• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Ilmiah Madu Kismo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya Tulis Ilmiah Madu Kismo"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGOLAHAN TEBU TERHADAP

HASIL AKHIR PRODUK GULA DI

PT.MADUKISMO

(KARYA TULIS)

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Karya Tulis Ilmiah

di SMA Negeri 2 Sumedang Tahun 2013-2014

Nama : ANNISA’A FAUZIA CINDI UTAMI Kelas : XI IPA 3

NIS : 111210142

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS PENDIDIKAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui/mengesahkan

Pembimbing

Acep Dodi

NIP.19660928198902100 1

Kepala Sekolah

Drs. Yosep Raharja, M.MPd

NIP.19621126198703101 1

Wali Kelas

Hj. Sri Harjati S.Pd

(3)
(4)

ABSTRAK

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang

Mahaesa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah, karya tulis

ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan

penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas

Karya Tulis Ilmiah di SMA Negeri 2 Sumedang. Dengan membuat

karya tulis ini, penulis mengharapkan mampu menambah pengetahuan

tentang energi yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak tanah dan

spirtus khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami

kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan.

Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya

karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup memuaskan. Oleh

karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. Bpk. Drs.Yosep Raharja selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2

(6)

2. Pak H. Acep Dodi selaku guru pembimbing yang tidak lelah

dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada

penulis.

3. Ibu Sri harjati S.Pd, selaku wali kelas yang telah membantu

membimbing penulis selama penyusunan karya ilmiah ini.

4. Ibu Ikeu S.Pd, sebagai Guru Bahasa Indonesia yang telah

membantu membimbing penulis selama penyusunan karya

ilmiah ini.

5. Guru-guru SMA Negeri 2 Sumedang yang telah memberikan

masukan, kritik, dan saran selama penyusunan karya tulis

ilmiah ini.

6. Orang tua dan keluarga tercinta yang banyak memberikan

Semangat dan dorongan serta bantuan, baik secara moral

maupun spiritual.

7. Rekan –rekan serta kepada semua pihak yang ikut membantu

dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung

maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik, yang tidak

(7)

Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses

pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran

yang bersifat positif dan membangun, guna penulisan karya ilmiah

yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan penulis,

semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis, umumnya bagi pembaca.

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PS Madukismo merupakan satu - satunya pabrik

alkohol (ethanol) di D.I. Yogyakarta, dimana PS Madukismo

merupakan salah satu unit produksi dari PT. Madu Baru selain

pabrik gula PG Madukismo. PT. Madu Baru merupakan

PMDN dimana 65% saham dimiliki oleh Sultan HB X dan

35% dimiliki oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia (salah

satu BUMN Agrobisnis, Farmasi & Perdagangan)

Pabrik alkohol ini mempunyai kapasitas 25.000

liter/hari, dimana 22.000 liter adalah alkohol prima (95% v/v)

dan 3.000 liter adalah alkohol teknis (94% v/v).

Adapun letak posisi PS Madukismo secara geografis

yaitu 7˚ 4' - 8˚ 20' LS & 110˚ - 111˚ BT pada ketinggian 84 m

(10)

sebelah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di dsn.Padokan ,

Kel.Tirtonirmolo Kec. Kasihan Kab. Bantul, Propinsi

DI.Yogyakarta (dekat ring road Selatan Yogyakarta, dan wisata

Kasongan Yogyakarta)

Pabrik Spirtus Madukismo mulai berproduksi sejak

tahun 1959 dengan bahan baku tetes tebu (molasses) yang

dibeli dari Pabrik Gula Gondang, karena Pabrik Gula

Madukismo masih sedikit menghasilkan tetes dimana Pabrik

Gula Madukismo mulai giling 1958 sebagai taraf percobaan

berproduksi gula. Di tahun ke-2, 1960, Pabrik Spirtus

Madukismo mulai berproduksi dengan mengunakan tetes dari

Pabrik Gula Madukismo.

Saat ini Pabrik Gula Madukismo menghasilkan 150 ton

tetes/hari (pada musim giling), sedangkan PS Madukismo

membutuhkan 90 ton tetes/hari untuk bahan baku pembuatan

(11)

1.2 Perumusan Masalah

Untuk memudahkan penyusunan karya tulis ini penyusun

membatasi masalah yang akan dibahas. Dengan demikian yang

menjadi pokok masalah adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana system pengelolaan tebu terhadap pembuatan

gula?

1.2.3 Bagaimana usaha intensifikasi tebu lahan kering?

1.2.4 Bagaimana proses pemupukan di PG Madukismo?

1.3 Tujuan Penelitian

Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi

persyaratan mengikuti UAN/UAS tahun pelajaran 2013/2014.

Selain itu penyusunan karya tulis ini juga bertujuan untuk

hal-hal di bawah ini.

1.3.1 Untuk menambah pengetahuan mengenai Pengolahan

tebu dan Gula.

1.3.2 Mengatahui sistem pengelolaan tebu dalam proses

pembuatan gula

(12)

Waktu : Senin, 20 Mei 2013 Pukul 13.15 - 15.00 WIB.

Tempat : PT. Madubaru (Pabrik Gula Madukismo)

Terletak di Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan

Kasihan,Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Letak posisi PS

Madukismo secara geografis yaitu 7˚ 4' - 8˚ 20'

LS & 110˚ - 111˚ BT pada ketinggian 84 m

dpl.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penulisan Karya Tulis ini penulis berharap agar

ada manfaat yang dapat diambil, dan adapun manfaat tersebut

diantaranya sebagai berikut :

1.4.1 Menambah wawasan dan pengalaman keilmuan yang

lebih luas kepada penulis.

1.4.2 Mengenal Sistem pengelolaan tebu beserta proses

pembuatannya.

1.4.3 Membiasakan keteramppilan menulis laporan melalui

(13)

1.5 Metode Penilitian

1.5.1 Metode Observasi

Metode observasi atau pengamatan adalah satu cara

yang digunakan untuk memperoleh data dengan

pengamatan ke obyek dari percobaan yang dilakukan

atau pada obyek survei.

1.5.2 Metode Literatur

Study literature (kajian pustaka) merupakan

penelusuran literatur yang bersumber dari buku,

media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB III METODOLOGI, metode observasi, metode literatur.

BAB IV PEMBAHASAN,

(14)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi produksi, Faktor-faktor produksi, Pengertian tebu

2.1.1 Definisi Produksi

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru

sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan

menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya

dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna

suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan

produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai

jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.

(15)

Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya,

faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja,

modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada

perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya

menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun

tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut

sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli

juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor

produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era

globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal

yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor),

modal (capital), sumber daya fisik (physical resources),

kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi

(information resources). Berikut faktor-faktor produksi :

1. Sumber daya fisik

Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di

alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan

dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah

(16)

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara

langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi.

Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor

produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur

fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh

karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas

(kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi

tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak

terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja

yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di

bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.

Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus

atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di

bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir.

Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah

tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam

menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan

(17)

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga

kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah

tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya

guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja

jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam

kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

3. Modal

Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau

peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi.

Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya,

berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan

sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal

asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan

sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu,

modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan.

Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.

Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret

dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat

secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil,

(18)

modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi

perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.

Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal

individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang

sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan

bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan

atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan

modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oeleh pemerintah dan

digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi.

Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan,

jembatan, atau pelabuhan.

Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan

modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan

secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik.

Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang

habus digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya,

bahan-bahan baku.

4. Kewirausahaan

Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang

(19)

untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan sebagus apa pun

faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan

dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak

akan maksimal.

5. Sumber daya informasi

Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan

perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan

kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data

ekonomi lainnya.

2.1.3 Pengertian Bahan Dasar Gula (Tebu)

Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman

yang ditanam untuk bahan baku gula. Tebu ini

termasuk jenis rumput-rumputan. Tanaman tebu dapat

tumbuh hingga 3 meter di kawasan yang mendukung.

Tebu termasuk keluarga Graminae atau

rumput-rumputan dan berkembang biak di daerah beriklim

udara sedang sampai panas. Tebu cocok pada yang

mempunyai ketinggian tanah 1 sampai 1300 meter di

atas permukaan laut.Umur tanaman sejak ditanam

(20)

Tebu dapat dipanen dengan cara manual atau

menggunakan mesin-mesin pemotong tebu. Daun

kemudian dipisahkan dari batang tebu, kemudian baru

dibawa kepabrik untuk diproses menjadi gula.

Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan gula dimulai dari

penanaman tebu, proses ektrasi, pembersihan kotoran,

penguapan, kritalisasi, afinasi, karbonasi, penghilangan

warna, dan sampai proses pengepakan sehingga sampai

(21)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Metode Observasi

Metode observasi atau pengamatan adalah satu cara

yang digunakan untuk memperoleh data, bisa dengan

wawancara langsung, bisa dengan pengamatan ke

obyek dari percobaan yang dilakukan atau pada obyek

survei. Metode ini harus ditetapkan menggunakan apa

yang paling tepat untuk sebuah pewnelitian atau survei

(22)

3.1.2 Metode Literatur

Study literature (kajian pustaka) merupakan

penelusuran literatur yang bersumber dari buku,

media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain

yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita

gunakan dalam melakukan penelitian. Salah satu

sumber acuan di mana peneliti dapat menggunakannya

sebagai penunjuk informasi dalam menelusuri bahan

(23)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sistem Pengolahan Tanaman Tebu dan Perluasan Lahan di PG Madukismo

A. Sistem Pengolahan Tanaman Tebu

PG. Madukismo telah melaksanakan penataan varietas secara

intensif. Pabrik Gula di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut

aktif melaksanakan kegiatan ini sejak 3 tahun lalu. Penataan tersebut

dilakukan bekerja sama dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula

Indonesia (P3GI), Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman

Perkebunan Jawa Timur dan Direktorat Perbenihan dan Sarana

(24)

terhadap aktivitas penggunaan bibit dan produksi hasil. Varietas yang

ditanam di kebun bibit serta kebun tebu giling (KTG) yang di wilayah

produksi PG Madukismo hampir seluruhnya telah menggunakan

varietas bina.Adapun jenis varietas bina yang digunakan sebanyak 9

varietas yaitu PS 862 dan PSCO 902 untuk masak awal. PS 864, PS

921, PS 851 dan Kidang Kancana untuk masak tengah, dan

Bululawang. Serta PS 951 dan PSJT 9433 untuk masak lambat.

Benih bina merupakan benih dari varietas unggul yang telah dilepas

oleh Pemerintah. Untuk dapat dilepas, varietas tanaman yang

diusulkan, baik oleh perseorangan, perusahaan atau lembaga

penelitian, harus melewati sejumlah proses pengujian yang dilakukan

oleh para peneliti yang memiliki lisensi. Kemudian hasil pengujian

diajukan kepada tim penilai pelepasan varietas, pada Badan Benih

Nasional. Tujuannya untuk mengetahui keunggulan daya hasil serta

syarat agronomis agar dapat diperoleh hasil yang optimal dari varietas

yang diusulkan. Sehingga benih dari varietas yang akan dilepas dapat

dijamin kualitasnya.

Dampak lainnya dari penataan varietas di PG Madukismo

adalah terhadap peningkatan rendemen. Berdasarkan data sementara

rendemen giling harian terjadi peningkatan 0,5 % apabila

(25)

2007. Hal ini terkait dengan peningkatan penggunaan bibit tebu yang

bermutu pada KTG yang dikelola oleh PG. Madukismo.

Dari seluruh varietas yang ditanam di kebun bibit milik PG

Madukismo, ada beberapa varietas yang cukup diminati petani, yakni

PS 862, Kidang Kencana, PSJT 941 dan Bululawang. Namun untuk

varietas PS 864 secara bertahap dan berangsur-angsur akan dikurangi

pemakaiannya karena ada kecenderungan varietas ini rentan terhadap

penyakit Streakmosaik. PG Madukismo merupakan pemilik pabrik

gula satu-satunya di Propinsi DIY. Untuk musim giling tahun 2008 PG

Madukismo ditargetkan pencapaian produksi gula SHS I A sebanyak

40.416,9 ton. Sedangkan produksi alkhohol ditargetkan mencapai 7,5

juta liter (Kedaulatan Rakyat, 2008).

Secara umum pertanaman tebu di wilayah PG Maukismo

didominasi oleh pasir geluhan (sandy loam) hingga tanah ringan

berlempung dimana secara umum tersedia air. Masalah utama dalam

tipologi lahan disekitar Madukismo adalah kelebihan air pada musim

penghujan dan lambatnya lengas tanah turun pada musim kemarau.

Sehingga tanaman tebu secara normal menjadi mundur umur

kemasakannya.

(26)

1. Pemakaian Varietas Unggul dan Bibit Bermutu

- Tingkat produktivitas tinggidengan titik berat bobottebu.

- Mampu dikepras dengan tingkat produksi yang mantap.

- Bibit berasal dari KBD.

2. Penggarapan Tanah dan Penanaman

- Tenaga manusia :cangkul, garpu, linggis dll

- Semi mekanis/sontop nardiyo : bajak, garu, kair, ditarik

sapi/kerbau.

- Mekanis : bajak, garu/rotavator, kair, ditarik traktor.

Cara Penggarapan :

- Cukup dalam dan memecahkan lapisan kedap (sub soiler)

25-35 cm.

- Lahan miring > 15% dengan kaidah konservasi lahan

(Budidaya lorong).

(27)

- Periode I (menjelang kemarau Mei – Agustus) pada

daerah “basah” (7 bulan basah) dan “sedang” 95-6

bulan basah) atau tanah lembab “ngompol”.

- Periode II (menjelang penghujan Oktober – November)

pada daerah “sedang” dan ‘kering” (3 - 4 bulan).

- Jumlah bibit 11 mata tumbuh per meter kairan

(overlapping), bibit bagal 3 atau topstek ex KBD.

- Penanaman periode I penutupan bibit rapat cukup tebal

dan dipadatkan.

- Bila terjasi kemarau panjang perlu pengolahan dalam dan

tambahan mulsa.

4.3 Pemupukan

Jenis pupuk

1. Pupuk kimia ZA, TSP, dan KCL

2. Pupuk organik blotong, kompos, abu ketel, pupul hijau,

pupuk kandang, dsb.

(28)
(29)

ZA : 1/3 dosis dan seluruh TSP, KCL, diberikan pada saat

tanam atau setelah tebu dikepras.

Tanaman Pertama (TRIT-I)

Diatur didasarkan kairan diikuti dan ditutupi tanah

Pemupukan II

ZA : 2/3 dosis, atau bisa diganti dengan Urea dengan dosis

50% dari dosis ZA, diberikan pada tebu berumur + 1,5 bulan, atau

pada awal musim hujan.

Tanaman keprasan (TRIT-II)

Didahului pengolahan tanah dengan garpu (manusia) atau type ripper

(traktor), pupuk ditabur dalam alucr dan ditutup tanah rapat.

Pada TRIT-I maupun TRIT-II ditabur dalam alur dan ditutup tanah

rapat.

Pengolahan Lahan Tebu

Terdapat 2 sistem pengolahan lahan bagi tanaman tebu :

(30)
(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, dapat

disimpulkan bahwa:

1. PG. Madukismo telah melaksanakan penataan varietas secara

intensif. Dari seluruh varietas yang ditanam di kebun bibit

milik PG Madukismo, ada beberapa varietas yang cukup

diminati petani, yakni PS 862, Kidang Kencana, PSJT 941 dan

Bululawang. Namun untuk varietas PS 864 secara bertahap dan

berangsur-angsur akan dikurangi pemakaiannya karena ada

kecenderungan varietas ini rentan terhadap penyakit

Streakmosaik

2. Usaha intensifikasi tebu lahan kering

- Pemakaian Varietas Unggul dan Bibit Bermutu

- Penggarapan Tanah dan Penanaman

(32)

1. Pupuk kimia ZA, TSP, dan KCL

2. Pupuk organik blotong, kompos, abu ketel, pupul hijau,

pupuk kandang, dsb.

5.2 Saran

Sebaiknya jika kita ingin menghasilkan gula yang memiliki

kualitas yang baik kita harus memperhatikan bahan dasar

pembuatan gula, lalu bagaimana cara kita mengolahnya, serta

pemupakannya. Jika semua itu kita lakukan dengan baik, maka

gula yang dihasilkanpun akan menghasilkan gula yang

(33)

DAFTAR PUSTAKA

1. http://brkouieyasbdg.blogspot.com/ 11:16 Am 09/05/2013

2. http://csepti.blogspot.com/2011/07/gambaran-umum-pt-madu-baru-pg-madukismo.html 11:22 AM 09/05/2013

3. http://id.answers.yahoo.com/question/index?

qid=20110809180142AADvnJO 11:34 AM 09/05/2013

4. http://sayudjberbagi.wordpress.com/2010/04/29/study-literature/ 11:34 AM 09/05/2013

5. http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/wawancara.html 11:38 09/05/2013

(34)

LAMPIRAN

(35)

Referensi

Dokumen terkait

kedua shot itu sebagai satu kesatuan yang utuh dan juga langsung terlihat keberlanjutan aksi bisa tetap terjaga dari 2 sambungan tersebut.. cutaway dapat digunakan untuk:

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Majelis dan Sekretariat

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014c. KESATU :

Pertama, Keriteria sifat adil bagi saksi dalam pernikahan menurut empat imam mazhab ialah sebagai berikut: mazhab Hanafi tidak menentukan keriteria sifat adil bagi saksi

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa pada perusahaan ini dibutuhkan suatu sistem baru yaitu sistem penjualan yang terkomputerisasi, yang dapat membantu mengatasi masalah

[r]

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Ginting, 2013) menyebutkan bahwa untuk meningkatkan penerimaan negara mempunyai banyak kendala yaitu antara lain tingkat

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari proses pembelajaran yaitu meningkatnya kemampuan menulis deskripsi siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia subtema