• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi dan budaya dan Jurnalistik.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Komunikasi dan budaya dan Jurnalistik.docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS 13

KOMUNIKASI ANTAR PERSONIL

KOMUNIKASI DAN JURNALISTIK

NAMA : Diana Nurmalasari NIM : 1147050046 KELAS : D

HARI : Jum’at, 20 November 2015 WAKTU : 14.20-16.00 WIB

DOSEN : Lilis Sulastri, Dr,MM

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

(2)

A.

Pers sebagai sarana kegiatan jurnalistik 1. Pengertian dan ciri-ciri pers

Istilah pers berasal dari bahasa belanda, yang dalam bahasa inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak, dan secara maknawiyah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi. pers adalah lembaga kemasyarakatan. Dan menjadi subsistem kemasyarakatan tempat ia berada bersama-sama dengan sistem lainnya. Dengan demikian maka pers tidak hidup secara mandiri, tetapi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya.

Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yaikni pers dalam pengertian luas dan sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, radio siaran, dan televisi siaran, sedangkan pers dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin kantor berita. Ciri-ciri komuikasi massa sendiri yakni komunikasi dengan mengguakan media massa, adalah prosesnya berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum. Medianya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogen.

Dan William L. Rivers, Wilbur Schramm, dan Clifford G. Christians dalam bukunya, Responsibility i Mass Communication, mengutip kata-kata Alexander Solzhenitsyn sebagai berikut :

Pers di negara-negara barat telah menjadi paling berkuasa, lebih berkuasa daripada legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Lalu tampaknya orang akan bertanya dengan undang-undang yang mana pers itu dipilih dan kepada siapa ia bertanggung jawab.

2. Fungsi pers

(3)

menjaga nama baik pers itu sendiri. Idealisme yang melekat pada pers dijabarkan dalam pelaksanaan fungsinya, selain menyiarkan informasi juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.

B. Jurnalistik sebagai objek studi ilmu komunikasi 1. Pengertian jurnalistik

Istilah jurnalistik berasal dari bahasa belanda journalistiek. Seperti halnya dengan istilah bahasa inggris journalism yang bersumber pada perkataan jornal, ini merupakan bahasa terjemahan dari bahsa latin diurna yang berarti harian atau setiap hari.

Dari berbagai literatur dapat dikaji definisi jurnalistik yang jumlahnya begitu banyak, tetapi semuanya berkisar pada pengertian bahwa jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat. Apa saja yang terjadi di dunia, apakah itu peristiwa faktual (fact) atau pendapat seseorang (opinion), jika diperkirakan akan menarik perhatian khalayak, akan merupakan bahan dasar bagi juurnalistik, akan menjadi bahan berita untuk disebarluaskan kepada masyarakat, walaupun terkadang berita itu diselewengkan oleh pihak-pihak tertentu.

Dengan majunya tekhnologi yang begitu pesat yang menghasilkan radio dan televisi, jurnalistik menjadi sangat luas karna tidak lagi mengelola laporan harian untuk sarana surat kabar, tetapi juga untuk sarana radio dan televisi. Sungguhpun demikian, radio siaran dan televisi siaran sebagai media elektronik telah menimbulkan pengaruh yang cukup berarti terhadap jurnalistik surat kabar sebagai media cetak. Oleh karena itu, para wartawan surat kabar berusaha mengubah teknik pengolahan berita dengan tujuan agar khalayak pembaca tetap tertarik dan memerlukannya.

(4)

secara ilmiah. Ilmu yang paling tepat untuk mempelajari dan meneliti kegiatan jurnalistik adalah ilmu komunikasi.

2. Proses jurnalistik sebagai proses komunikasi

Kegiatan jurnalistik sebagai suatu proses harus dilihat sebagai peroses komunikasi. Dalam hubungan ini paradigma Lasswell yang terkenal, yakni Who Says What In Which Channel to Whom With What Effect, dapat diterapkan :

a. Siapa Komunikan Jurnalistik

Jawaban terhadap pertanyaan diatas jelas adalah khalayak, sejumlah orang dari masyarakat keseluruhan. Bagi jurnalistik pers khalayak adalah pembaca ; yang buta aksara tidak termasuk kedalam khalayaknya. Hal ini berlainan dengan komunikan jurnalistik radio dan televisi yang jumlahnya lebih banyak karena meskipun buta aksara mereka akan mengerti semua berita yang muncul dari pesawat radio maupun televisi.

b. Ciri dan Sifat Media yang Dipergunakan

Ciri dan sifat media yang dipergunakan dalam rangka kegiatan jurnalistik amat berpengaruh kepada komponen-komponen komunikasi lainnya. Jurnalistik surat kabar berbeda dengan majalah, berbeda pula denan radio dan televisi meskipun dalam hal-hal tertentu ada kesamaannya.

Karena yang bobotnya dibicarakan di sini adalah surat kabar, maka yang akan dibahas lebih lanjut adalah media tersebut.

1) Ciri surat kabar a. Publisitas

Pengertian publisitas ialah bahwa surat kabar diperuntukan umum, karenanya berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain harus mencangkut kepentingan umum.

b. Universalitas

(5)

c. Aktualitas

Ini berarti bahwa berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat, dan kata-kata yang terdiri dari huruf-huruf, yang dicetak pada kertas. Dengan demikian, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan trekam sedemikian rupa sehingga dapat dibaca setiap saat dan bisa dipakai sebagai bukti unuk keperluan tertentu.

b. Menimbulkan perangkat mental secara aktif

Karena berita surat kabar menyebabkan pembaca harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif, maka wartawan yang menyusun harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim agar mudah dipahami.

c. Pesan menyangkut kebutuhan komunikan

Dalam proses komunikasi, pesan yang akan diasampaikan kepada komunikan menyangkut teknik trasnsmisinya agar mengenai sasarannya dan mencapai tujuannya.

d. Efek sesuai dengan tujuan

Efek yang diharapkan dari pembaca surat kabar tergantung pada tujuan si wartawan sebagai komunikator.

e. Yang harus dilakukan oleh wartawan sebagai komunikator

(6)

Daftar Pustaka

1. Komala, Lukiati (2009). Ilmu Komunikasi. Bandung :Widya Padjadjaran. 2. Cangara, Hafied.2004.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: RajaGrafindo. 3. Persada.M. Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Intra Personal dan

Referensi

Dokumen terkait

Konstanta adalah bilangan atau angka yang (kadang) turut membentuk sebuah fungsitetapi berdiri sendiri sebagai bilangan dan tidak terkait paa suatu variabel

Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas asset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki

menganalisis beberapa faktor-faktor perilaku konsumen terhadap minat beli Hand and Body Lotion Citra di Surabaya Selatan diperoleh hasil bahwa Faktor Budaya berpengaruh positif

Kelurahan Kertoharjo yang sudah dikenal sebagai salah satu kota dengan perajin tempe, mulai memvariasikan tempe menjadi produk olahan lain yakni tempe dibuat

Setelah dilakukan penelitian tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa di wilayah kerja UPTDK Puskesmas Simpang

Untuk hasil uji kesesuaian antara hasil pengukuran tingkat risiko pencemaran dengan inspeksi sanitasi dan hasil pemeriksaan bakteriologi pada air kolam renang, menghasilkan

Fakta-fakta inilah yang menandai urgennya studi ini dilakukan, sekaligus menjadi konsiderasi melakukan studi berjudul “Model Fungsionalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal ( Local

Metode ini digunakan untuk menentukan kelayakan investasi penerapan suatu proyek (Stermole, 1987) secara ekonomi dengan membandingkan antara biaya dengan manfaat