• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMAT AKUNTANSI SEDERHANA UNTUK WARUNG TRADISIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "FORMAT AKUNTANSI SEDERHANA UNTUK WARUNG TRADISIONAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FORMAT AKUNTANSI SEDERHANA UNTUK WARUNG TRADISIONAL

Dendy Syaiful Akbar

Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis dendysyaiful1984@gmail.com

Dedeh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis dedeh.akt15@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini merupakan hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tujuan diadakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada mitra yang dalam hal ini

adalah pemilik warung tradisional mengenai “arti penting akuntansi dalam dunia usaha” serta memberikan

pelatihan penerapan format akuntansi sederhana pada warung tradisional, dimana format akuntansi sederhana tersebut telah dibuat sebelumnya oleh tim pelaksana kegiatan ini. Dengan adanya format akuntansi sederhana ini, diharapkan para pemilik warung tradisional dapat memahami dan menerapkan akuntansi dalam pengelolaan keuangannya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan penyuluhan dengan motode ceramah untuk memeberikan pemahaman akan arti penting akuntansi dalam dunia usaha. Dalam menerapkan format akuntansi sederhana pada warung tradisional, tim pelaksana akan melakukan pelatihan pada mitra, sehingga mitra diharapkan dapat menerapkan format akuntansi sederhana tersebut secara mandiri pasca selesainya kegiatan ini. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman mitra terhadap arti penting akuntansi dan juga peningkatan mitra dalam keterampilannya dalam menerapkan format akuntansi sederhana, maka tim pelaksana akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Tahap akhir pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan pendampingan terhadap mitra dalam menerapkan format akuntansi sederhana dalam pengelolaan keuangan usahanya, sehingga mitra dapat langsung melakukan konsultasi kepada tim pelaksana terkait dengan penerapan format akuntansi sederhana. Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat diambil beberapa kesimpula, yaitu: (1) terbentuknya format akuntansi sederhana untuk usaha warung tradisional dan telah diterapkan oleh mitra kegiatan; (2) mitra telah memahami akan arti penting akuntansi dalam kegaiatan usahanya, walaupun masih diperlukan pendampingan, agar mereka lebih memaknai secara mendalam bahwa akuntansi merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan kegaiatan usaha, dan; (3) mitra secara umum telah menerapkan akuntansi dalam kegiatan usahanya. Mereka telah melakukan pencatatan transaksi keuangan usahanya secara sistematis dan terstruktur, walaupun masih diperlukan kembali pendampingan secara intens, dikarenakan mereka masih melakukan beberapa kesalahan pencatatan terkait dengan banyaknya aktivitas transaksi harian dan beragam.

Kata kunci: Format Akuntansi Sederhana & Warung Tradisional.

I. Pendahuluan

Warung tradisional yaitu toko yang menyediakan kebutuhan rumah tangga seperti

sembako, makanan dan minuman. Warung tradisional merupakan usaha yang dimiliki

sebagian masyarakat dan dijadikan penopang hidup bagi mereka. Selain mudah dalam hal

pendirian dengan modal yang tidak besar, usaha ini pun berpotensi menghasilkan keuntungan

secara langsung. Warung tradisional secara umum merupakan bisnis keluarga yang tidak

menutup kemungkinan dapat juga menyerap tenaga kerja. Seiring berkembangnya zaman,

warung tradisional semakin lama semakin mengalami kemunduran, hal tersebut salah stunya

terjadi karena munculnya toko-toko modern pada setiap sistem jaringan jalan yang dinilai

cukup potensial oleh para pebisnis ritel. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh

(2)

dihasilkan bahwa warung tradisional yang jaraknya tidak lebih dari 1 kilometer dengan

minimarket mengalami penurunan omset yang sangat signifikan. Semakin dekat jarak antara

warung tradisional dengan minimarket, maka semakin besar pula penurunan omset yang di

alami (Roni & Dendy, 2013). Padahal usaha warung tradisional bagi sebagian besar warga

Ciamis merupakan sumber penghasilan utama bagi kelurganya.

Namun masalah tersebut bukan tidak dapat ditanggulangi, banyak strategi yang harus

dicoba dan dilakukan oleh para pengusaha warung tradisional, yang salah satunya adalah

dengan melakukan pengelolaan atau manajemen usaha yang baik, diantaranya adalah dari segi

pengelolaan keuangan dengan melakukan pencatatan yang sistematis dan terstruktur yang

sesuai dengan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip akuntansi. Term pembayaran minimarket

adalah cash and carry, celah tersebut dapat dimanfaatkan secara fleksibel untuk menjalin

relasi dengan konsumen untuk memberi konsumen jangka waktu pembayaran. Bisa memakai

kredit 2-3 hari tergantung dari penilaian atas kapasitas bayar pelanggan.

Kelebihan minimarket adalah kekuatan sistem layanan termasuk pencatatan. Hal

tersebut dapat dilakukan oleh warung tradisional, yaitu dengan melakukan pembukuan secara

administratif sederhana untuk mencatat biaya pembelian, hasil penjualan harian termasuk

biaya yang dipergunakan seperti transportasi, kebersihan, keamanan, dan lain-lain. Sehingga,

dengan demikian dapat diketahui berapa besar nilai pendapatan bersih atas penjualan.

Manfaat dari melakukan pencatatan serta pembukuan harian di atas adalah sebagai bukti

pendukung transaksi. Pembukuan harian khususnya dipergunakan bagi kepentingan

permodalan yang difasilitasi oleh pihak perbankan, di mana pemerintah melakukan dukungan

program melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal tersebut harus dilakukan dengan

pembukuan atau pencatatan yang sistematis dan terstruktur.

Dilihat dari latar belakang pendidikan para pemilik warung tradisional yang rata-rata

adalah lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama), maka sulit bagi mereka untuk menerapkan

akuntansi pada pengelolaan keuangannya. Penerapan akuntansi pada pengelolaan keuangan

suatu usaha sangat diperlukan untuk kelangsungan usaha tersebut, tidak terkecuali bagi usaha

warung tradisional. Pada dasarnya mereka kesulitan untuk mengetahui laba bersih

perusahaan, sehingga mereka tidak dapat mengetahui perkembangan usaha yang setelah

sekian lama mereka jalankan. Padahal bentuk usaha warung tradisional merupakan usaha

andalan bagi sebagian masyarakat yang harus tetap dipertahankan keberadaanya, karena

(3)

Pada kenyataannya mereka tidak memisahkan antara keuangan pribadi dengn

keuangan usahanya, barang tentu perkembangan usaha warung tersebut tidak akan dapat

diketahui. Melihat kenyataan tersebut jelas para pemilik warung tradisional tidak menerapkan

salah satu prinsip akuntansi Indonesia yaitu konsep entitas (kesatuan usaha). Konsep entitas

dalam Apip & Dendy (2014:8) menjelaskan bahwa kesatuan usaha akuntansi adalah suatu

organisasi atau bagian dari organisasi yang beridiri sendiri, terpisah dari organisasi lain atau

individu lain. Konsep entitas tersebut menunjukan bahwa segala sesuatu yang berhubungan

dengan kegiatan usaha harus berdiri sendiri sebagai suatu kesatuan usaha, dan harus terpisah

dari organisasi lain atau individu lain termasuk dari segi keuangannya.

Sebenarnya mereka telah melakukan pencatatan keuangan usahanya, namun

pencatatan yang mereka lakukan tidak terstruktur dan sistematis, sehingga laporan laba atau

rugi yang mereka buat belum mencerminkan laba atau rugi bersih perusahaan. Untuk

mengetahui laba atau rugi usaha, mereka hanya menyandingkan antara pendapatan hasil

penjualan barang dagangannya dengan biaya-biaya yang menjadi beban operasi usaha

mereka, sehingga tidak jelas harga pokok penjualan setiap unit barang yang dijualnya.

Padahal masih ada lagi komponen yang harus dimasukan dalam pelaporan laba atau rugi

usaha, yang salah satunya yaitu biaya penyusutan aset tetap. Akhirya laporan yang mereka

buat belum mencerminkan hasil usaha yang sebenarnya.

Kesulitan lain yang mereka hadapi yaitu pada saat mereka ingin mengetahui jumlah

persediaan barang dagang yang masih tersisa, mereka melakukannya dengan cara menghitung

fisik persediaan barang dagang, yang di dalam akuntansi hal tersebut tidaklah efektif, karena

akan memakan waktu yang lama serta akan rentan sekali terjadi kesalahan menghitung jumlah

fisik, karena barang yang mereka miliki cukup banyak jenis dan jumlahnya. berbeda jika

mereka melakukan pengendalian persediaan barang dagangannya dengan menerapkan salah

satu metode dalam akuntansi yaitu metode buku (perpetual), dimana metode ini digunakan

untuk mencatat setiap terjadi transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan pada buku

yang khusus, yaitu buku persediaan. Dengan diterapkannya metode buku tersebut maka

pemilik warung akan dapat mengetahui jumlah dan jenis barang dagangan setiap saatnya.

Menurut Firdaus A. Dunia (2013:4) akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu

sistem informasi yang memberikan laporan kepada berbagai pemakai atau pembuat keputusan

(4)

(2010:5) akuntansi dari sudut proses kegiatan dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.

Dari dua definisi akuntansi di atas, jelas bahwa akuntansi sangat diperlukan dalam

kegiatan usaha, terutama dalam pengelolaan keuangannya. Karena akuntansi sendiri

merupakan pencatatan yang sistematis dan terstruktur sehingga dapat menghasilkan laporan

keuangan yang akurat.

Berdasarkan analisis situasi di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan

kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk membuat dan melakukan pelatihan

penerapan format akuntansi sederhana untuk usaha warung tradisional, sehingga mereka akan

mudah untuk memahami dan menerapkan format tersebut dalam kegiatan usahanya. Mitra

dari kegiatan ini adalah dua warung tradisional yang berada di lingkungan Kecamatan Cisaga

Kabupaten Ciamis.

Berdasarkan masalah terkait dengan tema kegiatan yang telah dirumuskan di atas,

maka yang menjadi tujuan kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan kepada mitra akan arti penting akuntansi dalam kegiatan usaha.

2. Membuat dan melakukan pelatihan penerapan format akuntansi sederhana untuk warung

tradisional, sehingga mitra mudah untuk memahami dan menerapkan format tersebut

dalam kegiatan usahanya.

II. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:

1. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan untuk memberikan pengatahuan kepada mitra mengenai “Arti Penting Akuntansi Dalam Dunia Usaha”. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode

ceramah. Metode ini dipilih untuk menyampaikan teori dan konsep yang penting untuk

dimengerti oleh mitra. Materi teori mencakup pengenalan akuntansi dan pentingnya

akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha.

2. Pelatihan

Meningkatkan keterampilan mitra dalam menerapkan akuntansi sederhana dalam

pengelolaan keuangan usaha dengan metode demonstrasi dan latihan.

a. Demonstrasi yang dilakukan untuk memberikan contoh kepada peserta mengenai cara

(5)

b. Latihan atau praktik tentang semua teknik-teknik penerapan akuntansi sederhana dalam

pengelolaan keuangan usaha.

3. Evaluasi akhir

Evaluasi akhir dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman mitra dalam memahami

materi “Arti Penting Akuntansi Dalam Dunia Usaha” serta untuk mengetahui keterampilan

mitra dalam menerapkan akuntansi sederhana dalam pengelolaan keuangan usahanya.

4. Pendampingan

Pendampingan dilakukan untuk mendampingi mitra dalam menerapkan akuntansi

sederhana pada pengelolaan keuangan usahanya, sehingga mitra dapat berkonsultasi

dengan tim terkait penerapan akuntansi sederhana.

III. Hasil

Format akuntansi sederhana ini dibuat berdasarkan kebutuhan pembukuan usaha

warung tradisional dalam pengelolaan keuangannya, sehingga para pemilik usaha tersebut

dapat memahami dan juga dapat menerapkan akuntansi dalam pengelolaan keuangan

usahanya.

Format akuntansi sederhana ini dibuat sesederhana mungkin dengan istilah-istilah

yang diaharapkan mudah untuk dimengerti oleh khalayak sasaran, sehingga pada saat

diterapkan dalam usaha warung tradisional, para pemilik warung tersebut akan dapat dengan

mudah untuk memahami dan menerapkan secara mandiri pasca selesainya kegiatan

pengabdian kepada masyarakat ini.

Berikut adalah gambaran umum mengenai format akuntansi sederhana untuk warung

tradisional:

A.Buku Kas

Buku kas ini dibuat untuk mencatat transaksi pemasukan dan pengeluaran terhadap kas.

Pemasukan terhadap kas berasal dari transaksi penjualan barang dagang secara tunai, selain

itu pemasukan terhadap kas berasal dari pembayaran kreditur terkait transaksi penjualan

secara kredit. Pengeluaran terhadap kas terjadi dari transaksi pembelian barang dagang

secara tunai untuk kebutuhan persediaan, selain itu pengeluaran terhadap kas juga terjadi

pada saat perusahaan melakukan pengeluaran terhadap kas yang berhubungan dengan

(6)

B.Buku Persediaan

Buku persediaan ini digunakan untuk mencatat kelaur masuknya barang dagangan.

Keluarnya barang dagangan terjadi ketika perusahaan menjual barang dagangannya atau

ada barang dagangan yang tidak layak untuk dijual kepada konsumen atau terjadinya

transaksi retur, sehingga akan mengurangi jumlah persediaan. Masuknya barang dagangan

terjadi ketika perusahaan membeli barang dagang, sehingga akan menambah jumlah

persediaan. Buku persediaan ini tujuan utamanya dibuat agar pemilik warung dapat

mengetahui jumlah persediaan setiap saatnya, sehingga pemilik warung dapat mengatahui

harga pokok penjualan barang dagangan yang terjual serta dapat mengetahui harga pokok

persediaan barang yang siap untuk dijual. Buku persediaan ini dilengkapi dengan nama

barang, sehingga pemilik warung dapat melakukan pengendalian terhadap setiap jenis

barang dagangan.

C.Buku Utang

Buku utang ini digunakan untuk mencatat kewajiban atau utang usaha yang disebakan

adanya transaksi pembelian barang dagang secara kredit atau pinjaman modal kepada

debitur. Dengan adanya buku utang ini pemilik warung dapat mengetahui saldo utang yang

dimiliki setiap saatnya. Buku utang tersebut dilengkapi dengan dengan nama debitur,

sehingga buku utang ini akan lebih informatif.

D.Buku Piutang

Buku piutang ini digunakan untuk mancatat saldo piutang yang dimiliki oleh perusahaan.

Piutang ini timbul akibat adanya transaksi penjualan barang dagangan secara kredit dari

konsumen. Buku piutang ini dilengkapi dengan nama kreditur, sehingga pemilik warung

dapat mengetahui saldo piutang per pelanggan.

E.Buku Perlengkapan

Buku perlengkapan ini digunakan untuk mencatat saldo perlengkapan. Perlengkapan dalam

usaha warung tradisional berupa alat tulis seperti buku, pensil, pena, stabilo, kertas, buku

dan perlengkapan lainnya. Buku perlengkapan ini dibuat dengan tujuan agar pemilik

warung dapat mengetahui jumlah persediaan perlengkapan setiap saatnya. Perlengkapan

yang telah terpakai akan dijadikan beban usaha setiap periodenya dan dilaporkan dalam

(7)

F. Buku Aset Tetap

Buku aset tetap ini digunakan untuk mencatat penyusutan nilai aset tetap yang dimiliki

oleh perusahaan. Aset tetap yang disusutkan pada warung tradisional dapat berupa

kendaraan, peralatan (lemari, kursi, meja, etalase dan lain-lain), bangunan dan aset tetap

lainnya. Lembar pada buku aset tetap ini dapat digunakan untuk jangka waktu satu tahun,

karena pencatatan penyusutan nilai aset tetap dilakukan setiap akhir bulan dan akan

dilaporkan sebagai beban penyusutan pada laporan rugi-laba.

G.Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang buat per bulan dengan tujuan agar pemilik warung dapat

mengetahui perkembangan usaha yang dijalankannya. Laporan keuangan terdiri dari 3

jenis laporan yang diantaranya adalah laporan laba-rugi, laporan perubaahan modal dan

juga laporan posisi keuangan. Berikut adalah penjelasan masing-masing laporan keuangan:

1. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba-rugi ini dibuat untuk mengetahui apakah pada periode yang bersangkutan

perusahaan mendapatkan laba atau rugi. Untuk mengetahui laba atau rugi atas hasil

usaha, pemilik perusahaan dapat melakukannya dengan cara menyandingkan total

penjualan bersih (setelah dikurangi harga pokok penjulan) dengan biaya-biaya. Jika

total penjualan bersih lebih besar dibandingkan dengan total biaya, maka perusahaan

mendapatkan keuntungan, sedangkan jika total penjualan bersih lebih kecil

dibandingkan dengan total biaya, maka perusahaan mendapatkan kerugian.

2. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal ini dibuat untuk dapat mengetahui perubahan modal yang

terjadi pada akhir periode (per bulan) akibat adanya laba atau rugi yang dihasilkan

selama satu periode akuntansi, serta adanya pengambilan kas yang dialkukan oleh

pemilik usaha untuk keperluan pribadinya. Perubahan modal ini diketahui dengan cara

menambahkan modal awal periode dengan laba yang dihasilkan pada akhir periode

dikurangi dengan pengambilan terhadap kas oleh pemilik, maka hasilnya adalah modal

akhir periode. Modal akhir periode tersebut digunakan sebagai modal awal pada periode

berikutnya. Jika perusahaan mengalami kerugian pada akhir periode, maka modal awal

periode dikurangi dengan rugi dan pengambilan terhadap kas oleh pemilik, maka

(8)

3. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan ini dibuat untuk mengetahui posisi keuangan yang terdiri dari

aset, kewajiban atau utang dan modal. Laporan ini dibuat dengan mencatatat jenis-jenis

aset beserta saldonya pada kolom sebelah kiri setelah dikurangi penyusutan nilai aset

tetap, sedangkan kolom sebelah kanan mencatat jenis-jenis utang beserta saldonya serta

mencatat modal akhir periode beserta saldonya. Kolom sebelah kanan menunjukan total

aset yang ada di kolom sebelah kiri. Karena aset perusahaan merupakan total utang

ditambah dengan modal.

IV. Simpulan dan Rekomendasi

Berikut adalah beberapa kesimpulan yang penulis temukan dalam kegiatan program

atau kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang telah dilakukan:

1. Terbentuknya format akuntansi sederhana untuk usaha warung tradisional dan telah

diterapkan oleh mitra kegiatan.

2. Mitra telah memahami akan arti penting akuntansi dalam kegaiatan usahanya, walaupun

masih diperlukan pendampingan, agar mereka lebih memaknai secara mendalam bahwa

akuntansi merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan kegaiatan usaha.

3. Mitra secara umum telah menerapkan akuntansi dalam kegiatan usahanya. Mereka telah

melakukan pencatatan transaksi keuangan usahanya secara sistematis dan terstruktur,

walaupun masih diperlukan kembali pendampingan secara intens, dikarenakan mereka

masih melakukan beberapa kesalahan pencatatan terkait dengan banyaknya aktivitas

transaksi harian dan beragam.

Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan oleh penulis kepada beberapa pihak

terkait dengan pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang telah

dilakukan:

1. Mitra Kegiatan (Pemilik Warung Tradisional)

a. Mitra sebaiknya melakukan studi banding dengan beberapa warung tradisional yang

telah berhasil dari segi usahanya dan dari segi pengelolaan keuangan usahanya.

b. Mitra sebaiknya banyak berkonsultasi dengan para akademisi ataupun kepada

mahasiswa jurusan akuntansi yang ada disekitarnya terkait dengan makna dari arti

(9)

c. Mitra sebaiknya terus belajar dalam menerapkan format akuntansi sederhana sehingga

dapat menyusun laporan keuangan secara mandiri.

2. LPPM Unigal

a. LPPM Unigal menindaklanjuti program ini dengan melibatkan dosen ahli, karena mitra

masih memerlukan pendampingan untuk dapat menerapkan format akuntansi sederhana

secara mandiri.

b. LPPM Unigal hendaknya bekerjasama dengan pihak pemerintah (Dinas terkait) terkait

dengan kelangsungan usaha warung tradisional, karena bentuk usaha warung

tardisional merupakan salah satu jenis usaha mikro yang harus diperhatikan seperti

UMKM yang lainnya.

3. Fakultas Ekonomi Unigal

a. Kabupaten Ciamis didominasi oleh sektor UMKM, sehingga Fakultas Ekonomi

sebaiknya mengarahkan kepada Prodi Akuntansi agara lebih memfokuskan pendidikan

ilmu akuntansi sektor UMKM, sehingga diharapkan para lulusan Prodi Akuntansi

dapat tersebar di UMKM baik sebagai parktisi maupun terjun langsung sebagai

pengusaha pada sektor UMKM. Hal tersebut merupakan kontribusi nyata dari Fakultas

Ekonomi Unigal untuk memajukan perekonomian di Kabupaten Ciamis. Selain itu,

Prodi Akuntansi akan memiliki ciri khas tersendiri, yaitu pendidikan dibidang ilmu

akuntansi fokus di sektor UMKM.

b. Fakultas Ekonomi Unigal hendaknya bekerjasama dengan pemerintah setempat (Dinas

Terkait) untuk memajukan sektor UMKM di Kabupaten Ciamis.

4. Pemerintahan

a. Dewasa ini perkembangan toko-toko modern di Kabupaten Ciamis kian pesat, hal

tersebut berdampak pada mundurnya kelangsungan hidup usaha warung tradisional

atau toko kelontong yang berada di daerah sekitar toko-toko modern. Dengan adanya

fenomena tersebut, sebaiknya Pemerintah agar secepatnya memberikan solusi terbaik

bagi kelangsungan hidup warung-warung tardisional yang luput dari perhatian semua

pihak.

b. Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas terkait hendaknya memberikan perhatian

lebih kepada sektor UMKM, karena tidak dipungkiri kegiatan usaha di Kabupaten

Ciamis di dominasi oleh sektor UMKM yang merupakan salah satu sumber penggerak

(10)

Daftar Pustaka

Mohamad, A & Akbar, DS. 2014. Pengantar Akuntansi 1. Galuh Nurani: Ciamis. Dunia, FA. 2013. Pengantar Akuntansi: Edisi Keempat. FE UI: Jakarta.

Jusup, AH. 2011. Dasar-dasar Akuntansi: Jilid 1. STIE YKPN: Yogyakarta.

Marsiana, R & Akbar, DS. 2013. Persaingan Antara Warung Tradisional Dengan

Referensi

Dokumen terkait

pendekatan nilai tambah syariah Berdasarkan tabel 4 hasil pengujian yang dilakukan untuk hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada

Hasil analisa biomarka batubara Bontang, Kalimantan Timur memberikan beberapa informasi yaitu, batubara Bontang, Kalimantan Timur merupakan jenis batubara yang

-Adanya tenaga administrasi yang kurang profesional dalam bekerja. -Kurangnya sosialisasi mengenai arti pentignya kepemilikan Kartu Tanda Penduduk dan tata cara

Bagian ini menjelaskan kepuasan kerja perawat pelaksana yang mendapat pengarahan dari kepala ruang dan ketua tim yang belum dilatih, dibimbing, dan didampingi penerapan fungsi

Dari beberapa indikator tersebut yang disepakati untuk digunakan sebagai acuan dalam mengukur kemajuan pembangunan manusia adalah Angka Harapan Hidup saat dilahirkan

Ada sebuah contoh, instalasi PV surya yang dikelola oleh masyarakat di Labangka, Kabupaten Sumbawa tidak dapat dioperasikan karena prasarana bangunan, panel kaca, dan

penelitian ini peneliti hanya menggunakan data keuangan perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja. Data keuangan perusahaan

Ungkapan larangan masyarakat Minangkabau di Kanagarian Inderapura Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan adalah suatu usaha penutur (masyarakat Minangkabau di