• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ananlisis Isi Isu Eksekusi Mati Mary Jan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ananlisis Isi Isu Eksekusi Mati Mary Jan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

Metodologi Penelitian

A. Paradigmaa Penelitian

Menurut Earl Babbie, paradigma merupakan model atau skema

fundamental yang mengorganisir pandangan kita tentang suatu hal,

walaupun paradigma tidak secara tepat menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang penting. Secara umum, paradigma didefinisikan sebagai suatu

keseluruhan sistem berpikir (a whole system of thinking)1.

Penelitian ini menggunakan paradigmaa positivis, karena

dilaksanakan dengan berpedoman pada konsep yang sudah ada

sebelumnya. Auguste Comte, bapak positivistik menyatakan untuk

pertama kalinya bahwa ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui

pengamatan terhadap suatu hal atau fenomena yang dapat diamati secara

nyata. Lebih lanjut ia juga menekankan tentang pentingnya data dan

fenomena empiris baik langsung maupun tidak langsung, sebagai sumber

utama dan satu-satunya dalam merumuskan pengetahuan, yang

disebutnya sebagai positive knowledge.

Definisi dari paradigma positivis adalah metode yang terorganisir

untuk mengombinasikan logika berpikir secara deduktif dan pengamatan

1W. Lawrence Neuman, Social research method, (Wisconsin: Pearson Education Inc, 2003), hlm. 70

(2)

dari pelaku individu untuk menemukan hubungan sebab akibat yang

biasa dipergunakan untuk memprediksi pola umum dari suatu gejala.2

Secara metodologis, paradigma positivis menyatakan pertanyaan

penelitian dan hipotesis di awal penelitian, untuk kemudian diuji secara

empiris. Paradigmaa positivis memandang realitas sebagai sesuatu yang

ada di luar sana dan diatur oleh mekanisme alamiah. Kepentingan utama

dari penelitian dengan paradigmaa positivis adalah untuk menemukan

kebenaran universal dengan membuktikan konsep-konsep atau variabel

tertentu.

Paradigmaa kuantitatif-positivis merupakan salah satu paradigmaa

penelitian yang sangat berpengaruh. Paradigmaa ini adalah tradisi

pemikiran Perancis dan Inggris yang menekankan pengalaman sebagai

sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memilki kesamaan

hubungan dengan pandangan aliran filsafat yang dikenal dengan nama

positivisme. Dalam perkembangan berikutnya positifisme mendominasi

wacana ilmu pengetahuan mulai pada abad 20-an sampai saati ini,

dengan menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu

manusia maupun alam untuk disebut sebagai ilmu pengetahuan yang

benar.3

Pandangan positivisme ini begitu kuat mengklaim bahwa ilmu

adalah ilmu pengetahuan yang nyata dan positivistik, sehingga ilmu

2W. Lawrence Neuman, Social Research Method, (Wisconsin: Pearson Education, 2003), hal. 70

(3)

pengetahuan yang tidak positivistik bukanlah ilmu. Tradisi positivisme

ini kemudian melahirkan pendekatan-pendekatan paradigmaa kuantitatif

dalam penelitian sosial dimana objek penelitian memiliki keberaturan

yang naturalistik, empiris, dan behavioral, di mana semua objek

penelitian harus dapat direduksi menjadi fakta yang dapat diamati, tidak

terlalu mementingkan fakta sebagai makna namun mementingkan

fenomena yang tampak, serta serba bebas nilai atau objektif dengan

menentang sikap-sikap subjektif.4

Dalam paradigm penelitian riset kuntitatif (positivism/klasik) ada

empat landasan falsafahnya, yaitu ontologis, epistimologis, aksiologis,

dan metodologis. Penjelasan dari falsafah tersebut antara lain:

a. Ontologis

Ada realitas yang nyata yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu

yang berlaku universal; walaupun kebenaran pengetahuan

tentang itu mungkin hanya bisa diperolrh secara probabilistic.

Riset tersebut bersifat di luar dunia subjektif penelitian.

Penelitian tersebut dapat diukur dengan standar tertentu,

digeneralisasik dan bebas dari konteks waktu.

b. Epistimologis

Ada realitas objektif, sebagai suatu realitas yang eksternal di

luar diri peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak

(4)

dengan objek penelitian. Dan riset ini jangan ada penilaian

yang subjektif atau bias pribadi.

c. Axiologis

Nilai, etika, dan pilihan moral harus berada di luar proses

penelitian. Peneliti berperan sebagai disinterested scientist.

Tujuan penelitian antara lain eksplanasi, prediksi dan kontrol

realitas sosial.

d. Metodologis

Pengujian hipotesis dalam struktur hypothetico-deduvtive method; yaitu elalui laboratorium eksperimen atau survey eksplanatif. Dengan analisis kuantitatif.5

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, yang berorientasi pada hasil yang bersifat pasti, jelas, dan

dengan pembuktian hipotesis. Alur berpikir yang mendasari penelitian

dengan pendekatan ini adalah deduktif, yang berarti penelitian

didasarkan pada teori atau konsep tertentu yang akan dibuktikan atau

untuk menjawab permasalahan.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggambarkan

atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.

(5)

Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau

analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data atau hasil riset

dianggap merupakan hasil representasi dari seluruh populasi.6

Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan atau

menjelaskan suatu kejadian. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini

digunakan agar dapat mengetahui kuantitas ketertarikan media pada isu

eksekusi mati.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh

keterangan.7 Yang menjadi subjek penelitian adalah media

pemberitaan online Tempo.co. sedangkan objek penelitiannya adalah

seluruh pemberitaan yang memuat isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta

Veloso dari bulan Maret hingga Mei 2015.

D. Jenis Penelitian

Sifat penelitian ini berdasarkan tujuannya adalah penelitian

deskriptif karena tujuan peelitian adalah memberikan gambaran lengkap

mengenai setting social dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam

penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

bagaimana isu eksekusi mati ditampilkan dalam surat kabar online

nasional. Penelitian deskriptif ini akan menentukan dan melaporkan

6Rachmat Kriyanto, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 55

(6)

keadaan yang sekarang sedang terjadi. Jenis penelitian deskriptif juga

membantu memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan dengan

sejelas mungkin.8 Dalam penelitian ini data yang bersifat kuantitatif

dengan teknik analisi isi akan diinterpretasikan hasil pengkodingannya.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode analisis isi. Analisis isi

adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas

suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen. Analisis isi merupakan

salah satu metode utama dari ilmu komunikasi. Penelitian yang

mempelajari isi media menggunakan analisis isi. Lewat analisis isi,

peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan, dan

perkembangan dari suatu isi. Analisis isi kuantitatif harus dibedakan

dengan jenis-jenis analisis isi lainnya. Analisis isi kuantitatif memiliki

karakteristik yang berbeda dengan analisis teks lainnya. Secara umum,

analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian

ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan

menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengindentifikasi

secara sistematis isi komunikasi yang tampak, dan dilakukan secara

objektif, valid, reliable, dan dapat dereplikasi.9

Maka teknik analisis untuk pengukuran yang digunakan yaitu

berdasarkan pendekatan kuantitatif dilihat dari frekuensi absolute akan

jumlah dan presentasi kejadian variabel yang akan ditampilkan dalam

8Kountur, 2003

(7)

angka. Dalam penelitian ini berita-berita eksekusi mati Mary Jane yang

sudah dipilih secara manual dari sampel surat kabar online akan

dianalisis dan dikoding sesuai dengan indikator-indikator yang telah

dibuat sebelumnya.

Studi analisis isi mengindentifikasikan dan menghitung kata-kata

kunci, istilah dan tema pesan, ukura dari kolom berita secara detil dan

lengkap. Analisis isi adalah teknikteknik pennelitian untuk membuat

inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan shahih data dengan

memperlihatkan konteksnya. Metode ini populer untuk digunakan dalam

penelitian media massa karena metode ini merupakan cara paling efisien

untuk menginvestigasi konten media.10

F. Sumber Data

a. Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

langsung dari sumber pertama. Data primer dalam penelitian ini berupa

kumpulan berita mengenai eksekusi mati Mary Jane yang didapat dari

portal berita Tempo.co selama bulan Maret hingga Mei 2015.

b. Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh

organisasi yang bukan pengolahnya. Data sekunder ini diperoleh

(8)

buku, jurnal, dan situs-situs internet yang berkaitan dengan isu

pemberitaan yang menjadi objek penelitian.

G. Tahapan Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan objek, tujuan dan masalah yang akan diteliti,

penelitian ini mempunyai teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Peneliti akan melakukan dokumentasi dalam mendapatkan data

untuk penelitian in. teknik dokumentasi dilakukan untuk

mengumpulkan data dari sumber noninsani yang terdiri dari

berita terkait kasus eksekusi mati Mary Jane Viesta Feloso di

media online www.tempo.co.id. Peneliti akan menganalisis

dokumen tersebut secara sistematik bentuk-bentuk komunikasi

yang dituangkan dalam bentuk dokumen secara objektif.

b. Studi Kepustakaan

Peneliti melakukan studi kepustakaan dengan membaca

buku-buku yang berkaitan dengan jurnalistik, analisis isi,

komunikasi, dan media massa serta hasil-hasil dari penelitian

yang sebelumnya yang juga menggunakan analisis isi.

(9)

Pada tahapan pengolahan data, peneliti menampilkan isu

eksekusi mati Mary Jane berdasarkan kategorisasi secara

sistematik yang terdiri dari sosial, hukum, politik, favorable, Unfavorable, dan Netral melalui penilaian juri. Data yang telah dinilai oleh juri akan diamati dan dianalisis, dihitung lalu

diberikan nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi

masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien reliabelitas setiap

juri, yaitu antara juri 1 dan 2, 1 dan 3, juri 2 dan 3.11

Untuk mempermudah juri dalam menganalisis berita eksekusi

mati Mary Jane dari portal berita Tempo.co maka peneliti

membuat table berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang

di dalamnya mengandung muatan isu pemberitaan eksekusi

mati Mary Jane Fiesta Veloso. Pemberitaanisu eksekusi mati

ini memuat tentang kehidupan sosial Mary Jane sebagai

terdakwa yang dijatuhi hukuman mati, serta upaya hukum yang

dilakukan baik oleh badan hukum Indonesia maupun dari pihak

Mary Jane yang menginginkan keringanan hukuman, ada juga

unsure politik yang dilakukan oleh petinggi negara terdakwa,

Filipina, yang melakukan perlobian kepada presiden Indonesia

demi mengharap adanya kebijakan untuk memberikan grasi

kepada warga negaranya yang mendapatkan hukuman mati

tersebut. Juga melihat adanya bentuk dukungan dalam

(10)

menegakan hukum eksekusi mati, serta serangkaian penolakan

terhadapnya, termasuk juga sikap netral terhadap hukuman

yang dalam pelaksanaannya harus mengakhiri hidup orang

yang mendapat hukuman.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan menggunakan konsep analisis isi.

Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksud untuk

menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu.

Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu

hipotesis tertentu, atau menguji hubungan di antara veriabel. Dengan

menggunakan analisis isi ini, peneliti akan menggunakan lembar

koding dalam menganalisis data, data yang berupa pemberitaan

mengenai eksekusi mati Mary jane di Tempo.co akan terlebih dahulu

dikategorisasikan. Peneliti juga akan melakukan pemilihan coder yang dinilai memiliki kredibilitas untuk membaca dan menilai isi berita

sehingga dapat menguji reliabelitasnya. Setelah reliabelitas memenuhi

syarat, maka peneliti mengkode semua isi berita ke dalam lembar

coding untuk kemudian dilakukan penghitungan dengan menggunakan formula yang tersedia.12 Dengan melakukan langkah-langkah tersebut,

akan membantu peneliti untuk mengetahui kategori apa yang paling

dominan dalam isu pemberitaan tersebut.

(11)

Dalam analisis isi, alat ukur yang digunakan adalah lembar coding. Peneliti harus memastikan bahwa lembar coding yang akan dipakai adalah alat ukur yang terpercaya. Tentu saja, sebagai alat ukur, lembar

coding ini tidak dapat sempurna seperti penggaris. Selalu ada perbedaan antara satu orang dengan orang lain ketika menilai suatu isu

di media. Analisis isi memberikan panduan toleransi berapa besar

perbedaan yang dapat diterima.13

Reliabelitas sangat penting dalam analisis isi. Seperti dikatakan

oleh Kaplan dan Goldsen sebagai berikut: “Pentingnya reliabelitas

terletak pada jaminan yang diberikannya bahwa data yang diperoleh

independen dari peristiwa, instrument atau orang yang mengukurnya.

Data yang reliable menurut definisi adalah data yang tetap konstan

dalam seluruh variasi pengukuran.” (Kassarjian, 1977 : 13).

Reliabelitas menialai sejauh mana alat ukr dan data yang dihasilkannya

menggambarkan variasi yang ada dalam gejala yang sebenarnya. Alat

ukur yang reliabel seharusnya melahirkan hasil yang sama dari

serangkaian gejala yang sama, tanpa tergantung kepada keadaan.

(Krippendorf, 2006: 212)

Reliabelitas berbeda dengan validitas. Reliabelitas melihat pada

apakah alat ukur dapat dipercaya menghasilkan temuan yang sama,

ketika dilakukan oleh orang yang berbeda. Sementara validitas

berbicara mengenai apakah alata ukur benar-benar mengukur apa yang

(12)

ingin diukur. Reliabelitas mempunyai keterkaitan dengan validitas.

Suatu alat ukur dapat valid, tetapi bisa jadi tidak reliabel. Keandalan

tidak menjamin validitas dari suatu alat ukur. Reliabelitas merupakan

syarat kondisi yang diperlukan bagi validitas. Reliabelitas menetapkan

batas-batas validitas dari suatu alat ukur. Suatu alat ukur bisa jadi tidak

valid, tetapi tidak boleh tidak reliabel. Karena alat ukur yang tidak

reliabel merupakan indikasi bahwa alat ukur tersebut juga tidak valid.14

Peneliti menggunakan rumus Hostly yang menjadi salah satu acuan

dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien reliabelitas

kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai

keputusan antar juri yaitu sebagai berikut:

2M = Nomor keputusan yang sama antar juri

N1+N2 = Jumlah Item yang dibuat oleh tim juri

M = Kesepakatan antar juri

N = Jumlah yang diteliti

Komposit Reliabelitas

N = Jumlah juri

14Ibid, hal.282

Koefisien Reliabelitas

=

N12+MN2

N(X antar juri)

(13)

X = Rata-rata koefisien reliabelitas antar juri15

Setelah itu untuk menghitung frekuensi masing-masing kategori

menggunakan rumus sebagai berikut:

P = Presentase

F = Frekuensi

N = Jumlah Populasi

Waktu dan Tempat Penelitian

Peneliti melakukan penelitian tentang pemberitaan eksekusi mati

Mary Jane pada Tempo.co dan waktu penelitian dimulai dari bulan

Maret-Mei 2015. Peneliti mengambil pada kurun waktu ini karena

pemberitaan mengenai eksekusi mati Mary Jane mulai diberitakan

pada awal bulan Maret hingga bulan Mei 2015.

Teknis Penulisan

Untuk keperluan skripsi, penulis mengacu pada buku Pedoman

Penulisan karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (Jakarta, Ceqda, 2007).

H. Analisis Isi

15

(14)

1. Definisi Analisis Isi

Analisis isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan secara

mendalam terhadap iai suatu informasi tertulis atau tercetak dalam

media massa. Analisi isi atau makna pesan komunikasi

berdasarkan data-data yang tersedia untuk dibuat kesimpulannya.

Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh

gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara

objektif, sistematik dan relevan, secara sosiologis, uraian, dan

analisisnya dapat menggunakan tata cara pengukuran kualitatif dan

kuantitatif ataupun kedua-duanya.16

Barelson dalam Soejono Adburahman mendefinisikan kajian isi

sebagai teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara

objektif, sistematis, dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi.

Weber menyatakan bahwa kajian ini adalah metodologi penelitian

yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesipulan

yang shahih dari sebuah buku atau dokumen. Holsti memberikan

definisi yang agak lain dan menyatakan bahwa kajian isi adalah

teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui

usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara

objektif dan sistematis.17

Menurut Budd (1967), analisis isi adalah sebuah teknik

sistematis untuk menganalisis pesan dan mengolah pesan atau

16Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta : Pusat Penelitian Universitas Terbuka, 2001), hlm. 32.

(15)

suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku

komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.18

Berelson (1952) mendefinisikan analisis isi sebagai suatu

teknik penelitian yang obyektif, sistematik, dan menggambarkan

secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Sedangkan

definisi Kerlinger (1986) analisis isi yaitu analisis komunikasi

secara sistematis, onjektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur

variable.19

Penggunaan analisis isi dilakukan jika ingin meperoleh

keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk

lambang. Analisis isi dapat juga digunakan untuk menganalisis

semua bentuk komunikasi seperti surat kabar, buku, puisi, lagu,

cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik,

iklan dan sebagainya.20

Dalam hal teknik penyajian data, analisis isi terbagi menjadi

dua, yaitu analisis isi kuantitatif dan analisis isi kualitatif. Analisis

isi kuantitatif secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu

bentuk teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui

gambaran karakteristik isi dan menarik iIferensi dari isi. Analisis

isi kunatitatif ini ditujukan untuk mengidentifikasi secara

18Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi, ( Jakarta : Perdana Media Group, 2010), hl,. 232

19Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, ( Yogyakarta : ANDI, 2004), hl. 164 dan 171.

(16)

sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan

secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi.21

Prinsip analisis isi berdasarkan definisi di atas:

a. Prinsisp Sistematik

Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang di

analisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi

yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada

keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset.

b. Prinsip Objektif

Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada

orangnya. Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang

sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus sama,

walaupun risetnya beda.

c. Prinsip Kuantitatif

Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk

melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga

sebagai prinsip digunakannya metode deduktif.

d. Prinsip Isi yang Nyata

Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak)

bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari

analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi,

(17)

hal itu sah-sah saja. Namun, semuanya bermula dari analisis

terhadap isi yang tampak.22

2. Tahapan dan Kegunaan Analisis Isi

a. Tahapan Analisis Isi

Menurut Eriyanto, ada beberapa tahapan dalam analisi isi,

yaitu:23

 Merumuskan tujuan analisis

 Konseptualisasi dan operasionalisasi

 Lembar koding (coding sheet)

 Populasi dan sampel

 Pelatihan koder dan pengujian validitas reliabelitas

 Proses koding

 Penghitungan reliabelitas final

 Input data dan analisis

b. Kegunaan Analisis Isi

Kegunaan analisis isi terdapat tiga aspek. Pertama, analisis isi ditempatkan sebagai metode utama. Kedua, analisis isi dipakai sebagai salah satu metode saja dalam penelitian.

Ketiga, analisis isi dipakai sebagai bahan pembanding untuk menguji kesahihan dari kesimpulan yang telah

didapat dari metode lain.24

22Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi, hlm. 233 23Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu social Lainnya,I hlm. 32.

(18)

I. Populasi Penelitian

Dalam metode penelitian, kata populasi sangat popular. Digunakan

untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi

sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari

objek penelitian yang dapat berupa menusia, hewan, tumbuhan, gejala,

nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini

dapat menjadi sumber data penelitian.25

Dalam penelitian ini, penulis mengambil seluruh populasi sebagai

sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini merupakan

keseluruhan berita yang terkait mengenai kasus eksekusi mati Mary Jane

Fiesta Veloso yang diberitakan oleh porta berita Tempo.co sejak bulan

Maret hingga Mei 2015 dengan jumlah berita 112 judul pemberitaan.

J. Uji Reliabelitas

Untuk memeperoleh reliabelitas dan validitas kategori isu dalam

konten pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso

diadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang

dipilih dan orang yang dipandang kredibel dan mampu

memberikan penelitian secara objektif. Hasil dari kesepakatan tim

juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabelitas.

Kategori yang terdapat pada pemberitaan eksekusi mati Mary Jane

Fiesta Veloso di Tempo.co adalah sosial, hukum, politik,

(19)

favorable, unfavorable, dan netral. Untuk lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

Tabel 1

Kategori Isu dalam Pemeberitaan Eksekusi Mati Mary Jane di Tempo.co

No Kategori Isu Sub Kategori Isu

1. Sosial

I. Keadaan dan riwayat hidup Mary Jane.

II. Hubungan Mary Jane dengan keluarga.

III. Hubungan Mary Jane dengan lingkungan LP

2. Hukum

I. Penegakkan hukum narkotika oleh pemerintah Indonesia.

II. Upaya hukum oleh pihak Mary Jane.

III. Keputusan hukum yang diberikan kepada Mary Jane.

3. Politik

I. Perlobian oleh pihak Filipina kepada Indonesia.

memberitakan isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso sebanyak

111 berita dan 682 paragraf. Ada 100 paragraf dan 35 berita yang

dimasukan ke dalam lembar koding untuk diujikan kepada para juri

(20)

pada isu pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso di

Tempo.co.

Tabel 2

Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Sosial, Hukum, Politik, Favorable, Unfavorable, dan Netral

Antar Juri

KompositReabilitas= 3(0,88)

1+(3−1)(0,88)=0,95

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2

sebesar 0,89 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar

kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,89 (menunjukkan

keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar

juri 2 dan 3 sebesar 0,85 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

antar kedua juri).

Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit

reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat

kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu

sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap

(21)

favorable, unfavorable, dan netral dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian.

Tabel 3

Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Sosial Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakata

n

Nilai

Juri ke 1 dan 2 22 18 4 0,82

Juri ke 1 dan 3 22 20 2 0,91

Juri ke 2 dan 3 22 20 2 0,91

Komposit Reabilitas= 3(0,88)

1+(3−1)(0,88)=0,95

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2

sebesar 0,82 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar

kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,91 (menunjukkan

keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar

juri 2 dan 3 sebesar 0,91 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

antar kedua juri).

Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit

reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat

kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu

sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap

tiga juri atas kategori tersebut, kategori sosial, dapat dianggap reliabel

(22)

Tabel 4

Koefisien Reliabelitas kesepakatan Kategori Hukum Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakata

n Nilai

Juri ke 1 dan 2 33 30 3 0,90

Juri ke 1 dan 3 33 26 7 0,78

Juri ke 2 dan 3 33 25 8 0,75

Komposit Reabilitas= 3(0,81)

1+(3−1)(0,81)=0,93

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2

sebesar 0,90 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar

kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,78 (menunjukkan

keseoakatan yang baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar juri 2

dan 3 sebesar 0,75 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua

juri).

Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit

reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat

kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu

sebesar 0,93. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap

tiga juri atas kategori, kategori hukum, dapat dianggap reliabel sebagai

sebuah kategori penelitian.

(23)

Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Politik Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakata

n

Nilai

Juri ke 1 dan 2 11 10 1 0,90

Juri ke 1 dan 3 11 9 2 0,82

Juri ke 2 dan 3 11 9 2 0,82

Komposit Reabiitas= 3(0,85)

1+(3−1) (0,85)=0,94

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2

sebesar 0,90 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar

kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,82 (menunjukkan

keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar

juri 2 dan 3 sebesar 0,82 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

antar kedua juri).

Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit

reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat

(24)

sebesar 0,94. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap

tiga juri atas kategori tersebut, kategori politik, dapat dianggap reliabel

sebagai sebuah kategori penelitian.

Tabel 6

Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Favorable

Antar Juri Item Kesepakata

Koefisien Reliabelitas= 3(0,8)

1+(3−1)(0,8)=0,92

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2

sebesar 0,60 (hal ini menunjukan kesepakatan yang cukup baik antar

kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 1 (menunjukkan

keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar

juri 2 dan 3 sebesar 0,80 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

antar kedua juri).

Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit

reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat

kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu

sebesar 0,92. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

(25)

tiga juri atas kategori tersebut, kategori favorable, dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian.

Tabel 7

Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Unfavorable

Antar Juri Item Kesepakata n

Ketidaksepakata n

Nilai

Juri ke 1 dan 2 17 15 2 0,88

Juri ke 1 dan 3 17 14 3 0,82

Juri ke 2 dan 3 17 15 2 0,88

Komposit Reabilitas= 3(0,86)

1+(3−1)(0,86)=0,95

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2

sebesar 0,89 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar

kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,89 (menunjukkan

keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar

juri 2 dan 3 sebesar 0,85 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

antar kedua juri).

Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit

reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat

kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu

(26)

diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap

tiga juri atas kategori-kategori tersebut, kategori social, hukum, politik,

favorable, unfavorable, dan netral dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian.

Tabel 8

Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Netral Antar Juri Item Kesepakata

n Ketidaksepakatan Nilai

Juri ke 1 dan 2 12 11 1 0,92

Juri ke 1 dan 3 12 10 2 0,83

Juri ke 2 dan 3 12 10 2 0,83

Koefisien Reabilitas= 3(0,86)

1+(3−1)(0,86)=0,95

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2

sebesar 0,89 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar

kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,89 (menunjukkan

keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar

juri 2 dan 3 sebesar 0,85 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

antar kedua juri).

Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit

reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat

(27)

sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap

tiga juri atas kategori-kategori tersebut, kategori social, hukum, politik,

Gambar

Tabel 1Kategori Isu dalam Pemeberitaan Eksekusi Mati Mary Jane di
Tabel 2Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Sosial, Hukum,
Tabel 3Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Sosial
Tabel 4Koefisien Reliabelitas kesepakatan Kategori Hukum
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tindak ilokusi merupakan tindakan mengeluarkan tuturan, yang disamping memiliki makna semantis, juga memiliki daya tuturan atau maksud tuturan (apa maksud tuturan

Fungsi SISDM yang telah dibahas dapat menjadi strategi yang tepat untuk pengembangan fungsi SDM, dimana memiliki sistem yang jauh lebih baik dan efisien bila digunakan dalam

 Bagaimanakah hasil pembelajaran dalam pengembangan decision making skill siswa kelas XI IPS SMAN 5 Cimahi dengan menggunakan materi. kontroversial dalam

Hal ini disebabkan tingkat pendapatan yang diperoleh masih mampu untuk memberikan ruang bagi rumah tangga responden individual untuk melakukan konsumsi atau rumah tangga

Jika mengacu pada saran dan komentar siswa serta penilaian yang dilakukan oleh siswa melalui uji terbatas, maka bahan ajar mandiri berbantuan software camtasia yang dikembangkan

Jawa pos sendiri memiliki beberapa divisi di dalamnya seperti yang akan di bahas nantinya ialah divisi pemasaran dimana fungsinya bertugas memasarkan koran baik ke

cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk