• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab-3. Propagasi dan Polarisasi Cahaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab-3. Propagasi dan Polarisasi Cahaya"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Cahaya sebagai Gelombang

Elektromagnetik (EM)

! " # $

(4)
(5)

Suatu persamaan elips dapat diungkapkan dalam 4-besaran : 1. Ukuran pada skala mayor

2. Ukuran pada skala minor 3. Sudut orientasi

4. sense (CW, CCW)

(6)
(7)

, # , $ %

, $ $ ! $

(8)

- $ $ ! '. */0. 1 0+#

$ # $ ! ' *" +%

y ) t

-kz cos( E

) t z, ( E

x t)

-kz cos( E

) t z, ( E

0y y

0x x

ε ω

ω + =

=

$ / ! #

(9)

! ! "#$

- $ $ ! $ 2 *ε 1 0+ $ $ ! '.

*/0. 1 /03+# . 1 %

y ) t

-kz cos( E

) t z, ( E

x t)

-kz cos( E

) t z, ( E

0y y

0x x

ε ω

ω + =

(10)

! ! "#$

(11)

!

sin

(12)
(13)
(14)
(15)

5 ! $ $

(16)

%&'&

' (&

) ' ( )*& &

$

"

5

5

(17)

-Tahun 1669: Bartholinus menemukan refraksi/pembiasan ganda pada kalsit.

Abad 17 – 19: Huygens, Malus, Brewster, Biot, Fresnel dan Arago, Nicol mengembangkan berbagai teori untuk membahas pembiasan ganda.

Abad 19: percobaan untuk menggambarkan amplitudo dari cahaya tak-terpolarisasi gagal.

Tahun 1852: Sir George Gabriel Stokes mengambil

(18)

*:+%

Polarisasi eliptik hanya berlaku pada waktu sesaat (fungsi dari waktu) :

ε

sin

ε

cos

(t)

E

(t)

E

(t)

E

(t)

E

2

(t)

E

(t)

E

(t)

E

(t)

E

2

0y y

0x x 2

0y y 2

0x

x

=

+





(19)

(

) (

)

(

) (

)

2

sin E

E 2 V

ε

cos E

sin

2

sin

2

cos

2

cos

2

cos

(20)

3

'"

Parameter-parameter Stokes dapat disusun kedalam vektor Stokes :

( ) ( )

LCP

I

RCP

I

135

I

intensitas

ε

sin

E

E

2

ε

cos

E

• Polarisasi Liniar • Polarisasi Sircular

• Terpolarisasi sempurna • Terpolasasi sebagian

• Tak-terpolarisai Q U V 0

(21)

3

'

(22)

3

'"

LHP light



LVP light +45º light -45º light

(23)

3

'"

RCP light





1

0

0

1

I

0

LCP light





1

0

0

1

(24)

+ , ) ' ( )*& &

Jika cahaya digambarkan oleh vektor-vektor Stokes, maka komponen-komponen optik digambarkan dengan matrik Mueller :

[Cahaya output ] = [matrik Muller] [cahaya input]

(25)

Elemen 1 Elemen 2 Elemen 3

1

M

M

2

M

3

(26)

Matrik Mueller M’ dari suatu komponen optik dengan matrik Mueller yang berputar sengan sudut α:

M’ = R(- α) M R(α)





=

1

0

0

0

0

2

cos

2

sin

0

0

2

sin

2

cos

0

0

0

0

1

)

R(

α

α

α

α

(27)

+-, . %*

/ &

Vektor Stokes dan matrik Mueller matrices tidak dapat

menggambarkan efek interferensi. Jika informasi fasa sangat pengitng (radio-astronomy, masers...), maka harus digunakan formulasi Jones, dengan vektor kompleks dan matrik Jones:

• Polarisasi Cahaya: • Komponen Optik:

=

(t)

E

(t)

E

(t)

J

y x





=

22 21

12 11

j

j

j

j

J

(28)
(29)

%

& 0( %

&

' (

* '*(

%&'

%

&

%

&

0

0

( %

( %

&

&

' (

' (

* '*(

* '*(

%&'

%&'

<

<

!

!

,

(30)

<

%

:%

$

!

>%

(31)

*:+%

$

<

Indeks bias merupakan besaran kompleks :

ik

n

=

• Bilangan riil

• Refraksi, dispersi

• Birefringence: bergantung pada polarisasi

• Bagian imajiner

• Absorpsi, atenuasi, dispersi.

(32)

+ ,

'

Polarisator

hanya

menyerap

satu

komponen

polarisasi, yang lainnya diteruskan.

Cahaya input adalah cahaya alami yang tidak

terpolarisasi.

Cahaya output adalah terpolarisasi (linier, sirkular,

eliptik).

(33)

+ , ' 1 &0 . '&

@

$

$

&

!

2

*

+ $

4 " %

A $

$

$

!

$

4

$

#

$

&

! $

$

&

!

%

3

$

$

4

$

#

$

$

4 %

(34)
(35)
(36)

+3,

A ! $ ! 3 * " , +

$ $ $ $

$ ! $

* $ ' +%

(37)

>%>% C

<

2

,

< 2 , ) $ ! ! $ * $

! $ +# $ $ $ %

(38)

• Kristal yang memiliki birefringence disebut kristal anisotropik.

• Model sederhana:

• Kristal anisotropik berarti elektron-elektron diikat dengan “pegas” yang berbeda, bergantung pada orientasi.

• “Konstanta pegas” yang berbeda memberikan kecepatan

propagasi yang berbeda, karena itu indeks biasnya berbeda. Akibatnya ada dua output.

Kristal isotropik

(NaCl)

Kristal

anisotropik

(39)

• Kristal polarisator digunakan sebagai :

• Beam displacers, • Beam splitters, • Polarizers,

• Analyzers, ...

(40)

>%?%

$

< 4

$

!

Refracted beam creates dipoles in medium

Brewster angle: dipole field zero perpendicular to

(41)

>%?%

$

< 4

5 $ '

* +%

5 ! 2 2

(42)

>%;%

(43)

#

'

) &(*

5

' $

2 $ $%

)

5 !

(44)

4

'

)&

)

&'

5 $ $ %

5 ' $ $

5 $ $ 2 ! %

* + $ * + $

! ! $ %

(45)

5

6&( &

5 2 ' %

C , $ ! !

$ ) $

A $ ) $ $

;DE $ $ ) 4 " " ! %

(46)

7

6&(

3(&

5 $ 2 C

5 $ $ ! $

C $ #

(47)

8

'

+ 9*

'

,

5 $ ! ' $ %

! $ ! $ %

! $ 2 4 " " ! $

(48)

&

=

&

&

(49)

) ' ( )*& & * '*(

'

Polarisator linier (ideal) untuk sudut χ:



sin

χ

2

cos

χ

2

sin

χ

2

sin

0

χ

2

cos

χ

2

sin

χ

2

cos

χ

2

cos

0

χ

2

sin

χ

2

cos

1

2

1

(50)

Linear (±Q) polarizer at 0º:



Circular (±V) polarizer at 0º :



Cahaya input: tak-terpolarisasi

Cahaya output : terpolarisasi



Referensi

Dokumen terkait

Buku ilmiah populer Etnobotani Tumbuhan Leucosyke capitellata di Kawasan Hutan Bukit Tamiang Kabupaten Tanah Laut mempunyai nilai 92,71% dengan kriteria sangat valid yang

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Karbon aktif merupakan zat karbon yang diberi perlakuan khusus yaitu dengan mengaktifasi karbon menggunakan reaksi oksidasi lemah menggunakan uap air pada suhu

Sejalan dengan penelitian Ningrum (2011) yang meneliti tingkat pengetahuan ibu tentang dampak pernikahan dini bagi remaja di wilayah desa Protomulyo Kaliwungu

Pernikahan beda agama merupakan pernikahan yang menarik perhatian masyarakat di negara ini. Meskipun pernikahan ini dianggap berbeda dengan kebiasaan masyarakat pada

4. Membantu implementasi management house keeping 5S di bidang Remaining Life Assessment Muara Karang 5. Ikut menjaga keamanan peralatan Remaining Life.. Assessment

-Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan Surat Kuasa dibuat di bawah tangan, tertanggal ..., bermeterai cukup dan dilekatkan pada minuta akta ini sebagai kuasa

Pembahasan ini dengan judul: “Penerapan Yurisdiksi Universal Melalui Mekanisme Ekstradisi Atas Kejahatan Terhadap Kemanusiaan (Crimes Againts humanity)”, adalah judul