• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAMEKASAN DALAM KACAMATA PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PAMEKASAN DALAM KACAMATA PENDIDIKAN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PAMEKASAN DALAM KACAMATA

PENDIDIKAN NASIONAL

24 Oktober 2016

by

sahabatmenulis

0

Oleh: SAMSUL AR[1]

“Bangsa yang tidak memperhatikan pendidikan akan ketinggalan dalam kehidupan

global yang penuh persaingan dan kerjasama. Bangsa-bangsa yang maju karena

pendidikannya yang membebaskan dan mengembangkan daya kreativitas akan

menempatkan bangsa tersebut sebagai bangsa yang menang dalam persaingan bebas.

(HAR Tilaar 2003)”

Pamekasan dalam lintang geografi; sebuah analisa

Kota pendidikan disematkan pada kota Pamekasan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, M. Nuh, pada tanggal 24 Desember tahun 2010 silam. Menarik jika

menelisik lebih jauh jumlah perguruan tinggi di kabupaten pamekasan yang mana

perguruan tinggi sebagai cermin sarana peningkatan kualitas manusia dalam berbagai

disiplin ilmu. Secara kuatitas, jumlah perguruan tinggi di kota Pamekasan kurang lebih

sekitar 10 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Misal, Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN), Univesitas Islam Madura (UIM), Universitas Madura (UNIRA),

Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Khairat (STAI), AKBID Haifa Husada Pamekasan,

Akper, STIEBA, STIU Al-Mujtama’, STAIMU Panyeppen, dan beberapa perguruan

tinggi yang baru berdiri atau dalam proses pendirian.

[2]

Data tersebut sebagai bukti

bahwa kota pendidikan sangat layak untuk disematkan pada kabupaten pamekasan.

(2)

jika dibandingkan dengan jumlah lembaga pendidikan baik negari maupun swasta yang

ada di kabupaten pamekasan sebagai adalah sebagai berikut: Jumlah lembaga pendidikan

mulai dari tingkat TK sampai dengan Sekolah menengah atas sebanyak 1.987 lembaga,

207.381 peserta didik, dan 25.624 Guru. Dengan demikian peserta didik yang telah

mengenyam pendidikan pada tahun 2009 sekitar 24% dari total penduduk yang ada di

kabupaten Pamekasan. Bagitu juga dengan penduduk yang berprofesi sebagai guru yang

sangat banyak. Tentunya, salah satu syarat untuk menjadi seorang guru harus memiliki

kualifikasi akademik minimal sudah mencapai strata satu (S1) sebanyak 3 % dari total

penduduk di kabupaten pamekasan.

[5]

Lebih jauh lagi jika melihat jumlah pondok

pesantren di kabupaten Pamekasan sebanyak 513.

[6]

Contoh. Pondok Pesantren Darul

Ulum Banyuanyar, Pondok Pesantren Bata-Bata, Pondok Pesantren Panyeppen, Pondok

pesantren al-Mujtama’ Plakpak, Pondok Pesantren Madukawan, dan beberapa pondok

pesantren lainnya yang ikut mewarnai dan mentasbihkan kota pamekasan sebagai kota

pendidikan di Madura.

Selain kota pendidikan, pamekasan juga memiliki laqab, (panggilan) yang lain seperti

kota batik, kota gerbang salam, kedua sebutan ini telah mewarnai kota pemekasan sebagai

kota yang memproduksi bati tulis dan ingin menjalankan Perda syariah sesuai dengan

tuntunan agama islam.

Tidak heran jika, Pamekasan menjadi tujuan belajar bagi siswa atau mahasiswa yang

ingin menimba ilmu dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Tentunya, tujuan baik ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 adalah

dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan ini, pendidikan merupakan

kewajiban bagi seluruh umat manusia, termasuk manusia indonesia untuk mencari ilmu

setinggi-tingginya guna memperbiki diri dan memberantas kebodohan. Karena hanya

dengan pendidikan hidup dan kehidupan ini bisa dipertahankan dan bisa dilanjutkan.

KONSEP PENDIDIKAN NASIONAL

Kata pendidikan berasal dari kata didik, yang berarti menjadikan orang lebih baik. hal ini

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam undang-undang nomer

20 tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, Sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan dalam bahasa inggris

dikenal dengan education yang memiliki makna pendidikan. Dalam Undang-Undang

1945 menyebutkan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk mengenyam

pendidikan minimal 9 tahun atau minimal MTs dan yang sederajarat. Lebih lanjut semua

biaya dalam selama belajar 9 tahun ini adalah gratis dalam artian bahwa negara

menanggung semua biasa pendidikan baik dari buku, gaji guru, gedung, meja, dan semua

yang berkaitan dengan lembaga pendidikan belajar 9 tahun merupakan tanngung jawab

pemerintah pusat dan daerah dengan mengalokasikan dana sebasar 20% dari anggaran

belanja (UU nomer 20 tahun 2003 tentang sisdiknas).

(3)

menengah. Dana tersebut idealnya digunakan semaksimal mungkin untuk kemajuan

pendidikan nasional, khususnya di kota pemekasan.

Maka, dengan adanya dana dari pemerintah, idealnya pendidik dan tenaga kependidikan

semaksimal mungkin untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan

mencetak generasi muda yang bisa bersaing dengan dunai luar yang berlandaskan iman

dan takwa serta cinta Negara Kesatuan Repulik Indonesia.

Namun realitasnya adalah tidak sedikit lembaga pendidikan yang masih mengadakan

pendidikan konvensional (pendidikan apa adanya dan ada apanya) yang tidak sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional. Ironisnya, Dana Operasional Sekolah (BOS)

digunakan untuk mempekaya diri sendiri, keluarga, dan teman sekitar bahkan disinyalir

peng-mark up-an data peserta didik hanya untuk mendapatkan dana operasional sekolah

yang banyak.

[7]

Jika demikian, cita-cita bangsa untuk memberantas kebodohan,

memberikan pelayanan pendidikan gratis 9 tahun berubah menjadi ajang memperkaya

diri dan mengangkat status sosial dengan memiliki mobil mewah.Naudzubillah. Implikasi

dari ajang memperkaya diri adalah lembaga-lembaga pendidikan berlomba-lomba

memberikan pelayanan pendidikan gratis dengan jalan yang berbeda-beda hanya untuk

menarik minat peserta didik untuk melanjutkan sekolah ke lembaga tertentu. Misal,

dangan memberikan baju gratis, spatu gratis, dan lain. lembaga pendidikan bukan

berlomba-lomba memberikan kualitas pendidikan yang baik tetapi berlomba

mendapatkan siswa yang banyak.

Idealnya, penyelenggaraan pendidikan harus susuai dengan konsep pendidikan nasional

yaitu:

1. Guru yang ideal

Menarik jika mengacu pada pernyataan Malik Fajar yang menyebutkan bahwa “sekarang

ini dunia pendidikan kita masih kekurangan guru, kalau tenaga pengajar banyak, tetapi

tenaga guru masih sangat langka, ukuran kualitas perguruan tinggi bukan hanya dilihat

dari berapa banyak gelar doctor, tetapi berapa banyak guru di dalamnya”.

[8]

Dalam

kontek keguruan, tidak sedikit guru yang mengajar tanpa dibarengi dengan tanggung

jawab mencerdaskan kehidupan bangsa. Padahal guru merupakan role model yang segala

tindak-tanduknya akan ditiru oleh peserta didik. Padahal pengajaran dan pembelajaran

harus bertumpu pada peserta didik yang menekankan pada learing to know, learning to

do, learning to be, dan learning to live together yang merupakan empar pilar UNESCO

yang dipelopori oleh guru.

[9]

Bagitu juga dengan guru/asatidz yang ada di pondok

pesantren dimana selama 24 jam mereka bergaul dengan santri dengan penuh ikhlas

mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka menjadi model bagi para santri

untuk dinilai, diikuti segala tindak-tanduknya.

(4)

Bagitu juga dengan guru profesional, minimal memiliki kualifikasi pendidikan S1 dan

menguasai materi yang akan diajarkan.

2. Idealitas murid dalam kelas

Idealnya, dalam 1 kelas minimal terdapat 20-32 peserta didik untuk SD dan yang

sederajar, SMP 20 sampai 32 peserta didik, dan untuk SMA 20 sampai 32.

[11]

Namun

realitasnya, lembaga pendidikan khususnya pendidikan islam berlomba-lomba mencari

murid untuk memenuhi standart minimal dan standart minimum. Diperparah lagi dengan

kondisi dilapangan dimana umat islam berlomba-lomba mendirikan lembaga pendidikan

dengan dalih ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan mudah pula ditemukan

dilapangan lembaga pendidikan yang berdampingan. Misal, SDN berdampingan dengan

MI, SMP berdampingan dengan MTs dan begitu juga seterusnya sehingga pengelola

lembaga berlomba-lomba untuk mendapatkan siswa yang banyak.

Akibatnya, efektifitas proses belajar mengajar akan tergangu dan tujuan pendidikan

nasional yang dicapai juga akan terganggu bagitu juga dengan kualitas lulusannya juga

kurang begitu optimal. Karena orientasi dari lembaga pendidikan bukanlah mencerdaskan

kehidupan bangsa tetapi bagaimana mendapatkan calon peserta didik

sebanyak-banyaknya. Idealnya, jika terdapat lembaga pendidikan dasar di suatu wilayah, maka

pendidikan tersebut dirawat, didukung dan dijaga baik dari kualitas maupun kuantitas

peserta didik.

3. Lingkangan ideal

Lingkungan merupakan salah satu fakor pendukung yang dapat mencerdaskan kehidupan

bangsa. Islam memiliki konsep tentang perkembangan peserta didik bergantung pada

kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori “ Setiap

manusia yang dilahirkan kedunia dalam keadaan fitra, kedua orang tua lah yang dapat

membina apakah anak itu mau jadikan orang yahudi, nasroni, atau majusi”

[12]

Bagitu

juga dengan Jonh Lock (1631-1704) dengan konsep tabula rasa yang menyatakan bahwa

setiap anak yang baru lahir seperti kertas putih, apakah mau ditulis dengan tinta hitam

merah, biru, hijau dan lain.

[13]

Lingkungan yang baik dapat melahirkan generasi yang baik. Lingkungan pendidikan

yang baik adalah lingkungan yang dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik

untuk berkarya, berkreasi sesuai dengan bakat dan minat. Sekolah harus memberikan rasa

aman, nyaman, dan damai bagi peserta didik karena sekolah merupakan rumah kedua

bagi peserta didik.

[14]

Pamekasan dalam Kacamata Pendidikan Nasional.

(5)

yang ada di pondok pesantren. karena pondok pesantren merupakan cermin pendidikan

ideal, unik dan sesuai dengan kearifan lokal, khususnya masyarakat Madura. Karena

orang Madura kental dengan keislamannya.

[16]

Realitasny pesantren menjadi tujuan

utama bagi masyarakat Madura dalam menimba ilmu. maka masyarakat Madura mayorita

mengenyam pendidikan di pondok pesantren.

Keberadaan pesantren di Madura, khusus di pemekasan dengan berbagai macam lembaga

pendidikan yang dikelola telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan

bangsa yang mandiri. Bahkan pesantren tidak hanya sebagai wadah mendalami ilmu

agama (Tafaqqoh fiddin), tetapi ikut serta mempertahankan negara kesatuan republik

indonesia.

Kesimpulan

Motto pemekasan “madu ganda mangesti tunggul” yang memiliki arti Madura harum ikut

serta mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dilakukan oleh Pamekasan

yaitu dengan pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan dalam

mempertahankan keberlangsungan hidup dan kehidupan umat manusia, semakin baik

pendidikan seseorang maka semakin baik kehidupan seseorang, semakin baik pula

wawasannya. Untuk itu mempertahankan kota pemekasan menjadi kota pendidikan

merupakan keharus dan kewajiban, karena pendidikan merupakan jembatan meraiah

kesuksesan baik di dunia maupun diakhirat.

[1]

Penulis bisa dikunjungi di. lensakita.com/satu.dutadamai.id/jalandamai.id. atau blog

dan tweeter

@sahabatmenulis

.wordpress.com. Penulis juga sebagai peneliti, kontributor

dan PK III di STIBA,

[2]

Pada tahun 2009, perguruan tinggi di Pemekasan berjumlah 7 kampus. Ensiklopisi

Pamekasan, Alam,Masyarakat, dan Budaya. (Pamekasan, 2010), hlm. 26. Data tersebut

merupakan data sementara, dan setiap tahun terus berkembang sesuai dengan kebutuhan.

[3]

Ensiklopisi Pamekasan, Alam,Masyarakat, dan Budaya. (Pamekasan, 2010), hlm. 19.

[4]

Ibid. 23.

[5]

Jumlah tersebut belum termasuk profesi lain dengan keahlian masing-masing yang

mensyaratkan untuk memiliki gelar minimal D-IV. Misal, dokter, perawat, ustadz, dosen,

dan pegawai kantor. Tentunya semua pegawai sudah mengenyam pendidikan minimal

D-IV dan atau S1.

(6)

[7]

Analisis sementara, untuk data yang lebih lengkap dapat diteliti lebih jauh tentang

penyelewangan wawanang.

https://nusantaranews.wordpress.com/2009/07/02/5-fakta-fakta-penyelewangan-dana-bos-ironi-sekolah-gratis/

diakses pada hari selasa tanggal

11-2016

https://sahabatmenulis.wordpress.com/2016/10/24/pamekasan-dalam-kacamata-pendidikan-nasional/(data-diakses-08-12-2016)

24 Oktober 2016

by

sahabatmenulis

oleh: Samsul AR

Nurullah bloger

Jumat, 20 Mei 2011

PAMEKASAN (PENGEMBANGAN WILAYAH)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

      Wilayah merupakan suatu daerah dimana terdapat hubungan-hubungan antara faktor-faktor

alamiah   dan   makhluk   hidup   yang   menciptakan   suatu   yang   khas   pada   daerah   tersebut.   Manusia

sebagai   unsur   dari   wilayah   mempunyai   sifat   yang   selalu   ingin   memenuhi   kebutuhannya   dengan

memberdayakan   faktor-faktor   alam   di   sekitarnya.   Untuk   memenuhi   kebutuhannya   yang   tidak

terbatas   manusia   melakukan   pengembangan   terhadap   wilayah   yang   mereka   tempati.   Pada

hakekatnya pengembangan (development) merupakan upaya untuk memberi nilai tambah dari apa

yang   dimiliki   untuk   meningkatkan   kualitas   hidup.   Dalam   melakukan   pengembangan   wilayah,

manusia   harus   memperhatikan   sumber   daya   yang   ada   pada   wilayah   tersebut   baik  SDA   maupun

SDM-nya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut akan terbayangkan suatu bentuk pengembangan

yang sesuai  pada suatu wilayah,  sehingga dapat meningkatkan  kualitas hidup. Dalam melakukan

pengembangan suatu wilayah terdapat lima aspek yang harus dipegang, aspek tersebut yaitu aspek

(7)

      Kabupaten   Pamekasan   memiliki   potensi   sumberdaya   alam   yang   masih   baik   di   sektor pertanian,   perikanan,   peternakan,   perindustrian,   perdagangan   dan   jasa.sektor-sektor   tersebut sangat   penting   fungsinya   karena   merupakan   modal   dasar   untuk   kelangsungan   pengembangan wilayah, terutama dalam era otornomi daerah seperti saat ini. Dalam rangaka otonomi dareah maka sumber daya yang ada harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, tidak boleh dieksploitasi secara berlebih, dan harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama.

      Dalam rangka menunjang otonomi daerah lebih jauh, diperlukan perencanaan pengembangan wilayah,   yang   didahului   oleh   proses   identifikasi   potensi-potensi   yang   dapat   dikembangkan   dan dikelola   untuk   menunjang   kemakmuran   daearah.   Potensi-potensi   tersebut,   dapat   teridentifikasi pada lima aspek yang berfungsi sebagai pilar pengembangan wilayah di daerah tersebut seperti, aspek ruang, aspek fisik geologis, aspek sosio ekonomi, aspek sosio budaya, dan aspek sosio politik.

      Melalui makalah ini, penulis berusaha mengidentifikasi segala potensi yang terkandung dalam lima   aspek   pengembangan   wilayah   yang   ada   di   Kabupaten   Pamekasan,   sehingga   diharapkan pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan kedepan, dapat disesuiakan dengan potensi-potensi yang dimiliki.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah, dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut:    

1.    Aspek pengembangan wilayah apa saja yang terdapat di Kabupaten Pamekasan?

2.    Bagaimana Pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan?

3.    Masalah-masalah apa saja yang dihadapi, serta solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan dalam upaya pengembangan daerah?

1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan Rumusan masalah di atas, dijabarkan Tujuan pembahasan sebagai berikut:

1.    Untuk mengetahuiAspek pengembangan wilayah apa saja yang terdapat di Kabupaten Pamekasan

2.    Untuk mengetahui Pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan

(8)

BAB II

ASPEK PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN

2.1.       Lima Aspek Pengembangan Wilayah

(9)

Peta Kabupaten Pamekasan

Sebagaimana daerah   lain   di   Indonasia,   Kabupaten   Pamekasan   juga   berupaya mengembangkan daerahnya agar kesejahteraan rakyat dapat tercapai. Dalam upaya pengembangan daerah, terdapat lima pilar pengembangan wilayah  yang perlu dikaji. Lima aspek pengembangan wilayah beserta segala potensi yang dimiliki oleh kabupaten Pamekasan, akan dibahas pada poin berikut:

2.1.1.  Aspek ruang

Aspek ruang   merupakan   salah   satu   pilar   pengembangan   wilayah,   sebab   aspek   ruang memiliki   dua   factor   utama   yang   dapat   dijadikan   dasar   dalam   kegiatan   perencanaan   tata   ruang

wilayah. Dua factor aspek ruang tersebut adalah, tata guna lahan dan keterjangkauan antar wilayah

pada suatu daerah. Di bawah ini, akan dijelaskan mengenai aspek ruang yang terdapat di wilayah

Kabupaten Pamekasan.

2.1.1.1.     Tata Guna Lahan

Pola   penggunaan   lahan   di   Kabupaten   Pamekasan,   sebagian   besar   dipengaruhi   oleh

kondisi   topografi   daerahnya   yang   bergelombang, dimana   penggunaan   lahan   untuk   permukiman,

(10)

No Penggunaan Tanah

Luas Lahan yang

Digunakan (Ha)

1. Pemukiman/Perkampungan 11.524,10

2. Kuburan 268,90

3. Jasa Perdagangan 26,30

4. Industri Pertanian 92,40

5. Tambang 9,00

6. Sawah/Pertanian

      Irigasi 1.386,00

        Semi      Irigas

i 5.213,03

       Tadah Hujan 8.569,00

7. Tegalan 32.966,34

8. Hutan Sejenis 1.158,00

9. Tambak Garam 2.096,50

10. Tanah Tandus/Rusak 15.920,43

Jumlah 79.230,00

      Sumber:  BPS Kabupaten Pamekasan

Berdasarkan data penggunaan lahan Kabupaten Pamekasan  pada tebel di atas, terlihat

bahwa   penggunaan   lahan   tegalan   menempati   posisi   tertinggi   bahkan   lebih   besar   dari   pada penggunaan lahan untuk pertanian,  dengan nilai penggunaan lahan sebesar  32.966,34 Ha. Hal ini dikarenakan kondisi lahan abupaten Pamekasan yang sebagian besar berupa lahan kritis yang kurang

cocok bagi pertumbuhan tanaman pertanian. Namun, berkat usaha gigih para petani pamekasan,

lahan  pertanian  yang   minim   ini  dapat   menghsilkan  komoditi   yang  berkualitas   dan  memberiakan

tambahan penghasilan daerah yang cukup besar.

2.1.1.2.     Keterjangkauan Wilayah

Dalam mengkaji keterjangkauan  wilayah sangat ditentukan  oleh sarana dan prasarana

seperti   jalan   dan   alat   transportasi   yang   terdapat   di  daerah   tersebut.   Sarana   jalan   di  Kabupaten

(11)

Perkembangan kondisi jalan di Kabupaten Pamekasan

Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pamekasan

Kabupaten   Pamekasan   termasuk   wilayah   yang   mempunyai   perkembangan   yang   cukup   pesat

terutama dalam 5 tahun terakhir ini, mengingat kedudukan dan peranannya dalam lingkup regional

Pulau Madura. Ditinjau dari aspek geografisnya, lokasi kabupaten pamekasan ini cukup strategis dan

menguntungkan   karena   terletak   di   tengah-tengah   Pulau   Madura   dan   sebagai   transit   dari   kota

surabaya-Kabupaten Sumenep. Selain itu Kabupaten Pamekasan  mempunyai akses yang cukup baik

ke   wilayah-wilayah   lain   karena   dilewati   oleh   jalan   propinsi,   tertuma   Kabupaten   Sumenep.   Hal

tersebut   sangat   menunjang   perkembangan   wilayah   Kabupaten   Pamekasan   terutama   untuk

(12)

Di wilayah Pamekasan terdapat satu terminal induk yang terletak di Kecamatan Tlanakan.

Sedangkan untuk stasiun di Kabupaten Pamekasan terdapat di Kota Pamekasan, yang merupakan

stsiun peninggalan Belanda, dan sekarang sudah tidak berfungsi lagi, karena di Madura sudah tidak

memakai transportasi kereta Api. Kondsi jalan utama di Pamekasan, jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur, relative sepi karena Kabupaten Pamekasan terletak hampir di ujung Pulau

Madura   yang   jauh   dari   Surabaya   sebagai   ibu   kota   propinsi.   Selain   itu,   di   Pulau   Madura,   tidak

terdapat kawasan industry besar  seperti  di  Surabaya,  gresik dan sidoarjo,  sehimgga jalan utama

kabupaten pamekasan tidak dilewati oleh kendaraan besar seperti truc container. 

Kondisi jalan yang menghubungkan antar kecamatan dan desa di Kabupaten Pamekasan sudah cukup baik, meskipun ada beberapa desa yang masih sulit di jangkau karena fasilitas jalannya

rusak   atau   keberadaan   desa   tersebut   terpencil   di   sekitar   lereng   bukit   yang   terjal.   Untuk

menghubungkan antar wilayah di Kabupaten pamekasan, terdapat sarana transportasi diantaranya

adalah, becak, ojek, lyn, delman, angkutan pedesaan, dan mobil bison.

2.1.2.  Aspek Fisik Geologis

Aspek fisik   dan   geologis   suatu   wilayah,   sangat   berpengaruh   terhadap   pola   keruangan serta   pengembangan   perekonomian   wilayah   tersebut.   Oleh   sebab   itu,   aspek   fisik   dan   geologis

dijadikan   salah   satu   dasar   pertimbangan   dalam   sebuah   perencanaan   tata   ruang   wilayah   dan

pembangunan   daerah.   Factor-aktor   yang   perlu   dikaji   dalam   aspek   fisik   dan   geologis   suatu

wilayah  adalah,   topografi,   struktur   geologis,   jenis   tanah,   iklim,   serta   kondisi   hidrologi   daerah

tersebut. Gambaran aspek fisik dan geoogis wilayah Kabupaten Pamekasan adalah sebagai berikut:

2.1.2.1.     Topografi

(13)

permukaan laut. Pada wilayah bagian tengah, merupakan perbukitan atau dataran tinggi dengan ketinggian hingga 477 meter di atas permukaan laut. Pembagian luas wilayah Kabupaten Pamekasan berdasarkan ketinggian dan kelerengan disajikan ada table berikut:

LUAS DAERAH MENURUT KETINGGIAN

NO KETINGGIAN TEMPAT

LUAS DAERAH MENURUT KELERENGAN

Ditinjau   dari topografinya,   wilayah Kabupaten   Pamekasan terdiri   atas   tiga   macam yaitu,   wilayah   datar/rata, berglombang/perbukitan, dan   daerah   pantai. Topografi,   sangat berperanlam  menentukan  potensi   pengembangan   lahan  atau  ruang  pada  suatu  wilayah,  dimana klasifikasi kelerengan di Kabupaten Pamekasan terbagi atas:

  Kelerengan   0   -   2%   meliputi   wilayah   seluas   23.263   Ha   atau   29,4%   dari   luas   wilayah   Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan, kecuali daerah genangan air. Pada wilayah ini sangat berpotensi untuk pertanian tanaman semusim.

(14)

  Kelerengan 15 - 25% dan 25 - 40%  meliputi wilayah seluas 16.431 Ha atau 20,8% dari luas wilayah Kabupaten   Pamekasan   secara   keseluruhan.   Wilayah   ini   berpotensi   sebagai   kawasan   budidaya tanaman keras/tanaman tahunan, karena wilayah tersebut mudah terkena erosi.

  Kelerengan > 40% meliputi wilayah seluas 2.742 Ha atau 3,5% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara   keseluru.   Wilayah   ini   berpotensi   sebagai   daerah   hutan,   yang   dapat   berfungsi   sebagai perlindungan hidrologis serta menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup.

2.1.2.2. Struktur Geologis

Struktur Geologi yang dimiliki oleh  wilayah Kabupaten Pamekasan terdiri atas  Holosen Alluvium,   Pliosen   Limestone   Facies,   Miosen   Sendimentary   Facies,   Cleiston   Clay   Sedementary.   Di bawah   ini   disajikan   data   klasifikasi   luas   wilayah   Kabupaten   Pamekasan,   berdasrkan   struktur batuan/geologinya.

LUAS WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN BERDASARKAN STRUKTUR BATUAN/GEOLOGI

NO KALA PEMBENTUKAN BATUAN PEMBENTUK

LUAS

luas   wilayah   Kabupaten   Pamekasan,   ini   menandakan   bahwa   sebagian   besar   lapisan   tanah   di

Pamekasan telah mengalami erosi dan sedimentasi, dimana pada peristiwa erosi dan sedimentasi,

biasaynya   disertai   pembalikan   horizon   tanah,   sehingga   dengan   struktur   yang   demikian   bisa

dikatakan   tanahnya   berumur   muda   dan   kurang   cocok   untu   pertanian.   Hal   ini   diperparah   oleh

kondiosi struktur batuan induk Madura secara keseluruhan yang terbentuk oleh batuan gamping

atau kapur yang bersifat basa dan kurang baik bagi pertmbuhan tanaman. Namun pada kenyataanya

tanah di Pamekasan tergolong subur karena masih terdapat batuan pembentuk alluvium yang cukup

banyak, dimana   batuan   tersebut   kaya   akan   mineral   dan   unsur   hara   yang   diperlukan   bagi

(15)

2.1.2.3. Jenis Tanah

Jenis   tanah   berhubungan   denagan   kepekaan   terhadap   erosi,   dimana   tanah   di Pamekasan dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan kepekaannya terhadap erosi. Klasifikasi jenis tanah tersebut adalah:

Sementara berdasarkan   luasan   wialahnya,   jenis   tanah   di   Kabupaten   Pamekasan

dklasifikasikan sebagai berikut:

LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH

NO. KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH

LUAS

didominasi   oleh   grumosol,   ynag   kepekaan   terhadap   erosinya   tinggi.   Selain   grumosol,   Kabupaten

Kelas Jenis tanah Tingkat kepekaan

I Alluvial, tanah Glei, Planosal, hidromorf kelabu,

latorik air tanah Tidak peka

II Latosol Kurang peka

III Brown forest soil, Noncolcic brown, mediteran Agak peka

(16)

Pamekasan memiliki karakteristik dan kandungan tanah yang terdiri dari tanah aluvial. Tanah ini

berkembang dari bahan induk yang berupa endapan liat (cetay) dan endapan liat yang bercampur

pasir. Ciri yang paling menonjol adalah tanahnya berlapis-lapis dengan tingkat kesuburan yang relatif

tinggi. Kandungan tanah lainnya adalah tanah litosol yang berbahan induk berupa batu kapur, batu

pasir,   campuran   batu   endapan   tuf,   batuan   vulakan   dan   campuran   batu   kapur.   Tanah   ini   belum

mengalami perkembangan, sehingga dianggap sebagai tanah yang paling muda. Kandungan lainnya

adalah tanah regosol dan tanah mediteran.

2.1.2.4. Iklim

Menurut kalsifikasi iklim oleh Koppen Kabupaten Pamekasan tergolong iklim Aw yaitu,

iklim tropis, basah dan kering curah hujan yang jelas, sekurang-kurangnya satu bulan < 60 mm (2,4

inch). Sedangkan menurut klasifikasi iklim menurut Oldeman, yang didasarkan atas bulan basah dan

bulan  kering  untuk  membantu   usaha  pertanian  terutama  padi,   Kabupaten   Pamekasan  tergolong

iklim D yang berarti, secara umum tergolong daerah kering. Berikut ini disajikan data curah hujan

Kabupaten Pamekasan:

Jumlah Curah Hujan Maksimal dan Hari Hujan Serta Rata-rata Curah Hujan Per Bulan Tahun 2007

Bulan Curah Hujan Maksimal

(mm) Hari Hujan

Rata-rata Curah Hujan

1 Januari 398 65 210

2 Pebruari 793 185 300

3 Maret 668 192 271

4 April 583 154 198

5 Mei 286 57 151

6 Juni 442 69 182

7 Juli 273 32 132

8 Agustus 33 6 30

9 September - -

-10 Oktober 424 21 241

11 Nopember 372 73 159

(17)

Jumlah 5.082 1.062 2.115

Sumber Dinas Pengairan Kabupaten Pamekasan

Jenis Musim dan temperature rata-rata

       Jenis Musim o    Penghujan

o    Kemarau

   :   Oktober   -   April   :  April - Oktober

       Temperatur Rata-Rata        Maximum

       Minimum

   :   300   C

  :  280 C

Iklim menyangkut curah hujan dalam kaitannya dengan erosi. Curah hujan di Kabupaten Pamekasan rata-rata termasuk dalam kelas I yaitu dibawah 13,6 mm/hari. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:

Kelas Intensitas Hujan Klasifikasi

I < 13,6 mm/hari Sangat rendah

II 13,6 - 20,7 mm/hari Rendah

III 20,7 – 27,7 mm/hari Sedang

IV 27,7 – 34,8 mm/hari Tinggi

V > 34,8 mm/hari Sangat tinggi

2.1.2.5. Kondisi hidrologi

Melihat   dari   kondisi   curah   hujan   rata-rata   Wilayah   kabupaten   Pamekasan   yang

tergolong sangat rendah, maka dapat dipastikan sebagian besar wialayah Pamekasan mengalami

defisit air. Table di bawah ini, menggambarkan jumlah sungai dan mata air yang terdapat di wilayah

Kabupaten Pamekasan.

Jumlah Sungai Di Kabupaten Pamekasan

No. Kecamatan Jumlah Sungai

(18)

2

Jumlah Sumber / Mata Air Di Kabupaten Pamekasan

(19)

Sumber Data : Dinas Pengairan Kabupaten Pamekasan

Dari data pada table tersebut  diketahui bahwa,  jumlah sungai terbanyak dimiliki oleh

Kecamatan  larangan, dengan jumlah sungai  sebnyak 20 buah. Namun  meskipun memiiki  banyak

sungai   Kecamatan   larangan   hanya   memilki   tiga   mata   air,   hal   ini   dikarenakan   letak   Kecamatan

larangan yang dekat dengan laut, sehingga sebagian besar air tanah di daerah ini terasa asin dan

tidak   layak   untuk   dikonsumsi   akibat   intrusi   air   laut.   Berbeda   dengan   Kecamatan   pakong   yang

memiliki jumlah sungai sedikit, tetapi mata airnya melimpah bahkan menduduki peringkat terbanyak

se-Kabupaten Pamekasan, hal ini dikarenakan pakong terletak di daerah perbukitan yang jauh dari

laut dan di wilayah ini masih terdapat banyak daerah resapan air dengan vegetasi yang rimbun. Lain

halnya   dengan   Kecamatan   pamekasan   selain   jumlah   sungainya   sedikit,   jumlah   mata   airnya   juga

sedikit,   hal   ini   dipengaruhi   oleh   kondisi   geologis   kecamatan   pamekasan   yang   sebagian   besar

tersusun   oleh   lempung   yang   sulit   untuk   menyerap   air,   kondisi   tersebut   diperparah   oleh

berkurangnya  daerah resapan air akibat semakin padatnya daerah permukiman.

2..1.3. Aspek Sosio-Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pamekasan, sangat dipengaruhi oleh 3 sektor utama, yaitu pertanian, jasa, dan perdagangan. Pada tahun 2001 pertumbuhan ekonominya mencapai 1,59 % yang disumbangkan oleh sektor pertanian (52,48 %), jasa (19,147 %), dan perdagangan (9,35 %).: Berikut ini data mengenai perekonomian Kabupaten Pamekasan.

a.      Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ), Pendapatan Perkapita, Pertumbuhan

Ekonomi

b.

Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan IHK

NO. U R A I A N SATUAN 2006 2007 2008

1. PDRB ADHB Juta Rp. 2.962.126,26 3.332.240,11 3.609.214,24

2. PDRB ADHK Th. 2000 Juta Rp. 1.694.484,13 1.775.107,44 1.869.012,51

3. Pendapatan Perkapita 

ADHB Rupiah 3.262.750,60 3.615.911,64 3.852.036,72

(20)

C.Jumlah

dan

Prosentase Penduduk Miskin Menurut Kecamatan Tahun

2007

NO. U R A I A N SATUAN 2006 2007 2008

1.

Prosen 4,52 4,76 4,44

2. Inflasi Prosen 9,74 7,39 7,38

3. Indeks Harga

Konsumen (IHK) %

No. Kecamatan

Jumlah Penduduk (jiwa) Prosentase

Penduduk Miskin (%)

(21)

Berdasarkan data pada table diatas, terlihat bahwa pendapatan per kapita Kabupaten Pamekasan pada tahun 2007 lebih tinggi dibanding tahun 2006. Pada tahun 2006 pendapatan per kapita   mencapai   Rp.3.262.750,60   sedang   tahun   2007   meningkat   menjadi   Rp.3.615.911,64. prosentase   kenaikan   pendapatan   per   kapita   tahun   2007   ternyata   juga   lebih   besar   dibanding prosentase pertumbuhan penduduknya serta laju inflasi tahun 2007. Selain itu perkembangan angka pendapatan  per kapita sejak tahun 2000 hingga 2007 juga lebih tinggi dibanding  perkembangan indeks implicit serta laju pertumbuhan penduduk pada periode tahun yang sama. Artinya secara makro, pertumbuhan ekonomi masih diimbangi dengan pengendalian harga barang dan jasa serta laju pertumbuhan penduduk.

2.1.3.      Aspek Sosial Budaya

Kabupaten Pamekasan memiliki jumlah penduduk sebanyak 795.801 jiwa, yang terdiri dari jumlah

penduduk   laki-laki   sebesar   393.306   jiwa,   dan   penduduk   perempuan   sebanyak   402.495   jiwa

dengan  kepadatan   wilyah  sebesar   1004   jiwa/km2  (data   Pamekasan   dalam   angka   tahun   2007).

Mayoritas penduduk yang tinggal di Kabupaten Pamekasan adalah suku Madura serta sisanya adalah

suku Jawa, dan masyarakat keturunan asing seperti, Cina, Arab, dan India. Agama yang dianut oleh

Penduduk   Pamekasan,   antara   lain   adalah   Islam   senyak   765.565   orang,   Protestan   sebanyak1.482

orang,  katolik   sebanyak   1.285   orang,   Hindu   sebanyak   28  orang,  Budha   sebanyak322   orang,   dan

agama lain sebesar 49 orang.

Masyarakat   Pamekasan,   sebagaimana   masyarakat   Madura   pada   umumnya,   merupakan   pemeluk agama   Islam   yang   taat.   Kehidupan   mereka   selalu   diwarnai   dengan   keadaan   yang   serba   religius. Kondisi   ini   ditunjukkan   dengan   banyaknya   tempat-tempat   ibadah   dan   pendidikan   agama   Islam. Sekalipun   demikian,   penduduk   Pamekasan   yang   mayoritas   pemeluk   agama   Islam,   tetapi   di Pamekasan juga ada Gereja, Wihara dan Pura dalam arti pemeluk agama lain cukup leluasa untuk menunaikan ibadahnya. Keadaan ini memberi dampak yang positif terhadap kehidupan keagamaan karena mereka saling hormat-menghormati dan menghargai satu dengan lainnya.

Selain di bidang keagamaan, social budaya masyarakat Pamekasan Nampak dari aneka

kesenian daearh yang mereka miliki. Seni budaya Madura yang berkembang di wilayah kabupaten

Pamekasan diantaranya adalah:

Kesenian yang terdapat di Kabupaten Pamekasan

NO. KESENIAN JENIS

(22)

Macanan dan Tari Kreasi

2. Seni Suara Macopat, Samman, Pojian, Danggak, Hadrah dan Samroh

3. Seni Musik Karawitan,   Orkes   Melayu,   Orkes   Gambus,   Thuk-Thuk/Daul, Ngok-Ngok, Band dan Marcing Band

4. Seni Bela Diri Pencak Silat, Karate dan Tenaga Dalam

Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan

Ditinjau dari segi kesehatan, masyarakat Pamkasan sudah cukup memproleh layanan

kesehatan, hal ini ditunjukkan dalam data tabel berikut:

Jumlah Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan Tahun 2007

No Kecamatan RSUD RS.  Khusus

Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Pamekasan

Jumlah Dokter dan Paramedis per Kecamatan Tahun 2007

(23)

UMUM GIGI SPESIALIS PERAWAT BIDAN

Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Pamekasan

 Jumlah Kamar, Tempat Tidur dan Rawat Inap di Kecamatan Tahun 2007

NO PUSKESMAS KAMAR TEMPAT TIDUR RAWAT INAP

(24)

13. Batumarmar 2 10 1

Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Pamekasan

Berdasarkan   data   pelayanan   kesehatan   pada   table   di   atas,   pelayanan   kesehatan   di   kabupaten

Pamekasan   sudah   cukup   baik,   meskipun   masih   ada   beberapa   kecamatan   di   wilayah   Kabupaten

Pamekasan yang sarana pelanan kesehatannya kurang memadai, baik dari segi kuantitas maupun

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO TINGKAT PENDIDIKAN SATUAN

Rasio Jumlah Guru dan Murid

(25)

2. SD / MI 4.974 78.312 1 : 16

3. SMTP / Sederajat 2.061 18.699 1 : 09

4. SMTA / Sederajat 1.033 11.940 1 : 12

5. S L B 16 55 1 : 03

JUMLAH 8.954 117.633 1; 13

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan

JUMLAH PENDUDUK BUTA AKSARA

No. Kecamatan

Jumlah Penduduk (jiwa) Prosentase Penduduk Buta

Total 795.801 14.690 1,85

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan

Table   data   pendidikan   kabupaten   pamekasan   tersebut,   menunjukkan   bahwa   tingkat

pendidikan   masayarakat   Pamekasan,   terutama   yang   tinggal   di   daearah   pedesaan   masih   relative

rendah, hal ini dipengaruhi oleh adanya pandangan terhadap  bahwa pendidikan  tidak menjamin

seseorang menjadi sukses dan kaya.Hal ini berpengaruh terhadap pola tingkah laku mereka dalam

kehidupan   bermasyarakat,   dimana   budaya   kekerasan   seperti   carok   masih   kerap   digunakan   oleh

(26)

2.1.4.      Aspek Sosio Politik

Kabupaten   Pamekasan   merupakan   salah   satu   kabupaten   di   wilayah   Propinsi   Jawa   Timur,   yang

terletak di Pulau Madura. Secara administratif wilayahKabupaten Pamekasan yang seluas 79.230 Ha,

terbagi menjadi 13 kecamatan yang meliputi 189 desa/kelurahan.. Kabupaten Pamekasan dipimpin oleh seorang Bupati, dimana Bupati dipilih secara langsung oleh masyarakat Kabupaten Pamekasan.

Kabupaten Pamekasan memiliki tiga lembaga yang saling bekerja sama dalam pemerintahan yaitu

lembaga   eksekutif,   legislatif,   dan   yudikatif.   Namun,   dalam   kebijakan   pengembangan   wilayah

Kabupaten Pamekasan, lembaga legislatif dan eksekutif sangat lebih berpengaruh daripada lembaga

yudikatif.

Setelah masa pemerintahan orde lama lengser, dunia politik di Pamekasan cenderung

dipengaruhi oleh para ulama dan pesantren yang sebagian besar berhalauan Nahdlatul Ulana (NU),

hal ini berdampak pada kondisi politik di Kabupaten Pamekasan yang didominasi oleh organisasi

atau partai politik yang berlandaskan islam NU. Kenyataan ini dapat dilihat dari komposisi lembaga

legislatif dan legeslatif di Kabupaten Pamekasan yang lebih didominasi oleh wakil rakyat dari parpol

(27)

BAB III

PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN

Menyongsong era otonomi daerah, pemerintahKabupaten Pamekasan, telah berupaya melakukan   pengembangan   wilayah   guna   mencapai   kemakmuran   serta   kesejahteraan masyarakatnya.   Upaya   pengembangan   wilayah   yang   dilakukan didasarkan   pada   lima   aspek/pilar pengembangan wilayah yang ada di Kabupaten Pamekasan, kemudian di tentukan potensi-potensi

apa yang cocok untuk dikembangkan pada masing-masing wilaytah Kabupaten Pamekasan. Dalam

rangka   pemgembangan   potensi   daerah   tersebut,   Pemerintah   daerah   Kabupaten   Pamekasan,

membagi wilayah pengembangan kedalam tiga Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) menurut letak

dan potensi wilayah tersebut. Tiga SWP yang terdapat di Kabupaten Pamekasan diantaranya adalah,

SWP bagian selatan meliputi, Kecamatan Pamekasan sebagai Pusat pengembangannya, Kecamatan

Pademawu, Tlanakan, Galis, Proppo, dan Larangan, SWP bagian tengah meliputi, kecamatan pakong

sebagai pusat pengembangannya, Kecamatan Kadur, Pegantenan, dan Palengaan, serta SWP bagian

utara   meliputi,   Kecamatan   Waru   sebagai   pusat   pengembangannya,   Kecamatan   Pasean,   dan

Batumarmar.

3.1. Pengembangan Wilayah Kabupaten Pamekasan

Satuan wilayah pengembangan yang terdapat di kabupaten Pamekasan, dikembangkan

berdasarkan   potensi   daerahnya   masing-masing   yaitu,   SWP   bagian   selatan   dikhususkan   bagi

pengembangan   daerah   pertanian,   perkebunan,   daerah   permukiman,   daerah   wisata   alam   dan

budaya,   dan   perikanan,   SWP   bagian   tengah   dikhususkan   bagi   pengembangan   daerah   pertanian,

agrowisata, permukiman, dan pertambangan, SWP bagian utara dikhususkan bagi pengembangan

daerah   pertambangan,   permukiman,   dan   perikanan.   Secara   garis   besar   pengembangan   potensi

wilayah yang terdapat di Kabupaten pamekasan, digambarkan dalam penjelasan berikut;

3.1.1. Pengembangan Potensi Pertambangan

(28)

terdapat di Kabupaten Pamekasan diantaranya adalah; Minyak bumi, pasir kuarsa, Batu gamping, lempung sedimen, Oker (limonit), gipsum dan fosfat. Selama ini, sector pertambangan yang telah dikembangkan di Wilayah Kabupaten pamekasan hanya terbatas pada bahan tambang golongan C seperti,   bata   kapur   galian,   batu   gung, phospat,pasir   kuarsa,   dan   kerikil.   Kawasan   pertambangan tersebut tersebar hampir di seluruh kecamatan. Lokasi tambang yang paling menonjol yaitu di desa Angsanah, Akkor dan Rekkerek Kecamatan Palengaan serta daerah pertambangan batu bata kapur di Desa   Blumbungan   dan   Pakong.   Berikut   ini,   doisajikan   data   mengenai   perkembangan   sector pertambangan di Kabupaten pamekasan;

a.      Produksi Hasil Tambang Golongan C

NO. U R A I A N SATUAN 2004 2005 2006 2007 2008

1. Sirtu m3 - 6.931 229.000 229.000 229.000

2. Pasir Kuarsa m3 - 2.470 88.00 88.00 88.00

3. Batu Bata Merah Biji - 330.250 330.250 330.250 330.250

4. Batu Bata Putih Biji - 350.000 350.000 350.000 350.000

5. Phospat m3 - 2.220 2.220 2.220 2.220

6. Batu Kapur m3 - 613.000 281.000 281.000 281.000

7. Tanah Urug m3 - 113.000 113.000 113.000 113.000

8. Genteng m3 - 6.000 6.000 6.000 6.000

9. Batu Gunung m3 - 56.000 281.000 281.000 281.000

Keterangan : -) data Tersebut berdasarkan data sementara, Karena pendataan masih dalam proses.

b.      Luas Areal Tambang Golongan C

NO. U R A I A N SATUAN 2004 2005 2006 2007 2008

1. Sirtu m3 - 0.157 0.155 0.155 0.155

2. Pasir Kuarsa m3 - 92.456 92.456 92.456 92.456

3. Batu Bata Merah Biji - 37.00 39.00 39.00 39.00

(29)

5. Phospat m3 - 39.00 39.00 39.00 39.00

6. Batu Kapur m3 - 175.510 194.056 194.056 194.056

7. Tanah Urug m3 - 210.00 129.70 129.70 129.70

8. Genteng m3 - - - -

-9. Batu Gunung m3 - 0.155 0.155 0.155 0.155

Keterangan : -) data Tersebut berdasarkan data sementara, Karena pendataan masih dalam proses.

3.1.2.      Pengembangan Kawasan Budidaya

Kawasan   Budidaya   merupkan   kawasan   yang   kondisi   fisik   dan   potensi   sumber   daya alamnya   dapat   dan   perlu   dimanfaatkan   untuk   kepentingan   produksi   dalam   rangka   memenuhi kebutuhan   manusia   dan   pembangaunan.   Secara   umum   kawaan   budidaya   dibedakan   menjadi kawasan   budidaya   tanaman   musiman   dan   kawasan   budidaya   tanaman   tahunan,   dimana   untuk kawasan   budidaya   tanaman   musiman   meliputi   areal   sawah/pertanian,   dan   perkebunan. Pengembangan   kawasan   budidaya   tanaman   tahunan   yang   sangat   potensial   di   Kabupaten PAmekasan Dalah, Kecamatan Pasean, Palengaan, dan Pegantenan, dimana untuk daerah Palengaan tanaman   tahunan   yang   potensial   adalah   tanaman   konservasi   seperti   akasia   dan   jati.   Untuk pengembangan   budidaya   tanaman   semusi   wilayah   yang   memiliki   potensi   adalah   Kecamatan Pademawu, dan Proppo, karena areal wilayahnya paling luas dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya.   Berikut   ini   dijelaskan   mengenai   pengembangan   tanaman   musiman   yang   terdapat   di Kabupaten pamekasan;

a. Pengembangan Potensi Pertanian

Kabupaten Pamekasan memiliki potensi di bidang pertanian. Luas areal Pertanian Kabupaten Pamekasan keseluruhnya mencapai 74.467,167 Ha yang terdiri luas tegalan 62.013,769 Ha, sawah irigrasi 6.649,5 Ha dan sawah tadah hujan 5.803,898 Ha. Pola penyebaran kawasan pertanian sawah dan   tegalan   cenderung   mengikuti   pola   system   DAS   yang   ada.   Areal   persawahan,   paling   banyak terdapat di Kecamatan Pademawu, Proppo, Pegantenan dan Palengaan, sedangkan kawasan tegalan banyak   terdapat   di   kecamatan   Pamekasan,   Pademawu   dan   Proppo.   Secara   umum   pertanian   di Pamekasan dibagi menjadi dua sektor yaitu;

(30)

     Sector   pertanian   tanaman   pangan   cukup   potensial   untuk   dikembangkan   terutama   pada komoditas padi dan jagung, karena komoditas ini terdapat di.hampir semua kecamatan yang ada di. Kabupaten   Pamekasan.   Sedangkan   untuk   jenis   komoditi   lainnya   seperti   kacang-kacangan   ketela pohon hanya kecamatan tertentu saja yang menghasilkan.

2.Sector pertanian holtikultura

     Sector   pertanian   holtikultura   yang   potensial;   dikembangkan   di   wilayah   Kabupaten

pamekasan adalah tanaman buah-buahan mengingat kondisi fisik wlayah yang kurang cocok bagi

pengembangan  tanaman sayur, kecuali  di daerah tertentu yang sangat terbatas luasannya. Jenis

komoditas yang sudah cukup dikenal sampai ke luar daerah adalah mangga, dimana kkomoditas ini

terdapat di Kecamatan Galis, Proppo, Pegantenan, Batumarmar, Pasean, dan Waru. Selain itu, ada

komodotas   durian   yang   kualitasnya   tergolong   bagus,   yaitu   di   Kecamatan   pegantenan,   serta

komoditas jeruk di Kecamatan Larangan, namun  produktivitasnya  sedikit dan belum sampai  ke luar

daerah, sehingga perlu upaya pengembangan lebih lanjut.

Tabel Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura yang dikembangkan di Kabupaten Pamekasan

NO. U R A I A N SATUAN 2004 2005 2006 2007 2008

1. Padi (GKG) Ton 104,456.80 105,379.00 105,379.10 105,379.10 105,379.10

2. Jagung Ton 91,431.60 97,848.00 97,848.00 97,848.00 97,848.00

3. Ubi Kayu Ton 47,696.70 64,213.80 64,212.80 64,212.80 64,212.80

4. Ubi Jalar Ton 1,288.70 1,341.20 1,341.20 1,341.20 1,341.20

5. Kedele Ton 858.20 911.40 911.40 911.40 911.40

6. Kacang

Tanah Ton 1,046.70 1,521.50 1,521.50 1,521.50 1,521.50

7. Kacang

Hijau Ton 2,569.80 2,713.20 2,713.20 2,713.20 2,713.20

8. Sorghum Ton 30.80 7.50 7.50 7.50 7.50

9.

Sayur-sayuran Ton 12,096.90 24,304.30 24,304.30 24,304.30 24,304.30

(31)

buahan

Sumber data : Dinas Pertanian

b. Pengembangan Potensi Perkebunan

       Potensi   perkebunan   di   Kabupaten   Pamekasan   yang   paling   menonjol   yaitu   tembakau, dimana hampir seluruh wilayah di Tanami tembakau dan harga jualnya juga cukup tinggi. Kualitas tembakau yang paling bagus terdapat di Kecamatan Pakong tepatnya di desa Cenlecen.

Komoditi  perkebunan   lain   yang   potensial   untuk   dikembangkan   di  wilayah   kabupaten pamekasan   adalah   kelapa,   cabe   jamu,   siwalan,   dan   jambu   mete. Hal   ini   dikarenakan   kualitas produksi yang cukup diterima oleh pasar.

3.1.3.  Penngembangan Potensi Sumber Daya Kelautan

Posisi   Kabupaten   Pamekasdan   yang   berbatasan   dengan   laut   di   ssebelah   utara   dan selatannya, membuat Kabupaten ini kaya akan sumbr daya laut. Sumber daya kelautan yang telah dikembangkan di daerah Pamekasan diantaranya adalah, perikanan, rumput laut, dan penggaraman/ tambak garam.

Beberapa kawasan penghasil ikan di Kabupaten Pamekasan terdiri dari perikanan laut yang   meliputi   perairan   Laut   Jawa   di  sepanjang   pantai   utara   yaitu   Kecamatan   Batu   Marmar   dan Pasean, serta Selat Madura di sepanjang pantai selatan meliputi wilayah Kecamatan Tlanakan, dan Pademawu. Perikanan budidaya yakni tambak dan kolam yang terdiri dari tambak ikan bandeng dan udang   berada   di   Kecamatan   Galis   dan   Pademawu.   Sedangkan   penggaraman   atau   untuk menghasilkan   garam   dengan   memanfaatkan   musim   kemarau   atau   lahannya   bergantian   dengan tambak budidaya yang berada di Kecamatan Tlanakan, Pademawu dan Galis.

3.1.4. Pengembangan Potensi Peternakan

(32)

individu   yang   tersebar   di   seluruh   wilayah   Kabupaten   Pamekasan,   sapi   Madura   ini   selain   untuk konsumsi dagingnya juga dibuat sebagai hewan pacu (kerapan sapi). Untuk ternak yang lain: ayam, kambing, dan domba kesediannya juga cukup.

Beberapa   komoditas   perternakan   yang   memberikan   prospek   pengembangan   yang cukup cerah di masa mendatang seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, ayam, itik dan entok. Sedangkan untuk jenis komoditas lain yang juga dikembangkan adalah ulat sutra di kecamatan Kadur hanya konsumsi lokal.

3.1.5.  Pengembangan Potensi Pariwisata

Kabupaten Pamekasan memiliki potensi Wisata yang mempesona dan mampu menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung. Obyek-obyek wisata yang dimiliki Kabupaten   Pamekasan   selain   Wisata  Alam, Budaya,   Bahari,   kerajinan  dan   belanja.  Obyek   wisata merupakan   aset   yang   sangat   potensial   dengan   keragaman   corak   budaya   masyarakat   untuk dikembangkan menjadi sumber pendapatan daerah. Selain itu, keragaman corak budaya masyarakat juga   perlu   dipelihara   karena   merupakan   salah   satu   daya   tarik   wisata   di   Kabupaten   Pamekasan. Potensi wisata yang dimiliki oleh kabupaten Pamekasan, diantaranya adalah;

Jenis Wisata Obyek Wisata Keterangan

Wisata Pantai

Pantai Talang Siring 10 Km kearah Timur dari Kota Pamekasan

Pantai Jumiang Mudah   dijangkau   kendaraan   roda   dua   dan   4 dengan jarak 15 Km dari pusat kota

Pantai Batu Kerbuy

Terletak di Kecamatan Pasean dengan luas 5 Ha dengan keindahan alam pantainya yang menarik. Nama Batu Kerbuy diambil dari sebuah batu yang berbentuk seperti kerbau yang terletak 8 Km dari pantai

Wisata Alam Api tak Kunjung Padam

Biasa   disebut   dengan   Jangka,   terletak   di   Desa Larangan   Tokol   Kecamatan   Tlanakan   yang berjarak 4 Km dari pusat kota dengan prasarana jalan yangcukup baik. Juga telah tersedia kios dan warung souvenir.

(33)

Pasarean Batuampar

yang   besar   setara   dengan   para   Waliyulloh   atau Wali   Songo.   Terletak   di   Desa   Pangbatok Kecamatan Proppo sekitar 15 Km dari pusat kota.

Vihara Alokitesvara

Berada   di   Kampung   Candi   Desa   Monto' Kecamatan   Galis   (14   Km   dari   Kota   Pamekasan), berdekatan   dengan   Pantai   Talangsiring.   Vihara terbesar   kedua   di   Pulau   Jawa.   Salah   satu keunikannya,   yaitu   di   dalam   komplek   terdapat Musholla,   Gereja   dan   Pura   yang   melambangkan kerukunan beragama

Wisata Budaya Kerapan Sapi

Tradisi budaya masyarakat Madura yang biasanya digelar   sehabis   panen   raya   sebagai   wujud   rasa gembira atas keberhasilan yang diraih.

Wisata

Penunjang Monumen Are' Lancor

Terletak   di   jantung   Kota   Pamekasan   di   depan Masjid Agung Asyuhada' dan dikelilingi jalan yang berbentuk   melingkar   lafadz   Allah.Merupakan monumen   perjuangan   kepahlawanan   Rakyat Madura dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia

3.1.6. Pengembangan Sarana Transportasi

Transportasi   termasuk   faktor   utama   dalam   pengembangan   wilayah   karena   merupakan

sarana prasarana bagi pergerakan baik orang maupun barang, terutama seperti wilayah Kabupaten

Pamekasan yang mempunya wilayah yang cukup luas. Dengan adanya sistem transportasi yang baik

maka akan akses menuju wilayah yang terisolir menjadi mudah dan lanacar. Selain tiu transportasi

sangat mempengaruhi pengembangan perekonomian wilayah yang bersangkutan dan pemerataan

perekonomian wilayah.

Pengembangan transportasi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah pengembangan

jalan raya yang meliputi pembangunan jalan-jalan baru ataupun peningktan kondisi jalan di wilayah

desa, dimana diharapkan dengan adanya jalan baru akan memacu perkembangan di wilayah desa

yang terpusat di satu lokasi saja. Selain itu juga pengembangan jalan tembus atau jalan alternatif

(34)

jalan alternatif yang sudah ada atau dengan mencari jalur alternatif baru, sepeti adanya rencana

Ring   Road   Lemper-Kanginan. Transportasi   tersenut   dikembangkan   untuk   jalur-jalur   strategis

misalnya, untuk jalur pengangkutan komoditi sektor pertanian ataupun perkebunan menuju pasar

daerah.

Transportasi   lainnya   yang   mempunyai   prospek   bagus   untuk   dikembangkan   adalah

transportasi laut, berupa dermaga kecil yang berfungsi untuk asndaran perahu nelayan atau tempat

berlabuhnya kapal yang mengangkut barang ke luar Madura, seperti di Desa Tanjung Kecamatan

Galis yang merupakan tempat berlabuhnya kapal dengan jalur Pamekasan- Probolinggo.     

3.2. Arah Pengembangan Wilayah Pamekasan

Dari   gambaran   mengenai   kondisi   penggunaan   lahan   di   Kabupaten   Pamekasan   yang dipengaruhi oleh kondisi topografi wialyahnya yang bergelombang, dimana penggunaan lahan untuk permukiman, pusat layanan pemerintah, dan perdagangan, cenderung memusat di bagian selatan sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis, dapat disimpulkan bahwa arah pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan cenderung mengarah ke selatan memusat sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan Pamekasan, Proppo,   Larangan,   Pademawu,   dan   Galis,   yang   menghubungkan   Kabupaten   Pameksan   dengan Kabupaten   Sampang   dan   Sumenep.   Arah   pengembangan   wilayah   Kabupaten   Pamekasan,   yang mengarah   ke   selatan   tersebut   ditandai   dengan   dipindahnya   pusat-pusat   layanan   umum   seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dan terminal umum, serta beberapa kantor instansi pemerintah, dari pusat kota kearah selatan khususnya di Kecamatan Pameksan bagian selatan, dan Kecamatan Tlanakan.

BAB IV

PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN DAERAH dan SOLUSINYA

4.1. Permasalahan yang dihadapi, dalam upaya pengembangan daerah Kabupaten Pamekasan

(35)

perekonomian dan bidang-bidang lain yang dapat dikembangkan. Dalam upaya pembangunan dan pengembangan   daerah,   strategi   yang   digunakan   harus   mengacu   pada   potensi   dan   karakteristik pengembangan daerah masing-masing. Setiap daerah pasti memiliki permasalahan, terkait dengan upaya pengembangan daerahnya. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap daerah berbeda-beda, tergantung karakteristik dan potensi pengembangan masing-masing daerah.

Permasalahn   yang   dihadapi   dalam   upaya   pengembangan   wilayah   kabupaten   Pamekasan, diantaranya adalah;

-   Bidang Pendidikan: masalahnya meliputi rendahnya tingkat pendidikan  di daerah pedesaan, sarana

dan prasarana yang kurang.

-   Bidang Ekonomi: penadapatan daerah dan masyarakat Kabupaten Pamekasan masih rendah, lemahnya

dukungan   pemerintah   daerah   terhadap   sektor   pertanian,   perkebunan,   pertambangan,

perindustrian, dan pariwisata, sehingga usaha dan perekonomian masyarakat yang menggantungkan

diri pada sektor-sektor tersebut kurang berkembang secara optimal.

-   Bidang Kesehatan: masalahnya yaitu kurang meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga medis, sehingga

masyarakat yang tinggal di desa merasa kesulitan untuk mandapatkan layanan kesehatan, serata

rendahnya tingkat kesadaran dan gaya hidup sehat, khususnya dikalangan masyarakat pedesaan.

-   Bidang   Ketenagakerjaan:   masalahnya   yaitu   Kebutuhan   tenaga   kerja   yang   masih   harus   banyak

disupport   dari   daerah   lain,   serta   kurangnya   keterampilan   masyarakat   yang   mengakibatkan

banyaknya pengangguran

-   Bidang   Birokrasi:   Belum   melembaganya   nilai-nilai   demokratis  dan   terbatasnya   administrasi   publik,

belum mantapnya otonomi daerah, serta terbatasnya jangkauan masyarakat memperoleh informasi

dan komunikasi

-   Bidang Keamanan: meliputi lemahnya kesadaran hukum masyarakat, lemahnya kesadaran masyarakat

terhadap hak dan kewajiban, tingginya tingkat kriminalitas.

-   Bidang   Perencanaan   Tata   Ruang   Wilayah:   Topografi   wilayah   Kabupaten   Pamekasan   yang

bergelombang, serta struktur geologisnya yang sebagian besar tersusun atas batuan gamping yang

mudah   longsor   akibat   erosi,   khususnya   yang   terdapat   di   daerah   perbukitan,   menyebabkan

(36)

tersebut, sehingga seringkali Pemerintah kurang matang dalam malkukan perencanaan tata ruang

wilayah tersebut.

4.2. Solusi yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan

Berdasarkan   permasalahan   yang   dihadapi   oleh   pemerintah   Kabupaten   Pamekasan,   dalam   upaya

pemngembangan daerahnya, maka solusi dan upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah

untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah;

-   Bidang pendidikan: melengakpi sarana prasarana pendidikan yang kurang, serta melkukan pemerataan

pendidikan di seluruh wilayah Kabupaten Pamekasan.

-   Bidang   ekonomi:   memberikan   perhatian   dan   dukungan   yang   penuh   kepada   sektor-sektor

perekonomian   yang   terdapat   di   wilayah   kabupaten   Pameksan,   seperti   misalnya   pada   sektor

pertanian dengan cara ningkatkan produktifitas petani dengan pemberian bibit unggul dan sosialisasi

penggunaan   tekhnologi   pertanian,   serta   mempermudah   penjualan   hasil   tani   dengan   cara

memperbaiki   sarana   jalan   dan   transportasi.   Pada   sektor   pertambangan   misalnya   dengan   cara,

memberi   penyuluhan   tentang   tata   cara   penambangan   yang   sesuai   dengan   prosedur,   serta

memperkenalkan hasil tambang daerah kepada daerah lain agar hasil tambang dapat dipasarkan

tidak hanya secara lokal juga setidaknya secara nasional. Dengan adanya perbaikan pada sektor-sektor perekonomian tersebut, diharapkan pendapatan masyarakat dan daerah akan meningkat.

-   Bidang   Kesehatan:  memperbaiki   kualitas   pelayanan  kesehatan   terhadap  masyarakat,   baik  dari   segi

pemerataan fasilitas kesehatan maupun dari segi pelayanan dan kualitas tenaga medisnya. 

-   Bidang Ketenagakerjaan:  memberdayakan  tenaga kerja  lokal, meningkatkan  keterampilan  masyarat

pmelalui pelatihan-pelatihan keterampilan dan wirausaha.

-   Bidang   Birokrasi: memperbaiki   kualitas   layanan   umum,   seperti   pembuatan   Kartu TandaPenduduk

(KTP),  serta  surat-surat   penting  lain,  serta   meningkatkan  layanan  informasi  dan  komunikasi  bagi

masyarakat.

-    Bidang Keamanan:   meningkatkat   kesadaran   masyarakat   terhadap   pentingnyamenghargai hak   dan

kewajiban orang lain, agar tercipta kehidupan yang aman, tenteram, dan sejahtera, memperbaiki

(37)

-   Bidang   Perencanaan   Tata   Ruang   Wilayah:   menentukan   daerah-daerah   yang   dapat   dikembangkan

menjadi   wilayah   permukiman,   dan   mencegah   masyarakat   untuk   bermukim   di   daerah   rawan

bencana, dengan cara memperketat pengawasan terhadap Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

      Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu daerah yang terletak di Propinsi Jawa Timur, yang   memiliki   potensi   pengembangan   yang   cukup   banyak.   Untuk   mencapai   kesejahteraan   dan kemakmuran   masyarakatnya,   Pemerintah   daerah   kabupaten   Pamekasan   berupaya   melakukan pembangunan   dan   pengembangan   daerah   yang   didasarkan   atas   potensi   pengembagan   yang terdapat di wilayah tersebut.

      Dalam rangka pemgembangan potensi daerah, Pemerintah Kabupaten Pamekasan, membagi wilayah   pengembangan   kedalam   tiga   Satuan   Wilayah   Pengembangan   (SWP)   menurut   letak   dan

potensi wilayah tersebut. Tiga SWP yang terdapat di Kabupaten Pamekasan diantaranya adalah, SWP

bagian   selatan   meliputi,   Kecamatan   Pamekasan   sebagai   Pusat   pengembangannya,   kecamatan

(38)

sebagai pusat pengembangannya, kecamatan Kadur, Pegantenan, dan Palengaan, serta SWP bagian

utara   meliputi,   Kecamatan   Waru   sebagai   pusat   pengembangannya,   kecamatan   Pasean,   dan

Batumarmar.

Berdasarkan potensi dan keterjangkauan wilayahnya, maka arah pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan cenderung mengarah ke selatan memusat sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan Pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis, yang menghubungkan Kabupaten Pameksan dengan Kabupaten Sampang dan Sumenep.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Gunarsih, Ance, K. 2004. pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.

Helambang, Sudarno. 2004.  Dasar-Dasar Geomorfologi. Malang: UM, FMIPA.

Jayadinata,T.J. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB.

Kab Pamekasan Wikipedia, (online), (http,/www.id.wikipedia.org/wiki/Kab. Pamekasan, Diakses 21 maret 

2009).

Masudi. 2006. Kabupaten Pamekasan Dalam Angka Pamekasan Regency in Figures 2005/2006. Pamekasan. BPS Pamekasan.

Pertanian.(Online),(http;/WWW.Departemen Penagiran   Kabupaten   Pamekasan.   go.id/ludm/jatim/lam, diakses 20 maret 2009).

(40)

      Bapeda (Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Pamekasan)

Sensus  pertanian   2003,   Hasil   Pendaftaran   Rumah   Tangga   Kabupaten   Pamekasan.2003.   Pamekasan:   BPS (Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan).

Sumarmi. 2007. Geografi Pengembangan Wilayah. Malang: UM Press.

Diposkan oleh Nurullah ge08 di 08.57   

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lama

Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut Arsip Blog

 ▼  2011 (7)

o ▼  Mei (6)

 PAMEKASAN (PENGEMBANGAN WILAYAH)

 DESKRIPSI TUGAS PMPG

 DESKRIPSI TUGAS PMPG

 DESKRIPSI TUGAS PMPG

 DESKRIPSI TUGAS PMPG

 DESKRIPSI TUGAS PMPG

o ►  Januari (1)

Mengenai Saya

Nurullah ge08

" yang pazti-pzti aja "

Lihat profil lengkapku

Template Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

(41)

Posted on May 1, 2012

ANALISIS BIROKRASI WEBER: KAJIAN ADMINISTRASI PUBLIK

1. Pengantar Tulisan

Pemikiran Max Weber tentang birokrasi, oleh Jay M Shafritz (1978)

diklasifikan sebagai pemikiran 

Old Administration Paradigm

 (Paradigma

Administrasi Klasik). Hal ini disandarkan pada ciri khas paradigma

Administrasi Klasik, yang menekankan pada aspek birokrasi di dalam

analisis-analisis administrasi negara hingga tahun 1970-an. Selain itu,

analisis birokrasi yang dikemukakannya sangat mempengaruhi

pemikiran-pemikiran birokrasi selanjutnya.

Di dalam analisis birokrasinya, Weber mempergunakan pendekatan “ideal

type”. Tipe ideal merupakan konstruksi abstrak yang membantu kita

memahami kehi dupan sosial. Weber berpendapat adalah tidak memung

kinkan bagi kita memahami setiap gejala kehidupan yang ada secara

keseluruhan. Adapun yang mampu kita lakukan hanyalah memahami

sebagian dari gejala tersebut. Satu hal yang amat penting ialah

memahami mengapa birokrasi itu bisa diterapkan dalam kondisi

organisasi tertentu, dan apa yang membedakan kondisi tersebut dengan

kondisi organisasi lainnya. Dengan demikian tipe ideal memberi kan

penjelasan kepada kita bahwa kita mengabstraksikan aspek-aspek yang

amat penting dan krusial yang membe dakan antara kondisi organisasi

tertentu dengan lainnya. Dengan cara semacam ini kita menciptakan tipe

ideal tersebut (Thoha, 2004)

2. Max Weber : Sebuah Biografi

(42)

Tahun 1893, Weber menikah dengan Mariane Schnitger, seorang sepupu

jauh, yang terkenal sebagai pejuang emansipasi wanita. Tahun 1898 bagi

Weber dikenal sebagai “

tahun perjalanan ke neraka”, 

ia menderita

gangguan syaraf, yang tidak pernah akan sembuh. Tahun 1904, ia

menjadi salah seorang penerbit majalah 

Arsip untuk ilmu sosial dan sosial

politik. 

Di sanalah terbit “Tesis Max Weber”, yang merupakan kumpulan

tulisan yang terbit sekitar tahun 1905 dan kemudian terkenal dengan

judul “Etika Protestan dan Jiwa Kapitalisme” (

Die Protestantische Ethik

).

Salah satu pernyataan Weber tentang keilmuan,  yang dijadikan dasar

oleh para pengikutnya, adalah : “ 

Ilmu pengetahuan tidak dapat

menunjukkan apa yang “harus” kita kerjakan, ia hanya dapat

menerangkan syarat-syarat dan konsekuensi tindakan kita”.

Tahun 1920 Eropa terserang wabah panas. Weber, yang ketika itu

menjadi profesor di Muenchen, menjadi salah satu korbannya. Ia

meninggal 14 Juni 1920, pada usia 56 tahun. Sang isteri, Mariane Weber

menulis: 

Kira-kira tengah malam Weber menghembuskan napas terakhir.

Saat itu kilat dan guntur menggelegar…”.

3. Max Weber: Karya Tulisnya

Max Weber dikenal dengan metode “pengertian”nya (

Method of

Understanding

) dan teori 

Ideal Typus

. Ideal Typus adala suatu konstruksi

dalam fikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk

menganalisa gejala-gejala dalam masyarakat.

Pemikiran Max Weber sangat berperan dalam dunia keilmuan, seperti:

sosiologi, politik dsb. Beberapa karya tulisannya, yaitu:

(1).    

The History of Trading Companies during the Middle Ages (1889)

(2).    

Economy and Society (1920)

(3).    

Gesammelte Aufsätze zur Religionssoziologie (Collected essay on

Sociology of Relegion) Vo. 1 -3 (1921)

(4).    

Collected essay on Sociology and Social Problems (1924)

(5).    

From Max Weber: Essay in Sociology

(6).    

The Theory of Social and Economic Organization

 

Gambar

tabel berikut:
Table data pendidikan kabupaten pamekasan tersebut, menunjukkan bahwa tingkat
Tabel Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura yang dikembangkan di Kabupaten Pamekasan

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan-perusahaan perlu berpatisipasi aktif dalam penanganan masalah K3 dengan menyediakan rencana yang baik, yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Keselamatan

Berdasarkan perhitungan di atas terlihat jelas bahwa dengan nilai rata-rata OFCT sebesar 20 hari kinerja PT XYZ dalam kemampuan perusahaan memenuhi pesanan

Dari penjelasan diatas penulis memahami bahwa human relations merupakan suatu kesatuan yang memerlukan adanya sikap saling pengertian, tenggang rasa, saling menghormati

Salah satu tugas manajemen Sumber Daya Manusia untuk membuat organisasi lebih kompetitif adalah dengan meningkatkan employee engagement yang dipandang lebih dapat

Berdasarkan fenomena di atas, dalam artikel ini akan dibahas tentang hal- hal yang dapat dilakukan agar anak-anak penerus bangsa ini memiliki karakter yang baik,

Objek penelitian ini adalah metode– metode pembelajaran fikih pada masa pandemi covid-19 dan faktor-faktor yang mempengaruh dalam menerapkan metode tersebut di dalam

Bab ini menjelaskan secara detail mengenai skema aliran fluida di sekitar dua silinder side-by-side, penyelesaian persamaan Navier-Stokes menggunakan algoritma

dissimilarity yang akan meningkatkan intensitas task conflict dalam kelompok, value dissimilarity yang berkorelasi positif dengan munculnya task dan relationship conflict,