• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan konseling "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan masa kehamilan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupakan proses social dan kognitif kompleks yang didasarkan pada naluri tetapi dipelajari (rubbin. Afoncso). Untuk menjadi seorang ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi seorang ibu yang melakukan perawatan. Sebaliknya seorang deawasa harus mengubah kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi satu kehidupan yang tidak dapt dipredikdsi, yang diciptakan seorang bayi (mercer 1981). Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi wanita yang mempunyai anak dan multipara wanita tyang memiliki anak menjadi wanita yang memilik anak-anak (ledrman 1984). Seiring persiapannya untuk menghadapai peran baru, wanita tersebut merubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi orang tua begitu pula sama halnya dengan suami. Suami siap-siap menjadi seorang ayah.

Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahn psikologis dan emosional.seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dia sudah memilihkan nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir jika terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya. Ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru.

(2)

1.2 Rumusan Masalah

Menjelaskan masalh perubahan dan adaptasi pada masa kehamilan  Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan

Trimester I

 Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester II

 Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester III

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb I pada jurusan D3 Kebidanan Semester II di Akademi Kebidanan Al-Ishlah Cilegon.

1.4 Manfaat

Makalah ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca untuk memahami tentang perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan.

(3)

2.1 Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester I

Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakrta wanita bahwa ia hamil. Trimester pertama juga sering merupajakan masa kehawatiran dari penantian.

Segera setelah konsepsi kadar hormone progesterone dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, klemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung.

Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungannya.

(4)

Beberapa tahapan aktifitas pentik seseorang menjadi ibu : 1. Taking On

Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu. 2. Taking In

seorang wanita sudah mulai membayangkan peran di lakukan.

3. Letting Go

wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukan.

Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama seorang ibu akan akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya.

(5)

Bentuk Motifasi

Motivasi Suami

Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbul nya kebanggaan atas kemampuanya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan nya menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karna takut akan mencederai bayi nya . adapula pria yang hasrat seksual nya terhadap wanita hamil relative besar. Disamping respon yang diperhatikan nya , seorang ayah dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.

Zaman dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan istrinya dengan ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan dukungan yang diberikan oleh suami kepada saat ini, bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada:

a) Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal

(6)

Motivasi Keluarga

Wanita hamil seringkali merasakan ketergantungan terhadap oranglain. Tapi mungkin bias menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan perhatian dari seseorang yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.

Stress yang terjadi pada kehamilan trimester I

Ada dua tipe stress yaitu yang negative dan positif, keduan stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsic dan ektrinsik.

Stress intrinsic berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara professional.

Stress ekstrinsik timbul Karen factor eksternal seperti rasa sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi. Menurut Bumard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :

1. Stress di dalam individu

2. stress yang disebabkan oleh pihak lain

(7)

Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.

Memperkuat Ikatan

Kemampuan untuk menyesuaingan diri dengan kehamilan memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainya. Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulan-bulan sesudahnya merupakan saat-saat yang sulit. Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya . jadi pada saat hidup masih relative normal. Luangkan waktu untuk berdua, berbicara tentang perasaan pasanganya.

Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri, kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu yang normal.

Kehamilan dan Libido

(8)

secara terbuka dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan seks, libido sangat dipengaruhi oleh kelelehan, rasa mual, pembesaran payudara.

Kehamilan dan olahraga

Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging, bermain tennis, berenang atau melakukan hubungan seks, dapat menimbulkan masalah seperti keguguran atau fetal malformation (janin yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter melarang program olahraga baru yang dimulai pada saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus wanita hamil.

Latihan-latihan yang menguntungkan bagi wanita hamil adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.

(9)

Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.

1. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II Trimester kedua dapat dibagi menjadi 2 fase; prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :

A. Fase prequickening

Selama khir trimester pertama dan masa prequickening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalamnya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negative, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negative ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.

(10)

kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih saying (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini meberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberi kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.

B. Fase postquickening

Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan focus pada kehamilannya dan persiapan menghadapai peran baru sebagi seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan.

Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinmya adlah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebakna perubahan focus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalh kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut system patrilineal/matrilineal).

(11)

Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih sensitive terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut, tapi maslah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci dari permasalah ini. Tetap cara ini dapat digunakan bila ibu dan pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila salah satu tidak membicarakan latar belakang maslah yang dirasakan, atau setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah diperlukan penasehat kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.

3. Menjaga kehamilan yang sehat

Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun mengalami perubahan sebagai respon terhadap kehamilanyang terus berkembang. Beberapa perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus di berikan pengertian terhadpa kondisi tersebut sehingga ia merasa lebih nyama lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energy bertambah dan peningkatan libido.

(12)

Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis seiring perubahan yang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi dilaporkan sang suami juga merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, rasa sakit kepala hingga kecemasan dan ketakutan dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini suami lebih aktif ikut menangani dalam kehamilan istrinya dan turut merasakan tanggung jawab akan kelahiran bayinya.

Apabila didalam sebuah keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan meras abingung akan perubahan yang dialami ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil tampaknya dalah orang yang sering mengambil peran yang cukup besar selama kehamilan. Ibu hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya dalam menghadapai kehamilan dan persiapan penerimaan bayi yang bakan dilahirkan.

5. Berhubungan seks

(13)

Ibu hamil dan pasangannya pelu dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan terpengaruh karena berada dibelakang serviks dan dilindungi cairan amniotic dalm uterus. Namun dalam beberpa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta privia dan ibu dengan riwayat persalinan premature.

Selain itu mekanisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi.

Walaupun sebaian ibu hamil merasa seks selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita disebabkan variasi perubahan hormone selam hamil. Karena respon terhadap hormone berbeda, raksi masing-masing ibu hamil pun berbeda.

2.3 Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga sering disebut periode mingguan / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.

Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.

(14)

kalau – kalau bayi yang akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakn ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul waktu akan melahirkan.

Rasa tidak nyaman akibat kelhamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,keluarga dan bidan.

Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih.

Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga – duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki-laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.

Peran bidan dalam persiapan psikologi ibu hamil trimester I,II,III

a. Mempelajari kedaan lingkungan penderita

Ibu hamil yang selalu memikirkan mengenai keluarga, keuangan,perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi dan perlu penanggulangan. Untuk bidan harus melakukan pengkajian termasuk keadaan lingkungan ( latar belakang ) sehingga mempermudah dalam melakukan suhan kebidanan.

(15)

Kecemasan dan ketakutan sering diperngaruhi oleh cerita-cerita yang menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan mengenai proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisologi kehamilan dan persalinan kepada penderita.

 Memperkuat pengaruh yang positif

Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang diinginkan dan dinantikan.

 Menganjurkan latian – latian fisik seperti senam hamil untuk

memperkuat otot- otot dasar panggul, melatih pernafasan, teknik megedan yang baik dan latihan – latihan relaksasi.

c. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin

d. Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi : memperkenalkan ruang bersalin, alat-alat kebidanan dan tenaga kesehatan.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I, pada kehamilan trimester II,pada kehamilan trimester III dapat disimpulkan sebagai berikut : Trimester I

Ibu :

(16)

 Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya.

 Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu

 Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak menginginkan kehamilan.

 Perasaan gembira.

 Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu  Menerima atau menolak perubahan fisik

Ayah :

 Berbeda tergantung dari : usia,jumlah anak,interest terhadap anak,stabilitas ekonomi

 Menerima atau menolak keadaan istrinya yang bisa disebabkan karena adanya gangguan komunikasi

 Toleransi terhadap kebutuhan seksual. Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun

 Ayah dapat menjadi stress, untuk mengatasinya membuat kegiatan baru diluar rumah.

Trimester II

Ibu :

 Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata

 Ibu merasakan adanya pergerakan janin karena ia menerima dan menganggap sebagai dari dirinya

 Mencari perhatian suami

 Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya

 Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan perlengkapan bayinya

 Perasaan cenderung lebih stabil Ayah :

 Merasa senang dengan pergerakan janin

(17)

 Memberikan perhatian yang dibutuhkan oleh istrinya postur tubuh atau terjadi gangguan body image

 Merasa tidak feminism menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya

 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya

 Adanya perasaan tidak nyaman

 Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan  Menyibukan diri dalam persiapan persalinan menghadapi persalinan Ayah :

 Meningkatnya perhatian pada kehamilan istrinya  Meningkatkan tanggung jawab financial

 Perasaan takut kehilangan istri dan bayinya

 Adaptasi terhadap pilihan senggama karena ingin membahagiakan istrinya

Trimester

Kehamilan

Perubahan psikologi

Penanganan

I

(periode adaptasi)

(18)

Mencari tanda-tanda untuk

Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima

Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.

Beraktivitas seperti biasa

Libido dan gairah seks meningkat.

Berhubungan seks

(19)

(periode penunggu) kelahiran bayinya.

Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal

Kontrol Teratur

Semakin ingin menyudahi kehamilannya.

Berikan pengertian

Tidak sabaran dan resah. Berikan Ketenangan Bermimpi dan berkhayal

tentang bayinya.

Beraktivitas Aktif mempersiapkan

kelahiran bayinya.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kondisi tersebut, maka pengembangan budidaya kedelai di tingkat petani belum dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan, khususnya dalam peningkatan produksi

Eri lannoitustasoilla ei ollut tilastollisesti merkitsevää eroa viiden vuoden viljelyn jälkeen maan kaliumin pitoisuuksiin, jotka olivat 43-51 mg/1 maata. Satoerot eri

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diperoleh kesimpulan bahwa karakteristik STEM mahasiswa PTM dalam pengerjaan tugas perancangan kotruksi mesin ditunjukkan dengan latar

jalar adalah hama Penggerak ubijalar; hama Boleng atau Lanas; Tikus; Penyakit Kudis atau Scab; Layu Fusarium; virus; dan penyakit..

diambil tindakan medis tertentu demi penyelamatan si ibu dan juga kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.Jika dalam

Menurut Tax et al.,(Kau dan Loh,2006) pada umumnya upaya pemulihan layanan yang diharapkan oleh pelanggan dalam service recovery dapat dilakukan dengan 3 hal yaitu

Epiglotitis akut adalah suatu keadaan inflamasi akut yang terjadi pada daerah supraglotis dari orofaring, meliputi epiglotis, valekula, aritenoid, dan lipatan