• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM KOM PLEMENTER OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SISTEM KOM PLEMENTER OLEH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SISTEM KOMPLEMENTER

OLEH : Reny Hietingwati

Dedy Mbura KELAS : C SEMESTER : VII

PRODI : S1 – KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA PRODI S1 KEPERAWATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus, atas rahmat-Nya maka makalah berjudul “Yoga” dapat penulis sajikan.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kulia Sistem Komplementer, di prodi Keperawatan - STIKES MARANATHA

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan penulisan selanjutnya.

Kupang, April 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yoga adalah aktifitas yang secara nyata mampu menggabungkan unsur psikologis-fisiologis, sementara aktifitas lainnya mayoritas lebih memiliki efek pada unsur fisik luar semata, sehingga yoga dapat dipandang sebagai salah satu filsafat hidup yang dilatar belakangi ilmu pengetahuan yang universal yakni pengetahuan tentang seni pernafasan, anatomi tubuh manusia, pengetahuan tentang cara mengatur pernafasan yang disertai senam atau gerak anggota badan, bagaimana cara melatih konsentrasi, menyatukan pikiran, dan lain sebagainya (Sani,1999). Jadi yoga merupakan sebuah system yang menyadarkan dan mengantarkan kita ke pengembangan diri, kesehatan lahir batin untuk mencapai kebahagiaan.

Yoga dapat meningkatkan daya ingat, konsentrasi, menajamkan tingkat intelektual, menyeimbangkan emosi sehingga membuat hidup lebih kaya dan bahagia. Yoga juga membawa kesadaran, kebebasan dan pencerahan. Maka dalam kehidupan modern, tubuh yang menahan beban fisik dan stress keseharian yang akan bertumpuk di bagian tubuh tertentu, dan mengakibatkan berbagai ketidak nyamanan fisik, mental, maupun psikis, sehingga melalui yoga, hal itu diperbaiki sebab dikatakan oleh Jung ( dalam Krisna, 1999) bahwa latihan yoga juga menyentuh fisik sehingga menimbulkan keselarasan antara fisik dan mental manusia. Bahkan yoga dapat juga menurunkan stress dan menambah percaya diri, yang dapat dilihat pada para anggota yang telah mengikuti yoga, tampak tenang dalam menyelesaikan masalahnya (Shindu, 2006)

Pikiran yang tenang, damai, dan rileks dapat mempengaruhi akibat-akibat yang ditimbulkan karena adanya stres yang negatif. Sehingga menurut Shindu (2003) yoga memberi relaksasi, ketenangan, kejernihan pikiran, keceriaan, rasa percaya diri dan berkembang intuisi serta dapat menurunkan stres.

(4)

berefek positif bagi peredaran darah, memudahkan penyerapan gizi, serta mmembersihkan racun dari berbagai bagian tubuh. Sementara dari sisi psikologis yoga meningkatkan konsentrasi, focus, dan meningkatkan ketenangan, juga kepuasan

1.2 Tujuan

Tujuan Umum yoga menjadi salah satu terapi komplementer yang dapat di terapkan untuk suatu proses penunjang kesehatan

Tujuan Khusus :

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian yoga 2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis yoga.

3. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan yoga dan olahraga lain. 4. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan yoga dan kesehatan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 A. Pengertian

Yoga adalah sebuah ilmu filosofi praktis dan bukan agama. Dari sisi filosofi, sebenarnya yoga bisa dikaitkan dengan semua kepercayaan kepada tuhan karena kata yoga diambiil dari bahasa sanskerta ‘yug’yang berarti ‘menggabungkan’ atau ‘mengharmonikan’. Secara garis besar, yoga berarti mengharmonisasikan elemen spiritual dan fisikal seseorang manusia untuk mencapai kondisi ideal sehingga memudahkan terjadinya komunikasi dengan sang pencipta.

Yoga berasal dari bahasa Sansekerta ‘Yuj’berarti “menghubungkan” atau “mempersatukan”. Yoga adalah suatu teknik untuk menghubungkan kesadaran manusia dengan Ilahi. Pernyataan ini bukan berarti “penyatuan” Tuhan dan manusia secara fisika, namun kesadaran. Sebenarnya bukannya Tuhan yang terpisah dari manusia, tapi manusialah yang memisahkan diri. Ketidaktahuan (avidya) yang menjadi sebab terjadinya pemisahan antara manusia dan Tuhan. Jenis penyatuan ini sulit untuk diwujudkan. Namun, tiap usaha walaupun kecil tetap ada manfaatnya. Penyatuan ini seperti sungai menuju ke samudra yang kemudian lenyap meninggalkan nama dan bentuknya.

Yoga sering disamakan dengan senam. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, sebab yoga memang induk dari senam serta berbagai jenis beladiri, tari, musik, nyanyian, bahkan seni bercinta. Yoga berasal dari bahasa sansekerta “yuj” yang artinya menghubungkan atau menyatukan (Weller 2001). Secara horizontal berarti menyatukan badan, pikiran, hati, dan jiwa dalam keselarasan yang alami. Sedangkan dalam arti vertical berarti menyatukan kesadaran diri kita dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Setiap orang dari berbagai keyakinan dapat mempelajari teknik-teknik yoga. Yoga bukan hanya di dominasi orang dewasa. Anak remaja dan anak-anak pun dapat melakukannya. Yoga bahkan dapat melatih anak untuk mengenal dirinya, sekaligus dapat mengendalikan luapan emosi (Claire 2006).

(6)

memperlancar sirkulasi darah. Selain hal itu yoga juga meningkatkan kekebalan tubuh (Shindu 2006).

Yoga secara teratur dapat menstimulasi saraf pada tulang punggung. Menstabilkan fungsi kerja tubuh, meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas stres, memperhalus rasa, memperbaiki sikap dan perilaku, meningkatkan rasa percaya diri, pola pikir yang lebih positif dan penghargaan terhadap diri sendiri, memperlambat proses penuaan diri, meningkatkan daya ingat, fokus terhadap satu masalah dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik), keseimbangan kondisi fisik dan kejiwaan seseorang dalam dirinya. Aura adalah medan energi yang memancar dari dalam tubuh. Apa yang dipikir dan dirasakan juga tercetak jelas pada auranya. Pancaran ini merupakan manifestasi dari kondisi fisik, emosional, mental, spiritual. Semakin kuat dan semakin jernih aura seseorang, maka akan semakin besar daya tarik seseorang tersebut. Sebaliknya semakin lemah dan semakin kotor auranya, maka semakin tidak nyaman orang berada di sekitar kita. (Muchtar AF, 2010).

B. Filosf yoga

Walaupun dipercaya sebagai sebuah aktivitas yang diturunkan langsung sang maha pencipta kepada manusia, yoga pertama kali dikenal luas berkat sebuah buku yang ditulis oleh patanjali, seorang tokoh legenda yang hidup 500 atau 200 SM berjudul “yoga sutras”. Sebuah kombinasi dari 196 sutra (literatur religius) yang memuat banyak aspek kehidupan, salah satunya dalam bentuk sistemasi prinsip dan cara berlatih seluruh varian standar yang harus dipenuh para pelaku yoga. Patanjali memaparkan secara lugas bahwa lewat latihan yoga yang rutin dan benar, manusia mampu mengubah drinya menjadi lebih baik dengan penguasaan pikiran, emosi dan masalah. Lewat yoga, pencerahan spiritual serta hubungan diri dengan sang maha pencipta dapat di capai sepenuhnya.

2.2 Jenis-Jenis Yoga.

Di bumi ini ada ratusan bahkan ribuan macam Yoga. Secara garis besar dapat dibedakan dalam empat macam yaitu :

(7)

ketidakadilan, kesewenangan, serta kerusakan alam semesta. Dengan demikian semakin damai dunia. Semua itu dikarenakan manusia tahu akan hakekat dirinya. Manusia yang tahu hakekat dirinya, maka dia akan tahu hakekat Tuhannya.

*Karma Yoga : merupakan yoga yang dilakukan penekanan pada tindakan. Para praktisinya selalu memperhatikan segala sesuatu yang diperbuatnya, sehingga tidak menimbulkan karma yang membawa pada penderitaan. Para praktisinya tidak pernah mengeluh menghadapi masalah kehidupan. Semua masalah dipandang merupakan akibat dari karma yang telah dibuatnya, maka harus diterima dan dihadapi sebagai pendidikan dan kasih sayang Ilahi.

*Bhakti Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan penekanan pada bakti kepada Tuhan, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan. Semuanya dilakukan dengan cinta tanpa memiliki pamrih apa pun (termasuk ingin masuk sorga). Kecintaan praktisi Bhakti bermakna luas. Bukan hanya pada Tuhan, namun juga pada semua ciptaanNYA. Mencintai ciptaan merupakan manifestasi dari mencintai Sang Pencipta itu sendiri. Cinta seorang Bhakta tidak membeda-bedakan ras, suku, bangsa, dan agama. Tidak membenci yang miskin maupun yang kaya, yang indah maupun yang buruk, yang pintar maupun yang bodoh, yang beriman maupun yang kafir.

~ Raja Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan menekankan pada pengendalian pikiran. Dengan mengendalikan pikiran, maka terkendali pula semua indra-indra manusia. Hasil dari semua itu disebut Pencerahan, Manunggaling Kawula Gusti (Jw.). Makrifatullah (Is.). Apapun namanya, bukan suatu masalah yang patut diperdebatkan. Perkembangan kemudian, hanya Raja.

Tingkatan dalam yoga

(8)

1. Yama (disiplin sosial kemasyarakatan)

Memiliki 5 prinsip universal: kejujuran, anti-kekerasan, tidak mencuri, tidak mengumbar nafsu birahi, dan penguasaan hasrat. sebuah prinsip yang harus dipatuhi dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

2. Niyama (disiplin individu)

Juga memiliki 5 persyaratan: bersih diri, bersyukur, tidak berlebihan, mawas diri, dan menyembah sang maha pencipta. Perilaku ini harus tercermin dalam kehidupan pribadi setiap saat.

3. Asana (postur tubuh)

Menurut patanjali, “postur yang baik membawa stabilitas dalam tubuh dan keagungan pikiran”. Melatih asan/postur mampu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan kesehatan. Dengan asana, seluruh bagian penting tubuh, seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati, empedu, pankreas, dan bagian lainnya menjadi terstimulasi untuk bekerja lebih baik. Namun diatas segalanya, latihan asana bertujuan mencapai keseimbangan antara tubuh dan pikiran.

4. Pranayama (pengaturan napas)

Secara spesifik, patanjali menekankan fase prayanama hanya bisa dilakukan setelah dasar-dasar asana dikuasai dengan baik. Melatih pranayama diyakini dapat melepaskan jiwa dari tekanan, mengendurkan sistem saraf, dan menenangkan pikiran.

5. Pratyahara (pengaturan indera)

Pembatasan diri ini adalah penghubung antara 4 tingkatan awal dangan 3 tingkatan selanjutnya. Setelah mematuhi semua persyaratan awal, seseorang mampu melakukan kontrol terhadap pikiran dan segenap panca indera sehingga mampu berkontemplasi dengan baik, lalu membuang semua elemen negatif demi peningkatan kualitas spiritualnya.

6. Dharana (konsentrasi)

(9)

termudah menguasai fase ini adalah penggunaan mantra atau peembacaan serentetan literaturdalam hati ataupun secara vokal.

7. Dhayana (meditasi)

Saat pikiran seseorang telah mampu fokus pada satu titik dalam waktu tertentu tanpa terganggu, ia telah mencapai fase dhayana. Di sini, pikiran, tubuh, dan napas telah bergabung dan telah menjadi satu-kesatuan.

8. Samadhi (realisasi diri)

Inilah titik kulminasi pencapaian yoga. Sebuah pencapaian spiritual yang hakiki. Di sini, tercapai esensi yogasesungguhnya- mungkin esensi seluruh tujuan dan aktivitas apapun di dunia ini. Pada fase ini, tubuh dan indera dalam kondisi relaks, pikiran selalu dalam kondisi awas, dan semua aspek mampu berjalan harmonis.

Secara faktual, 8 tingkatan ini tidak dapat dilihat sebagai elemen yang berdiri sendiri karena setiap tingkatan harus dilalui, disadari, dan dilatih keberadaanya secara konsisten agar menjadi satu-kesatuan utuh. Merasa telah menguasai satu tingkatan kemudian meningalkanya menuju ke tingkatan lain menimbulkan ketidakseimbangan dan kegagalan penguasaan yoga secara hakiki.

(10)
(11)

2.3 Perbedaan Yoga dan Olahraga Lain.

Non yoga (contohnya: aerobic)

Gerakan-gerakannya sporadis, cepat, dan memberikan penekanan yang kuat pada otot.

Dirancang untuk mendapatkan bentuk tubuh yang atletis

Tidak ada keharusan untuk memperhatikan nafas

Memperlancar peredaran darah dengan memberikan penekanan pada jantung,dll Senam Yoga:

Gerakannya lembut, cenderung menghindari gerakan otot yang tiba-tiba dan terlalu keras

Tidak dirancang secara khusus untuk membentuk tubuh, sehingga tidak efektif untuk mendapatkan bentuk tubuh yang atletis dan perut yang kecil

Gerakan yoga dilakukan dengan kesadaran penuh akan nafas sehingga kekuatan mental bertambah serta pikiran lebih fokus dan tajam

Memperlancar peredaran darah namun tidak memberikan pressure berlebihan pada jantung, dll

2.4 Hubungan Yoga dan Kesehatan

Berikut ini adalah penyakit fisik yang telah terbukti dapat diperlambat, dikurangi, bahkan disembuhkan oleh senam yoga:

1. Acidity, heartburn (sakit jantung), 2. Intoxication (keracunan),

3. Allergies (alergi) ,

4. Alzheimer (kondisi medis yang menyebabkan dementia / penurunan daya ingat), 5. Anemia (kurang darah),

6. Anxiety (khawatir yg berlebihan), 7. Nervous tension (tekanan syaraf), 8. Arthritis (sakit persendian), 9. Asthma (asma),

(12)

12. Cancer (kanker),

13. High blood pressure (tekanan darah tinggi),dll

Yoga dapat bersifat therapeutic bagi penyakit-penyakit diatas jika dipraktikkan sesuai dengan prinsip berikut:

Dilakukan secara teratur. Berlatih yoga secara teratur membantu meregangkan dan menguatkan otot, melenturkan persendian dan menguatkan tulang serta menstimuli pengeluaran hormon secara teratur

 Bernafas dalam. Teknik pernafasan yoga meningkatkan kapasitas paru-paru agar proses pernafasan menjadi optimal. Teknik pernafasan yoga juga membantu menguatkan organ tubuh bagian dalam dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk relaks

 Pola makan seimbang. Pola makan yang seimbang dan memenuhi asupan gizi bagi tubuh akan meningkatkan kesehatan saecara holistik

 Istirahat yang cukup. Penting sekali menjaga keseimbangan antara bekerja dan beristirahat agar kesehatan tubuh selalu dalam kondisi yang prima.

 Berpikir positif. Pikiran/bathin juga harus selalu diberikan input yang positif agar aspek mental dan emosional terjaga kesehatannya. Terdapat korelasi antara pikiran dan tubuh. Pikiran-pikiran positif amat membantu proses pemulihan tubuh dari penyakit

2.5 Manfaat yang didapatkan dari bermacam-macam postur yoga :

1. Melatih seluruh otot tubuh, karena ada otot yang jarang sekali dipergunakan bahkan dalam banyak olahraga keras sekalipun.

2. Meningkatkan asupan oksigen ke otak dan kedalam sistem tubuh 3. Menstimulasi syaraf pada tulang punggung

4. Memperlancar peredaran darah

5. Menstimulasi kelenjar hormonal (sistem endokrin) dalam tubuh 6. Memijat organ tubuh bagian dalam

7. Menstabilkan fungsi kerja tubuh,

8. Meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas stres, 9. Memperbaiki perilaku (sifat dan sikap) yang kurang baik, 10. Meningkatkan rasa percaya diri,

(13)

12. Memperlambat penuaan dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik).

2.6 Teknik Pernafasan dalam Senam Yoga

Ada 2 teknik pernafasan yang sebaiknya dipelajari dan dikuasai, dan dianjurkan dilakukan setiap kali secara rutin sebelum melakukan gerakan yoga harian.

1. Kapalabhati (Kapala = tempurung kepala; bhati = yang membawa cahaya)

Metode :

Lakukan dua kali pernafasan normal.

Tarik nafas, kemudian hembuskan nafas, tarik abdomen ke dalam. Ulangi sampai 20x, atur ritme dan penekanan dilakukan lebih kepada saat hembusan nafas.

Kemudian tarik nafas, hembuskan sepenuhnya, tarik nafas sedalam-dalamnya dan tahan nafas selama yang anda sanggup. Secara perlahan hembuskan.

Teknik ini cocok dipergunakan untuk membersihkan saluran pernafasan, seperti misalnya hidung tersumbat cairan atau dada terasa sesak. Prinsip dari teknik ini adalah membuat paru-paru seperti layaknya pompa, tekanan udara yang dihasilkan sanggup membuang sumbatan yang ada di saluran pernafasan, mulai dari paru-paru sampai ke lubang hidung.

Ada kemungkinan kepala akan terasa pusing saat melakukan teknik pernafasan cepat ini, oleh karenanya disarankan untuk menutup latihan dengan beberapa kali pernafasan lambat atau menghembuskan nafas panjang.

Kapalabhati juga sesuai dipraktekkan sebagai terapi misalnya bila kepala terasa berat, menderita sinus atau merasa kebas di sekitaran mata.

2. Anuloma Viloma

Metode :

Siapkan tangan anda dalam posisi Vishnu Mudra (lihat penjelasannya di bawah).

Tarik nafas melalui lubang hidung kiri, tutup sebelah kiri dengan ibu jari sampai di hitungan ke-4.

Tahan nafas, tutup kedua lubang hidung sampai hitungan ke-16.

(14)

Tarik nafas melalui hidung kanan, posisi hidung kiri tetap tertutup dengan jari manis dan kelingking, sampai hitungan ke-4.

Tahan nafas, tutup kedua lubang hidung sampai hitungan ke-16.

Keluarkan nafas melalui hidung kiri, tutup hidung kanan dengan ibu jari sampai hitungan ke-8.

Prinsip teknik pernafasan ini adalah bernafas dengan satu lubang hidung, tahan nafas dan hembuskan melalui lubang hidung lainnya. Lubang hidung ditutup dengan memakai teknik Vishnu Mudra pada tangan kanan. Caranya, lipat jari telunjuk dan jari tengah ke hidung. Letakkan ibu jari di sebelah kanan lubang hidung dan jari manis serta jari kelingking di sisi lubang hidung kiri.

Manfaat dari teknik pernafasan Anuloma Viloma adalah mengoptimalkan fungsi kedua sisi otak; berarti sisi kreativitas dan sisi logika menjadi seimbang. Praktisi yoga menganggap teknik ini sangat berguna untuk menenangkan pikiran dan sistem syaraf. Para yogis mengetahui sejak ribuan tahun yang lalu bahwasanya bernafas melalui hidung kiri lebih banyak dari kanan bisa menimbulkan Asma, sedangkan penyakit diabetes disebabkan lebih sering bernafas melalui lubang hidung kanan.

(15)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Senam yoga bukan asli kebudayaan dari indonesia. Tetapi mengadopsi dari kebudayaan luar yang masuk ke ndonesia. Senam yoga banyak sekali manfaatnya bagi tubuh manusia apabila benar cara pelaksanaannya dan dilakukan secara rutin.

Yoga berasal dari bahasa Sansekerta ‘Yuj’berarti “menghubungkan” atau “mempersatukan”. Yoga adalah suatu teknik untuk menghubungkan kesadaran manusia dengan Ilahi. Pernyataan ini bukan berarti “penyatuan” Tuhan dan manusia secara fisika, namun kesadaran. Sebenarnya bukannya Tuhan yang terpisah dari manusia, tapi manusialah yang memisahkan diri. Ketidaktahuan (avidya) yang menjadi sebab terjadinya pemisahan antara manusia dan Tuhan. Jenis penyatuan ini sulit untuk diwujudkan. Namun, tiap usaha walaupun kecil tetap ada manfaatnya. Penyatuan ini seperti sungai menuju ke samudra yang kemudian lenyap meninggalkan nama dan bentuknya.

3.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran, diantaranya adalah : 1. Agar mahasiswa dapat mengenali tentang senam yoga

(16)

DAFTAR PUSTAKA

M. J. Kirschner. 1997. Yoga untuk kesehatan dan kekuatan. Bandung : Pionir

Referensi

Dokumen terkait