FORMAT AKUNTANSI SEDERHANA UNTUK WARUNG TRADISIONAL
Dendy Syaiful Akbar
Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis dendysyaiful1984@gmail.com
Dedeh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis dedeh.akt15@gmail.com
ABSTRAK
Artikel ini merupakan hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tujuan diadakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada mitra yang dalam hal ini
adalah pemilik warung tradisional mengenai “arti penting akuntansi dalam dunia usaha” serta memberikan
pelatihan penerapan format akuntansi sederhana pada warung tradisional, dimana format akuntansi sederhana tersebut telah dibuat sebelumnya oleh tim pelaksana kegiatan ini. Dengan adanya format akuntansi sederhana ini, diharapkan para pemilik warung tradisional dapat memahami dan menerapkan akuntansi dalam pengelolaan keuangannya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan penyuluhan dengan motode ceramah untuk memeberikan pemahaman akan arti penting akuntansi dalam dunia usaha. Dalam menerapkan format akuntansi sederhana pada warung tradisional, tim pelaksana akan melakukan pelatihan pada mitra, sehingga mitra diharapkan dapat menerapkan format akuntansi sederhana tersebut secara mandiri pasca selesainya kegiatan ini. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman mitra terhadap arti penting akuntansi dan juga peningkatan mitra dalam keterampilannya dalam menerapkan format akuntansi sederhana, maka tim pelaksana akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Tahap akhir pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan pendampingan terhadap mitra dalam menerapkan format akuntansi sederhana dalam pengelolaan keuangan usahanya, sehingga mitra dapat langsung melakukan konsultasi kepada tim pelaksana terkait dengan penerapan format akuntansi sederhana. Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat diambil beberapa kesimpula, yaitu: (1) terbentuknya format akuntansi sederhana untuk usaha warung tradisional dan telah diterapkan oleh mitra kegiatan; (2) mitra telah memahami akan arti penting akuntansi dalam kegaiatan usahanya, walaupun masih diperlukan pendampingan, agar mereka lebih memaknai secara mendalam bahwa akuntansi merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan kegaiatan usaha, dan; (3) mitra secara umum telah menerapkan akuntansi dalam kegiatan usahanya. Mereka telah melakukan pencatatan transaksi keuangan usahanya secara sistematis dan terstruktur, walaupun masih diperlukan kembali pendampingan secara intens, dikarenakan mereka masih melakukan beberapa kesalahan pencatatan terkait dengan banyaknya aktivitas transaksi harian dan beragam.
Kata kunci: Format Akuntansi Sederhana & Warung Tradisional.
I. Pendahuluan
Warung tradisional yaitu toko yang menyediakan kebutuhan rumah tangga seperti
sembako, makanan dan minuman. Warung tradisional merupakan usaha yang dimiliki
sebagian masyarakat dan dijadikan penopang hidup bagi mereka. Selain mudah dalam hal
pendirian dengan modal yang tidak besar, usaha ini pun berpotensi menghasilkan keuntungan
secara langsung. Warung tradisional secara umum merupakan bisnis keluarga yang tidak
menutup kemungkinan dapat juga menyerap tenaga kerja. Seiring berkembangnya zaman,
warung tradisional semakin lama semakin mengalami kemunduran, hal tersebut salah stunya
terjadi karena munculnya toko-toko modern pada setiap sistem jaringan jalan yang dinilai
cukup potensial oleh para pebisnis ritel. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
dihasilkan bahwa warung tradisional yang jaraknya tidak lebih dari 1 kilometer dengan
minimarket mengalami penurunan omset yang sangat signifikan. Semakin dekat jarak antara
warung tradisional dengan minimarket, maka semakin besar pula penurunan omset yang di
alami (Roni & Dendy, 2013). Padahal usaha warung tradisional bagi sebagian besar warga
Ciamis merupakan sumber penghasilan utama bagi kelurganya.
Namun masalah tersebut bukan tidak dapat ditanggulangi, banyak strategi yang harus
dicoba dan dilakukan oleh para pengusaha warung tradisional, yang salah satunya adalah
dengan melakukan pengelolaan atau manajemen usaha yang baik, diantaranya adalah dari segi
pengelolaan keuangan dengan melakukan pencatatan yang sistematis dan terstruktur yang
sesuai dengan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip akuntansi. Term pembayaran minimarket
adalah cash and carry, celah tersebut dapat dimanfaatkan secara fleksibel untuk menjalin
relasi dengan konsumen untuk memberi konsumen jangka waktu pembayaran. Bisa memakai
kredit 2-3 hari tergantung dari penilaian atas kapasitas bayar pelanggan.
Kelebihan minimarket adalah kekuatan sistem layanan termasuk pencatatan. Hal
tersebut dapat dilakukan oleh warung tradisional, yaitu dengan melakukan pembukuan secara
administratif sederhana untuk mencatat biaya pembelian, hasil penjualan harian termasuk
biaya yang dipergunakan seperti transportasi, kebersihan, keamanan, dan lain-lain. Sehingga,
dengan demikian dapat diketahui berapa besar nilai pendapatan bersih atas penjualan.
Manfaat dari melakukan pencatatan serta pembukuan harian di atas adalah sebagai bukti
pendukung transaksi. Pembukuan harian khususnya dipergunakan bagi kepentingan
permodalan yang difasilitasi oleh pihak perbankan, di mana pemerintah melakukan dukungan
program melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal tersebut harus dilakukan dengan
pembukuan atau pencatatan yang sistematis dan terstruktur.
Dilihat dari latar belakang pendidikan para pemilik warung tradisional yang rata-rata
adalah lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama), maka sulit bagi mereka untuk menerapkan
akuntansi pada pengelolaan keuangannya. Penerapan akuntansi pada pengelolaan keuangan
suatu usaha sangat diperlukan untuk kelangsungan usaha tersebut, tidak terkecuali bagi usaha
warung tradisional. Pada dasarnya mereka kesulitan untuk mengetahui laba bersih
perusahaan, sehingga mereka tidak dapat mengetahui perkembangan usaha yang setelah
sekian lama mereka jalankan. Padahal bentuk usaha warung tradisional merupakan usaha
andalan bagi sebagian masyarakat yang harus tetap dipertahankan keberadaanya, karena
Pada kenyataannya mereka tidak memisahkan antara keuangan pribadi dengn
keuangan usahanya, barang tentu perkembangan usaha warung tersebut tidak akan dapat
diketahui. Melihat kenyataan tersebut jelas para pemilik warung tradisional tidak menerapkan
salah satu prinsip akuntansi Indonesia yaitu konsep entitas (kesatuan usaha). Konsep entitas
dalam Apip & Dendy (2014:8) menjelaskan bahwa kesatuan usaha akuntansi adalah suatu
organisasi atau bagian dari organisasi yang beridiri sendiri, terpisah dari organisasi lain atau
individu lain. Konsep entitas tersebut menunjukan bahwa segala sesuatu yang berhubungan
dengan kegiatan usaha harus berdiri sendiri sebagai suatu kesatuan usaha, dan harus terpisah
dari organisasi lain atau individu lain termasuk dari segi keuangannya.
Sebenarnya mereka telah melakukan pencatatan keuangan usahanya, namun
pencatatan yang mereka lakukan tidak terstruktur dan sistematis, sehingga laporan laba atau
rugi yang mereka buat belum mencerminkan laba atau rugi bersih perusahaan. Untuk
mengetahui laba atau rugi usaha, mereka hanya menyandingkan antara pendapatan hasil
penjualan barang dagangannya dengan biaya-biaya yang menjadi beban operasi usaha
mereka, sehingga tidak jelas harga pokok penjualan setiap unit barang yang dijualnya.
Padahal masih ada lagi komponen yang harus dimasukan dalam pelaporan laba atau rugi
usaha, yang salah satunya yaitu biaya penyusutan aset tetap. Akhirya laporan yang mereka
buat belum mencerminkan hasil usaha yang sebenarnya.
Kesulitan lain yang mereka hadapi yaitu pada saat mereka ingin mengetahui jumlah
persediaan barang dagang yang masih tersisa, mereka melakukannya dengan cara menghitung
fisik persediaan barang dagang, yang di dalam akuntansi hal tersebut tidaklah efektif, karena
akan memakan waktu yang lama serta akan rentan sekali terjadi kesalahan menghitung jumlah
fisik, karena barang yang mereka miliki cukup banyak jenis dan jumlahnya. berbeda jika
mereka melakukan pengendalian persediaan barang dagangannya dengan menerapkan salah
satu metode dalam akuntansi yaitu metode buku (perpetual), dimana metode ini digunakan
untuk mencatat setiap terjadi transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan pada buku
yang khusus, yaitu buku persediaan. Dengan diterapkannya metode buku tersebut maka
pemilik warung akan dapat mengetahui jumlah dan jenis barang dagangan setiap saatnya.
Menurut Firdaus A. Dunia (2013:4) akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem informasi yang memberikan laporan kepada berbagai pemakai atau pembuat keputusan
(2010:5) akuntansi dari sudut proses kegiatan dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.
Dari dua definisi akuntansi di atas, jelas bahwa akuntansi sangat diperlukan dalam
kegiatan usaha, terutama dalam pengelolaan keuangannya. Karena akuntansi sendiri
merupakan pencatatan yang sistematis dan terstruktur sehingga dapat menghasilkan laporan
keuangan yang akurat.
Berdasarkan analisis situasi di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk membuat dan melakukan pelatihan
penerapan format akuntansi sederhana untuk usaha warung tradisional, sehingga mereka akan
mudah untuk memahami dan menerapkan format tersebut dalam kegiatan usahanya. Mitra
dari kegiatan ini adalah dua warung tradisional yang berada di lingkungan Kecamatan Cisaga
Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan masalah terkait dengan tema kegiatan yang telah dirumuskan di atas,
maka yang menjadi tujuan kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan kepada mitra akan arti penting akuntansi dalam kegiatan usaha.
2. Membuat dan melakukan pelatihan penerapan format akuntansi sederhana untuk warung
tradisional, sehingga mitra mudah untuk memahami dan menerapkan format tersebut
dalam kegiatan usahanya.
II. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:
1. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan untuk memberikan pengatahuan kepada mitra mengenai “Arti Penting Akuntansi Dalam Dunia Usaha”. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode
ceramah. Metode ini dipilih untuk menyampaikan teori dan konsep yang penting untuk
dimengerti oleh mitra. Materi teori mencakup pengenalan akuntansi dan pentingnya
akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha.
2. Pelatihan
Meningkatkan keterampilan mitra dalam menerapkan akuntansi sederhana dalam
pengelolaan keuangan usaha dengan metode demonstrasi dan latihan.
a. Demonstrasi yang dilakukan untuk memberikan contoh kepada peserta mengenai cara
b. Latihan atau praktik tentang semua teknik-teknik penerapan akuntansi sederhana dalam
pengelolaan keuangan usaha.
3. Evaluasi akhir
Evaluasi akhir dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman mitra dalam memahami
materi “Arti Penting Akuntansi Dalam Dunia Usaha” serta untuk mengetahui keterampilan
mitra dalam menerapkan akuntansi sederhana dalam pengelolaan keuangan usahanya.
4. Pendampingan
Pendampingan dilakukan untuk mendampingi mitra dalam menerapkan akuntansi
sederhana pada pengelolaan keuangan usahanya, sehingga mitra dapat berkonsultasi
dengan tim terkait penerapan akuntansi sederhana.
III. Hasil
Format akuntansi sederhana ini dibuat berdasarkan kebutuhan pembukuan usaha
warung tradisional dalam pengelolaan keuangannya, sehingga para pemilik usaha tersebut
dapat memahami dan juga dapat menerapkan akuntansi dalam pengelolaan keuangan
usahanya.
Format akuntansi sederhana ini dibuat sesederhana mungkin dengan istilah-istilah
yang diaharapkan mudah untuk dimengerti oleh khalayak sasaran, sehingga pada saat
diterapkan dalam usaha warung tradisional, para pemilik warung tersebut akan dapat dengan
mudah untuk memahami dan menerapkan secara mandiri pasca selesainya kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Berikut adalah gambaran umum mengenai format akuntansi sederhana untuk warung
tradisional:
A.Buku Kas
Buku kas ini dibuat untuk mencatat transaksi pemasukan dan pengeluaran terhadap kas.
Pemasukan terhadap kas berasal dari transaksi penjualan barang dagang secara tunai, selain
itu pemasukan terhadap kas berasal dari pembayaran kreditur terkait transaksi penjualan
secara kredit. Pengeluaran terhadap kas terjadi dari transaksi pembelian barang dagang
secara tunai untuk kebutuhan persediaan, selain itu pengeluaran terhadap kas juga terjadi
pada saat perusahaan melakukan pengeluaran terhadap kas yang berhubungan dengan
B.Buku Persediaan
Buku persediaan ini digunakan untuk mencatat kelaur masuknya barang dagangan.
Keluarnya barang dagangan terjadi ketika perusahaan menjual barang dagangannya atau
ada barang dagangan yang tidak layak untuk dijual kepada konsumen atau terjadinya
transaksi retur, sehingga akan mengurangi jumlah persediaan. Masuknya barang dagangan
terjadi ketika perusahaan membeli barang dagang, sehingga akan menambah jumlah
persediaan. Buku persediaan ini tujuan utamanya dibuat agar pemilik warung dapat
mengetahui jumlah persediaan setiap saatnya, sehingga pemilik warung dapat mengatahui
harga pokok penjualan barang dagangan yang terjual serta dapat mengetahui harga pokok
persediaan barang yang siap untuk dijual. Buku persediaan ini dilengkapi dengan nama
barang, sehingga pemilik warung dapat melakukan pengendalian terhadap setiap jenis
barang dagangan.
C.Buku Utang
Buku utang ini digunakan untuk mencatat kewajiban atau utang usaha yang disebakan
adanya transaksi pembelian barang dagang secara kredit atau pinjaman modal kepada
debitur. Dengan adanya buku utang ini pemilik warung dapat mengetahui saldo utang yang
dimiliki setiap saatnya. Buku utang tersebut dilengkapi dengan dengan nama debitur,
sehingga buku utang ini akan lebih informatif.
D.Buku Piutang
Buku piutang ini digunakan untuk mancatat saldo piutang yang dimiliki oleh perusahaan.
Piutang ini timbul akibat adanya transaksi penjualan barang dagangan secara kredit dari
konsumen. Buku piutang ini dilengkapi dengan nama kreditur, sehingga pemilik warung
dapat mengetahui saldo piutang per pelanggan.
E.Buku Perlengkapan
Buku perlengkapan ini digunakan untuk mencatat saldo perlengkapan. Perlengkapan dalam
usaha warung tradisional berupa alat tulis seperti buku, pensil, pena, stabilo, kertas, buku
dan perlengkapan lainnya. Buku perlengkapan ini dibuat dengan tujuan agar pemilik
warung dapat mengetahui jumlah persediaan perlengkapan setiap saatnya. Perlengkapan
yang telah terpakai akan dijadikan beban usaha setiap periodenya dan dilaporkan dalam
F. Buku Aset Tetap
Buku aset tetap ini digunakan untuk mencatat penyusutan nilai aset tetap yang dimiliki
oleh perusahaan. Aset tetap yang disusutkan pada warung tradisional dapat berupa
kendaraan, peralatan (lemari, kursi, meja, etalase dan lain-lain), bangunan dan aset tetap
lainnya. Lembar pada buku aset tetap ini dapat digunakan untuk jangka waktu satu tahun,
karena pencatatan penyusutan nilai aset tetap dilakukan setiap akhir bulan dan akan
dilaporkan sebagai beban penyusutan pada laporan rugi-laba.
G.Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang buat per bulan dengan tujuan agar pemilik warung dapat
mengetahui perkembangan usaha yang dijalankannya. Laporan keuangan terdiri dari 3
jenis laporan yang diantaranya adalah laporan laba-rugi, laporan perubaahan modal dan
juga laporan posisi keuangan. Berikut adalah penjelasan masing-masing laporan keuangan:
1. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi ini dibuat untuk mengetahui apakah pada periode yang bersangkutan
perusahaan mendapatkan laba atau rugi. Untuk mengetahui laba atau rugi atas hasil
usaha, pemilik perusahaan dapat melakukannya dengan cara menyandingkan total
penjualan bersih (setelah dikurangi harga pokok penjulan) dengan biaya-biaya. Jika
total penjualan bersih lebih besar dibandingkan dengan total biaya, maka perusahaan
mendapatkan keuntungan, sedangkan jika total penjualan bersih lebih kecil
dibandingkan dengan total biaya, maka perusahaan mendapatkan kerugian.
2. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal ini dibuat untuk dapat mengetahui perubahan modal yang
terjadi pada akhir periode (per bulan) akibat adanya laba atau rugi yang dihasilkan
selama satu periode akuntansi, serta adanya pengambilan kas yang dialkukan oleh
pemilik usaha untuk keperluan pribadinya. Perubahan modal ini diketahui dengan cara
menambahkan modal awal periode dengan laba yang dihasilkan pada akhir periode
dikurangi dengan pengambilan terhadap kas oleh pemilik, maka hasilnya adalah modal
akhir periode. Modal akhir periode tersebut digunakan sebagai modal awal pada periode
berikutnya. Jika perusahaan mengalami kerugian pada akhir periode, maka modal awal
periode dikurangi dengan rugi dan pengambilan terhadap kas oleh pemilik, maka
3. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan posisi keuangan ini dibuat untuk mengetahui posisi keuangan yang terdiri dari
aset, kewajiban atau utang dan modal. Laporan ini dibuat dengan mencatatat jenis-jenis
aset beserta saldonya pada kolom sebelah kiri setelah dikurangi penyusutan nilai aset
tetap, sedangkan kolom sebelah kanan mencatat jenis-jenis utang beserta saldonya serta
mencatat modal akhir periode beserta saldonya. Kolom sebelah kanan menunjukan total
aset yang ada di kolom sebelah kiri. Karena aset perusahaan merupakan total utang
ditambah dengan modal.
IV. Simpulan dan Rekomendasi
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang penulis temukan dalam kegiatan program
atau kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang telah dilakukan:
1. Terbentuknya format akuntansi sederhana untuk usaha warung tradisional dan telah
diterapkan oleh mitra kegiatan.
2. Mitra telah memahami akan arti penting akuntansi dalam kegaiatan usahanya, walaupun
masih diperlukan pendampingan, agar mereka lebih memaknai secara mendalam bahwa
akuntansi merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan kegaiatan usaha.
3. Mitra secara umum telah menerapkan akuntansi dalam kegiatan usahanya. Mereka telah
melakukan pencatatan transaksi keuangan usahanya secara sistematis dan terstruktur,
walaupun masih diperlukan kembali pendampingan secara intens, dikarenakan mereka
masih melakukan beberapa kesalahan pencatatan terkait dengan banyaknya aktivitas
transaksi harian dan beragam.
Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan oleh penulis kepada beberapa pihak
terkait dengan pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang telah
dilakukan:
1. Mitra Kegiatan (Pemilik Warung Tradisional)
a. Mitra sebaiknya melakukan studi banding dengan beberapa warung tradisional yang
telah berhasil dari segi usahanya dan dari segi pengelolaan keuangan usahanya.
b. Mitra sebaiknya banyak berkonsultasi dengan para akademisi ataupun kepada
mahasiswa jurusan akuntansi yang ada disekitarnya terkait dengan makna dari arti
c. Mitra sebaiknya terus belajar dalam menerapkan format akuntansi sederhana sehingga
dapat menyusun laporan keuangan secara mandiri.
2. LPPM Unigal
a. LPPM Unigal menindaklanjuti program ini dengan melibatkan dosen ahli, karena mitra
masih memerlukan pendampingan untuk dapat menerapkan format akuntansi sederhana
secara mandiri.
b. LPPM Unigal hendaknya bekerjasama dengan pihak pemerintah (Dinas terkait) terkait
dengan kelangsungan usaha warung tradisional, karena bentuk usaha warung
tardisional merupakan salah satu jenis usaha mikro yang harus diperhatikan seperti
UMKM yang lainnya.
3. Fakultas Ekonomi Unigal
a. Kabupaten Ciamis didominasi oleh sektor UMKM, sehingga Fakultas Ekonomi
sebaiknya mengarahkan kepada Prodi Akuntansi agara lebih memfokuskan pendidikan
ilmu akuntansi sektor UMKM, sehingga diharapkan para lulusan Prodi Akuntansi
dapat tersebar di UMKM baik sebagai parktisi maupun terjun langsung sebagai
pengusaha pada sektor UMKM. Hal tersebut merupakan kontribusi nyata dari Fakultas
Ekonomi Unigal untuk memajukan perekonomian di Kabupaten Ciamis. Selain itu,
Prodi Akuntansi akan memiliki ciri khas tersendiri, yaitu pendidikan dibidang ilmu
akuntansi fokus di sektor UMKM.
b. Fakultas Ekonomi Unigal hendaknya bekerjasama dengan pemerintah setempat (Dinas
Terkait) untuk memajukan sektor UMKM di Kabupaten Ciamis.
4. Pemerintahan
a. Dewasa ini perkembangan toko-toko modern di Kabupaten Ciamis kian pesat, hal
tersebut berdampak pada mundurnya kelangsungan hidup usaha warung tradisional
atau toko kelontong yang berada di daerah sekitar toko-toko modern. Dengan adanya
fenomena tersebut, sebaiknya Pemerintah agar secepatnya memberikan solusi terbaik
bagi kelangsungan hidup warung-warung tardisional yang luput dari perhatian semua
pihak.
b. Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas terkait hendaknya memberikan perhatian
lebih kepada sektor UMKM, karena tidak dipungkiri kegiatan usaha di Kabupaten
Ciamis di dominasi oleh sektor UMKM yang merupakan salah satu sumber penggerak
Daftar Pustaka
Mohamad, A & Akbar, DS. 2014. Pengantar Akuntansi 1. Galuh Nurani: Ciamis. Dunia, FA. 2013. Pengantar Akuntansi: Edisi Keempat. FE UI: Jakarta.
Jusup, AH. 2011. Dasar-dasar Akuntansi: Jilid 1. STIE YKPN: Yogyakarta.
Marsiana, R & Akbar, DS. 2013. Persaingan Antara Warung Tradisional Dengan