• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASAS ASAS CITA HUKUM PANCASILA SEBAGAI S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASAS ASAS CITA HUKUM PANCASILA SEBAGAI S"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ASAS-ASAS CITA HUKUM PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DALAM STRUKTUR TATA HUKUM NASIONAL INDONESIA

Oleh

PRISCA OKTAVIANI SAMOSIR

A. PENDAHULUAN

Pandangan hidup bangsa Idonesia telah dirumuskan secara padat dan utuh dalam bentuk kesatuan rangkaian lima sila yang dinamakan Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup dengan sendirinya akan membawa implikasi terhadap struktur masyarakat dengan pelbagai institusi dan proses kemasyarakatan termasuk tata hukum dan politik. Pancasila sepanjang menjiwai bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup adalah untuk memberikan koherasi dan arah dalam proses dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk proses-proses sosial, politik, budaya, penormaan dalam pengaturan, pengendalian dan pengembangan masyarakat Indonesia.1

Sebagai filsafat negara, weltanschauug atau ideologi, Pancasila merupakan maha sumber bagi negara dan bangsa Indonesia. Ditinjau dari segi hukum, hal tersebut berarti jalinan nilai-nilai yang terkandung dalam masing-masing sila dari Pancasila adalah nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila menjadi patokan pokok terwujudnya asas-asas hukum sekaligus merupakan landasan atau ratio legis pembentukan norma-norma hukum yang akan mengatur penyelenggaraan hidup bernegara.2

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis merumuskan masalahnya yaitu bagaimana asas-asas cita hukum Pancasila sebagai sistem filsafat dalam struktur tata hukum Nasional Indonesia ?

1 Astim Riyanto, Filsafat Hukum, Bandung : YAPEMDO, 2010, hal. 526.

2Abubakar Busro, Nilai dan Berbagai Aspeknya dalam Hukum Suatu Pengantar Studi Filsafat

(2)

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Cita Hukum Pancasila

Cita hukum yang dimaksud adalah cita hukum (rechts-idee) Republik Indonesia yang diroklamasikan 17 Agustus 1945, suatu republik kerakyatan (demokratis) yang didirikan oleh pejuang-pejuang bangsa dengan semboyan “...dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat”. Cita-cita ini dirumuskan secara singkat bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum.3 Dalam Mencita-citakan pembinaan hukum sekalipun telah sepakat bahwa hukum itu adalah suatu alat ampuh untuk pembaharuan masyarakat, untuk “a social engineering”, arah pembinaan hukum itu harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga bukan hanya menghasilkan perundang-undangan yang baru belaka dalam struktur tata hukum nasional Indonesia.4

Sehingga secara politis bahwa perlu dipertahankan asas-asas yang merupakan pencerminan dari tekad dan aspirasi sebagai bangsa yang mencapai kemerdekaannya dengan perjuangan. Asas-asas dan konsep demikian terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Mukadimahnya yang merupakan pencerminan dari falsafah Pancasila.5

Cita-cita hukum yang benar adalah untuk membantu menyusun konsepsi hidup yang fundamental. Hukum yang benar dalah titik universal tertinggi dalam setiap studi tentang kehidupan sosial manusia. Hukum yang benar adalah satu-satunya yang memungkinkan pemahaman keberadaan masyarakat sebagai satu kesatuan melalui metode yang sah secara mutlak. Hukum yang benar menunjukan

3 Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Kosep Hukum dalam Pembangunan : Kumpulan

Karya Tulis, Bandung: PT Alumni, 2006,hal. 179.

4 Mochtar Kusumaatmadja, Pembinaan Hukum dalam Rangka Pembangunan

Nasional,Bandung: Bina Cipta, 1975,hal. 22.

(3)

jalan menuju persatuan dengan semua usaha dengan ciri fundamental yang bertujuan pada kesadaran yang benar.6

Dengan demikian cita hukum pancasila adalah cita dalam membantu menyusun konsepsi yang benar di dalam hukum yang berasaskan pada Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa.

2. Tinjauan Tata Hukum Nasional Indonesia

Adanya hukum kita rasakan dari pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Pada umumnya hukum menampakkan diri dalam bentuk tata hukum walaupun tata hukum tidak identik dengan dan tidak selalu merupakan perwujudan hukum. Hukum dan perwujudannya dalam bentuk tata hukum menguasai dan mengatur kehidupan manusia dengan menetapkan tingkah laku apa yang boleh, harus atau dilarang dilakukan oleh manusia; di dalam tata hukum dapat dibaca hak-hak dan kewajiban manusia. Tata hukum memberikan relief dari hak dan kewajiban manusia dengan menyatakan asas-asas tentang hak dan kewajiban manusia serta merumuskannya ke dalam tata hukum.7

Di dalam tata hukum menurut bangsa Indonesia ialah cara untuk mendatangkan ketertiban dan kesejahteraan. Pada dasarnya hukum bukan untuk ketertiban dan mengandung kepastian serta keadilan semata, tetapi juga harus dapat menubuhkan kesejahteraan, baik kepada individu maupun kepada masyarakat. Tujuan hukum dapat diarahkan untuk memelihara dan mengembangkan budi pekerti kemanusiaan serta cita-cita moral rakyat yang luhur berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.8 Sehingga tata hukum nasional Indonesia adalah implementasi dari ideologi bangsa yakni Pancasila.

6 Wolfgang Friedman, Teori dan Filsafat Hukum Idealisme Filosofis dan Problematika

Keadilan, Jakarta: CV Rajawali, hal. 29-30.

7 Lili Rasjidi dan Bernard Arief Sidharta, Filsafat Hukum: Mazhab dan Refleksiya,

Bandung: Remadja Karya, 1989, hal. 253-254.

(4)

C. PEMBAHASAN

Dalam menjalankan struktur tata hukum nasional Indonesia yang tertuang dalam Pancasila terdapat beberapa asas, yakni: Asas Ketuhanan mengamanatkan bahwa tidak boleh ada produk hukum nasional yang bertentangan dengan agama atau bersifat menolak atau bermusuhan dengan agama. Asas Kesatuan dan Persatuan atau Kebangsaan mengamanatkan bahwa hukum Indonesia harus merupakan hukum nasional yang berlaku bagi seluruh bangsa Indonesia. Hukum nasional berfungsi mempersatukan bangsa Indonesia. Asas Demokrasi mengamanatkan bahwa dalam hubungan antara hukum dan kekuasaan, kekuasaan harus tunduk pada hukum, bukan sebaliknya. Asas Keadilan Sosial mengamanatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama dan bahwa semua orang sama di hadapan hukum. Asas Kesatuan dan Persatuan tidak berarti bahwa kenyataan adanya kenekaragaman budaya tidak perlu diperhatikan. “Bhinneka tunggal ika” merupakan moto negara yang mencerminkan keanekaragaman budaya itu.9 Selain itu, asas kerukunan, asas kepatuhan dan keselarasan adalah ciri khas dari hukum Pancasila yang dicakup dengan satu istilah, yaitu sifat kekeluargaan, yang memandang makna tujuan hukum sebagai pengayom (perlindungan), dapat diciptakan kondisi dan mendorong manusia untuk memanusiakan diri secara terus-menerus yang berlangsung secara wajar.10

Di antara asas-asas hukum yang terwujud dari jalinan nilai-nilai yang terkandung dalam masing-masing sila dari Pancasila.

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

a) Kehidupan bernegara bangsa Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa. b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya. c) Negara mengendaki adanya toleransi dari masing-masing pemeluk agama dan aliran kepercayaan yang ada. d) Negara memberikan hak dan kebebasan kepada tiap warga negara untuk mengembangkan agama atau

(5)

kepercayaan dengan tidak menyinggung atau melanggar hak dan kebebasan yang lain.

2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab

a) Negara mengakui adanya hak bagi tiap-tiap bangsa (termasuk bangsa Indonesia) untuk menentukan nasibnya sendiri. b) Negara menghedaki tiap manusia Indonesia dan manusia lainnya secara adil, tidak sewenang-wenang sebagi sifat bangsa yang sudah tinggi nilai kebudayaannya. c) Negara mengakui adanya hak bagi setiap manusia untuk diperlakukan secara sama dan sederajat. d) Negara menjamin kepada setiap warga negaranya untuk mendapatkan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan yang ada.

3. Sila Persatuan Indonesia

a) Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17Agustus 1945 merupakan perwujudan konkret dari Persatuan Indonesia. b) Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. c) Negara mengatasi segala paham golongan dan mengatasi segala paham perseorangan. d) Negara mengakui kebhinnekatunggalikaan dari bangsa Indonesia.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

a) Negara Republik Indonesia mengakui adanya kedaulatan di tangan rakyat. b) Dalam pengambilan keputusan, Negara mengakui adanya asas musyawarah untuk mencapai mufakat. c) Negara Indonesia berdasarkan hukum (rechstaat) tidak bersasarkan kekuasaan belaka (machstaat). d) Pemerintah Negara Republik Indonesia berdasarkan sistem konstitusi, tidak bersifat absolutisme atau dengan kekuasaan yang tidak terbatas.

5. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

(6)

dan di dalam bumi dan air Indonesia haruslah dipergunakan untuk kemakmuran rakyat banyak. d) Negara menghendaki agar tiap-tiap warga negaranya berhak mendapat pengajaran. f) Pemerintah Republik Indonesia mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. g) Pemerintah, masyarakat, dan keluarga bertanggung jawab agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia. h) Dengan Pembangunan Nasional yang bertujuan Keadilan Sosial, Pemerintah berusaha membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seutuhnya.11

Sebagai sistem filsafat Pancasila merupakan jalinan nilai-nilai dasar yang bersatu padu (inherent) meliputi pokok-pokok (1) Bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber dari segalanya. Nilai tersebut memberikan kepercayaan bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah Maha Pencipta, Maha Kuasa, dan Maha Pemelihara. (2) Bahwa manusia sebagai pribadi diciptakan Tuhan dengan mengemban martabat, potensi, hak dan kewajiban, yang telah ditetapkan baginya sebagai manusia, yang pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan di hadapan sesama dan di hadapan keadilan Tuhan. Nilai-nilai tersebut mendasai tanggung jawab kemanusiaan. (3) Bahwa kenyataan manusia harus hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan sistem nilai dan sosio budaya tertentu. Nilai-nilai tersebut melandasi kesadaran kebangsaan dan tanggung jawab bernegara. (4) Bahwa untuk menjamin kelangsungan hidup kebangsaan kedaulatan, dan keutuhan negara, maka dalam melaksanakan kerakyatan hendaklan dilandasi oleh musyawarah dan mufakat. Nilai-nilai tersebut memberikan kesadaran hak dan tanggung jawab warga negara kepada bangsa dan negaranya, baik dalam ruang lingkup nasional maupun internasional. (5) Bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara didasarkan atas motivasi yang luhur, yakni dengan dijiwai nilai-nilai yang tersimpul dalam sila-sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat, berusaha mewujudkan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyatnya termasuk umat manusia.12

(7)

D. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan tersebut maka penulis menyumpulkan bahwa dalam menjalankan struktur tata hukum nasional Indonesia yang tertuang dalam Pancasila terdapat beberapa asas asas ketuhanan, asas kesatuan dan persatuan atau kebangsaan, asas demokrasi, asas keadilan sosial. Selain itu, asas kerukunan, asas kepatuhan dan keselarasan adalah ciri khas dari hukum Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Busro, Abubakar. 1989. Nilai dan Berbagai Aspeknya dalam Hukum Suatu Pengantar Studi Filsafat Hukum. Jakarta: Bhratara.

Friedman, Wolfgang. 1990. Teori dan Filsafat Hukum Idealisme Filosofis dan Problematika Keadilan. Jakarta: CV Rajawali.

Kusumaatmadja, Mochtar. 2006. Konsep-Kosep Hukum dalam Pembangunan : Kumpulan Karya Tulis. Bandung: PT Alumni.

Kusumaatmadja, Mochtar. 1975. Pembinaan Hukum dalam Rangka Pembangunan Nasional. Bandung: Bina Cipta.

Rasjidi, Lili dan Bernard Arief Sidharta. 1989. Filsafat Hukum: Mazhab dan Refleksiya. Bandung: Remadja Karya.

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan gulma krokot pada awal pertumbuhan hingga panen dapat menekan jumlah umbi pada tanaman bawang merah karena pertumbuhan gulma krokot sangat kompetitif

Maka dari sistem-sistem yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil itu masih memiliki fungsi-fungsinya masing-masing dalam pengelolaan datanya, seperti contoh

Pemberian beberapa konsentrasi ekstrak daun paitan pada tanaman kedelai berpengaruh nyata terhadap rerata waktu awal kematian, LT50 dan mortalitas kutu daun Aphis

Berdasarkan hasil penelitian dapat disim- pulkan bahwa meski belum menunjukkan penca- paian kemampuan reflective judgment yang mak- simal, pembelajaran materi ekosistem berbasis

Yang dapat dijelaskan sebagai berikut, pada mulanya karyawan harus mengharapkan bahwa apabila ia berusaha dengan baik maka hasilnya pun nanti akan baik pula (

kerajinan dari kayu berupa placemat dengan harga yang cukup terjangkau.. Produksi kerajinan kayu ini bisa dipasarkan di kalangan menengah ke

Berdasarkan paparan diatas, Kami tim dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang akan melakukan pengadaan kantin kejujuran berbasis

Intinya, tekankan pada informasi yang bisa menunjukkan Anda orang yang tepat untuk posisi ini. Informasi