BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap
manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri.
Selain itu pula pendidikan sangat penting dalam pembangunan maka tidak salah
jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan
baik dari tingkat yang paling rendah maupun sampai ketingkat perguruan tinggi.
Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tersebut dinyatakan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah menumbuhkembangkan pribadi-pribadi
yang (1) beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) Berahklak
mulia, (3) Memiliki pengetahuan dan ketrampilan, (4) Memiliki kesehatan
jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6)
memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Namun kenyataannya pembelajaran di kelas belum seperti harapan di
atas. Berikut dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar mata pelajaran Matematika
sifat-sifat bangun datar segitiga, dari 20 siswa kelas V SD Negeri Tengaran 01
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 yang
memperoleh nilai 75 ke atas hanya 6 atau 30%, yang kurang dari 75 ada 14 anak
atau 70%.
Pada umumnya hal tersebut disebabkan kesadaran siswa dalam
pemahaman akan pentingnya pelajaran Matematika tentang sifat-sifat bagun datar
segitiga sangat kurang. Selain itu guru dalam mengajar ternyata belum
menggunakan pendekatan, metode, alat peraga, dan komponen-komponen
pembelajaran lainnya yang kurang tepat.
Tujuan yang diharapkan dari kegiatan perbaikan pembelajaran yang
dilakukan secara khusus yaitu anak dapat mencapai nilai ketuntasan yaitu
memperoleh nilai 75 ke atas. Secara umum diharapkan agar siswa dapat
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi, menyusun
Kenyataan kegiatan dan hasil pembelajaran di SD Negeri Tengaran 01
belum seperti yang diharapkan, baik dari segi hasil, pada umumnya anak belum
tuntas, dari segi guru, pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru belum
menggunakan pendekatan, metode, alat peraga dan komponen-komponen lain
dengan tepat, masih menggunakan pendekatan, metode, dan alat peraga yang
tradisional.
Berdasarkan hal tersebut untuk memperbaiki hasil belajar di SD Negeri
Tengaran 01. Salah satunya adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar
(KBM) yang melibatkan siswa secara efektif, baik fisik, mental, maupun sosial.
Dalam meningkatkan pemahaman Matematika sifat-sifat bagun datar segitiga,
peneliti melakukan perbaikan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi untuk
mengatasi masalah yang ada berupa penerapan model pembelajaran lain yang
lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk
mengembangkan potensinya secara maksimal. Model pembelajaran yang
dimaksud adalah model pemebelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif tumbuh dari suatu tradisi pendidikan
yang menekankan berpikir dan latihan bertindak demokratis, pembelajaran aktif,
perilaku kooperatif, dan menghormati perbedaan dalam masyarakat multibudaya.
Dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif dapat merubah peran guru dari
peran terpusat pada guru ke peran pengelola aktivitas kelompok kecil. Sehingga
dengan demikian peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan siswa
akan semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan
permasalahan yang dianggap sulit sekalipun. Beberapa peneliti yang terdahulu
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif menyimpulkan bahwa model
pembelajaran tersebut dengan beberapa tipe telah memberikan masukan yang
berarti bagi sekolah, guru dan terutama siswa dalam meningkatkan prestasi.
Olehnya itu lebih lanjut guru bersama peneliti ingin melihat pembelajaran
kooperatif menggunakan numbered heads together (NHT).
Mengapa peneliti memilih pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together. Karena Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa lebih
kooperatif tipe NHT siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda. Setiap
siswa dibebankan untuk menyelesaikan soal yang sesuai dengan nomor anggota
mereka. Tetapi pada umumnya mereka harus mampu mengetahui dan
menyelesaikan semua soal yang ada dalam LKS.
Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe NHT. Siswa aktif bekerja
dalam kelompok. Mereka bertanggungjawab penuh terhadap soal yang diberikan.
Misalnya siswa yang bernomor urut 2 dalam kelompoknya bertanggungjawab atas
soal nomor 2 dan seterusnya. Walaupun pada saat persentase mereka bisa ditunjuk
untuk mengerjakan nomor lain. Sedangkan pada model pembelajaran kooperatif
yang lain terkadang siswa saling berharap kepada teman kelompok lain yang lebih
pintar. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD misalnya, siswa hanya disuruh
bekerja dalam kelompok dan pertanggungjawabannya secara kelompok pula.
Siswa kurang aktif dalam kelompok.
Selain dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif,
penggunaan alat peraga sangatlah efektif bagi siswa SD karena usia mereka yang
masih berkisar antara 7-11. Pada usia ini mereka masuk ke tahapan yang disebut
tahap operasional kongkrit. Pada tahap ini anak sudah dapat berfikir secara
oprasional dan logis meski hanya dalam situasi yang kongkrit. Maka dari itu
penggunaan alat peraga dalam tahap in sangat penting. Karena alat perga memiliki
beberapa kelebihan. Kelibihan-kelebihan dari alat peraga yaitu: menumbuhkan
minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik, memperjelas makna
bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya, membuat lebih aktif
melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan.
Dengan dasar inilah yang mendorong peneliti mencoba mengadakan
penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Model Numbered
Head Together Dan Penggunaan Alat Peraga Model Rangka Segitiga Pada Siswa
1.2 Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan hasil tes formatif, refleksi diri dan berdiskusi
dengan supervisor II maka dapat diidentifikasi masalah - masalah kegagalan
pembelajaran matematika sifat-sifat bangun datar segitiga dengan model
numbered head together dan penggunaan alat peraga model rangka segitiga di SD
Tengaran 01 adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi sifat-sifat
segitiga.
b. Kurangnya rasa tanggung jawab siswa.
c. Siswa kurang tertarik pada materi pelajaran tentang sifat-sifat segitiga.
d. Sebagian siswa masih pasif dalam menggunakan alat peraga yang
dibutuhkan.
e. Siswa tidak berani mengajukan pertanyaan pada saat ada masalah
yang kurang jelas.
f. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang variatif.
g. Guru belum menggunakan alat perga dengan maksimal.
Analisis Masalah
Berdasarkan analisa maka sebab - sebab terjadinya permasalahan
kegagalan pembelajaran matematika sifat-sifat bangun datar segitiga adalah
sebagai berikut:
a. Kurangnya pemahaman bahasa.
b. Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya pengetahuan tentang
sifat-sifat bangun datar segitiga dalam kehidupan siswa.
c. Kurang lengkapnya alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran.
d. Kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan.
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan diskusi dengan supervisor II dan melihat dari sebab
terjadinya masalah serta analisis masalah maka dapat diambil alternatif dan
prioritas pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan pembelajaran penggunaan model numbered head together.
b. Perbaikan pembelajaran mengunakan alat peraga model rangka
segitiga.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal - hal tersebut di atas, maka yang menjadi fokus
perbaikan pembelajaran Matematika adalah “Apakah dengan menggunakan model
pembelajaran numbered head together dan alat peraga model rangka segitiga
dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika sifat-sifat bangun datar
segitiga pada siswa kelas V semester II SD Negeri Tengaran 01 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015?”.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika sifat-sifat bagun datar segitiga pada siswa kelas V
semester II SD Negeri Tengaran 01 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika materi sifat-sifat bagun datar segitiga dengan
menggunakan model pembelajaran numbered head together dan
alat peraga pada siswa kelas V semester II SD Negeri Tengaran
01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil pembelajaran yang penulis alami sangat bermanfaat:
Bagi siswa
a. Dapat meningkatkan aktifitas siswa baik secara fisik, mental
maupun sosial sehingga memperoleh hasil belajar yang
memuaskan.
b. Dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika.
c. Dapat meningkatkan kemampuan, pemahaman, konsep esensial.
d. Melatih siswa berfikir kritis, kreatif, logis.
e. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat / menjawab
pertanyaan dari guru.
Bagi Guru
a. Dapat mengetahui kekurangan selama menggunakan model
pembelajaran numbered head together dan penggunaan model
kerangka segitiga dalam PBM.
b. Dapat mengetahui strategi yang tepat untuk meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran Matematika.
c. Dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan guru dalam bentuk
pengelolaan kelas, terutama penggunaan alat peraga.
d. Dapat meningkatkan kreatifitas guru.
e. Dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru.
Bagi Sekolah
a. Diharapkan dapat meningkatkan prestasi sekolah.
b. Dapat dijadikan rujukan bagi peneliti, maupun guru lain, untuk
acuan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan, tidak dengan