26
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 berada di perkampungan desa duren, dekat ladang, jauh dari jalan raya. Menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kondisi fisik SD masih tergolong baik tetapi prestasi belajar di SD masih kurang, salah satunya pada mata pelajaran IPA. Jumlah kelas di SDN Wedoro ada 6 kelas dari kelas 1 sampai kelas 6, terdapat pula 1 perpustakaan, 1 kantor guru dan 1 ruang kepala sekolah 1 ruang uks. Jumlah guru di SDN Duren 03 ada 8 guru, yaitu 6 guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6, 1 guru agama islam, 1 guru olah raga.
Subjek berumur antara 9 sampai 11 yang berada pada tahap berpikir konkrit. Latar belakang siswa ditinjau dari tingkat ekonomi, social dan budaya adalah hampir semua siswa berasal dari keluarga yang orang tuanya sebagai petani dan buruh pabrik. penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa yang terdiri 12 anak laki-laki dan 18 anak perempuan. Karakteristik siswa kelas IV ini adalah siswa.
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan , yaitu mulai bulan Februari sampai Maret 2015.
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut : Bulan Februari 2015 menyelesaikan proposal.
Bulan Maret 2015 uji validasi instrumen.
Bulan Maret 2015 dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 1 (2x
Bulan Maret 2015 dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II (2x
pertemuan).
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian tindakan kelas terdiri dua yaitu variabel bebas pembelajaran NHT dan variabel terikat hasil belajar IPA.
3.3 Rencana Tindakan
Penelitian yang digunakan dalam tulisan ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini, mengacu pada teori Kemmis dan Taggart dalam Suwarsih Madya (2006:10). PTK merupakan pemberian cara kerja yang melibatkan teori dan praktik menjadi suatu kesatuan yang utuh. Rencana dari penelitian ini menggunakan model spiral Kemmis dan Taggrat dengan menggunakan 2 siklus. Setiap siklus terdapat 3 tahap yaitu, perencanaan, tindakan dan observasi, dan refleksi. Tindakan dalam hal ini pelaksanaan rencana pembelajaran implementasi RPP dan observasi, serta Refleksi.
Gambar 3.1
Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggrat
kekurangannya yang ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanankan dan perbaikan pada siklus selanjutnya yang pelaksanaannya sama pada siklus I.
Tindakan Siklus I
Perencanaan
Pada tahap ini yang dilakukan sebagai berikut:
a. Menentukan materi IPA. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Membuat lembar kerja siswa (LKS). c. Membuat lembar observasi guru dan siswa.
Tindakan dan pengamatan
Pada tahap ini, yang dilakukan dalam tindakan dan pengamatan sebagai berikut :
a. Melakukan pembelajaran kolaboratif dengan guru kelas.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan model Numbered Heads Together (NHT).
c. Melakukan tindakan yang tidak direncanakan sesuai dengan keadaan kelas.
d. Melakukan pengamatan terhadap guru kelas mengenai tindakan yang sudah maupun belum dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. e. Menyusun kembali rencana tindakan yang akan dilakukan.
Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi berupa:
a. Menganalisis semua data yang telah diperoleh.
Tindakan Siklus II
Perencanaan
Perencanaan pada siklus II meliputi rencana memperbaiki dan menyempurnakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan di ajarkan, instrumen penelitian dan menetapkan indikator kinerja yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Tindakan dan Observasi
Beberapa tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini meliputi: 1. Perbaikan tindakan berdasarkan refleksi pada siklus I
2. Guru melaksanakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang mengacu pada RPP.
3. Siswa belajar dalam situasi pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).
4. Memantau proses pemahaman tentang Gaya pada siswa.
Refleksi
3.3 Jenis Data , Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai belajar siswa yang diperoleh dari tes formatif dan rubrik unjuk kerja diketahui dari hasil evaluasi.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV adalah dengan tes dan observasi. Tes hasil belajar siswa untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan Numbered Heads Together.
3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah butir soal dan lembar observasi. Lembar tes hasil belajar disusun berdasarkan indicator hasil belajar, sintaks metode dan prosedur penyusunan butir soal.
Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas VI
Siklus II
3.4 Validitas dan Reliabilitas
Pada sub bab validitas dan reliabilitas akan disajikan pengertian, rumus validitas instrumen dan hasil validitas instrumen siklus I dan siklus II. Selain uji validitas akan disajilan pula pengertian, rumus uji reliabilitas dan hasil reliabilitas instrumen siklus I dan instrumen siklus II.
Standar dapat mengubah bentuk benda
√
1,2,3,4
Menyebutkan contoh gaya mengubah bentuk benda
√
5,6, 7,8
Membuktikan gaya dapat
mengubah bentuk benda √
9,10,11
Menyebutkan nama gaya pada suatu kegiatan √
12,13, 14,15
3.5.1 Validitas Instrumen
Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrumen adalah untuk mengetahui kelayakan variable penelitian. Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilaksanakan di kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan. Instrumen dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2015. Priyatno (2009:97) mengemukakan bahwa instrumen dikatakan valid artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Tabel 3.3
Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus I
Sumber: Data Primer
No Soal Corrected Item-Total
Berdasarkan tabel 3.3 dari 25 butir soal yang di ajukan, sebanyak 24 soal yang valid dan hanya ada 1 soal yang tidak valid. Instrumen tersebut dapat digunakan sebagai instrumen evaluasi siklus I dalam penelitian yang akan dilakukan tetapi harus dilakukan uji taraf kesukaran untuk memilih 15 soal yang akan digunakan.
Tabel 3.4
Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus II
No Soal Corrected Item-Total Correlation Kevalidan
3.5.2 Reliabilitas Instrumen
Selain uji validitas instrumen juga dilakukan uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus alpha – Cronbach. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen apat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Untuk menguji reabilitas instrumen dengan menggunakan teknik Crobach’s Alpha dengan memakai program SPSS 16.0 for windows. Menurut Sekaran ( dalam Priyatno, 2012 :98 ) mengatakan batasan penguji reabilitas adalah :
< 0,6 : Reliabilitas kurang baik 0,6 – 0,8 : Reliabilitas dapat diterima > 0,8 : Reliabilitas baik
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai instrumen evaluasi siklus I dapat dilihat pada Tabe 6 :
Tabel 3.4
Hasil Reliabilitas Instrumen Pembuktian
Siklus Cronbach's Alpha N of Items
1 .896 25
2 .828 25
3.6 Indikator Kinerja
Melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan hasil belajar maka indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun klasikal serta ketuntassan belajar. Siswa dinyatakan tuntas apabila skor formatif ≥65.
Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya peningkatan pembelajaran yang diperoleh dari kesepakatan antara guru kelas dan peneliti adalah hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 80% dari 30 siswa telah berhasil mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk pelajaran IPA adalah ≥65.
3.7 Teknik Analisis Data