i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERIPERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN
PENGARUHNYA MENGGUNAKAN MODEL GUIDED
DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS IV MI
AL-
MA’ARIF GONDANGLEGI KECAMATAN
KLEGO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AL ASMAROH
NIM 115-13-035
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERIPERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN
PENGARUHNYA MENGGUNAKAN MODEL GUIDED
DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS IV MI
AL-
MA’ARIF GONDANGLEGI KECAMATAN
KLEGO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AL ASMAROH
NIM 115-13-035
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Al Asmaroh
NIM : 115-13-035
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN
PENGARUHNYA DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING PADA
SISWA KELAS IV MI AL-MA’ARIF GONDANGLEGI
KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 11Agustus 2017
Pembimbing,
Dr. Budiyono Saputro, M. Pd
v SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING
PADA SISWA KELAS IV MI AL-MA’ARIF GONDANGLEGI
KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Disusun oleh:
AL ASMAROH
NIM: 115-13-035
Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 31 Agustus 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan panitia Penguji:
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Penguji I : Achmad Maimun, M.Ag.
Penguji II : Peni Susapti, M.Si.
Salatiga, Agustus 2017 Dekan FTIK IAIN Salatiga,
Suwardi, M.Pd.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Al Asmaroh
NIM : 115-13-035
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar–benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapatatau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 08 Agustus 2017
Penulis
vii
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrohmanirrokhim
MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK
DAN PENGARUHNYA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL GUIDED
DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS IV MI AL-MA’ARIF GONDANGLEGI
KECAMATAN KLEGO KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti, kepada Perpustakaan IAIN Salatiga atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan IAIN Salatiga, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan IAIN Salatiga dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 08 Agustus
2017
Yang menyatakan
Al Asmaroh
viii MOTTO
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya
memiliki ilmu, barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka
wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya tercinta Bapak Ghozali Thoib dan Ibu
Suparni yang telah menjadi orang tua terhebat.
2. Kakak saya Maulani, adik saya Adi Wiguna, mbak Novi dan dek
Cantik yang saya sayangi.
3. Wildan Ramadhan Al-Asad yang telah menemani saya dalam
kondisi apapun.
4. Keluarga besar dari Bapak dan Ibu saya yang selalu mendo’akan.
5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing
dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Teman-teman PGMI angkatan tahun 2013 yang telah menjadi
teman terhebat.
7. Sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan motivasi kepada
saya.
x
KATA PENGANTAR
Atas nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji dan
syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan
taufik, hidayah, dan inayah_Nya, sehingga penulis diberi kemudahan dan
kelapangn hati dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi besar kita Muhammad SAW yang
selalu kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul qiamah nantinya. Aamiin.
Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan
selesainya skripsi ini penulis menyadari betul banyak peran dari pihak lain yang
telah membantu baik dari segi moril maupun spiritual. Oleh karena itu penulis
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI)
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
xi
6. Bapak Kepala MI Al Ma’arif Gondanglegi, bapak Tugino, S.Pd.I yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis.
7. Bapak Syaifudin, S.Pd.I selaku guru pengampu mata pelajaran IPA kelas IV
MI Al-Ma’arif Gondanglegi.
8. Bapak dan Ibu guru dari MI Al-Ma’arif Gondanglegi yang telah menjadi
teman yang baik selama penelitian berlangsung.
9. Bapak (Ghozali Thoib) dan Ibu (Suparni) tercinta, Kakak (Maulani) dan Adik
(Adi Wiguna) tercinta, serta keluarga dari Bapak dan Ibu yang saya sayangi.
10.Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang telah berjuang bersama.
11.Sahabat-sahabat saya ang telah member dukukan kepada saya.
12.Calon imam saya dan calon mertua saya.
13.Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan skripsi ini
Semoga amal kebaikan yang telah dicurahkan oleh penulis diterima Allah
SWT sebagai amal ibadah dan mendapat balasan yang berlipat ganda. Demikian
kiranya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi wacana ilmu bagi para
pembaca. Sebagai manusia biasa penulis menyadari banyak kekurangan, untuk itu
kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 08 Agustus 2017
Penulis
xii ABSTRAK
Asmaroh, Al. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan
Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya dengan Menggunakan Model
Guided Discovery Learning pada Siswa Kelas Iv Mi Ma’arif
Gondanglegi Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Model Pembelajaran Guided Discovery Learning.
Model guided discovery learning sangat tepat diterapkan dalam
pembelajaran IPA khususnya materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya. Siswa akan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran karena mereka akan menemukan sendiri apa yang mereka pelajari dengan bimbingan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam penerapan model guided discovery learning pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya pada siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Gondanglegi tahun pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek
penelitiannya adalah semua siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Gondanglegi
Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 15 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran IPA tentang materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya diperoleh bahwa dengan menggunakan model guided discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI
Al-Ma’arif Gondanglegi. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang tuntas pada pra
xiii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIANTULISAN ... vi
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
MOTTO ... viii PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
ABSTRAK ... xiii DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii DAFTAR LAMPIRAN ... xix
xiv
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6
E. Kegunaan Penelitian ... 7
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 33
C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI/SD... 36
1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI/SD ... 36
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam /(IPA) di MI/SD ... 38
3. SK dan KD IPA di Kelas IV MI ……….… 39
4. Materi Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya 41 D. Model Guided Discovery Learning ... 49
1. Pengertian Model Guided Discovery Learning... 49
xv
Discovery Learning ... 50
3. Langkah-langkah Model Guided Discovery Learning 50 4. Prosedur Aplikasi Model Guided Discovery Learning 51 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 54
B. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ………. 64
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 65
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 70
xvi DAFTAR TABEL
Tabel 2.1SK dan KD Kelas IV…………... 39
Table 3.1 Daftar Nama yang Telah Menjabat Menjadi Kepala Madrasah 56 Tabel 3.2 Daftar Keadaan Guru MI Al-Ma’arif Gondanglegi ………... 58
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Al-Ma’arif Gondanglegi …... 59
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Gondanglegi ...60
Tabel 3.5 Daftar Keadaan Gedung MI Al-Ma’arif Gondanglegi ...61
Tabel 3.6 Daftar Sarana dan Prasarana MI Al-Ma’arif Gondanglegi ... 62
Tabel 3.7 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa Kelas IV …... 64
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa Kelas IV ...76
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I ...78
Tabel 4.3 Kegiatan Belajar Siswa Siklus I ………...80
Tabel 4.4 Kegiatan Guru Siklus I ………...81
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II ………...83
Tabel 4.6 Kegiatan Belajar Siswa Siklus II ... 84
Tabel 4.7 Kegiatan Guru Siklus II ………...85
Tabel 4.9 Peningkatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II ……...87
Tabel 4.10 Peningkatan Kegiatan Guru SiklusI ke Siklus II ………. 89
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus PTK ... 13
Gambar 2.1 Kerusakan Akibat Angin Topan ... 43
Gambar 2.2 Akibat Banjir ... 44
Gambar 2.3 Kekeringan ... 45
Gambar 2.4 Abrasi ………. 46
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 : Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus)
Lampiran 4 : Lembar Soal Post-Test Siklus I dan Kunci Jawaban
Lampiran 5 : Lembar Soal Post-Test Siklus II dan Kunci Jawaban
Lampiran 6 : Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 7 : Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 8 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 9 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 10 : Daftar Nilai Siklus I
Lampiran 11 : Daftar Nilai Siklus II
Lampiran 12 : Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Siswa
Lampiran 13 : Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Siswa
Lampiran 14 : Dokumentasi
Lampiran 15 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 16 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 17 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 18 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 19 : Nilai SKK Mahasiswa
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar (UUD), pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum
secara eksplisit pada alinea keempat. Bahkan, pendidikan sudah dianggap
sebagai sebuah hak asasi manusia yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh
semua anak. Seperti yang tercantum dalam Universal Declaration of Human
Right 1948 Pasal 26 (1) yang menyatakan bahwa:
“Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan haruslah
bebas, paling tidak pada tingkat dasar. Pendidikan dasar haruslah bersifat wajib. Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia dan
pendidikan tinggi harus dapat diakses secara adil oleh semua” (Asih dan Sulistyowati, 2014: 1)
Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting bagi manusia.
Manusia yang selalu diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu
berkembang ke arah yang lebih baik. Pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat penting di dalam kehidupan manusia, maka pendidikan hendaknya
dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas.
Dalam UU No.20 tahun 2013 pendidikan adalah upaya sadar dan
terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar
tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab,
kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak (berkarakter) mulia.Sistem Pendidikan
2
3pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
krhidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan hukum
yuridis tersebut, pendidikan nasional mengemban misi untuk membangun
manusia sempurna (insan kamil). Untuk membagun bangsa dengan jati diri
yang utuh, dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi yang holistik,
serta ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang baik. Dengan demikian
pendidikan nasionalharus bermutu dan berkarakter (Suyadi, 2013: 4-5).
Pendidikan adalah sarana untuk belajar. Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berikut adanya pengalaman. Pembentukan tingkah
laku ini meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,
pemahaman, dan apresiasi. Selain itu, belajar adalah proses melihat,
mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari. Dengan demikian, belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakuakan individu secara sadar untuk
memperoleh perubahan tingkah laku tertentu, baik yang dapat diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati secara langsung sebagai
pengalaman (latihan) dalam interaksinyadengan lingkungan
(Suprihatiningrum, 2016: 14-15).
Menurut Usman (dalam Hamid, 2014: 207) pembelajaran adalah
3
dasar hubungan timbal balik, yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dan
menurut Sujana (dalam Hamid, 2014: 207) proses pembelajaran merupakan
interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran, yang
satu sama yang lainnya saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk
mencapai tujuan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu pengetahuan teori yang
diperoleh/disusun dengan cara yang khas-khusus, yaitu melakukan observasi
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan
demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang
lain. Dalam pengertian yang lain IPA adalah ilmu yang mempelajari alam dan
segala isinya (Ahmadi dan Supatmo, 2000: 2-6).Amiruddin (2012: 4)
berpendapat bahwa pendidikan IPA terjadi dalam situasi alamiah, yaitu
interaksi antara fenomena alam dan interaksi manusia dengan alam
lingkungannya.
Pendidikan IPAmemegang peranan sangat penting dalam alam
kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan kita sangat
tergantung dari alam, zat terkandung di alam, dan segala jenis gejala yang
terjadi di alam. IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakter khusus
yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa
4
Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi,
Fisika, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi (Asih dan Sulistyowati, 2014: 22).
Perubahan lingkungan fisik adalah keadaan sekitar yang
mempengaruhi dan mendukung kehidupan. Lingkungan fisik meliputi tanah,
air dan udara. Perubahan lingkungan dapat diakibatkan oleh kegiatan manusia
maupun gejala alam. Gejala alam yang mempengaruhi perubahan lingkungan
diantaranya adalah angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang laut.
Berdasarkan hasil survei di MI Al-Ma’arif Gondanglegi Kecamatan
Klego Kabupaten Boyolali pada hari Sabtu tanggal 11 Maret 2017, peneliti
menemukan permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA di kelas IV.
Permasalahan yang peneliti temui yaitu nilai rata-rata hasil belajar IPA masih
di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di
sekolah yaitu 70. Nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran IPA di kelas IV
yaitu 54,67 dan dari 15 siswa hanya 5 siswa (33,33%) yang telah mencapai
KKM, sedangkan 10 siswa (66,67%) yang belum mencapai KKM.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan bagi siswa agar
potensi-potensi yang ada pada peserta didik dapat ditingkatkan, sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat khususnya pada hasil belajar IPA materi
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya.
Dengan diterapkannya modelguided discovery learningdiharapkan
siswa lebih memahami IPA pada materi perubahan lingkungan fisik dan
5
sebelumnya.Model penemuan (discovery) merupakan pembelajaran yang lebih
menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan model
penemuan lebih mengutamakan proses dari pada hasil.Modelguided discovery
learning adalah suatu pendekatan mengajar di mana guru memberi siswa
contoh-contoh topik spesifik danmemandu siswa untuk memahami topik
tersebut (Eggen dan Kaunchak, 2012: 177).
Modelguided discovery learning sangat tepat diterapkan dalam
pembelajaran IPA khususnya materi perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya. Siswa akan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran
karena meraka akan menemukan sendiri apa yang mereka pelajari dengan
bimbingan guru dengan cara mereka menemukan senderi materinya itu berarti
mereka lebih paham terhadap materi tersebut dan tentunya pembelajarannya
akan lebih bermakna.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN
PENGARUHNYA DENGAN MENGGUNAKAN MODELGUIDED
DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS IV MI AL-MA’ARIF
GONDANGLEGI KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI
6
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini apakah penerapan model
pembelajaran guided discovery learningdapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya pada siswa kelas IV MI
Al-Ma’arif Gondanglegi tahun pelajaran 2016/2017 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
dalam penerapan modelguided discovery learningpada mata pelajaran
IPAmateri perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya pada siswa kelas IV
MI Al-Ma’arif Gondanglegi tahun pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Tindakandan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis atau dugaan sementara yang penulis kemukakan
dalam penelitian ini adalah penerapan modelguided discovery
learningdapat meningkatkan hasil belajarmata pelajaran IPA materi
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya pada siswa kelas IV MI
Al-Ma’arif Gondanglegi tahun pelajara 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model guided discovery learningbisa dikatakan berhasil
jika indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Nilai siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Gondanglegi memenuhi KKM
7
b. Siklus akan berhenti apabila tercapainya kriteria ketuntasan klasikal
dari jumlah seluruh siswa ≥ 85%.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif
bagi siswa terhadap hasil belajar serta peningkatan pemahaman materi
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
metode pembelajaran alternatif bagi guru untuk mengajarkan IPA
terutama pada materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya
yang lebih mudah dipahami oleh siswa.
c. Bagi Sekolah
Dengan mengetahui penerapan modelguided discovery
learningdi MI Al-Ma’arif Gondanglegi, hasil penelitian ini diharapkan
dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan
dan pengembangan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah
8 d. Bagi Penulis
Dengan melaksanakan penelitian ini penulis dapat memperoleh
pengalaman langsung dalam menerapkan model guided discovery
learning.
2. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam
inovasi penerapan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Penelitian ini dapat dijadikah sebagai bahan pertimbangan dalam
menambah khasanah pengethuan tentang media pendukung kegiatan
pembelajaran.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Gagne dan Bringgs (dalam Jamil
Suprihatiningrum, 2016:37) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui
penampilan siswa (learner’s performance). Dan hasil belajar menurut
Reigeluth (dalam Jamil Suprihatiningrum, 2016: 37) adalah suatu kinerja
(performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan)
yang telah diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan
(khusus) perilaku (unjuk kerja).Hasil belajar dibedakan dalam tiga aspek,
yaitu hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
9
fisik dan pengaruhnya pada siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Gondanglegi
semester genap dengan menggunakan model guided discovery learning.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menurut H.W. Fowler (dalam Ahmadi dan Supatmo, 2000: 1) Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan,
yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan induksi. IPA adalah ilmu yang mempelajari
alam dengan segala isinya (Ahmadi dan Supatmo, 2000: 6). Materi pada
pembelajaran IPA dalam tulisan ini adalah perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya.
3. Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya
Lingkungan fisik adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi dan
mendukung kehidupan. Lingkungan fisik meliputi tanah, air, dan udara.
Perubahan lingkungan dapat diakibatkan oleh kegiatan manusia maupun
gejala alam. Gejala yang mempengaruhi perubahan lingkungan fisik, yaitu
angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang laut. Perubahan lingkungan
fisik berdampak pada daratan, antara lain erosi tanah, banjir, abrasi dan
tanah longsor.
4. Model Guide Discovery Learning
Model adalah gambaran kecil atau miniatur dari sebuah konsep
besar. Model pembelajaran adalah gambaran kecil dari konsep
pembelajaran secara keseluruhan. Termasuk dalam hal ini adalah tujuan
10
suatu perencanaa atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
pembelajaran (Suyadi, 2013:14).
Guided discovery learning terdidri dari tiga suku kata, yaitu yang
pertama terdiri dari kata “guided” yang artinya terbimbing, yang kedua
“discovery” yang artinya penemuan, dan yang terakhir yaitu “learning”
yang artinya pembelajaran. Jadi jika digabungkan guided discovery
learning artinya pembelajaran penemuan terbimbing.Menurut Eggen dan
Kaunchak (2012: 177) modelguided discovery learning adalah suatu
pendekatan mengajar di mana guru memberi siswa contoh-contoh topik
spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara
(a) merencanakan, (b) melaksanakan, dan (c) merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan mempebaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah dan
Dwitagama, 2010: 9). Berikut adalah karakteristik PTK:
a. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan
guru akan kinerjanya).
b. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak
11
c. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
d. Tujuannya memperbaiki pembelajaran (Aqib, dkk., 2008: 3).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian : MI Al Maarif Gondanglegi
b. Waktu Penelitian : Senin, 24 April 2017
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV
MI Al Ma’arif Gondanglegi Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali yang
berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 8 perempuan.
4. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Arikunto, dkk (2007: 17-20) langkah-langkah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini penelitian menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai
berikut:
1) Pengamatan terhadap hasil belajar siswa sebelum tindakan
penelitian.
2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
belajar siswa.
12
4) Menyiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
b. Tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan penelitian adalah implementasi atau
penerapan isi rancangan, tahap ini dilaksanakan di kleas sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di susun dengan
menggunakn metode guided discovery learning.
c. Pengamatan (observing)
Kegiatan pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
pengamat (peneliti). Kegiatan pengamatan dilaksanakan secara
bersama-sama dengan kegiatan tindakan. Kedua kegiatan tersebut
tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
d. Refleksi (reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Dalam kegiatan ini peneliti mengobservasi
kekurangan-kekurangan yang ada pada kegiatan pelaksanaan
pemelajaran. Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator yang
diharapkan maka perlu dilanjutkan pada siklus II, begitu seterusnya
13
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tersebut siklus PTK dapat
digambarkan sebagai berikut (Arikunto, dkk., 2007: 1) :
Gambar 1.1 Siklus PTK
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data
dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi
penelitian (Kusumah dan Dwitagama, 2010: 66).
Peneliti biasanya melakukan observasi secara langsung pada
kegiatan-kegiatan disekolah, seperti: kegiatan guru dalam mengelola
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
14
kelas, kegiatan guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar yang
berkaitan dengan upaya peningkatan hasilbelajar IPA dengan metode
guided discovery learning. Instrumen yang paling tepat dalam teknik
observasi adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan.
b. Dokumentasi
Pengumpulan data melalui dokumentasi berupa silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat
atau media yang digunakan, nilai siswasebelum dan sesudah
penelitian, foto kegiatan penelitian dan hal-hal lain yang dianggap
penting bagi penelitian ini.
c. Tes
Pengumpulan data melalui tes digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian. Pengumpulan data
melalui tes berupa soal-soalyang diberikan setelah materi disampaikan
kepada siswa.
Alat pengumpulan data perupa tes adalah alat ukur yang
diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban yang
diharapkan baik secara tertulis, lisan maupun tindakan. Data penelitian
ini biasanya berupa data kuantitatif (sebagian besar) dan dapat pula
15 6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adallah alat bantu yang dipilih dan diigunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis. Adapun instrumen yang digunakan dalam
menelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah lembar penilaian untuk menilai
aktifitas belajar siswa dan performance guru dalam mengajar.
b. Lembar Soal Ujian (Tes)
Lembar soal ujian (tes) adalah alat ukur yang digunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tertulisyang dilaksanakan setelah proses
pembelajaran dengan menggunakan model guided discovery learning.
c. Silabus
Silabus diperlukan dalam instrumen penelitian adalah untuk
mengetahui standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok
pembelajaran, dan indikator.
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP digunakan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
dalam mencapai kompetensi dasar.
7. Analisis Data
Analisis data adalah usaha untuk memilih, memilah, membuang,
16
untuk menjawab pertanyaan pokok: (a) tema apa yang dapat ditemakan
pada data, (b) seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan
penelitian (Arikunto, dkk., 2007:132).
Analisis data sangat diperlukan untuk mengetahui hasil dan untuk
menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan pada setiap siklusnya. Penelitian ini menggunakan analisis
data dengan rumus sebagai berikut:
a. Penilaian Ketuntasan Belajar
Penilaian ketuntasan belajar dapat menggunakan rumus berikut
(Djamarah, 2000: 226) :
Keterangan:
P = Nilai dalam persen
N = Jumlah keseluruhan
F = Frekuensi
b. Penilaian Rata-rata Kelas
Penilaian rata-rata kelas dapat menggunakan rumus (Djamarah,
17 H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data
pada penelitian ini, maka penulis memaparkan sistematika penulisan sebagai
berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal skripsi terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman
judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan,
lembar pernyataan kealian tulisan, motto dan persembahan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar
lampiran.
2. Bagian Inti
BAB 1 pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan,
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II kajian pustaka terdiri dari: hasil belajar, Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), materi sifat-sifat benda dan perubahannya, dan model guided
discovery learning
BAB III pelaksanaan penelitian terdiri dari: subjek penelitian,
deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, dan deskripsi pelaksanaan
penelitian siklus II.
BAB IV hasil penelitian dan pemmbahasan terdiri dari: hasil
18
BAB V penutup terdiri dari: kesimpulan, saran, kata penutup.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
19 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut R. Gagne (1989) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan
tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai
suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi.
Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari
seorang pendidik atau guru. Adapun menurut Burton dalam Usman dan
Setiawati (1993:4) belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu yang lain
dan individu dengan lingkungannya. Sementara menurut E.R. Hilgard
(1962) belajara dalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap
lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan,
kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan dan pengalaman
(Susanto, 2013: 1-3).
Menurut Skinner (dalam Dimyanti dan Mudjiono, 2002: 9) belajar
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
20
Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar adalah sutau aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh pemahaman atau
pengetahuan sehingga terjadi adanya perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih baik.
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam pelaksanaan pembelajaran hendaknya diperhatikan
beberapa prinsip belajar, sehingga pada waktu proses pembelajaran
berlangsung siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 42-49) prinsip-prinsip belajar
terdiri dari perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan,
serta perbedaan individual. Berikut uraiannya:
a. Perhatian dan Motivasi
Menurut Gagne dan Berlier (1984) perhatian mempunyai
peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar
pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adnya perhatian tak
mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada
siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan yang
penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat
21
erat kaitannya dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap
sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan
dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi
tersebut. Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya
sendiri, dan dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain,
dari guru, orang tua, teman, dan sebagainya.
b. Keaktifan
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak
adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat
sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak
bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan
kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak atif
mengalami sendiri.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang
sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar
menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan
keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari
kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah
diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, menulis, mendengar,
berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Dan kegiatan
psikis bisa berupa penggunaan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk
22
dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan
sebagainya.
c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Menurut Edgar Dale belajar yang paling baik adalah belajar
melalui pengalaman secara langsung. Dengan belajar melalui
pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung
tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan
oleh Jhon Dewey. Ia berpendapat bahwa belajar sebaiknya dialami
melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan siswa secara
aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan
masalah (problem solving).
Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan
keterlibatan fisiksemata, namun lebih dari itu yang utama adalah
keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif
dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan
internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga
pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan
23
d. Pengulangan
Menurut teori Psikologi Daya belajar adalah melatih daya-daya
yang ada pada manusia yang terdiri atas daya pengmat, menanggap
mengingat, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan melakukan
pengulangan maka daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya
pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang
dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi
sempurna.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme dengan tokohnya Thomdike, ia
mengungkapkan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara
stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Seperti kata pepatah “latihan menjadi sempurna”.
Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bawa prinsip
pengulangan masih diperlukan dalam belajar. Metode drill dan
stereotyping adalah bentuk belajar yang menekankan prinsip
pengulangan.
e. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan dalam mempelajari
bahan ajar, adanya hambatan tersebut maka timbullah motif untuk
24
Apabila hambatan tersebut telah diatasi, artinya tujuan belajar telah
tercapai, maka ia akan masuk ke tujuan baru, demikian seterusnya.
Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan
dengan baik maka bahan ajar haruslah menantang. Tantangan yang
dihadapi siswa dalam bahan ajar membuat siswa lebih semangat untuk
mempelajarinya. Metode pembelajaran yang memberikan tantangan
bagi siswa untuk belajar lebih giat dan sungguh-sungguh yaitu seperti
metode eksperimen, inkuiri dan discovery.
f. Balikan dan Penguatan
Menurut teori belajar operant conditionong dari B.F Skinner, ia
berbendapat bahwa siswa akan lebih bersemangat apabila mengetahui
dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan
balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
selanjutnya.
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapat nilai yang baik
dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih
giat lagi. Nilai yang baik merupakan operant conditionong atau
penguatan positif. Format sajian berupa tanya jawab, diskusi,
eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara
belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan
penguatan. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui
penggunaan pembelajaran tersebut ini akan membuat siswa terdorong
25
g. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang sangat unik artinya tidak ada
dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu
dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis,
kepripadaian, dan sifat-sifatnya.Perbedaan individual ini berpengaruh
pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu
diperhatikan oleh guru dalam uapaya pembelajaran.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian hasil belajar yang diuraikan
di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dan K. Brahim (dalam Ahmad
Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar menurut Gagne dan Briggs (dalam Jamil
Suprihatiningrum, 2016: 37) adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui
penampilan siswa (learner’s performance). Sedangkan menurut Reigeluth
(dalam Jamil Suprihatiningrum, 2016: 37) hail belajar adalah suatu kinerja
26
yang telah diproleh. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan
(khusus) perilaku (unjuk kerja).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan
tujuan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui apakah
hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan yang dikehendaki dapat
diketahui melalui evaluasi. Dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian
ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut. Penilaian hasil belajar
siswa mencakup segala hal, yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif)
dan keterampilan (psikomotorik).
Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah hal-hal
sebagai berikut (Djamarah dan Zain, 2006: 105-106) :
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual dan kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran intruksional
khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individual dan kelompok.
Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak
ukur keberhasilan adalah daya serap. Penentuan keberhasilan belajar di
tentukan oleh masing-masing sekolah dengan istilah Kriteria Ketuntasan
27
2. Macam-Macam Hasil Belajar
Hasil belajar meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotor. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan
berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan
komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif.
Aspek kognitif adalah aspek yang membahas tujuan pembelajaran
berkenaan dengan proses mental yaitu dari tingkat pengetahuan
samapai ke tingkat evaluasi (Jamil Suprihatiningrum, 2016: 38).
Menurut Jarolimek dan Foster (dalam Dimyati dan Mudjiono,
2002: 202) tujuan aspek kognitif behubungan dengan ingatan atau
pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan
keterampilan intelektual. Taksonomi atau penggolongan tujuan ranah
kognitif oleh Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 202-204),
mengemukakan adanya enam kelas/tingkat yaitu:
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan tingkat terendah tujuan ranah
kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap
pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam
28
2) Pemahaman
Pemahaman merupakan tingkat berikutnya dari tujuan
aspek koqnitif berupa kemampuan memahami/mengerti tentang isi
pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan
isi pelajaran yang lainnya. Dalam pemahaman, siswa diminta untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di
antara fakta-fakta atau konsep.
3) Penggunaan/Penerapan
Penerapan merupakan kemampuan menggunakan
generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi
kongkret dan situasi baru. Untuk penggunaan/penerapan siswa
dituntut memiliki kemampuan menyeleksi atau memilih
generalisasi/abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan,
gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam situasi baru
dan menerapkannya secara benar.
4) Analisis
Merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke
bagian-bagian yang menjadi unsur pokok.
5) Sintesis
Sintesis merupakan kemampuan menggabungkan
29 6) Evaluasi
Evaluasi merupakan kemampuan menilai isi pelajaran
untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi, siswa
diminta untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki untuk menilai suatu kasus.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan
sikap, nilai, minat dan apresiasi. Kratwohl, Bloom, dan Masia (dalam
Dimyati dan Mudjiono, 2002: 205-206) mengemukakan taksonomi
tujuan ranah afektif sebagai berikut:
1) Menerima
Menerima merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif
berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang meningkat
secara lebih aktif.
2) Merespons
Merespons merupakan kesempatan untuk menanggapi
stimulan dan merasa terikat secara aktif memperhatikan.
3) Menilai
Menilai merupakan kemampuan menilai gejala atau
kegiatan sehingga dengan sengaja merespons lebih lanjut untuk
mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang
30
4) Mengorganisasi
Mengorganisasi merupakan kemampuan untuk membentuk
suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang
dipercaya.
5) Karakterisasi
Karakterisasi merupakan kemampuan untuk
mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu
merespons, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau
membuat pertimbangan-pertimbangan.
c. Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor berhubungan dengan keterampilan motorik,
manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan
koordinasi badan. Kibler, Barket, dan Miles (dalam Dimyati dan
Mudjiono, 2002: 207-208) mengemukakan taksonomi ranah tujuan
psikomotorik sebagai berikut:
1) Gerakan tubuh yang mencolok
Gerakan tubuh yang mencolok merupakan kemampuan
gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan, dan
ketepatan. Untuk gerakan tubuh yang mencolok, siswa harus
mampu menunjukkan gerakan yang menggunakan kekuatan tubuh,
gerakan yang memerlukan kecepatan tubuh, dan gerakkan yang
31
2) Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan
Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan merupakan
keterampilan yang berhubungan dengan urutan atau pola dari
gerakan yang dikoordinasikan, biasanya berhubungan dengan
gerakan mata, telinga, dan badan.
3) Perangkat komunikasi nonverbal
Perangkat komunikasi nonverbal merupakan kemampuan
mengadakan tanpa kata. Dalam perangkat komunikasi nonverbal
ini, siswa diminta untuk menunjukkan kemampuan berkomunikasi
menggunakan bantukan gerakan tubuh dengan atau tanpa
menggunakan alat bantu.
4) Kemampuan berbicara
Kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang
berhubungan dengan komunikai secara lisan. Untuk kemampuan
berbicara, siswa harus mampu menunjukkan kemahirannya
memilih dan menggunakan kata atau kalimat sehingga informasi,
ide, atau yang dikomunikasikannya dapat diterima secara mudah
oleh pendengarnya.
Sedangkan menurut Simson ( dalam Hamzah dan Nurdin,
2015: 60-61) menyebutkan bahwa taksonomi dalam aspek
32 1) Persepsi
Persepsi berkenaan dengan penggunaan indera dalam
melakukan kegitan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari
suaranya yang sumbang atau menghubungkan suara musik
dengan tarian tertentu.
2) Kesiapan
Kesiapan perilaku untuk kegiatan atau pengalaman
tertentu. Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental),
physical set (kesiapan fisik) atau emotional set (kesiapan emosi
perasaan) untuk melakukan suatu tindakan.
3) Gerakan terbimbing
Gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada
tingkat mengikuti suatu model dan ia lakukan dengan cara
meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai dapat
menguasai benar gerakan itu.
4) Gerakan terbiasa
Gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan
respons yang sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang
ditampilkan menunjukkan suatu kemahiran. Seperti menari dan
33
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt (dalam Ahmad Susanto, 2013: 12) belajar
merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa
raga siswa mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan
sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari
lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
dua hal, yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya.
Pendapat yang senanda dikemukakan oleh Wasliman (dalam
Ahamad Susanto, 2013: 12-13) bahwa hasil belajar yang dicapai siswa
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Secara perinci, uraian faktor
internal dan eksternal, seagai berikut:
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri siswa, yang mempengaruhi belajarnya. Faktor internal ini meliputi
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa hasil belajar siswa
34
faktor yang saling mempengaruhi. Ruseffendi (dalam Ahmad Susanto,
2013: 14-18) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu:
a. Kecerdasan Anak
Kecerdasan seseorang sangat mempengaruhi terhadap cepat
dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidak
suatu permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar
untuk menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang
diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti
pelajaran.
b. Kesiapan atau Kematangan.
Dalam proses belajar, kesiapan atau kematangan ini sangat
menentukan keberhasilan dalam belajar. Belajar akan lebih berhasil
jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena
kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuan
anak.
c. Bakat anak
Menurut Caplin (dalam Ahmad Susanto, 2013: 16) yang
dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
35
d. Kemauan Belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan adalah
membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar.
Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang
besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang
diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam
mencapai keberhasilan belajar.
e. Minat
Minat yaitu kecenderungan dan keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat yang besar terhadap
pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa
yang lainnya. Karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap
materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut belajar lebih giat
lagi, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
f. Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pad model
penyajian materi. Model materi yang menyenangkan, tidak
membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa
tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.
g. Pribadi dan Sikap Guru
Kepribadian dan sikap guruyang kreatif dan penuh inovatif
36
kreatif ini. Pada intinya pribadi dan sikap guru disini akan menjadi
contoh dan ditiru oleh siswanya.
h. Susunan Pengajaran
Susunan pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis
antar siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di
antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses
pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat
meningkat secara maksimal.
i. Kompetensi Guru
Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan
tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam membantu
siswa dalam belajar. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kompeten dalam bidangnya danmenguasai dengan baik bahan yang
akan diajarkan serta mampu memilih metode mengajar yang tepat.
j. Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena
itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat pun
akan turut mempengaruhi kepribadian siswa.
C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI/SD
1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam di MI/SD
Apakah yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ?
37
alam. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Ilmu
adalah pengetahuan ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah,
artinya diperoleh dengan metode ilmia. Dua sifat ilmu yaitu rasional dan
objektif. Rasional artinya masuk akal, logis,atau dapat diterima akal sehat.
Dan objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan,
atau sesuai dengan pengamatan. Dengan pengertian ini, IPA dapat
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat
kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Asih dan Sulistyowati, 2014: 23).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berupaya membangkitkan minat
manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang
alam dan seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya.
IPA di MI/SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa
ingin tahu siswa secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka
mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas
berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah.Fokus
program pengajaran IPA di MI/SD hendaknya ditujukan untuk memupuk
minat dan pengembangan siswa terhadap dunia mereka di mana mereka
hidup (Usman Samatowa, 2011: 2).
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di
sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran
itu dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan-alasan terebut
38
a. IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kesejahteraan materil suatu bangsa
banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang
IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi.
b. Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan
suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis.
c. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak, maka IPA tidakla merupakan mata pelajaran yang
bersifat hapalan belaka.
d. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu
mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara
keseluruhan.
2. Tujuan IPA di MI/SD
Adapun tujuan IPA di MI/SD dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) menurut Mulyasa (2006:111) adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
39
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
3. SK dan KD di MI kelas IV
Tabel 2.1 SK dan KD Kela IV
Setandar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)
1. Memahami hubungan antara
struktur organ tubuh manusia dan fungsinya.
1.1Mendeskripsikan hubungan
antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.
1.2Menerapkan cara memelihara
kesehatan kerangka tubuh.
1.3Mendeskripsikan hubungan
antara struktur panca indera dengan fungsinya.
1.4Menerapkan cara memelihara
kesehatan panca indera.
2. Memahami hubungan antara
struktur bagian tumbuhan
dengan fungsinya.
2.1Menjelaskan hubungan antara
struktur tumbuhan dengan
fungsinya.
2.2Menjelaskan hubungan antara
struktur batang dengan
fungsinya.
2.3Menjelaskan hubungan antara
struktur daun dengan fungsinya.
2.4Menjelaskan hubungan antara
bunga dengan fungsinya.
3. Menggolongkan hewan
berdasarkan jenis makanannya.
3.1Mengidentifikasi jenis makanan hewan.
3.2Menggolongkan hewan
berdasarkan jenis makanannya.
4. Memahami daur hidup beragam
jenis makhluk hidup.
4.1Mendeskripsikan daur hidup
beberapa hewan di lingkungan
sekitar, misalnya kecoa,
nyamuk, kupu-kupu, kucing.
40
terhadap hewan peliharaan,
misalnya kucing, ayam, ikan.
5. Memahami hubungan
makhluk hidup dan antara
makhluk hidup dengan
lingkungannya.
5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan
hubungan “makanan dan dimakan” antara makhluk
hidup (rantai makanan).
5.2 Mendeskripsikan hubungan
makhluk hidup dengan
lingkungannya.
6. Memahami beragam sifat
dan peruahan wuud benda
6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud.
6.3 Menjelaskan hubungan antara
sifat bahan dengan
kegunaannya.
7. Memahami gaya dapat
mengubah gerak dan/
bentuk suatu benda
7.1Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda
7.2Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.
8. Memahami berbagai bentuk
energi dan cara
penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
8.1Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
8.2Menjelaskan berbagai energi
alternatif dan cara
penggunaannya.
8.3Membuat suatu karya/model
untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/ parasut.