• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN INSUFISI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN INSUFISI (1)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN INSUFISIENSI ANDRENAL (PENYAKIT ADDISON)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Korteks adrenal diperlukan bagi kehidupan. Sekresi adrenokortikal memungkinkan tubuh untuk beradaptasi terhadap segala jenis stress. Tanpa korteks adrenal, keadaan stress yang berat dapat mengakibatkan kegagalan sirkulasi perifer, syok, dan kematian. Kehidupan hanya dapat dipertahankan dengan terapi nutrisi, elektrolit, serta cairan dan preparat hormone adrenokortikal.

Kelainan pada korteks adrenal terjadi akibat hiposekresi atau hipersekresi hormone adrenokortikal. Penyakit addison yang termasuk dalam insufisiensi adrenokortikal merupakan gangguan hormone. Penyakit ini terbilang gila karena dapat menyebabkan kematian akibat tekanan emosi yang muncul tiba-tiba. penyakit ini belum bisa disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dengan obat-obatan.

Penyakit Addison disebut juga dengan Polyglandular Addison. Penyakit ini terjadi karena tubuh tidak mampu memproduksi adrenalin, hormone yang bertanggung jawab terhadap stress. Tanpa adrenalin, organ tubuh tidak bisa menanggapi stress yang membuat penderitanya jadi emosi labil dan depresi.

Penyakit Addison dapat menyebabkan sifat lekas marah, emosi meledak-ledak, dan depresi karena penderita kekurangan garam dan menderita kadar gula yang rendah. Jika terjadi pada anak-anak, efeknya dapat lebih parah dibandingkan pada orang dewasa

(2)

Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah Keperawatan Sistem Endokrin tentang Asuhan Keperawatan Hipofungsi Adrenokortikal.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan hipofungsi adrenokortikal, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, serta proses keperawatan.

C. PEMBATASAN MASALAH

Keperawatan Sistem Endokrin merupakan suatu pembelajaran yang sangat kompleks, namun pada kesempatan kali ini penulis membatasi bahan bahasan yaitu:

- Definisi Hipofungsi Adrenokortikal. - Etiologi Hipofungsi Adrenokortikal - Patofisiologi Adrenokortikal

- Manifestasi Klinis Hipofungsi Adrenokortikal - Penatalaksanaan Hipofungsi Adrenokortikal - Asuhan Keperawatan Hipofungsi Adrenokortikal.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

I. ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR ADRENAL

(4)

ukurannya bervariasi bergantung umur dan keadaan fisiologi perorangan. Kelenjar ini dikelilingi oleh jaringan ikat padat kolagen yang mengandung jaringan lemak. Selain itu masing-masing kelenjar ini dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang cukup tebal dan membentuk sekat/septa ke dalam kelenjar.

Kelenjar adrenal disuplai oleh sejumlah arteri yang masuk pada beberapa tempat di sekitar bagian tepinya. Ketiga kelompok utama arteri adalah arteri suprarenalis superior, berasal dari arteri frenika inferior; arteri suprarenalis media, berasal dari aorta ; dan arteri suprarenalis inferior, berasal dari arteri renalis. Berbagai cabang arteri membentuk pleksus subkapsularis yang mencabangkan tiga kelompok pembuluh: arteri dari simpai; arteri dari kortex, yang banyak bercabang membentuk jalinan kapiler diantara sel-sel parenkim (kapiler ini mengalir ke dalam kapiler medulla); dan arteri dari medulla, yang melintasi kortex sebelum pecah membentuk bagian dari jalinan kapiler luas dari medulla. Suplai vaskuler ganda ini memberikan medulla dengan darah arteri (melalui arteri medularis) dan darah vena (melalui arteri kortikalis). Endotel kapiler ini sangat tipis dan diselingi lubang-lubang kecil yang ditutupi diafragma tipis. Di bawah endotel terdapat lamina basal utuh. Kapiler dari medulla bersama dengan kapiler yang mensuplai kortex membentuk vena medularis, yang bergabung membentuk vena adrenal atau suprarenalis. Fungsi kelenjar suprarenalis terdiri dari:

1) Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam

2) Mengatur atau mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein 3) Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid

Kelenjar suprarenalis ini terbagi atas 2 bagian, yaitu : 1. Medula Adrenal

Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom. Stimulasi serabut saraf simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel pada medulla adrenal aka menyebabkan pelepasan hormon katekolamin yaitu epinephrine dan norepinephrine. Katekolamin mengatur lintasan metabolic untuk meningkatkan katabolisme bahan bakar yang tersimpan sehingga kebutuhan kalori dari sumber-sumber endogen terpenuhi.

(5)

asam-asam lemak bebas, meningkatkan kecepatan metabolic basal (BMR) dan menaikkan kadar

Hormon ini memiliki pengaruh yang penting terhadap metabolisme glukosa; peningkatan hidrokortison akan meningkatan kadar glukosa darah. Glukokortikoid disekresikan dari korteks adrenal sebagai reaksi terhadap pelepasan ACTH dari lobus anterior hipofisis. Penurunan sekresi ACTH akan mengurangi pelepasan glukokortikoid dari korteks adrenal. Glukokortikoid sering digunakan untuk menghambat respon inflamasi pada cedera jaringan dan menekan manifestasi alergi. Efek samping glukokortikoid mencakup kemungkinan timbulnya diabetes militus, osteoporosis, ulkus peptikum, peningkatan pemecahan protein yang mengakibatkan atrofi otot serta kesembuhan luka yang buruk dan redistribusi lemak tubuh. Dalam keadaan berlebih glukokortikoid merupakan katabolisme protein, memecah protei menjadi karbohidrat dan menyebabkan keseimbangan nitrogen negatif.

b. Mineralokortikoid

Mineralokortikoid pada dasarnya bekerja pada tubulus renal dan epitelgastro intestinal untuk meningkatkan absorpsi ion natrium dalam proses pertukaran untuk mengeksresikan ion kalium atau hydrogen. Sekresi aldesteron hanya sedikit dipengaruhi ACTH. Hormon ini terutama disekresikan sebagai respon terhadap adanya angiotensin II dalam aliran darah. Kenaikan kadar aldesteron menyebabkan peningkatan reabsorpsi natrium oleh ginjal dan traktus gastro intestinal yang cederung memulihkan tekanan darah untuk kembali normal. Pelepasan aldesteron juga ditingkatkan oleh hiperglikemia. Aldesteron merupakan hormon primer untuk mengatuk keseimbangan natrium jangka panjang.

(6)

Androgen dihasilkan oleh korteks adrenal, serta sekresinya didalam glandula adrenalis dirangsang ACTH, mungkin dengan sinergisme gonadotropin. Kelompok hormon androgen ini memberikan efek yang serupa dengan efek hormon seks pria. Kelenjar adrenal dapat pula mensekresikan sejumlah kecil estrogen atau hormon seks wanita. Sekresi androgen adrenal dikendalikan oleh ACTH. Apabila disekresikan secara berlebihan, maskulinisasi dapat terjadi seperti terlihat pada kelainan bawaan defisiensi enzim tertentu. Keadaan ini disebut Sindrom Adreno Genital.

II. KLASIFIKASI INSUFISIENSI ADRENOKORTIKAL Insufisiensi adrenokortikal akut primer

- Peningkatan mendadak glikortikoid

- Pemutusan mendadak pengunaan steroid dan destruksi adrenal massif. - Sindrom ”waterhouse-friericson”:

- Banyak terjadi ada anak anak yang berhubungan dengan penyebaran bakteri di pembuluh adrenal.

- Gejala: infeksi sistemik oleh meningokokok (jarang oleh pneumokok, gonokok, sterptokok), hipotensi progersif

Insufisiensi adrenokortikal kronik promer ( penyakit addison) 

- Pada dewasa jarang terjadi yang disertai destriksikorteks adrenal

- Etiologi: autoimun, infeksi (tbc, histoplasma) dan metastatik kanker dari paru, gaster, mammae).

- Gejala khas adalah: hiperpigmentasi pigmen kilit dengan peningkatan ACTH serum.

Insufisiensi adrenolortikal sekunder 

(7)

- Tidak ada hiperpigmentasi kulit dan hiponatermia.

III. DEFINISI HIPOFUNGSI ANDRENOKORTIKAL (PENYAKIT ADDISON)

- Penyakit Addison adalah: penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormone-hormone korteks adrenal (Soediman, 1996 ) - Penyakit Addison adalah: lesi kelenjar primer karena penyakit destruktif atau atrofik, biasanya autoimun atau tuberkulosa.(Baroon, 1994).

- Penyakit Addison, atau insufisiensi andrenokortikal, terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-hormon korteks adrenal. Atrofi autoimun atau idiopatik pada kelenjar adrenal merupakan penyebab pada 75% kasus penyakit Addison (Stern & Tuck, 1994).

e. Kanker metastatik (ca paru, lambung, payudara, melanoma, limfoma) f. Adrenalitis autoimun

V. PATOFISIOLOGI

(8)
(9)

VI. MANIFESTASI KLINIK

• Gejala awal: kelemahan otot, fatique, anoreksia, nausea, muntah, BB menurun, emasiasi (tubuh kurus kering), mudah lelah.

• Astenia (gejala cardinal): pasien kelemahan yang berlebih

• Hiperpigmentasi (menghitam seperti: perunggu, coklat seperti terkena sinar matahari) biasanya pada kulit buku jari, lutut, siku, serta membrane mukosa

• Hipotensi (TD: 80/50 mmHg / kurang), kadar glukosa darah dan natrium serum yang rendah, kadar kalium serum tinggi.

• Pada kasus yang berat, gangguan metabollisme natirum dan kalium dapat ditandai oleh pengurangan natrium dan air, serta dehidrasi yang kronis dan berat.

(10)

VII. PENATALAKSANAAN a) Medik

- Prednison (7.5 mg/hari) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti kortisol - Fludrokortison: 0,05-0,1 mg per oral dipagi hari

- Terapi darurat ditujukan untuk mengatasi syok, memulihkan sirkulasi darah, memberikan cairan, melakukan terapi penggantian kortikosteroid setiap hari selama 2 sampai 4 minggu dosis 12,5 sampai 50 mg/hari, memantau tanda-tanda vital dan menempatkan pasien dalam posisi setengah duduk dengan kedua tungkai ditinggikan. Hidrokortison (Solu-Cortef) disuntikkan secara intravena yang kemudian diikuti dengan pemberian infuse dekstrosa 5% dalam larutan normal saline. Preparat vasopresor amina mungkin diperlukan jika keadaan hipotensi bertahan.

- Antibiotik dapat diberikan jika infeksi memicu krisis adrenal pada penderita insufisiensi kronis adrenal. Disamping itu, pengkajian kondisi pasien harus dilakukan dengan ketat untuk mengenali faktor-faktor lain, yaitu stresor atau keadaan sakit yang menimbulkan serangan akut.

- Asupan per oral dapat dimulai segera setelah pasien dapat menerimanya. Secara perlahan-lahan pemberian infus dikurangi ketika asupan cairan per oral sudah adekuat, untuk mencegah hipovolemia.

- Jika kelenjar adrenal tidak berfungsi kembali , pasien memerlukan terapi penggantian perparat kortikosteroid dan mineralokortikoid seumur hidup untuk mencegah timbulnya kembali insufisiensi adrenal serta krisis addisonian pada keadaan stress atau sakit. Selain itu, pasien mungkin akan memerlukan suplemen makanan dengan penambahan garam, pada saat terjadi kehilangan cairan dari saluran cerna akibat muntah dan diare.

b) Keperawatan - Pengukuran TTV

(11)

- Menempatkan pasien dalam posisi setengah duduk dengan kedua tungkai ditinggikan - Memberikan suplemen makanan dengan penambahan garam

- Follow up: mempertahankan berat badan, tekanan darah dan elektrolit yang normal disertai regresi gambaran klinis

- Memantau kondisi pasien untuk mendeteksi tanda dan gejala yang menunjukan adanya krisis Addison

VIII. KOMPLIKASI

- Syok (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam) - Kolaps sirkulasi

- Dehidrasi - Hiperkalemia - Sepsis

- Krisis Addison disebabkan karena hipotensiakut (hiperkortisolisme) ditandai dengan sianosis, panas, pucat, cemas, nadi cepat.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN INSUFISIENSI ANDRENAL (PENYAKIT ADDISON)

A. Pengkajian

Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, 

(12)

Keluhan utama : klien mengeluh mual, muntah, anoreksia, dan mudah lelah. 

Riwayat kesehatan, yang terdiri atas : 

- Riwayat kesehatan masa lalu : meliputi penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya, termasuk tuberculosis, kanker, penyakit autoimun, dsb.

- Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.

Riwayat psikosiospiritual 

Meliputi kegiatan klien sehari-hari, serta bagaimana kondisi lingkungan klien. Bagaimanakah peran serta orang-orang terdekat klien. Merasa kehilangan kemampuan dan harapan, cemas terhadap lingkungan baru, Depresi, mengingkari, kecemasan, takut, cepat terangsang, perubahan mood, dan tampak bingung. Apakah klien sering melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Pemeriksaan Fisik : a. Aktivitas / istirahat

Gejala : Lelah, nyeri/ kelemahan pada otot (terjadi perburukan setiap hari. Tidak mampu beraktivitas atau bekerja

Tanda : Peningkatan denyut jantung atau denyut nadi pada aktivitas yang minimal. Penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi. Depresi, gangguan konsentrasi. Letargi

b. Sirkulasi

(13)

c. Integritas ego

Gejala : adanya riwayat riwayat factor stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik atau pembedahan. Perubahan gaya hidup. Ketidakmampuan mengatasi stress

Tanda : Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil

d. Eliminasi

Gejala : diare, sampai adanya konstipasi, Kram abdomen, Perubahan frekuensi dan karakteristik urin

Tanda : Diuresis yang diikuti oliguria

e. Makanan atau cairan

Gejala : Anoreksia berat, mual, muntah, kekurangan zat garam, BB menurun dengan cepat Tanda : Turgor kulit jelek, membrane mukosa kering

f. Neurosensori

Gejala : Pusing, sinkope, gemetar kelemahan otot, kesemutan

Tanda : disorientasi terhadap waktu, tempat, ruang (karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka rangsangan,cemas, koma (dalam keadaan krisis)

g. Nyeri/ kenyamanan

Gejala : Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, Nyeri tulang belakang, abdomen, ekstrimitas (pada keadaan krisis)

(14)

Gejala : Dipsnea

Tanda : Pernapasan meningkat, takipnea, suara nafas: krekels, ronkhi pada keadaan infeksi i. Keamanan

Gejala : tidak toleran terhadap panas, cuaca udara panas

Tanda : Hiperpigmentasi kulit (coklat kehitaman karena terkena sinar matahari) menyeluruh atau berbintik bintik. Peningkatan suhu, demam yang diikuti dengan hipotermi (keadaan krisis)

j. Seksualitas

Gejala : Adanya riwayat menopause dini, amenore. Hilangnya tanda tanda seks sekunder (berkurangnya rambut rambut pada tubuh terutama pada wanita). Hilangnya libido

Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan laboratorium

- Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium (hipoglikemia dan hiponatremia) - Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia)

- Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis) - Penurunan kadar kortisol serum

- Kadar kortisol plasma rendah - ADH meningkat

- Analisa gas darah: asidosis metabolic

- Sel darah merah (eritrosit): anemia numokronik, Ht meningkat (karena hemokonsentrasi) jumlah limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat.

(15)

c. CT Scan

Detektor kalsifikasi adrenal dan pembesaran adrenal yang sensitive hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltratif malignan dan non malignan, dan haemoragik adrenal

d. Gambaran EKG

Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolit

e. Tes stimulasi dan supresi untuk fungsi adrenokortikoid 1) Tes tetrakosaktrin singkat

Prosedur standar cepat adalah mengukur respon kortisol plasma trhdp ponpeptida kortikotrotin sintetik,tetrakosaktrin (synacthen, Ciba).Interpretasi: pd org normal nilai dsr > 250nmol/l, dan terdapat penngkatan sekurang-kurangnya 300nmol/l di atas nilai dasar pada menit ke 30. pada sindroma cushing (hyperplasia) mungkin ada respon berlebihan; tumor adrenalis autonom tak berespon.

2) Tes tetrakosaktrin yang diperpanjang

Interpretasi: pada orang yang normal terdapat peningkatan kortisol plasma pada hari pertama sampai di atas 1400 nmol/l. pada penyakit Addison tak ada peningkatan walaupun sampai 3 hari, sedangkan pada hipofungsi adrenokortikal sekunder terhadap difisiensi pituitaria nilai ini bisa melebihi dari 700nmol/l setelah suntikan ke 3.

3) Tes supresi deksametason

Interperetasi: pada orang normal kortikostiroid dan plasma tertekan pada dosis lebih rendah di bawah 50% nilai dasar. Pada deksametashon dalam dosis lebih rendah, pasien dengan sindroma cushing akan memperlihatkan tak adanya supresi tanpa memandang sebabnya, pada dosis lebih tinggi yang dengan hyperplasia mendapat supresi 50% atau lebih, sedangkan yang dengan adenoma atau karsinoma ataupun pembentukan ACTH ektopik tak dipengaruhi. 4) Tes metirapon

(16)

dengan adanya fungsi adreno atau pituitaria anterior. Sebagai tambahan, pasien dengan tumor korteks adrenalis autonom tak berespon.

5) Tes lainnya

Ini terutama digunakan dalam keadaan khusus dan harus mengikuti prosdur setempat. Ia mengikuti penggunaan hipoglikemia yang diinduksi insulin atau pirogen sebagai agen stress bagi hipotalamus melalui pusat yang lebih tinggi atau menggunakan lisin-vasopresin sebagai corticotrophin releasing factor sintetic untuk merangsang pituitaria anterior.

B. Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal (karena kekurangan aldosteron)

b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat (mual, muntah, anoreksia),defisiensi glukokortikoid

c. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik.

d. Perubahan proses pikir b/d penurunan kadar natrium (hipotremia), penurunan kadar glukosa (hipoglikemia), gangguan keseimbangan asam basa

e. Harga diri rendah b/d perubahan dalam kemampuan fungsi, perubahan karakteristik tubuh f. Kurang pengetahuan tentang: penyakit, prognosis, pengobatan b/d kurang pemajanan/ mengingat, keterbatasan kognitif

(17)

C. Rencana Tindakan

Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal (karena kekurangan aldosteron)

Tujuan : dalam waktu 1 × 24 jam tidak terjadi kekurangan volume cairan.

Kriteria : Klien tidak mengeluh pusing, membrane mukosa lembab, turgor kulit normal, tanda – tanda vital dalam batas normal.

INTERVENSI RASIONAL

Pantau status cairan ( turgor kulit, membrane mukosa, dan keluaran urine ).

(18)

Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk, atau, berdiri bila memungkinkan.

Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan dihaforesis secara teratur. Timbang berat badan setiap hari.

Pantau frekuensi jantung dan irama.

Pantau frekuensi jantung dan irama.

Kolaborasi :

- Pertahankan pemberian cairan secara intravena.

(19)

Kehilangan cairan bisa berasal dari faktor ginjal dan diluar ginjal.Penyakit yang mendasari terjadinya kekurangan volume cairan ini juga harus diatasi Perdarahan harus dikendalikan.Muntah dapat diatasi dengan obat – obat antiemetic dan diare dengan antidiare.

Hipotensi bisa terjadi pada hipovolemi yang memberikan manifestasi sudah terlibatnya system kardiovaskuler untuk melakukan kompensasi mempertahankan tekanan darah.

Mengetahui adanya pengaruh peningkatan tahanan perifer.

Sebagai ukuran keadekuatan volume cairan, intake yang lebih besar dari output dapat diindikasikan menjadi renal obstruksi.

Perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukkan komplikasi disritmia.

Jalur yang paten penting untuk pemberian cairan cepat dan memudahkan perawat dalam melakukan control intake dan output cairan.

Bila platelet < 20.000 / mm ( akibat pengaruh sekunder obat neoplastik ), klien cenderung mengalami perdarahan. Penurunan Hb / Hct berindikasi terhadap perdarahan.

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat (mual, muntah, anoreksia), defisiensi glukokortikoid

(20)

Kriteria : Klien tidak mengeluh mual dan muntah, nafsu makan klien meningkat, BB meningkat.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan klien.

Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat. Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.

Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.

Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang berhubunga

Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi. Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode anoreksia

Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ control

(21)

Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.

Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : aktivitas sehari – hari klien terpenuhi dan meningkatnya kemampuan beraktivitas. Kriteria : klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpa gejala – gejala yang berat, terutama mobilisasi di tempat tidur.

INTERVENSI RASIONAL

Catat frekuensi dan irama jantung, serta perubahan tekanan darah selama dan sesudah aktivitas.

Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat.

Jelaskan pada peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi bila tak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam setelah makan.

Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut.

Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis.

Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi.

(22)

Selama aktivitas kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja dan frekuensi nafas serta keluhan subyektif.

Respons klien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardium.

Menurunkan kerja miokardium / konsumsi oksigen.

Aktivitas yang maju memberikan control jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan.

Untuk mengurangi beban jantung.

Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu aliran vena balik.

Untuk mengetahui fungsi jantung, bila dikaitkan dengan aktivitas.

Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung.

(23)

Perubahan proses pikir b/d penurunan kadar natrium (hipotremia), penurunan kadar glukosa (hipoglikemia), gangguan keseimbangan asam basa

Tujuan: dalam waktu …x24 jam setelah dilakukan intervensi klien dapat memaksimalkan status mentalnya dan tidak terjadi perubahan proses pikir.

Kriteria : mempertahankan orientasi realita umumnya dan mengenali perubahan dalam berpikir/prilaku dan factor penyebab.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji proses pikir klien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap tempat, waktu, orang.

Menentukan adanya kelainan pada proses sensori.

Catat adanya perubahan tingkah laku Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitivitas meningkat, atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang sesungguhnya.

Orientasi klien pada tempat dan waktu Bantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadarasn pada realita dan lingkungan.

Hadirkan pada realitas secara terus menerus dan secara gambling tanpa melawan pikiran yang tidak logis.

Membatasi reaksi yang menentang.

Berikan tindakan yang aman seperti bantalan penghalang pada tempat tidur, pengikatan yang lembut, supervise yang ketat.

(24)

Harga diri rendah b/d perubahan dalam kemampuan fungsi, perubahan karakteristik tubuh Tujuan: dalam waktu ….x 24 jam setelah dilakukan intervensi klien tidak lagi mengalmi harga diri rendah dengan perubahan penampilan tubuhnya atau menerima keadaan dirinya. Criteria: mengungkapkan penerimaan terhadap keadaan diri sendiri diungkapkan sevara verbal, menunjukksn kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi dengan ditandai oleh merencanakan tujuan yang realistic dan berpartisipasi aktif di dalam bekerja/bermain berhubungan dengan orang lain.

Intervensi Rasional

Atur periode singkat untuk bicara tanpa diganggu dan dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang keadaan nya, misalnya perubahan penampilan, peran, pengaruh penyakit pada pekerjaannya. Tunjukkan perhatian bersikap tidak menghakimi.

Membina hubungan dan meningkatkan keterbukaan dengan pasaien. Membantu dalam mengevaluasi berapa banyak masalah yang dapat diubah oleh pasien.

Kurangi stimulasi berlebihan pada lingkungan, berikan ruang tersendiri jika tidak ada indikasi. Sarankan pasien untuk menggunkan keterampilan manajemen stress. Misalnya tekhnik relaksasi, visualisasi dan bimbingan imajinasi.

Meminimalkan perasaan stress, frustasi, meningkatkan kemampuan koping dan meningkatkan kemampuan mengendalikan diri.

Dorong pasien untuk membuat daftar bantuan orang terdekat dalam menghadapi stress. Pasien tidak akan merasa sendiirian jika bercerita pada orang lain dan meminta bantuan memecahkan masalah. Ini juga dapat memelihara pengertian dan merasa berguna dalam berhubungan dengan orang lain.

(25)

Fokuskan pada perbaikan yang sedang terjadi dan pengobatan misalnya, menurunkan pigmentasi kulit, menurunkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan rambut, dan perbaikan siklus menstruasi normal.

Ungkapan seperti ini dapat mengangkat semangat pasien dan meningkatkan harga diri.

Sarankan untuk mengunjungi seseorang yang penyakitnya telah terkontrol dan gejalanya telah berkurang. Dapat menolong pasien untuk melihat has ail dari pengobatan yang telah dilakukan.

Rujuk ke pelayanan social, konseling dan kelompok pendukung sesuai kebutuhan. Pendektan secara komprehensif dapat membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk memelihara tingkahlaku koping.

Kurang pengetahuan tentang: penyakit, prognosis, pengobatan b/d kurang pemajanan/ mengingat, keterbatasan kognitif

Tujuan: dalam waktu ..X 24 jam setelah dilakukan intervensi klien mengerti tentang penyakit yang dialami dan cara pengobatannya.

Criteria: mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala dengan factor penyebab INTERVENSI RASIONAL

(26)

Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan belajar yang diharapkan Partisipasi dalam perencanaan meningkatkan antusias dan kerjasama passion dengan prinsip-prinsip yang dipelajari

Pilih berbagai strategi belajar, seperti tekhnik demonstrasi yang memerlukan keterampilan dan biarkan pasien mendemostrasikan ulang, gabungkan keterampilan baru ini kedalam rutinitas rumah sakit sehari-hari.

Penggunaan cara yang berbeda tentang mengakses informasi meningkatkan penerapan pada individu yang belajar.

Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat dan cara untuk melakukan makan diluar rumah. Kesadaran tentang pentingnnya control diet akan membantu pasien dalam merencanakan mmakan/mentaati program.serat dapat memperlambat absorpsi glukosa yang akan menurunkan fluktuasi kadar gula dalam darah, tetapi dapat menyebabkan ketidak nyamanan pada saluran cerna, flatus meningkat, dan mempengaruhi absopsi vitamin/mineral.

Tinjau ulang program pengobatan meliputi awitan, puncak dan lamanya dosis insulin yang diresepkan, bila disesuaikan dengan pasien atau keluarga.

Pemahaman tentang semua aspek yang digunakan obat meningkatkan penggunaan yang tepat.

Demostrasikan tekhnik penanganan stress, seperti latihan napas dalam, bimbingan imajinasi, dan mengalihkan perhatian. Meningkatkan relaksasi dan pengendalian terhadap respons stress ysng dapat membantu untuk membatasi peristiwa ketidakseimbangan glukosa.

(27)

Identifikasi gejala hipoglikemia (mis. Lemah, pusing, letargi, lapar, peka rangsang, diaphoresis, pucat, takikardia,tremor, sakit kepala, dan perubahan mental) dan jelaskan penyebabnya.

Dapat meningkatkan deteksi dan pengobatan lebih awal dan mencegah atau mengurangi kejadiannya.

Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan

Tujuan: dalam waktu ..X 24 jam setelah dilakukan intervensi klien dapat tenang Kriteria: tampak rileks, melaporkan ansietas berkurang

INTERVENSI RASIONAL

Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas. Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan insomnia.ansietas berat yang berkembang kedalaman keadaan panik dapat menimbulkan perasaan terancam, terror, ketidakmampuan untuk bicara dan bergerak.

Tinggal bersama pasien,mempertahankan sikap yang tenang. Mengakui atau menjawab kekuatirannya dan mengizinkan prilaku pasien yang umum.

Menegaskan pada pasien atau orang terdekat bahwa walaupun perasaan pasien diluar control, lingkungannya tetap aman. Menghindari respons pribadi pada ucapan

Jelaskan prosedur,lingkungan disekeliling atau suara yang mungkin didengar oleh pasien. Memberi informasi akurat yang dapat menurunkan distorsi/kesalahan interpretasi yang dapat berperanan pada reaksi ansietas atau ketakutan.

(28)

Kurangi stimulasi dari luar: tempatkan pada ruangan yang tenang,berikan kelembutan,music yang nyaman,kurangi lampu yang terlalu terang,kurangi jumlah orang yang berhubungan dengan pasien.

Menciptakan lingkungan yang terapeutik;menunjukkan penerimaan bahwa aktivitas unit/personel dapat meningkatkan ansietas pasien.

Diskusikan dengan pasien atau orang terdekat penyebab emosional yang labil/reaksi psikotik. Memahami bahwa tingkah laku didasarkan atas fisiologis dapat memungkinkan respons/pendekatan yang berbeda,penerimaan terhadap situasi.

(29)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

- Penyakit Addison adalah: penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormone-hormone korteks adrenal.

- Tuberkulosis (TB) dan histoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar adrenal.

- Gejala insufisiensi adrenokortikal dapat pula terjadi akibat penghentian mendadak terapi hormon adrenokortikal yang akan menekan respon normal tubuh terhadap keadaan stres dan mengganggu mekanisme umpan balik normal.

- Penyakit Addison ini ditandai dengan hipotensi, hipoglikemia, anoreksia, mual, muntah, kelemahan, dsb.

(30)

B. SARAN

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Mohd Zambri dan Mohd Saiful Anwar (n.d.) dalam meringkaskan perkembangan kaedah penentuan awal bulan di Malaysia seperti mana yang turut dibincangkan di peringkat

 Berdasarkan telaah kinerja PDRB menurut lapangan usaha ( q-to-q ) pada Triwulan II/2014, sektor yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mengalami

Bahwa pertimbangan hukum yudex factie Pengadilan Negeri Bogor halaman 12-13 sangat tidak beralasan apabila dijadikan oleh Pengadilan Negeri Bogor sebagai

Banyak hal yang bisa diberikan untuk kemajuan dan pengembangan kelompok tani disini, untuk buah pikiran bagi yang sudah sesepuh mereka bisa menyumbangkan pengalaman mereka

Laporan Tahunan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanalla wata’ala, Dzat Yang Maha Hidup dan tidak ada sekutu bagi-Nya yang telah memberikan berkah dan

Untuk analisis regresi linier sederhana, koefisien regresi kualitas jasa pada persamaan ini diperoleh sebesar 0,684 (positif) yang berarti bahwa apabila skor pada variabel kualitas