• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) adalah perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) adalah perusahaan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

66 4.1 Profil Perusahaan

PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) adalah perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang telekomunikasi dan operator multimedia di Indonesia, menyediakan jaringan, Internet, Data Center, Cloud Computing dan bayar layanan TV. Pada awalnya PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) adalah perusahaan B2B (Business To Business), namun perusahaan ini mendapatkan banyak perhatian, sehingga saat ini PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) memperluaskan upaya nya menjadi perusahaan B2C (Business to Customer).

PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) memiliki dan mengoperasikan jaringan serat optik yang paling canggih dan pusat data terbesar di Indonesia. PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) berdiri pada tahun 2000 sebagai ISP (Internet Service Provider) dan fokus kepada corporate / business market dan berkantor pusat di MidPlaza 2 8th Floor Jl. Jend Sudirman Kav 10-11, Jakarta. Biznet Networks memiliki dan memelihara ribuan saluran serat optik dan kabel kilometer di sekitar Jakarta, Bali, Bandung dan daerah Surabaya. Biznet juga memiliki Jaringan InterCity dioperasikan yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa. PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) sudah menggunakan beberapa teknologi seperti Metro Ethernet dan Metro FTTH (Fiber To The Home).

(2)

Biznet sendiri telah menggelar ribuan kilometer kabel Fiber Optik di beberapa kota besar di Indonesia sejak tahun 2005. Pada tahun 2005, Biznet Networks mulai membuat pembangunan fiber optik untuk pertama kalinya tempatnya di Sudirman dengan sebutan Ring Sudirman yaitu sejauh 10 km. Untuk tahun 2006, pembangunan jaringan fiber optik sudah untuk wilayah CBD area yaitu Thamrin, Gatot Subroto, dan Simatupang. Untuk tahun 2008, Biznet Networks mulai memasuki pasar retail dengan brand max3 sebagai produk lifestyle untuk residensial, apartemen dan mal. Dan pada tahun 2009, Biznet Networks telah menggelar ribuan Km kabel fiber optik, dengan 4 Kantor Cabang di Karawang, Bandung, Surabaya, dan Bali dengan total karyawan sejumlah 232 orang. Biznet menggunakan teknologi jaringan beberapa seperti Metro Ethernet, GE-PON (Gigabit Ethernet Passive Optical Network), HFC (Hybrid Fiber Coaxial), NG-SDH (Next Generation -Synchronous Digital Hierarchy) dan MPLS (Multi Layer Switching Protokol). Biznet juga mengoperasikan International POPs yang terletak di Manila - Filipina, Hong Kong, London - Inggris, Palo Alto - Amerika Serikat, Seoul – Korea Selatan, Singapura, Sydney - Australia, Tokyo - Jepang dan terhubung ke Internet ExcHange utama dalam dunia.

4.1.1 Visi dan Misi

(3)

Menjadi penyedia telekomunikasi terkemuka di Indonesia dengan menyediakan kinerja jaringan unggul, pelanggan yang ramah perawatan dan layanan inovatif menggunakan teknologi terbaru

Misi Perusahaan

1) Biznet adalah badan usaha yang berfokus pada bisnis telekomunikasi & multimedia.

2) Biznet memiliki komitmen untuk membangun infrastruktur telekomunikasi modern untuk mendukung masyarakat Indonesia, bisnis dan pendidikan 3) Biznet akan menyediakan teknologi yang lebih canggih dan pelayanan

kepada masyarakat Indonesia untuk menurunkan digital kesenjangan dengan negara maju lainnya

4.1.2 Biznet Product and Services

Biznet mempunyai berbagai produk dan layanan tersendiri untuk telekomunikasi, yaitu :

a. Network Service

1. Metro Dark Fiber

2. MetroWAN

(4)

b. Internet Service

1. Dedicated Line

2. MetroNET

3. Max3

4.1.3 Logo Perusahaan

Logo adalah tanda atau lambang yang biasa digunakan oleh perusahaan, organisasi dan bahkan individu untuk membantu dan mempromosikan barang dan jasa yang dimiliki serta untuk membedakan dari kompetitor. Maka demikian PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) pun memiliki logo, seperti pada gambar dibawah ini :

(5)
(6)

4.2. Profil Responden

Berikut adalah data responden yang dimana respondennya adalah konsumen dan calon konsumen PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks). Penulis mendapatkan data responden tersebut dengan cara penyebaran kuesioner yang diambil secara acak sederhana, dimana populasi diambil secara acak, sehingga semua populasi memiliki pelaung yang sama besar untuk dijadikan sample. Responden yang didapat berjumlah 36 responden.

4.2.1 Usia

Dari 36 orang responden, yang berusia 17 – 24 sebanyak 21 orang, yang berusia 25 – 34 sebanyak 12 orang, yang berusia 35 – 43 Hanya 1 orang dan yang berusia > 44 tahun sebanyak 2 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini:

Tabel 4.2.1 Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase (%)

17 – 24 21 58

25 - 34 12 33

(7)

Gambar 4.2.1 Persentase Profil Responden Berdasarkan Usia

4.2.2 Jenis Kelamin

Dari 36 orang responden, yang berjenis kelamin laki - laki sebanyak 16 orang dan sisanya sebanyak 20 orang adalah perempuan. Maka, dapat dikatakan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dibanding responden laki – laki, di mana terdapat sebesar 56% perempuan dan sisanya sebesar 44% laki - laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan tabel di bawah ini:

>44 2 8

(8)

Tabel 4.2.2 Profil Resopnden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.2.2 Persentase Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

4.2.3 Pekerjaan

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)

Laki – Laki 16 44

Perempuan 20 56

(9)

Dari 36 orang responden, yang mempunyai pekerjaan sebagai pelajar sebanyak 29 orang, wiraswasta 3 orang, karyawan swasta 8 orang, pegawai negri 1 orang, professional 1 orang dan lainnya 4 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan tabel di bawah ini :

Tabel 4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)

Pelajar 19 53 Wiraswasta 3 8 Karyawan Swasta 8 22 Pegawai Negri 1 3 Profesional 1 3 Lainnya.. 4 11 36 100%

(10)

Gambar 4.2.3 Persentase Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan

4.2.4 Penggunaan Waktu Pemakaian Internet

Dari 36 responden, didapatkan data pengguna pemakaian internet para responden, yaitu pemakaian 1 -5 kali dilakukan oleh 1 orang saja, 5 – 10 kali sebanyak 3 orang, 10 – 20 sebanyak 3 orang, dan yang menggunakannya setiap Hari paling mendominasi yaitu sebanyak 28 orang. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini :

(11)

Tabel 4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Waktu Pemakaian Internet

Waktu Pemakaian Jumlah Responden Persentase (%)

1 - 5 kali 1 3

5 - 10 kali 3 8

10 – 20 kali 3 8

Setiap Hari 29 81

36 100%

Gambar 4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Waktu Pemakaian Internet

(12)

4.3 Analisis Data

4.3.1 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) dan Struktural (Inner Model)

Evaluasi ini diawali dengan menganalisis convergent validity, untuk mengetahui apakah indikator setiap konstrak valid atau tidaknya maka dapat diketahui dengan melihat hasil output outer loading dan grafik dibawah ini :

Gambar 4.3.1 Grafik Hasil Output PLS Algorithm

(13)

Berdasarkan tabel outer loading diatas, menunjukkan bahwa nilai indikator X1 (0,306880), X2 (0,408580), Z1 (0,394415), dan Z3 (0,332341) memiliki nilai di bawah 0,5; maka dapat diartikan indikator tersebut tidak valid. Indikator yang tidak valid tersebut harus dikeluarkan dari model. Selanjutnya model di modifikasi dengan mengeluarkan indikator – indikator yang tidak valid terhadap konsraknya. Hasil modifikasinya dapat dilihat pada grafik dan tabel dibawah ini :

(14)

Gambar 4.3.1.2 Grafik Hasil Output PLS Algorithm

(15)

Setelah indikator sebelum nya yang tidak valid dikeluarkan dan melakukan modifikasi, semua hasilnya sudah memenuhi syarat dengan memiliki nilai diatas 0,5.

Selanjutnya dengan melihat nilai Averange Variance Extracted (AVE) untuk validitas setiap konstrak. Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas model dengan melihat Composite reliability dan diperkuat dengan cronbach’s alpha. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3.1.3 AVE, Composite Reliability, Cronbach’s Alpha

AVE Composite

Reliability Cronbachs Alpha

Advertising (X1) 0.625860 0.831844 0.695021

Brand Image (X2) 0.375870 0.748262 0.600928

Keputusan Pembelian (Y) 0.554736 0.827850 0.721808

Lifestyle (Z) 1.000000 1.000000 1.000000

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai AVE pada variable advertising (0,625860), dan keputusan pembelian (0,554736), dan lifestyle (1,000) dapat dikatakan valid karena memiliki nilai di atas 0,5; sedangkan variabel brand image (0,375870) dapat dikatakan cukup valid karena memiliki nilai 0,3.

Untuk nilai composite reliability pada variable advertising (0,831844) dan keputusan pembelian (0,827850), dan lifestyle (1,000) dapat dikatakan memiliki

(16)

reliabilitas yang tinggi karena setiap variable memiliki nilai di atas 0,8. Sedangkan variable brand image (0,748262) dikatakan cukup reliable karena memiliki nilai di atas 0,6. Nilai cronbach’s alpha pada semua variabel dikatakan reliable karena memiliki nilai di atas 0,5.

Selanjutnya mengevaluasi discriminant validity dengan melihat tabel dibawah ini :

Tabel 4.3.1.4 Cross Loadings

Dari tabel cross loading diatas terlihat bahwa korelasi konstrak advertising dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator dari advertising dengan konstrak lainnya. Hal ini juga berlaku dengan korelasi konstrak brand image, lifestyle, dan keputusan pembelian yang indikator masing - masing

(17)

konstraknya lebih tinggi dibandingkan dengan indikator dari kontrak lainnya. Selanjutnya mengevaluasi R-square yang hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3.1.5 R-Square (R²)

R Square

Advertising (X1)

Brand Image (X2)

Keputusan Pembelian (Y) 0.651504

Lifestyle (Z) 0.599543

Untuk nilai R² pada variabel keputusan pembelian (0,651504) dan variabel LifeStyle (0,599543) dapat dikatakan moderate karena memiliki nilai di atas 0,33. Hal ini menunjukkan bahwa Keputusan Pembelian (Z) dapat dipengaruhi oleh advertising dan lifestyle sebesar 0,651 atau 65,1% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Sedangkan advertising (X1) dan Brand Image (X2) dapat mempengaruhi lifestyle (Y) sebesar 0,599 atau 59,9% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Untuk mengetahui apakah model pengukuran dan model struktural secara keseluruhan diatas valid dan reliable maka dapat di ukur dengan menggunakan

(18)

parameter Goodness of Fit (GoF Index). Berikut perhitungan dengan formula Goodness of Fit (GoF Index).

Tabel 4.3.1.6 Communality

communality

Advertising (X1) 0.625860

Brand Image (X2) 0.375870

Keputusan Pembelian (Y) 0.554736

Lifestyle (Z) 1.000000 2 R Com GoF = × Communality = 0,639116 R² = 0,6255235 GoF = = 0,632283

Berdasarkan hasil perhitungan GoF Index diatas, didapatkan hasilnya sebesar 0,632283; maka dapat dikatakan bahwa besarnya kontribusi setiap variabel laten eksogan dapat mempengaruhi variabel laten endogen sebesar 62,1% dan model

(19)

pengukuran dan model struktural secara keseluruhan layak untuk memprediksi karena memiliki nilai di atas 0,36.

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Mengetahui Pengaruh Advertising Terhadap Keputusan Pembelian (T-1)

Dengan menggunakan data dalam penelitian ini dan di analisis dengan menggunakan teknik PLS didapatkan hasil yang dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut ini :

Gambar 4.4.1 Grafik T-1

(20)

Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat diketahui bahwa besarnya korelasi antara advertising terhadap keputusan pembelian sebesar 0,687855. Angka ini menunjukan adanya hubungan advertising yang kuat terhadap keputusan pembelian, dan mempunyai pengaruh positif.

Untuk mengetahui apakah pengaruh advertising terhadap keputusan pembelian signifikan atau tidak, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.4.1.1 Struktural Model (Uji T)

Berdasarkan tabel t-statistic diatas dapat dijelaskan nilai signifikansi berdasarkan hipotesis dibawah ini :

Hipotesis:

• Ho = tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara advertising dengan

keputusan pembelian pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks)

• Ha = ada pengaruh positif dan signifikan antara advertising dengan keputusan

(21)

Dasar Pengambilan Keputusan (Signifikan pada 10%):

• t-statistic < t-tabel maka Ho diterima

• t-statistic ≥ t-table maka Ha diterima

Keputusan:

t-statistic = 1,64 > (t-table signifikan 10% = 1,64) maka Ha diterima

Sehingga dapat disimpulkan bahwa advertising mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks).

4.4.2 Mengetahui Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian (T-2)

Dengan menggunakan data dalam penelitian ini dan di analisis dengan menggunakan teknik PLS didapatkan hasil yang dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut ini :

(22)

Gambar 4.4.2 Grafik T-2

Tabel 4.4.2 Correlation of Latent Variables T-2

Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat diketahui bahwa besarnya korelasi antara brand image terhadap keputusan pembelian sebesar 0,724993. Angka ini menunjukan adanya hubungan brand image terhadap keputusan pembelian yang kuat, dan positif.

Untuk mengetahui apakah pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian signifikan atau tidak, dapat dilihat dalam tabel berikut :

(23)

Tabel 4.4.2.1 Struktural Model (Uji T)

Berdasarkan tabel t-statistic diatas dapat dijelaskan berdasarkan hipotesis dibawah ini :

Hipotesis:

• Ho = tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara brand image terhadap

keputusan pembelian pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks)

• Ha = ada pengaruh positif dan signikan brand image terhadap keputusan

pembelian pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks)

Dasar Pengambilan Keputusan (Signifikan pada 10%):

• t-statistic < t-tabel maka Ho diterima

• t-statistic ≥ t-table maka Ha diterima

(24)

t-statistic = 4,61 > (t-table signifikan 10% = 1,64) maka Ha diterima

Sehingga dapat disimpulkan bahwa brand image mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

4.4.3 Mengetahui Pengaruh Lifestyle Terhadap Keputusan Pembelian (T-3)

Dengan menggunakan data dalam penelitian ini dan di analisis dengan menggunakan teknik PLS didapatkan hasil yang dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut ini :

(25)

Tabel 4.4.3 Correlation of Latent Variables T-3

Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat diketahui bahwa besarnya korelasi antara lifestyle terhadap keputusan pembelian sebesar 0,744403. Angka ini menunjukan adanya hubungan lifestyle terhadap keputusan pembelian yang kuat, dan positif.

Untuk mengetahui apakah pengaruh lifestyle terhadap keputusan pembelian signifikan atau tidak, dapat dilihat dalam tabel berikut :

(26)

Berdasarkan tabel t-statistic diatas dapat dijelaskan berdasarkan hipotesis dibawah ini :

Hipotesis:

• Ho = tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara lifestyle terhadap

keputusan pembelian pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks)

• Ha = ada pengaruh positif dan signikan lifestyle terhadap keputusan

pembelian pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks)

Dasar Pengambilan Keputusan (Signifikan pada 10%):

• t-statistic < t-tabel maka Ho diterima

• t-statistic ≥ t-table maka Ha diterima

Keputusan:

t-statistic = 3,87 > (t-table signifikan 10% = 1,64) maka Ha diterima

Sehingga dapat disimpulkan bahwa lifestyle mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

4.4.4 Mengetahui Pengaruh Tidak Langsung Antara Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Lifestyle (T-4)

(27)

Analisis ini difokuskan untuk menentukan korelasi tidak langsung (indirect effect). Dengan menggunakan data dalam penelitian ini dan di analisis dengan menggunakan teknik PLS didapatkan hasil yang dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut ini :

Gambar 4.4.4 Grafik T-4

(28)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa besarnya korelasi antara advertising terhadap lifestyle sebesar 0,729519. Dan korelasi antara lifestyle terhadap keputusan pembelian sebesar 0,744403. Berdasarkan korelasi diatas, maka dapat ditentukan pengaruh tidak langsung (indirect effect) antara advertising terhadap keputusan melalui lifestyle sebesar 0,543056. Angka ini menunjukan adanya pengaruh advertising yang cukup kuat terhadap keputusan pembelian apabila melalui lifestyle dan pengaruhnya positif.

Untuk mengetahui apakah pengaruh advertising terhadap keputusan pembelian melalui lifestyle signifikan atau tidak, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.4.4.1 Struktural Model (Uji T)

Berdasarkan grafik dan hasil t-statistic diatas dapat diketahui hubungan antara advertising terhadap lifestyle sebesar 4,172134. Sedangkan hubungan antara lifestyle terhadap keputusan pembelian sebesar 3,87506. maka dapat ditentukan hubungan

(29)

tidak langsung antara advertising terhadap keputusan pembelian melalui lifestyle yang dihitung dengan rumus sobel test statistic, dengan formula sebagai berikut

Hasil yang di dapat sebesar 3.03432438.

Berdasarkan hasil hitung dengan sobel test statistic, dapat dijelaskan nilai signifikansi berdasarkan hipotesis dibawah ini :

Hipotesis:

• Ho = tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara advertising terhadap

keputusan pembelian melalui lifestyle pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks)

• Ha = ada pengaruh positif dan signifikan antara advertising terhadap

keputusan pembelian melalui lifestyle pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks)

Dasar Pengambilan Keputusan (Signifikan pada 10%):

• t-statistic < t-tabel maka Ho diterima

• t-statistic ≥ t-table maka Ha diterima

(30)

t-statistic = 3,03 > (t-table signifikan 10% = 1,64) maka Ha diterima

Sehingga dapat disimpulkan bahwa advertising mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui lifestyle pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks).

4.4.5 Mengetahui Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Lifestyle (T-5)

Analisis ini difokuskan untuk menentukan korelasi tidak langsung (indirect effect). Dengan menggunakan data dalam penelitian ini dan di analisis dengan menggunakan teknik PLS didapatkan hasil yang dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut ini :

(31)

Tabel 4.4.5 Correlation of Latent Variables T-5

Berdasarkan grafik tabel diatas dapat diketahui bahwa besarnya korelasi secara langsung antara brand image terhadap lifestyle sebesar 0,690458. Sedangkan korelasi antara lifestyle terhadap keputusan pembelian sebesar 0,744403. Berdasarkan korelasi diatas, maka dapat ditentukan pengaruh tidak langsung (indirect effect) antara brand image terhadap keputusan melalui lifestyle sebesar 0,513979. Angka ini menunjukan adanya pengaruh brand image yang cukup kuat terhadap keputusan pembelian apabila melalui oleh lifestyle dan pengaruhnya positif.

Sedangkan untuk mengetahui apakah pengaruh brand image terhadap lifestyle dan hubungan lifestyle terhadap keputusan pembelian signifikan atau tidak, dapat dilihat dalam tabel berikut:

(32)

Berdasarkan tabel t-statistic diatas dapat diketahui hubungan antara brand image terhadap lifestyle sebesar 3,36110. Sedangkan hubungan antara lifestyle terhadap keputusan pembelian sebesar 3,879506. Maka dapat ditentukan hubungan tidak langsung antara brand image terhadap keputusan melalui lifestyle yang dihitung dengan rumus sobel test statistic, dengan formula sebagai berikut

Hasil yang di dapat sebesar 2.69457772.

Berdasarkan hasil hitung dengan sobel test statistic, dapat dijelaskan nilai signifikansi berdasarkan hipotesis dibawah ini :

Hipotesis:

• Ho = tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara brand image dengan

keputusan pembelian melalui lifestyle pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks)

(33)

• Ha = ada pengaruh positif dan signifikan antara brand image dengan

keputusan pembelian melalui lifestyle pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks)

Dasar Pengambilan Keputusan (Signifikan pada 10%):

• t-statistic < t-tabel maka Ho diterima

• t-statistic ≥ t-table maka Ha diterima

Keputusan:

t-statistic = 2,69 > (t-table signifikan 10% = 1,64) maka Ha diterima

Sehingga dapat disimpulkan bahwa brand image mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian apabila melalui lifestyle pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks).

4.5 Konversi Diagram Jalur ke Model Persamaan

Berdasarkan analisis data yang didapat di atas, maka dapat ditentukan model struktur hasil penelitian ini sebagai berikut :

1)

(34)

2)

Keputusan Pembelian = 0,342Brand Image + error 3)

Keputusan Pembelian = 0,381LifeStyle + error

4)

Keputusan Pembelian = 0,175(Advertising)0,381(Lifestyle) + error

5)

Keputusan Pembelian = 0342(Brand Image)0,381(Lifestyle) + error

4.6 Pembahasan

Berdasarkan model persamaan struktur diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa :.

1) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Advertising memiliki kontribusi yang mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0,175 atau 17,5% dan sisanya sebesar 82,5% dijelaskan oleh model lain. Advertising mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) yang kuat. Berdasarkan hasil tersebut, maka perusahaan harus lebih meningkatkan kembali advertising dengan cara lebih memperbanyak iklan – iklan di media elektronik maupun cetak agar calon konsumen mengetahui lebih banyak informasi mengenai

(35)

produk PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) yang dapat membuat keputusan pembelian meningkat. Dengan meningkatnya keputusan pembelian, maka akan menguntungkan perusahaan.

2) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Brand Image memiliki kontribusi yang mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0,342 atau 34,2% dan sisanya 65,8% dijelaskan oleh model lain. Brand Image mempunyai pengaruh yg signifikan dan positif terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) yang kuat. berdasarkan hasil tersebut, maka perusahaan sebaiknya meningkatkan atau menanamkan citra merek yang baik dibenak konsumen dengan cara lebih mengenalkan keunggulan, manfaat, keuntungan produk atau jasa, pelayanan after sales agar adanya keputusan pembelian.

3) Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa lifestyle memiliki kontribusi yang mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0,381 atau 38,1% dan sisanya 61,9% dijelaskan oleh model lain. Lifestyle mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) yang kuat. Berdasarkan hasil tersebut, maka perusahaan harus meningkatkan lifestyle konsumen agar keputusan pembelian juga meningkat. karena lifestyle seseorang berpengaruh pada kebutuhan, perilakunya, dan perilaku pembeliannya. Hal ini akan menentukan keputusan pembelian konsumen yang akan berputar kembali pada gaya hidupnya masing – masing.

(36)

4) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Advertising memiliki kontribusi yang mempengaruhi keputusan pembelian melalui lifestyle sebesar 0,066 atau 6,6% dan sisanya 93,4% dijelaskan oleh model lain. Brand Image mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Keputusan Pembelian melalui lifestyle pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) yang cukup kuat. Berdasarkan hasil tersebut, maka perusahaan harus meningkatkan brand image yang berdasarkan pada lifestyle konsumen Indonesia agar keputusan pembelian juga meningkat. Dengan meningkatnya keputusan pembelian, maka akan menguntungkan perusahaan.

5) Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa brand image memiliki kontribusi yang mempengaruhi keputusan pembelian melalui lifestyle sebesar 0,130 atau 13% dan sisanya 87% dijelaskan oleh variabel lain. Advertising mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap Keputusan Pembelian melalui lifestyle pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) yang cukup kuat. Berdasarkan hasil tersebut, maka perusahaan harus meningkatkan advertising dan brand image agar dapat mempengaruhi lifestyle konsumen Indonesia dan adanya keputusan pembelian.

4.7 Implikasi Hasil Penelitian

Dari analisis data yang diketahui bahwa advertising, brand image dan lifestyle mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keputusan pembelian secara signifikan dan positif. Advertising mempunyai pengaruh yang kuat, positif dan

(37)

signifikan terhadap keputusan pembelian melalui lifestyle. Brand Image juga mempunyai pengaruh yang cukup kuat, signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian melalui lifestyle. Hal ini menunjukkan bahwa advertising, brand image, dan lifestyle mempunyai dampak yang besar kepada perilaku pembelian seseorang secara sistematik maupun teoritis. Apabila perusahaan tidak meningkatkan advertising dan dapat menciptakan brand image yang mendasar pada lifestyle konsumen Indonesia, memungkinkan kondisi keputusan pembelian konsumen dan keuntungan perusahaan relative tidak berubah. Sebaliknya apabila perusahaan meningkatkan advertising yang dapat dijangkau oleh konsumen dengan mudah dan meningkatkan brand image yang sudah terkait dengan visi dan misi perusahaan, dan menciptakan kepercayaan konsumen yang dapat merubah atau mewakili lifestyle konsumen Indonesia, maka ada kemungkinan kondisi keuntungan perusahaan akan meningkat karena adanya keputusan pembelian konsumen yang meningkat. Dengan memperhatikan hal - hal tersebut, perusahaan dapat menyediakan kebutuhan konsumen sesuai dengan keinginan dan apa yang dibutuhkan konsumen bahkan dapat mengembangkan produk dan jasa sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka sehingga konsumen akan merasakan kepuasan, dan juga dapat membantu pencapaian tujuan perusahaan.

Gambar

Tabel 4.2.1  Profil Responden Berdasarkan Usia
Gambar 4.2.1   Persentase Profil Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2.2  Profil Resopnden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2.3  Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran ini adalah kelengkapan dan kesiapan peralatan medis (atribut 2), kesesuaian pelayanan dengan janji yang diharapkan (atribut 3),

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang strategi pengembangan desa wisata pada Desa Gubugklakah diperoleh kesimpulan bahwa Desa Gubugklakah merupakan suatu

(3) Angsuran pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan dari

Merupakan tahap peningkatan kualitas Six sigma dengan melakukan pengukuran, rekomendasi ulasan perbaikan kepada perusahaan tentang masalah kecacatan produk yang terjadi

Sebanyak 147 sampel ampul yang terdiri dari 104 ampul dari 37 koleksi biakan plasma nutfah mikroba Aspergillus spp (11 macam spesies) dan 43 sampel ampul dari 14 koleksi

Pertama, bahasa Or pada mulanya struktur katanya umumnya terdiri atas tiga suku kata, dewasa ini telah mengalami perubahan menjadi lebih pendek

Bentuk pengoptimalan sanggar gerabah yang sudah mulai dilakukan adalah disediakannya ruang terbuka dari sanggar gerabah untuk siapapun yang ingin dan mau untuk