• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD), pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara eksplisit pada alinea keempat. Bahkan, pendidikan sudah dianggap sebagai sebuah hak asasi manusia yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh semua anak. Seperti yang tercantum dalam Universal Declaration of Human Right 1948 Pasal 26 (1) yang menyatakan bahwa:

“Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan haruslah

bebas, paling tidak pada tingkat dasar. Pendidikan dasar haruslah bersifat wajib. Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia dan

pendidikan tinggi harus dapat diakses secara adil oleh semua” (Asih dan Sulistyowati, 2014: 1)

Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting bagi manusia. Manusia yang selalu diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia, maka pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas.

Dalam UU No.20 tahun 2013 pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak (berkarakter) mulia.Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menegaskan bahwa dalam UU No.20 tahun 2003 pasal

2

3pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan krhidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan hukum yuridis tersebut, pendidikan nasional mengemban misi untuk membangun manusia sempurna (insan kamil). Untuk membagun bangsa dengan jati diri yang utuh, dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi yang holistik, serta ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang baik. Dengan demikian pendidikan nasionalharus bermutu dan berkarakter (Suyadi, 2013: 4-5).

Pendidikan adalah sarana untuk belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berikut adanya pengalaman. Pembentukan tingkah laku ini meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Selain itu, belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari. Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakuakan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu, baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati secara langsung sebagai

pengalaman (latihan) dalam interaksinyadengan lingkungan

(Suprihatiningrum, 2016: 14-15).

Menurut Usman (dalam Hamid, 2014: 207) pembelajaran adalah sebuah proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas

3

dasar hubungan timbal balik, yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dan menurut Sujana (dalam Hamid, 2014: 207) proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran, yang satu sama yang lainnya saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas-khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Dalam pengertian yang lain IPA adalah ilmu yang mempelajari alam dan segala isinya (Ahmadi dan Supatmo, 2000: 2-6).Amiruddin (2012: 4) berpendapat bahwa pendidikan IPA terjadi dalam situasi alamiah, yaitu interaksi antara fenomena alam dan interaksi manusia dengan alam lingkungannya.

Pendidikan IPAmemegang peranan sangat penting dalam alam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan kita sangat tergantung dari alam, zat terkandung di alam, dan segala jenis gejala yang terjadi di alam. IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakter khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya.

4

Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi (Asih dan Sulistyowati, 2014: 22).

Perubahan lingkungan fisik adalah keadaan sekitar yang

mempengaruhi dan mendukung kehidupan. Lingkungan fisik meliputi tanah, air dan udara. Perubahan lingkungan dapat diakibatkan oleh kegiatan manusia maupun gejala alam. Gejala alam yang mempengaruhi perubahan lingkungan diantaranya adalah angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang laut.

Berdasarkan hasil survei di MI Al-Ma’arif Gondanglegi Kecamatan

Klego Kabupaten Boyolali pada hari Sabtu tanggal 11 Maret 2017, peneliti menemukan permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA di kelas IV. Permasalahan yang peneliti temui yaitu nilai rata-rata hasil belajar IPA masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah yaitu 70. Nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran IPA di kelas IV yaitu 54,67 dan dari 15 siswa hanya 5 siswa (33,33%) yang telah mencapai KKM, sedangkan 10 siswa (66,67%) yang belum mencapai KKM. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan bagi siswa agar potensi-potensi yang ada pada peserta didik dapat ditingkatkan, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat khususnya pada hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya.

Dengan diterapkannya modelguided discovery learningdiharapkan siswa lebih memahami IPA pada materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya siswa mampu mendapatkan hasil belajar lebih baik dari

5

sebelumnya.Model penemuan (discovery) merupakan pembelajaran yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan model penemuan lebih mengutamakan proses dari pada hasil.Modelguided discovery learning adalah suatu pendekatan mengajar di mana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik danmemandu siswa untuk memahami topik tersebut (Eggen dan Kaunchak, 2012: 177).

Modelguided discovery learning sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran IPA khususnya materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya. Siswa akan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran karena meraka akan menemukan sendiri apa yang mereka pelajari dengan bimbingan guru dengan cara mereka menemukan senderi materinya itu berarti mereka lebih paham terhadap materi tersebut dan tentunya pembelajarannya akan lebih bermakna.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “PENINGKATAN HASIL

BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN

PENGARUHNYA DENGAN MENGGUNAKAN MODELGUIDED

DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS IV MI AL-MA’ARIF GONDANGLEGI KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

6

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini apakah penerapan model

pembelajaran guided discovery learningdapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya pada siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Gondanglegi tahun pelajaran 2016/2017 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam penerapan modelguided discovery learningpada mata pelajaran IPAmateri perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya pada siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Gondanglegi tahun pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Tindakandan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis atau dugaan sementara yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah penerapan modelguided discovery learningdapat meningkatkan hasil belajarmata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya pada siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Gondanglegi tahun pelajara 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model guided discovery learningbisa dikatakan berhasil jika indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: a. Nilai siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Gondanglegi memenuhi KKM

7

b. Siklus akan berhenti apabila tercapainya kriteria ketuntasan klasikal dari jumlah seluruh siswa ≥ 85%.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi siswa terhadap hasil belajar serta peningkatan pemahaman materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran alternatif bagi guru untuk mengajarkan IPA terutama pada materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya yang lebih mudah dipahami oleh siswa.

c. Bagi Sekolah

Dengan mengetahui penerapan modelguided discovery

learningdi MI Al-Ma’arif Gondanglegi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

8 d. Bagi Penulis

Dengan melaksanakan penelitian ini penulis dapat memperoleh

pengalaman langsung dalam menerapkan model guided discovery

learning. 2. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam

inovasi penerapan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Penelitian ini dapat dijadikah sebagai bahan pertimbangan dalam menambah khasanah pengethuan tentang media pendukung kegiatan pembelajaran.

F. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Gagne dan Bringgs (dalam Jamil Suprihatiningrum, 2016:37) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s performance). Dan hasil belajar menurut Reigeluth (dalam Jamil Suprihatiningrum, 2016: 37) adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan (khusus) perilaku (unjuk kerja).Hasil belajar dibedakan dalam tiga aspek, yaitu hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai dari soal materi perubahan lingkungan

9

fisik dan pengaruhnya pada siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Gondanglegi semester genap dengan menggunakan model guided discovery learning.

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menurut H.W. Fowler (dalam Ahmadi dan Supatmo, 2000: 1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. IPA adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya (Ahmadi dan Supatmo, 2000: 6). Materi pada pembelajaran IPA dalam tulisan ini adalah perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya.

3. Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya

Lingkungan fisik adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi dan mendukung kehidupan. Lingkungan fisik meliputi tanah, air, dan udara. Perubahan lingkungan dapat diakibatkan oleh kegiatan manusia maupun gejala alam. Gejala yang mempengaruhi perubahan lingkungan fisik, yaitu angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang laut. Perubahan lingkungan fisik berdampak pada daratan, antara lain erosi tanah, banjir, abrasi dan tanah longsor.

4. Model Guide Discovery Learning

Model adalah gambaran kecil atau miniatur dari sebuah konsep besar. Model pembelajaran adalah gambaran kecil dari konsep pembelajaran secara keseluruhan. Termasuk dalam hal ini adalah tujuan dan sistem pengelolaan. Dengan demikian model pembelajaran adalah

10

suatu perencanaa atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran (Suyadi, 2013:14).

Guided discovery learning terdidri dari tiga suku kata, yaitu yang pertama terdiri dari kata “guided” yang artinya terbimbing, yang kedua

“discovery” yang artinya penemuan, dan yang terakhir yaitu “learning”

yang artinya pembelajaran. Jadi jika digabungkan guided discovery learning artinya pembelajaran penemuan terbimbing.Menurut Eggen dan Kaunchak (2012: 177) modelguided discovery learning adalah suatu pendekatan mengajar di mana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (a) merencanakan, (b) melaksanakan, dan (c) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan mempebaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah dan Dwitagama, 2010: 9). Berikut adalah karakteristik PTK:

a. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya).

b. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).

11

c. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.

d. Tujuannya memperbaiki pembelajaran (Aqib, dkk., 2008: 3).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian : MI Al Maarif Gondanglegi b. Waktu Penelitian : Senin, 24 April 2017 3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV MI Al Ma’arif Gondanglegi Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 8 perempuan.

4. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Arikunto, dkk (2007: 17-20) langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini penelitian menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan terhadap hasil belajar siswa sebelum tindakan

penelitian.

2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan

belajar siswa.

12

4) Menyiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang akan

dilaksanakan. b. Tindakan (acting)

Pelaksanaan tindakan penelitian adalah implementasi atau penerapan isi rancangan, tahap ini dilaksanakan di kleas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di susun dengan menggunakn metode guided discovery learning.

c. Pengamatan (observing)

Kegiatan pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pengamat (peneliti). Kegiatan pengamatan dilaksanakan secara bersama-sama dengan kegiatan tindakan. Kedua kegiatan tersebut tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.

d. Refleksi (reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam kegiatan ini peneliti mengobservasi kekurangan-kekurangan yang ada pada kegiatan pelaksanaan pemelajaran. Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan maka perlu dilanjutkan pada siklus II, begitu seterusnya sampai mencapai indikator yang diharapkan.

13

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tersebut siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto, dkk., 2007: 1) :

Gambar 1.1 Siklus PTK

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Kusumah dan Dwitagama, 2010: 66).

Peneliti biasanya melakukan observasi secara langsung pada kegiatan-kegiatan disekolah, seperti: kegiatan guru dalam mengelola

Perencanaan Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi Pengamatan ?

14

kelas, kegiatan guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya peningkatan hasilbelajar IPA dengan metode guided discovery learning. Instrumen yang paling tepat dalam teknik observasi adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan.

b. Dokumentasi

Pengumpulan data melalui dokumentasi berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai siswasebelum dan sesudah penelitian, foto kegiatan penelitian dan hal-hal lain yang dianggap penting bagi penelitian ini.

c. Tes

Pengumpulan data melalui tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian. Pengumpulan data melalui tes berupa soal-soalyang diberikan setelah materi disampaikan kepada siswa.

Alat pengumpulan data perupa tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan baik secara tertulis, lisan maupun tindakan. Data penelitian ini biasanya berupa data kuantitatif (sebagian besar) dan dapat pula berupa data kualitatif (Amiruddin, 2012: 49).

15 6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adallah alat bantu yang dipilih dan diigunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis. Adapun instrumen yang digunakan dalam menelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar penilaian untuk menilai aktifitas belajar siswa dan performance guru dalam mengajar.

b. Lembar Soal Ujian (Tes)

Lembar soal ujian (tes) adalah alat ukur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulisyang dilaksanakan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model guided discovery learning. c. Silabus

Silabus diperlukan dalam instrumen penelitian adalah untuk mengetahui standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, dan indikator.

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP digunakan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran dalam mencapai kompetensi dasar.

7. Analisis Data

Analisis data adalah usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, megklasifikasi

16

untuk menjawab pertanyaan pokok: (a) tema apa yang dapat ditemakan pada data, (b) seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian (Arikunto, dkk., 2007:132).

Analisis data sangat diperlukan untuk mengetahui hasil dan untuk menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan pada setiap siklusnya. Penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumus sebagai berikut:

a. Penilaian Ketuntasan Belajar

Penilaian ketuntasan belajar dapat menggunakan rumus berikut (Djamarah, 2000: 226) :

Keterangan:

P = Nilai dalam persen N = Jumlah keseluruhan F = Frekuensi

b. Penilaian Rata-rata Kelas

Penilaian rata-rata kelas dapat menggunakan rumus (Djamarah, 2000: 264) :

Keterangan:

M = Mean (rata-rata)

∑ = Jumlah nilai keseluruhan siswa N = Banyaknya siswa

P =

17 H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data pada penelitian ini, maka penulis memaparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, lembar pernyataan kealian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB 1 pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II kajian pustaka terdiri dari: hasil belajar, Ilmu Pengetahuan

Dokumen terkait