• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI - BUKU PESANTREN RAMADHAN CET. 3 (2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DAFTAR ISI - BUKU PESANTREN RAMADHAN CET. 3 (2016)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. Keutamaan, Hikmah dan Manfaat Sholat Dhuha ……… 1

2. 35 Keutamaan Membaca al-qur’an ……… 4

3. 10 hikmah Melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan ……… 10

4. 10 Keutamaan Bulan Ramadhan ……… 12

5. Keutamaan Zakat Infaq dan Shadaqah ……… 17

6. Keutamaan Akhlak Dalam Islam ……… 20

7. Akhlak Terhadap Orang Tua dan Guru Menurut Agama, Etika dan Budaya a. Akhlak Kepada Orang Tua Menurut Agama ……… 23

b. Akhlak Kepada Guru Menurut Agama ……… 26

c. Akhlak Terhadap Orang Tua Menurut Etika ……… 28

d. Akhlak Kepada Guru Menurut Etika ……… 30

- Kedudukan Guru ……… 32

- Kedudukn Murid ……… 33

- Murka terhadap Guru ……… 34

- Murka Terhadap Guru ……… 35

e. Akhlak Kepada Orang Tua Menurut Budaya ……… 35

f. Akhlak Kepada Guru menurut Budaya ……… 36

8. Nilai-nilai Ketaqwaan dalam Ibadah Puasa ……… 38

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah. Sholawat serta salam kita tujukan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan seluruh sahabatnya.

SMP Negeri 215 Jakarta selalu mengadakan kegiatan rutinitas tahunan setian Bulan Ramadhan diadakannya pesantren kilat (sanlat) sebagai ajang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta menambah wawasan keagamaan bagi siswa siswi SMP Negeri 215 Jakarta.

Kegiatan Bulan Ramadhan memang merupakan kegiatan yang telah diprogramkan oleh SMP Negeri 215 Jakarta. Akan tetapi dalam pelaksanaannya perlu suatu kesungguhan dan penanganan secara khusus, karena menyangkut kegiatan siswa dan kebanggaan sekolah. Dengan Studi Islam Ramadhan disekolah yang kami lakukan dapat mengetahui potensi siswanya di bidang keagamaan, dan sebagai sarana bagi siswa untuk lebih mengetahui ajaran Islam, sehingga terbentuk siswa yang lebih baik lagi dan juga dapat menanamkan kedisiplinan, ketertiban, serta semangat belajar dalam agama Islam.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pimpinan SMP Negeri 215 Jakarta Ibu Dra. MARDIANA yang telah memberikan dukungan kepada kami untuk mengadakan kegiatan pesantren kilat. Demikian pula kami mengucapkan terimakasih kepada Wakil Kepala Sekolah dan staf yang slalu mengarahkan agar kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar

Besar harapan kami kiprah kecil ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas hasil pendidikan, menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik dan terciptanya kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha dan kerja yang kita lakukan. Amin.

Jakarta, 1 Juni 2016

(4)

MATERI PESANTREN RAMADHAN

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Tahun 1437 H / 2016 M

KEUTAMAAN, HIKMAH

DAN MANFAAT SHOLAT DHUHA

Keutamaan, Hikmah dan Manfaat Sholat Dhuha Sholat Dhuha mengandung banyak sekali keutamaan dan hikmah. Oleh karenanya, Rasulullah SAW senantiasa mengerjakannnya, dan mondorong para sahabatnya untuk melakukan hal yang serupa. Baca : Waktu Paling Afdol untuk Melaksanakan

Sholat Dhuha di antara Keutamaan dan Hikmah sholat Dhuha dijelaskan

dalam beberapa hadist berikut ini.

1. Sholat Dhuha adalah sedekah

Rasulullah SAW bersabda: “Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh di antara kalian harus dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, dan semua itu dapat diganti dengan mengerjakan sholat Dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim dari Abu Dzar)

2. Kelapangan Rezeki bagi yang Melaksanakan Sholat Dhuha

Rasulullah SAW bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Wahai Anak Adam, sholatlah untuk-Ku sebanyak empat rakaat dari awal siang, niscaya akan Aku cukupi kebutuhanmu pada akhirnya.” (HR. Muslim dan Ahmad, menurut Al-Bani Shahih lighairihi) Syaikh Al ‘Azhim Abadi (Penulis ‘Aunul Ma’bud) menyebutkan, “Hadist ini bisa mengandung pengertian bahwa sholat Dhuha akan menyelamatkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa sholat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luar dari itu.”

3. Allah mengampuni dosa orang yang membiasakan Shalat Dhuha

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menjaga dua rakaat sholat

(5)

4. Orang yang sholat Subuh berjamaah kemudian duduk berdzikir hingga matahari terbit kemudian sholat Dhuha, maka pahalanya seperti pahala haji dan umrah

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang sholat Subuh berjamaah kemudian duduk berdzikir sampai matahari terbit dan kemudian mengerjakan sholat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya.” (HR. Tirmidzi dari Anas bin Malik).

5. Allah akan membangun istana di surga bagi orang yang gemar sholat Dhuha

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa sholat Dhuha dua belas rakaat, maka Allah akan membangun baginya istana di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Anas bin Malik).

Manfaat Sholat Dhuha Selain keutamaan dan hikmah sholat Dhuha

sebagaimana yang dijelaskan di atas, ternyata terdapat pula manfaat sholat

Dhuha dari sisi duniawi. Manfaat-manfaat tersebut sudah banyak di rasakan oleh orang-orang yang membiasakan sholat Dhuha.

1. Rezeki lancar dengan Sholat Dhuha

Dalam hadist yang bersumber dari Abu Darda’ Rasulullah SAW bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Wahai Anak Adam, sholatlah untuk-Ku sebanyak empat rakaat dari awal siang, niscaya akan Aku cukupi kebutuhanmu pada akhirnya.” (HR. Muslim dan Ahmad, menurut Al-Bani Shahih lighairihi)

Dicukupi kebutuhan dalam hadist tersebut memang ditafsirkan berbeda-beda oleh para ulama. Ada yang mengatakan mendapat lindungan Allah SWT, ada pula yang mendapat penjagaan Allah dari dosa, dan ada pula yang mendapat rezeki yang cukup dari Allah SWT.

(6)

2. Badan sehat dan segar sepanjang hari dengan sholat Dhuha

Egha Zainur Ramadhani dalam karyanya, Super Health menjelaskan manfaat Sholat Dhuha secara medis. Ia mendasarkan penelitiannya berdasarkan hadist Rasulullah SAW yang bersumber dari Buraidah RA. Bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi SAW lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid (pada zaman dahulu masjid belum dilantai, dan meludah di masjid adalah diperbolehkan. Dan menanam bekas ludah berarti menutupi ludah seseorang dengan pasir). Atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan sholat Dhuha dua rakaat.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Peregangan sungguh muthlaq diperlukan untuk kesiapan kita menyongsong hari penuh tantangan. Dalam hal ini Rasulullah SAW menyinggungnya secara sangat santun, “Hak dari setiap persendian, semuanya cukup dengan dua rakaat Dhuha.” Dan ini membuktikan bahwa memang ada manfaat sholat Dhuha secara medis.

3. Hati tenang dan tentram dengan sholat Dhuha

Allah SWT berfirman :

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du:28)

Sholat Dhuha juga merupakan salah satu aktivitas mengingat Allah SWT. Dengan begitu, orang yang membiasakannya akan mendapatkan ketenangan lantaran rutinnya dzikir dengan sholat tersebut. Hal ini juga dirasakan oleh orang-orang yang membiasakan sholat Dhuha.

Doc. Sasmsutea215

(7)

MATERI PESANTREN RAMADHAN

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Tahun 1437 H / 2016 M

35 KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN

Al Qur’an adalah kitab suci yang Allah turunkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW. Sebagai pedoman hidup untuk para hambanya yang

bertakwa. Dia adalah cahaya bagi orang mukmin, cahaya dalam

kehidupan dan cahaya ketika dihari Kiamat nanti.

Al Qur’an telah ada sebelum bumi diciptakan dan Al Qur’an pun akan

tetap ada meski dunia ini telah hancurkan. Keistimewaanya tidak ada

yang bisa menandingi baik dari segi bahasa, sastra dan ilmu

pengetahuan. Semua berisi fakta sebelum kejadian dunia maupun

setelahnya. Karena Memang Al Qur’an adalah karya Allah yang

teragung untuk para hambanya yang mukmin.

Untuk itu lah, Allah akan memberikan ganjaran yang sangat besar

bagi siapa yang membaca dan mengamalkannya. Dibawah ini kami

merangkum beberapa keutamaan membaca Al Qur’an dan

mengamalkannya dari hadist-hadist pilihan Rasulullah SAW. Semoga

apa yang dinukilkan ini dapat memberikan kita motivasi untuk

membacanya serta mengamalkannya. Berikut 35 keutamaannya :

1.

  

Tidak ada derajat yang lebih tinggi dari pada orang yang suka

membaca Al Qur’an

2.

  

Rumah yang didalamnya dibaca Al Qur’an, ahli rumah akan diberi

(8)

3.

  

Orang yang mengajarkan Al Qur’an pada anaknya pada masa kecil

dan selalu membacanya pada masa tuanya akan mendapatkan

perlindungan dari Allah SWT.

4.

  

Membaca Al Qur’an akan memberi nur dibumi dan simpanan bagi

kita dilangit dan rumah yang didalamnya dibaca Al Qur’an akan

menyinari ahli-ahli langit seperti bintang-bintang menyinari bumi.

5.

  

Tanda-tanda kecintaan Allah SWT adalah bahwa Allah SWT

memasukkan rasa cinta pada Al Qur’an dalam hati seseorang

(selalu ingin membacanya)

6.

  

Seorang muslim yang hendak berbaring ditempat tidurnya lalu ia

membaca salah satu surat dari Al Qur’an, Allah akan tugaskan

satu malaikat untuk menjaganya, dan tidak ada satu bahaya pun

akan mendekatinya, sehingga ia terjaga kapan saja

7.

  

Seseorang yang sibuk membaca, menghafal, mempelajari,

memahami Al Qur’an sehingga tidak mempunyai waktu untuk

berdoa maka Allah SWT akan memberikan sesuatu yang lebih

utama dari pada yang diberikan pada orang yang berdoa.

8.

  

Barang siapa yang membaca 10 ayat dari Al Qur’an didalam satu

malam, maka dicatat banginya pahala 1 qintar, dan 1 qintar itu

lebih baik dari pada dunia dan serta segala seisinya

9.

  

Orang yang beriman pada Al Qur’an dan mengamalkannya maka

(9)

10. Dengan membaca Al Qur’an dan banyak mengingat maut akan

menyebabkan hati bersinar dan akan memantulkan sifat ma’rifat

yang terang (pengkilat hati yang seperti besi berkarat dalam air)

11.

Bacaan Al Qur’an dalam shalat lebih baik dari pada bacaan Al

Qur’an diluar shalat. Bacaan diluar shalat lebih baik dari pada

membaca tasbih dan takbir, bacaan tasbih lebih baik dari pada

puasa dan puasa adalah perisai (penghalang) api neraka.

12.

Orang yang ahli dalam Al Qur’an (benar-benar menghafalnya,

sering membacanya, memahami makna dan maksudnya) dihari

mahsyar akan bersama malaikat pencatat yang mulia dan benar

dan orang yang terbata-bata dalam membaca Al Qur’an dan

bersusah payah mempelajarinya mendapat pahala 2 kali lipat (1

dari bacaanya dan 1 lagi dari kesungguhannya dalam berusaha)

13.

Barang siapa yang sungguh-sungguh ingin menghafal Al Qur’an

tapi tidak mampu, tapi terus menerus membacanya Maka Allah

SWT akan membangkitkannya dihari Mahsyar dengan para Hafiz

Al Qur’an (Para Hafiz Al Qur’an dapat mensafaati 10 keluarganya

yang sudah dijamin masuk neraka kecuali mereka yang syirik dan

kafir)

14.

Barangsiapa yang menghormati, dan menunaikan hak-haknya dan

mengamalkan Al Qur’an. Maka Al Qur’an akan membelanya

dihadapan Allah SWT dan memberi syafaat dan menaikkan

derajatnya.

(10)

matahari serta dipakaikan pakaian keindahan dan keindahannya

tidak ada yang sanggup menandinginya.

16.

Barangsiapa yang membaca dan menghafal Al Qur’an serta

menghalalkan dan mengharamkan apa yang dihalalkan

diharamkannya maka Allah SWT akan memasukkannya kedalam

surga dan menjaminnya untuk memberi syafaat pada 10 orang

ahli keluarganya yang diwajikan neraka (kecuali syirik dan Kafir)

(Al maidah :72)

17.

Banyak membaca Al Qur’an dapat menguatkan ingatan,

membersihkan batin, menguatkan rohani dan mewangikan mulut.

18.

Barangsiapa mengajarkan anak-anaknya membaca Al Qur’an maka

akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang.

19.

Membaca 1 huruf Al Qur’an maka Allah akan diberi 10 pahala

kebaikan (Al an’am : 10)

20.

Barangsiapa yang mendengarkan 1 ayat Al Qur’an

Al Qur’an akan

ditulis 1 kebaikan berlipat ganda dan yang membacanya akan

diberi nur pada hari kiamat.

21.

Kaum yang berkumpul membaca Al Qur’an dan saling mengajarkan

akan diberi sakinah, disirami rahmat, malaikatpun mengerumuni

mereka dan Allah SWT menyebut mereka dikalangan mereka

disisinya.

(11)

Qur’an, 200 ayat maka ia mendapat ibadah pahala semalam

suntuk.

23.

Barangsiapa membaca Al Qur’an yang dengannya ia mendapat

makanan dari manusia (untuk tujuan dunia) maka ia akan

dibangkitkan pada hari kiamat dengan muka hanya tulang tanpa

daging.

24.

Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan

mengajarkannya

25.

Membaca/mempelajari beberapa ayat Al Qur’an adalah lebih baik

dan lebih berharga dari pada kerajaan seluas 7 benua yang

bersifat sementara dan pahalanya bermanfaat untuk

selama-lamanya.

26.

Membaca Al Qur’an tanpa melihat mushaf mendapat 1000

derajat dan orang yang membaca Al Qur’an dengan melihat

mushaf 2000 derajat (lebih afdol)

27.

Membaca Al Qur’an dalam shalat maka Setiap hurufnya akan

mendapat pahala 100 kebaikan, jika sambil duduk dalam shalat

akan mendapat 50 kebaikan dalam Setiap hurufnya, jika dibaca

diluar shalat dalam keadaan berwudhu maka akan mendapatkan

25 kebaikan dalam Setiap hurufnya, dan jika dibaca tanpa wudhu

akan mendapat pahala 10 kebaikan di Setiap hurufnya.

(12)

29.

Tidak ada yang dapat mendekatkan diri kepada Allah kecuali

dengan perantaraan Al Qur’an dan membaca Al Qur’an akan

menyebabkan kita lebih bertawajjuh dan memberi kesan

tersendiri pada diri pembaca.

30.

Ahli Al Qur’an (yang selalu menyibukkan dengan Al Qur’an)

adalah ahli Allah dimana setiap waktu Allah akan selalu mengirim

kasih sayangnya dan mereka orang-orang istimewa Allah sehingga

mendapat kemuliaan.

31.

Membaca Al Qur’an dengan suara keras dalah seperti memberi

shadaqah dengan terang-terangan dan dengan perlahan seperti

memberik sedekah dengan sembunyi-sembunyi.

32.

Tidak ada penolong yang lebih utama kedudukannya disisi Allah

SWT pada hari kiamat dari pada Al Qur’an (bukan dari Golongan

Nabi, Malaikat dan Lain sebagainya)

33.

Mempelajari 1 ayat Al Qur’an pada pagi hari lebih baik dari pada

shalat 100 rakaat, mempelajari 1 bab ilmu pada pagi hari lebih

baik dari pada shalat 1000 rakaat.

(13)

35.

Mengamalkan kandungan Al Qur’an akan menghindarkan kita dari

fitnah

Doc. Sasmsutea215

http:// keutamaan-membaca-al-quran.html

MATERI PESANTREN RAMADHAN

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Tahun 1437 H / 2016 M

10 Hikmah Melaksanakan

Ibadah Puasa Ramadhan

10 Hikmah Melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan — Ibadah puasa Ramadhan memiliki banyak keutamaan, dan diantara keutamaan tersebut sebagian besar manfaat/hikmahnya merupakan untuk diri kita sendiri.

Hikmah berpuasa yang kita dapatkan ini tentunya berkaitan erat dengan amalan puasa yang kita jalani dan tentunya amalan pada puasa ramadhan bukanlah hanya menahan makan dan minum saja, melainkan juga menjalankan amalan ibadah Ramadhan lainnya, seperti bersedekah, Itikaf, Silaturahmi, Menghindari diri  dari yang haram, dan banyak lagi.

(14)

1. Melatih Disiplin Waktu — Untuk menghasilkan puasa yang tetap fit dan kuat di siang hari, maka tubuh memerlukan istirahat yang cukup, hal ini membuat kita tidur lebih teratur demi lancarnya puasa. Bangun untuk makan sahur dipagi hari juga melatih kebiasaan untuk bangun lebih pagi untuk mendapatkan rejeki (makanan).

2. Keseimbangan dalam Hidup — Pada hakikatnya kita adalah hamba Allah yang diperintahkan untuk beribadah. Namun sayang hanya karena hal duniawi seperti pekerjaan, hawa nafsu dan lain-lain kita sering melupakan kewajiban kita. Pada bulan puasa ini kita terlatih untuk kembali mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban tersebut dengan imbalan pahala yang dilipatgandakan.

3. Mempererat Silaturahmi — Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid.

4. Lebih Perduli Pada Sesama — Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid.

5. Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan — Tujuan puasa adalah melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.

6. Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah — Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya semua dapat bernilai ibadah.

(15)

8. Berlatih Lebih Tabah — Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita. Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada Fitnah, tetapi kita tetap Sabar karena kita dalam keadaan Puasa.

9. Melatih Hidup Sederhana — Ketika waktu berbuka puasa tiba, saat minum dan makan sedikit saja kita telah merasakan nikmatnya makanan yang sedikit tersebut, pikiran kita untuk makan banyak dan bermacam-macam sebetulnya hanya hawa nafsu saja.

10. Melatih Untuk Bersyukur — Dengan memakan hanya ada saat berbuka, kita menjadi lebih mensykuri nikmat yang kita miliki saat tidak berpuasa. Sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih mensyukuri nikmat Allah SWT.

Doc. Sasmsutea215

http:// hikmah-melaksanakan-ibadah-puasa-ramadhan/

MATERI PESANTREN RAMADHAN

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Tahun 1437 H / 2016 M

10 Keutamaan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu dinanti – nanti. bagi orang – orang mukmin, kepergian bulan Ramadhan jauh lebih disesalkan daripada kepulangan seorang tamu mulia yang berlalu pergi. Tak heran bilamana para salaf dahulu berdoa jauh – jauh hari sebelum Ramadhan datang :

" Yaa Allah, pertemukanlah aku dengan Ramadhan, dan pertemukanlah Ramadhan denganku, dan jadikan amal ibadahku pada bulan mulia itu diterima disisi Mu "

(16)

disebutkan oleh para ulama. Yang kami harapkan bisa bermanfaat bagi kita semua.

1. Al Qur’an Diturunkan Pada Bulan Ramadhan

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata ( Allah ta’ala memuji bulan bulan Puasa diantara bulan – bulan lainnya, dengan memilih bulan tersebut ( sebagai waktu ) diturunkannya Al Qur’an ) lihat Tafsir Ibnu Katsir 1 /

282

“ karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir ( di negeri tempat tinggalnya ) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan  ( lalu ia berbuka ), Maka

( wajiblah baginya berpuasa ), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur “ ( Al Baqarah : 185 )

Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah berkata ( dalam ayat yang mulia ini Allah menyebutkan 2 keutamaan bulan Ramadhan: ………. Yang kedua adalah dengan diwajibkannya puasa Ramadhan atas umat ini, sebagaimana firman Allah “ karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir ( di negeri tempat tinggalnya ) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, “ ) lihat ithaaful Iman bi Duruus Syahri Ramadhan hal. 15

3. Pintu Langit Dibuka Sedangkan Pintu – Pintu Neraka Ditutup

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

(17)

“ apabila telah datang bulan Ramadhan, pintu – pintu langit dibuka, sedangkan pintu – pintu neraka akan ditutup, dan setan dibelenggu  “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

4. Diampuninya Dosa – Dosa Di Bulan Itu

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

هبنذ نم مدقت ام هل رفُغ ًاباستحاو ًاناميإ ناضمر ماص نم

“ barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

Dalam hadits lain beliau bersabda :

هل رفغي نأ لبق خلسنا مث ناضمر هيلع لخد لجر فنأ مغر

“ celakalah seseorang, ia memasuki bulan Ramadhan kemudian melaluinya sedangkan dosanya belum diampuni “ ( diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad )

5. Dilipat Gandakan Pahala Pada Bulan Ramadhan

Rasulullah shallallah alaihi wa sallam bersabda :

pahala umrah pada bulan Ramadhan menyamai pahala ibadah haji

(

diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

,)

Dalam riwayat Muslim

disebutkan “……..menyamai pahala ibadah haji bersamaku

Ibnu Rajab rahimahullah berkata ( Abu Bakr bin Abi Maryam menyebutkan bahwa banyak guru – gurunya yang berkata : apabila telah dating bulan Ramadhan maka perbanyaklah berinfaq, karena infaq pada bulan Ramadhan dilipat gandakan bagaikan infaq fi sabilillah, dan tasbih pada bulan Ramadhan lebih utama daripada tasbih di bulan yang lain )

6. Lailatul Qadr Ada Di Bulan Ramadhan

(18)

hari terakhir di bulan Ramadhan, yang mana malam tersebut memiliki banyak sekali barakah dan kemuliaan, bahkan satu malam tersebut lebih baik dari seribu bulan.

“ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar “ ( Al Qadr : 1-5 )

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

هلك ريخلا مرح دقف اهمرح نم رهش فلأ نم ريخ ةليل هيف و مكرضح دق رهشلا اذه نإ

“ sesungguhnya bulan (Ramadhan) telah dating kepada kalian, di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan, barang siapa yang tidak mendapatinya maka ia telah kehilangan banyak sekali kebaikan “ ( diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al Mundziry )

7. Disyareatkannya I’tikaf Di Bulan Ramadhan

“ Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa “ ( Al Baqarah : 187 )

Anas radhiallahu anhu berkata :

(19)

8. Puasa Ramadhan Salah Satu Sebab Masuk Surga

Pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ada dua orang dari bani Qudha’ah yang masuk islam, kemudian salah seorang dari mereka mati syahid, sementara yang satunya wafat setahun kemudian, salah seorang sahabat bernama Thalhah bin Ubaidillah radhiallahu anhu berkata : aku bermimpi melihat surga, lalu aku melihat orang yang wafat setahun kemudian tersebut masuk surga sebelum orang yang mati syahid, akupun terheran – heran, maka tatkala pagi hari aku memberitahu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliaupun bersabda :

 

ةنس ةلاص ةكعر اذك و اذك وأ فلاآ ةتس ىلص و ناضمر هدعب ماص دق سيلأ

“ bukankah setelah itu ( dalam waktu setahun ) ia berpuasa Ramadhan, shalat enam ribu rakaat atau shalat sunnah beberapa rakaat ? “

( diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Albani )

9. Bulan Ramadhan Bulan Ibadah Dan Amal Kebaikan

Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda :

هبنذ نم مدقت ام هل رفغ اباستحا و اناميإ ناضمر ماق نم

“ barangsiapa yang berdiri shalat pada bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

Inilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, apabila telah memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau mengencangkan sarung beliau, menghidupkan malam Ramadhan, dan membangunkan keluarganya.

Inilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi apabila datang bulan Ramadhan.

10. Bulan Ramadhan Adalah Bulan Penuh Berkah, Rahmat, Dan Mustajabnya Doa

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

(20)

“ telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah ….. “ ( diriwayatkan oleh An Nasai dan dishahihkan oleh Albani )

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

نيطايشلا تلسلس و منهج باوبأ تقلغ و ةمحرلا باوبأ تحتف ناضمر رهش لخد اذإ

“ apabila telah masuk bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu – pintu rahmat, sedangkan pintu – pintu neraka jahannam ditutup, dan setanpun dibelenggu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan ini adalah lafadz Muslim )

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

ةليل و موي لك يف ملسم لكل نإ

ةباجتسم ةوعد – ناضمر يف ينعي –

“ sesungguhnya setiap muslim pada tiap siang dan malam hari – pada bulan Ramadhan – memiliki doa yang mustajab “ ( diriwayatkan oleh Al Bazzar dan dishahihkan oleh Albani )

Doc. Sasmsutea215

http://santrimadinah.blogspot.co.id/inilah-10-keutamaan-bulan-ramadhan.html

MATERI PESANTREN RAMADHAN

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Tahun 1437 H / 2016 M

Keutamaan Zakat

Infaq dan Shadaqah

(21)

Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah yg menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq & shadaqah. Sebagaimana firman Allah taala yg berbunyi:

Sesungguhnya orang-orang yg beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat & menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka & tdk (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 277 ).

Juga firman-Nya:

Dan sesuatu riba (tambahan) yg kamu berikan agar dia bertambah pd harta manusia, maka riba itu tdk menambah pd sisi Allah. Dan apa yg kamu berikan berupa zakat yg kamu maksudkan utk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yg melipat gandakan (pahalanya). (Q.S. Ar Ruum : 39 ) .

Orang-orang yg menafkahkan hartanya di malam & di siang hari secara tersembunyi & terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka & tdk (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274 ) .

Dalam ayat lain Allah taala berfirman:

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dgn zakat itu kamu membersihkan & mensucikan mereka & mendoalah utk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. At Taubah : 103 ) .

Adapun hadist-hadits Nabi yg menjelaskan akan keutamaannya antara lain :

Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu bahwa seorang Arab Badui mendatangi Nabi shallallahu `alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah! beritahu aku sesuatu amalan, bila aku mengerjakannya, aku masuk surga?”, Beliau

bersabda : “Beribadahlah kpd Allah & jangan berbuat syirik kepada-Nya,

(22)

Allah SWT, adl Dzat yg Maha Suci & tdk akan menerima kecuali hal-hal yg suci & baik, demikian juga shadaqah kecuali dari harta yg suci & halal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berkata : “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Siapa yg bersedekah dgn sebiji korma yg berasal dari usahanya yg halal lagi baik (Allah tdk menerima kecuali dari yg halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dgn tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga & memeliharnya utk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yg menjaga & memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Muttafaq ’alaih.

Zakat, infaq & shadaqah memiliki fadhilah & faedah yg sangat byk , bahkan sebagian ulama telah menyebutkan lbh dari duapuluh faedah, diantaranya:

1. Ia bisa meredam kemurkaan Allah, Rasulullah SAW, bersabda: ” Sesunggunhnya shadaqah secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemurkaan Rabb (Allah)” (Shahih At-targhib)

2. Menghapuskan kesalahan seorang hamba, beliau bersabda: “Dan Shadaqah bisa menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api” (Shahih At-targhib)

3. Orang yg besedekah dgn ikhlas akan mendapatkan perlindungan & naungan Arsy di hari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tujuh kelompok yg akan mendapatkan naungan dari Allah pd hari yg tdk ada naungan kecuali naungan-Nya diantaranya yaitu: “Seseorang yg menyedekahkan hartanya dgn sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tdk mengetahui apa yg diinfakkan oleh tangan kanannya.” (Muttafaq ‘alaih)

4. Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit baik penyakit jasmani maupun rohani. Rasulullah saw, bersabda: “Obatilah orang-orang yg sakit diantaramu dgn shadaqah.” (Shahih At-targhib) beliau juga bersabda kpd orang yg mengeluhkan tentang kekerasan hatinya: “Jika engkau ingin melunakkan hatimu maka berilah makan pd orang miskin & usaplah kepala anak yatim.” (Hadis Riwayat: Ahmad)

5. Sebagai penolak berbagai macam bencana & musibah.

(23)

7. Orang yg membayar zakat akan Allah berkahi hartanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta.” (Hadis Riwayat: Muslim)

8. Allah akan melipatgandakan pahala orang yg bersedekah, (Al Qur’an Surat: Al-Baqarah: 245)

9. Shadaqah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shadaqah merupakan bukti (keimanan).” (Hadis Riwayat: Muslim)

10. Shadaqah merupakan pembersih harta & mensucikannya dari kotoran,

sebagaimana wasiat beliau kpd para pedagang, “Wahai para pedagang sesungguhnya jual beli ini dicampuri dgn perbuatan sia-sia & sumpah oleh karena bersihkanlah ia dgn shadaqah.” (Hadis Riwayat: Ahmad, Nasai & Ibnu Majah juga disebutkan dalam Shahih Al-Jami’).

Inilah beberapa manfaat & faidah dari zakat, infaq, & shadaqah yg disebutkan dalam Al-Qur’an & Sunnah, kita memohon semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yg senang berinfaq & bershadaqah serta menunaikan zakat dgn ikhlas karena mengharap wajah & keridhaan-Nya, amin ya rabbal ‘alamin.

Doc. Sasmsutea215

http://www.hikmah-zakat-keutamaan-zakat-infak-dan.html

MATERI PESANTREN RAMADHAN

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Tahun 1437 H / 2016 M

Keutamaan Akhlak dalam Islam

Keutamaan Akhlak dlm Islam Akhlak merupakan bagian dari syari’at Islam, yakni bagian dari perintah dan larangan Allah. Akhlak merupakan sifat yang harus dimiliki seorang muslim guna menyempurnakan pengamalannya terhadap Islam.

(24)

tatkala ia melaksanakan berbagai aktivitasnya. Sifat-sifat Akhlak ini nampak pada diri seorang muslim tatkala dia melaksanakan berbagai aktivitas — seperti ibadah, mu’amalah dan lain sebagainya— apabila ia melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut secara benar. Kekhususan- kekhususan Akhlak Islami

1. Akhlak Islami tidak mungkin dipisahkan dari hukum-hukum syari’at lainnya, semisal ibadah, mu’amalah, dan lain-lain. Khusyu’ misalnya, ia tidak akan tampak kecuali di dalam sholat. Begitu pula jujur dan amanah akan tampak di dalam mu’amalat. Sehingga, Akhlak tidak mungkin dipisahkan dari perintah-perintah dan larangan-larangan Allah lainnya, sebab, Akhlak merupakan sifat yang tidak akan tampak pada diri seseorang kecuali tatkala ia melakukan aktivitas tertentu.

2. Akhlak Islami tidak tunduk kepada keuntungan materi (naf’iyyah al-maadiyah). Yang dituntut dari seorang muslim adalah terhiasinya dirinya dengan sifat-sifat Akhlak ini, yang kadang membawa kemudharatan dan kadang mendatangkan kemanfaatan. Berkata jujur di hadapan penguasa yang zhalim misalnya, dan keberanian melakukan kritikan kepada penguasa itu, maka hal itu bisa jadi akan membuatnya menanggung siksaan. Rasulullah saw bersabda: Pemimpin para syuhada adalah hamzah dan seseorang yang berdiri di hadapan penguasa yang zhalim dan menasehatinya, kemudian penguasa itu membunuhnya

3. Akhlak Islami sebagaimana halnya aqidah Islam selaras dengan fitrahmanusia. Misalnya, memuliakan tamu dan membantu orang sedang yang membutuhkan selaras dengan naluri mempertahan eksistensi diri (ghariizat ul baqa). Khusyu’ dan tawaadhu’ sesuai dengan naluri beragama(ghariizat ut tadayyun). Sedangkan kasih sayang dan berbuat kebajikan, sejalan dengan naluri melestarikan jenis (ghariizat al-nau’). Berakhlak mulia merupakan salah satu sifat para Nabi, Rasul, shiddiqun (orang-orang yang berkata benar), dan orang-orang shalih. Dengan sifat ini akan diraih derajat yang tinggi dan kedudukan yang mulia. AllahTa’ala telah mengkhususkan Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam dengan ayat yang mulia. Disebutkan padanya akhlak yang terpuji dan adab yang baik,.

(25)

sallam menganjurkan kita untuk berakhlak mulia dan berpegang teguh dengannya. Beliau juga menyebutkan akhlak yang baik dengan ketakwaan Akhlak yang baik tercermin dalam wajah yang berseri-seri di hadapan orang lain, melakukan perbuatan yang baik, tidak menyakiti orang lain. Semua perbuatan ini harus disertai dengan perkataan yang baik dan sopan, tidak membuat orang marah, dan tidak pula menyakiti hati orang lain. Oleh karena itu, perhatikanlah wahai saudaraku yang mulia, pengaruh yang besar dan ganjaran yang banyak dapat diperoleh dari perbuatan yang baik dan terpuji. Akhlak yang baik adalah tanda keimanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa akhlak yang baik itu merupakan bentuk dari sempurnanya iman.

Akhlak yang baik merupakan sedekah Setiap muslim diperintahkan untuk mengucapkan perkataan yang baik dan lembut agar timbangan kebaikannya bertambah berat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ucapan yang baik adalah sedekah.” (HR. Bukhari 2989, Muslim 1009) Bahkan senyum yang tidak memberatkan seorang muslim sedikitpun juga akan mendapatkan ganjaran yang baik.

Tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengajak untuk berakhlak yang baik dan tidak menyakiti orang sangat banyak. Perjalanan hidup beliau merupakan teladan dalam akhlak yang baik kepada diri beliau sendiri, istri-istrinya, para tentangganya, orang-orang yang lemah dari kalangan kaum muslimin, orang-orang yang tidak tahu, bahkan akhlak beliau kepada kaum kafir, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:  “…Dan (QS. al-Ma`idah: 8) janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa…”Keutamaan-keutamaan akhlak yang mulia Dalam al-Qur`an dan as-Sunnah terdapat banyak nash yang menganjurkan untuk berakhlak baik dan memuji orang-orang yang menghiasi diri mereka dengannya, serta menyebutkan keutamaan-keutamaan yang diperoleh oleh mereka yang memiliki akhlak yang mulia.

1. Akhlak yang mulia merupakan penyebab masuknya si pemilik akhlak tersebut ke dalam jannah (surga) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(26)

batil. Adapun jika maksudnya untuk mencari kebenaran maka tidaklah dinamakan mira’.

2. Akhlak yang mulia merupakan penyebab seorang hamba dicintai oleh Allah Ta’ala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hamba-hamba Allah yang paling dicintainya ( Shahihul Jami’ 179) adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka.”

3. Akhlak yang mulia termasuk penyebab seorang muslim dicintai oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

4. Akhlak yang mulia mendapatkan timbangan yang paling berat di hari kiamat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

5. Akhlak yang mulia meninggikan derajat seseorang di sisi Allah

6. Akhlak yang mulia merupakan sebaik-baik amalan manusia Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abu Dzar, maukah aku tunjukkan kepadamu dua hal; (HR. Ibnu Abi Dunya) keduanya itu sangat ringan untuk dipikul dan sangat berat dalam timbangan dibandingkan selain keduanya?” Abu Dzar menjawab, “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Engkau harus berakhlak baik dan harus banyak diam, demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya,tidak ada amalan manusia yang menyamai dari keduanya.”

7. Akhlak yang mulia menambah umur dan menjadikan rumah makmur

Doc. Sasmsutea215

http://www.keutamaan-akhlak-dalam-islam.html

MATERI PESANTREN RAMADHAN

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Tahun 1437 H / 2016 M

Akhlak Terhadap Orang Tua dan

Guru

Menurut Agama, Etika dan

Budaya

(27)

-  Seorang anak dilarang membentak, memarahi atau bersuara keras terhadap kedua orang tua.

-  Lebih bertambah umur kedua orang tua, hendaknya lebih diperhatikan oleh anak – anaknya.

Kedua hal diatas sesuai dengan Firman Allah dalam Qs. Al – Isra : 23

“ Dan tuhanmu telah mewajibkan supaya kamu jangan menyembah selain dari pada – Nya dan berbuat baiklah kamu kepada kedua ibu bapak .Apabila mereka atau salah seorang  dari mereka telah tua, janganlah kamu berkata kepada keduanya dengan perkataan “ ah “ dan jangalah engkau gertak mereka tetapi ucapkanlah kepada mereka dengan kata – kata yang sopan lagi lembut ”

- Diperintahkan kepada setiap anak agar selalu merendahkan diri kepadakedua orang tua dengan penuh kasih sayang, sesuai dengan firman Allah dalam Qs. Al – Isra : 24

‘Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya (ibu bapak) dengan penuh kasih sayang”

- Diperintahkan kepada seorang anak agar selalu mendo’akan kedua orang tua dengan do’a

“Ya Allah ampunilah aku dan ibu bapakku serta kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mengasuh aku diwaktu kecil”

- Jangan durhaka kepada orang tua karena hal itu akan mendatangkan murka Allah dan tidak akan masuk surga, sebagaimana disebutkan dalam Hadits

“Keridlaan Allah dalam keridlaan ibu bapak dan murka Allah dalam kemurkaan ibu bapak”.(HR.At-Thabrani)

Dan juga terdapat dalam hadist

 “Segala dosa akan dapat ditangguhkan Allah balasannya sampai hari kiamat, kecuali dosa durhaka kepada ibu bapak. Maka Allah akan menyegerakan akibatnya kepada pelakunya didunia sebelum ajalnya tiba”.(HR.At- Thabrani dan Hakim)

(28)

“Tiga golongan manusia yang tidak akan masuk surga : orang yang mendurhakai ibu bapaknya, pelacur yang tidak punya malu, wanita yang menyerupai kaum pria”.(HR.An- Nasa’I dan Hakim)

- Disunahkan agar tetap berbuat baik kepada kedus orang tua walaupun keduanya atau salah satunya telah meninggal yaitu dengan :

1) Mendo’akan rahmat bagi keduanya

2) Memohon ampun atas dosa – dosa keduanya 3)Melaksanakan janjinya yang belum dilaksanakan

4)Menyambung shillaturrahmi kepada sahabat – sahabat orang tua. (hal diatas sesuai dengan HR.Abu Daud )

- Allah memerintahkan agar berbakti kepada kedua orang tua , barang siapa tidak berbuat baik kepada kedua orang tua maka ia telah berbuat durhaka dan perbuatan durhaka adalah sifat syaithan.

Sebagaimana tedapat dalam Qs. Maryam :14 dan 44

“Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan bukanlah ia orang yang sombonglagi durhaka”(Qs.Maryam :14)

“Wahai bapakku , janganlah kamu menyembah syaithan, sesungguhnya syaithan itu durhaka kepada tuhan yang maha pemurah.(Qs.Maryam : 44) - Demikian pentingnya akhlak kepada ibu sehingga sehingga Rasullulah

SAW bersabda :”Bahwa surga itu berada dibawah telapak kaki ibu”. (HR.An-Nasa’I dan Ibnu Majah)

- Dalam penghormatan kepada ibu bapak akan membawa dampak positif bagi perkembangan jiwa anak – anak kita kelak

“Berbuat baiklah kepada bapakmu, niscaya kamu akan diperlakukan demikian oleh anak – anakmu”.(HR.At-Thabrani dan Hakim).

(29)

Sebagaimana  firman Allah:

“Dan ingatlah Ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil yaitu:”Janganlah kamu menyembah  selain Allah dan berbuat baiklah kepada ibu bapak…….(QS. Al Baqarah:  83)

Allah SWT juga berfirman:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik ) kepada kedua ibu bapaknya  , ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah dan menyampihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu bapak,hanya kepadaKulah kembalimu (QS. Luqman:14) Rosulullah SAW meletakkan birrul walidain sesudah salat tepat waktu dan menempati urutan kedua dari amalan yang terbaik. Rasulullah bersabda:

“Diriwayatkan dari Abu Abdirrahman Abdullah ibn Mas’ud Ra. Dia berkata  “Aku bertanya kepada rosulullah :”Apa yang disukai oleh Allah SWT?” Beliau menjaw ab:”Salat tepat pada waktunya.”Aku bertanya lagi:”Kemudian  apa?”Beliau menjawab:”Birrul walidain .”Kemudian aku bertanya lagi: ”Seterusnya apa?”Beliau menjawab:”Jihad Fi sabilillah.” (HR. Mutafaqun ‘alaih)

Dari QS.  Al baqarah : 83 dan Hadits diatas , Allah dan rasulNya menempatkan orang tua pada posisi yang sangat istimewa, sehingga berbuat baik  kepada orang tua menempati posisi yang mulia, dan durhaka kepada orang tua menempati posisi yang sangat hina.

Bentuk-bentuk birrul walidain

Cara anak agar dapat  mewujudkan birrul walidain antara lain:

(30)

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan  tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti  keduanya dan pergaulilah keduanya didunia dengan baik.

2.  Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan penuh kasih sayang dan terima kasih karena tidak mungkin seorang anak dapat membalas jasa-jasa kedua orang tuanya. Cara kita menghormati orang tua adalah memanggil dengan panggilan yang menunjukkan hormat, berbicara dengan lemah lembut dan tidak mengucapkan kata-kata yang kasar (terlebih apabila mereka sudah berusia lanjut) , dan pamit ketika meninggalkan rumah

3.  Membantu ibu bapak secara fisik dan materiil. Cara membantu orang tua secara fisik  misalnya mengerjakan pekerjaan rumah, sedangkan secara materiil adalah apabila kita sudah mempunyai penghasilan kita member ikan  sebagian penghasilan kepada kedua orang tua.

4.   Mendo’akan kedua orang tua  agar diampuni dosa-dosanya, diberikan rizki dan lain-lain

5.  Birrul walidain dapat diteruskan meskipun orang tua telah meninggal. Diantaranya  : menyelenggarakan jenazah dengan sebaik- baiknya, melunasi utang- utangnya, melaksanakan wasiatnya,  meneruskan silaturrahim yang dibinanya dimasa hidup mereka, memuliakan sahabat-sahabatnya dan mendo’akannya. 

B. Akhlak Kepada Guru Menurut Agama

Guru adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya untuk menjadi lebih baik sebagaimana yang diridhoi Alloh ‘azza wa jalla. Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah para guru selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syari’at agama.

Di antara akhlaq kepada guru adalah memuliakan, tidak menghina atau mencaci-maki guru, sebagaimana sabda Rosululloh saw :

(31)

Di antara akhlaq kepada guru adalah mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat, sebagaimana sabda Rosululloh saw :

 

“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh mudahkan baginya dengannya jalan menuju syurga.” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )

Di antara akhlaq kepada guru adalah datang ke tempat belajar dengan penampilan yang rapi, sebagaimana sabda Rosululloh saw :

 

 

 

َلاَمَجْلا ُّبِحُي ٌليِمَج َهَّللا َّنِإِ

“Sesungguhnya Alloh itu indah dan suka kepada keindahan.”( HR. Ahmad, Muslim dan Al-Hakim )

Di antara akhlaq kepada guru yaitu diam memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan, sebagaimana hadits Abu Sa’id Al-Khudri ra :

 

“Orang-orang pun diam seakan-akan ada burung di atas kepala mereka.” ( HR. Al-Bukhori )

Imam Sufyan Ats-Tsauri rohimahulloh berkata : “Bila kamu melihat ada anak muda yang bercakap-cakap padahal sang guru sedang menyampaikan ilmu, maka berputus-asalah dari kebaikannya, karena dia sedikit rasa malunya.”( AR. Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ilas-Sunan )

Di antara akhlaq kepada guru adalah bertanya kepada guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti dengan cara baik. Alloh berfirman :

(32)

“Mengapa mereka tidak bertanya ketika tidak tahu ? Bukankah obat dari ketidaktahuan adalah bertanya ?” ( HSR. Abu Dawud )

Dan menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada faedahnya, sekedar mengolok-olok atau yang dilatarbelakangi oleh niat yang buruk, oleh karena itu Alloh berfirman :

ْمُكْؤُْسَت ْمُكَل <َدْبُت ْنِإِ َءاَي ْش

َأَ ْنَع اْوُلَأَْسَت َلا اْوُنَمآ َنْيِذَّلا اَهُّيَأَ اَي

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menanyakan sesuatu yang bila dijawab niscaya akan menyusahkan kalian.” ( Qs. Al-Maidah : 101 )

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ْمَّرَحُي ْمَل ٍءْي َش ْنَع َل

َأََس ْنَم اًمْرُج َنْيِمِلْسُمْلا <َمَظْعَأَ َّنِإِ

ِهِتَلَأَْسَم ِلْج

َأَ ْنِم َمِّرُحَف

“Sesungguhnya orang muslim yang paling besar dosanya adalah orang yang bertanya tentang sesuatu yang tidak diharamkan, lantas menjadi diharamkan lantaran pertanyaannya itu.” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori dan Muslim )

Ketika bertanya mestinya dilakukan dengan cara dan bahasa yang bagus.

Berkata Imam Maimun bin Mihron : “Pertanyaan yang bagus menunjukkan separuh dari kefahaman.” ( AR. Al-Khothib Al-Baghdadi dalam Al-Jami’ ) Di antara akhlaq kepada guru adalah menegur guru bila melakukan kesalahan dengan cara yang penuh hormat, sebagaimana sabda Rosululloh :

ِةَّمِئَِلأَ َو ِهِلوُسَرِل َو ِهِباَتِكِل َو ِهَّلِل َلاَق ؟ ْنَمِل : اَنْلُق , ُةَحْيِصَّنلا ُنْيِّدلا

ْمِهِتَّماَع َو َنيِمِلْسُمْلا

“Agama adalah nasihat.” Kami ( Shahabat ) bertanya : “Untuk siapa ?” Beliau menjawab : “Untuk menta’ati Alloh, melaksanakan Kitab-Nya, mengikuti Rosul-Nya untuk para pemimpin kaum muslimin dan untuk orang-orang umum.” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dll )

C. Akhlak terhadap orang tua menurut etika :

   Orang tua adalah oran yang telah merawat kita, menjaga, memelihara, dan

(33)

mengharapkan kehidupan kita yang lebih baik. Bahkan orang tua dengan susah payah bekerja mencari nafkah untuk membahagiakan kita.

     Sedemikian besar peran orang tua dalam hidup kita, sehingga sudah sepantasnya kita sebagai orang yang berpengetahuan haruslah menjaga etika kita terhadap orang tua. Diantara bentuk-bentuk perbuatan kita yang sesuai dengan etika adalah :

1.  Selalu taat kepada keduanya dan menjalankan segala perintahnya, asalkan perintah itu tidak bertentangan dengan ajaran agama dan tidak melanggar hukum yang berlaku di suatu tempat. Meskipun orang tua kita berbuat aniaya kepada kita, tetaplah kita tidak boleh menyinggung perasaan mereka ataupun membalas perbuatan yang mereka terhadap kita. Baik bagaimanapun mereka tetaplah orang tua kita yang telah merawat kita semenjak kita kecil.

Menurut ukuran umum, orang tua tidak akan berbuat aniaya kepada anaknya sendiri. Jikalau terjadi aniaya, biasanya disebabkan oleh perbuatan si anak yang berbuat keterlaluan kepada orang tua.

2.  Jika hendak pergi hendaklah meminta izin kepada keduanya. Apabila tidak diizinkan kita harus menerimanya dengan lapang dada.

3.  Berbicaralah dengan lemah lembut, bermuka manis, dan berseri-seri. Janganlah meninggikan suara ketika berbicara kepada orang tua dan jangan pula menggunakan kata-kata yang kasar kepada keduanya.

4.  Perhatikan nasihat-nasihat orang tua dan janganlah memotong pembicaraannya.

5.  Membantu pekerjaan orang tua dengan sekuat tenaga, terutama jika orang tua sudah berusaha lanjut.

6.  Selalu bersikap baik dan sopan santun baik dalam perbuatan maupun perkataan.

7.  Selalu menyambung silaturahim kepada keduanya meskipun kita dalam perantauan ataupun kita sudah memiliki keluarga sendiri, selalu menepati janji kita, dan menghormati sahabat-sahabat orang tua dengan baik.

(34)

Sementara itu menurut imam al-Ghazali, etika anak terhadap orang tuanya adalah sebagai berikut:

1. Mendengarkan pembicaraannya. 2. Melaksanakan perintahnya. 3. Tidak berjalan di depannya.

4. Tidak mengeraskan suara ketika berbicara kepadanya. 5. Menjawab panggilannya.

6. Berkemauan keras menyenangkan hatinya. 7. Menundukkan badannya.

8. Tidak mengungkit kebaikan kita terhadap mereka.

9. Tidak memandang dengan mata melotot dan tidak menatap matanya. Itulah sebagian kecil bentuk akhlak anak terhadap orang tua

menurut etika

D. Akhlak Kepada Guru Menurut Etika

Murid adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang guru. Demi untuk keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan ilmu atau pengetahuan yang telah diperoleh dari seorang guru, maka seorang murid haruslah memiliki akhlak atau etika yang benar terhadap gurunya.

Beberapa contoh etika murid terhadap guru (Mu’allim), diantaranya adalah sebagai berikut :

1.  Seorang murid hendaklah hormat kepada guru, mengikuti pendapat dan petunjuknya.

2.   Seorang murid hendaklah memberi salam terlebih dahulu kepada guru apabila menghadap atau berjumpa dengan beliau.

(35)

4.  Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami hak-hak yang harus diberikan gurunya dan tidak melupakan jasanya.

5.  Seorang murid hendaklah bersikap sabar jika menghadapi seorang guru yang memiliki perangai kasar dan keras.

6.  Seorang murid hendaklah duduk dengan sopan di hadapan gurunya, tenang, merendahkan diri, hormat sambil mendengarkan, memperhatikan, dan menerima apa yang disampaikan oleh gurunya. Jangan duduk sambil menengok kanan kiri kecuali untuk suatu

kepentingan.

7.  Seorang murid hendaklah ketika mengadap gurunya dalam keadaan sempurna dengan badan dan pakaian yang bersih.

8.  Seorang murid hendaklah jangan banyak bicara di depan guru ataupun membicarakan hal-hal yang tidak berguna.

9.  Seorang murid hendaklah jangan bertanya dengan tujuan untuk mengujinya dan menampakkan kepandaian kepada guru.

10.  Seorang murid hendaklah jangan bersenda gurau di hadapan guru 11.  Seorang murid hendaklah jangan menanyakan masalah kepada orang

lain ditengah majlis guru.

12.  Seorang murid hendaknya tidak banyak bertanya, apalagi jika pertanyaan itu tidak berguna

13.  Jika guru berdiri, Seorang murid hendaklah ikut berdiri sebagai penghormatan kepada beliau.

14.  Seorang murid hendaklah tidak bertanya suatu persoalan kepada guru ketika sedang di tengah jalan.

15.  Seorang murid hendaklah tidak menghentikan langkah guru di tengah jalan untuk hal-hal yang tidak berguna.

16.  Seorang murid hendaklah tidak berburuk sangka terhadap apa yang dilakukan oleh guru  ( guru lebih mengetahui tentang apa yang dikerjakannya).

(36)

18.  Ketika guru sedang memberi penjelasan/ berbicara hendaklah murid tidak memotong pembicaraannya. Kalaupun ingin menyanggah pendapat beliau maka sebaiknya menunggu hingga beliau selesai berbicara dan hendaknya setiap memberikan sanggahan atau tanggapan disampaikan dengan sopan dan dalam bahasa yang baik. 19.  Apabila ingin menghadap atau bertemu untuk sesuatu hal maka

sebaiknya murid memberi konfirmasi terlebih dahulu kepada guru dengan menelphon atau mengirim pesan, untuk memastikan kesanggupannya dan agar guru tidak merasa terganggu.

20.  Murid haruslah berkata jujur apabila guru menanyakan suatu hal kepadanya.

21.  Seorang murid hendaklah menyempatkan diri untuk bersilaturahim ke rumah guru di waktu-waktu tertentu, sebagai bentuk rasa saying kita terhadap beliau.

22.  Meskipun sudah tidak dibimbing lagi oleh beliau ( karena sudah lulus) murid hendaklah tetap selalu mengingat jasanya dan tetap terus mendoakan kebaikan –kebaikan atas mereka.

Bagaimanapun juga guru merupakan orang tua kedua kita setelah orang tua kita yang di rumah. Mereka adalah orang tua kita saat kita berada di luar rumah. Jadi sebagaiman kita menghormati orang tua kandung kita, maka kitapun juga harus menghormati guru kita.

Sebagaimana disyiratkan dalam sabda Rasulullah SAW :

“Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dari kami, tidak mengasihi orang yang lebih kecil dari kami dan tidak mengetahui hak orang alim dari kami.” (HR.Ahmad, Thabrani, dan Hakim dari Ubadah bin Shamit Ra.)

“Pelajarilah oleh kalian ilmu, pelajarilah oleh kalian ilmu(yang dapat menumbuhkan) ketenangan, kehormatan, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang yang kalian menuntut ilmu darinya.” (HR. Thabrani dari Abu Hurairah. Ra)

A. Kedudukan Guru

(37)

Bapak/Ibu Guru mendewasakan dari segi rohani yang bersifat spiritual dan universal.

Para Guru, Ustadz, Ustadzah, atau Mua’lim, Mursyid, selain mengantarkan kita menjadi orang yang beramal sholih, mereka termasuk pewaris Nabi-Nabi, justru merekalah penyalur pusaka dalam menjalankansyari’at, akhlak, aqidah, dan mereka pula contoh yang terdekat dengan kita. Berkaitan dengan hal tersebut, Nabi bersabda :

Ulama adalah penerima pusaka Nabi-Nabi. (HR. al-Tirmizi dan Abu Daud). Sehubungan dengan hadist tersebut, maka kita diperintahkan untuk menghormati para Ulama, meski bukan Guru kita. Begitupula dengan para Da’I dan Muballigh selaku penyalur risalah kenabian, yang kini disebut Da’wah atau Kulyah Agama. Adapun Ulama yang sebenarnya adalah yang berilmu, dan beramal dengan ilmunya itu, serta ilmudan amalanya tersebut sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist.

B. Kedudukan Murid

Sabda Nabi Muhammad SAW  :

Perhatikanlah perkataan orang yang wajib ditaati antara Ulil Amri kamu dan taatilah perintah mereka meski yang menjadi Ulil Amri itu seorang budak sahaya asal Habsyi. (HR. Bukhori)

Ulil Amri itu adalah kepala pimpinan urusan, termasuk Guru, suami, Pemerintah.

Guru termasuk ulil amri karena mereka adalah pengganti ibu bapak yang mengasuh kita dalam pengajaran dan pendidikan yang sangat menentukan garis-garis kehidupan kita yang akan datang. Nabi SAW. bersabda, yang artinya:

“barangsiapa menghormati guru berarti ia menghormati Tuhannya.” (HR. Abu al-Hasan al-Mawardi)

(38)

C. Hak Murid dan Guru

Dalam agama kita bukan hanya murid saja yang diperintahkan untuk menghormati Gurunya, tetapi guru juga diharuskan menghargai sang murid, baik itu pendapatnya maupun pribadinya, karena Nabi SAW bersabda yang artinya :

“Hargailah orang-orang yang kamu ajar. (HR. Abul Hasan al-Mawardi) Maksud hadist ini adalah agar sang murid memperoleh perlakuan yang baik, wajar dari guru/ ustadz secara adil dan mengandung pendidikan tanpa pandang bulu, atau memendang siapa orang tuanya, anak siapa dia, golongan apa orang tuanya, ada hubungan apa dengannya suku atau bangsa mana dia.

Guru adalah teladan bagi murid-muridnya, sehingga apabila sekalipun bersifat acuh tak acuh, bersikap angkuh, dan sinis atau cengis, sungguh itu akan melahirkan sifat dendam dan kebencian yang terpendam dijiwa murid-muridnya.

Syarat pertama kesuksesan guru mendidik anak muridnya ialah menanamkan kepercayaan dan rasa cinta  serta simpatiknya, maka sekali-kalijangan mengharap remeh terhadap murid.

D. Murka Terhadap Guru

Dalam sebuah hadist riwayat al-Baihaqi Nabi SAW bersabda :

“Siapa yang merendahkan gurunya, akan ditimpakan Allah kepada-Nya tiga bala : 1. Sempit rezekinya; 2. Hilang manfaat ilmunya; 3. Keluar dari dunia ini tanpa iman (wafat).

(39)

jasa-jasa mereka dari kecil hingga kita dewasa. Bahkan dari dunia hingga keakirat kelak.

E.  Akhlak Kepada Orang Tua Menurut Budaya

Akhlak kepada orang tua menurut budaya berarti sikap dan perilaku seorang anak kepada orang tuanya menurut suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama dan diwariskan dari generasi ke generasi. Akhlak seorang anak kepada orang tuanya tidak lepas dari peran orang tua itu sendiri dalam memberikan bimbingan serta memperkenalkan budaya sejak sang anak masih kecil.

Dalam hal ini, kami mengambil contoh dari budaya Jawa karena begitu erat kaitannya dengan agama Islam. Islam adalah agama yang damai, penuh toleransi. Lakum dinukum waliyadin, bagiku agamaku, bagimu agamamu. Begitu menurut Islam. Jawa adalah juga suku yang suka damai, luwes, dan kenyal terbuka terhadap pengaruh luar. Sewu sobat isih kurang, musuh siji wis kakehan. Seribu sahabat masih kurang, seorang musuh sudah terlalu banyak.

Islam mengajarkan Addinu husnul khuluk. Artinya, agama itu sesungguhnya adalah akhlak mulia. Seperti petuah Jawa Sing sujud karo Pangeran, sing bekti karo wong tuwa, sing rukun karo sedulur, sing asih karo sapepada.

Kita semua mesti tunduk dan pasrah kepada Allah SWT, berbakti pada orang tua, rukun dengan saudara, dan cinta kasih pada sesama makhluk. Itu semua kan cerminan akhlak mulia. Serupa dengan yang diamanahkan agama Islam: Khairukum, khairukum ti alihi. Artinya, sebaik-baik manusia adalah orang yang baik terhadap keluarganya, istri, dan anak-cucunya. Seorang anak akan terbiasa menghormat orang tua atau orang yang lebih tua, misalnya : jalan sedikit membungkuk jika berjalan didepan orang tua dan dengan sopan mengucap : nuwun sewu ( permisi), nderek langkung ( perkenankan lewat sini).

(40)

Pada dasarnya ada dua tingkatan dalam bahasa Jawa,yaitu : Kromo, bahasa halus dan ngoko, bahasa biasa. Bahasa kromo dipakai untuk menghormat orang tua atau orang yang perlu dihormat, sedangkan ngoko biasanya dipakai antar teman. Semua kata yang dipakai dalam dua tingkat bahasa tersebut berbeda,

contoh : Bahasa Indonesia : Saya mau pergi. Kromo       : Kulo bade kesah.

Ngoko       : Aku arep lunga.

Dalam percakapan sehari-hari, orang tua kepada anak memakai ngoko, sedang anaknya menggunakan kromo. Dalam pergaulan dipakai pula bahasa campuran yang memakai kata-kata dari kromo dan ngoko dan ini lebih mudah dipelajari dalam praktek dan sulit dipelajari secara teori.

Sebagai catatan penutup perlu ditegaskan bahwa Islam tidak sama sekali menolak budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dalam penetapan hukum Islam dikenal salah satu cara melakukan ijtihad yang disebut ‘urf, yakni penetapan hukum dengan mendasarkan pada budaya yang berkembang dalam masyarakat. Dengan cara ini berarti budaya dapat dijadikan dasar penetapan hukum Islam dengan syarat tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang tertuang dalam al-Quran dan hadis Nabi Saw, maka budaya seperti itu dapat dilakukan dan dikembangkan. Sebaliknya, jika bertentangan dengan ajaran Islam, maka budaya itu harus ditinggalkan dan tidak boleh dikembangkan.

F.  Akhlak Kepada Guru Menurut Budaya

1. Meneladani sikap dan sifat guru yang baik akhlaknya, tinggi ilmunya dan patut dicontoh.

2. Mematuhi dan mengikuti guru.

3. Tidak boleh meremehkan guru, harus senantiasa mengagungkannya dan meyakini ilmu yang dimilikinya.

4. Selalu menghormati dan santun kepada guru walaupun tidak sedang berasa pada lingkungan sekolah.

(41)

6. Berterimakasih kepada guru atas segalailmu yang telah diberikan kepada kita.

7. Berperilaku sopan kepada guru dimanapun kita berada dan kapanpun kita berjumpa.

8. Berperilaku yang sopan serta lemah lembut kepada guru.

9. Meminta izin kepada guru apabila ingin berbicara atau berpendapat atau bertanya kepada guru apabila guru sedang menjelaskan.

Doc. Sasmsutea215

ilyas, Yanahar, Kuliah Islam, Yogyakarta: Lppl-UMY

hasan, Ali, Masail fiqhiyah al-haditsah, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2003

Buku pelajaran Akhlak, Yogyakarta: Madrasah Mu’allimin-Mu’allimat Yogyakarta Delsajoesafira.blogspot.com/2010/04/akhlak-anak-terhadap-orang-tua-dan.html Zakie al-Kaaf, Abdullah, Etika Islami, Bandung : Pustaka Setia, 2002

(42)

MATERI PESANTREN RAMADHAN

SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA

Tahun 1437 H / 2016 M

Nilai-Nilai Ketakwaan

Dalam Ibadah Puasa

Hikmah teragung dari ibadah puasa adalah untuk mewujudkan ketakwaan. Hal ini yang Allah nyatakan dalam al Qur`an (yang artinya),

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al Baqarah: 183)

Bertakwa kepada Allah dilakukan dengan beriman kepada-Nya, menunaikan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan teguh dalam semua itu. Keutamaan takwa dan pujian bagi orang yang bertakwa sangat tinggi dan harum. Takwa menjadi ukuran kemuliaan seorang hamba, Allah bersama orang yang bertakwa, surga disediakan untuk mereka dan neraka akan dijauhkan dari tubuh-tubuh mereka kelak pada hari kiamat. Allah juga menjanjikan kemudahan dan rizki yang tidak disangka-sangka bagi orang yang bertakwa di dunia.

Takwa, tidak dibangun diatas satu nilai kebaikan. Takwa adalah akumulasi dari nilai-nilai dan unsur-unsur kebaikan yang beragam. Nilai-nilai inilah yang penulis sebut sebagai nilai-nilai ketakwaan. Dalam ibadah puasa, terdapat sejumlah nilai-nilai yang dapat membangun ketakwaan seorang hamba kepada Allah. Berikut ini diantaranya beserta penjelasannya secara ringkas:

Ibadah Puasa Meningkatkan Iman

(43)

Ibadah Puasa Melatih Kesabaran

Dalam ibadah puasa, kesabaran sangat diperlukan. Lebih diperlukan dari ibadah-ibadah yang lainnya. Orang yang berpuasa secara otomatis akan bersabar. Oleh karena itu pada ulama mengatakan bahwa dalam ibadah puasa, terkumpul seluruh jenis kesabaran;

1. Sabar dalam taat; karena ibadah puasa adalah perintah Allah.

2. Sabar dalam menjauhi maksiat; karena selama berpuasa seorang hamba meninggalkan yang dilarang berupa perkara-perkara yang dapat membatalkan puasanya.

3. Sabar dalam menerima ketentuan Allah yang tidak disukai; karena pada saat seorang hamba berpuasa, rasa lapar, dahaga, lelah dan kondisi-kondisi lain yang tidak disukainya akan terjadi padanya.

Ibadah Puasa Menekan Syahwat dan Mengendalikan Hawa Nafsu

Nilai ketakwaan selanjutnya yang terdapat dalam ibadah puasa adalah, ibadah puasa dapat menekan syahwat seorang hamba, mengurangi keinginan-keinginan buruk yang ada pada dirinya dan mengendalikan hawa nafsunya. Jelas, hawa nafsu yang terkendali dan syahwat yang terkontrol akan memberi dampak pada ketakwaan seorang hamba. Karena syahwat dan hawa nafsu adalah faktor yang sangat besar yang membuat manusia meninggalkan ketaatan dan mengerjakan kemaksiatan.

Ibadah Puasa Menumbuhkan Keikhlasan

Satu-satunya ibadah yang tidak dapat dilaksanakan dengan riya, tujuan agar dilihat orang manusia dan mendapat pujian mereka adalah ibadah puasa. Para ulama mengatakan, ibadah puasa adalah ibadah rahasia antara seorang hamba dengan rabbnya, hanya dirinya dan Allah saja yang mengetahui bahwa ia sedang berpuasa. Oleh karena itu dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman, “Puasa itu untukku dan aku yang akan membalasnya” (HR Bukhari Muslim)

Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, “Puasa tidak terjadi padanya riya, sebagaimana yang terjadi pada ibadah selainnya.” (al Fath)

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu, barang siapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu; dan barang siapa sakit

Tulis e-mel kepada sahabat kamu itu untuk memberitahu dia tentang tempat yang boleh dilawati dan aktiviti yang boleh dilakukan sepanjang berada di Cameron Highlands pada bulan

Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan

Semua jumlah raka at di atas boleh dilakukan. Melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan dengan berbagai macam cara tadi itu sangat bagus. Dan memang lebih utama adalah

Bulan Ramadhan adalah bulan rahmat, pengampunan serta pembebasan dari api Neraka. Untuk itu, sepatutnya kita sebagai umat Islam perlulah bersungguh-sungguh apabila berada di dalam

Terdapat larangan berpuasa di dua hari terakhir bulan Sya’ban. Jika puasa tersebut merupakan puasa sunnah yang telah menjadi rutinitas, maka terdapat hadits

“Wahai hamba-hamba Allah, sungguh bulan Ramadhan telah bertekad untuk pergi, dan tidak tersisa waktunya kecuali sedikit, maka siapa yang telah berbuat baik di dalamnya hendaklah

Karena itu, barang siapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan