berikut: logico-hipohypothetico-verificartif mksudnya, mula-mula buktikan bahwa itu logis kemudian ajukan hipotesis kemudian lakukan pembuktian hipotsis secara empiris. Metode ilmiah secara teknis dijelaskan dalam satu bidang ilmu yang disebut metode riset.

Masukan : mohon lebih dijelasakan lagi pada

metode ilmiah, dan dipersingkat lagi untuk

kalimat yang digunakan.

Perumusan

masalah

Penyusunan

kerangka

berpikir

Khasanah

pengetahuan

ilmiah

Perumusan

hipotesis

Pengujian

hipotesis

(32)

A. Deskripsi Materi

Materi ini bersumber dari buku Thomas Khun “The Structure of Saintific Revolution.

B. Biografi Thomas Samual Khun dan Karyanya

Thomas S. Khun dilahirkan di Cicinati, Ohio pada tanggal 18 Juli 1922. Khun lahir dari pasangan Samuel L, Khun seorang insinyur industri dan minette stroock Khun. Dia mendapat gelar B.S didalam ilmu fisika dari Harfad University pada tahun 1943 dan magister science pada tahun 1946 Khun belajar sebagai fisikawan namunbaru mendapatkan ph.D dari Harfad pada tahun 1949. Tiga tahunnya dalam kebebasan akademik sebagai Harfad junior velow sangat penting dalam perubahan perhatiannya dari ilmu fisika kepada sejarah dan filsafat ilmu. Di Berkeley ini, Thomas Khun menulis dan menerbitkan bukunya yang terkenal The Structire Of Saintific Revolution pada tahun 1962. Pada tahun 1964 dia menjadi Profesor Filsafat dan sejarah seni di Prinseton pada tahun 1964-1979 dan kemudian menjadi profesor filsafat sampai tahun 1999.

Pada Tahun 1994 dia mewawancarai Niels Bohr sang fisikawan sebelum fisikawan itu meninggal dunia. Pada tahun 1994 Khun di diagnostik dengan Kanker Bronche Tubes. Khun meninggal pada tahun 1996 di rumahnya Cambridge Massage Husedz. Khun menikah dua kali dan memiliki tiga anak. Khun mendapat banyak penghargaan di bidang akademik Karya Khun cukup banyak, namun yang paling terkenal dan mendapat banyak sambutan dari filsuf ilmu dan saintist adalah Structure of Saintific Revolution, sebuah buku yang terbit pada tahun 1962.

Buku Structure of Saintific Revolution banyak mengubah presepsi orang terhadap apa yang dinamakan ilmu. Menurut Khun ilmu bergerak melalui tahapan-tahapan yang akan berpuncak [ada kondisi normal dan kemudian “membusuk”karena telah digantikan oleh ilmu atau paradigma baru. Pendobrakan atas filsafat ilmu pengetahuan positifistik ini dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Thomas Khun, Stephen Toulmin, serta Imre Lakatos.

(33)

kavamata utama dalam menyoroti permasalahan fundamental dalam epistimologi yang selama ini menjadi teka-teki.

C. Thomas Khun Tentang Paradigma

Istilah paradigma menjadi begitu populer setelah di intoduksikan oleh Thomas Khun melalui bukunya The Structure Of Saintific Revolution, University of Chicago Press, yang membicarakan tentang filsafat sains. Khun menjelaskan bahwa paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-metode,prinsip dasar atau memecahkan suatu permasalahan yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu tertentu.

Norma Science

Thomas S. Khun(1922-1996) setelah menulis panjang lebar tentang sejarah ilmu pengetahuan dan mengembangkan beberapa gagasan penting dalam filsafat ilmu pengetahuan. Khun paling terkenal karena bukunya The Structur of Saintific Revolution dimana ia menyampaikan gagasan bahwa sains tidak “berkembang secara bertahap menuju kebenaran”, tapi malah mengalami revolusi periodik yang disebut pergeseran paradigma.

D. Anomali dan munculnya penemuan baru

Data anomali berperan besar dalam memunculkan sebuah penemuan baru yang diawali dengan kegiatan kerja ilmiah. Khun menguraikan dua macam kegiatan ilmiah yaitu : puzzle solving, yang mana dalam puzzle solving, para ilmuwan membuat percobaan dan mengadakan observasi yang tujuannya adalah mencari teka-teki bukan mencari kebenaran.

Penemuan paradigma baru :adapun penemuan baru bukanlah peristiwa terasing, melainkan episode-episode yang diperluas dengan struktur yang berulang secara teratur. Penemuan diawali dengan kesadaran anomali, yakni dengan pengakuan bahwa alam dengan suatu cara telah melanggar pengharapan yang di dorong oleh paradigma yang menguasai sains yang normal. Paradigma baru hanya akan berakhir akan jika teori atau paradigma itu telah diselesaikan sehingga menyimpang itu menjadi yang diharapkan.

E. Revolusi Ilmiah

Revolusi sains yang muncul karena adanya anomali dalam riset ilmiah yang dirasakan semakin parah,dan muncullah karena adanya anomali dalam riset ilmiah yang dirsakan semakin parah, dan muncullah krisis yang tidak dapat diselesaikan oleh paradigma yang dijadikan sebagai riset ( penelitian).

Dalam penelitian paradigma tidak ada standar baku melainkan hanyalah menyesuaikan diri terhadap persetujuan masyarakat . adanya revolusi sains dengan berbagai teori argumentatifnya akan membentuk masyarakat sains.sejauh manapun paradigma baru diterima oleh mayoritas masyarakat sains, maka distulah revolusi saisns atau revolusi ilmiah akan terwujud.

3 fase

praktek

ilmu

Pra-ilmiah : ditandai dengan beberapa teori yang tidak sesuai dan tidak lengkap. Akhirnya salah satu dari teori ini menang.

Pergeseran paradigma : fase ini akan mengantar pada periode baru ilmu pengetahuan revolusioner.

(34)

Seakan akan masyarakat profesional itu tiba-tiba dipindahkan ke daerah lai n objek yang sangat dikenal sebelumnysa tampak dalam penerangan yang berbeda dan juga berbaur dengan objek-objek yang tidak dikenal.

F. Paradigma II

Menurut khun bahwa ilmu pengetahyan pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma tertentu, yaitu suatu pandangan yang mendsar tentang apa yang menjadsi pokok persoalan dari suatu cabang ilmu.Paradigm a tersebut akan berkembang dalam masa normal science yaitu suatu periode akumulasi ilmu pengetahuan diman para ilmuan bekerja dan mengembangkan paradigma yang sedang berpengaruh.

Menurut khun bahwa pendekatan ilmu tidak secara internal dan rasionalisme kritikal, seperti ajaran karl piopper, akan terapi seacar eksternal dengan bertolak dari suatu paradigma tertentu yang menjadi dasar disiplin.menurut khun, secara kimiawi

Pemikiran thomas khun juga timbul atas kritikan terhadap ungkapan krl R. Proper yang berkaitan den gan falsifikasi yang dilakyukannnya oleh diri sendiri. Tesis proper bahwa graoundit theory yang dibangun, diciptakan dari hasil penemuan secara induktif fakta-fakta utama baru tidak mungkin membangun graundit teori sebagai pernyataan universal.

G. Episteomologi paradigma

Salah satu bidang ilmu garapan dari filsafat ilmu adalah epistomologi. Epistomologi berasal dari bahasa yunani epiteme yaitu pengetahuan, dan logos artinya teori. Jadi epistomologi adalah cabang filsafat yang mempelajari asal mula, sumber,struktur, metode dan validitas pengetahuan.

Persoaolan yang termasuk epistimologi adalah 1. Bagaimana manusia dapat mengetahuai sesuatu? 2. Dari mana pengetahyuan itu diperoleh

3. Bagaimana validitas pengetahuan itu dapat dinilai

4. Apa perbedaan antara pengetahuan apriori(pengetahuan pra pengalaman) dan pengetahyan aposteriori (pengetahuan purna pengalaman)

Merujuk dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa sejarah penemuan suatu kebenaran tentang pengethauan dimulai dari periode filsafat yunani yang merupakan periode sangat penting karena pada waktu ini terjadi perubaha pola fikir manusia dari mitosentris menjadi logo sentris.Filsafat mengalami perkembangan pad abad empirisme. Kerjasama anatra beberapa aliran dari rasionalisme dan empirisme lahirlah metode sains dan dari metode ilmiah inilah lahir pengetahuan sains.

Ciri yang membedakan model filsafat ilmu baru ini dengan model yang terdahulu adalah pendekatan atau perhatiannya yang besar terhadap ilmu dan filsafat sains. Peranan sejarah ilmu dalam upaya mendapatkan serta mengkontruksikan wajah ilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiah yang terjadi. Dalam setiap perkembangan ilmu pengetahun selalu dua fase yaitu yang penting : noma sains dan revolutionary sains.

H. HAKEKAT PARADIGMA

Pengertian paradigma menurut filsafat dalam meri maswarita (2009) adalah 1. Cara memandang sesuatu

(35)

3. Paradigma salah satu totalitas premis premis teoritis dan metodelogis yang menentukan

4. Dasar untuk menyelesaikan problem-problem dan pola untuk memcahkan problem riset atau penelitian

Menurut chalmers(1983), paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga paradigma merupakan suatu sumber hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengethuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

Menurut Muslih(2004) merupakan suatu keputusan yudikatif dalam hukum yang tidak tertulis. Secara singkat pengertian paradigma adalah keseluruhan konstelasi kepercayaan,nilai dan teknik yang dimiliki suatu komunitas ilmiah dalam memandang sesuatu atau fenomena, paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari.

I. PEMIKIRIAN KHUN TENTANG ILMU dan PERKEMBANGANNYA

Muslih (2004) menyatakan yang melatarbelakangi pemikiran Khun tentang ilmu dan perkembangannya merupakan respon terhadap pengetahuan mengenai fakta adanya pandangan postifisme dan kopper. Positifisme menganggap pengetahuan mengenai fakta obkejtif merupakan pengetahuan yang sahid.

Sementara itu, berpendapat bahwa proses perkembangan ilmu menurutnya harus berkemungkinan mengandung salah satu proses yang disebut klasifikasi. Hal-hal baru yang ditemukan pada suatu masa menjadi unsur penting dalam pengembangan maupun dalam analisis konkret dan empiris.

Khun menyatakan bahwa paradigma merupakan suatu ilmiah mengambarkan terjadinya dimensi positif dan kreatif. Pergeseran paradigma merupakan letupan ide yang merangsang timbulnya letupan ide-ide yang lain.

(36)

A. DESKRIPSI MATERI

Carl Gustav Hempel dan pemikirannya, diikuti eksplansi ilmiah, teori konfrimasi dan paradok Burung gagak, dan berbagai gagasannya terkait hakekat eksplansi.

B. BIOGRAFI CARL GUSTAV HEMPEL

Hempel lahir di Oranienburg, Jerman, pada tahun 1905. Hempel belajar di Berlin, dan pada tahun di tahun di Universitas Gottingen, di mana ia belajar matematika bersama David Hilbert dan Edmund Landau, serta belajar logika simbolis bersama Heinrich Behmann. Ia juga belajar filsafat, namun merasakan bahwa logika matematis lebih menarik daripada logika tradisional. Pada tahun yang sama , ia pindah ke Universitas Heidelberg, dimana ia bertemu Reichenbach yang memperkenalkannya ke lingkaran Berlin. Pada tahun 1929, Hempel ikut serta dalam kongres pertama filsafat ilmiah yang diselenggarakan oleg penganut postivis logis. Ia bertemu dengan Rudolf Carnap dan sangat terkesan pada Carnap, sehingga ia pindah ke Vienna.

Model nomologis-deduktif yang diajukannya bagi eksplansi(penjelasan) ilmiah menempatkan eksplansi pada landasan logis yang sama seperti prediksi;yakni keduanya adalah argumen-argumen deduktif. Perbedaannya adalah soal pragmatis. Hempel juga mengusulkan ukuran kuantitatif bagi kekuatan teori untuk mensistematisasikan datanya.

(37)

C. PERMASALAHAN dan FOKUS PERHATIAN HEMPEL

Pemikiran hempel tampaknya erat berkatian dengan filsafat sains. Sains merangkul selurug pertanyaan yang muncul dari refleksi terhadap sains. Sains secara meluas diyakini sebagai cara terbaik yang tersedia untuk memperoleh pengetahuan. Maka filsafat sains terasa saling tumpang tindih dengan epistemologi dan metafisika.

Bagaimanapun, problem induksi(lihat epistemologi) adalah tak ada jumlah bukti generalisasi universal tertentu(sebut saja, misalnya “semua angsa berwarna putih”) . Karl Popper telah mencoba menghindari problem ini dengan menyebutkan bahwa teori-teori tidak pernah dikonfrimasikan oleh bukti, tapi hanya difalsifikasi.

Namun, kita tidak boleh pernah berpikir bahwa teori itu sudah didukung secara induktif. Filsuf-filsuf lain telah beragumentasi bahwa problem induksi muncul kembali pada teori Popper tentang metodologi ilmiah(yang disebut falsifikasionisme).

D. STRUKTUR PENJELASAN ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan seperti yang di tegaskan Karl Popper merupakan suatu sistem teoritis yang terdiri atas proposisi universal dan proposisi khusus tentang fenomena fenomena empiris yang dapat kita amati setiap hari, Propper sendiri menegaskan bahwa setiap proposisi ilmiah harus tunduk pada prinsip pengujian yang terus menerus. Propper menegaskan bahwa ilmu pengetahuan empiris merupakan suatu sistem teoritis yang tunduk pengujian tanpa henti.

Dengan mendifinisikan ilmu pengetahuan sebenanya sudah mengimplisitkan apa yang sudah lama dijelaskan oleh filsuf yunani klasik bahwa tugas khas ilmu pengetahuan adalah memberikan penjelasan terhadap fenomena atau peristiwa alam, usaha untuk menjelaskan gejara-gejala alam telah mendorong para filsuf seperti Thales, Anasximandros, dan Anaximenes untuk menemukan sebab sebab terakhir dari fenomena alam dengan lain perkataan, tugas utama ilmu pengetahuan demikian filsuf filsuf itu menegaskan adalah memberikan penjelasan tentang dunia.

(38)

Hempel menyebut unsur ini sebagai syarat relevansi penjelasan, syarat tersebut mengandung informasi bahwa “suatu fenomena atau peristiwa benar benar terjadi sehingga membutuhkan penjelasan , Explandum itu dinyatakan dalam satu proposisi. Karena setiap proposisi explanandum membutuhkan penjelasan, maka secara logis setiap proposisi explanandum didahului oleh oleh proposisi exsplanasn, artinya proposisi yang memili fungsi memberikan penjelasan terhadap peristiwa atau fakta explanandum, explanas merupakan unsur kedua dari struktur penjelasan ilmiah, explanans tersebut harus tunduk pada pengujian empiris.

Hubungan antar explanandum dan explanans disusun Hempel dalam suatu silogisme suatu bentuk penalaran yang minimal terdiri atas dari tiga proposisi, dalam bentuk silogisme itu Explanandum, hal yang harus dijelaskan merupakan konkluksi, sedangkan hal yang menjelaskan merupakan premis-premisnya yang pada gilirannya. Setiap penjelasan ilmiah mengandung proposisi-proposisi Explans dan proposisi Explanandum, dimana harus memenuhi beberapa syarat yang ia sevut syarat-syarat Adekuasi tertentu, syarat-syarat adekuasi yang dimaksud adalah

1. Penyimpulan dari Explans samapai kepada Explanandum harus sahih (syarat logis)

2. Explanan paling sedikit harus mengandung hukum yang bersifat umum(syarat hukum yang di maksud adalah hukum alam)

3. Explanans harus mengandung isi sebab empiris

4. Pernyaraan-pernyataan explanans harus benar (syarat kebenaran)

E. FILSAFAT DARI EKSPLANASI KE UNDERSTANDING

Diawali oleh Rene Ducrates (1596-1650), dimana pada tahun 1644 mempublikasikan The Principles of Phylosophy sebagai dasar dari perspektif positivist dan post positivist. Metode yang dikembangkan yang didasari pada perspektif ini adalah yang dikenal dengan metode eksplanasi, menggunakan prinsip metode ilmiah dan penjelasan logis. Dasar metode ini yang menjadikan ilmu-ilmu pengetahuan alam menjadi ilmu yang sangat matang.

(39)

eksplanasi adalah metode yang dikembangkan oleh para filsuf sejak abad 16, yang dikenal dengan filsuf positivis.

Karl Raimund Popper, menegaskan bahwa ilmu pengetahuan terbuka terhadap kritik, dan dalam hal ini ilmu pengetahaun mempunyai kebenaran yang relatif, karena jika pada suatu masa, suatu pernyataan dinyatakan benar, jika dimasa berikutnya ada teori baru yang menolaknya, dan bisa dibuktikan kebenarannya, pernyataan tersebut menjadi salah.

Seorang Carl Gustav Hempel, yang memberikan suatu pemikiran mengenai bagaimana melakukan penjelasan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Hempel mengemukakan mengenai ilmu sebagai suatu sistem penjelasan.

Ilmu pengetahuan alam mempunyai tata aturan dalam lingkup kerjanya, yang merupakan kesepakatan yang hidup dimasyarakat pengembang ilmu pengetahuan alam.

Pokok-pokok aturan yang disepakati yaitu :

1. Suatu ilmu pengetahuan alam membatasi diri hanya membahas gejala atau fenomena yang dapat diamati

2. Pada ilmu pengetahuan alam, bukan hanya merupakan kumpulan dari gejala-gejala alam, tetapi ada semacam keyakinan bahwa setiap gejala alam itu saling terkait satu sama lain, membentuk hukum alam.

3. Teori-teori yang dibangun dalam ilmu pengetahuan alam harus merupakan teori yang juga bisa meramalkan gejala alam yang lain yang belum dikenal.

Pada pertengahan abad 18, muncul Immanuel Kant(1724-1803) yang dikenal dengan German Idealism, menyatakan bahwa manusia mempunyai pengetahuan awal yang bebas, yang sudah ada sebelumnya berdasarkan pengalaman, dan independent.

F. EKSPLANASI ILMIAH

Eksplanasi ilmiah dari sebuah fakta adalah deduksi dari sebuah pernyataan(disebut explanandum), yang menggambarkan fakta yang ingin kita jelaskan; premis-premis(disebut explanans), yaitu hukum-hukum ilmiah dan kondisi-kondisi awal yang cocok. Explanandum adalah konsekuensi dari explanans.

(40)

Patut dicatat bahwa eksplanasi induktif menuntut suatu hukum yang mencakup(covering law) dimana fakta dijelaskan lewat sarana hukum-hukum statik juga diterima. Bagaimanapun, dalam banyak hal, eksplanasi induktif itu mirip dengan eksplanasi deduktif.

1. Baik ekspalanasi deduktif maupun induktif bersifat nomologi(maka, mereka memerlukan hukum-hukum universal) 2. Fakta yang relevan adalah reaksi logis antara explanan dan

explanandum.

3. Simetri antara eksplanasi dan prediksi dipertahankan 4. Explanans itu harus benar.

G, Pembentukan Konsep dalam Ilmu Empiris

Dalam monografnya, fundamental of Concept Formation in Empirical Science (1952), Hempel menjabarkan metode-metode, yang digunakan untuk merumuskan kuantitas kuantitas fisik. Hempel menggunakan contoh pengkuran massa. Dua benda itu memiliki massa yang sama jika –ketika dua benda itu masing-masing ditaruh di lengan timbangan-kesetimbangan tetap merata(equilibrium).

Adapun perkembanagan pemikiran Hempel : melihat, tuga sains adalah menunjukan fenomena sebagai konsekuensi hukum yang tak terbantahkan . Implikasi utamanya adalah model hukum yang mencakup (covering law) tentang pengertian ilmiah, dengan penekanan bahwa terdapat simetri antara eksplanasi dan prediksi , dimana satu-satunya perbedaan adalah soal temporal. Dalam kasus eksplanasi apa yang kita terangkan adalah sesuatu yang sudah terjadi. Sedang kasus prediksi itu sesuatu yang belu terjadi. Namun kita lihat dari filsafat sains yang berubah dari prespektif ke posisi yang lebih deskriptif.

Dalam The Meaning of Theoretical Terms (1973), Hempel mengkritik sebuah aspek teori positivism logis tetang sains ; pembedaan antara termobvasional dan teoritis, dan problem yang berkaitan tentang makna term-term teoritis. Katakanlah makna term teoretis dapat di jelakan lewat metode metode linguistik. Karena itu, problem utamanya adalah nagaiaman seperangkat pernyataan dapat di tentukan sehingga memberi makana pada term-term teoretis. Hempel menganalisia berbagai teori yang diusulkan oleh positiveme logis.

Menurut Schlick, makna konsep-konsep teoritis di tentukan oleh dalil-dalil (aksioma)teori . Jadi dalil-dalil itu memainkan peran sebagai definisi tersirat. Karenanya, term-term teoritis harus ditafsirkan dengan suatu cara yang membuat teori itu benar. Hempel menyatakan keberatan, karena berdasarkan penafsiran semacam itu sebuah teori ilmiah akan selalu benar, teori itu benar secara konvensi, dan setiap teori ilmiah adalah secara a priori benar.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar proksimat, kandungan logam berat dan profil asam lemak dari lemak jeroan ikan patin (Pangasius hypopthalmus) serta mengkarakterisasi

Kondisi pada kuadran II ini merupakan kondisi yang cukup rawan karena akan menjadi ajang kepentingan banyak pihak, termasuk pihak asing untuk berebut memanfaatkan (eksploitasi)

“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi.”

adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi

Tes Strip untuk Uji Kualitatif Asam Mefenamat, Aspirin, dan Parasetamol dengan Menggunakan Reagen Spesifik yang Diimmobilisasi pada Membran Nata de Coco-Al203; Siti

Sebelum Pemeruman dilakukan dipilih suatu kawasan air yang cukup tenang dan dalam, dengan kapal yang berhenti untuk kalibrasi awal.. Pemilihan lokasi barchek pada air tenang

Rajekwesi Mayong Jepara tahun pelajaran 2011/2012? Tujuan penelitian ini adalah: diperolehnya peningkatan konsep diri melalui layanan bimbingan kelompok dengan

Hasil penelitian mengenai manajemen budaya akademik yang diduga mempunyai hubungan dengan kompetensi siswa adalah suatu penelitian yang mengembangkan teori yang