• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KOMPOSIT POLIMER - Pembuatan dan Karakteristik komposit yang terdiri dari campuran Polietilen densitas rendah (LDPE ) dengan pengisi bentonit alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KOMPOSIT POLIMER - Pembuatan dan Karakteristik komposit yang terdiri dari campuran Polietilen densitas rendah (LDPE ) dengan pengisi bentonit alam"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KOMPOSIT POLIMER

Polimer merupakan bahan yang sangat bermanfaat dalam dunia teknik.

Polimer mudah dibuat dan penerapannya mencakup berbagai bidang industri,

seperti serat, karet, plastik, cat, perekat dan penambal. Polimer terdiri dari

beberapa bentuk yaitu cair-kental, karet-lunak, sampai padatan-keras. Meskipun

demikian, semua berstruktur dan bersifat (kima, mekanis, fisik) serupa.

Sifat-sifatnya yang ringan, tahan korosi dan kimia, dan murah, khususnya untuk

aplikasi-aplikasi pada temperatur rendah. Polimer adalah salah satu bahan

rekayasa bukan logam (non-metallic material) yang penting. Bahan polimer ada 2 jenis yaitu polimer biologis dan polimer bukan biologis. Bipolimer mendasari

segala bentuk kehidupan dan berbagai bahan pangan. Polimer bukan biologis,

termasuk yang sintetik, dibutuhkan untuk bahan industri sandang, papan,

transportasi, komunikasi, dan lain-lain.

Makin berkembangnya industri di bidang kimia polimer, tentu kita pernah

mendengar istilah komposit polimer. Komposit polimer adalah polimer yang

berfungsi sebagai matrik (Gibson,1994). Adapun definisi dari komposit adalah

bahan gabungan dua atau lebih yang terdiri dari komponen bahan utama (matriks)

dan bahan rangka (reinforcement) atau penguat. (Ginting,2006)

Matriks berfungsi sebagai pengikat dari isian (penguat), dan jika dikenai

beban ia akan terdeformasi dan mendistribusikan beban (tegangan) tadi keseluruh

unsur-unsur isian penguat,dan berfungsi sebagai unsur penguat struktur komposit.

Sedangkan material-material penguat pada umumnya merupakan unsur kekuatan

komposit. Selain itu, material juga tahan terhadap panas, reaksi kimia, tahanan,

atau konduktor listrik, dan sifat-sifat yang lain.(Sulaiman,1997) Dan bahan rangka

(penguat) yang sering digunakan adalah serat alam selulosa dan serat sintesis.

(2)

Adapun sifat maupun karakteristik dari komposit ditentukan oleh :

a. Material yang menjadi penyusun komposit

Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material

penyusun menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.

b. Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun

Bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik

komposit.

c. Interaksi antar penyusun

Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.

Pada umumnya komposit unggul mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki

oleh kelompok material lain. Disamping itu, material komposit mempunyai

keistimewaan yaitu mudah dibentuk sesuai dengan keinginan. Pemilihan matriks

(material dasar) umumnya ditentukan oleh kondisi fisik dan mekanik, tempat

komposit tersebut akan digunakan.(Sulaiman,1997) Berikut adalah Tabel 2.1

pertimbangan pemilihan komposit

Tabel 2.1. Pertimbangan Pemilihan Komposit

(3)

2.1.1 Bahan Komposit

Bahan komposit didefenisikan sebagai kombinasi dari dua atau lebih

unsur-unsur penyusun yang berbeda satu sama lain, baik dalam bentuk maupun

komposisinya. Manfaat utama dari penggunaan komposit adalah mendapatkan

kombinasi sifat kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan.

Dengan memilih kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat

membuat suatu material komposit dengan sifat yang sama untuk suatu struktur

tertentu dan tujuan tertentu (Hakim,2007).

Sifat mekanis bahan komposit sebagai berikut :

1. Kaku

Kaku adalah kemampuan dari satu bahan untuk menahan perubahan

bentuk jika dibebani dengan gaya tertentu didalam daerah elastik, (pada

pengujian tarik).

2. Tangguh

Tangguh adalah jika pemberian gaya atau yang menyebabkan bahan-bahan

tersebut sehingga menjadi patah, (pada pengujian tiga titik lentur).

3. Kokoh

Kondisi yang diperoleh akibat benturan atau pukulan serta proses kerja

yang mengubah struktur komposit sehingga menjadi keras, (pada

pengujian impak).

Secara garis besar ada tiga macam jenis komposit berdasarkan penguat

yang digunakan :

 Komposit serat ( fiber composite)

Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu

lapisan yang menggunakan penguat serat. Serat yang digunakan bisa

berupa serat gelas, serat karbon, serat aramid (poly aramide), dan sebagainya. Serat ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi

tertentu bahkan bias juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti

(4)

 Komposit laminat (laminated composite)

Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang

digabung menjadisatu dan setiap lapisannya memiliki karakteristik sifat

tersendiri.

 Komposit partikel (partikulated Composite)

Merupakan komposit yang menggunakan partikel atau serbuk sebagai

pengguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriknya.

Komposit Serat Komposit Partikel Komposit Laminat

Gambar 2.1. Komposit Serat, Komposit Partikel, Dan Komposit Laminat

2.2 POLIMER

Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit yang

berulang sederhana (monomer). Perulangan unit-unit (monomer) dapat

membentuk susunan rantai linier, bercabang, dan jaringan. Polimer terbagi dalam

tiga kelompok umum yaitu polimer elastomer, polimer serat dan polimer plastik.

Polimer elastomer adalah polimer dengan sifat-sifat elastis seperti karet. Polimer

serat adalah polimer yang mirip benang seperti kapas, sutera atau nilon. Polimer

plastik adalah polimer yang berupa lembaran tipis.

Berdasarkan asal-mulanya polimer dapat dibagi dua, yaitu polimer alam

dan polimer sintetik. Polimer alam terbentuk di alam hasil metabolisme mahkluk

hidup, contohnya seperti pati, karet, selulosa, protein, dan sutera yang dihasilkan

oleh tanaman dan binatang. Keterbatasan tersedianya polimer alam untuk berbagai

keperluan, mendorong semakin banyak diproduksi polimer sintetik. Polimer

(5)

plastik (mudah dibentuk). Polimer plastik atau sintetik dapat dilelehkan dan

dibentuk menjadi bermacam-macam bentuk.

2.2.1 Sifat-sifat Bahan Polimer

Molekul polimer disusun dalam satu struktur rantai dalam struktur tiga

dimensi dengan ikatan kovalen, kebanyakan molekul rantai memberikan sifat

termoplastik dengan menaikan temperatur sehingga dapat mencair dan mengalir.

Bahan tersebut dinamakan polimer termoplastik. Sedangkan polimer yang struktur

tiga dimensi nya terkeraskan karena pemanasan tidak dapat mengalir lagi karena

pemanasan dinamakan polimer termoset. Sifat-sifat khas bahan polimer pada

umumnya sebagai berikut (Bukit, 2011).

1. Kemampuan cetak yang baik. Pada temperatur relatif rendah bahan dapat

dicetak dengan pernyuntikan, penekanan, ekstrusi dan seterusnya yang

menyebabkan ongkos lebih rendah dari pada logam dan keramik.

2. Produk yang ringan dan kuat dapat dibuat. Berat jenis polimer rendah

dibandingkan dengan logam dan keramik.

3. Banyak diantara polimer bersifat isolasi listrik yang baik. Polimer

mungkin juga dibuat konduktor dengan jalan mencampurkan dengan

serbuk logam, butiran karbon, dan sebagainya.

4. Baik sekali dalam ketahanan air dan ketahanan kimia. Pemilihan bahan

yang baik akan menghasilkan produk yang mempunyai sifat-sifat baik

sekali. (contoh : politetrafluoroetilen, dan sebagainya).

5. Produk-produk dengan sifat yang cukup berbeda dapat dibuat tergantung

pada cara pembuatannya. Dengan mencampur zat pemlastis, pengisi, dan

sebagainya sifat-sifat dapat berubah dalam daerah yang luas.

6. Umumnya bahan polimer lebih murah.

7. Kurang tahan terhadap panas, hal ini berbeda dengan logam dan keramik.

8. Kekerasan permukaan yang sangat kurang. Bahan polimer yang keras ada

(6)

9. Kurang tahan terhadap pelarut. Umumnya larut dalam pelarut tertentu

kecuali beberapa bahan khusus seperti politetrafluoroetilen. Jika tidak dapat larut, mudah retak karena kontak yang terus menerus dengan pelarut.

10. Mudah dimuati listrik secara elektro statis, kecuali beberapa bahan yang

khusus dibuat agar menjadi hantaran listrik, kurang higroskopik, dan dapat

dimuati listrik.

11. Beberapa ada yang tahan abrasi atau mempunyai koefisien gesek yang

kecil.

2.2.2 POLIETILEN (PE)

Polietilena (PE) adalah termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang

lunak sampai yang kaku. Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai

panjang monomer etilena di industri polimer, polietilena ditulis dengan singkatan

PE. Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2. Dua grup CH2 bersatu dengan ikatan

ganda. Polietilena dibentuk melalui proses polimerisasi dari etena,Polietilena bisa

diproduksi melalu proses polimerisasi radikal, polimerisasi adisi anionik,

polimerisasi ion koordinasi, atau polimerisasi adisi kationik. Setiap metode

menghasilkan tipe polietilena yang berbeda.

Gambar 2.2.Kantong Plastik Yang Dibuat Dari Polietilena.

Polietilena adalah bahan termoplastik yang transparan, berwarna putih

mempunyai titik leleh bervariasi antara 1100C-1370C. Umumnya polietilena

bersifat resisten terhadap zat kimia. Pada suhu kamar, polietilena tidak larut dalam

(7)

yaitu polietilen densitas rendah (low-density polyethilen/LDPE) dan polietilen densitas tinggi (High density polyethilen/HDPE) (Azizah, 2004).

Gambar 2.3.Model 3D Dari Rantai Polietilena.

a. b.

Gambar 2.4.(a) Monomer Polietilena Dengan Tampilan Lebih Sederhana,

(b). Rumus Monomer Dari Polietilena, n Menunjukkan Bahwa Polimer Dari

Etena.

PE menjadi istimewa karena sifat-sifatnya yang menarik seperti murah,

inert, sifat listriknya yang bagus, dan pemrosesannya mudah. Umumnya

pengklasifikasian PE didasarkan pada densitas dan viskositas pelelehan atau

(8)

Tabel 2.2. Karakteristik Polietilen

Sifat Fisik dan Mekanik LDPE Rantai Cabang HDPE

Berat jenis (g/cm3) 0,91-0,94 0,95-0,97

Titik leleh (0C) 105-115 120

Kekerasan 44-48 55-70

Kapasitas panas (kj kg-1 K-1 1,916 1,916

Regangan (%) 150-600 12-700

Tegangan Tarik (N mm-2) 15,2-78,6 17,9-33,1

Modulus tarik (N mm-2) 55,1-172 413-1034

Tegangan impak >16 0,8-14

Konstanta dielektrik 2,28 2,32

Resitivitas (Ohm cm) 6 × 1015 6 × 105

(Rafli.R,2008 )

2.2.3 Polietilen / Low Density Polyethylene (LDPE)

Low Density Polyethylene (LDPE) juga dikenal sebagai plastik dan dapat

dijumpai pada tas plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan, perangkat komputer

dan wadah yang dicetak. LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas,

yang terbuat dari minyak bumi, dan rumus molekulnya adalah (-CH2- CH2-)n.

Dia adalah resin yang keras, kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya,

kemungkinan merupakan plastik yang paling tinggi mutunya.

LDPE dicirikan dengan densitas 0.910–0.940 g/cm3. LDPE memiliki

derajat tinggi terhadap percabangan rantai panjang dan pendek, yang berarti tidak

akan berubah menjadi struktur kristal. Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE

memiliki kekuatan antar molekul yang rendah. Ini mengakibatkan LDPE memiliki

kekuatan tensil yang rendah. LDPE diproduksi dengan polimerisasi radikal bebas.

LDPE bisa tembus cahaya ataupun pekat, dan sangat kuat, sangat lentur, kedap air

dan tidak dapat dihancurkan seperti plastik lain yang lebih keras. Di bawah ini

(9)

a b

Gambar 2.5.(a) Simbol LDPE, (b). Produk LDPE Dalam Kebutuhan Rumah

Tangga

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE,

yaitu plastik tipe cokelat (termoplastik/dibuat dari minyak bumi). Biasanya LDPE

dipergunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang

lembek. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya,

fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten

terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan

tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini dapat didaur

ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan

memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini

sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi

secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

Besar kekuatan tarik, kekuatan tekan dan kekuatan lentur bahan polimer

dapat dilihat dari Tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.3. Kekuatan Tarik, Tekan dan Lentur Bahan Polimer

(10)

2.2.4 Karakteristik LDPE

Pada polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang pada rantai antara

molekulnya yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas yang rendah, Berikut

Tabel 2.4, dan 2.5 tentang karakteristik LDPE dan sifat fisika, kimia, mekanika

LDPE.

Tabel 2.4. Karakteristik LDPE dan sifat fisika, kimia LDPE

Parameter Keterangan

Nama Kimia Low Density Polyethylen

Trade Name LDPE

Sinonim Polyethylen

Rumus Molekul (C2H4)n

Fisik Padat

Melting Point 105-1150C / 212-2750F

Spesific Gravity (at 200C)

(water = 1) 0,91-0,93

(Sitepu,I.W, 2009)

Tabel 2.5. Sifat Fisika Dan Mekanika LDPE

Sifat fisika dan mekanik LDPE rantai Lurus

Titik leleh 105-1150C

Derajat kristalinitas 85-95 %

Berat jenis 0,95-0,96

Titik lunak 1240C

Kekuatan tarik 245 kgf/cm2

Perpanjangan 100 %

(Sitepu,I.W, 2009)

2.3 SIFAT MEKANIK

Secara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya,

(11)

pemilihan bahan dalam suatu perancangan. Sifat mekanik dapat diartikan sebagai

respon atau perilaku material terhadap pembebanan yang diberikan, dapat berupa

gaya, torsi atau gabungan keduanya. Untuk mendapatkan sifat mekanik material,

biasanya dilakukan pengujian mekanik. Pengujian mekanik pada dasarnya bersifat

merusak (destructive test), dari pengujian tersebut akan dihasilkan kurva atau data

yang mencirikan keadaan dari material tersebut.

Setiap material yang diuji dibuat dalam bentuk sampel kecil atau

spesimen. Spesimen pengujian dapat mewakili seluruh material apabila berasal

dari jenis, komposisi dan perlakuan yang sama. Pengujian yang tepat hanya

didapatkan pada material uji yang memenuhi aspek ketepatan pengukuran,

kemampuan mesin, kualitas atau jumlah cacat pada material dan ketelitian dalam

membuat spesimen. Sifat mekanik tersebut meliputi antara lain: kekuatan tarik,

ketangguhan, kelenturan, keuletan, kekerasan, ketahanan aus, kekuatan impak,

kekuatan mulur, kekeuatan leleh dan sebagainya. Pengujian sifat mekanik bahan

polimer sangat penting karena penggunaan bahan polimer sebagai bahan industri

sangat bergantung pada sifat mekanisnya. Sifat mekanik polimer merupakan salah

satu sifat yang sering digunakan untuk karakterisasi suatu bahan polimer

(Siagian,K.A,2009)

Sifar-sifat mekanik material yang perlu diperhatikan: tegangan yaitu gaya

diserap oleh material selama berdeformasi persatuan luas, regangan yaitu besar

deformasi persatuan luas, modulus elastisitas yang menunjukkan ukuran kekuatan

material, kekuatan yaitu besarnya tegangan untuk mendeformasi material atau

kemampuan material untuk menahan deformasi, kekuatan luluh yaitu besarnya

tegangan yang dibutuhkan untuk mendeformasi plastis, kekuatan tarik adalah

kekuatan maksimum yang berdasarkan pada ukuran mula, keuletan yaitu besar

deformasi plastis sampai terjadi patah, ketangguhan yaitu besar energi yang

diperlukan sampai terjadi perpatahan, kekerasan yaitu kemampuan material

menahan deformasi plastis lokal akibat penetrasi pada permukaan.

Sifat-sifat mekanik pada polimer dapat dinyatakan dalam beberapa

(12)

Pengukuran sifat mekanik meliputi yield strength (kekuatan luluh),tensile strength

(kekuatan tarik) dan elongation at break (perpanjangan putus) (Deswita.dkk,2007)

2.4 BENTONIT

Bentonit adalah clay yang sebagian besar terdiri dari montmorillonit

dengan mineral-mineral seperti kwarsa, kalsit, dolomit, feldspars, dan mineral

lainnya. Montmorillonit merupakan bagian dari kelompok smectit dengan

komposisi kimia secara umum (Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O. Nama

monmorilonit itu sendiri berasal dari Perancis pada tahun 1847 untuk penamaan

sejenis lempung yang terdapat di Monmorilon Prancis yang dipublikasikan pada

tahun (1853 – 1856) Mineral monmorillonit terdiri dari partikel yang sangat kecil

sehingga hanya dapat diketahui melalui studi mengunakan XRD (X-Ray

Difraction).

Lampung merupakan komponen salah satu komponen tanah yang tersusun

atas senyawa alumina slikat dengan ukuran partikel yang lebih kecil dari 2nm,

struktur dasar merupakan filoslikat atau lapisan slikat yang terdiri dari lembaran

tetrahedral silisiun-oksigan dan lembaran oktahedral aluminium-oksigen

hidroksida (Lestari.S, 2002).

Bentonit alam merupakan alumina slikat terhidrasi dengan unsur utama

yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah dari senyawa yang dikandung nya

Bentonit berarti Tanah liat yang mengadung senyawa hidrat alumino slikat dengan

unsur – unsur utama alkali tanah dan mempunyai sifat penukaran ion serta

kemampuan absopsi yang tinggi. Sehingga mineral bentonit terdiri dari beberapa

jenis mineral, berstuktur tiga dimensi dan mempunyai pori yang dapat diisi oleh

molekul air (Supeno.M, 2007).

Bentonit mempunyai potensi untuk di kembangkan pemanfaatnya menjadi

bahan unggulan yang bernilai komunitas tinggi, baik dalam bidang industri

(Farmasi, Kosmetik, Katalis, cat) agrobisnis maupun lingkungan selain dari

penggunaannya di bidang pertanian, perternakan, perikanan, proses penjernihan

air, penyerap logam – logam berat dan diterjen, berikut adalah Gambar bentonit

(13)

Gambar 2.6.Bentonit Alam Pahae

Berdasarkan kandungan alumino silikat hidrat yang terdapat dalam

bentonit, maka bentonit tersebut dapat dibagi menjadi dua golongan :

a. Activated clay, merupakan lempung yang mempunyai daya pemucatan

yang rendah.

b. Fuller’s earth, merupakan lempung yang secara alami mempunyai sifat

daya serap terhadap zat warna pada minyak, lemak, dan pelumas

Berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Na-bentonit

Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila

dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam

keadaan kering berwarna putih atau kream, pada keadaan basah dan terkena sinar

matahari akan berwarna mengkilap. Suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8.

2. Ca-bentonit

Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air,

tetapi secara alami setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik.

Suspensi koloidal mempunyai pH: 4-7. Dalam keadaan kering berwarna abu-abu,

biru, kuning, merah, coklat.

Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi, lampur bor,

sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi koloidal setelah bercampur dengan

air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap. -Bentonit

(14)

Tabel.2.6. Perbedaan Sifat Na-Bentonit Dan Ca-Bentonit

No Sifat fisik Na-Bentonit Ca-Bentonit

1 Daya mengembang Sangat baik Tidak baik

2 Kekuatan dalam keadaan basa Sedang Tinggi

3 Perkembangan daya ikat Sedang Cepat

4 Kekuatan takan tinggi Sedang

5 daya tekan terhadap penusutan Tinggi Rendah

6 Daya mengalirkan pasir Sedang Sangat baik

7 Warna dalam keadaan kering Putih atau Kerem

2.4.1. Komposisi Bentonit Alam Pahae

Bentonit merupakan suatu kelompok mineral yang di hasilkan dari proses

hidrotermal pada batuan baku basa, mineral ini biasanya dijumpai mengisi

celah-celah ataupun rekatan dari batuan tersebut, selain itu bentonit juga merupakan

endapan dari aktivitas vulkanik yang banyak mengadung unsur slikat.

Adapun Komposisi bentonit alam pahae adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7. Komposisi bentonit Alam pahae

Komposis Kimia - CaO, MgO, Al2O3, Fe2O3, Sio2, K2O,

TiO

- SiO2 = 60,18%

- Al2O3 = 14,25 %

Sifat fisik - Warna hijau kebiru-biruan, putih, dan coklat

- Kekerasan 1-2

(15)

Kegunaan - Bahan banggunan dan ornament

- Semen pozzolan, dan bahan agregat ringgan

- Bahan pengembang dan pengisi pasta gigi

- Bahan pencernih air

- Campuran makanan ternak

Keterdapatan Kecamatan Pahae, Tapanuli Utara

Cadangan +/- 6000.000 Ton

Sumber: (Distampropus, 2004)

Struktur montmorillonite terdiri dari 3 layer (lapisan T-O-T) yang terdiri

dari 1 lapisan Alumina (AlO6) bentuk pada bagian tengah diapit oleh 2 lapisan

silika (SiO4) berbentuk tetrahedral. Diantara lapisan T-O-T atau lapisan

interlayer terdapat kation monovalent maupun bivalent, seperti Na, Ca2dan

Mg2

dan memiliki jarak (d-spacing) sekitar 1,2-1,5 nm (salim,2012). Lepisan-lapisandalam bentonit ini teralogmerasi (menggumpal) karna adanya gaya tarik

menarik antar partikel. Dengan teknik tertentu seperti surface treatment gaya tersebut dapat dikurangi sehingga jarak antar layar dalam struktur monmorilonit

akan bertambah besar (>15).(syuhada dkk,2009).

Dengan rumus kimia bentonit adalah (Mg, Ca) xAl2 O

3. ySiO2. n H2O

dengan nilai n sekitar 8, x,y adalah nilai perbandingan antara Al2O3. dan SiO2,

dan ( Mg, Ca ) adalah M,. Fragmen sisa bentonit umumnya terdiri dari campuran

kristoballit, feldspar, kalsit, gipsum, kaolinit, plagioklas.

Setiap struktur kristal bentonit mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan

oktahedral dari alumunium dan oksigen yang terletak antara dua lapisan

tetrahedral dari silikon dan oksigen. Penyusun terbesar bentonit adalah silikat

dengan oksida utama SiO2 (silika) dan Al2O3 (aluminat) yang terikat pada

molekul air. Penggabungan pada satu lapisan tetrahedral silika dengan satu

(16)

Gambar 2.7. Struktur montmorillonit

Adanya atom-atom yang terikat pada masing-masing lapisan struktur

montmorillonit memungkinkan air atau molekul lain masuk di antara unit lapisan.

Akibatnya kisi akan membesar pada arah vertikal. Selain itu karena adanya

pergantian atom Si oleh Al menyebabkan terjadinya penyebaran muatan negatif

pada permukaan bentonit.

2.4.2 Sifat Fisik dan Kimia Bentonit

Dalam keadaan kering bentonit mempunyai sifat fisik berupa partikel

butiran yang halus berbentuk rekahan-rekahan atau serpihan yang khas seperti

tekstur pecah kaca (concoidal fracture), kilap lilin, lunak, plastis, berwarna kuning

muda hingga abu-abu, bila lapuk berwarna coklat kekuningan, kuning merah atau

coklat, bila diraba terasa licin, dan bila dimasukan ke dalam air akan menghisap

air.

a. Sifat fisik bentonit

Sifat fisik bentonit yang sangat penting adalah sebagai Kapastitas Tukar

Ion (KTK), daya luas permukaan, reologi sifat mengikat dan melapas serta

palstisitas

1. Kapasitas Tukar Ion

Sifat ini untuk menentukan jumlah kadar air yang terserap dalam

bentonit (dalam hal ini mineral monmorollonit) dalam keseimbangan

(17)

monmollonit serta adanya unsur (ion atau kation) yang mudah terbuka dan

menarik air, kation atau ion Na mempunyai daya serap air yang lebih baik

dari ion lainya seperti: Mg,Ca, K dan H dengan demikian maka bentonit

yang dimasukkan dalam air akan mengembang dan akan membentuk

larutan koloid, bila air tersebut di keluarkan dari larutan koloid tersebut

maka akan terbentuk suatu massa, liat, keras dan tidak tembus air serta

bersifat lembut atau tahan terhadap reaksi kimia, sifat ini di terapkan

dalam pengeboran dan tekik sipil

2. Luas permukaan

Yang dimaksud dengan luas permukaan adalah jumlah kristal atau

butir-butir bentonit dinyatakan dalam m/gram, sifat ini sangat penting

karena semakin besar jumlah luas permukaan, makin banyak zat kimia

yang dapat terbawa ( melekat ) atau makin sempurna pori-pori yang dapat

tersisa sifat ini dimanfaatkan dalam industri kimia misalnya sebagai

katalis, pembawa racun dan jamur serta digunakan sebagai bahan pengisi

dan pengembangannya di dalam industri kertas, cat dan lain sebagainya.

3. Daya serap

Sifat ini di sebabkan oleh ketidak seimbangan muatan listrik dalam ion

serta adanya pertukaran ion, dalam mineral lampung daya serap terjadi

pada ujung dan permukaan kristal serta ruang diantara kation butir

lampung, bentonit mempunyai sifat mengadsorbsi karena ukuran partikel

koloidnya sangat kecil mempunyai kapasitas pertukatan ion yang angat

tinggi.

Tabel 2.8 Karakterisasi Bentonit

Karakterisasi Nilai

Massa jenis 2,2 – 2,8 gram/ L

Massa molekul relatif 549,07 gram/ L

(18)

Titik leleh 1330– 1430 C

b. Sifat- sifat kimia

Bentonit mineral yang memiliki gugus aluminoslikat unsur-unsur kimia

yang terkandung di dalam bentonit diperlihatkan pada Tabel 2.9

Tabel 2.9 Komposisi kimia

Senyawa Na- Bentonit (% ) Ca-Bentonit (% )

SiO2 61,3-61,4 62,12

Al2O3 19,8 17,33

Fe2O3 3,9 5,30

CaO 0,6 3,68

MgO 1,3 3,30

Na2O 2,2 0,50

K2O 0,4 0,55

H2O 7,2 7,22

2.5 PENGUJIAN DAN KARAKTERISASI

Dari hasil pembuatan sampel komposit yang terdiri dari campuran

polietilen/ low density polyethelene (LDPE) dengan pengisi bentonit alam, dilakukan beberapa karakterisasi : yakni sifat mekanik (kekuatan tarik ,

perpanjangan putus, dan Modulus Young), analisis termal dengan TGA dan DTA

, dan analisis morfologi.

2.5.1 Uji Mekanik.

Perilaku mekanika maupun sifat-sifat mekanik polimer termoplastik

sebagai respon terhadap pembebanan secara umum dapat dijelaskan dengan

mempelajari hubungan antara struktur rantai molekulnya dan fenomena yang

teramati. sifat mekanik meliputi kekuatan tarik , perpanjangan putus, Modulus

(19)

tergantung pada waktu (time-dependent) , ada dua mekanisme yang terjadi pada daerah elastis, yaitu:

1. Distorsi keseluruhan bagian yang mengalami deformasi

2. Regangan dan distorsi ikatan-ikatan kovalennya. (Bukit, 2011).

Gambar 2.8 Spesimen Uji Tarik dan Perilaku Polimer TermoplastikSaat Mengalami Pembebanan di Mesin Uji Tarik.

Pengujian tarik (tensile test) adalah pengujian mekanik secara statis

dengan cara sampel ditarik dengan pembebanan pada kedua ujungnya di mana

gaya tarik yang diberikan sebesar P (Newton). Tujuannya untuk mengetahui

sifat-sifat mekanik tarik (kekuatan tarik) dari komposit yang diuji. Tegangan

perpatahan adalah perbandingan gaya perpatahan mula-mula. Modulus Young

adalah ukuran suatu bahan yang diartikan ketahanan material tersebut terhadap

deformasi elastik. Makin besar modulusnya maka semakin kecil regangan elastik

yang dihasilkan akibat pemberian tegangan .

2.5.2 Analisis SEM (Scanning Elektron Microscopy)

SEM merupakan pencitraan material dengan mengunakan prinsip

mikroskopi. SEM dipakai untuk mengetahui struktur mikro suatu material

meliputi tekstur, morfologi, komposisi dan informasi kristalografi permukaan

partikel. Morfologi yang diamati oleh SEM berupa bentuk, ukuran dan susunan

(20)

Gambar 2.9 Dalam SEM berkas elektron berenergi tinggi mengenai permukaan material.

Untuk material bukan logam seperti isolator ,agar profil permukaan dapat

diamati dengan jelas dengan SEM maka permukaan material tersebut harus

dilapisi dengan logam. Film tipis logam dibuat pada permukaan material tersebut

sehingga dapat memantulkan berkas elektron. Metode pelapisan yang umumnya

dilakukan adalah evaporasi dan sputtering. Logam pelapis yang umumnya

digunakan adalah emas. (Frida, 2011).

2.5.3 Analisa Sifat Termal

Pada bahan polimer analisis termal digunakan untuk penentuan kontrol

kualitas suatu bahan. Analisa teramal secara umum didefinisikan sebagai

sekumpulan teknik yang mengukur sifat fisis suatu bahan dan atau hasil-hasil

reaksi yang diukur sebagai fungsi temperatur (Frida, 2011). Tanpa adanya

pengetahuan data-data termal, pemrosesan suatu bahan akan sangat sulit

dilakukan. Sifat termal suatu bahan menggambarkan kelakuan dari bahan tersebut

jika dikenakan perlakuan termal (dipanaskan / didinginkan). Dengan demikian

pengetahuan tentang sifat termal suatu bahan menjadi sangat penting dalam

kaitannya dengan pemrosesan bahan menjadi barang jadi maupun sebagai control.

Differential Thermal Analysis (DTA)

DTA adalah tehnik yang mencatat perbedaan antara suhu sampel dan

senyawa pembanding, baik terhadap suhu saat kedua specimen dikenali kondisi

suhu yang sama dalam sebuah lingkungan yang dipanaskan atau didinginkan pada

(21)

Analisis Termal Gravimetri (TGA)

Analisis Termal Gravimetri merupakan metoda analisis yang

menunjukkan sejumlah urutan dari lingkungan termal, kehilangan berat dari bahan

disetiap tahap, dan suhu awal perosotan (Hamid ,2008). Analisa termogravimetri

(TGA) dilakukan untuk menentukan kandungan pengisi dan kestabilan termal dari

Gambar

Tabel 2.1. Pertimbangan Pemilihan Komposit
Gambar 2.1. Komposit Serat, Komposit Partikel, Dan Komposit Laminat
Gambar 2.2.Kantong Plastik Yang Dibuat Dari Polietilena.
Gambar 2.3.Model 3D Dari Rantai Polietilena.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari dua atau lebih material berbeda sifat dan karakteristik yang berkerja bersama sama untuk memikul beban yang berkerja

Dalam penelitian tersebut diperoleh suatu hasil dimana struktur morfologi dari karet alam yang dicampur dengan polimetil metakrilat dengan berat molekul (Mc) 142 dan 500 g/mol