PAMEKASAN DALAM KACAMATA
PENDIDIKAN NASIONAL
24 Oktober 2016
by
sahabatmenulis
0
Oleh: SAMSUL AR[1]
“Bangsa yang tidak memperhatikan pendidikan akan ketinggalan dalam kehidupan
global yang penuh persaingan dan kerjasama. Bangsa-bangsa yang maju karena
pendidikannya yang membebaskan dan mengembangkan daya kreativitas akan
menempatkan bangsa tersebut sebagai bangsa yang menang dalam persaingan bebas.
(HAR Tilaar 2003)”
Pamekasan dalam lintang geografi; sebuah analisa
Kota pendidikan disematkan pada kota Pamekasan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, M. Nuh, pada tanggal 24 Desember tahun 2010 silam. Menarik jika
menelisik lebih jauh jumlah perguruan tinggi di kabupaten pamekasan yang mana
perguruan tinggi sebagai cermin sarana peningkatan kualitas manusia dalam berbagai
disiplin ilmu. Secara kuatitas, jumlah perguruan tinggi di kota Pamekasan kurang lebih
sekitar 10 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Misal, Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN), Univesitas Islam Madura (UIM), Universitas Madura (UNIRA),
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Khairat (STAI), AKBID Haifa Husada Pamekasan,
Akper, STIEBA, STIU Al-Mujtama’, STAIMU Panyeppen, dan beberapa perguruan
tinggi yang baru berdiri atau dalam proses pendirian.
[2]
Data tersebut sebagai bukti
bahwa kota pendidikan sangat layak untuk disematkan pada kabupaten pamekasan.
jika dibandingkan dengan jumlah lembaga pendidikan baik negari maupun swasta yang
ada di kabupaten pamekasan sebagai adalah sebagai berikut: Jumlah lembaga pendidikan
mulai dari tingkat TK sampai dengan Sekolah menengah atas sebanyak 1.987 lembaga,
207.381 peserta didik, dan 25.624 Guru. Dengan demikian peserta didik yang telah
mengenyam pendidikan pada tahun 2009 sekitar 24% dari total penduduk yang ada di
kabupaten Pamekasan. Bagitu juga dengan penduduk yang berprofesi sebagai guru yang
sangat banyak. Tentunya, salah satu syarat untuk menjadi seorang guru harus memiliki
kualifikasi akademik minimal sudah mencapai strata satu (S1) sebanyak 3 % dari total
penduduk di kabupaten pamekasan.
[5]
Lebih jauh lagi jika melihat jumlah pondok
pesantren di kabupaten Pamekasan sebanyak 513.
[6]
Contoh. Pondok Pesantren Darul
Ulum Banyuanyar, Pondok Pesantren Bata-Bata, Pondok Pesantren Panyeppen, Pondok
pesantren al-Mujtama’ Plakpak, Pondok Pesantren Madukawan, dan beberapa pondok
pesantren lainnya yang ikut mewarnai dan mentasbihkan kota pamekasan sebagai kota
pendidikan di Madura.
Selain kota pendidikan, pamekasan juga memiliki laqab, (panggilan) yang lain seperti
kota batik, kota gerbang salam, kedua sebutan ini telah mewarnai kota pemekasan sebagai
kota yang memproduksi bati tulis dan ingin menjalankan Perda syariah sesuai dengan
tuntunan agama islam.
Tidak heran jika, Pamekasan menjadi tujuan belajar bagi siswa atau mahasiswa yang
ingin menimba ilmu dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Tentunya, tujuan baik ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 adalah
dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan ini, pendidikan merupakan
kewajiban bagi seluruh umat manusia, termasuk manusia indonesia untuk mencari ilmu
setinggi-tingginya guna memperbiki diri dan memberantas kebodohan. Karena hanya
dengan pendidikan hidup dan kehidupan ini bisa dipertahankan dan bisa dilanjutkan.
KONSEP PENDIDIKAN NASIONAL
Kata pendidikan berasal dari kata didik, yang berarti menjadikan orang lebih baik. hal ini
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam undang-undang nomer
20 tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, Sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan dalam bahasa inggris
dikenal dengan education yang memiliki makna pendidikan. Dalam Undang-Undang
1945 menyebutkan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk mengenyam
pendidikan minimal 9 tahun atau minimal MTs dan yang sederajarat. Lebih lanjut semua
biaya dalam selama belajar 9 tahun ini adalah gratis dalam artian bahwa negara
menanggung semua biasa pendidikan baik dari buku, gaji guru, gedung, meja, dan semua
yang berkaitan dengan lembaga pendidikan belajar 9 tahun merupakan tanngung jawab
pemerintah pusat dan daerah dengan mengalokasikan dana sebasar 20% dari anggaran
belanja (UU nomer 20 tahun 2003 tentang sisdiknas).
menengah. Dana tersebut idealnya digunakan semaksimal mungkin untuk kemajuan
pendidikan nasional, khususnya di kota pemekasan.
Maka, dengan adanya dana dari pemerintah, idealnya pendidik dan tenaga kependidikan
semaksimal mungkin untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan
mencetak generasi muda yang bisa bersaing dengan dunai luar yang berlandaskan iman
dan takwa serta cinta Negara Kesatuan Repulik Indonesia.
Namun realitasnya adalah tidak sedikit lembaga pendidikan yang masih mengadakan
pendidikan konvensional (pendidikan apa adanya dan ada apanya) yang tidak sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Ironisnya, Dana Operasional Sekolah (BOS)
digunakan untuk mempekaya diri sendiri, keluarga, dan teman sekitar bahkan disinyalir
peng-mark up-an data peserta didik hanya untuk mendapatkan dana operasional sekolah
yang banyak.
[7]
Jika demikian, cita-cita bangsa untuk memberantas kebodohan,
memberikan pelayanan pendidikan gratis 9 tahun berubah menjadi ajang memperkaya
diri dan mengangkat status sosial dengan memiliki mobil mewah.Naudzubillah. Implikasi
dari ajang memperkaya diri adalah lembaga-lembaga pendidikan berlomba-lomba
memberikan pelayanan pendidikan gratis dengan jalan yang berbeda-beda hanya untuk
menarik minat peserta didik untuk melanjutkan sekolah ke lembaga tertentu. Misal,
dangan memberikan baju gratis, spatu gratis, dan lain. lembaga pendidikan bukan
berlomba-lomba memberikan kualitas pendidikan yang baik tetapi berlomba
mendapatkan siswa yang banyak.
Idealnya, penyelenggaraan pendidikan harus susuai dengan konsep pendidikan nasional
yaitu:
1. Guru yang ideal
Menarik jika mengacu pada pernyataan Malik Fajar yang menyebutkan bahwa “sekarang
ini dunia pendidikan kita masih kekurangan guru, kalau tenaga pengajar banyak, tetapi
tenaga guru masih sangat langka, ukuran kualitas perguruan tinggi bukan hanya dilihat
dari berapa banyak gelar doctor, tetapi berapa banyak guru di dalamnya”.
[8]
Dalam
kontek keguruan, tidak sedikit guru yang mengajar tanpa dibarengi dengan tanggung
jawab mencerdaskan kehidupan bangsa. Padahal guru merupakan role model yang segala
tindak-tanduknya akan ditiru oleh peserta didik. Padahal pengajaran dan pembelajaran
harus bertumpu pada peserta didik yang menekankan pada learing to know, learning to
do, learning to be, dan learning to live together yang merupakan empar pilar UNESCO
yang dipelopori oleh guru.
[9]
Bagitu juga dengan guru/asatidz yang ada di pondok
pesantren dimana selama 24 jam mereka bergaul dengan santri dengan penuh ikhlas
mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka menjadi model bagi para santri
untuk dinilai, diikuti segala tindak-tanduknya.
Bagitu juga dengan guru profesional, minimal memiliki kualifikasi pendidikan S1 dan
menguasai materi yang akan diajarkan.
2. Idealitas murid dalam kelas
Idealnya, dalam 1 kelas minimal terdapat 20-32 peserta didik untuk SD dan yang
sederajar, SMP 20 sampai 32 peserta didik, dan untuk SMA 20 sampai 32.
[11]
Namun
realitasnya, lembaga pendidikan khususnya pendidikan islam berlomba-lomba mencari
murid untuk memenuhi standart minimal dan standart minimum. Diperparah lagi dengan
kondisi dilapangan dimana umat islam berlomba-lomba mendirikan lembaga pendidikan
dengan dalih ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan mudah pula ditemukan
dilapangan lembaga pendidikan yang berdampingan. Misal, SDN berdampingan dengan
MI, SMP berdampingan dengan MTs dan begitu juga seterusnya sehingga pengelola
lembaga berlomba-lomba untuk mendapatkan siswa yang banyak.
Akibatnya, efektifitas proses belajar mengajar akan tergangu dan tujuan pendidikan
nasional yang dicapai juga akan terganggu bagitu juga dengan kualitas lulusannya juga
kurang begitu optimal. Karena orientasi dari lembaga pendidikan bukanlah mencerdaskan
kehidupan bangsa tetapi bagaimana mendapatkan calon peserta didik
sebanyak-banyaknya. Idealnya, jika terdapat lembaga pendidikan dasar di suatu wilayah, maka
pendidikan tersebut dirawat, didukung dan dijaga baik dari kualitas maupun kuantitas
peserta didik.
3. Lingkangan ideal
Lingkungan merupakan salah satu fakor pendukung yang dapat mencerdaskan kehidupan
bangsa. Islam memiliki konsep tentang perkembangan peserta didik bergantung pada
kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori “ Setiap
manusia yang dilahirkan kedunia dalam keadaan fitra, kedua orang tua lah yang dapat
membina apakah anak itu mau jadikan orang yahudi, nasroni, atau majusi”
[12]
Bagitu
juga dengan Jonh Lock (1631-1704) dengan konsep tabula rasa yang menyatakan bahwa
setiap anak yang baru lahir seperti kertas putih, apakah mau ditulis dengan tinta hitam
merah, biru, hijau dan lain.
[13]
Lingkungan yang baik dapat melahirkan generasi yang baik. Lingkungan pendidikan
yang baik adalah lingkungan yang dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik
untuk berkarya, berkreasi sesuai dengan bakat dan minat. Sekolah harus memberikan rasa
aman, nyaman, dan damai bagi peserta didik karena sekolah merupakan rumah kedua
bagi peserta didik.
[14]
Pamekasan dalam Kacamata Pendidikan Nasional.
yang ada di pondok pesantren. karena pondok pesantren merupakan cermin pendidikan
ideal, unik dan sesuai dengan kearifan lokal, khususnya masyarakat Madura. Karena
orang Madura kental dengan keislamannya.
[16]
Realitasny pesantren menjadi tujuan
utama bagi masyarakat Madura dalam menimba ilmu. maka masyarakat Madura mayorita
mengenyam pendidikan di pondok pesantren.
Keberadaan pesantren di Madura, khusus di pemekasan dengan berbagai macam lembaga
pendidikan yang dikelola telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan
bangsa yang mandiri. Bahkan pesantren tidak hanya sebagai wadah mendalami ilmu
agama (Tafaqqoh fiddin), tetapi ikut serta mempertahankan negara kesatuan republik
indonesia.
Kesimpulan
Motto pemekasan “madu ganda mangesti tunggul” yang memiliki arti Madura harum ikut
serta mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dilakukan oleh Pamekasan
yaitu dengan pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan dalam
mempertahankan keberlangsungan hidup dan kehidupan umat manusia, semakin baik
pendidikan seseorang maka semakin baik kehidupan seseorang, semakin baik pula
wawasannya. Untuk itu mempertahankan kota pemekasan menjadi kota pendidikan
merupakan keharus dan kewajiban, karena pendidikan merupakan jembatan meraiah
kesuksesan baik di dunia maupun diakhirat.
[1]
Penulis bisa dikunjungi di. lensakita.com/satu.dutadamai.id/jalandamai.id. atau blog
dan tweeter
@sahabatmenulis
.wordpress.com. Penulis juga sebagai peneliti, kontributor
dan PK III di STIBA,
[2]
Pada tahun 2009, perguruan tinggi di Pemekasan berjumlah 7 kampus. Ensiklopisi
Pamekasan, Alam,Masyarakat, dan Budaya. (Pamekasan, 2010), hlm. 26. Data tersebut
merupakan data sementara, dan setiap tahun terus berkembang sesuai dengan kebutuhan.
[3]
Ensiklopisi Pamekasan, Alam,Masyarakat, dan Budaya. (Pamekasan, 2010), hlm. 19.
[4]
Ibid. 23.
[5]
Jumlah tersebut belum termasuk profesi lain dengan keahlian masing-masing yang
mensyaratkan untuk memiliki gelar minimal D-IV. Misal, dokter, perawat, ustadz, dosen,
dan pegawai kantor. Tentunya semua pegawai sudah mengenyam pendidikan minimal
D-IV dan atau S1.
[7]
Analisis sementara, untuk data yang lebih lengkap dapat diteliti lebih jauh tentang
penyelewangan wawanang.
https://nusantaranews.wordpress.com/2009/07/02/5-fakta-fakta-penyelewangan-dana-bos-ironi-sekolah-gratis/
diakses pada hari selasa tanggal
11-2016
https://sahabatmenulis.wordpress.com/2016/10/24/pamekasan-dalam-kacamata-pendidikan-nasional/(data-diakses-08-12-2016)
24 Oktober 2016
by
sahabatmenulis
oleh: Samsul AR
Nurullah bloger
Jumat, 20 Mei 2011PAMEKASAN (PENGEMBANGAN WILAYAH)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah merupakan suatu daerah dimana terdapat hubungan-hubungan antara faktor-faktor
alamiah dan makhluk hidup yang menciptakan suatu yang khas pada daerah tersebut. Manusia
sebagai unsur dari wilayah mempunyai sifat yang selalu ingin memenuhi kebutuhannya dengan
memberdayakan faktor-faktor alam di sekitarnya. Untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak
terbatas manusia melakukan pengembangan terhadap wilayah yang mereka tempati. Pada
hakekatnya pengembangan (development) merupakan upaya untuk memberi nilai tambah dari apa
yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam melakukan pengembangan wilayah,
manusia harus memperhatikan sumber daya yang ada pada wilayah tersebut baik SDA maupun
SDM-nya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut akan terbayangkan suatu bentuk pengembangan
yang sesuai pada suatu wilayah, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam melakukan
pengembangan suatu wilayah terdapat lima aspek yang harus dipegang, aspek tersebut yaitu aspek
Kabupaten Pamekasan memiliki potensi sumberdaya alam yang masih baik di sektor pertanian, perikanan, peternakan, perindustrian, perdagangan dan jasa.sektor-sektor tersebut sangat penting fungsinya karena merupakan modal dasar untuk kelangsungan pengembangan wilayah, terutama dalam era otornomi daerah seperti saat ini. Dalam rangaka otonomi dareah maka sumber daya yang ada harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, tidak boleh dieksploitasi secara berlebih, dan harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama.
Dalam rangka menunjang otonomi daerah lebih jauh, diperlukan perencanaan pengembangan wilayah, yang didahului oleh proses identifikasi potensi-potensi yang dapat dikembangkan dan dikelola untuk menunjang kemakmuran daearah. Potensi-potensi tersebut, dapat teridentifikasi pada lima aspek yang berfungsi sebagai pilar pengembangan wilayah di daerah tersebut seperti, aspek ruang, aspek fisik geologis, aspek sosio ekonomi, aspek sosio budaya, dan aspek sosio politik.
Melalui makalah ini, penulis berusaha mengidentifikasi segala potensi yang terkandung dalam lima aspek pengembangan wilayah yang ada di Kabupaten Pamekasan, sehingga diharapkan pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan kedepan, dapat disesuiakan dengan potensi-potensi yang dimiliki.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah, dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Aspek pengembangan wilayah apa saja yang terdapat di Kabupaten Pamekasan?
2. Bagaimana Pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan?
3. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi, serta solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan dalam upaya pengembangan daerah?
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan Rumusan masalah di atas, dijabarkan Tujuan pembahasan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahuiAspek pengembangan wilayah apa saja yang terdapat di Kabupaten Pamekasan
2. Untuk mengetahui Pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan
BAB II
ASPEK PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN
2.1. Lima Aspek Pengembangan Wilayah
Peta Kabupaten Pamekasan
Sebagaimana daerah lain di Indonasia, Kabupaten Pamekasan juga berupaya mengembangkan daerahnya agar kesejahteraan rakyat dapat tercapai. Dalam upaya pengembangan daerah, terdapat lima pilar pengembangan wilayah yang perlu dikaji. Lima aspek pengembangan wilayah beserta segala potensi yang dimiliki oleh kabupaten Pamekasan, akan dibahas pada poin berikut:
2.1.1. Aspek ruang
Aspek ruang merupakan salah satu pilar pengembangan wilayah, sebab aspek ruang memiliki dua factor utama yang dapat dijadikan dasar dalam kegiatan perencanaan tata ruang
wilayah. Dua factor aspek ruang tersebut adalah, tata guna lahan dan keterjangkauan antar wilayah
pada suatu daerah. Di bawah ini, akan dijelaskan mengenai aspek ruang yang terdapat di wilayah
Kabupaten Pamekasan.
2.1.1.1. Tata Guna Lahan
Pola penggunaan lahan di Kabupaten Pamekasan, sebagian besar dipengaruhi oleh
kondisi topografi daerahnya yang bergelombang, dimana penggunaan lahan untuk permukiman,
No Penggunaan Tanah
Luas Lahan yang
Digunakan (Ha)
1. Pemukiman/Perkampungan 11.524,10
2. Kuburan 268,90
3. Jasa Perdagangan 26,30
4. Industri Pertanian 92,40
5. Tambang 9,00
6. Sawah/Pertanian
Irigasi 1.386,00
Semi Irigas
i 5.213,03
Tadah Hujan 8.569,00
7. Tegalan 32.966,34
8. Hutan Sejenis 1.158,00
9. Tambak Garam 2.096,50
10. Tanah Tandus/Rusak 15.920,43
Jumlah 79.230,00
Sumber: BPS Kabupaten Pamekasan
Berdasarkan data penggunaan lahan Kabupaten Pamekasan pada tebel di atas, terlihat
bahwa penggunaan lahan tegalan menempati posisi tertinggi bahkan lebih besar dari pada penggunaan lahan untuk pertanian, dengan nilai penggunaan lahan sebesar 32.966,34 Ha. Hal ini dikarenakan kondisi lahan abupaten Pamekasan yang sebagian besar berupa lahan kritis yang kurang
cocok bagi pertumbuhan tanaman pertanian. Namun, berkat usaha gigih para petani pamekasan,
lahan pertanian yang minim ini dapat menghsilkan komoditi yang berkualitas dan memberiakan
tambahan penghasilan daerah yang cukup besar.
2.1.1.2. Keterjangkauan Wilayah
Dalam mengkaji keterjangkauan wilayah sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana
seperti jalan dan alat transportasi yang terdapat di daerah tersebut. Sarana jalan di Kabupaten
Perkembangan kondisi jalan di Kabupaten Pamekasan
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Pamekasan termasuk wilayah yang mempunyai perkembangan yang cukup pesat
terutama dalam 5 tahun terakhir ini, mengingat kedudukan dan peranannya dalam lingkup regional
Pulau Madura. Ditinjau dari aspek geografisnya, lokasi kabupaten pamekasan ini cukup strategis dan
menguntungkan karena terletak di tengah-tengah Pulau Madura dan sebagai transit dari kota
surabaya-Kabupaten Sumenep. Selain itu Kabupaten Pamekasan mempunyai akses yang cukup baik
ke wilayah-wilayah lain karena dilewati oleh jalan propinsi, tertuma Kabupaten Sumenep. Hal
tersebut sangat menunjang perkembangan wilayah Kabupaten Pamekasan terutama untuk
Di wilayah Pamekasan terdapat satu terminal induk yang terletak di Kecamatan Tlanakan.
Sedangkan untuk stasiun di Kabupaten Pamekasan terdapat di Kota Pamekasan, yang merupakan
stsiun peninggalan Belanda, dan sekarang sudah tidak berfungsi lagi, karena di Madura sudah tidak
memakai transportasi kereta Api. Kondsi jalan utama di Pamekasan, jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur, relative sepi karena Kabupaten Pamekasan terletak hampir di ujung Pulau
Madura yang jauh dari Surabaya sebagai ibu kota propinsi. Selain itu, di Pulau Madura, tidak
terdapat kawasan industry besar seperti di Surabaya, gresik dan sidoarjo, sehimgga jalan utama
kabupaten pamekasan tidak dilewati oleh kendaraan besar seperti truc container.
Kondisi jalan yang menghubungkan antar kecamatan dan desa di Kabupaten Pamekasan sudah cukup baik, meskipun ada beberapa desa yang masih sulit di jangkau karena fasilitas jalannya
rusak atau keberadaan desa tersebut terpencil di sekitar lereng bukit yang terjal. Untuk
menghubungkan antar wilayah di Kabupaten pamekasan, terdapat sarana transportasi diantaranya
adalah, becak, ojek, lyn, delman, angkutan pedesaan, dan mobil bison.
2.1.2. Aspek Fisik Geologis
Aspek fisik dan geologis suatu wilayah, sangat berpengaruh terhadap pola keruangan serta pengembangan perekonomian wilayah tersebut. Oleh sebab itu, aspek fisik dan geologis
dijadikan salah satu dasar pertimbangan dalam sebuah perencanaan tata ruang wilayah dan
pembangunan daerah. Factor-aktor yang perlu dikaji dalam aspek fisik dan geologis suatu
wilayah adalah, topografi, struktur geologis, jenis tanah, iklim, serta kondisi hidrologi daerah
tersebut. Gambaran aspek fisik dan geoogis wilayah Kabupaten Pamekasan adalah sebagai berikut:
2.1.2.1. Topografi
permukaan laut. Pada wilayah bagian tengah, merupakan perbukitan atau dataran tinggi dengan ketinggian hingga 477 meter di atas permukaan laut. Pembagian luas wilayah Kabupaten Pamekasan berdasarkan ketinggian dan kelerengan disajikan ada table berikut:
LUAS DAERAH MENURUT KETINGGIAN
NO KETINGGIAN TEMPAT
LUAS DAERAH MENURUT KELERENGAN
Ditinjau dari topografinya, wilayah Kabupaten Pamekasan terdiri atas tiga macam yaitu, wilayah datar/rata, berglombang/perbukitan, dan daerah pantai. Topografi, sangat berperanlam menentukan potensi pengembangan lahan atau ruang pada suatu wilayah, dimana klasifikasi kelerengan di Kabupaten Pamekasan terbagi atas:
Kelerengan 0 - 2% meliputi wilayah seluas 23.263 Ha atau 29,4% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan, kecuali daerah genangan air. Pada wilayah ini sangat berpotensi untuk pertanian tanaman semusim.
Kelerengan 15 - 25% dan 25 - 40% meliputi wilayah seluas 16.431 Ha atau 20,8% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan. Wilayah ini berpotensi sebagai kawasan budidaya tanaman keras/tanaman tahunan, karena wilayah tersebut mudah terkena erosi.
Kelerengan > 40% meliputi wilayah seluas 2.742 Ha atau 3,5% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluru. Wilayah ini berpotensi sebagai daerah hutan, yang dapat berfungsi sebagai perlindungan hidrologis serta menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup.
2.1.2.2. Struktur Geologis
Struktur Geologi yang dimiliki oleh wilayah Kabupaten Pamekasan terdiri atas Holosen Alluvium, Pliosen Limestone Facies, Miosen Sendimentary Facies, Cleiston Clay Sedementary. Di bawah ini disajikan data klasifikasi luas wilayah Kabupaten Pamekasan, berdasrkan struktur batuan/geologinya.
LUAS WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN BERDASARKAN STRUKTUR BATUAN/GEOLOGI
NO KALA PEMBENTUKAN BATUAN PEMBENTUK
LUAS
luas wilayah Kabupaten Pamekasan, ini menandakan bahwa sebagian besar lapisan tanah di
Pamekasan telah mengalami erosi dan sedimentasi, dimana pada peristiwa erosi dan sedimentasi,
biasaynya disertai pembalikan horizon tanah, sehingga dengan struktur yang demikian bisa
dikatakan tanahnya berumur muda dan kurang cocok untu pertanian. Hal ini diperparah oleh
kondiosi struktur batuan induk Madura secara keseluruhan yang terbentuk oleh batuan gamping
atau kapur yang bersifat basa dan kurang baik bagi pertmbuhan tanaman. Namun pada kenyataanya
tanah di Pamekasan tergolong subur karena masih terdapat batuan pembentuk alluvium yang cukup
banyak, dimana batuan tersebut kaya akan mineral dan unsur hara yang diperlukan bagi
2.1.2.3. Jenis Tanah
Jenis tanah berhubungan denagan kepekaan terhadap erosi, dimana tanah di Pamekasan dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan kepekaannya terhadap erosi. Klasifikasi jenis tanah tersebut adalah:
Sementara berdasarkan luasan wialahnya, jenis tanah di Kabupaten Pamekasan
dklasifikasikan sebagai berikut:
LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH
NO. KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH
LUAS
didominasi oleh grumosol, ynag kepekaan terhadap erosinya tinggi. Selain grumosol, Kabupaten
Kelas Jenis tanah Tingkat kepekaan
I Alluvial, tanah Glei, Planosal, hidromorf kelabu,
latorik air tanah Tidak peka
II Latosol Kurang peka
III Brown forest soil, Noncolcic brown, mediteran Agak peka
Pamekasan memiliki karakteristik dan kandungan tanah yang terdiri dari tanah aluvial. Tanah ini
berkembang dari bahan induk yang berupa endapan liat (cetay) dan endapan liat yang bercampur
pasir. Ciri yang paling menonjol adalah tanahnya berlapis-lapis dengan tingkat kesuburan yang relatif
tinggi. Kandungan tanah lainnya adalah tanah litosol yang berbahan induk berupa batu kapur, batu
pasir, campuran batu endapan tuf, batuan vulakan dan campuran batu kapur. Tanah ini belum
mengalami perkembangan, sehingga dianggap sebagai tanah yang paling muda. Kandungan lainnya
adalah tanah regosol dan tanah mediteran.
2.1.2.4. Iklim
Menurut kalsifikasi iklim oleh Koppen Kabupaten Pamekasan tergolong iklim Aw yaitu,
iklim tropis, basah dan kering curah hujan yang jelas, sekurang-kurangnya satu bulan < 60 mm (2,4
inch). Sedangkan menurut klasifikasi iklim menurut Oldeman, yang didasarkan atas bulan basah dan
bulan kering untuk membantu usaha pertanian terutama padi, Kabupaten Pamekasan tergolong
iklim D yang berarti, secara umum tergolong daerah kering. Berikut ini disajikan data curah hujan
Kabupaten Pamekasan:
Jumlah Curah Hujan Maksimal dan Hari Hujan Serta Rata-rata Curah Hujan Per Bulan Tahun 2007
Bulan Curah Hujan Maksimal
(mm) Hari Hujan
Rata-rata Curah Hujan
1 Januari 398 65 210
2 Pebruari 793 185 300
3 Maret 668 192 271
4 April 583 154 198
5 Mei 286 57 151
6 Juni 442 69 182
7 Juli 273 32 132
8 Agustus 33 6 30
9 September - -
-10 Oktober 424 21 241
11 Nopember 372 73 159
Jumlah 5.082 1.062 2.115
Sumber Dinas Pengairan Kabupaten Pamekasan
Jenis Musim dan temperature rata-rata
Jenis Musim o Penghujan
o Kemarau
: Oktober - April : April - Oktober
Temperatur Rata-Rata Maximum
Minimum
: 300 C
: 280 C
Iklim menyangkut curah hujan dalam kaitannya dengan erosi. Curah hujan di Kabupaten Pamekasan rata-rata termasuk dalam kelas I yaitu dibawah 13,6 mm/hari. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Kelas Intensitas Hujan Klasifikasi
I < 13,6 mm/hari Sangat rendah
II 13,6 - 20,7 mm/hari Rendah
III 20,7 – 27,7 mm/hari Sedang
IV 27,7 – 34,8 mm/hari Tinggi
V > 34,8 mm/hari Sangat tinggi
2.1.2.5. Kondisi hidrologi
Melihat dari kondisi curah hujan rata-rata Wilayah kabupaten Pamekasan yang
tergolong sangat rendah, maka dapat dipastikan sebagian besar wialayah Pamekasan mengalami
defisit air. Table di bawah ini, menggambarkan jumlah sungai dan mata air yang terdapat di wilayah
Kabupaten Pamekasan.
Jumlah Sungai Di Kabupaten Pamekasan
No. Kecamatan Jumlah Sungai
2
Jumlah Sumber / Mata Air Di Kabupaten Pamekasan
Sumber Data : Dinas Pengairan Kabupaten Pamekasan
Dari data pada table tersebut diketahui bahwa, jumlah sungai terbanyak dimiliki oleh
Kecamatan larangan, dengan jumlah sungai sebnyak 20 buah. Namun meskipun memiiki banyak
sungai Kecamatan larangan hanya memilki tiga mata air, hal ini dikarenakan letak Kecamatan
larangan yang dekat dengan laut, sehingga sebagian besar air tanah di daerah ini terasa asin dan
tidak layak untuk dikonsumsi akibat intrusi air laut. Berbeda dengan Kecamatan pakong yang
memiliki jumlah sungai sedikit, tetapi mata airnya melimpah bahkan menduduki peringkat terbanyak
se-Kabupaten Pamekasan, hal ini dikarenakan pakong terletak di daerah perbukitan yang jauh dari
laut dan di wilayah ini masih terdapat banyak daerah resapan air dengan vegetasi yang rimbun. Lain
halnya dengan Kecamatan pamekasan selain jumlah sungainya sedikit, jumlah mata airnya juga
sedikit, hal ini dipengaruhi oleh kondisi geologis kecamatan pamekasan yang sebagian besar
tersusun oleh lempung yang sulit untuk menyerap air, kondisi tersebut diperparah oleh
berkurangnya daerah resapan air akibat semakin padatnya daerah permukiman.
2..1.3. Aspek Sosio-Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pamekasan, sangat dipengaruhi oleh 3 sektor utama, yaitu pertanian, jasa, dan perdagangan. Pada tahun 2001 pertumbuhan ekonominya mencapai 1,59 % yang disumbangkan oleh sektor pertanian (52,48 %), jasa (19,147 %), dan perdagangan (9,35 %).: Berikut ini data mengenai perekonomian Kabupaten Pamekasan.
a. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ), Pendapatan Perkapita, Pertumbuhan
Ekonomi
b.
Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan IHK
NO. U R A I A N SATUAN 2006 2007 2008
1. PDRB ADHB Juta Rp. 2.962.126,26 3.332.240,11 3.609.214,24
2. PDRB ADHK Th. 2000 Juta Rp. 1.694.484,13 1.775.107,44 1.869.012,51
3. Pendapatan Perkapita
ADHB Rupiah 3.262.750,60 3.615.911,64 3.852.036,72
C.Jumlah
dan
Prosentase Penduduk Miskin Menurut Kecamatan Tahun
2007
NO. U R A I A N SATUAN 2006 2007 2008
1.
Prosen 4,52 4,76 4,44
2. Inflasi Prosen 9,74 7,39 7,38
3. Indeks Harga
Konsumen (IHK) %
No. Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa) Prosentase
Penduduk Miskin (%)
Berdasarkan data pada table diatas, terlihat bahwa pendapatan per kapita Kabupaten Pamekasan pada tahun 2007 lebih tinggi dibanding tahun 2006. Pada tahun 2006 pendapatan per kapita mencapai Rp.3.262.750,60 sedang tahun 2007 meningkat menjadi Rp.3.615.911,64. prosentase kenaikan pendapatan per kapita tahun 2007 ternyata juga lebih besar dibanding prosentase pertumbuhan penduduknya serta laju inflasi tahun 2007. Selain itu perkembangan angka pendapatan per kapita sejak tahun 2000 hingga 2007 juga lebih tinggi dibanding perkembangan indeks implicit serta laju pertumbuhan penduduk pada periode tahun yang sama. Artinya secara makro, pertumbuhan ekonomi masih diimbangi dengan pengendalian harga barang dan jasa serta laju pertumbuhan penduduk.
2.1.3. Aspek Sosial Budaya
Kabupaten Pamekasan memiliki jumlah penduduk sebanyak 795.801 jiwa, yang terdiri dari jumlah
penduduk laki-laki sebesar 393.306 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 402.495 jiwa
dengan kepadatan wilyah sebesar 1004 jiwa/km2 (data Pamekasan dalam angka tahun 2007).
Mayoritas penduduk yang tinggal di Kabupaten Pamekasan adalah suku Madura serta sisanya adalah
suku Jawa, dan masyarakat keturunan asing seperti, Cina, Arab, dan India. Agama yang dianut oleh
Penduduk Pamekasan, antara lain adalah Islam senyak 765.565 orang, Protestan sebanyak1.482
orang, katolik sebanyak 1.285 orang, Hindu sebanyak 28 orang, Budha sebanyak322 orang, dan
agama lain sebesar 49 orang.
Masyarakat Pamekasan, sebagaimana masyarakat Madura pada umumnya, merupakan pemeluk agama Islam yang taat. Kehidupan mereka selalu diwarnai dengan keadaan yang serba religius. Kondisi ini ditunjukkan dengan banyaknya tempat-tempat ibadah dan pendidikan agama Islam. Sekalipun demikian, penduduk Pamekasan yang mayoritas pemeluk agama Islam, tetapi di Pamekasan juga ada Gereja, Wihara dan Pura dalam arti pemeluk agama lain cukup leluasa untuk menunaikan ibadahnya. Keadaan ini memberi dampak yang positif terhadap kehidupan keagamaan karena mereka saling hormat-menghormati dan menghargai satu dengan lainnya.
Selain di bidang keagamaan, social budaya masyarakat Pamekasan Nampak dari aneka
kesenian daearh yang mereka miliki. Seni budaya Madura yang berkembang di wilayah kabupaten
Pamekasan diantaranya adalah:
Kesenian yang terdapat di Kabupaten Pamekasan
NO. KESENIAN JENIS
Macanan dan Tari Kreasi
2. Seni Suara Macopat, Samman, Pojian, Danggak, Hadrah dan Samroh
3. Seni Musik Karawitan, Orkes Melayu, Orkes Gambus, Thuk-Thuk/Daul, Ngok-Ngok, Band dan Marcing Band
4. Seni Bela Diri Pencak Silat, Karate dan Tenaga Dalam
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan
Ditinjau dari segi kesehatan, masyarakat Pamkasan sudah cukup memproleh layanan
kesehatan, hal ini ditunjukkan dalam data tabel berikut:
Jumlah Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan Tahun 2007
No Kecamatan RSUD RS. Khusus
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Pamekasan
Jumlah Dokter dan Paramedis per Kecamatan Tahun 2007
UMUM GIGI SPESIALIS PERAWAT BIDAN
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Pamekasan
Jumlah Kamar, Tempat Tidur dan Rawat Inap di Kecamatan Tahun 2007
NO PUSKESMAS KAMAR TEMPAT TIDUR RAWAT INAP
13. Batumarmar 2 10 1
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Pamekasan
Berdasarkan data pelayanan kesehatan pada table di atas, pelayanan kesehatan di kabupaten
Pamekasan sudah cukup baik, meskipun masih ada beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten
Pamekasan yang sarana pelanan kesehatannya kurang memadai, baik dari segi kuantitas maupun
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO TINGKAT PENDIDIKAN SATUAN
Rasio Jumlah Guru dan Murid
2. SD / MI 4.974 78.312 1 : 16
3. SMTP / Sederajat 2.061 18.699 1 : 09
4. SMTA / Sederajat 1.033 11.940 1 : 12
5. S L B 16 55 1 : 03
JUMLAH 8.954 117.633 1; 13
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan
JUMLAH PENDUDUK BUTA AKSARA
No. Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa) Prosentase Penduduk Buta
Total 795.801 14.690 1,85
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan
Table data pendidikan kabupaten pamekasan tersebut, menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan masayarakat Pamekasan, terutama yang tinggal di daearah pedesaan masih relative
rendah, hal ini dipengaruhi oleh adanya pandangan terhadap bahwa pendidikan tidak menjamin
seseorang menjadi sukses dan kaya.Hal ini berpengaruh terhadap pola tingkah laku mereka dalam
kehidupan bermasyarakat, dimana budaya kekerasan seperti carok masih kerap digunakan oleh
2.1.4. Aspek Sosio Politik
Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Propinsi Jawa Timur, yang
terletak di Pulau Madura. Secara administratif wilayahKabupaten Pamekasan yang seluas 79.230 Ha,
terbagi menjadi 13 kecamatan yang meliputi 189 desa/kelurahan.. Kabupaten Pamekasan dipimpin oleh seorang Bupati, dimana Bupati dipilih secara langsung oleh masyarakat Kabupaten Pamekasan.
Kabupaten Pamekasan memiliki tiga lembaga yang saling bekerja sama dalam pemerintahan yaitu
lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun, dalam kebijakan pengembangan wilayah
Kabupaten Pamekasan, lembaga legislatif dan eksekutif sangat lebih berpengaruh daripada lembaga
yudikatif.
Setelah masa pemerintahan orde lama lengser, dunia politik di Pamekasan cenderung
dipengaruhi oleh para ulama dan pesantren yang sebagian besar berhalauan Nahdlatul Ulana (NU),
hal ini berdampak pada kondisi politik di Kabupaten Pamekasan yang didominasi oleh organisasi
atau partai politik yang berlandaskan islam NU. Kenyataan ini dapat dilihat dari komposisi lembaga
legislatif dan legeslatif di Kabupaten Pamekasan yang lebih didominasi oleh wakil rakyat dari parpol
BAB III
PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN
Menyongsong era otonomi daerah, pemerintahKabupaten Pamekasan, telah berupaya melakukan pengembangan wilayah guna mencapai kemakmuran serta kesejahteraan masyarakatnya. Upaya pengembangan wilayah yang dilakukan didasarkan pada lima aspek/pilar pengembangan wilayah yang ada di Kabupaten Pamekasan, kemudian di tentukan potensi-potensi
apa yang cocok untuk dikembangkan pada masing-masing wilaytah Kabupaten Pamekasan. Dalam
rangka pemgembangan potensi daerah tersebut, Pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan,
membagi wilayah pengembangan kedalam tiga Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) menurut letak
dan potensi wilayah tersebut. Tiga SWP yang terdapat di Kabupaten Pamekasan diantaranya adalah,
SWP bagian selatan meliputi, Kecamatan Pamekasan sebagai Pusat pengembangannya, Kecamatan
Pademawu, Tlanakan, Galis, Proppo, dan Larangan, SWP bagian tengah meliputi, kecamatan pakong
sebagai pusat pengembangannya, Kecamatan Kadur, Pegantenan, dan Palengaan, serta SWP bagian
utara meliputi, Kecamatan Waru sebagai pusat pengembangannya, Kecamatan Pasean, dan
Batumarmar.
3.1. Pengembangan Wilayah Kabupaten Pamekasan
Satuan wilayah pengembangan yang terdapat di kabupaten Pamekasan, dikembangkan
berdasarkan potensi daerahnya masing-masing yaitu, SWP bagian selatan dikhususkan bagi
pengembangan daerah pertanian, perkebunan, daerah permukiman, daerah wisata alam dan
budaya, dan perikanan, SWP bagian tengah dikhususkan bagi pengembangan daerah pertanian,
agrowisata, permukiman, dan pertambangan, SWP bagian utara dikhususkan bagi pengembangan
daerah pertambangan, permukiman, dan perikanan. Secara garis besar pengembangan potensi
wilayah yang terdapat di Kabupaten pamekasan, digambarkan dalam penjelasan berikut;
3.1.1. Pengembangan Potensi Pertambangan
terdapat di Kabupaten Pamekasan diantaranya adalah; Minyak bumi, pasir kuarsa, Batu gamping, lempung sedimen, Oker (limonit), gipsum dan fosfat. Selama ini, sector pertambangan yang telah dikembangkan di Wilayah Kabupaten pamekasan hanya terbatas pada bahan tambang golongan C seperti, bata kapur galian, batu gung, phospat,pasir kuarsa, dan kerikil. Kawasan pertambangan tersebut tersebar hampir di seluruh kecamatan. Lokasi tambang yang paling menonjol yaitu di desa Angsanah, Akkor dan Rekkerek Kecamatan Palengaan serta daerah pertambangan batu bata kapur di Desa Blumbungan dan Pakong. Berikut ini, doisajikan data mengenai perkembangan sector pertambangan di Kabupaten pamekasan;
a. Produksi Hasil Tambang Golongan C
NO. U R A I A N SATUAN 2004 2005 2006 2007 2008
1. Sirtu m3 - 6.931 229.000 229.000 229.000
2. Pasir Kuarsa m3 - 2.470 88.00 88.00 88.00
3. Batu Bata Merah Biji - 330.250 330.250 330.250 330.250
4. Batu Bata Putih Biji - 350.000 350.000 350.000 350.000
5. Phospat m3 - 2.220 2.220 2.220 2.220
6. Batu Kapur m3 - 613.000 281.000 281.000 281.000
7. Tanah Urug m3 - 113.000 113.000 113.000 113.000
8. Genteng m3 - 6.000 6.000 6.000 6.000
9. Batu Gunung m3 - 56.000 281.000 281.000 281.000
Keterangan : -) data Tersebut berdasarkan data sementara, Karena pendataan masih dalam proses.
b. Luas Areal Tambang Golongan C
NO. U R A I A N SATUAN 2004 2005 2006 2007 2008
1. Sirtu m3 - 0.157 0.155 0.155 0.155
2. Pasir Kuarsa m3 - 92.456 92.456 92.456 92.456
3. Batu Bata Merah Biji - 37.00 39.00 39.00 39.00
5. Phospat m3 - 39.00 39.00 39.00 39.00
6. Batu Kapur m3 - 175.510 194.056 194.056 194.056
7. Tanah Urug m3 - 210.00 129.70 129.70 129.70
8. Genteng m3 - - - -
-9. Batu Gunung m3 - 0.155 0.155 0.155 0.155
Keterangan : -) data Tersebut berdasarkan data sementara, Karena pendataan masih dalam proses.
3.1.2. Pengembangan Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya merupkan kawasan yang kondisi fisik dan potensi sumber daya alamnya dapat dan perlu dimanfaatkan untuk kepentingan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dan pembangaunan. Secara umum kawaan budidaya dibedakan menjadi kawasan budidaya tanaman musiman dan kawasan budidaya tanaman tahunan, dimana untuk kawasan budidaya tanaman musiman meliputi areal sawah/pertanian, dan perkebunan. Pengembangan kawasan budidaya tanaman tahunan yang sangat potensial di Kabupaten PAmekasan Dalah, Kecamatan Pasean, Palengaan, dan Pegantenan, dimana untuk daerah Palengaan tanaman tahunan yang potensial adalah tanaman konservasi seperti akasia dan jati. Untuk pengembangan budidaya tanaman semusi wilayah yang memiliki potensi adalah Kecamatan Pademawu, dan Proppo, karena areal wilayahnya paling luas dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya. Berikut ini dijelaskan mengenai pengembangan tanaman musiman yang terdapat di Kabupaten pamekasan;
a. Pengembangan Potensi Pertanian
Kabupaten Pamekasan memiliki potensi di bidang pertanian. Luas areal Pertanian Kabupaten Pamekasan keseluruhnya mencapai 74.467,167 Ha yang terdiri luas tegalan 62.013,769 Ha, sawah irigrasi 6.649,5 Ha dan sawah tadah hujan 5.803,898 Ha. Pola penyebaran kawasan pertanian sawah dan tegalan cenderung mengikuti pola system DAS yang ada. Areal persawahan, paling banyak terdapat di Kecamatan Pademawu, Proppo, Pegantenan dan Palengaan, sedangkan kawasan tegalan banyak terdapat di kecamatan Pamekasan, Pademawu dan Proppo. Secara umum pertanian di Pamekasan dibagi menjadi dua sektor yaitu;
Sector pertanian tanaman pangan cukup potensial untuk dikembangkan terutama pada komoditas padi dan jagung, karena komoditas ini terdapat di.hampir semua kecamatan yang ada di. Kabupaten Pamekasan. Sedangkan untuk jenis komoditi lainnya seperti kacang-kacangan ketela pohon hanya kecamatan tertentu saja yang menghasilkan.
2.Sector pertanian holtikultura
Sector pertanian holtikultura yang potensial; dikembangkan di wilayah Kabupaten
pamekasan adalah tanaman buah-buahan mengingat kondisi fisik wlayah yang kurang cocok bagi
pengembangan tanaman sayur, kecuali di daerah tertentu yang sangat terbatas luasannya. Jenis
komoditas yang sudah cukup dikenal sampai ke luar daerah adalah mangga, dimana kkomoditas ini
terdapat di Kecamatan Galis, Proppo, Pegantenan, Batumarmar, Pasean, dan Waru. Selain itu, ada
komodotas durian yang kualitasnya tergolong bagus, yaitu di Kecamatan pegantenan, serta
komoditas jeruk di Kecamatan Larangan, namun produktivitasnya sedikit dan belum sampai ke luar
daerah, sehingga perlu upaya pengembangan lebih lanjut.
Tabel Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura yang dikembangkan di Kabupaten Pamekasan
NO. U R A I A N SATUAN 2004 2005 2006 2007 2008
1. Padi (GKG) Ton 104,456.80 105,379.00 105,379.10 105,379.10 105,379.10
2. Jagung Ton 91,431.60 97,848.00 97,848.00 97,848.00 97,848.00
3. Ubi Kayu Ton 47,696.70 64,213.80 64,212.80 64,212.80 64,212.80
4. Ubi Jalar Ton 1,288.70 1,341.20 1,341.20 1,341.20 1,341.20
5. Kedele Ton 858.20 911.40 911.40 911.40 911.40
6. Kacang
Tanah Ton 1,046.70 1,521.50 1,521.50 1,521.50 1,521.50
7. Kacang
Hijau Ton 2,569.80 2,713.20 2,713.20 2,713.20 2,713.20
8. Sorghum Ton 30.80 7.50 7.50 7.50 7.50
9.
Sayur-sayuran Ton 12,096.90 24,304.30 24,304.30 24,304.30 24,304.30
buahan
Sumber data : Dinas Pertanian
b. Pengembangan Potensi Perkebunan
Potensi perkebunan di Kabupaten Pamekasan yang paling menonjol yaitu tembakau, dimana hampir seluruh wilayah di Tanami tembakau dan harga jualnya juga cukup tinggi. Kualitas tembakau yang paling bagus terdapat di Kecamatan Pakong tepatnya di desa Cenlecen.
Komoditi perkebunan lain yang potensial untuk dikembangkan di wilayah kabupaten pamekasan adalah kelapa, cabe jamu, siwalan, dan jambu mete. Hal ini dikarenakan kualitas produksi yang cukup diterima oleh pasar.
3.1.3. Penngembangan Potensi Sumber Daya Kelautan
Posisi Kabupaten Pamekasdan yang berbatasan dengan laut di ssebelah utara dan selatannya, membuat Kabupaten ini kaya akan sumbr daya laut. Sumber daya kelautan yang telah dikembangkan di daerah Pamekasan diantaranya adalah, perikanan, rumput laut, dan penggaraman/ tambak garam.
Beberapa kawasan penghasil ikan di Kabupaten Pamekasan terdiri dari perikanan laut yang meliputi perairan Laut Jawa di sepanjang pantai utara yaitu Kecamatan Batu Marmar dan Pasean, serta Selat Madura di sepanjang pantai selatan meliputi wilayah Kecamatan Tlanakan, dan Pademawu. Perikanan budidaya yakni tambak dan kolam yang terdiri dari tambak ikan bandeng dan udang berada di Kecamatan Galis dan Pademawu. Sedangkan penggaraman atau untuk menghasilkan garam dengan memanfaatkan musim kemarau atau lahannya bergantian dengan tambak budidaya yang berada di Kecamatan Tlanakan, Pademawu dan Galis.
3.1.4. Pengembangan Potensi Peternakan
individu yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pamekasan, sapi Madura ini selain untuk konsumsi dagingnya juga dibuat sebagai hewan pacu (kerapan sapi). Untuk ternak yang lain: ayam, kambing, dan domba kesediannya juga cukup.
Beberapa komoditas perternakan yang memberikan prospek pengembangan yang cukup cerah di masa mendatang seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, ayam, itik dan entok. Sedangkan untuk jenis komoditas lain yang juga dikembangkan adalah ulat sutra di kecamatan Kadur hanya konsumsi lokal.
3.1.5. Pengembangan Potensi Pariwisata
Kabupaten Pamekasan memiliki potensi Wisata yang mempesona dan mampu menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung. Obyek-obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Pamekasan selain Wisata Alam, Budaya, Bahari, kerajinan dan belanja. Obyek wisata merupakan aset yang sangat potensial dengan keragaman corak budaya masyarakat untuk dikembangkan menjadi sumber pendapatan daerah. Selain itu, keragaman corak budaya masyarakat juga perlu dipelihara karena merupakan salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Pamekasan. Potensi wisata yang dimiliki oleh kabupaten Pamekasan, diantaranya adalah;
Jenis Wisata Obyek Wisata Keterangan
Wisata Pantai
Pantai Talang Siring 10 Km kearah Timur dari Kota Pamekasan
Pantai Jumiang Mudah dijangkau kendaraan roda dua dan 4 dengan jarak 15 Km dari pusat kota
Pantai Batu Kerbuy
Terletak di Kecamatan Pasean dengan luas 5 Ha dengan keindahan alam pantainya yang menarik. Nama Batu Kerbuy diambil dari sebuah batu yang berbentuk seperti kerbau yang terletak 8 Km dari pantai
Wisata Alam Api tak Kunjung Padam
Biasa disebut dengan Jangka, terletak di Desa Larangan Tokol Kecamatan Tlanakan yang berjarak 4 Km dari pusat kota dengan prasarana jalan yangcukup baik. Juga telah tersedia kios dan warung souvenir.
Pasarean Batuampar
yang besar setara dengan para Waliyulloh atau Wali Songo. Terletak di Desa Pangbatok Kecamatan Proppo sekitar 15 Km dari pusat kota.
Vihara Alokitesvara
Berada di Kampung Candi Desa Monto' Kecamatan Galis (14 Km dari Kota Pamekasan), berdekatan dengan Pantai Talangsiring. Vihara terbesar kedua di Pulau Jawa. Salah satu keunikannya, yaitu di dalam komplek terdapat Musholla, Gereja dan Pura yang melambangkan kerukunan beragama
Wisata Budaya Kerapan Sapi
Tradisi budaya masyarakat Madura yang biasanya digelar sehabis panen raya sebagai wujud rasa gembira atas keberhasilan yang diraih.
Wisata
Penunjang Monumen Are' Lancor
Terletak di jantung Kota Pamekasan di depan Masjid Agung Asyuhada' dan dikelilingi jalan yang berbentuk melingkar lafadz Allah.Merupakan monumen perjuangan kepahlawanan Rakyat Madura dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia
3.1.6. Pengembangan Sarana Transportasi
Transportasi termasuk faktor utama dalam pengembangan wilayah karena merupakan
sarana prasarana bagi pergerakan baik orang maupun barang, terutama seperti wilayah Kabupaten
Pamekasan yang mempunya wilayah yang cukup luas. Dengan adanya sistem transportasi yang baik
maka akan akses menuju wilayah yang terisolir menjadi mudah dan lanacar. Selain tiu transportasi
sangat mempengaruhi pengembangan perekonomian wilayah yang bersangkutan dan pemerataan
perekonomian wilayah.
Pengembangan transportasi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah pengembangan
jalan raya yang meliputi pembangunan jalan-jalan baru ataupun peningktan kondisi jalan di wilayah
desa, dimana diharapkan dengan adanya jalan baru akan memacu perkembangan di wilayah desa
yang terpusat di satu lokasi saja. Selain itu juga pengembangan jalan tembus atau jalan alternatif
jalan alternatif yang sudah ada atau dengan mencari jalur alternatif baru, sepeti adanya rencana
Ring Road Lemper-Kanginan. Transportasi tersenut dikembangkan untuk jalur-jalur strategis
misalnya, untuk jalur pengangkutan komoditi sektor pertanian ataupun perkebunan menuju pasar
daerah.
Transportasi lainnya yang mempunyai prospek bagus untuk dikembangkan adalah
transportasi laut, berupa dermaga kecil yang berfungsi untuk asndaran perahu nelayan atau tempat
berlabuhnya kapal yang mengangkut barang ke luar Madura, seperti di Desa Tanjung Kecamatan
Galis yang merupakan tempat berlabuhnya kapal dengan jalur Pamekasan- Probolinggo.
3.2. Arah Pengembangan Wilayah Pamekasan
Dari gambaran mengenai kondisi penggunaan lahan di Kabupaten Pamekasan yang dipengaruhi oleh kondisi topografi wialyahnya yang bergelombang, dimana penggunaan lahan untuk permukiman, pusat layanan pemerintah, dan perdagangan, cenderung memusat di bagian selatan sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis, dapat disimpulkan bahwa arah pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan cenderung mengarah ke selatan memusat sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan Pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis, yang menghubungkan Kabupaten Pameksan dengan Kabupaten Sampang dan Sumenep. Arah pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan, yang mengarah ke selatan tersebut ditandai dengan dipindahnya pusat-pusat layanan umum seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dan terminal umum, serta beberapa kantor instansi pemerintah, dari pusat kota kearah selatan khususnya di Kecamatan Pameksan bagian selatan, dan Kecamatan Tlanakan.
BAB IV
PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN DAERAH dan SOLUSINYA
4.1. Permasalahan yang dihadapi, dalam upaya pengembangan daerah Kabupaten Pamekasan
perekonomian dan bidang-bidang lain yang dapat dikembangkan. Dalam upaya pembangunan dan pengembangan daerah, strategi yang digunakan harus mengacu pada potensi dan karakteristik pengembangan daerah masing-masing. Setiap daerah pasti memiliki permasalahan, terkait dengan upaya pengembangan daerahnya. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap daerah berbeda-beda, tergantung karakteristik dan potensi pengembangan masing-masing daerah.
Permasalahn yang dihadapi dalam upaya pengembangan wilayah kabupaten Pamekasan, diantaranya adalah;
- Bidang Pendidikan: masalahnya meliputi rendahnya tingkat pendidikan di daerah pedesaan, sarana
dan prasarana yang kurang.
- Bidang Ekonomi: penadapatan daerah dan masyarakat Kabupaten Pamekasan masih rendah, lemahnya
dukungan pemerintah daerah terhadap sektor pertanian, perkebunan, pertambangan,
perindustrian, dan pariwisata, sehingga usaha dan perekonomian masyarakat yang menggantungkan
diri pada sektor-sektor tersebut kurang berkembang secara optimal.
- Bidang Kesehatan: masalahnya yaitu kurang meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga medis, sehingga
masyarakat yang tinggal di desa merasa kesulitan untuk mandapatkan layanan kesehatan, serata
rendahnya tingkat kesadaran dan gaya hidup sehat, khususnya dikalangan masyarakat pedesaan.
- Bidang Ketenagakerjaan: masalahnya yaitu Kebutuhan tenaga kerja yang masih harus banyak
disupport dari daerah lain, serta kurangnya keterampilan masyarakat yang mengakibatkan
banyaknya pengangguran
- Bidang Birokrasi: Belum melembaganya nilai-nilai demokratis dan terbatasnya administrasi publik,
belum mantapnya otonomi daerah, serta terbatasnya jangkauan masyarakat memperoleh informasi
dan komunikasi
- Bidang Keamanan: meliputi lemahnya kesadaran hukum masyarakat, lemahnya kesadaran masyarakat
terhadap hak dan kewajiban, tingginya tingkat kriminalitas.
- Bidang Perencanaan Tata Ruang Wilayah: Topografi wilayah Kabupaten Pamekasan yang
bergelombang, serta struktur geologisnya yang sebagian besar tersusun atas batuan gamping yang
mudah longsor akibat erosi, khususnya yang terdapat di daerah perbukitan, menyebabkan
tersebut, sehingga seringkali Pemerintah kurang matang dalam malkukan perencanaan tata ruang
wilayah tersebut.
4.2. Solusi yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Pamekasan, dalam upaya
pemngembangan daerahnya, maka solusi dan upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah
untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah;
- Bidang pendidikan: melengakpi sarana prasarana pendidikan yang kurang, serta melkukan pemerataan
pendidikan di seluruh wilayah Kabupaten Pamekasan.
- Bidang ekonomi: memberikan perhatian dan dukungan yang penuh kepada sektor-sektor
perekonomian yang terdapat di wilayah kabupaten Pameksan, seperti misalnya pada sektor
pertanian dengan cara ningkatkan produktifitas petani dengan pemberian bibit unggul dan sosialisasi
penggunaan tekhnologi pertanian, serta mempermudah penjualan hasil tani dengan cara
memperbaiki sarana jalan dan transportasi. Pada sektor pertambangan misalnya dengan cara,
memberi penyuluhan tentang tata cara penambangan yang sesuai dengan prosedur, serta
memperkenalkan hasil tambang daerah kepada daerah lain agar hasil tambang dapat dipasarkan
tidak hanya secara lokal juga setidaknya secara nasional. Dengan adanya perbaikan pada sektor-sektor perekonomian tersebut, diharapkan pendapatan masyarakat dan daerah akan meningkat.
- Bidang Kesehatan: memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, baik dari segi
pemerataan fasilitas kesehatan maupun dari segi pelayanan dan kualitas tenaga medisnya.
- Bidang Ketenagakerjaan: memberdayakan tenaga kerja lokal, meningkatkan keterampilan masyarat
pmelalui pelatihan-pelatihan keterampilan dan wirausaha.
- Bidang Birokrasi: memperbaiki kualitas layanan umum, seperti pembuatan Kartu TandaPenduduk
(KTP), serta surat-surat penting lain, serta meningkatkan layanan informasi dan komunikasi bagi
masyarakat.
- Bidang Keamanan: meningkatkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnyamenghargai hak dan
kewajiban orang lain, agar tercipta kehidupan yang aman, tenteram, dan sejahtera, memperbaiki
- Bidang Perencanaan Tata Ruang Wilayah: menentukan daerah-daerah yang dapat dikembangkan
menjadi wilayah permukiman, dan mencegah masyarakat untuk bermukim di daerah rawan
bencana, dengan cara memperketat pengawasan terhadap Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu daerah yang terletak di Propinsi Jawa Timur, yang memiliki potensi pengembangan yang cukup banyak. Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya, Pemerintah daerah kabupaten Pamekasan berupaya melakukan pembangunan dan pengembangan daerah yang didasarkan atas potensi pengembagan yang terdapat di wilayah tersebut.
Dalam rangka pemgembangan potensi daerah, Pemerintah Kabupaten Pamekasan, membagi wilayah pengembangan kedalam tiga Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) menurut letak dan
potensi wilayah tersebut. Tiga SWP yang terdapat di Kabupaten Pamekasan diantaranya adalah, SWP
bagian selatan meliputi, Kecamatan Pamekasan sebagai Pusat pengembangannya, kecamatan
sebagai pusat pengembangannya, kecamatan Kadur, Pegantenan, dan Palengaan, serta SWP bagian
utara meliputi, Kecamatan Waru sebagai pusat pengembangannya, kecamatan Pasean, dan
Batumarmar.
Berdasarkan potensi dan keterjangkauan wilayahnya, maka arah pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan cenderung mengarah ke selatan memusat sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan Pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis, yang menghubungkan Kabupaten Pameksan dengan Kabupaten Sampang dan Sumenep.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsih, Ance, K. 2004. pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
Helambang, Sudarno. 2004. Dasar-Dasar Geomorfologi. Malang: UM, FMIPA.
Jayadinata,T.J. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB.
Kab Pamekasan Wikipedia, (online), (http,/www.id.wikipedia.org/wiki/Kab. Pamekasan, Diakses 21 maret
2009).
Masudi. 2006. Kabupaten Pamekasan Dalam Angka Pamekasan Regency in Figures 2005/2006. Pamekasan. BPS Pamekasan.
Pertanian.(Online),(http;/WWW.Departemen Penagiran Kabupaten Pamekasan. go.id/ludm/jatim/lam, diakses 20 maret 2009).
Bapeda (Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Pamekasan)
Sensus pertanian 2003, Hasil Pendaftaran Rumah Tangga Kabupaten Pamekasan.2003. Pamekasan: BPS (Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan).
Sumarmi. 2007. Geografi Pengembangan Wilayah. Malang: UM Press.
Diposkan oleh Nurullah ge08 di 08.57
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut Arsip Blog
▼ 2011 (7)
o ▼ Mei (6)
PAMEKASAN (PENGEMBANGAN WILAYAH)
DESKRIPSI TUGAS PMPG
DESKRIPSI TUGAS PMPG
DESKRIPSI TUGAS PMPG
DESKRIPSI TUGAS PMPG
DESKRIPSI TUGAS PMPG
o ► Januari (1)
Mengenai Saya
Nurullah ge08
" yang pazti-pzti aja "
Lihat profil lengkapku
Template Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.
Posted on May 1, 2012