KHUTBAH IDUL FITRI 2017 1438 H - ISTIQOMAH SELEPAS RAMADHAN

(1)

Khutbah Idul Fitri:

Isti a ah Selepas Ra adha

(2)

ُدْمَحا ِهَو ُرَبْكَأ ُها ُرَبْكَأ ُهاَو ُها َاِإ َهَلِإ َا ُرَبْكَأ ُها ُرَبْكَأ ُها

Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.

Ja a’ah shalat Idul Fith i

yang semoga dirahmati oleh Allah,

Hari ini kita berada dalam hari besar, hari perayaan, hari di mana kita kembali berbuka puasa, yaitu hari Idul Fithri. Suatu nikmat yang besar, kita dapat menjalankan ibadah shiyam, ibadah puasa sebulan penuh. Kali ini kita berada pada awal Syawal 1437 H.

I gatlah …

“e agai a a pa a ula a di asa sila se i gkali e kata …

Ha i i i suatu kau telah ke ali dala keadaa se agai a a i u e eka elahi ka e eka.

Karena memang bulan Ramadhan itu penuh dengan ampunan. Sehingga sampai ulama seperti Qatadah rahimahullah e gataka , “iapa saja ya g tidak dia pu i di ula ‘a adha , aka su gguh di ha i lai ia pu aka sulit dia pu i.

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah e gataka , Tatkala se aki a yak pe ga pu a dosa di bulan Ramadhan, maka siapa saja yang tidak mendapati pengampunan tersebut, sungguh dia telah terhalangi da i ke aika ya g a yak.

Kita terus berdoa pada Allah, moga amalan kita di bulan Ramadhan diterima di sisi Allah. Moga amalan kita yang penuh kekurangan tetap mendapatkan balasan terbaik di sisi-Nya. Moga Allah juga mengampuni kesalahan dan setiap kelalaian kita selama beramal di bulan Ramadhan.

ُرَبْكَأ ُها

اَناَدَه اَم ىَلَع ُرَبْكَأ ُها ُلَجَأَو ُدْمَحا ِهَو ُرَبْكَأ ُها اًرْيِبَك ُرَبْكَأ ُها اًرْيِبَك

(3)

Shalawat dan salam semoga tercurahkan pada junjungan kita, suri tauladan kita, Nabi akhir zaman, Nabi besar kita Muhammad shallallahu alaihi wa salla , begitu pula kepada para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.

ُهاَو ُها َاِإ َهَلِإ َا ُرَبْكَأ ُها ُرَبْكَأ ُها

ُدْمَحا ِهَو ُرَبْكَأ ُها ُرَبْكَأ

Seorang mukmin sudah sepatutnya terus meminta pada Allah keistiqamahan. Itulah yang kita pinta dalam shalat minimal 17 kali dalam sehari lewat doa,

( َميّقَتحسُمحلا َطاَرّّصلا ََّدحها

6

)

Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus. Q“. Al-Fatihah: 6)

Ini pertanda kita butuh untuk terus istiqamah. Artinya, terus berada dalam jalur yang benar, tetap dalam ibadah pada Allah walau sudah mengakhiri Ramadhan.

Apa keistimewaannya?

Disebutkan dalam kitab Hilyah Al-Auliya beberapa perkataan ulama berikut.

I ul Mu a ak e e itaka da i Bakka i A dillah, ia e kata ahwa ia e de ga Wah i Munabbih berkata, ada seorang ahli lewat di hadapa ahli i adah ya g lai . Ia pu e kata, Apa ya g te jadi pada u? Dijawa lah, Aku egitu takju pada si fula , ia su gguh-sungguh rajin ibadah sampai-sa pai ia e i ggalka du ia ya. Wah i Mu a ih sege a e kata, Tidak perlu takjub pada orang yang meninggalkan dunia seperti itu. Sungguh aku lebih takjub pada o a g ya g isa isti a ah. Hilyah Al-Auliya, 4: 51)

Orang yang bisa istiqamah, ajek terus dalam ibadah, itu lebih baik daripada orang yang memperbanyak ibadah.

Ingatlah

…

(4)

“esu gguh ya ka a ah seo a g wali Allah, pe . adalah isa te us isti a ah. Maj u ah Al -Fatawa, 10: 29)

اَناَدَه اَم ىَلَع ُرَبْكَأ ُها ُلَجَأَو ُدْمَحا ِهَو ُرَبْكَأ ُها اًرْيِبَك ُرَبْكَأ ُها اًرْيِبَك ُرَبْكَأ ُها

Allahu ak a ka ii o, Allahu ak a ka ii o, Allahu ak a walillahil ha d wa ajall, Allahu ak a ala maa hadaanaa.

Lalu bagaimana biar bisa terus istiqamah?

Ada beberapa kiat yang secara singkat kami terangkan berikut ini.

Pertama: Selalu berdoa pada Allah karena istiqamah itu hidayah dari-Nya

Kita butuh doa agar bisa istiqamah karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Oleh karenanya, do a yang paling sering Nabi shallallahu alaihi wa salla panjatkan adalah,

َكّيّد ىَلَع ِّحلَ ق حتّّبَ ث ّبوُلُقحلا َبّّلَقُم ََ

專Ya u olli al uluu tsa it ol i alaa dii ik Wahai Dzat ya g Maha Me olak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu .

Adapun doa yang diajarkan dalam Al-Qu a ,

ُباههَوحلا َتحنَأ َكهنّإ ًةَحَْر َكحنُدَل حنّم اََل حبَهَو اََ تح يَدَه حذّإ َدحعَ ب اََ بوُلُ ق حغّزُت ََ اَه بَر

專Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). Q“. Ali I o : 8

Ummu Salamah pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu alaihi wa salla ,

ُسَر ََ

َكّيّد ىَلَع ِّحلَ ق حتّّبَ ث ّبوُلُقحلا َبّّلَقُم ََ َكّئاَعُد ّرَثحكَْ اَم ّهَا َلو

Wahai ‘asulullah ke apa e gkau le ih se i g e do a de ga do a, Ya u olli al uluu tsa it ol ii ala dii ik Wahai Dzat ya g Maha Me olak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu .

(5)

َماَقَأ َءاَش حنَمَف ّهَا ّعّباَصَأ حنّم ّحَْعُ بحصُأ َحَْ ب ُهُبحلَ قَو هَّإ ٌىّمَدآ َسحيَل ُههنّإ َةَمَلَس همُأ ََ

َغاَزَأ َءاَش حنَمَو

專Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja ya g dikehe daki, Allah pu isa e yesatka ya.

“etelah itu Mu adz i Mu adz ya g e iwayatkan hadits ini) membacakan ayat,

اََ تح يَدَه حذّإ َدحعَ ب اََ بوُلُ ق حغّزُت ََ اَه بَر

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami. Q“. Ali I a : 8 H‘. Ti idzi, o. ; Ahmad, 6: 315. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Kedua: Berusaha menjaga keikhlasan dalam ibadah

Amalan yang dilakukan ikhlas karena Allah itulah yang diperintahkan sebagaimana disebutkan dalam ayat,

َذَو َةاَكهزلا اوُتحؤُ يَو َةلهصلا اوُميّقُيَو َءاَفَ ُح َنيّّدلا ُهَل َّْصّلحُُ َهَا اوُدُبحعَ يّل َّإ اوُرّمُأ اَمَو

ّةَمّّيَقحلا ُنيّد َكّل

專Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. Q“. Al-Bayyinah: 5)

Dari Abu Hurairah adhiyallahu a hu, Nabi shallallahu alaihi wa salla bersabda,

ىّحرَغ ىّعَم ّهيّف َكَرحشَأ ًلَمَع َلّمَع حنَم ّكحرّّشلا ّنَع ّءاَكَرّشلا ََحغَأ َََأ َلاَعَ تَو َكَراَبَ ت ُهَا َلاَق

ُهُتحكَرَ ت

ُهَكحرّشَو

專Allah Tabaraka wa Ta ala be fi a : Aku sa a sekali tidak butuh pada sekutu dala pe buata syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (maksudnya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya. HR. Muslim, no. 2985) Adapun buah dari keikhlasan akan membuat amalan itu langgeng, alias istiqamah. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

َو َم

ََ ا

َي

ُك

حو ُن

َل ُه

ََ

َ ي ح َف

ُع

َو

ََ

َي ُد

حو ُم

(6)

Para ulama juga memiliki istilah lain,

َم

َك ا

َنا

ّل

َ ي ح ب

َقى

“egala sesuatu ya g didasa i ikhlas ka e a Allah, pasti aka la gge g.

Ketiga: Rutin beramal walau sedikit

Amal yang dilakukan ajek (kontinu) walaupun sedikit itu lebih dicintai Allah dibandingkan amalan yang langsung banyak namun tak ajek.

Maksudnya, seseorang dituntun u tuk ko sekue dala e jala ka sya i at atau dala beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang hanya sesekali dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari

Aisyah – adhiyallahu a ha-; beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa salla bersabda,

هلَق حنّإَو اَهُمَوحدَأ َلاَعَ ت ّهَا َلّإ ّلاَمحعَْا ّبَحَأ

尉Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta ala adalah a ala ya g ko ti u walaupu itu sedikit. (HR. Bukhari, no. 6465; Muslim, no. 783). Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.

ُهاَو ُها َاِإ َهَلِإ َا ُرَبْكَأ ُها ُرَبْكَأ ُها

ُدْمَحا ِهَو ُرَبْكَأ ُها ُرَبْكَأ

Keempat: Rajin koreksi diri (muhasabah)

Kalau kita rajin mengoreksi diri, diri kita akan selalu berusaha untuk baik. Allah Ta ala memerintahkan kita supaya rajin bermuhasabah (introspeksi diri),

اوُقه تاَو دَغّل حتَمهدَق اَم سحفَ ن حرُظحَ تحلَو َهَا اوُقه تا اوَُمَآ َنيّذهلا اَهّ يَأ ََ

َنوُلَمحعَ ت اَِّ رّبَخ َهَا هنّإ َهَا

(7)

Ibnul Jauzi rahimahullah e kata, Pa da glah a al ya g telah kalia lakuka . Apakah a ala shalih ya g e uju g sela at? Ataukah a ala jelek ya g e uju g elaka? Zaad Al-Masiir, 8: 224)

Kelima: Memilih teman yang shalih

Teman bergaul amat penting, itulah yang memudahkan kita untuk istiqamah. Allah Ta ala berfirman,

ُهَهحجَو َنوُديّرُي ّّيّشَعحلاَو ّةاَدَغحلِّ حمُهه بَر َنوُعحدَي َنيّذهلا َعَم َكَسحفَ ن حِّحصاَو

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya. (QS. Al-Kahfi: 28)

Diriwayatkan dari Abu Musa adhiyallahu a hu, Nabi shallallahu alaihi wa salla bersabda,

حوهسلا ّسيّلَحْاَو ّحّلاهصلا ّسيّلَحْا ُلَثَم

حنّم َكُمَدحعَ ي ََ ، ّداهدَحْا ّرّكَو ّكحسّمحلا ّبّحاَص ّلَثَمَك ّء

ّم ُدََّ حوَأ َكَبحوَ ث حوَأ َكَنَدَب ُقّرحُح ّداهدَحْا ُرّكَو ، ُهَحّر ُدََّ حوَأ ّهيََّحشَت اهمّإ ّكحسّمحلا ّبّحاَص

اًحّر ُهح

ًةَثيّبَخ

Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak. H‘. Bukha i, o.

Imam Al-Ghazali rahimahullah e gataka , Be saha at da e gaul de ga o a g-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Karena memang asalnya seseorang aka e o toh te a dekat ya. (Tuhfah Al-Ahwadzi, 7: 94)

Teman yang shalih punya pengaruh untuk menguatkan iman dan terus istiqamah karena kita akan terpengaruh dengan kelakuan baiknya hingga semangat untuk beramal. Sebagaimana kata pepatah Arab,

بّحاَس ُبّحاهصلا

專Ya g a a ya saha at isa e a ik e pe ga uhi .

Ahli hikmah juga menuturkan,

(8)

專“eseo a g itu isa di ilai da i o a g ya g jadi te a dekat ya.

Ja a’ah shalat Idul Fith i

yang semoga senantiasa mendapatkan berkah dari Allah,

Demikian khutbah pertama ini.

ّتاَمّلحسُماَو َحّْمّلحسُما ّرّئاَسّلَو حمُكَلَو ِّ َه ُرّفحغَ تحسَأ اَذَه ِّحوَ ق ُلحوُ قَأ

ُرحوُفَغلا َوُه ُههنّإ ُحوُرّفحغَ تحساَف

ُمحيّحهرلا

Khutbah Kedua

اََ يّبَن هنَأ ُدَهحشَأَو ،ُهَل َكحيّرَش ََ َُدححَو ُه هَّإ َهَلّإ ََ حنَأ ُدَهحشَأَو ، ُُرُكحشَأَو َّّّر ُدَحَْأ

ُُدحبَع دهمَُُ

ُهُلحوُسَرَو

ىَلَع ّّلَص همُههللا

ّنحيّّدلا ّمحوَ ي َلّإ ناَسححِّّ حمُهَعّبَت حنَمَو ّهّلآ ىَلَعَو دهمَُُ اَّّيّبَن

(9)

Ja a’ah shalat Idul Fith i

yang semoga senantiasa istiqamah di jalan Allah,

Agar bisa istiqamah, ada point keenam yang bisa diamalkan yaitu:

Melakukan Puasa Syawal

Karena dengan melakukan puasa Syawal berarti sebagai tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan sebelumnya.

Dari Abu Ayyub Al-Anshori, Nabi shallallahu alaihi wa salla bersabda,

ّرحههدلا ّماَيّصَك َناَك لاهوَش حنّم اّتّس ُهَعَ بح تَأ هُُ َناَضَمَر َماَص حنَم

專Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh. H‘. Musli , o.

Kapan mulai puasa Syawal? Kapan pun boleh yang penting masih di bulan Syawal.

Imam Nawawi rahimahullah e kata, Disu ahka elakuka ya se a a e tu ut-turut di awal Syawal. Jika tidak berturut-turut atau tidak dilakukan di awal Syawal, maka itu boleh. Seperti itu sudah dinamakan melakukan puasa Syawal sesuai yang dianjurkan dalam hadits. Al-Maj u, 6: 276)

Akhirnya kami memohon kepada Allah Ta ala agar senantiasa memberikan kita petunjuk dan taufik untuk tetap beramal shalih selepas Ramadhan ini.

Moga amalan kita di bulan Ramadhan yaitu amalan shalat malam, membaca Al-Qu a , bersedekah dan lainnya diterima oleh Allah. Moga kita diberi keistiqamahan serta diberi keistimewaan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan berikutnya.

Mari kita tutup khutbah Idul Fithri dengan doa, moga Allah perkenankan setiap doa kita di hari penuh kebaikan ini.

(10)

،اَّتهَّّرُذَو

حبُتَو

اَح يَلَع

َكهنّإ

َتحنَأ

ُباهوه تلا

،ُميّحهرلا

اَحلَعحجاَو

َنيّرّكاَش

َعّّل

َكّم

َّْحثُم

اَِّ

،َكحيَلَع

َّْلّباَق

،اََِ

اَهحمََّّأَو

اَح يَلَع

همُههللا

َناَضَمَر ِّ اََلَمحعَأ حلهبَقَ ت همُههللا َناَضَمَر ِّ اََلَمحعَأ حلهبَقَ ت

َناَضَمَر ِّ اََلَمحعَأ حلهبَقَ ت همُههللا

ّراهلا َباَذَع اَّقَو ًةََسَح ّةَرّخ حْا َِّو ًةََسَح اَيح نّدلا ِّ اَّتآ اَه بَر

َو َص

هل

ُه ى

َع َل

َن ى

ّب ّّي َ

َُُ ا

هم د

َو

َع َل

ّلآ ى

ّه

َو َص

حح ّب

ّه

نحيّدلا ّمحوَ ي َلّإ ناَسححِّّ حمُهَعّبَت حنَم َ و

.

مُكْنِمَو اَنِم ُها َلَبَقَت مُكْنِمَو اَنِم ُها َلَبَقَت مُكْنِمَو اَنِم ُها َلَبَقَت

َنْيِزِئاَفلاَو َنْيِدِئاَعلا َنِم ْمُكاَسَعَو ٌكَراَبُم ْمُكُدْيِع



ٍرْيَخِب ْمُتْنَأَو ٍماَع ُلُك

َحّْمَلاَعحلا ّّبَر ل ُدحمَحْا ّنَأ ََاَوحعَد ُرّخآَو

.

---